new-header-kesaksian

 

Yuri adalah seorang gembong kriminal Rusia. Banyak pabrik dan perusahaan di Rusia berada di bawah penguasaannya bahkan termasuk banyak pejabat negara. Sekalipun pernah dipenjarakan selama 15 tahun namun hal itu tidak mempengaruhi kekuasaan maupun kekayaannya. Setelah keluar dari penjara, Yuri terjebak masalah kecanduan narkoba yang parah. Hal ini membuatnya memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai pemimpin gengnya. Dia tahu dia tidak dapat lagi berfungsi sebagai pemimpin untuk kelompoknya. Dia menyarankan untuk orang lain mengganti posisinya. Semuanya baik-baik saja sampai keesokan harinya.

Saat dia dalam perjalanan pulang ke rumahnya, dia mendengar bunyi tembakan senjata api. Sebuah peluru ditembak dari belakang menembusi tulang belakang dan nyaris terkena saraf tulang punggungnya. Saat Yuri sadar, dia sudah berada di rumah sakit. Orang-orang yang merupakan pengikut setianya selama ini telah dengan cepat berpaling melawan dia. Bukan hal yang mudah baginya untuk meninggalkan dunia kriminal. Dia tahu terlalu banyak rahasia geng. Anggota gengnya sendiri yang merencanakan pembunuhannya.

Para doktor membiarkan peluru itu bersarang di tubuhnya karena takut akan melukai sarafnya dan mengakibatkan kelumpuhan. Setelah pada akhirnya keluar dari rumah sakit, dengan segera Yuri mencari orang yang mau membunuhnya. Saat mengetahui posisi musuhnya, dia mengambil dua senjata api dan menuju ke lokasi.

Tapi Tuhan mempunyai rencana yang lain. Ketika Yuri mendekati rumah orang itu, dia tiba-tiba mendengar suatu suara, “Yuri, ampunilah dia.” Pada awalnya Yuri bingung dan sama sekali tidak tahu siapa atau apa yang sedang berbicara kepadanya. Dia melanjutkan langkahnya, tapi suara itu semakin lama semakin lantang, “Ampunilah dia!”

Akhirnya Yuri tiba ke lokasi dan melihat pria yang mau dibunuhnya. Di detik itu, bertentangan dengan apa yang ada di pikirannya dan apa yang mau dia lakukan, Yuri tidak menembak. Entah mengapa, dia hanya memandang pada pria itu dan berkata, “Aku tidak tahu mengapa engkau menembak aku, tapi aku mengampuni engkau.” Dengan kata-kata yang membuat pria itu terkejut dan bingung, Yuri lalu berjalan pergi meninggalkannya. 

Setelah peristiwa itu, Yuri mulai banyak memikirkan tentang Tuhan. Hal itu adalah sesuatu yang tidak masuk akal baginya. Dia mulai mengunjungi gereja yang digembalai oleh seorang pendeta bernama, Igor Sokolov yang melayani d bawah Asosiasi Gereja Slovik. Lewat pelayanan Pendeta Sokolov, Yuri mulai belajar tentang kasih dan pengorbanan Kristus.

Suatu hari, saat Yuri sedang berjalan menuju ke gereja, tiba-tiba dia merasakan kakinya begitu berat dan dia sama sekali tidak dapat melanjutkan perjalanan. Yuri jatuh tersimpuh di jalanan. Hatinya penuh dengan penyesalan dan keinsafan akan dosa-dosanya. Di saat itu juga dia meminta Allah untuk mengampuni dosanya dan meminta Tuhan untuk masuk ke dalam hatinya.

Sejak itu, Yuri mulai bertumbuh di dalam pengetahuan dan iman akan Kristus. Kehidupan dan sikap hatinya mengalami transformasi yang nyata. Pendeta Sokolov sangat menyambut baik Yuri sebagai anggota aktif di gerejanya.

Namun, Yuri harus membayar harga untuk gaya hidupnya yang penuh dosa di waktu lampau. Sekalipun Tuhan telah mengampuni dan menyucikan dia dari segala dosanya, namun Yuri harus menanggung akibat dan konsekuensi dari dosa-dosanya. Dia sekarang dirawat di rumah sakit karena penyakit tuberkulosis dan juga HIV. Namun, hal itu tidak mematahkan semangatnya, dia masih tetap rajin ke gereja dan mengikuti pertemuan-pertemuan PA.

Apabila Anak memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka – Yoh. 8:36.