new-header-kesaksian

 

Cheryl McGuiness

Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia – Filipi 1.29

“Aku ingin menceritakan tentang karunia yang luar biasa,” kata seorang ayah dari China kepada anak perempuannya yang cantik dan berambut hitam itu. Anak itu tersenyum penuh rasa ingin tahu.

Dia senang sekali ketika ayahnya mengajarnya tentang Allah. Pria ini mengasihi Kristus, dan semua orang yang mengenalnya tersentuh oleh kebaikan dan belas kasihnya.

Dia membuka Alkitabnya yang sudah tua dan memulai ceritanya. “Karunia ini terdapat di Filipi 1.29. Dikatakan, ‘Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia.’ Terdapat dua karunia di sini. Yang pertama, karunia untuk percaya dan yang kedua, karunia untuk menderita. Penderitaan karena iman kita kepada Allah adalah karunia yang sangat berharga.”

Anak perempuannya tersenyum, “Terima kasih Papa,” dia berkata saat dia mengulurkan tangan untuk memeluknya.”Saya mengerti.”

Anak perempuan ini tumbuh besar dan menjadi istri seorang hamba Tuhan bernama Li Dexian. Pendeta Li ditangkap oleh polisi lebih dari sepuluh kali dan hampir mati karena dianiaya demi imannya. Wanita ini meneruskan pekerjaan ini bersama suaminya dengan penuh sukacita. Dia tidak dilemahkan sama sekali oleh penderitaan yang harus dilewatinya demi Injil karena sejak kecil sudah diajar oleh ayahnya ayat yang ada di Filipi 1.29, bahwa menderita demi Allah adalah suatu karunia.

Pendeta Li dan istrinya terus memenangkan tak terhitung banyaknya jiwa bagi Kristus di China dan mereka terus dengan penuh semangat berkerja untuk Tuhan sekalipun berada di bawah ancaman ditangkap.

Karunia percaya dan penderitaan adalah satu paket. Keduanya tidak dapat dipisahkan dan satu karunia menguatkan karunia yang lain. Kalau kita telah menerima karunia untuk percaya kepada Kristus, kita akan mengikuti Kristus.

Mengikuti Kristus berarti mengambil resiko, melakukan hal yang bertentangan dengan hal-hal yang populer, disalah mengerti dan bahkan mengalami penderitaan secara fisik dan emosi.

Percaya seringkali membawa pada penderitaan. Saat kita mengalami penderitaan yang sama seperti yang dialami oleh Yesus ketika dia hidup, kita akan dapat mengenal dia dengan lebih dalam dan akan lebih diperkaya lagi secara rohani.

Siklusnya akan terus berlangsung karena penderitaan yang kita alami akan terus menguatkan iman kita. Jangan pernah kita berpikir bahwa kita dapat menghindari penderitaan tanpa mengurangi kepercayaan kita pada Kristus.

(Dikutip dari Devosi Total, terbitan Suara Martir, Voice of Martyrs)