new-header-renungan
new-header-renungan
previous arrow
next arrow

 

Rick Warren |

Salah satu ucapan bahagia Yesus yang paling banyak disalah-pahami mungkin juga merupakan ucapan yang paling penting untuk kita kuasai di tahun 2010: “Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan mewarisi bumi” (Mat. 5.5).

Biarlah kita jujur. Hal ini kedengaran konyol. Anda akan berpikir bahwa untuk mewarisi bumi Anda harus terlebih dulu menginjak-injak orang lain. Tapi kita telah kehilangan arti sesungguhnya kelemah-lembutan. Lemah lembut tidak berarti bahwa kita lemah. Yesus dan Musa digambarkan sebagai lemah lembut, dan yang pasti mereka tidak lemah. Kelemah-lembutan sesungguhnya berarti kekuatan yang terkendali. Kata Yunaninya merujuk kepada kuda liar yang dijinakkan atau obat yang dapat mengatasi demam panas.

Kekuatan yang terkendali adalah ciri penting setiap Pemimpin Kristen. Seorang Pemimpin yang tidak dapat mengendalikan kekuatannya tidak dapat memimpin orang lain untuk berbuat demikian.

Berikut adalah lima langkah untuk mengendalikan kekuatan Anda di tahun 2010.

    1. Saat orang melayani Anda, berpengertianlah dan tidak menuntut

Filipi 2:4-5 berkata, “Janganlah hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tapi kepentingan orang lain juga. Hendaklah kamu memiliki sikap yang sama dengan Yesus.”

Kita setiap waktu berinteraksi dengan orang yang melayani kita. Pelayan di restoran, sekretaris dan pegawai bank, contohnya. Salah satu tanda terbaik seorang Pemimpin Kristen adalah ia berhubungan dengan orang lain dengan hormat dan sopan. Apakah Anda orang yang berpengertian atau menuntut? Apakah Anda meminta untuk bertemu dengan manajer setiap kali pesanan Anda bermasalah? Atau apakah Anda meresponi dengan kebesaran hati?

Pemimpin yang baik tidak diukur dengan bagaimana orang lain melayani dia, tapi dengan bagaimana ia melayani orang lain. Sangatlah mudah untuk meresponi orang yang melayani kita dengan tuntutan dan semangat yang kritis. Kita dipanggil untuk melakukan yang berlawanan. Pengampunan itu harus langsung. Rasa hormat pada orang lain itu harus menjadi kebiasaan kita.

    1. Saat dikecewakan orang lain, janganlah bersifat kasar dan  menghakimi

Paulus memberitahu kita di Roma 14.1, “Terimalah orang yang lemah imannya, tapi janganlah berdebat dengannya tentang pendapat pribadinya.” Sukacita itu datang saat Anda menerima orang apa adanya. Mereka tidak perlu mencapai standard tertentu untuk dikasihi.

Apa yang menjadi respon Anda saat hidup Anda dikacaukan oleh orang lain? Apakah Anda langsung menghakimi dan mengkritik? Inilah hal yang menyedihkan. Banyak di antara kita yang secara diam-diam merasa senang saat orang jatuh di dalam masalah karena itu membuat kita kelihatan seperti raksasa rohani. Tapi kelemah-lembutan berarti Anda tidak bersifat kasar dan tidak menghakimi saat orang mengecewakan Anda.

Hal yang paling membuat Yesus marah adalah orang agamawi yang sok benar yang selalu menghakimi orang lain.

    1. Saat orang berbeda pendapat dengan Anda, bersikap lunaklah tanpa menyerah

Kita tidak dapat menyenangkan setiap orang. Saat kita menyenangkan kelompok A, kelompok B mungkin tidak senang. Satu saat Anda seorang pahlawan dan di detik yang berikutnya Anda bukan siapa-siapa. Kita harus bersikap lunak tanpa menyerah. Salah satu ujian kedewasaan rohani yang paling penting adalah bagaimana kita menangani orang yang berbeda pendapat, yang membantah dan yang menjengkelkan kita. Kita punya tiga pilihan.

      • Anda bisa mengalah dalam ketakutan.
      • Anda bisa menyerang dalam kemarahan.
      • Anda bisa meresponi dengan kasih.

Kelemah lembutan tidak berarti Anda berkompromi tentang apa yang Anda yakini. Janganlah bersikap pasif dan membiarkan orang lain berbuat semaunya. Itu bukan kelemah lembutan, itu kelemahan. Anda tidak perlu bereaksi dengan marah. Jangan meledak saat orang tidak bersetuju dengan kita.

Opsi yang ketiga itu merupakan yang terbaik. Alkitab berkata di 2 Timotius 2.24-25 bahwa kelemah-lembutan adalah syarat bagi kepemimpinan rohani: “Seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, mereka harus dengan lemah lembut mengajar mereka yang menentang kebenaran. Mungkin Allah akan mengubah hati mereka, dan mereka akan mempercayai kebenaran.” Apakah Anda orang yang senang bertengkar? Kita harus dengan lemah lembut mengajar dan berharap yang Tuhan yang akan memberikan mereka perubahan hati.

    1. Saat dikoreksi, kita harus dapat dididik dan bukan menjauhi orang lain

Kelemah-lembutan adalah sikap hati orang yang dapat dididik. Banyak di antara kita yang menghabiskan waktu mengajar orang lain sebenarnya bergumul untuk menjadi orang yang dapat diajar oleh orang lain. Ini suatu hal yang menyedihkan. Pemimpin Kristen adalah orang yang lemah lembut yang tidak sok tahu. Mereka tahu mereka tidak perlu mengetahui semuanya.

Yakobus 1:19 berkata, “Setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah.” Setiap orang, itu berarti termasuk kita juga.

Saat Jemaat kita memberikan saran yang membangun, bagaimana Anda menanganinya? Apakah Anda merasa tersinggung dan bersifat defensif? Orang yang lemah lembut tidak memiliki semua jawabannya. Sebetulnya, mereka sangat berwaspada dengan orang yang selalu memiliki semua jawabannya.

Pemimpin yang lemah lembut juga membuka diri untuk ide-ide yang baru. Mereka sanggup berubah saat mereka mempelajari sesuatu yang baru.

    1. Saat disakiti, jadilah orang yang berinisiatif untuk mengampuni, bukan membalas

Anda pasti akan disakiti di dalam pelayanan. Ini bukan persoalan jika, tapi persoalan kapan. Bagaimana Anda meresponi saat disakiti akan sangat mempengaruhi pelayanan Anda. Roma 12.21 berkata, “Janganlah dikalahkan oleh kejahatan; tapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan.” Kita harus meresponi rasa sakit dengan kasih, bukan pembalasan.

Membalas berarti bereaksi. Tapi meresponi dengan memberikan pengampunan, sekalipun pihak yang lain tidak memintannya, adalah suatu inisiatif.

Saat seorang berkata, “Kamu membuat aku marah!” Mereka sedang mengakui kepada pihak yang satu lagi bahwa orang itu mempunyai kuasa untuk menguasai emosi mereka. Itu adalah kelemahan – bukan kelemah-lembutan. Di momen Anda mulai mencari pembalasan, Anda sudah kehilangan kendali di atas hidup Anda. Yesus berkata bahwa orang yang lemah lembut adalah orang yang tahu bagaimana untuk melepaskan (let go).

Apa yang dimaksudkan oleh Yesus saat Ia berjanji, “Berbahagialah orang yang dapat menguasai reaksi mereka, karena mereka akan mewarisi bumi”? Anda akan menguasai setiap situasi karena Anda tidak dikuasai olehnya. Jika Anda seorang yang lemah lembut, Anda bukan lagi seorang korban. Anda adalah orang yang mengendalikan pilihan-pilihan Anda.

Victor Frankl, psikiater terkenal yang melewati Auchwitz berkata, “Mereka mengambil pakaian saya, istri saya, anak-anak saya dan cincin nikah saya. Saya berdiri telanjang di depan pengawal SS itu dan saya menyadari bahwa mereka bisa mengambil segala sesuatu di dalam kehidupan saya tapi mereka tidak dapat mengambil kehendak bebas saya untuk memilih bagaimana saya akan meresponi mereka!

Itulah kemerdekaan yang sejati. Apa lagi yang Anda mau di tahun 2010?

(Diterjemahkan dan diedit seperlunya oleh CPM)