new-header-renungan
new-header-renungan
previous arrow
next arrow

 

Hana K. |

Yahweh mengutus firman-Nya dan Firman-Nya menyembuhkan secara serta merta.

Satu kata dari Allah dan orang-orang disembuhkan dan diselamatkan dari kebinasaan (Mzm 107.20). Bukan hanya di Perjanjian Lama tapi hal yang sama terjadi di Perjanjian Baru, Allah bekerja lewat anak-Nya, Yesus, untuk menyembuhkan dan menyelamatkan. Paulus memberitahu kita bahwa Yesus dinyatakan kepada kita dengan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda ajaib yang dilakukan oleh Allah melalui Yesus (Kisah 2.22).

Apa yang Yesus lakukan di permulaan pelayanannya? Langsung setelah dia memulai pelayanan firmannya di Khotbah di Bukit Yesus menyembuhkan orang sakit kusta. Dia mentahirkan apa yang najis hanya lewat satu sentuhan. Satu sentuhan yang sangat bermakna bagi orang sakit kusta yang sudah lama tidak merasakan sentuhan manusia.

Setelah itu, Yesus melanjutkan perjalanan dan bertemu dengan seorang perwira yang meminta Yesus menyembuhkan hambanya yang sangat menderita dan lumpuh. Yesus lalu berkata, “Jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya.” Dan melalui satu kalimat hamba yang hampir mati itu disembuhkan dari  jarak jauh. Di sepanjang Matius 8, kita dapat melihat bahwa segala sakit penyakit takluk dan tunduk langsung di bawah kuasa Allah yang bekerja lewat Yesus Kristus.

Di pasal yang sama kita juga melihat bagaimana Yesus lewat perkataannya menenangkan angin ribut dan gelombang besar yang membuat para muridnya ketakutan.

Sakit penyakit dan alam tunduk di bawah kuasa kedaulatan Allah. Pasal 8 berakhir dengan Yesus mengusir satu legion atau 6,000 roh-roh jahat yang merasuk dua orang di Gadara. Dari hanya satu pasal saja, kita bisa melihat bahwa bukan hanya sakit penyakit dan alam semesta tapi bahkan roh-roh jahat tunduk di bawah kuasa Allah yang bekerja lewat Yesus.

Di dalam setiap kasus,  sakit penyakit, alam semesta dan bahkan setan-setan langsung pergi saat diperintahkan oleh Yesus. Ketaatan mereka itu terjadi serta merta, tanpa ada penundaan.

Namun pasal yang sama, terselip suatu kisah dimana terdapat orang-orang yang mau mengikut Yesus.  Mereka mau tunduk dan berada di bawah pelayanan Yesus yang penuh kuasa. Namun, hal yang menyedihkan adalah ketaatan mereka itu tidak terjadi serta merta sebagaimana dengan kasus-kasus yang lain.

Roh-roh jahat, angin ribut dan sakit penyakit semuanya segera taat dan tunduk namun manusia merupakan satu-satunya yang meminta penundaan untuk mengikut dan menaati Yesus. Sekalipun alasan yang diberikan untuk menunda-nunda itu sangat wajar dan masuk akal namun penundaan tetap penundaan dan kita melihat bahwa karena itu mereka menjadi tidak layak untuk Kerajaan Allah (Lukas 9.62).

Apakah Anda termasuk yang langsung tunduk saat Allah sudah berbicara atau seperti rata-rata manusia yang lazimnya menunda-nunda dalam melakukan kehendak Allah?