Oswald Chambers |
Perintah Yesus dalam hal menghakimi sangatlah sederhana, Ia berkata, “Jangan menghakimi”. Orang Kristen rata-rata merupakan orang-orang yang paling kritis. Mengkritik merupakan kegiatan yang lazim dilakukan oleh kebanyakan manusia namun di alam rohani, kritikan tidak akan mencapai apa-apa. Efek dari kritikan adalah terbagikan kekuatan orang yang dikritik itu. Roh Kudus merupakan satu-satunya pribadi yang berada di posisi untuk mengkritik dan hanya Ia saja yang dapat menunjukkan apa yang salah tanpa menyakiti dan melukai.
Akan sangat mustahil untuk bersekutu dengan Allah di saat Anda berada di dalam suasana hati yang mengkritik. Kecaman akan membuat Anda menjadi keras, dendam dan kejam; dan di saat yang bersamaan pula Anda akan mendapatkan kesan bahwa diri Anda lebih baik dari orang lain. Yesus berkata bahwa sebagai murid-Nya, Anda tidak boleh memupuk watak pengkritik dalam diri Anda. Hal ini tidak akan langsung terjadi tetapi merupakan hal yang harus terus-menerus dikerjakan. Anda harus sentiasa peka terhadap hal apa saja yang membuat Anda berpikir bahwa Anda lebih baik dari orang lain.
Saya tidak dapat luput dari penyelidikan Yesus yang menusuk. Jika saya melihat debu di mata orang lain, itu berarti terdapat balok di mata saya sendiri. Setiap hal yang salah yang saya lihat di diri orang lain, Tuhan menemukannya di dalam diri saya. Setiap kali saya menghakimi, saya sedang mengutuk diri saya sendiri (lihat Roma 2:17-24).
Berhentilah memakai kayu pengukur ke atas orang lain. Selalu akan ada satu lagi fakta yang tidak kita ketahui di dalam situasi orang itu. Hal pertama yang Tuhan lakukan adalah membersihkan kita sepenuhnya secara rohani. Setelah itu barulah tidak mungkin lagi ada kesombongan yang tersisa di dalam kita. Saya masih belum bertemu dengan seorang yang tidak berpengharapan, setelah saya melihat diri saya sendiri di luar anugerah Allah.
(Renungan singkat di atas diterjemahkan dari My Highest for His Utmost, oleh Oswald Chambers)