Anthony de Mello |
“Jikalau seorang datang kepadaku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, istrinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi muridku.” – Lukas 14:26
Pandanglah dunia dan lihat ketidak-bahagiaan di sekitar Anda serta dalam diri Anda. Tahukah Anda apa penyebabnya? Anda mungkin akan mengatakan kesepian atau penindasan atau perang atau kebencian atau ateisme. Namun Anda salah. Hanya ada satu penyebab ketidak-bahagiaan: pandangan keliru dalam kepala Anda, pandangan yang begitu umum, begitu populer, sehingga Anda tidak pernah berpkir untuk mempertanyakannya Karena pandangan keliru itu, Anda melihat dunia dan diri Anda sendiri secara menyimpang. Pemrograman Anda begitu kuat dan tekanan masyarakat begitu intensif sehingga Anda benar-benar terjebak dalam cara pandang yang menyimpang terhadap dunia ini. Tidak ada jalan keluar, karena Anda menyimpang, pemikiran Anda salah, dan pandangan Anda keliru.
Lihat ke sekeliling Anda dan cari satu orang saja yang benar-benar bahagia – tidak punya rasa takut, bebas dari rasa tak aman, kecemasan, ketegangan, kekhawatiran. Anda akan sangat beruntung apabila bisa menemukan satu dalam seratus ribu orang. Hal itu seharusnya membuat Anda curiga pada pemrograman Anda dan pada kesamaan pandangan Anda dengan yang lain. Namun, Anda juga telah diprogram untuk tidak mencurigai, tidak meragukan, dan untuk begitu saja mempercayai asumsi yang ditanamkan dalam diri Anda oleh tradisi Anda, budaya Anda, masyarakat Anda, agama Anda. Dan apabila tidak bahagia, Anda telah dilatih untuk menyalahkan diri sendiri, bukan pemrograman Anda, bukan gagasan dan pandangan yang dibentuk oleh budaya dan warisan Anda. Yang membuatnya semakin buruk adalah fakta bahwa kebanyakan orang telah mengalami cuci otak sehingga tidak menyadari betapa tidak bahagianya mereka – seperti orang dalam mimpi yang tak sadar dia sedang bermimpi.
Apa pandangan keliru yang menghalangi Anda untuk meraih kebahagiaan? Inilah beberapa contohnya. Pertama: Anda tak bisa bahagia tanpa hal-hal yang Anda anggap sangat berharga (karena Anda melekat pada hal-hal itu). Keliru. Dalam kehidupan Anda, tidak pernah satu detik pun Anda tak memiliki semua yang Anda perlukan untuk bahagia. Pikirkan hal itu sejenak. Alasan Anda tidak bahagia adalah karena Anda berfokus pada apa yang tidak Anda miliki alih-alih pada apa yang Anda miliki sekarang.
Pandangan lain: Kebahagiaan itu adanya di masa depan. Tidak benar. Di tempat ini serta saat ini juga Anda sudah bahagia, dan Anda tidak mengetahuinya karena pandangan keliru serta persepsi menyimpang Anda membuat Anda terperangkap dalam rasa takut, rasa cemas, kelekatan, konflik, rasa bersalah, dan sekumpulan permainan yang terprogram untuk Anda mainkan. Apabila mau melihatnya, Anda akan menyadari bahwaa saat ini Anda bahagia dan tidak mengetahuinya.
Satu lagi pandangan: Kebahagiaan akan datang bila Anda bisa mengubah situasi Anda sekarang dan orang-orang di sekitar Anda. Tidak benar. Anda dengan bodoh membuang begitu banyak energi dengan mencoba menata ulang dunia. Apabila mengubah dunia adalah panggilan hidup Anda, silakan lakukan hal itu, tapi jangan berilusi bahwa hal itu akan membuat Anda bahagia. Yang membuat Anda bahagia atau tidak bahagia bukanlah dunia dan orang-orang di sekitar Anda, tapi pemikiran dalam kepala Anda. Mencari kebahagiaan dalam dunia di luar Anda sama seperti mencari sarang elang di dasar laut. Jadi, apabila yang Anda cari adalah kebahagiaan, Anda bisa berhenti membuang-buang energi mencoba menyembuhkan kebotakan Anda atau membentuk tubuh yang menarik atau mengubah tempat tinggal atau pekerjaan atau komunitas atau gaya hidup atau bahkan kerpibadian Anda. Sadarkah Anda bahwa Anda bisa mengubah semua itu – Anda bisa punya wajah yang paling sempurna dan kepribadian yang paling menawan serta lingkungan yang paling menyenangkan – dan masih merasa tidak bahagia? Dan jauh di lubuhk hati Anda tahu itu benar, tapi Anda tetap masih membuang-buang usaha dan tenaga mencoba memperoleh apa yang Anda tahu tidak bisa membuat Anda bahagia.
Pandangan keliru lain: Apabila semua keinginan Anda dipenuhi, Anda akan bahagia. Tidak benar. Kenyataannya, semua keinginan dan kelekatan itulah yang membuat Anda merasa tegang, frustrasi, gelisah, rapuh, serta was was. Buatlah daftar semua kelekatan dan keinginan Anda, serta untuk masing-masing hal itu ucapkan kata-kata ini: “Jauh di lubuk hatiku aku tahu bahwa meski sudah memilikimu, aku takkan memperoleh kebahagiaan.” Dan renungkan kebenaran kata-kata itu. Pemenuhan keinginan hanya bisa memberikan sekelebat rasa nikmat dan gairah. Jangan menyamakannya dengan kebahagiaan.
Kalau begitu, apakah kebahagiaan itu? Sedikit sekali orang yang tahu dan tidak ada yang bisa memberithau Anda, karena kebahagiaan tak bisa digambarkan dengan kata-kata. Bisakah Anda menggambarkan terang kepada orang-orang yang telah duduk dalam kegelapan seumur hidup mereka? Bisakah Anda menggambarkan kenyataan kepada seseorang yang hidup dalam mimpi? Pahami kegelapan Anda, dan kegelapan itu akan lenyap; kemudian Anda akan tahu apa itu terang. Pahami bahwa mimpi buruk Anda adalah mimpi buruk, dan mimpi buruk itu pun akan berhenti; maka Anda akan bangun serta melihat kenyataan. Pahami pandangan keliru Anda, dan pandangan keliru itu akan berubah; maka Anda akan tahu seperti apa rasanya kebahagiaan.
Apabila orang-orang begitu menginginakan kebahagiaan, mengapa mereka tidak mencoba memahami pendapat keliru mereka? Pertama, karena tak pernah terpikir oleh mereka untuk menganggapnya keliru atau bahkan untuk menganggapnya sebagai sebuah pendapat. Mereka melihatnya sebagai fakta dan kenyataan, karena begitu dalamnya pemrograman mereka. Kedua, karena mereka takut kehilangan satu-satunya dunia yang mereka ketahui: dunia keinginan, kelekatan, ketakutan, tekanan sosial, ketegangan, ambisi, kekhawatiran, rasa bersalah – bersama sekelabat rasa nikmat dan lega serta gairah yang dibawa. Bayangkan seseorang yang takut melepaskan sebuah mimpi buruk karena, pada akhirnya, hanya itulah duia yang diketahuinya. Nah, itulah gambaran diri Anda sendiri dan orang lain.
Apabila ingin memperoleh kebahagiaan abadi, Anda harus siap membenci ayah, ibu, bahkan kehidupan Anda sendiri, dan mengucapkan selamat tinggal kepada semua milik Anda. Bagaimana caranya? Tidak dengan meninggalkan atau melepaskan semua, karena apa yang Anda lepaskan secara tiba-tiba akan selamanya mengikat Anda. Melainkan dengan melihat semua itu sebagai apa adanya, yaitu mimpi buruk; dan kemudian, entah Anda mempertahankannya atau tidak, semua akan kehilangan cengkeramannya pada diri Anda, kekuatannya untuk melukai Anda, dan Anda akhirnya akan keluar dari mimpi Anda, keluar dari kegelapan Anda, ketakutan Anda, ketidak-bahagiaan Anda.
Jadi, luangkan sedikit waktu untuk melihat semua kelekatan Anda seperti apa adanya, yaitu sebuah mimpi buruk yang di satu sisi memberi Anda gairah dan kenikmatan, tapi di sisi lain juga memberi Anda kekhawatiran, rasa rapuh, ketegangan, kecemasan, rasa takut, ketidak-bahagiaan.
Lepaskanlah keterikatan Anda dari semuanya apakah ayah dan ibu; istri dan anak-anak; saudara laki-laki dan perempuan; semua harta milik Anda; dan kehidupan Anda sekarang. Setiap hal yang Anda pertahankan mati-matian dan yang Anda yakini tidak bisa Anda lepaskan adalah mimpi buruk. Kemudian, Anda akan membenci ayah dan ibu, istri dan anak-anak, saudara laki-laki dan perempuan, dan bahkan kehidupan Anda sendiri. Dan Anda akan dengan mudah mengucapkan selamat tinggal kepada semua milik, yaitu Anda akan berhenti melekat pada semua itu dan dengan begitu menghancurkan kemampuannya untuk menyakiti Anda.
Lalu, akhirnya, Anda akan mengalami kondisi misterius yang tidak bisa digambarkan atau dinyatakan – kondisi kebahagiaan dan kedamaian abadi. Dan Anda akan memahami kebenaran hal ini: siapa pun yang berhenti melekat pada saudara laki-laki atau perempuan, ayah, ibu, atau anak-anak, tanah atau rumah mereka…mendapat ganjaran 100 kali lipat dan memperoleh kehidupan kekal.