new-header-renungan
new-header-renungan
previous arrow
next arrow

 

Rick Warren |

Anda dapat mempelajari banyak tentang seseorang melalui jenis doa yang dipanjatkannya. Sebagai contoh, doa yang egois menandakan roh yang egois. Pernahkan Anda mendengar doa yang kedengaran seperti sebuah daftar kaldo Natal – Aku mau ini, dan aku mau itu? Ada juga orang yang berusaha mengesankan Anda dengan doa-doanya, namun mereka kedengaran sombong dan angkuh.

Bagi para pemimpin, ada sebuah model doa di pasal pertama dari kitab Nehemia. Ingat Nehemia? Saat ia mendengar tentang kejatuhan Yerusalam, ia berdoa selama empat bulan.

Ini bukanlah sebuah doa sambil lalu atau begitu saja. Ia memberi kita sebuah pola untuk doa yang berhasil. Jika Anda ingin mengetahui bagaimana harus berdoa, Anda harus mempelajari kitab Nehemia – khususnya doa ini.

Berikut ialah empat rahasia kepada doa yang terkabul dari kehidupan Nehemia:

1.  Mendasarkan permintaan Anda atas karakter Allah
Berdoalah seperti Anda tahu bahwa Allah akan menjawab Anda: “Aku mengharapkan Engkau untuk menjawab doa ini karena siapa Engkau itu. Engkau Allah yang setia. Engkau Allah yang dahsyat. Engkau Allah yang pengasih. Engkau Allah yang hebat. Engkau dapat mengatasi masalah ini, ya Allah!”

Nehemia mendekati Allah dan berkata, “Ya Allah, aku ingin Engkau kembali melakukan sesuatu di Yerusalem.” Ayat 5 berbunyi, “Ya, TUHAN, Allah semesta langit, Allah yang maha besar dan dahsyat, yang berpegang pada perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan tetap mengikuti perintah-perintah-Nya.” Nehemia menyebut tiga hal tentang Allah:

 1.  Engkau maha besar – itu kedudukan Allah.
2.  Engkau dahsyat – itu menunjukkan kuasa-Nya.
3.  Engkau berpegang kepada janji-janji – perjanjian Allah.

Hal yang pertama yang dilakukan Nehemia ialah mengakui siapa Allah itu. Itulah artinya pujian. Akuilah siapa Allah itu dan kebesaran-Nya. Ia memulai dengan mendapatkan perspektif yang benar. Mulailah dengan berkata, “Ya Allah, aku ingin Engkau menjawab karena siapa Engkau itu. Engkau telah memberikan kepada kami semua janji-janji ini. Engkau Allah yang setia, yang pengasih, yang berbelas kasihan” – Alkitab mengungkapkan kepada kita bahwa Dia adalah semua ini. Anda mendasarkan permintaan Anda di atas karakter Allah.

2.  Akuilah dosa dalam kehidupan Anda.
Setelah Nehemia mendasarkan doanya atas siapa Allah itu, ia mengakui dosa-dosanya. Ia berkata, “Kami telah berdosa.” Lihatlah berapa kali ia menggunakan kata “aku” dan “kami”. Ia berkata, “Aku mengaku… aku dan kaum keluargaku telah berbuat dosa… kami telah sangat bersalah… kami tidak mengikuti.” Bukan salah Nehemia mereka dibuang menjadi tahanan. Ia bahkan belum lahir ketika hal ini terjadi 70 tahun sebelumnya. Besar kemungkinan ia dilahirkan dalam pembuangan. Namun ia menggolongkan dirinya dalam dosa bangsa. Ia berkata, “Aku bagian dari masalah ini.”

Ada pengakuan dosa pribadi dan ada pengakuan dosa nasional. Ini merupakan sesuatu yang asing bagi kita. Kita tidak memiliki rasa kebersamaan di Amerika hari ini. Kita sangat individualistis. Kita diajar untuk mengakui dosa-dosa “saya”. Kapan kali terakhir Anda mengakui dosa-dosa bangsa Anda? Atau dosa-dosa keluarga Anda? Atau gereja Anda? Atau sahabat-sahabat Anda? Masyarakat kita mendidik kita bahwa kita hanya bertanggungjawab atas diri kita sendiri. Itu tidak benar! Kita adalah penjaga saudara-saudara kita. Kita semua ada dalam masalah ini bersama-sama.

Para pemimpin mengakui kesalahan namun para pecundang suka menyalahkan. Jika Anda ingin menjadi seorang pemimpin, Anda mengakui kesalahan, dan berbagi pujian. Para pecundang selalu menuduh-nuduh orang lain dan membela-bela diri. Mereka selalu memberi alasan mengapa hal-hal tidak terjadi atau tidak dapat terjadi. Orang lain yang selalunya salah. Namun para pemimpin mengakui kesalahan.

3.  Mengklaim janji-janji Allah.
Nehemia berdoa kepada Tuhan dan berkata, “Aku ingin Engkau mengingat apa yang telah Kaukatakan kepada hamba-Mu Musa.” Dapatkan Anda bayangkan seseorang mengucapkan kata, “ingatlah” kepada Allah? Ia mengingatkan Allah akan apa yang telah Dia katakan di masa lalu. Allah, Engkau memperingatkan kepada kami melalui Musa bahwa jika kami tidak setia kami akan kehilangan tanah Israel. Namun Engkau juga berjanji bahwa jika kami bertobat, Engkau akan mengembalikannya kepada kami. Di sepanjang Alkitab Anda akan menemukan bahwa umat Allah selalu mengingatkan Allah akan apa yang telah Dia janjikan. Daud melakukannya. Abraham melakukannya. Musa melakukannya. Semua nabi melakukannya. “Allah, aku ingin mengingatkan Engkau akan salah satu janji-janji Engkau…” Lalu mereka menyatakannya.

Apakah Allah perlu diingatkan?

Tidak.

Apakah Dia lupa?

Tidak.

Lalu mengapa kita melakukannya?

Karena itu menolong kita untuk mengingat apa yang telah dijanjikan Allah. Tidak ada yang lebih menyenangkan Allah daripada ketika kita mengingatkan Allah akan salah satu janji-janji-Nya.

Apakah anak-anak kecil pernah melupakan sebuah janji?

Tidak bakal pernah.

Oleh karena itu Anda harus berhati-hati ketika membuat janji. Alkitab mengatakan bahwa kita adalah bapa-bapa yang tidak sempurna dan jika sebagai bapa-bapa yang tidak sempurna kita tahu bahwa kita perlu memenuhi janji-janji kita kepada anak-anak kita, apatah lagi Bapa surgawi kita, yang sempurna, berniat untuk menggenapi janji-janji yang telah dibuat-Nya dalam firman-Nya.

4.  Mintalah dengan spesifik.
Jika Anda ingin jawaban spesifik kepada doa, Anda perlu membuat permintaan yang spesifik. Jika Anda membuat doa yang umum, bagaimana Anda tahu jika doanya telah dijawab?

Nehemia tidak ragu-ragu untuk berdoa supaya berhasil dan sukses. Ia sangat berani dalam doanya. Pernahkah Anda berdoa, “Tuhan, jadikan aku berhasil!”? Kalau belum, mengapa? Apakah alternatifnya? Supaya gagal? Tidak ada salahnya berdoa supaya berhasil dan sukses jika apa yang Anda lakukan itu pada akhirnya adalah demi kemuliaan Allah. Berdoalah dengan berani. Berdoalah supaya Allah akan membuat Anda berhasil dalam hidup ini demi kemuliaan Allah. Itulah yang dilakukan oleh Nehemia. Ini doa yang sah. Berikan aku sukses! 

Jika Anda tidak bisa meminta Allah membuat Anda berhasil dalam pekerjaan yang sedang Anda kerjakan, sebaiknya Anda mengerjakan hal yang lain. Allah tidak ingin Anda menyia-yiakan hidup Anda.