new-header-renungan
new-header-renungan
previous arrow
next arrow

 

Oswald Chambers |

Salah satu tugas yang paling susah yang harus ditangani oleh gereja adalah memilih pendeta yang baik.

Seorang anggota komite pemilihan pendeta setelah melewati proses yang panjang dan melelahkan dalam menentukan calon pendeta gerejanya akhirnya kehilangan kesabaran karena satu demi satu pemohon yang memasukkan lamaran ditolak oleh komite yang bertanggungjawab. Akhirnya anggota ini berdiri dan membacakan sepucuk surat yang katanya dari seorang pemohon:

Yth. Bapak-bapak,

Saya mendapat tahu ada lowongan di gereja Anda. Saya mau melamar untuk posisi itu. Saya mempunyai banyak pengalaman dan cukup layak untuk menjadi seorang pelayan Tuhan. Saya seorang pengkhotbah yang sukses dan juga seorang penulis yang sukses. Ada juga orang yang berkata bahwa saya seorang pengurus yang baik. Selama ini saya telah menjadi seorang pemimpin di tempat-tempat yang saya layani.

Usia saya lebih dari 50 tahun dan saya tidak pernah melayani di suatu tempat lebih dari tiga tahun. Di beberapa tempat saya harus meninggalkan kota itu karena pelayanan saya mengakibatkan kekacauan dan menganggu kesejahteraan orang lain. Saya juga harus mengakui bahwa saya pernah dipenjarakan tiga atau empat kali, tetapi yang jelas penangkapan saya itu bukan karena kesalahan saya.

Kesehatan saya juga kurang bagus, namun saya tetap dapat mengerjakan banyak hal. Gereja-gereja yang pernah saya layani semuanya kecil-kecil walaupun letaknya di beberapa kota yang besar

Hubungan saya dengan pemimpin keagamaan di kota-kota tempat saya melayani tidaklah begitu bagus. Pada kenyataanya, beberapa pernah mengancam saya dan bahkan menyerang saya secara fisik. Saya tidak begitu bagus dalam menyimpan catatan. Saya bahkan sudah lupa siapa yang pernah saya baptis.

Bagaimanapun jika Saudara mau memakai saya, saya berjanji untuk melakukan yang terbaik.

Sekian.

Selesai membaca surat itu, anggota komite itu berpaling kepada anggota yang lain dan bertanya, “Bagaimana menurut Bapak-bapak?” Apakah kita menerima orang ini saja?”

Anggota-anggota yang lain semuanya kaget!! Mempertimbangkan orang yang sakit-sakitan, pencetus masalah ke mana dia pergi, mempunyai ingatan yang kurang bagus dan yang lebih parah lagi mantan narapidana!! Gila!! Siapa dia yang begitu berani melamar ke sini dengan latar belakang yang begitu buruk??

Anggota komite yang membacakan surat khayalan itu memandang mereka semua dan berkata,” Surat ini ditandatangani oleh Rasul Paulus!”