new-header-renungan
new-header-renungan
previous arrow
next arrow

 

A.W Tozer |

Kemungkinan besar, masalah yang paling besar di antara orang-orang Kristen adalah masalah pertumbuhan rohani yang terbelakang. Mengapa setelah begitu lama menjadi orang Kristen, begitu banyak yang menemukan bahwa mereka sama sekali tidak mengalami pertumbuhan dibandingkan dengan saat mereka baru percaya?

Banyak hal  yang menjadi alasan mengapa tidak ada pertumbuhan rohani yang terjadi. Tidak hanya satu. Bagaimanapun terdapat satu alasan yang universal yang merupakan alasan yang paling besar, yaitu kegagalan dalam menyediakan waktu untuk memupuk pengetahuan tentang Allah.

Godaan untuk menjadikan hubungan kita dengan Allah itu sekadar suatu pembenaran dan bukannya suatu hubungan pribadi sangatlah besar. Di zaman ini, mempercayai untuk diselamatkan itu hanya melibatkan satu tindakan percaya saja. Tidak perlu diberikan perhatian lanjutan setelah itu. Orang yang baru bertobat hanya tahu tentang doa pertobatannya dan tidak sadar bahwa Juruselamat itu harus diikuti dan disembah secara terus menerus.

Seorang Kristen itu kuat atau lemah bergantung pada sebaik mana ia memupuk pengetahuannya tentang Tuhan. Paulus mengabdikan seluruh hidupnya untuk mendalami seni mengenal Kristus. “Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus… yang kukehendaki ialah mengenal Dia…” (Filipi 3.8,10)

Pertumbuhan kita di dalam kehidupan Kristen tidak dapat dipisahkan dengan pertumbuhan pengetahuan lewat pengalaman pribadi kita dengan Tuhan. Dan pengalaman sedemikian membutuhkan seluruh hidup yang diabdikan kepadanya dan waktu yang banyak dibutuhkan untuk memupuk relasi kita dengan Tuhan. Tuhan hanya dapat dikenal dengan baik di saat kita memberikan waktu kepada Dia.

Sebaiknya kita menerima saja fakta ini: tidak ada jalan  pintas menuju pertumbuhan rohani dan kekudusan.

Seribu gangguan akan menggoda kita untuk tidak memikirkan Tuhan, tapi kita dapat mengatasinya dengan memberikan tempat untuk Raja dan meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan Dia. Ada hal yang boleh diabaikan dan tidak terlalu merugikan kehidupan spiritual kita tetapi untuk mengabaikan persekutuan dengan Tuhan akan melukai diri kita dalam cara yang tidak mampu kita tanggung.

Tuhan akan merespon usaha kita mengenal Dia. Persoalannya adalah sebesar mana tekad kita dalam melaksanakan tugas yang kudus ini.

(Dikutip dari “The Root of the Righteous” oleh A.W. Tozer)