Pastor Eric Chang | Matius 10:16-25 |

Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu. Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah akan anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. Apabila mereka menganiaya kamu dalam kota yang satu, larilah ke kota yang lain; karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang. Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang hamba dari pada tuannya. Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya.


Prinsip keselamatan

Hari ini, kita melanjutkan pembahasan Firman Allah di Matius 10:16-31. Di pesan yang lalu kita telah melihat apa artinya menjadi layak; kita melihat bahwa kelayakan adalah sikap yang memampukan kita menerima berkat keselamatan Allah. Kita juga melihat di ayat-ayat 11-13 bahwa mereka yang tidak layak tidak akan menerima berkat. Sekalipun berkat itu sudah diucapkan para murid disuruh untuk mengambilnya kembali jika ternyata orang yang menerima itu terbukti tidak layak. “Salammu itu kembali kepadamu,” perintah Yesus pada mereka. Ini adalah peringatan keras bagi kita.

Anda mungkin sudah berada di sini dan berkat Allah siap untuk diberikan kepada Anda, akan tetapi jika Anda terbukti tidak layak, Anda bukan sekadar tidak menerimanya, tetapi apa yang sudah diberikan akan diambil dari Anda. Ini berarti bahwa kemurahan dan kasih karunia Allah itu diberikan kepada Anda secara cuma-cuma tetapi jika Anda tidak layak, maka apa yang pernah diberikan akan diambil kembali dari Anda. Itu adalah kata-kata dari Yesus, bukan dari saya. “Sekalipun engkau telah mengucapkan salammu kepadanya, salammu itu akan kembali padamu jika mereka tidak layak.” Karena itu sangatlah penting bagi kita untuk memahami apa itu sikap yang layak di hadapan Allah. 

Pada Hari Penghakiman nanti, akan ada banyak orang Kristen yang mendapati dirinya berada di sisi yang salah. Banyak dari ajaran Yesus yang memperingatkan kita akan pokok ini. Bacalah baik-baik perumpamaan tentang hamba yang tidak mau mengampuni. Hamba yang tidak mau mengampuni ini sebenarnya telah diampuni hutangnya yang berjumlah sangat besar. Akan tetapi karena dia menolak untuk mengampuni hutang temannya yang hanya berjumlah kecil, hutangnya yang tadinya telah diampuni kemudian dibebankan lagi kepadanya. Dengan kata lain, pengampunan telah ditarik kembali darinya. Pertimbangkanlah hal ini, hutangnya sendiri telah diampuni, akan tetapi karena terbukti bahwa dia tidak layak menerima pengampunan itu, dia lalu dituntut untuk melunasi segenap hutangnya.

Ini adalah firman yang keras yang sangat tidak nyaman di telinga kita. Anda mungkin tidak suka mendengarkannya akan tetapi inilah ajaran Yesus, bukan dari saya. Saya tidak punya kewenangan untuk mengubah gambarannya. Akan tetapi banyak orang Kristen sekarang ini yang tampaknya mengira bahwa mereka berwenang untuk mengubahnya. Tetapi jika kita berbicara tentang kebenaran sebagaimana yang diajarkan Yesus, kita yang dipermasalahkan. Akan tetapi saya tidak akan goyah dalam menyatakan kebenaran. Jadi saya ingatkan sekali lagi tentang ajaran Yesus – damai sejahtera dan keselamatan akan datang kepada Anda akan tetapi Anda harus terbukti layak untuk itu. Itulah faktanya.

Di pesan yang lalu tentang hal kelayakan, saya menyampaikan tentang ilustrasi nyata dari pengalaman John Sung tentang seorang penatua di sebuah gereja yang meminta didoakan. Penatua yang menyimpan dosa di dalam hidupnya memintanya John Sung untuk mendoakan kakinya yang lumpuh. Dan kali pertama John Sung berdoa baginya, dia tidak sembuh. Doa yang kedua kalinya bukan sekadar tidak menyembuhkannya tetapi ia malah jatuh mati! Walaupun setelah itu John Sung membangkitkan dia kembali, akan tetapi kakinya yang lumpuh itu tidak sembuh. Karena dia tidak layak, dia tidak bisa menerima berkat dari Allah. Orang itu bukan sekadar tidak menerima berkat, tetapi dia bahkan hampir masuk ke dalam kutuk; dia nyaris kehilangan nyawanya!

Ilustrasi di atas memberikan kita satu peringatan yang keras: jangan main-main dengan Allah yang hidup. Allah adalah Allah yang hidup. Berhati-hatilah jika Anda berurusan dengan-Nya. Kebaikan-Nya tidak terbatas, akan tetapi kekerasan-Nya juga sangat hebat. Kekerasan-Nya sangat hebat terhadap mereka yang menginginkan berkat dari Tuhan tapi tetap mau bertahan di dalam dosa. Seperti yang kita lihat di dalam Roma 11:22, kemurahan Allah diimbangi dengan kekerasan-Nya terhadap mereka yang bertahan di dalam dosa.


Mengebaskan debu

Di ayat-ayat 14 dan 15, Yesus berkata bahwa jika seseorang tidak menerimamu, maka kebaskanlah debu dari kakimu. Apakah artinya? Itu adalah tanda bahwa tidak ada lagi hubungan di antara Anda dengan orang itu. Saya tidak punya kaitan apa-apa lagi denganmu. Saya bahkan tidak mau kaki saya terkena debu dari rumahmu dan juga dari jalan-jalanmu.

Lalu apa arti dari putusnya hubungan ini? Ini berarti mulai dari sekarang saya tidak bertanggungjawab atas apa yang akan terjadi padamu. Saya telah berseru kepada Anda untuk bertobat. Saya telah menyampaikan panggilan untuk menerima keselamatan Allah, tetapi kamu tidak mau menerima kabar baik ini, maka saya tidak lagi bertanggung jawab atas dirimu karena kamu telah menolak Injil. Itulah makna simbolik dari mengebaskan debu di ayat 14.

Semua ini menunjukkan kepada kita bahwa karakter Allah sangtalah seimbang. Ada orang yang selalu membayangkan Allah sebagai pribadi yang sangat menyayangi dan tidak dapat bertindak keras. Ada juga yang membayangkan Allah sebagai pribadi yang sangat keras dan tidak tahu bagaimana mengasihi. Akan tetapi Allah adalah keduanya karena Dia adalah kasih dan kekudusan sekaligus. Allah adalah Pribadi yang seimbang, tidak seperti kepribadian manusia yang cenderung berat ke satu sisi. Di dalam Allah kekerasan atau perlunya kekudusan itu selalu diimbangi oleh kasih yang sempurna. Anda tidak akan menemukan pribadi semacam ini di dunia. Demikianlah, Allah sangat peduli dengan keselamatan kita sehingga Dia memperingatkan kita tentang apa akibatnya jika kita tidak menerima keselamatan itu. Dia memberitahu kita bahwa menerima atau menolak kasih-Nya bukanlah tanpa akibatnya. Meninggalkan kasih Allah atau berpaling dari kasih Allah berarti kita akan binasa di dalam dosa.

Di zaman ini, seorang penginjil berada dalam posisi yang sangat menentukan. Orang dapat melihat besarnya kasih Allah dan juga melihat betapa mengerikannya dosa itu. Dosa pasti akan membinasakan Anda, sama halnya dengan penyakit kanker, dan di sini ada Dokter Agung yang dengan senang hati ingin menolong Anda. Jika saya mengasihi Anda, saya akan mengungkapkan kasih saya sama dengan cara Allah menyatakan diri-Nya lewat pribadi Yesus. Saya akan berkata kepada Anda, “Datanglah kepada Tabib Agung ini dan Dia akan menyembuhkan kanker Anda. Tetapi jika Anda tidak mau datang, izinkan saya untuk memperingatkan Anda, saya tidak bertanggung jawab atas apa yang akan terjadi pada Anda. Anda akan binasa oleh kanker Anda. Anda akan mati dalam kepedihan yang tak terkirakan. Saya mohon agar Anda percaya akan apa yang saya katakan. Semua itu tidak perlu terjadi atas diri Anda. Datanglah kepada Allah dan Dia akan menyembuhkan penyakit Anda.”  

Saya harus mengatakan keduanya. Saya harus berkata, “Datanglah kepada Allah dan sembuhlah. Tetapi jika Anda tidak datang kepada Allah, maka Anda akan binasa di dalam penderitaan.” Dan saya akan melakukan segala sesuatu untuk menarik perhatian Anda akan persoalan ini. Saya akan melakukan semua yang harus saya lakukan untuk menanamkan ke benak Anda tentang akibat yang mengerikan dari penolakan Anda.

Hal inilah yang sedang dikerjakan oleh para murid. Mereka sedang berkata kepada orang-orang, “Bertobatlah. Jika kamu tidak bertobat, akibatnya sangatlah mengerikan. Aku tidak bertanggung jawab lagi. Aku telah membersihkan debu dari kakiku.” Mengebaskan debu bukan berarti bahwa mulai sekarang, saya tidak mau peduli lagi dengan Anda. Maknanya adalah bahwa saya tidak bertanggung jawab lagi. Saya sangat peduli pada Anda akan tetapi saya tidak bisa bertanggung jawab atas penyakit Anda karena tanggung jawab itu terletak di tangan Anda sendiri. Inilah cara menginjili yang diajarkan Yesus kepada murid-muridnya.

Seandainya saja para penginjil zaman sekarang bisa menginjil dengan rasa tanggung jawab seperti itu! Ini sebabnya mengapa saya tidak bisa mengentengkan persoalan di saat saya sedang memberitakan Injil. Jika saya menyampaikan sesuatu yang tidak benar kepada Anda, maka tanggung jawab atas keadaan Anda di masa kekal nanti berada di tangan saya. Jadi saya harus menyampaikan kebenaran kepada Anda sekalipun Anda tidak suka mendengarkannya. Seorang dokter akan tetap berkata kepada Anda, “Anda mengidap kanker,” sekalipun Anda mungkin tidak ingin mendengarnya. Sukacita apa yang didapat dari menyampaikan hal semacam itu? Seperti doktor itu, saya harus menyampaikan kebenaran kepada Anda. Saya tidak mau merayu orang masuk gereja dengan menyampaikan kepada mereka hal-hal yang mau mereka dengarkan saja. Saya tidak ingin menginjili dengan muslihat ataupun tipuan karena pada Hari itu, saya harus pertanggung jawabkan semuanya kepada Allah yang hidup, bukannya kepada Anda. Bagaimana saya akan menjawab jika Dia bertanya, “Mengapa tidak kau sampaikan kebenaran sebagaimana yang telah Kuperintahkan padamu?” Kita harus selalu menginjil dengan penuh tanggung jawab.

Pikirkanlah tanggung jawab Anda kepada orang lain: Anda tahu penyakit yang sedang membuat orang-orang sekarat di luar sana; Anda tahu jawaban bagi penyakit tersebut; Anda tahu siapa yang bisa menyembuhkan mereka; jika mereka binasa tanpa sempat Anda beritahu, maka siapakah yang bertanggung jawab atas kebinasaan mereka itu? Bagaimana jika teman sekolah Anda, atau teman di kantor Anda berkata kepada Anda di Hari Penghakiman, “Mengapa engkau yang tahu tentang penyembuhan bagi penyakitku, ternyata tidak pernah memberitahukan kepadaku jalan bagi kesembuhanku? Kau tidak pernah memberitahukan bahwa Yesus bisa menyembuhkanku. Engkau tahu bahwa aku akan binasa di dalam dosa, tetapi engkau tidak pernah memberitahukan kepadaku?” Bagaimana perasaan Anda pada Hari itu? Debunya akan ada di sepatu Anda. Dia berhak menuntut Anda: “Bukti bahwa terdapat debu di sepatumu adalah bukti bahwa engkau mengenalku. Dan haruskah aku binasa walaupun aku tidak pernah menolak Injil? Aku tidak pernah menolaknya karena aku tidak pernah tahu tentang Injil.” Bagaimana perasaan Anda pada hari itu? Inilah makna penting dari debu di kaki Anda itu. Mengebaskan debu berarti membebaskan seseorang dari tanggungjawab.


Orang-orang Kristen harus layak bagi kasih karunia keselamatan Allah

Saya telah menyampaikan kebenaran kepada mereka yang berkata, “Tak peduli seperti apapun cara hidupku, betapa berdosanya aku, aku akan tetap selamat.” Orang-orang Kristen ini akan mendengar dari Yesus nanti, “Aku tidak kenal siapa kamu. Menjauhlah dariku,” Orang-orang ini tidak akan memiliki klaim ke atas saya. Saya sudah memperingatkan mereka bahwa hal ini akan terjadi. Saya sudah memberitakan apa yang diajarkan oleh Yesus Kristus. Jadi saya peringatkan sekali lagi: jadilah layak bagi kasih karunia keselamatan dari Allah lewat Yesus Kristus.

Kata ‘layak’ muncul sebanyak 41 kali di dalam Perjanjian Baru, dan sebagian besar muncul di dalam surat-surat Paulus. Paulus sudah berulang kali berkata, “Aku minta agar kalian menjalani hidup yang layak bagi Injil, agar kalian orang-orang Kristen tidak mempermalukan Injil Yesus Kristus”? Apakah Anda pikir bahwa di saat Paulus memperingatkan mereka, maka maksudnya adalah, “Nah, jika kalian menjalani hidup yang tidak layak bagi Injil, hal itu tidak menjadi masalah, jangan khawatir”? Ini sama sekali bukan maksud Paulus! Paulus sedang memperingatkan, “Jika kalian tidak hidup layak bagi Injil, maka kalian akan menghadapi masalah besar dengan Allah!”

Tetapi di zaman sekarang ini, Gereja dipenuhi oleh orang-orang yang percaya bahwa mereka boleh hidup sesuka hati mereka dan sekali mereka diselamatkan maka mereka akan tetap selamat. Mereka boleh berbuat dosa sebanyak yang mereka mau, dan tidak akan ada masalah. Itu bukan apa yang diberitakan oleh Yesus. Bukalah Alkitab Anda, dan biarlah mereka yang berkeyakinan seperti itu membantah saya dengan fakta-fakta dari Alkitab.

Namun sekalipun mereka tidak membuka Alkitabnya, saya benar-benar tidak bisa memahami bahwa mereka bisa membayangkan bahwa Allah akan mengizinkan orang-orang Kristen untuk hidup sesuka hati mereka, untuk berbuat dosa sebanyak yang mereka mau dan akan tetap diselamatkan. Allah macam apakah yang Anda percayai itu? Allah macam apakah yang Anda imani itu? Apakah Anda ingin memberitahu saya bahwa Dia akan memasukkan orang non-Kristen ke neraka akibat dosa-dosa mereka tetapi akan tetap menyelamatkan orang Kristen tanpa peduli akan dosa-dosa mereka? Tak heran jika orang-orang non-Kristen berkata bahwa orang-orang Kristen hanya membualkan omong kosong saja. Allah semacam itu tidak layak untuk dipercayai. Dan seluruh simpati saya dalam hal ini tertuju pada orang non-Kristen.

Izinkan saya untuk menyakinkan orang non-Kristen bahwa Allah adalah Allah yang adil. Jika orang Kristen berbuat dosa, maka Dia akan menghukum orang Kristen. Dan Dia akan menghukum orang Kristen sama kerasnya dengan orang non-Kristen, bahkan lebih keras lagi. Orang tidak memperoleh surat izin untuk berbuat dosa karena ia seorang Kristen. Yesus menyatakan hal itu dengan sangat jelas.


Karakter kehidupan Kristen

Dalam sisa waktu selanjutnya, kita akan melihat pengajaran Yesus tentang karakter kehidupan Kristen. Sekarang ini, cara Injil diberitakan begitu ngawur sehingga orang bingung apa sebenarnya seorang Kristen. Lalu orang non-Kristen berkata, “Nah, aku menjalani hidup sebaik orang Kristen. Untuk apa aku menjadi orang Kristen?” Pertanyaan yang bagus! Dan apakah tanggapan dari orang Kristen? Mereka mengajukan alasan yang lemah, “Nah, caraku menjalani hidup bukanlah masalah. Ini semua bergantung pada kemurahan dan kasih karunia Allah.”

Jika demikian, lalu apa artinya dilahirkan kembali? Apa artinya menjadi ciptaan baru jika Anda masih berada dalam belenggu dosa seperti sebelumnya? Bagaimana mungkin Anda menjadi ciptaan baru kalau Anda sendiri tidak lebih baik daripada orang non-Kristen? Atau kalau Anda masih egois, mementingkan diri sendiri, dan sama angkuhnya dengan Anda yang dahulu? Dan Anda berkata bahwa Anda adalah ciptaan baru? Apa kemuliaan yang Allah dapatkan dari ciptaan baru semacam ini?

Tetapi apa yang akan Anda lihat dari dalam Kitab Suci sangatlah berbeda. Yesus mau agar orang mengamati Anda dan melihat kualitas hidup Anda dan memberi kemuliaan bagi Allah. Kasih karunia dari Allah tidak memperkenankan Anda untuk terus berbuat dosa. Kasih karunia dari Allah adalah agar Anda diubah dan mampu mengalahkan dosa. Jika tidak, dengan cara apa lagi Gereja dapat menjadi terang bagi dunia? Pertimbangkanlah hal ini: bukan sekadar tidak benar bahwa orang Kristen itu sama saja dengan keadaannya yang dahulu, tetapi pengajaran Yesus menggambarkan betapa berbedanya seseorang itu setelah ia menjadi seorang Kristen yang sejati. Dan jika Anda adalah orang Kristen sejati, seharusnya Anda tahu itu.


Apakah Dunia melihat kuasa keselamatan Allah?

Izinkan saya menyampaikan sebuah cerita kepada Anda. Ada seseorang yang memiliki banyak padang gembalaan, lalu ada segerombolan serigala datang dan menyerobot padang-padang gembalaan tersebut. Para serigala itu menyukai lahan ini dan menetap di sana. Nah, orang ini lalu mencari jalan untuk membebaskan padang gembalaannya dari kawanan serigala itu. Setelah memikirkan hal tersebut, dia lalu mengambil keputusan. Dia mengumpulkan sekawanan domba dan mengutus mereka ke tengah-tengah serigala, dia berharap dengan cara ini ia bisa menjinakkan serigala dan mendorong mereka keluar sehingga dia bisa menguasai lagi padang gembalaannya. Menurut Anda, apa yang akan terjadi pada domba-domba ini ketika mereka pergi ke tengah-tengah serigala? Para serigala itu akan mengepung domba-domba dan mulai mencabik dan memangsa mereka. Dan setelah memakan sebagian domba, ada beberapa serigala yang menjadi jinak dan sangat lembut. Dan banyak serigala itu yang mengalami perubahan.

Bagaimana Anda menilai cerita ini? Cerita yang sangat konyol! Saya tidak pernah mendengar hal yang seaneh ini! Bukan itu caranya untuk menangani serigala. Anda tidak mengirimkan domba-domba ke tengah-tengah serigala! Hal itulah yang dikerjakan oleh Yesus. “Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala.” Anda mungkin berkata, “Wah, ini sungguh luar biasa! Apa sebetulnya yang sedang Yesus kerjakan?” Kita begitu terbiasa sekadar mendengarkan kalilmat ini sehingga karakter yang luar biasa dari kata-kata tersebut luput dari telinga kita.

Jika Anda ingin mengatasi gerombolan serigala tersebut, hal terakhir yang akan Anda lakukan adalah mengutus domba ke tengah-tengah mereka. Mungkin Anda akan mengirim beberapa harimau atau singa ke tengah-tengah mereka, bukannya domba. Serigala adalah hewan yang buas dan bahkan harimau atau singa juga akan kesulitan jika berhadapan dengan mereka, karena mereka menyerang secara berkelompok. Macan tutul sekalipun enggan untuk berada terlalu dekat dengan kawanan serigala. Jadi, jika hewan-hewan yang sangat kuat saja akan kesulitan mengatasi serigala, apakah gunanya mengutus domba ke tengah-tengah mereka? Tentunya, dilihat dari sudut pandang manusia ini adalah hal paling bodoh yang dapat dilakukan.

Seharusnya Yesus berkata, “Aku akan mengubah kalian menjadi sekawanan singa.” Dan tidak akan ada banyak kesulitan bagi singa untuk menghadapi serigala. Jika kita bisa mengubah orang menjadi singa atau harimau, saya yakin inilah hal yang akan kita katakan, “Aku akan menjadikan kamu singa-singa yang perkasa dan kalian akan mengelilingi dunia dan menaklukkannya.” Pernahkah terlintas di dalam benak manusia untuk melawan serigala dengan mengandalkan domba? Tentunya, Anda akan berkata, “Mengutus domba ke tengah-tengah serigala sama saja dengan mengirim mereka pada kematian yang sudah pasti.”  

Apa yang dapat kita pahami dari ajaran ini? Bagaimana kita bisa memahami hal semacam ini? Akankah berhasil? Menurut perhitungan manusia, saya pikir Anda tidak perlu menjadi seorang jenius untuk melihat bahwa tindakan ini akan gagal. Cara Yesus mengerjakan sesuatu pasti akan gagal! Oh, kita sangat cerdik! Kita merasa bahwa kita lebih tahu cara yang lebih baik: “Kamu tidak bisa mengerjakan hal itu dengan cara seperti ini. Tunggu sampai aku turun tangan. Aku akan mengatasi masalah itu dengan senjata lengkap.”

Seringkali di dalam sejarah Gereja, Gereja memandang dirinya lebih pandai daripada Yesus. Jika Anda belum belajar tentang sejarah Gereja, Anda perlu melakukannya sewaktu-waktu. Kadang-kadang hal itu cukup untuk membuat Anda menangis. Di tengah Gereja, akan selalu ada orang yang mengira bahwa dia lebih pandai daripada Yesus, begitu menurut perkiraan mereka. Maaf kalau saya sampai berkata seperti itu, tetapi hal ini juga merupakan peringatan bagi diri saya sendiri juga agar saya sendiri tidak memandang diri ini terlalu pandai.

Karena kepandaian kita, lalu kita memutuskan untuk menghadapi dunia dengan pedang. Kita berkata, “Laskar Kristen bangkit!” Pikirkanlah, jika suatu hari nanti kita semua orang Kristen bangkit sebagai satu angkatan perang, astaga! Tak akan ada angkatan perang yang sanggup menghadapi kita. Kita kumpulkan semua orang Kristen dan mempersenjatai mereka dengan senapan mesin. Kita akan berbaris maju dan menyapu semua angkatan perang karena mungkin jumlah kita sekitar 100 juta orang. Tak ada angkatan perang yang sanggup menghadapi kita. Sekalipun kita berperang secara gerilya di setiap negara, tak akan ada angkatan perang yang sanggup menghadapi kita.

Di dalam sejarah, Gereja berkata, “Mari, kita akan memerangi musuh dengan pedang!” Dan prajurit perang salib lalu mengibarkan panji bergambar salib, dan mereka maju bertempur di dalam nama Allah. Kita perlu memaafkan kelakuan orang-orang itu, mereka telah lalai. Mereka tidak diajar oleh Firman Allah. Sangat banyak pertempuran berdarah yang terjadi atas nama salib karena orang-orang bodoh ini, yang tidak mengerti ajaran Yesus lalu mereka dengan ceroboh maju berperang dan mempermalukan Allah! Mereka berkata, “Mustahil! Engkau tak akan bisa menghadapi serigala dengan domba!” Demikianlah, para domba kemudian memutuskan untuk menjadi serigala juga, mengadu taring dan pedang. Setiap kali kita tidak mengikuti ajaran Yesus, kita akan menghadapi masalah. Akan tetapi memang sangat susah mengikuti ajaran Yesus karena memang sangat mustahil! Dia mengutus domba untuk melawan serigala. Bagi manusia, ini adalah hal yang mustahil.

Yesus mengajar kita untuk melakukan hal yang tak masuk akal itu karena di saat domba menaklukkan serigala, maka kemuliaan itu buat Allah, bukan buat domba. Singa bisa membunuh serigala bukanlah hal yang mengejutkan. Kemuliaan itu buat singa. Serigala bisa membunuh serigala lainnya juga tidak terlalu mengejutkan. Kemuliaan itu bagi serigala pemenang. Akan tetapi, hal domba dapat mengalahkan serigala tidak pernah terjadi di dalam sejarah manusia! Dan inilah hal yang ingin Yesus lakukan. Saat domba berangkat dan menaklukkan serigala, setiap mata akan memandang terbelalak! Jika Anda menyaksikan domba mengalahkan serigala, saya pikir Anda akan terbelalak kagum! Anda akan berkata, “Mustahil! Hal ini hanya dapat dilakukan dengan kuasa Allah!” Itulah pokok utama Injil.

Jika kita, sebagai Gereja, bisa menghantam dunia sebagai serigala melawan serigala, itu bukanlah suatu kejutan. Jika para tentara perang salib bisa mengalahkan pasukan Muslim, apanya yang mengejutkan? Akan tetapi jika domba bisa mengalahkan serigala, itu baru mukjizat! Hanya dengan cara itu kita dapat melihat apa yang Allah kerjakan! Kita belum sampai pada pemahaman bahwa rencana Allah menaklukkan dunia akan dijalankan dengan kuasa-Nya dan bukan dengan kekuatan kita! Itulah hal yang ingin dikerjakan oleh Allah melalui Yesus yaitu untuk membuat dunia melihat mukjizat.


Semakin dimangsa semakin bertambah jumlah domba

Yesus juga akan menunjukkan mukjizat lainnya: semakin dimangsa akan semakin bertambah jumlah domba. Hal itulah yang disaksikan oleh Kekaisaran Roma. Mereka tak dapat mempercayai apa yang mereka saksikan! Yesus mengutus murid-muridnya untuk menjelajahi seluruh kekaisaran Roma yang merupakan kerajaan terbesar di dunia saat itu dengan angkatan perang yang tak terkalahkan. Pasukan Roma memperoleh kemenangan di mana-mana. Para serigala ini tidak terkalahkan oleh siapapun. (Lambang kota Roma adalah gambar seekor serigala yang sedang menyusui beberapa bayi.)

Dan Yesus mengutus domba-domba itu ke tengah-tengah serigala. Kekaisaran Roma memang mampu untuk membinasakan domba-domba itu. Mereka membunuh banyak orang Kristen akan tetapi mukjizat terus terjadi. Semakin banyak domba (orang Kristen) yang mereka bunuh, semakin meningkat jumlah domba. Kemudian dunia melihat keajaiban! Serigala tunduk kepada domba, pada abad ke-4, kaisar Roma, Konstantin, menyerahkan pedangnya pada Gereja dan berkata bahwa Gereja telah menaklukkannya. Serigala dikalahkan oleh domba! Pernahkah Anda mendengar hal yang seajaib itu? Begitu banyak serigala yang diubah oleh kuasa Allah dan menjadi domba. Gereja mula-mula tidak pernah mengangkat pedang melawan Kekaisaran Roma. Akan tetapi, Gereja mengalahkan Kekaisaran Roma dalam waktu 300 tahun, hal yang tidak dapat dicapai oleh musuh duniawi Roma. Bukankah ini suatu hal yang istimewa?


Kebodohan Allah lebih cerdik dari kepandaian manusia

Apakah Anda pikir ajaran Yesus itu suatu kebodohan? Dengarlah ucapan dari rasul Paulus di dalam 1 Korintus 1:25. Di sana dia berkata,

“Yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia.”

Apakah Anda pikir bahwa Allah itu sangat bodoh? Kebodohan-Nya jauh lebih cerdik daripada kepandaian Anda. Saya bermegah di dalam Injil justru karena ia adalah sesuatu hal yang tak pernah terbayangkan oleh manusia. Injil adalah sesuatu yang tak mungkin diciptakan oleh manusia karena tak mungkin terlintas di dalam benak manusia untuk mengerjakan hal tersebut dengan cara ini. Tak ada satu manusia pun di dunia ini yang akan melakukan apa yang Yesus lakukan. Tak satu manusia pun yang bermimpi untuk mengutus domba ke tengah-tengah serigala untuk menaklukkan para serigala itu. Jika Anda punya mata untuk melihat, maka Anda bisa melihat bahwa Injil itu berasal dari Allah; bahwa manusia tak akan pernah berpikir seperti itu karena baginya hal itu adalah mustahil untuk menjalankan hal ini. Akan tetapi, justru inilah yang Allah kerjakan, hal yang dinilai manusia sebagai yang mustahil.


Orang Kristen berbeda daripada orang non-Kristen seperti domba berbeda dari serigala

Inilah ajaran Yesus: orang Kristen berbeda dari orang non-Kristen seperti domba berbeda dari serigala. Akan tetapi ada yang berkata bahwa menjadi orang Kristen hanya sekadar masalah menerima kasih karunia dari Allah. Tidak ada perbedaan yang mendasar dengan orang non-Kristen. Ini adalah suatu penyangkalan terhadap ajaran Yesus. Yesus berkata, “Dulu kamu adalah serigala tetapi sekarang engkau telah diubah oleh kuasa Allah: kamu telah menjadi manusia baru; kamu telah menjadi domba.” Tak ada penjelasan yang lebih tepat untuk menggambarkan sistem duniawi ini selain dari menggambarkannya memakai istilah gerombolan serigala.

Saya tidak punya waktu untuk menjelaskan tentang masyarakat serigala, akan tetapi jika Anda membaca artikel dari ensiklopedia tentang serigala, Anda akan tertegun melihat kemiripan di antara masyarakat manusia dan kehidupan kelompok serigala. Anda akan melihat bahwa serigala, sama seperti manusia, bekerja secara berkelompok. Mereka bukan makhluk individual. Mereka senang mengelompok; mereka senang berkumpul bersama. Kekuatan mereka terletak pada kelompok. Dan di dalam kelompok ini, ada seekor serigala yang menjadi pemimpin. Bagaimana Pemimpin itu dipilih? Dia harus bertarung untuk membuktikan bahwa ia serigala yang paling kuat, paling licik dan paling agresif di dalam kelompok itu.

Jadi kita melihat bahwa hal itu mirip dengan masyarakat kita, ada yang berkuasa dan ada yang harus tunduk. Serigala tidak selalu saling membunuh. Mereka bergabung dalam kelompok mereka untuk melawan kelompok yang lain, sama seperti manusia, bangsa melawan bangsa. Dalam semua aspek ini, mereka sangat mirip dengan manusia duniawi.

Namun ketika kita sudah menjadi Kristen, Allah mengubah karakter kita. Dari karakter serigala yang egois dan agresif, kita diubah menjadi karakter domba yang lemah lembut dan mengasihi. Kita menjadi serupa dengan Anak Domba Allah. Yesus selalu digambarkan sebagai Anak Domba Allah karena dia adalah Pribadi yang lemah lembut dan memberi diri.

Hal lain yang perlu kita perhatikan lagi adalah bahwa perubahan ini dikerjakan oleh kuasa Allah. Anda tidak akan bisa mengubah karakter seseorang tanpa kuasa Allah. Itulah kemuliaan Injil. Injil tidak sekadar menyuruh Anda untuk menjadi religius, menjadi baik dan sebagainya, akan tetapi Injil memberitahu kita bahwa kita akan diubah oleh kuasa Allah.

Memang mudah menyuruh orang menjadi orang yang baik dan ramah, tetapi jika itu bukan wataknya, ia tidak akan dapat melakukannya. Sama halnya dengan memberitahu seorang narapidana yang berada di dalam penjara, yang telah merampok dan membunuh, “Kamu tidak seharusnya melakukan semua itu.” Nasehat ini tidak ada gunanya buat dia. Hanya jika penjahat itu diubah baru dia dapat menjadi orang yang baik. Percuma saja memberi dia banyak nasehat. Saya kenal seorang penjahat di New York. Saya melihat bagaimana dia diubahkan secara total dan menjadi manusia baru. Jika Anda mendengar penjahat itu menyampaikan kesaksiannya, Anda akan berkata, “Tuhan, sungguh ajaib jalan-Mu! Serigala berubah menjadi domba!”

Namun sebelum Anda bisa diubah, Anda sendiri harus punya hasrat untuk diubah. Ada banyak orang yang mencintai cara hidup serigala. Mereka senang berkeliling menggigit orang; hal itu menyenangkan mereka dan mereka menikmatinya. Jika mereka sendiri yang digigit, jelas mereka tidak suka itu. Akan tetapi memang banyak orang yang sangat mirip dengan serigala dan nyaman dalam sifat serigala mereka itu.

Siapa yang dapat menikmati keadaan menjadi domba? Setiap orang menginjak kepala Anda. Jika Anda punya taring yang tajam, Anda akan berkata, “Kalau kamu gigit aku, akan kutunjukkan seberapa tajam taringku. Panjangnya sekitar dua inci. Kalau kamu ganggu aku, akan kutunjukkan kekuatanku.” Namun domba, hewan malang ini tidak bisa berbuat seperti itu! Anda akan berkata, “Tidak. Aku tidak mau menjadi domba. Sama sekali tidak ada pertahanan! Setidaknya sebagai serigala aku punya dua taring. Kalau aku menjadi orang Kristen, aku akan kehilangan taringku! Apa yang akan terjadi jika aku menjadi domba?” Jadi, kita semua lebih suka menjadi serigala.

Mengapa kita ingin berubah? Menurut Anda, apakah alasannya? Saya mendapati bahwa sebelum kita melihat kemuliaan Allah dalam rupa Yesus Kristus, kita tak akan pernah mau berubah. Sebelum saya melihat pesona Yesus, saya sangat senang menjadi serigala. Namun ketika saya melihat Anak Domba Allah di dalam pesonanya, dan ketika saya melihat wajah serigala saya di cermin, dengan taring-taring besar dan panjang yang mencuat keluar, saya benar-benar merasa malu dengan taring-taring saya itu. Taring saya begitu jelek. Dan saya melihat betapa cantiknya Anak Domba itu.


Anak Domba memiliki kuasa yang besar

Mungkin Anda akan berkata, “Baiklah, kedengarannya bagus. Tetapi yang kita bicarakan ini bukan masalah kecantikan. Ini masalah kekuatan.” Jika demikian halnya, maka Anda masih belum memahami kuasa Anak Domba. Kita akan melihatnya sebentar lagi.

Mari kita perhatikan kata-kata luar biasa di dalam Wahyu 17:14 yang menyebutkan, “…Anak Domba akan mengalahkan mereka…” Kita melihat kuasa Anak Domba. Tahukah Anda kuasa Anak Domba?

Wahyu pasal 17 berbicara tentang beberapa binatang yang sangat mengerikan, binatang yang sangat besar kuasanya. Binatang-binatang yang mengerikan itu melambangkan negara-negara yang sangat berkuasa. Lalu ada juga Anti-Kris, tokoh yang sangat berkuasa. Para musuh, binatang-binatang yang sangat kuat ini, ditaklukkan oleh Anak Domba. Itu berarti bahwa menjadi anak domba itu bukanlah menjadi lemah tanpa kekuatan. Menjadi anak domba berarti memiliki kuasa Allah di dalam hidup Anda. Inilah poin yang harus Anda pahami. Serigala melambangkan kekuatan duniawi, kuasa duniawi, kuasa Roma, kekuatan pedang, kekuatan senjata. Itulah kekuatan duniawi. Serigala melambangkan kekuatan semcam itu.

Tetapi domba mewakili kuasa Allah di dalam dunia. Hal inilah yang tidak disadari oleh mereka. Jadi pilihannya adalah apakah Anda mau memiliki kuasa duniawi atau kuasa Allah. Domba itu sangatlah berkuasa. Anda sekarang dapat mengerti mengapa Yesus berkata, “Aku mengutusmu sebagai anak-anak domba ke tengah-tengah serigala.” Namun kita yang duniawi berkata, “Tidak ada harapan menang! Ini tindakan yang mustahil!” Memang mustahil jika dilihat dari sudut pandang manusia.

Tetapi Yesus berkata, “Aku memberimu kuasa.” Apakah Anda memperhatikan hal itu di saat kita membaca Matius 10:27? Dia memberi mereka kuasa yang maha besar. Dia melengkapi mereka dengan kuasa untuk menyembuhkan di ayat 8. Dia memberi mereka kuasa mengatasi kuasa setan-setan. Dia berkata, “Aku memberimu kuasa yang mengatasi kuasa musuh.” Bahkan kuasa untuk membangkitkan orang mati! Itulah kuasa Allah, bukan kuasa manusia. Anda adalah anak domba dan Anda baru bisa memiliki kuasa itu jika Anda menjadi anak domba.

Selama Anda masih serigala, Allah tidak akan pernah memberi Anda kuasa-Nya. Tetapi jika Anda bersedia menjadi domba, Dia akan melengkapi Anda dengan kuasa-Nya. Jadi ini bukanlah domba-domba yang berkeliaran tanpa arah di tengah-tengah serigala. Mereka itu adalah domba-domba Allah dan kuasa Allah ada pada mereka. Dan Allah menjaga mereka. Itu sebabnya mengapa di akhir bagian ini dikatakan bahwa bahkan rambut di kepala Anda terhitung di hadapan-Nya. Allah menjaga Anda. John Chrysostom, pengajar besar di gereja mula-mula berkata, “Tuhan adalah Gembala dan Gembala memimpin domba, bukannya serigala.” Jika Anda masih serigala, Dia bukanlah Gembala Anda. Hanya jika Anda adalah domba maka Dia menjadi Gembala Anda.


Kekristenan bukanlah tempat pelarian

Perhatikanlah poin yang lain lagi: Yesus berkata, “Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala.” Bukan sekadar ke sekitar tempat tinggal serigala, melainkan Anda diutus langsung ke tengah-tengah serigala. Menjadi seorang Kristen bukanlah semacam pelarian. Jika Anda berpikir bahwa menjadi orang Kristen itu adalah semacam pelarian dari masalah-masalah Anda di dunia, maka Anda datang ke tempat yang salah.

Tempat bagi orang Kristen bukan ketika Anda duduk di gereja terisolasi dari dunia luar, atau ketika Anda sedang dalam kelompok persekutuan Anda. Anda baru berfungsi sebagai orang Kristen ketika Anda berada di kampus atau di kantor Anda. Di sanalah Anda mulai berfungsi sebagai orang Kristen. Anda baru berfungsi sebagai orang Kristen ketika Anda berada di tengah-tengah musuh; bukannya di tengah-tengah para kawan. Tidak mudah menjadi orang Kristen.


Apa artinya menjadi domba?

Seperti apa karakter domba itu? Domba, seperti yang Anda ketahui, dipersembahkan sebagai korban persembahan. Mengapa Yesus disebut sebagai Anak Domba Allah? Karena Yesus mempersembahkan dirinya sebagai korban penebus dosa dunia. Mengapa kita disebut domba seperti Yesus? Karena Anda dan saya akan dikorbankan. Kita semua, akan dikorbankan jika kita ingin berfungsi sebagai orang Kristen.

Siapkah Anda menjadi korban persembahan? Jangan menjadi domba kalau Anda tidak mau dikorbankan. Domba memang hewan korban. Adakah orang yang berkata bahwa menjadi orang Kristen itu mudah? Jika saya tidak mau dijadikan korban, maka saya tidak akan mau membuang-buang waktu saya dengan menjadi orang Kristen. Karena saya hanya akan menjadi pengunjung gereja saja. Saya hanya akan menjadi orang yang religius saja. Saya hanya akan menjadi salah satu orang religius penganut salah satu agama di dunia. Itu bukanlah panggilan yang Yesus berikan kepada kita. Perhatikanlah baik-baik untuk apa Yesus memanggil kita. Dia memanggil kita untuk menjadi domba. Tanyakanlah pada diri Anda: apa yang akan terjadi pada domba-domba yang pergi ke tengah-tengah kawanan serigala? Kebanyakan dari mereka akan mati.

Beberapa dari antara kita memang bersedia untuk mati. Beberapa dari antara kita, seperti Paulus, bersedia untuk dikorbankan sebagai persembahan. Dan kematian kita terjadi lewat berbagai macam cara. Kita tidak sekadar mati secara jasmani. Lagi pula, tidak ada yang istimewa dengan hal tersebut. Kita semua akan mati, Kristen atau non-Kristen. Jadi menghadapi kematian bukanlah suatu kemuliaan yang besar. Yang penting adalah kesediaan untuk mati bagi Allah bukan hanya mati secara jasmani. Bagaimanapun juga, mati lebih mudah ketimbang menjalani hidup sebagai persembahan yang hidup.

Pikirkan tentang hidup sebagai persembahan yang hidup, yaitu hidup di tengah-tengah serigala. Hanya diperlukan satu atau dua detik bagi domba tersebut untuk mengalami kematian. Serigala-serigala itu hanya perlu menggigit leher Anda dan memutuskan urat nadi Anda, maka berakhirlah semuanya! Akan tetapi hidup sebagai domba di tengah-tengah serigala, setiap kali Anda menoleh maka yang Anda lihat adalah serigala lain yang sedang memelototi Anda, setiap saat Anda merasa seolah-oleh taring mereka siap menghunjam, saya pikir hidup bagi Kristus jelas lebih berat ketimbang mati bagi Kristus. Banyak dari antara kita yang akan berhasil menjadi martir, akan tetapi tidak akan banyak yang berhasil hidup bagi Kristus. Dan apa yang menjadi panggilan Yesus bagi kita adalah menjalani hidup yang penuh pengorbanan sebagai seorang murid, di mana kita bersedia untuk pergi ke dunia dengan dilengkapi oleh kuasa Allah dan juga siap untuk menderita.


Kita harus menerima konsekuensi berada di tengah dunia sebagai domba

Sekarang perhatikanlah bahwa tidak disebutkan bahwa Tuhan berjanji untuk melepaskan kita dari penderitaan dan kematian. Dia tidak menjanjikan hal itu. Namun hal yang memalukan adalah ketika seorang Kristen mengalami penderitaan, ia akan mengeluh dan menggerutu. Orang-orang ini sangat memalukan Gereja Kristus! Mereka menggerutu mengapa Allah memperlakukan mereka seperti itu, mengapa keluarga mereka tidak sejahtera, mengapa neneknya sakit-sakitan dan sebagainya. Mereka adalah noda bagi Gereja! Perhatikanlah ajaran Yesus. Tak sekalipun dia menjanjikan untuk menyelamatkan domba-dombanya dari penderitaan dan kematian. Malah dia berkata, “Kamu akan menderita. Aku mengutus kamu untuk menderita. Dan beberapa dari antara kamu akan mati.” Hal ini disampaikan oleh Yesus lebih dari sekali.

Di Lukas 21:16 Yesus berkata,

“…dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh.”

Hal ini disampaikan dengan gamblang. Dia berkata, “Aku tidak akan menyembunyikan kebenaran darimu. Aku mengutus kamu untuk menderita. Jika kamu tidak mau menderita, jangan jadi muridku.” Inilah alasan mengapa Yesus sering berkata di dalam pengajarannya, Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, dia tidak dapat menjadi muridKu. “Aku beritahu yang sebenarnya kepadamu. Kalau kamu tidak mau memikul salibmu, kalau kamu tidak mau menderita; jikamu tidak bersedia mati, kamu tidak dapat menjadi muridku.” Dan ketika penderitaan itu datang, Yesus tidak menjanjikan untuk mengeluarkan Anda dari penderitaan itu.

Jika saya berdiri di depan regu tembak, Tuhan tidak berkata, “Aku akan menyuruh malaikat berdiri menghadang peluru-peluru itu agar tidak mengenaimu.” Sudah pasti, peluru-peluru itu akan menembus tubuh saya, dan saya siap untuk itu. Jika saya tidak siap untuk itu, maka saya, tidak akan menjadi orang Kristen, saya tidak mau menjadi orang Kristen gampangan. Saya tidak mau menjadi 50% Kristen, karena Allah tidak menerima orang Kristen semacam itu, jadi saya tidak mau membuang-buang waktu. Pilihannya adalah semua atau tidak sama sekali.

Demikianlah, Allah tidak berjanji untuk melepaskan saya dari kematian. Jadi jika saya menjadi orang Kristen dan saya menjadi domba, saya akan berangkat dengan kesadaran bahwa penderitaan akan menimpa saya dan saya bersedia menerimanya. Ucapan Yesus ini ditujukan bukan hanya kepada yang 12 orang dan bukan juga hanya kepada yang 72 orang itu, tetapi kepada semua muridnya. Sabda yang sama dia sampaikan kepada semua muridnya, “Pikullah salibmu dan melangkahlah bersamaku.” Jadi kita harus berangkat ke dunia ini sebagai domba.


Jangan takut menderita

Yesus berkata, “Jangan takut” sebanyak tiga kali di ayat 26, 28 dan 31. Dia tahu bahwa domba-domba akan ketakutan. Paulus berkata, “Apakah aku tidak lemah?” Tentu saja saya lemah. Apakah saya tidak takut pada gigi-gigi serigala? Apakah saya tidak takut nanti punggung saya dikoyak? Saya juga merasa kesakitan sama seperti orang lain. Apakah saya tidak ketakutan ketika berhadapan dengan moncong senjata? Akan tetapi Yesus berkata, “Jangan takut.” Bukan saja Yesus tidak berjanji melepaskan mereka dari kematian, dia juga menyuruh kita untuk tidak takut. Di dalam ayat 28,

“Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa.”

Jika Anda perlu merasa takut, maka takutlah kepada Allah karena Dia dapat membinasakan tubuh dan jiwa di dalam neraka. Janganlah takut pada kawanan serigala. Mereka bisa membinasakan tubuh Anda dan tak lebih dari itu saja. Tetapi takutlah kepada Allah! Dia tidak sekadar bisa membinasakan tubuh Anda, melainkan juga jiwa Anda. Itulah hal yang akan terjadi pada para serigala. Dan segenap isi Alkitab mengingatkan kita bahwa kita ini adalah domba-domba di tengah kawanan serigala.

Di Kisah 14:22, rasul Paulus mengingatkan para murid bahwa mereka harus melewati banyak kesukaran sebelum masuk ke dalam Kerajaan Allah. Hal ini bukan karena Allah ingin agar kita menderita atau karena Dia senang melihat kita menderita, melainkan karena karakter dunia itulah yang membuat kita pasti menderita. Jadi ingatlah bahwa bukan karena Allah ingin kita menderita atau Dia senang melihat kita menderita. Dia berkata, “Seperti inilah dunia. Dunia ini adalah dunia para serigala. Karena mereka adalah serigala dan kalian adalah domba, kalian telah diubah, kalian akan menderita.” Tetapi perhatikanlah hal ini: Apa tujuan dari penderitaan kita? Inilah tugas mulia bagi kita! Tugas kita adalah menggenapkan pekerjaan besar Allah di dunia. Dan satu-satunya cara bagi kita untuk menyelesaikannya adalah dengan menjadi domba.


Bersediakah Anda menjadi domba yang menderita?

Terakhir kita akan melihat bagaimana Allah melakukan penaklukkan lewat domba-domba. Sama seperti ketika Allah menaklukkan Kekaisaran Roma lewat Gereja, Dia juga akan menjungkir-balikkan dunia ini melalui kita. Gereja akan menjungkirbalikkan dunia melalui penderitaan dan kematian. Persis seperti yang Yesus katakan di Yohanes 12:24, jika benih tidak mati, maka ia akan tetap sendiri saja, tetapi jika benih itu mati, maka ia akan menghasilkan banyak buah. Demikianlah orang-orang Roma menyiksa dan membunuh orang Kristen. Dan semakin banyak yang mereka bunuh, semakin banyak yang menjadi Kristen. Mereka mendapati bahwa kuasa Allah sedang diwujudkan melalui domba-domba itu.

Dan ada satu hal lagi. Paulus berkata di Filipi 3:10, “…dan persekutuan dalam penderitaan-Nya.” Dan di Filipi 1:29, dia berkata,

“Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia.”

Demikianlah, di dalam penderitaan kita beroleh persekutuan dengan Yesus. Kemudian kita mengalami kuasa Allah. Ada begitu banyak orang Kristen tanpa kuasa sekarang ini karena mereka masih belum menjadi domba. Dan karena mereka masih belum menjadi domba, maka mereka belum memperoleh persekutuan dengan Anak Domba. Anak Domba hanya bersekutu dengan para domba, bukannya dengan serigala. Akibatnya para serigala tidak mengalami kuasa Allah.

Di Filipi 3:10, Paulus berkata,

“Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya.”

Bersediakah Anda menjadi korban persembahan? Bersediakah Anda menjadi domba Allah? Bersediakah Anda memikul salib Anda? Dengan kata lain, bersediakah Anda menjadi orang Kristen, yaitu seorang murid sejati? Jika bersedia, maka Anda akan mengalami kuasa ajaib dari Allah dan menjadi alat-Nya, yaitu domba-Nya, untuk menaklukkan serigala. Itu adalah suatu keajaiban yang besar!

 

Berikan Komentar Anda: