new-header-renungan
new-header-renungan
previous arrow
next arrow

 

 Seorang pendeta, Reverend Derek Rigby duduk di tangga gerejanya waktu jemaatnya tiba untuk menghadiri kebaktian hari Minggu. Rev. Digby menyamar sebagai seorang gelandangan dengan memakai rambut palsu yang panjang dan pakaian kotor yang berbau alkohol. Setelah tidak ada satu pun Jemaat yang mengindahkannya di pintu depan gerejanya sendiri, ia lalu masuk ke dalam gereja dan duduk di bangku gereja dan menempatkan beberapa alat suntik yang sering dipakai pecandu narkoba di sekitar bangkunya sambil meminum dari sekaleng bir.

Tetapi tidak satu pun jemaatnya di Trinity Methodist Church di Prestatyn, North Wales yang berbicara kepada dia atau menawarkan bantuan.

Setelah itu, pendeta yang berusia 51 tahun itu menanggalkan rambut palsunya dan berjalan ke mimbar dan menyampaikan khotbah hari Minggunya tentang kegagalan para murid untuk mengenal Yesus Kristus di jalan menuju Emaus setelah kebangkitan-Nya.

Rev. Rigby berkata: “Sangat menarik untuk melihat reaksi dari orang-orang – tidak ada yang peduli, saya sama sekali diabaikan.

“Ini menunjukkan kita tidak akan melihatnya saat Tuhan sedang berkerja dan kita tidak mengenal Tuhan di dalam diri satu sama lain.”

Rev. Ribgy merupakan seorang anggota polisi selama 15 tahun sebelum ia ditahbiskan menjadi pendeta 20 tahun yang lalu. Ia sudah pernah melakukan hal yang sama di dua gereja yang pernah dilayaninya di London dan di Newport, South Wales.

Dia berkata: “Di kedua tempat itu setidaknya saya diberikan uang ₤4.50, satu paket biskuit dan selembar selimut – tetapi di Prestatyn saya tidak mendapat apa-apa.”

“Saya memberitahu Jemaat bahwa mereka itu orang-orang pelit.”

Bagaimana dengan kita, apa reaksi kita jika menemukan orang yang demikian di gereja kita? Apakah kita akan menawarkan bantuan atau apakah kita akan menjauhinya karena mungkin pakaian bagus yang selalu kita pakai di hari Minggu itu akan menjadi kotor. Ada Jemaat, terutamanya yang wanita yang berkata bahwa mereka tidak akan menawarkan bantuan kepada seorang pria, apalagi kalau ia berbau alkohol karena bisa saja ia dalam keadaan mabuk dan siapa tahu apa yang akan orang mabuk lakukan. Memang masuk di akal juga alasan mereka, tetapi kira-kiranya apa alasan para Jemaat pria di gereja? Bagaimana dengan para penyambut tamu? Apa yang dapat menjadi alasan mereka?

Nasihat penulis Ibrani kepada kita di Ibrani 11 ayat 2 adalah jangan kamu lupa melayani orang asing (entertain strangers), sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah melayani malaikat-malaikat.

(Berita tentang Rev. Rigby dilaporkan di koran The Telegraph, Inggris tanggal 10 Juli 2008, www.telegraph.co.uk)