Henry Blackaby |
Belum lama berselang saya menelepon seorang Pemimpin organisasi yang ternama, yang memberitahu saya, “Henri, saya sangat bersyukur kau menelepon. Kau pasti tidak tahu pentingnya telepon ini.” Saya sudah berjanji kepadanya untuk meneleponnya secara teratur karena posisi kepemimpinannya sangat berpengaruh.
Ketika saya bertanya apa yang terjadi dalam hidupnya, ia berkata, “Seumur hidup saya tidak pernah ketakutan seperti ini. Hanya karena Tuhan sajalah. Ia mulai menangani dosa dalam hidup saya. Tuhan telah memunculkan hal-hal yang tidak pernah saya pikirkan selama bertahun-tahun. Ia telah memunculkan hal-hal dari masa muda saya yang tidak pernah saya bereskan dalam hidup saya – hal-hal yang telah mempengaruhi perkawinan dan tugas saya. Tuhan tidak mau menyerah selama tiga minggu untuk memunculkan dalam pikiran saya apa yang dipandang-Nya sebagai dosa, dan seserius apa itu bagi-Nya. Beberapa hari yang lalu saya tiba di titik di mana saya berseru kepada Tuhan dan bertanya mengapa Tuhan melakukan ini kepada saya. Tuhan berkata kepada saya, “Karena kau sudah kehilangan rasa takut kepada-Ku maka Aku melakukan ini.” Tuhan akan mengkonfrontasi kita, Ia tidak tidak membuat perkecualian.
Ketika Anda tidak takut pada Tuhan, Anda tidak akan takut pada dosa. Ada hubungan langsung antara memandang tinggi Tuhan dan memandang tinggi dosa. Memandang rendah Tuhan membuat orang memandang rendah dosa. Ketika tidak ada rasa takut kepada dosa, tidak ada rasa takut kepada Tuhan. Menakjubkan bagi saya banyaknya orang yang dapat berdosa besar melawan Firman Tuhan.
Dalam Perjanjian Lama, banyak yang akan dihukum mati untuk banyak hal yang dilakukan orang saat ini. Tuhan berkata bahwa Perjanjian Baru itu lebih serius daripada di Perjanjian Lama. Menakjubkan bagi saya bagaimana begitu banyak orang entah bagaimana menyakini bahwa selama mereka tidak merasa sesuatu itu buruk, maka itu tidak buruk – selama mereka dapat merasa baik-baik saja mengenai hal itu, mereka dapat terus melakukannya. Selama Tuhan tidak langsung berurusan dengan mereka, pastilah itu tidak apa-apa. Tuhan pasti akan mengkonfrontasi kita, Ia tidak akan membuat perkecualian.
Orang yang saya telepon ini berkata, “Henry, saya ingin kau tahu bahwa baru dalam tiga minggu terakhir ini Tuhan meletakkan pengertian di hati saya tentang mengapa kita tidak melihat kebangkitan rohani. Kita tidak melihat tangan Tuhan menggerakkan umat Tuhan, karena kita telah kehilangan rasa takut kepada Tuhan.”
Belakangan, saya berada di negara bagian lain dan berbicara dengan sekelompok besar orang. Beberapa orang mendatangi saya untuk berbicara setelah pertemuan, dan mereka memberitahu saya apa yang terjadi di gereja mereka. Mereka berkata bahwa gereja telah memungut suara untuk program pembangunan gedung. Tata gereja mereka menyatakan bahwa mereka harus memiliki 75 persen suara untuk melanjutkan program. Mereka memiliki 72 persen suara. Mereka berkata bahwa sang pendeta menjadi berang dan mulai memarahi mereka. Ia lalu membawa 100 orang dan pergi kurang dari satu mil di jalan yang sama, dan mencari gedung untuk memulai gereja baru.
Ketika saya mendengar hal itu, saya mulai gemetar. Alkitab menunjukkan bahwa Anda tidak dapat menyentuh tubuh Kristus tanpa membuat Tuhan menangani Anda dengan keras (Kisah Para Rasul 5:1-5).
Saya sudah mendengarkan kisah demi kisah tentang orang-orang yang mengalami perpecahan gereja di banyak tempat. Orang-orang yang terlibat sama sekali tidak memiliki rasa takut kepada Tuhan! Mereka cenderung berkomentar bahwa setidaknya mereka memulai gereja baru. Mereka tidak memulai gereja – mereka hanya memulai klub relgius! Tuhan tidak ada hubungan dengan perpecahan itu. Roh Tuhan tidak pernah terlibat dalam perpecahan gereja. Tidak pernah!
Tuhan adalah penulis persatuan. Umat Tuhan dapat berdalih apa saja sesuka mereka agar merasa enak soal itu. Tetapi ketika Anda mengalami perpecahan gereja, Anda membatalkan hak Anda untuk mengkhotbahkan kabar rekonsiliasi. Gereja itu baru saja memperlihatkan bahwa Tuhan yang mendamaikan manusia kepada diri-Nya tidak dapat mendamaikan kelompok ini. Pesan apa yang sampai pada dunia luar? Tragedinya adalah tidak ada rasa takut kepada Tuhan.
Saya menemukan dari tiga puluh tahun menjadi gembala, bahwa Tuhan melakukan tindakan penghakiman kepada anak-anak. Generasi berikutnya itu biasanya tidak mau berurusan dengan umat Tuhan. Mereka menikah dan membangun rumah tangga tanpa Tuhan, mereka bercerai, anak cucu mereka terluka, dan semuanya berantakan. Beberapa orang berkata Tuhan tidak menghakimi mereka. Anda tidak mengerti-Ia baru saja melakukannya! Tuhan berkata hati anak-anak Anda akan berpaling menjauhi dari-Nya – mereka tidak akan mengikut jalan-jalan-Nya.
Marilynn dan saya sudah berdoa semenjak anak pertama kami lahir. Ya, Tuhan, jaga kami agar tetap kudus demi anak-anak kami. Jaga kami untuk tetap berjalan dengan-Mu. Jadikan kami bagian dari umat-Mu agar anak-anak kami juga ingin melayani-Mu.
Jeritan hati saya adalah agar saya dan umat Tuhan di sekeliling saya kembali kepada Firman Tuhan, dan membiarkan Ia memberitahu kita apa sebenarnya standar itu.
Segala sesuatu bermula dengan rasa takut akan Tuhan.