new-header-kesaksian

 

Gunawan Riddy |

Buku ini saya persembahkan untuk :

1. Istriku tercinta Vivi, serta anak-anakku Danny dan Frinsi.
2. Keluarga besar kami.
3. Rekan-rekan sepelayanan dan rekan-rekan seiman di penjara

Yang sudah banyak membantu dalam doa dan pemikiran. Kasih karunia dan
berkat Allah selalu menyertai kita.

DAFTAR ISI

Ucapan terima kasih……………………………………………………………………………4
Kata pembuka…………………………………………………………………………………….6
Pendahuluan……………………………………………………………………………………….8

Bab 1 : Indahnya Hari Itu……………………………………………………………………10
Bab 2 : Kecelakaan Yang Saya Alami……………………………………………………12
Bab 3 : Setelah Kecelakaan………………………………………………………………….15
Bab 4 : Verbal Di Ruang Penyidik………………………………………………………..17
Bab 5 : Mujizat Yang Pernah Kami Alami……………………………………………..20
Bab 6 : Menjadi Tersangka Dan Ditahan………………………………………………23
Bab 7 : Pertama Kali Tinggal Dalam Tahanan……………………………………… 25
Bab 8 : Adaptasi Dengan Sesama Tahanan………………………………………….. 27
Bab 9 : Ketika TUHAN Mulai Berbicara……………………………………………… 29
Bab 10 : TUHAN Mulai Membentuk Pribadi Dan Hati Saya…………………. 32
Bab 11 : Saya Mulai Manyalahkan TUHAN…………………………………………. 35
Bab 12 : TUHAN Adalah Allah Yang Mengajar Dan Mengasihi…………….. 38
Bab 13 : Hati Saya Dipenuhi Dengan Ucapan Syukur…………………………… 41
Bab 14 : TUHAN Semakin Menguatkan Saya………………………………………. 44
Bab 15 : Akhirnya, Saat Itu Tiba…………………………………………………………. 51
Bab 16 : Kebaktian Di Lembaga Pemasyarakatan…………………………………. 54
Bab 17 : Allah Turut Bekerja Dalam Segala Sesuatu……………………………… 56
Bab 18 : Kuasa Dalam Mengucap Syukur……………………………………………..59
Bab 19 : Penjunan Sedang Membentuk Tanah Liat……………………………….62
Bab 20 : Iman Dan Ketaatan………………………………………………………………65
Bab 21 : Sidang Yang Pertaama…………………………………………………………..68
Bab 22 : Kehidupan Burung Rajawali………………………………………………….70
Bab 23 : Pertolongan Yang Sesuai Dengan Pertobatan…………………………..73
Bab 24 : Pembelaan Dan Keadilan TUHAN………………………………………….76
Bab 25 : Peringatan Paskah Di Penjara………………………………………………..78
Bab 26 : Nilai-Nilai Dalam Kehidupan…………………………………………………81
Bab 27 : Vonis Akhirnya Dijatuhkan…………………………………………………….83

Penutup…………………………………………………………………………………………….86
Daftar pustaka………………………………………………………………………………… …87

i
UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama saya ingin berterima kasih kepada TUHAN, yang karena kasih dan kebaikan-Nya masih memberikan semangat, harapan dan kekuatan yang selalu baru, hingga saya bisa menyelesaikan buku ini. Banyak tantangan yang saya alami, mulai dari menulis catatan kehidupan ini saat “tinggal” dalam penjara, sampai menyusun kembali catatan ini menjadi sebuah buku.

Tidak berhenti sampai menulis, tetapi TUHAN juga mendorong saya melalui seorang rekan senior untuk membuat catatan ini menjadi sebuah buku.

Tidak lupa, keluarga tercinta yang selalu memberikan semangat saat mulai putus asa. Banyak hambatan dan tantangan yang saya alami saat penyusunan catatan kehidupan ini. Tetapi di balik hambatan dan tantangan ini, saya temukan banyak inspirasi yang memberikan semangat baru, untuk menyelesaikan catatan ini hingga menjadi sebuah buku yang saat ini sedang anda baca.

Dan akhirnya, ucapan terima kasih ini saya sampaikan kepada para pembaca sekalian. Temukan manisnya madu “kedewasaan” dalam sarang lebah “persoalan”. Itulah harapan saya saat anda membaca catatan kehidupan ini.

&&&&&&&&&&&&

ii
KATA PEMBUKA

Suatu malam setelah selesai makan malam, beberapa bulan sebelum mengalami peristiwa kecelakaan ini, pernah saya berpikir : “Kehidupan yang saya alami, meskipun ada permasalahan tetapi sepertinya masalah-masalah itu masih bisa saya selesaikan. Seandainya dibuat sebuah grafik tentang kehidupan saya, mungkin grafik itu berbentuk “garis datar yang hanya sedikit naik, kemudian sedikit turun dan naik lagi, kemudian sedikit turun dan seterusnya”.

Padahal jika melihat orang-orang di sekitar kita, saya melihat bagaimana mereka berjuang dalam kehidupan ini, dengan cucuran keringat bahkan dengan cucuran air mata. Dari hal ini, pernah saya membuat sebuah kesimpulan bahwa kehidupan saya mungkin “sudah” seperti ini, tidak perlu seperti orang-orang yang kita lihat di sekitar pada saat itu. Bahkan sakit yang saya derita, hingga harus minum obat dari dokter sampai hari ini, saya anggap hal yang biasa dan saya masih bisa mengucap syukur pada TUHAN untuk hal ini.

Tetapi kejadian kecelakaan pada tanggal 12 Januari 2010 bagaikan sebuah pukulan yang menampar wajah, yang membuat saya sadar tentang kehidupan yang sebenarnya. Banyak pertanyaan-pertanyaan dari dalam hati mengapa musibah ini harus terjadi. Tidak ketinggalan keluar juga protes kepada TUHAN. Tetapi seiring berjalannya waktu setelah musibah itu, sedikit demi sedikit TUHAN memproses dan membentuk pribadi saya dan keluarga.

Di saat inilah tetesan air mata mewarnai kehidupan kami, hingga kami (saya, istri dan anak-anak) bisa mulai mengerti “definisi” proses dan arti kehidupan yang sebenarnya.

Melalui CATATAN KEHIDUPAN ini, saya tidak bermaksud “menggurui” pembaca sekalian, karena saya percaya bahwa TUHAN membentuk dan memproses kita tidak dengan cara yang sama, tetapi berdasarkan kehendak dan rencana-Nya yang spesifik dan berbeda pada setiap kita. Tetapi saya percaya bahwa tujuan dari pembentukan itu adalah menjadikan setiap pribadi kita sebuah bejana yang mulia dan berharga di hadapan-Nya.
Ayat-ayat Firman TUHAN yang saya terima dengan bimbingan TUHAN, saya harapkan bisa lebih membawa kita masuk dan mengerti rencana TUHAN di balik proses yang sedang kita jalani.
Semoga berkat, kasih dan anugrah-Nya yang melampaui segala akal senantiasa meliputi kita. Amin

Penulis

Riddy Gunawan

iii
PENDAHULUAN

Seandainya waktu bisa mundur 1 sampai 2 hari, mungkin musibah ini tidak perlu terjadi. Tetapi sayangnya hal itu tidak mungkin terjadi, karena TUHAN tidak pernah mengajar kita untuk melihat ke belakang, tetapi Dia ingin kita menjalani hari ini seburuk dan separah apapun dengan tetap mengucap syukur. Dan kemudian menatap hari esok dengan penuh harapan kepada-Nya.

MAZMUR 102 : 1-12

Doa seorang sengsara, pada waktu ia lemah lesu dan mencurahkan pengaduhannya ke hadapan TUHAN.
TUHAN, dengarkanlah doaku, dan biarlah teriakku minta tolong sampai kepada-Mu.
Janganlah sembunyikan wajahmu terhadap aku pada hari aku tersesak.. Sendengkanlah telinga-Mu kepadaku; pada hari aku berseru, segeralah menjawab aku !
Sebab hari-hariku habis seperti asap, tulang-tulangku membara seperti perapian.
Hatiku terpukul dan layu seperti rumput, sehingga aku lupa makan rotiku.
Oleh sebab keluhanku yang nyaring, aku tinggal tulang-belulang.
Aku sudah menyerupai burung undan di padang gurun,
sudah menjadi seperti burung ponggok pada reruntuhan .
Aku tak bisa tidur dan sudah menjadi seperti burung terpencil di atas sotoh.
Sepanjang hari aku dicela oleh musuh-musuhku,
Orang-orang yang mempermainkan aku menyumpah dengan menyebut namaku.
Sebab aku makan abu seperti roti, dan mencampur minumanku dengan tangisan,
oleh karena marah-Mu dan geram-Mu , sebab Engkau telah
mengangkat aku dan melemparkan aku.
Hari-hariku seperti bayang-bayang memanjang,
Dan aku sendiri layu seperti rumput.

Saya berharap CATATAN KEHIDUPAN yang saya tulis ini, berguna bagi siapapun yang mungkin suatu hari nanti mengalami kejadian seperti yang saya alami.

—–&&&—–

BAB 1
INDAHNYA HARI ITU

Pagi itu seperti biasa saya bangun pukul 05.00. Setelah bangun, saya buka jendela belakang dan tampak, langit berwarna biru cerah. Setelah cuci muka, saya mulai berdoa dan merenungkan Firman TUHAN, kemudian kembali saya berdoa untuk kehidupan keluarga kami hari ini, Selasa, 12 Januari 2010.

Saya berdoa untuk pekerjaan hari ini, agar hikmat TUHAN memenuhi dalam setiap aktivitas pekerjaan hari ini. Saya juga berdoa untuk istri, supaya TUHAN juga memberikan hikmat dalam mengatur dan membimbing anak-anak sepanjang hari ini. Tidak lupa saya juga berdoa untuk anak-anak kami : Danny (9 tahun) dan Frinsi (4 tahun) agar TUHAN juga memberkati dalam sekolah mereka dengan kecerdasan supaya dengan itu nama TUHAN dipermuliakan.

Tidak lupa sebelum saya berangkat, kami semua sarapan pagi bersama. Hari itu kami semua bersukacita karena Danny bersedia memimpin doa sebelum kami semua makan. Begitu juga dengan Frinsi yang juga mau ikut berdoa sebelum kami semua memulai sarapan pagi.

TUHAN begitu baik dan cinta kepada kami sekeluarga. Kami sudah menikah lebih dari 9 tahun. TUHAN mempertemukan kami 11 tahun yang lalu dalam suatu perusahaan tempat kami bekerja. Setelah berjalan bersama selama 1 tahun, kami sepakat untuk melanjutkan hubungan kami ke jenjang pernikahan.

Banyak kejadian yang sudah kami alami dalam kehidupan rumah tangga yang kami mulai sejak 4 Februari 2001. Kasih dan penyertaan TUHAN dicurahkan luar biasa dalam kehidupan rumah tangga kami. Hal itu dapat kami lihat melalui permasalahan yang kami alami mulai dari masalah kesehatan, anak-anak sampai masalah ekonomi, TUHAN tidak pernah meninggalkan kami dan selalu ada jalan keluar untuk setiap permasalahan kami. Sampai masalah keuangan pun pernah kami alami, tetapi TUHAN mengajar kami untuk tetap hidup jujur dalam pekerjaan yang saya lakukan.

Kasih dan penyertaan TUHAN juga kami alami saat istri saya mengandung anak pertama. Waktu lahir kami beri nama : Daniel Nathan, karena melalui anak pertama kami tersebut TUHAN menyatakan mujizat- Nya.

&&&&&&&&&&

BAB 2
KECELAKAAN YANG SAYA ALAMI

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 06.30. Sarapan kami pagi ini begitu segar sehingga Danny makan begitu lahapnya. Istri saya dulunya adalah seorang wanita karier, tetapi semenjak anak pertama kami lahir, saya tidak mengijinkan dia bekerja. Hal ini saya lakukan agar dia bisa lebih fokus dalam merawat anak kami, termasuk dalam hal memasak untuk kami sekeluarga. Ada kenikmatan yang saya lihat pada anak-anak, saat mereka menikmati masakan mamanya, begitu juga dengan saya.

Setelah Danny siap dengan perlengkapan sekolahnya, sayapun menuju mobil yang biasa saya pakai setiap hari untuk mengantar Danny ke sekolah, kemudian ke tempat saya bekerja.

Seperti biasa sebelum berangkat bekerja saya selalu memeriksa keadaan mobil (air radiator dan oli mesin). Setelah selesai, saya mulai menyalakan mesin agar panas.

Pagi ini begitu cerah. Matahari bersinar dengan teriknya. Setelah berpamitan, kamipun memulai perjalanan rutin kami. Seperti biasa saya menyalakan radio dan mendengarkan lagu-lagu rohani sepanjang perjalanan kami. Sepanjang perjalanan, kami sangat bersukacita karena kebaikan TUHAN dalam kehidupan kami.

Setelah lebih kurang 15 menit akhirnya kami sampai di sekolah Danny. Setelah Danny turun, sayapun melanjutkan perjalanan ke tempat pekerjaan. Saya mengendarai mobil dengan santai karena jarak sekolah Danny dengan tempat saya bekerja sangat dekat (lebih kurang 15 menit).

Setelah mobil berjalan lebih kurang 5 menit dari sekolah Danny, tiba-tiba mobil yang saya kendarai menabrak sebuah pohon dan trotoar, tetapi mobil tetap tidak dapat berhenti dan saya tidak dapat mengendalikannya. Saya bermaksud melepaskan pedal gas dan berusaha menginjak rem, tetapi kaki saya tidak bisa pindah dari pedal gas (hal ini akibat sakit yang saya derita kambuh hingga kaki terasa tegang dan tidak bisa digerakkan), sehingga mobil berjalan tambah kencang dan menabrak sepeda motor yang ada di depan.

Kejadian tersebut berlangsung sangat cepat sehingga mobil yang saya kendarai tersebut menabrak lebih kurang 9 sepeda motor (menurut saksi mata). Mobil yang saya kendarai tersebut baru berhenti seteleh menabrak trotoar.

Begitu mobil tersebut berhenti, 2 orang polisi segera membuka pintu mobil dan saya langsung dibawa masuk ke dalam sebuah rumah untuk diamankan dari amuk massa (massa mengira bahwa saya telah berusaha melarikan diri setelah menabrak sepeda motor pertama). Tetapi sebelum saya sempat masuk ke dalam rumah tersebut ada beberapa orang yang sempat mendatangi dan memukul wajah saya.

Saya mencoba menjelaskan bahwa saya tidak bermaksud melarikan diri tetapi mereka tetap tidak percaya dan terus berusaha memukul . Saat itu saya tidak dapat berbuat apa-apa, karena kedua tangan saya di-borgol oleh polisi yang tadi menangkap saya.

Setelah sampai di dalam rumah tersebut, para polisi berunding bagaimana cara mengamankan agar saya bisa sampai ke kantor polisi dengan selamat, karena beberapa polisi mendengar bahwa massa di luar marah dan akan membakar mobil yang saya kendarai.. Akhirnya dengan pengawalan ketat, saya dinaikkan ke sepeda motor polisi dan dibawa ke kantor polisi.

&&&&&&&&&&&

BAB 3
SETELAH KECELAKAAN…

Berita kecelakaan yang saya alami tersebar begitu cepat melalui radio. Salah seorang teman yang mendengar berita kecelakaan itu segera memberitahu dan menjemput istri saya untuk dibawa ke kantor polisi.

Sesampainya di kantor polisi, saya menunggu untuk diproses dan beberapa polisi sempat bertanya, mengapa saya tidak berhenti pada saat menabrak sepeda motor yang pertama. Saya belum bisa menjelaskan tentang penyakit yang saya derita hingga menyebabkan terjadinya kecelakaan ini, karena pada saat itu pikiran saya masih kacau balau bercampur takut. Apalagi tangan saya masih di-borgol karena dikira melakukan tabrak lari.

Tidak lama setelah itu, istri saya datang dan hanya bisa menangis melihat saya di kantor polisi dalam keadaan seperti itu. Melihat itu saya hanya diam dan tidak tahu harus berkata apa, karena di dalam hati bercampur aduk segala macam perasaan. Kemudian borgol saya mulai dilepas (baru pertama kali ini saya merasakan di-borgol dan kedua tangan saya luka karena tarikan borgol yang terlalu keras) dan saya dibawa ke ruang Kecelakaan Lalu Lintas untuk diverbal (diperiksa tertulis).

Sementara itu di luar beredar banyak kabar yang salah tentang kecelakaan yang baru saja saya alami. Ada yang mengatakan bahwa saya mabuk.. Ada yang mengatakan bahwa di mobil tersebut saya bertengkar dengan istri (padahal pada saat kecelakaan tersebut saya sendirian di dalam mobil). Yang paling menyedihkan adalah beredar kabar bahwa saya melakukan tabrak lari.

Orang tua dan kakak kedua saya setelah mendengar kabar kecelakaan tersebut langsung menuju ke kantor polisi untuk menemui saya. Setelah bertemu, orang tua saya bertanya tentang kejadian yang baru saya alami dengan tetesan air mata. Sayapun pada saat itu tidak bisa menjawab tetapi hanya meneteskan air mata. Apalagi pada saat itu ada seorang polisi yang memberitahu bahwa ada 1 orang korban yang meninggal dunia dan ada beberapa korban yang dirawat di rumah sakit.

&&&&&&&&&&&&&&&&

BAB 4
VERBAL DI RUANG PENYIDIK

Beberapa petugas medis datang ke tempat saya diverbal. Mereka mulai mengobati luka-luka bekas pecahan kaca (kaca depan mobil yang saya kendarai pecah dan pecahannya berhamburan ke wajah dan tubuh saya) dan bekas borgol di tangan saya. Sampel darah saya diambil dan sampel urine (air seni) juga mulai diperiksa (untuk memastikan ada/tidaknya kandungan obat, narkoba atau minuman keras dalam darah dan air seni).

Saat urine diperiksa itulah, mereka menemukan adanya kandungan obat dalam urine saya. Mereka curiga bahwa saya memakai obat terlarang/narkoba (waktu saya tinggal dalam tahanan polisi, ada beberapa kasus kecelakaan. Penyebab kecelakaan itu antara lain mengantuk, ngebut dan salah satunya adalah si pengendara minum obat terlarang/narkoba).

Kecurigaan tersebut langsung saya bantah, dengan mengatakan bahwa saya memang minum obat untuk syaraf tetapi dari resep dokter (saya berikan sample obat yang saya minum tersebut kepada penyidik).

Setelah periksa urine dan darah selesai, maka proses verbalpun dimulai. Satu persatu pertanyaan diajukan dan saya menjawab dengan jujur apa yang ditanyakan penyidik. Proses verbal dihentikan pukul 12.00 untuk istirahat dan saya dipersilakan untuk makan siang. Tetapi mengingat kejadian tadi pagi, apalagi ada korban yang meninggal, saya tidak ada selera untuk makan (karena seumur hidup, saya tidak pernah menyakiti dan memukul apalagi sampai membunuh seseorang).

Waktu menunjukkan pukul 13.00 dan proses verbal kembali dimulai. Dalam pertanyaan yang diajukan, saya tetap menjawab bahwa tidak melakukan tabrak lari tetapi saya mempunyai sakit ketegangan syaraf dan sampai hari ini masih minum obat dari dokter. Saya tidak tahu apakah obat yang saya minum tersebut berpengaruh terhadap syaraf saya, sehingga menimbulkan kecelakaan tersebut.

Proses verbal baru berhenti pukul 17.00, dan setelah proses verbal itupun saya masih belum ada selera untuk makan, saya hanya minum dan makan sedikit roti yang dibelikan orang tua saya (apalagi waktu itu berita kecelakaan saya sudah diliput oleh salah satu stasiun televisi swasta dan disiarkan pukul 17.20).

Kira-kira pukul 17.30 istri saya kembali datang dengan membawa pakaian dan handuk untuk mandi. Saat itu saya juga ditemani seorang teman dari kakak ipar, sedangkan istri saya ditemani kakaknya pergi ke rumah korban yang meninggal dunia.

Penyidik menyarankan saya untuk mandi. Setelah mandi saya mulai duduk dan merenungkan apa yang tadi pagi terjadi. Pikiran saya dipenuhi perasaan bersalah karena adanya korban luka-luka apalagi ada yang meninggal dunia. Waktu itu juga ada kabar bahwa ada 1 korban luka-luka yang kritis. Pikiran saya saat itu sangat menyesal, bercampur dengan kekuatiran terhadap korban yang kritis tersebut.

Pukul 19.00 salah seorang teman datang dan membawa makanan untuk saya. Dia mengajak seorang pendeta dan berdoa untuk saya serta berdoa untuk korban luka-luka supaya tidak ada lagi korban yang meninggal dunia.

&&&&&&&&&&&&&&

BAB 5
MUJIZAT YANG PERNAH KAMI ALAMI

Malam itu saya ditahan di ruang penyidik. Saya mencoba untuk makan meskipun hanya beberapa sendok saja. Setelah makan pikiran saya tetap tertuju pada korban kecelakaan yang meninggal dunia dan luka-luka. Malam itu saya berdoa agar korban yang kritis mengalami mujizat dari TUHAN.

Saya sangat percaya pada mujizat TUHAN, karena pernah mengalaminya sendiri. Mujizat ini terjadi saat kehamilan anak pertama kami, Danny. Anak pertama kami ini mujizat, karena saat dalam kandungan akan digugurkan (saran seorang dokter kandungan) karena ada kelainan pada janinnya.

Kemudian saya dan istri berdoa agar TUHAN memberikan jalan keluar terbaik. Beberapa hari setelah itu TUHAN memberikan jalan keluar. Dengan saran keluarga, kami putuskan untuk minta pendapat pada dokter kandungan yang lain. Karena mujizat dari TUHAN, dokter ini menyatakan bahwa janin dalam kandungan istri saya masih bisa dipertahankan.

Pada hari Minggu saat mengikuti kebaktian di gereja, saya meminta pendeta kami untuk mendoakan janin dalam kandungan istri saya. Setelah didoakan dengan minyak urapan, salah satu pendeta menyarankan agar setiap malam berdoa untuk janin dalam kandungan istri saya dengan minyak urapan dan membacakan kitab Yeremia 1 : 5 yang tertulis :

Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.

Pada saat usia kandungan istri saya sudah 9 bulan, maka anak yang kami tunggu-tunggu, lahir secara normal dalam keadaan sehat.

Begitu juga dengan anak kedua kami. Setelah anak pertama kami berumur 3 tahun, kami berencana untuk memberikan adik baginya. Tetapi masalah datang saat kandungan istri saya berusia 2 bulan. Istri saya mengalami keguguran. Masalah tersebut terjadi sampai 2 kali hingga akhirnya TUHAN memberikan jalan keluar melalui seorang dokter kandungan yang menyarankan agar kandungan istri saya dibersihkan.

Tiga bulan berikutnya istri saya kembali hamil dan saat kandungannya berusia 9 bulan, 10 hari, istri saya kembali melahirkan secara normal seorang bayi perempuan.

Malam itu, waktu yang ada saya gunakan untuk berdoa dan mengingat semua mujizat yang TUHAN sudah lakukan dalam keluarga kami. Saya teringat pada kejadian tadi pagi. Dalam hal seperti itu, TUHAN tidak pernah meninggalkan saya. Wajah saya yang sempat dipukuli orang, tidak ada yang luka atau lebam. Begitu juga dengan mobil yang saya pakai juga berhasil dievakuasi ke polres (digunakan untuk bahan penyelidikan).

Saat itu dalam pikiran saya, masih campur aduk antara korban kecelakaan, keluarga dan pekerjaan yang harus saya tinggalkan. Saya hanya bisa berserah penuh pada TUHAN tentang nasib saya selanjutnya.

Malam itu badan saya sangat lelah, tetapi karena pikiran sedang kacau maka saya tidak bisa memejamkan mata dan waktu yang ada saya pakai untuk berdoa.

&&&&&&&&&&&&&&

BAB 6
MENJADI TERSANGKA DAN DITAHAN

Waktu berjalan sangat lambat. Saat melihat jam di ruang pemeriksaan kecelakaan lalu lintas, saya lihat waktu itu masih pukul 01.30. Karena tetap tidak bisa tidur, saya duduk dan berdoa untuk korban luka-luka supaya tidak ada yang meninggal dunia lagi. Setelah sekian lama berdoa, saya kembali membaringkan diri mencoba untuk kembali tidur, tetapi tetap tidak bisa tidur. Kemudian saya ke kamar mandi untuk mandi dan ganti pakaian. Jam menunjukkan pukul 04.30 dan saya kembali berdoa sampai kira-kira pukul 05.30.

Hari ini, Rabu, 13 Januari 2010 pukul 06.30. Kantor penyidik tempat saya “menginap” semalam, mulai penuh dengan polisi. Saya berharap pagi ini TUHAN menjawab apa yang sudah kami doakan semalam agar tidak ada lagi korban luka-luka yang meninggal dunia.

Tetapi apa yang saya doakan tidak menjadi kenyataan, karena polisi datang dan memberitahu penyidik bahwa 1 korban kritis akhirnya meninggal dunia. Sarapan pagi yang disediakan penyidik di meja tidak saya sentuh karena hati saya semakin hancur dan tenggelam dalam kesedihan. Penyidik dan keluarga menyarankan saya makan agar tidak sakit. Akhirnya, meskipun rasanya sulit untuk menelan, saya paksakan juga untuk makan. Istri dan keluarga hanya bisa menangis menyaksikan hal itu.

Pukul 09.00, saya dipindah dari ruang penyidik kecelakaan lalu lintas ke ruang tahanan polres. Dengan diantar seorang polisi dan keluarga, saya menuju ke ruang tahanan dan harus berpisah dengan mereka di pintu jeruji besi. Istri hanya bisa menangis menyaksikan saya harus masuk ke dalam ruang tahanan.

Sebagai manusia biasa yang tidak pernah masuk ke tempat seperti ini, saya merasa takut. Apalagi sering kita melihat dalam tayangan di televisi, tentang suasana dalam sebuah rumah tahanan (terjadi kekerasan, pemukulan bahkan penyiksaan sampai berakhir dengan sebuah kematian).

Tetapi apa yang dikatakan firman TUHAN itu benar terjadi dalam kehidupan, bila kita percaya sepenuhnya dan tidak bimbang.Hal ini pula yang terjadi saat saya pertama kali masuk dalam ruang tahanan. Waktu pintu jeruji besi itu dibuka, di dalam sudah menanti wajah-wajah seram seperti ingin memakan saya.

Saat itu saya hanya bisa berkata dalam hati : “TUHAN, aku serahkan hidup dan matiku ke dalam tangan-Mu. Tetapi firman TUHAN itu benar seperti yang dialami Daniel saat dilemparkan ke dalam gua singa. Saya hanya percaya, saat akan masuk ke dalam ruang tahanan bahwa TUHAN sudah mempersiapkan semuanya. Ini terbukti dari pengakuan beberapa orang tahanan bahwa beberapa hari sebelum saya sampai di sini, beberapa orang tahanan “ganas” yang suka memukul sesama tahanan, sudah dipindah ke lembaga pemasyarakatan (jika seorang tahanan sudah selesai menjalani pemeriksaan di kantor polisi, selanjutnya dia akan dipindah ke lembaga pemasyarakatan untuk melanjutkan proses selanjutnya yaitu persidangan sampai vonis yang akan diterima).

BAB 7
PERTAMA KALI TINGGAL DALAM TAHANAN

Siang ini mata saya tertuju pada langit-langit ruang tahanan, dengan tubuh terbaring lemas di lantai. Baru kali ini saya berada di tempat seperti ini, tempat yang belum pernah saya bayangkan sebelumnya untuk menjadi tempat tinggal, walaupun sementara.

Meskipun masih ada jatah nasi untuk dimakan, tetapi perut saya terasa kenyang karena perasaan yang campur aduk. Teman sesama tahanan menyarankan agar saya makan supaya tidak sampai sakit, tetapi saya tetap tidak mau makan. Mereka bertanya tentang kasus yang saya alami dan saya ceritakan semua kejadian kecelakaan hari Selasa pagi itu. Sampai sore hari saya tetap termenung dan tetap tidak ada selera untuk makan.

Melihat saya yang terus termenung, mereka menyarankan agar saya mandi karena menurut mereka, air di rumah tahanan ini mengandung obat alami untuk orang-orang yang baru datang. Saya ikuti saran mereka dan setelah mandi, saya mencoba untuk makan (meskipun harus saya telan dengan terpaksa).

Malam mulai menjelang dan tahanan yang beragama Islam mulai melaksanakan sholat. Waktu itu saya berusaha untuk berdoa tetapi pikiran saya melayang pada korban-korban kecelakaan, pada keluarga dan pekerjaan yang harus saya tinggalkan entah berapa lama.

Saat makan malam, saya masih belum bisa makan dan melihat saya tetap seperti itu, mereka mulai jengkel dan memarahi saya agar mau makan. Menurut mereka, jangan sampai kita sakit pada saat ditahan seperti ini (karena jika itu terus terjadi akan mengakibatkan stress dan akhirnya membuat kita ingin bunuh diri). Saya mengikuti saran mereka dan mulai makan.

Malam itu karena tidak membawa Alkitab, saya hanya bisa berdoa dan berdiam diri. Saat para tahanan mulai tidur, saya juga mencoba untuk tidur tetapi saat memejamkan mata, pikiran saya langsung melayang pada kejadian hari Selasa kemarin. Saat teringat pada korban kecelakaan, mata saya langsung terbuka dan tidak bisa tidur lagi.

&&&&&&&&&&&&&&&&&&

BAB 8
ADAPTASI DENGAN SESAMA TAHANAN

Hari-hari yang saya lewati dalam rumah tahanan terasa sangat lama. Saya yang terbiasa dari pagi sampai sore bekerja dan sekarang hanya berdiam diri, terasa sangat bosan dan jenuh. Waktu yang ada saya pakai untuk ngobrol dengan teman sesama tahanan, membersihkan ruang tahanan dan mencuci pakaian.

Waktu istri datang mengunjungi, saya meminta untuk dibawakan Alkitab dan buku serta alat tulis. Pagi, saat tahanan yang beragama Islam melaksanakan sholat, saya juga bangun untuk berdoa dan membaca Alkitab. Kesempatan ini saya gunakan untuk introspeksi diri. Saya mulai memeriksa diri sendiri apakah ada suatu kesalahan sampai harus mengalami musibah ini dan keluarga saya, secara tidak langsung juga ikut merasakan. Setiap kali teringat pada korban kecelakaan, istri serta anak-anak di rumah, saya hanya bisa meneteskan air mata.

Setelah absen tahanan (setiap pagi dan malam, para tahanan di absen oleh petugas jaga untuk mengantisipasi agar tidak ada yang kabur) dan makan pagi, para tahanan biasanya ngobrol tentang kasus yang dialami saat ini. Ada juga tahanan yang mempunyai kasus seperti saya (kecelakaan lalu-lintas).

Dari perbincangan inilah, perlahan TUHAN mulai memberi kekuatan pada saya, bahwa masih ada orang-orang yang mengalami kasus seperti saya, bahkan ada yang lebih berat. Dari cerita mereka, saya mengetahui bahwa ada proses (waktu) dari penyidikan sampai disidangkannya kasus saya, yaitu lebih kurang 2 bulan. Setelah mengetahui waktu yang lama ini, saya mulai mempersiapkan diri untuk mengisi waktu yang ada dengan membaca firman TUHAN, menulis buku ini dan berdoa.

Ada sebuah cara kehidupan yang tidak bisa kita temukan di luar saat kita tinggal dalam tahanan. Kami, yang tinggal dalam tahanan harus melaksanakan ibadah dengan rutin sesuai agama masing-masing. Jika tidak melaksanakan ibadah, maka petugas akan memberikan teguran. Hal ini saya anggap baik karena dalam rumah tahanan inilah kita bisa menjalin hubungan yang lebih dekat dengan TUHAN.

Hal lain yang mungkin tidak kita temukan di luar adalah rasa kebersamaan yang besar. Makanan yang kita dapat dari keluarga/teman yang mengunjungi, harus kita bagi dengan sesama tahanan supaya semua dapat merasakan apa yang kita rasakan dan sebaliknya.

Pada hari ke-7 tinggal di tahanan, istri dan saudara tetap setia untuk mengunjungi saya. Di depan mereka, saya berusaha untuk tegar agar tidak menambah beban pikiran mereka. Tidak ada yang bisa saya lakukan saat ini, karena itu saya katakan pada mereka, bahwa yang bisa kita lakukan saat ini hanya berharap pada TUHAN dan tidak berharap pada manusia.

&&&&&&&&&&&&&&&&&&

BAB 9
KETIKA TUHAN MULAI BERBICARA

Hari ini adalah hari ke-14 saya tinggal di rumah tahanan. Kejenuhan dan kebosanan yang ada saya isi dengan berdoa, membaca firman TUHAN serta kembali berdoa untuk mencari kehendak TUHAN. Di saat pengharapan makin lemah, TUHAN selalu memberi kekuatan baru untuk selalu berharap. Ucapan syukur terus saya naikkan karena saya percaya ada kuasa dalam pengucapan syukur. Rasa kangen pada keluarga di rumah semakin besar. Jika teringat mereka, saya hanya bisa menangis.

Banyak rekan-rekan mengunjungi, mulai hari pertama saya ditahan. Ketika mereka selesai berdoa, selalu mereka katakan agar saya tetap sabar dan selalu berharap pada TUHAN. Setiap kali mereka datang dan berdoa, hati saya terasa hancur, tetapi saya selalu menahan air mata dan berusaha tegar.

Saat istri datang mengunjungi, saya bertanya pada dia apakah sudah datang pada korban kecelakaan dan memberikan santunan. Istri saya mengatakan bahwa ada sedikit kendala yang dialami dalam proses memberikan santunan pada para korban kecelakaan.

Saat istri pulang ke rumah, saya mulai bergumul dengan TUHAN tentang kendala yang saya alami saat ini. Saya sudah tidak memikirkan keadaan diri sendiri dalam rumah tahanan, karena sudah tidak bisa berbuat apa-apa. Yang bisa saya lakukan hanya berdoa agar TUHAN memberikan jalan keluar terbaik.

Pada suatu hari, istri saya di undang datang ke sebuah persekutuan doa dekat rumah. Ketika berdoa, istri saya merasakan ada kuasa TUHAN yang menjamah dia luar biasa. Saat itu TUHAN berbicara melalui hamba-Nya mengenai permasalahan yang dialami dalam keluarga kami. Selesai persekutuan doa, hamba TUHAN ini berbicara dengan istri saya dan dia ingin bertemu dengan saya di rumah tahanan.

Saat pertama kali hamba TUHAN ini datang, bertepatan dengan tetangga yang datang mengunjungi saya. Melihat tetangga yang datang, hati saya terasa hancur dan ingin menangis tetapi tetap saya tahan. Apalagi waktu mereka mengatakan untuk tidak terlalu memikirkan anak-anak karena mereka berjanji untuk membantu mengawasi.

Setelah para tetangga pulang, giliran hamba TUHAN ini berbicara pada saya. Dia menyatakan bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan (Roma 8:28). Dia meminta saya untuk tetap berharap pada TUHAN dan selalu mengucap syukur.

Saya semakin dikuatkan dengan pernyataan ini karena TUHAN juga pernah berbicara lewat firman-Nya dalam kitab Mazmur 43 : 5 yang tertulis :

Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa
engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah!
Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan
Allahku.

Karena pernyataan TUHAN inilah, maka sekarang doa yang saya naikkan lebih terarah pada TUHAN yang akan melakukan hal-hal ajaib dalam permasalahan saya saat ini. Saya mempercayakan sepenuhnya permasalahan ini ke dalam tangan TUHAN dan bukan lagi kepada manusia, karena dalam TUHAN selalu ada harapan yang baru.

TUHAN juga memberikan kekuatan pada saya lewat perumpamaan katak yang tidak sengaja masuk ke dalam gelas kaca berisi sedikit air. Ketika air (masalah) bertambah tinggi, maka katak tersebut harus bertahan untuk mengapung mengikuti naiknya air agar akhirnya bisa keluar dari dalam gelas.

Bertahan untuk mengapung dapat diartikan bahwa ketika masalah semakin berat, kita harus diam (berdoa). Dan lewat doa inilah (berharap pada TUHAN) perlahan tapi pasti, permasalahan yang saya hadapi dapat terselesaikan dengan pertolongan TUHAN.

&&&&&&&&&&&&&&&&&

BAB 10
TUHAN MULAI MEMBENTUK PRIBADI DAN HATI SAYA

Dalam bab sebelumnya, sudah saya ceritakan tentang pernyataan TUHAN bahwa Dia turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan (Roma 8:28). Dari pernyataan firman TUHAN ini, saya mendapat jawaban atas permasalahan saya bahwa jika TUHAN turut bekerja dalam segala sesuatu, maka permasalahan apapun yang saya alami pasti TUHAN sudah menyediakan jalan keluar terbaik.

Contoh dari hal ini adalah dari segi keuangan yang harus saya keluarkan untuk memberikan santunan pada korban-korban kecelakaan. Pada saat musibah ini terjadi, saya tidak mempunyai persiapan financial, karena saya memang tidak pernah merencanakan terjadinya musibah ini. Jadi pada saat itu, uang dalam tabungan hanya sedikit yang rencananya akan saya pakai untuk persiapan anak-anak masuk sekolah.

Tetapi TUHAN adalah “Jehovah Jireh”, Allah yang mencukupi kebutuhan umat-Nya. Secara akal tidak mungkin saya menyediakan uang sebanyak itu dalam waktu singkat, tetapi TUHAN mampu menyediakan melalui orang-orang yang dikasihi-Nya.

Dari permasalahan ini saya juga belajar bahwa suatu permasalahan terjadi bertujuan untuk :
1. Membentuk pribadi itu sendiri.
2. Membentuk orang-orang dekat di sekitar pribadi itu sendiri (anak, istri, orang tua dan saudara).

Karena itu saya tetap bersyukur pada TUHAN, melalui permasalahan yang meskipun sangat menyakitkan ini, selain membentuk pribadi saya menjadi pribadi yang lebih tegar (karena di rumah tahanan saya bertemu dengan orang-orang dari latar belakang beraagam), juga membuka mata hati bahwa di balik pribadi mereka yang keras, masih kita temukan rasa kepedulian yang besar serta hati yang mau mengasihi teman senasib sepenanggungan.

Di tempat ini, juga banyak saya temukan jiwa-jiwa yang haus akan keselamatan dari TUHAN. Jadi saya bersyukur pada TUHAN jika masih diberikan kesempatan untuk menabur benih-benih firman TUHAN dalam hati mereka.

Permasalahan yang saat ini terjadi, secara tidak langsung juga membentuk orang-orang dekat di sekitar saya. Istri saya, sebelumnya adalah orang yang tidak pernah saya tinggalkan dalam waktu yang lama. Jika ada problem di rumah yang tidak terselesaikan, maka dia akan menunggu saya sepulang kerja untuk memutuskan yang terbaik bagi keluarga kami.

Tetapi setelah musibah ini terjadi, mau tidak mau, suka atau tidak suka, dia harus belajar untuk menyelesaikan setiap permasalahan di rumah, tanpa adanya campur tangan saya. Termasuk membantu saya dalam mencari solusi terbaik dalam penanganan santunan untuk korban kecelakaan (karena saya sendiri saat itu masih ditahan di kantor polisi). Seringkali pembentukan yang dilakukan TUHAN terhadap istri saya, harus dia respon dengan deraian air mata.

Tidak berhenti sampai di sini, pembentukan TUHAN juga terjadi pada anak-anak saya. Sebelum musibah ini terjadi, mereka adalah anak-anak yang selalu bergantung kepada saya dalam segala hal. Tetapi sesudah musibah ini terjadi (menurut istri saya), mereka menjadi anak-anak yang lebih mandiri dalam segala aktivitasnya. Hal ini terjadi karena istri saya sering meninggalkan mereka di rumah, untuk membantu saya menyelesaikan segala macam urusan.

Hal lain yang terjadi dari musibah ini adalah, TUHAN membuka mata hati saya untuk dapat melihat saudara dan teman sejati. Kita pasti pernah mendengar istilah: “jika kita sukses (naik) maka banyak orang datang kepada kita, tetapi jika kita terpuruk (turun) maka hanya sedikit orang yang mau datang untuk membantu kita”. Dalam musibah yang saya alami saat ini terjadi yang sebaliknya. Banyak teman, saudara bahkan teman jauh yang datang untuk menyampaikan keprihatinannya atas musibah yang sedang saya alami.

Di saat saya sedang tidak berpengharapan, TUHAN masih memberikan semangat dan pengharapan baru melalui firman-Nya, keluarga, saudara bahkan teman jauh.

&&&&&&&&&&&&&&&

BAB 11
SAYA MULAI MENYALAHKAN TUHAN

Hari ini adalah hari ke-21 saya tinggal dalam rumah tahanan. Saya hanya bisa menghitung hari dari kelipatan 7 hari (seminggu) karena memang di sini tidak ada kalender dan jam. Bahkan untuk menandai waktu, saya menggunakan suara orang yang sedang berdoa di masjid (adzan).

Selain TUHAN yang memberikan kekuatan melalui hamba-Nya dan firman yang saya baca, maka iblis juga tidak mau ketinggalan memprovokasi saya dalam musibah ini. Kali ini serangan yang saya alami bahannya berasal dari firman TUHAN yang saya baca dari kitab Mazmur 34 : 20 yang tertulis :

Kemalangan orang benar banyak,
Tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu ;

Dari ayat tersebut, iblis menjatuhkan iman saya dengan menyatakan bahwa TUHAN tidak melepaskan saya dari kemalangan, terbukti bahwa saya harus mengalami musibah ini.

Karena serangan iblis ini, saya mengalami stress selama beberapa hari dan saya mulai menyalahkan TUHAN atas semua yang terjadi. Saya juga mulai putus asa karena iblis juga menyerang perihal persepuluhan yang sudah saya serahkan pada TUHAN selama ini ternyata tidak berdampak pada keselamatan saya, malahan terjadi yang sebaliknya. Saya semakin tenggelam dalam permasalahan ini dan saya merasa bahwa TUHAN memang membiarkan saya sendiri melewati lembah kekelaman (musibah) ini.

Saat saya mengalami serangan ini, pembacaan firman TUHAN sampai pada kitab Ayub. Dari kitab ini, saya belajar bagaimana cara kita menanggapi suatu permasalahan serta “berbahayanya” lidah jika tidak digunakan dengan benar. Bahkan para sahabat dan istri Ayub-pun bisa dipakai untuk menjatuhkan Ayub.

Akhirnya pada hari ke-26, TUHAN menjawab saat saya sedang berdoa. Musibah yang saya alami saat ini bukan kemalangan yang tidak terhindarkan tetapi TUHAN sudah melepaskannya. TUHAN bertanya dalam hati, apakah saya mengalami siksaan selama tinggal dalam rumah tahanan ini? Saya jawab bahwa saya baik-baik saja. Kemudian TUHAN kembali bertanya, apakah uang yang saya kumpulkan akan saya bawa kalau nanti saya mati ? TUHAN mengingatkan bahwa harta yang kita kumpulkan itu bersifat fana .

Saya semakin dikuatkan saat membaca kitab Mazmur 49:17-18 yang tertulis :

Janganlah takut, apabila seseorang menjadi kaya,
apabila kemuliaan keluarganya bertambah,
sebab pada waktu matinya semuanya itu tidak akan dibawanya
serta, kemuliaannya tidak akan turun mengikuti dia.

TUHAN juga menjawab perihal dugaan saya bahwa TUHAN membiarkan saya melewati lembah kekelaman. Saat melewati lembah kekelaman itu, saya tidak berjalan sendiri melainkan TUHAN yang menggendong saya. TUHAN juga mengingatkan bahwa musibah yang saya alami ini tidak seberapa jika dibandingkan dengan permasalahan yang dialami Daud.

Jika membaca kitab I Samuel dan II Samuel, kita dapat meneladani kehidupan Daud yang tidak pernah “menyalahkan “ TUHAN.

Mazmur 94 : 12-13a tertulis :

Berbahagialah orang yang Kau hajar, ya TUHAN
dan yang Kau ajari dari taurat-Mu,
untuk menenangkan dia terhadap hari-hari malapetaka.

I Tawarikh 12 : 12a tertulis :

Oleh sebab raja merendahkan diri, surutlah murka TUHAN daripadanya,
sehingga ia tidak dimusnahkan-Nya sama sekali.

Pemulihan dari permasalahan yang kita alami sangat bergantung dari sikap hati yang mau mengucap syukur dan merendahkan diri di hadapan TUHAN. TUHAN juga menunjukkan dalam kitab Samuel, bagaimana TUHAN mengangkat Daud dan Ayub (kitab Ayub) setelah mereka lulus dari ujian TUHAN. Dalam kitab Ayub 42 : 5 kita dapat melihat pengakuan Ayub tentang TUHAN setelah pemulihan yang dialami.

Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang engkau ,
tetapi sekarang mataku sendiri memandang engkau .

Karena itu saya memohon ampun pada TUHAN atas semua perkataan yang menyalahkan TUHAN. Saya sekarang akan lebih bersyukur dan lebih berharap lagi kepada TUHAN.

BAB 12
TUHAN ADALAH ALLAH YANG MENGAJAR DAN MENGASIHI

Pagi ini saya bangun agak siang, karena semalam sulit tidur. Saat membuka mata dan melihat langit-langit ruang tahanan, saya berharapa apa yang terjadi saat ini adalah mimpi. Tetapi saya harus menghadapi kenyataan. Beberapa hari ini TUHAN banyak berbicara melalui firman-Nya dan melalui sesama teman di tahanan. TUHAN juga menguatkan saya untuk menerima didikan-Nya meskipun melalui pengalaman yang kurang menyenangkan seperti ini.

Ada 2 hal yang bisa kita teladani dari sikap Daud saat dikejar-kejar oleh raja Saul (kitab I Samuel). Yang pertama, Daud bisa mengampuni raja Saul. Yang kedua, Daud dalam pelariannya yang berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain tetap mempersembahkan korban (mezbah) kepada TUHAN.

Dari apa yang dilakukan Daud, saya mencoba untuk melakukannya dalam rumah tahanan ini. Saya selalu membangun mezbah (doa) bagi TUHAN. Seperti yang pembaca ketahui, aktivitas saya dalam rumah tahanan ini hampir tidak ada (banyak waktu luang). Saya percaya waktu luang ini adalah bagian rencana TUHAN agar saya mempunyai hubungan yang lebih intim dengan-Nya melalui doa dan firman TUHAN yans saya baca, meskipun rancangan TUHAN untuk saya saat ini terasa sangat menyakitkan. Karena rancangan TUHAN bukanlah rancangan kita.

Kitab Yesaya 55 : 8 tertulis :

Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu dan jalanmu bukanlah
jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN.

Pada saat berdoa dan membaca firman TUHAN, saya sangat diberkati dan mendapat kekuatan serta pengharapan yang baru. Pernyataan TUHAN selalu bersyukur itulah yang membuat saya tetap bertahan dalam keadaan putus asa seperti ini. Teman-teman di tahanan yang usianya lebih tua juga menasehati agar saya bisa menerima musibah yang sudah terjadi ini dengan tetap bersyukur pada TUHAN (meskipun mereka berbeda keyakinan dengan saya).

Pernyataan TUHAN lainnya yang saya terima adalah pada saat membaca firman-Nya dalam kitab Yesaya 48 : 9-10 yang tertulis :

Oleh karena nama-Ku Aku menahan amarah-Ku dan oleh karena
kemasyhuran-Ku Aku mengasihani engkau, sehingga Aku tidak
melenyapkan engkau.
Sesungguhnya, Aku telah memurnikan engkau, namun bukan seperti
perak, tetapi Aku telah menguji engkau dalam dapur kesengsaraan.

Jadi apa yang saya alami saat ini adalah karena belas kasihan TUHAN kepada saya (meskipun harus diuji dalam dapur kesengsaraan). Tetapi jika kita memperhatikan perintah TUHAN, maka akan ada pemulihan dan berkat luar biasa yang akan kita terima.

Kitab Yesaya 48 : 18 tertulis :

Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai
sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan
kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang
laut yang tidak pernah berhenti.

&&&&&&&&&&&&&&&&&

BAB 13
HATI SAYA DIPENUHI DENGAN UCAPAN SYUKUR

Mazmur 107 : 10-20 tertulis :

Ada orang-orang yang duduk di dalam gelap dan kelam ,
terkurung dalam sengsara dan besi.
Karena mereka memberontak terhadap perintah-perintah Allah,
dan menista nasihat Yang Mahatinggi,
Maka ditundukkan-Nya hati mereka ke dalam kesusahan,
mereka tergelincir, dan tidak ada yang menolong.
Maka berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka,
dan diselamatkan-Nyalah mereka dari kecemasan mereka,
dibawa-Nya mereka keluar dari dalam gelap dan kelam,
dan diputuskan-Nya belenggu-belenggu mereka.
Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN karena kasih setia-Nya,
karena perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib terhadap anak-
anak manusia,
sebab dipecahkan-Nya pintu-pintu tembaga,
dan dihancurkan-Nya palang-palang pintu besi.
Ada orang-orang menjadi sakit oleh sebab kelakuan mereka yang
berdosa, dan disiksa oleh sebab kesalahan-kesalahan mereka ;
mereka muak terhadap segala makanan
dan mereka sudah sampai pada pintu gerbang maut.
Maka berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka,
dan diselamatkan-Nya mereka dari kecemasan mereka,
disampaikan-Nya firman-Nya dan disembuhkan-Nya mereka,
diluputkan-Nya mereka dari liang kubur.

Memasuki hari ke-35 saya tinggal dalam rumah tahanan ini, TUHAN kembali mengingatkan saya melalui ayat firman TUHAN di atas bahwa Dia sangat mencintai umat-Nya. Rasa cinta TUHAN pada umat-Nya tidak hanya ditunjukkan melalui langit yang selalu biru, berkat yang selalu melimpah dan kebahagiaan yang terus-menerus dalam keluarga kita.

Adanya permasalahan yang diiringi dengan deraian air mata bertujuan untuk melakukan koreksi agar kehidupan kita menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dengan adanya permasalahan juga membuat kita lebih dekat kepada TUHAN karena seruan doa yang kita naikkan. Dan satu hal yang tidak pernah saya lupakan yaitu dibalik apapun yang kita alami, TUHAN selalu mengajar kita untuk tetap mengucap syukur.

Ucapan syukur yang kita naikkan itu juga sebagai ungkapan terima kasih kepada TUHAN karena kasih-Nya kepada kita. Karena kasih-Nya itu TUHAN mengingatkan kita (melalui permasalahan yang kita alami) bahwa kita sudah melenceng dari jalur yang ditentukan TUHAN.

Dalam kitab Yesaya 50 : 1b tertulis :

Sesungguhnya oleh karena kesalahanmu sendiri kamu terjual. Oleh sebab itu hati saya saat ini dipenuhi dengan ucapan syukur meskipun harus berada di tempat seperti ini, jauh dari orang-orang yang saya cintai dan dari aktivitas pekerjaan.

Sebelum musibah ini, saya pernah mendengar seorang hamba TUHAN yang berkata :”ada kuasa dalam ucapan syukur”. Saya sebelumnya tidak mengerti arti dari kata-kata itu. Tetapi setelah membaca kitab Mazmur 107 : 10-20, saya mengerti bahwa pemulihan dan pertolongan TUHAN akan lebih cepat terjadi jika seruan doa kita disertai dengan ucapan syukur.

Hati yang mau mengucap syukur adalah “jalan bebas hambatan” bagi “jawaban doa kita”. Jadi kesimpulannya : bagi TUHAN untuk melakukan pemulihan dan pertolongan adalah sangat mudah (memecahkan pintu-pintu tembaga dan menghancurkan palang-palang pintu besi). Tetapi TUHAN juga melihat kondisi hati kita, apakah pengucapan syukur itu terus terpancar mendasari doa-doa yang kita maikkan ?

Pada bulan Februari ini ada momen yang tidak terlupakan dalam kehidupan saya. Tanggal 4 Februari adalah hari dimana kami melangsungkan pernikahan dan hari itu adalah hari ulang tahun saya juga. Saat istri berkunjung ke rumah tahanan dan mengucapkan ulang tahun kepada saya, hati saya terasa hancur karena baru pertama kali ini mendapat ucapan selamat ulang tahun saat berada di balik jeruji besi. Tetapi ekspresi kesedihan itu tidak saya tunjukkan dan saya tetap berusaha tegar di hadapannya.

&&&&&&&&&&&&&&&&&&&

BAB 14
TUHAN SEMAKIN MENGUATKAN SAYA

Mazmur 23 : 1-6 tertulis :

Mazmur Daud
TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku .
Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau,
Ia membimbing aku ke air yang tenang ;
Ia menyegarkan jiwaku.
Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut
bahaya, sebab Engkau besertaku ;
gada-Mu dan tongkat-Mu itulah yang menghibur aku .
Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku ;
Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak ;
pialaku penuh melimpah.
Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku ;
dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

Beberapa hari ke depan saya bersiap-siap untuk dipindah dari rumah tahanan ke lembaga pemasyarakatan [LP], untuk kemudian bersiap-siap menghadapi persidangan. Ada beberapa orang di rumah tahanan yang sebelumnya pernah “tinggal” di LP. Dari mereka, saya mencoba untuk mencari informasi tentang LP. Dan, ternyata banyak informasi yang sangat berguna sehingga saya bisa mempersiapkan diri sebelum berangkat ke LP.

Dari informasi yang saya dapat, ada satu hal yang meresahkan hati saya. Di LP ini tinggal orang-orang dari berbagai macam latar belakang, karakter dan jenis kejahatan berbeda yang membuat mereka masuk penjara. Ada kekuatiran dalam diri saya karena jika nanti sampai di LP, keadaan saya seperti “domba di tengah srigala”. Karena itu hari-hari ini lebih banyak saya isi dengan doa mohon perlindungan TUHAN jka nanti tiba di LP. Dan puji TUHAN, saya mendapat jawaban pergumulan doa melalui firman TUHAN yang saya baca.

Kita semua tidak asing dengan kitab Mazmur 23. Sayapun sudah beberapa kali membaca kitab Mazmur 23 ini. Sebelum mengalami musibah kecelakaan, kitab Mazmur 23 ini terasa biasa-biasa saja saat saya baca. Tetapi saat membaca kitab Mazmur 23 ini dalam rumah tahanan, ayat-ayat firman TUHAN ini sangat menguatkan saya

Gambaran seorang gembala saya lihat dengan jelas saat saya renungkan kitab Mazmur 23 ini. Jika TUHAN adalah gembala yang baik dan saya adalah salah satu domba-Nya, maka TUHAN akan memperlakukan saya seperti yang dikatakan dalam kitab Mazmur 23:1-6, selama domba itu dekat dengan gembala-Nya dan tidak mencari jalannya sendiri.

Iman saya juga semakin dikuatkan saat membaca :
kitab Mazmur 95 : 7 yang tertulis :

Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan
kawanan domba tuntunan tangan-Nya.
Dan kitab Mazmur 100 : 3 yang tertulis :
Ketahuilah, bahwa TUHANlah Allah ; Dialah yang menjadikan kita
dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.

Pada hari-hari berikutnya saat membaca firman-Nya, TUHAN semakin menguatkan saya. Kekuatiran yang ada dalam hati, sedikit demi sedikit hilang karena kuasa firman TUHAN. Banyak ayat-ayat dalam firman TUHAN yang saya dapat untuk lebih menguatkan saya. Kita bisa membaca dalam kitab :
– Mazmur 91 : 1-6 tertulis :

Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam
dalam naungan Yang Mahakuasa
akan berkata kepada TUHAN : “Tempat perlindunganku dan kubu
pertahananku, Allahku, yang kupercayai.”
Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap
burung, dari penyakit sampar yang busuk.
Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayapnya
engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar
tembok.
Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah
yang terbang di waktu siang,
terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap, terhadap
penyakit menular yang mengamuk di waktu petang.

– Yesaya 49 : 15 tertulis :

Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak
menyayangi anak dari kandungannya ?
Sekalipun dia melupakannya, aku tidak akan melupakan engkau.

– Yesaya 49 : 23c tertulis :

Maka engkau akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, dan bahwa
orang-orang yang menanti-nantikan Aku tidak akan mendapat malu.

– Yesaya 50 : 7 tertulis :

Tetapi Tuhan ALLAH menolong aku ; sebab itu aku tidak mendapat
noda. Sebab itu aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu
karena aku tahu, bahwa aku tidak akan mendapat malu.

Tetapi untuk mendapat perlindungan itu kita harus dekat dan mencari TUHAN seperti yang tertulis dalam kitab :
– Mazmur 110 : 1-2 tertulis :

Mazmur Daud
Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku :
Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai kubuat musuh-musuhmu
menjadi tumpuan kakimu.”
Tongkat kekuatanmu akan diulurkan TUHAN dari Sion : memerintahlah
di antara musuhmu !

– Amos 5 : 6a tertulis :

Carilah TUHAN, maka kamu akan hidup.

Oleh sebab itu setelah membaca ayat-ayat firman TUHAN itu, saya berusaha untuk lebih dekat pada TUHAN melalui doa dan penyembahan yang saya naikkan. Tidak lupa saya tetap memohon pengampunan, karena tanpa pengampunan itu tidak mungkin saya bisa mencari dan dekat kepada TUHAN. Kita bisa membaca dalam kitab :
– Yesaya 54 :14-17 tertulis :

Hanya sesaat lamanya Aku meninggalkan engkau, tetapi karena kasih
sayang yang besar Aku mengambil engkau kembali.
Dalam murka yang meluap Aku telah menyembunyikan wajahku
terhadap engkau sesaat lamanya, tetapi dalam kasih setia abadi Aku
telah mengasihani engkau, firman TUHAN penebusmu.
Keadaan ini bagi-Ku seperti pada zaman Nuh : seperti Aku telah
bersumpah kepadanya bahwa air bah tidak akan meliputi bumi lagi,
demikian Aku telah bersumpah bahwa Aku tidak akan murka
engkau dan tidak akan menghardik engkau lagi.
Sebab biarpun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang ,
tetapi kasih setia-Ku tidak akan beranjak dari padamu dan
perjanjian damai-Ku tidak akan bergoyang , firman TUHAN, yang
mengasihani engkau.

– Yesaya 54 : 14-17 tertulis :

engkau akan ditegakkan di atas kebenaran. Engkau akan jauh dari
pemerasan, sebab engkau tidak usah lagi takut, dan engkau akan
jauh dari kekejutan sebab ia tidak akan mendekat kepadamu.
Apabila orang menyerbu, itu bukanlah dari pada-Ku ; siapapun yang
menyerbu engkau, ia akan rebah melawan engkau.
Sesungguhnya, Akulah yang menciptakan tukang besi yang menghembus
api dan menghasilkan senjata menurut kecakapannya, tetapi Akulah
juga yang menciptakan pemusnah untuk merusakkannya.
Setiap senjata yang ditempa terhadap engkau tidak akan berhasil, dan
setiap orang yang melontarkan tuduhan melawan engkau dalam
pengadilan, akan engkau buktikan salah. Inilah yang menjadi bagian
hamba-hamba TUHAN dan kebenaran yang mereka terima dari
pada-Ku, demikianlah firman TUHAN.

– Yesaya 55 : 6-7 tertulis :

Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui ; berserulah kepada-Nya
selama Ia dekat !
Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat
meninggalkan rancangannya ; baiklah ia kembali kepada TUHAN,
maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia
memberi pengampunan dengan limpahnya.

– Yesaya 60 : 10 tertulis :

Orang-orang asing akan membangun tembokmu, dan raja-raja mereka
akan melayani engkau ; sebab dalam murka-Ku Aku telah
menghajar engkau, namun Aku telah berkenan untuk mengasihani
engkau.

Firman TUHAN mengingatkan agar saya tidak takut kepada manusia tetapi yang harus dihormati adalah TUHAN. Masalah hidup dan mati yang mungkin akan saya alami nanti di LP semuanya ada dalam kuasa dan kehendak TUHAN. Karena itu saya belajar untuk menyerahkan semua kekuatiran serta ketakutan yang ada dan berserah penuh pada TUHAN. Saya percaya TUHAN tidak pernah mengecewakan orang yang mengandalkan Dia.
– Yeremia 17 : 7-8 tertulis :

Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh
harapannya pada TUHAN !
Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-
akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya
panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun
kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.

Dari hari ke hari, doa yang saya naikkan berfokus agar iman saya pada TUHAN tidak naik turun, tetapi semakin kuat hingga ketakutan dan kekuatiran itu lambat laun hilang sampai nanti saya tiba di LP.

&&&&&&&&&&&&&&&&&&

BAB 15
AKHIRNYA, SAAT ITU TIBA…

Hari ini adalah hari ke-36 saya tinggal di tahanan polres. Pagi ini saya bangun agak pagi dan mulai berdoa serta membaca firman TUHAN. Setelah mandi dan makan pagi, saya duduk di depan kamar, menunggu, barangkali ada yang mengunjungi saya hari ini. Karena hari ini bangun terlalu pagi, saya agak mengantuk hingga akhirnya tertidur di lantai depan kamar tahanan. Saya baru terbangun kira-kira pukul 11.00 karena di pintu jeruji depan agak berisik karena ada tahanan yang sedang dikunjungi.

Kira-kira pukul 12.30 waktu berada dalam kamar, tiba-tiba ada yang memanggil nama saya. Saya segera keluar tetapi tidak ada yang mengunjungi dan yang datang ternyata adalah penyidik yang menangani kasus saya. Dia mengatakan bahwa hari ini saya akan dipindah ke LP. Meski agak terkejut, saya segera mengemasi baju tidur dan celana pendek di kamar dan segera keluar meninggalkan ruang tahanan.

Sepanjang perjalanan dari polres menuju LP (lebih kurang 10 menit), saya hanya bisa berdoa mohon agar tangan TUHAN tetap melindungi seperti apa yang sudah saya alami selama di dalam tahanan polres.

Tidak lama kemudian saya tiba di LP dan masuk dengan dikawal 2 orang polisi. Karena hanya memakai celana pendek dan kaos untuk tidur yang sudah jelek, serta menenteng kantong plastik yang berisi Alkitab, kaos dan celana pendek, waktu itu saya menjadi pusat perhatian pengunjung karena memang saat itu adalah jam kunjungan napi. Penampilan saya saat itu bisa dikatakan seperti gelandangan, karena tidak ada persiapan sebelum berangkat ke LP dan di dalam tahanan polres hanya diijinkan memakai celana pendek dan kaos. Setelah diperiksa dan registrasi, saya langsung dibawa ke ruang penjara.

Waktu yang ada saya gunakan untuk berdoa (karena saya belum pernah masuk penjara dan ada ketakutan dalam diri saya) memohon perlindungan TUHAN. Dan puji TUHAN, hari ini saya benar-benar membuktikan bahwa TUHAN yang saya sembah dalam nama Yesus Kristus tidak pernah mengingkari janji-Nya. Waktu pintu penjara dibuka dan masuk ke dalamnya, saya langsung disapa 2 orang teman yang dulu pernah tinggal dengan saya di rumah tahanan.

Di dalam penjara itu saya lihat wajah-wajah lesu seperti orang-orang yang kelelahan, tetapi anehnya mereka semua ramah terhadap saya. Saya teringat ketika Daniel dimasukkan ke dalam gua singa tetapi tidak ada singa-singa yang menyakiti Daniel karena adanya pertolongan TUHAN. Saya sangat bersyukur pada TUHAN karena pertolongan-Nya begitu nyata dalam kehidupan saya.

Keesokan harinya kira-kira pukul 08.00 diumumkan bahwa ada kebaktian di gereja bagi yang beragama Kristen dan Katolik. Meski hanya mengenakan celana pendek dan kaos tidur, saya tidak malu untuk datang mengikuti kebaktian.

Di dalam ruang kebaktian itu saya disambut seperti saudara yang baru datang dari jauh. Dalam acara kebaktian pagi itu saya menaikkan ucapan syukur kepada TUHAN. Apa yang saya kuatirkan terjadi di LP (waktu masih ditahan di polres) yaitu adanya ancaman terhadap keselamatan saya, ternyata tidak terjadi. TUHAN melindungi saya melalui orang-orang tahanan yang tidak saya kira sebelumnya.

&&&&&&&&&&&&&&&&&&

BAB 16
KEBAKTIAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN

Siang ini (hari ke-2 saya tinggal di LP) istri saya datang mengunjungi. Saat kami bertemu, saya bertanya keadaannya dan keadaan anak-anak yang sudah saya tinggalkan lebih dari 1 bulan. Sebelum kejadian kecelakaan ini, saya tidak pernah meninggalkan istri dan anak-anak begitu lama. Rasa kangen yang dalam pada mereka, membuat hati saya terasa hancur.

Dengan tetesan air mata, istri saya menceritakan pemeliharaan TUHAN yang ajaib atas keluarga selama saya ditahan di kantor polisi. Saya mengerti mengapa dia sampai meneteskan air mata, itu semua karena pekerjaan di rumah yang biasanya kami kerjakan berdua tetapi sekarang dia sendiri harus menanggungnya. Agar tidak menambah beban di hatinya, saya mencoba untuk tetap tegar di hadapannya. Rekan seiman di LP menyarankan agar saya mengajak istri untuk mengikuti kebaktian yang diadakan 3 hari lagi di dalam gereja LP.

Pagi ini pukul 09.05 (sejak tinggal di LP, saya bisa melihat jam karena di LP ditempelkan jam dinding) pendeta yang melayani kebaktian sudah datang. Saat bertemu, dia langsung bertanya keadaan saya dan keluarga yang saya tinggalkan (saya sudah mengenal pendeta ini sebelumnya karena dia adalah mantan rekan senior saya di gereja).

Kebaktian segera dimulai. Untuk pertama kalinya saya bisa duduk berdua dengan istri dalam kebaktian meskipun di dalam LP. Sepanjang kebaktian itu saya rasakan jamahan TUHAN begitu dahsyat memenuhi kami semua hingga saya dan istri tidak dapat menahan air mata.

Setelah firman TUHAN disampaikan dan tiba saatnya untuk berpisah, pendeta ini meneguhkan saya dengan mengatakan bahwa saya harus bertanggung jawab dengan apa yang sudah terjadi dengan cara harus tinggal / menjalani hukuman di LP ini. Pendeta ini juga berdoa untuk saya agar TUHAN memberikan kekuatan, supaya saya bisa menjadi teladan yang baik di LP ini. Sebelum kami berpisah, pendeta ini berpesan agar saya bisa memanfaatkan waktu yang ada dengan berdoa dan merenungkan firman TUHAN.

Banyaknya waktu yang tersedia selama tinggal di LP ini, saya pakai untuk berkumpul setiap pagi di gereja untuk berdoa dan merenungkan firmanTUHAN, serta menulis buku ini (seperti yang sebelumnya saya lakukan di tahanan polres).

Waktu berkumpul di gereja, berdoa dan merenungkan firman serta memuji TUHAN bersama, TUHAN semakin menguatkan saya dan sesama napi. Kami bisa saling berbagi permasalahan dan saling menasehati serta saling mendoakan. Di LP ini TUHAN mengingatkan, bukan hanya saya yang punya permasalahan tetapi banyak teman lain yang juga punya permasalahan (meskipun kasusnya berbeda). Karena itu saya belajar untuk tidak egois tetapi peduli dengan teman-teman sesama napi.

&&&&&&&&&&&&&&&&&&

BAB 17
ALLAH TURUT BEKERJA DALAM SEGALA SESUATU

Roma 8 : 28 tertulis :

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu
untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu
bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah..

Waktu yang berjalan sangat lambat selama tinggal di LP, saya isi dengan doa dan merenungkan firman TUHAN. TUHAN banyak memberikan kekuatan melalui firman yang saya baca, salah satunya adalah ayat di atas. Sudah 44 hari saya berpisah dengan istri dan anak-anak, tetapi tetap saya mengucap syukur pada TUHAN.

Setiap kali bertemu dengan istri selalu saya bertanya keadaannya dan anak-anak di rumah. Dan puji TUHAN, mereka semua sehat dan baik karena pemeliharaan TUHAN. Inilah yang mungkin dimaksudkan dalam dalam ayat di atas bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu . Segala sesuatu itu termasuk pemeliharaan TUHAN terhadap saya di LP dan keluarga di rumah.

Memang terkadang saya dan istri merasa bahwa apa yang kami alami ini terlalu berat. Tetapi setiap kali kami berpikir seperti itu, TUHAN selalu mengingatkan bahwa apa yang kami alami ini tidak melebihi kekuatan kami. Saya mengerti betapa berat beban yang harus ditanggung istri selama saya tinggal di LP ini, tetapi selalu saya ingatkan bahwa jika ini semua karena tangan TUHAN yang sedang membentuk kami, maka pembelaan dan pemeliharaan-Nya nyata atas kami.

Pembelaan dan pemeliharaan TUHAN terjadi dalam keluarga kami melalui orang-orang yang sudah dipilih-Nya. Dukungan doa dan moril mengalir dengan cara yang tidak saya duga sebelumnya. TUHAN bekerja dengan cara yang unik dalam permasalahan yang kami alami kali ini.

Saya teringat ketika membaca firman TUHAN bagaimanaTUHAN menolong Daud mengatasi Goliat, Daniel yang dilemparkan ke dalam gua singa, Elia yang berada di sungai Kerit bahkan Ester yang ingin menyelamatkan bangsa Israel. TUHAN punya berbagai macam cara untuk menolong umat-Nya.

Dalam kamar penjara yang saat ini saya tempati, hanya saya sendiri yang beragama Kristen dan satu-satunya keturunan Cina. Menurut apa yang pernah saya dengar sebelum mengalami musibah kecelakaan ini, Orang-orang keturunan Cina adalah sasaran pemerasan sesama napi di dalam penjara. Tetapi TUHAN sudah mempersiapkan skenario perlindungan untuk saya sebelum saya tiba di tahanan polisi maupun di dalam LP.

Adanya sedikit intimidasi dari sesama napi saya anggap sebagai salam perkenalan karena memang saya baru datang. Dan satu hal yang membuat saya sangat bersyukuryaitu adanya hukuman tegas dari petugas LP bagi napi yang berani bertindak anarkis terhadap sesama napi.

Banyak hal-hal baru yang saya dapat saat berada di LP. Adanya tempat ibadah sangat bermanfaat bagi pertumbuhan iman napi. Tersedianya buku-buku rohani dan renungan harian serta adanya kegiatan persekutuan doa dapat mengisi waktu luang bagi para napi (buku-buku rohani yang saya baca, selain menambah kuat iman saya kepada TUHAN, juga memperkaya pengetahuan saya tentang firman TUHAN.

Hal ini terutama sangat dirasakan bagi orang-orang seperti saya yang belum menjalani masa peersidangan, sehingga dalam pikiran saya mereka-reka berapa lama vonis yang akan saya terima. Tetapi puji TUHAN, melalui buku-buku rohani dan persekutuan doa di gereja, iman saya semakin dikuatkan bahwa “tidak ada yang mustahil bagi orang percaya”.

&&&&&&&&&&&&&&&&&

BAB 18

KUASA DALAM MENGUCAP SYUKUR

Hari ini hari Minggu, sudah 47 hari saya tinggalkan keluarga untuk menjalani proses hukuman. Semalam saya kurang bisa tidur karena pikiran mulai jenuh dan stress, menunggu masa persidangan yang belum saya ketahui pasti kapan dimulainya.

Pagi pukul 04.00 saya bangun dan mulai berdoa. Karena di hati terasa penuh tekanan dan kejenuhan saya hanya bisa berdoa kepada TUHAN. Pada saat berdoa itulah, TUHAN mengingatkan tentang buku rohani yang kemarin saya baca. Memang beberapa hari ini saya sedang membaca buku “KEMAH SUCI” jilid 2 yang ditulis oleh pendeta Jusuf BS, dan kemarin saya sampai pada topik “mengucap syukur”.

Pada saat berada di tahanan polres, saya juga pernah menulis (bab 13) tentang “mengucap syukur”. Waktu itu TUHAN menyatakan bahwa : “ada kuasa di dalam pengucapan syukur yang kita naikkan”. Dan melalui apa yang saya baca kemarin, TUHAN lebih banyak berbicara pada saya tentang “mengucap syukur”.

Memang beberapa hari ini karena mulai jenuh dan stress, saya mulai lupa untuk mengucap syukur. Melalui buku ini TUHAN mengingatkan agar saya senantiasa (selalu) mengucap syukur (mengucap syukur untuk : yang sudah diterima, yang sekarang sedang diterima dan yang akan diterima serta bersyukur untuk kekal / selama-lamanya.

TUHAN semakin memperjelas tentang istilah “ada kuasa dalam pengucapan syukur”, karena pada saat kita mengucap syukur senantiasa (terus-menerus) TUHAN sedang mempersiapkan berkat-Nya untuk kita. Orang yang bersyukur itu sedang “memesan berkat-berkat berikutnya “ dan orang yang bersyukur lebih dahulu untuk perkara-perkara yang akan datang itu “sudah menerimanya”, dan pada saatnya “kiriman” dari TUHAN itu akan datang.

Bersyukur untuk hari-hari yang akan datang itu seperti “uang muka” untuk berkat-berkat yang akan datang. Jadi, doa yang kita naikkan dengan ucapan syukur itu adalah doa yang berbau harum di hadapan TUHAN (menyenangkan hati TUHAN) sehingga TUHAN tidak segan-segan untuk memerintahkan berkat-berkat berikutnya datang kepada kita.

Kuasa ucapan syukur adalah kuasa iman, sebab itu tak heran kalau hasilnya luar biasa, seperti tertulis dalam Injil Markus 9 : 23

Jawab Yesus : “Katamu : jika Engkau dapat ? tidak ada yang mustahil
bagi orang yang percaya !”

Orang yang percaya bahwa TUHAN itu “jahat” (tidak bisa mengucap syukur) maka orang itu akan sedih dan putus asa dalam persoalannya. Jadi, dampak dari mengucap syukur adalah kita tidak mudah putus asa dalam menghadapi persoalan sehingga selalu ada sukacita yang memberikan kekuatan.

Permasalahan-permasalahan yang saya alami selama dalam tahanan polisi dan di LP, datang silih berganti. Tetapi saya tetap bersyukur pada TUHAN karena solusi yang diberikan-Nya “tidak langsung” menjawab semua persoalan tersebut, tetapi satu-persatu dan selalu melibatkan saya. Hal ini bertujuan agar saya mempunyai pengalaman menyelesaikan persoalan bersama dengan TUHAN. Hal lain yang saya dapatkan adalah kita tidak akan mampu menyelesaikan permasalahan tanpa pertolongan TUHAN.

Mazmur 18 : 7 , 40 tertulis :

Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada TUHAN,
kepada Allahku aku berteriak minta tolong . Ia mendengar suaraku
dari bait-Nya, teriakku minta tolong kepada-Nya sampai
ke telinga-Nya.
Engkau telah mengikat pinggangku dengan keperkasaan untuk
berperang; Engkau tundukkan ke bawah kuasaku orang yang
bangkit melawan aku..

Tanggal 1 Maret 2010, istri saya datang berkunjung. Saya ceritakan kepadanya tentang kejenuhan saya menunggu proses persidangan. Karena itu tengah malam nanti kami sepakat berdoa di tempat kami masing-masing dengan menaikkan ucapan syukur. Dan tanggal 2 Maret 2010 dinihari, saya bangun dan mulai mempraktekkan berdoa kepada TUHAN dengan ucapan syukur.

Hasilnya sungguh dahsyat. Tanggal 2 Maret 2010 siang, nama saya dipanggil untuk menghadap kejaksaan karena ada pelimpahan kasus dari kepolisian kepada kejaksaan. Tanggal 4 Maret 2010 waktu istri datang berkunjung, saya ceritakan bagaimana kuasa doa yang disertai dengan ucapan syukur.

&&&&&&&&&&&&&&&&&

BAB 19
PENJUNAN SEDANG MEMBENTUK TANAH LIAT

Menjelang masa persidangan banyak hal-hal yang dipakai iblis untuk menggoyahkan iman percaya saya pada TUHAN. Salah satunya adalah teman-teman yang sudah divonis. Melihat vonis yang mereka terima, saya menjadi takut. Waktu saya berdoa pada TUHAN, Dia menuntun saya untuk membaca kitab Zakharia 8 : 16 dan Yakobus 5 : 12.
– Zakharia 8 : 16 tertulis :

Inilah hal-hal yang harus kamu lakukan : Berkatalah benar seorang
kepada yang lain dan laksanakanlah hukum yang benar, yang
mendatangkan damai di pintu-pintu gerbangmu.

– Yakobus 5 : 12 tertulis :

Tetapi yang terutama, saudara-saudara, janganlah kamu bersumpah
demi sorga maupun demi bumi atau demi sesuatu yang lain. Jika ya,
hendaklah kamu katakan ya, jika tidak hendaklah kamu katakana
tidak, supaya kamu jangan kena hukuman.

Jadi TUHAN mengajar saya agar berkata jujur dalam persidangan nanti (seperti yang sudah saya tanda tangani di Berita Acara Perkara/BAP di kantor polisi). Selain itu saya juga meminta kemurahan TUHAN (untuk keputusan sidang) dalam iman tetapi tetap tunduk pada kehendak TUHAN, karena kehendak TUHAN pasti yang terbaik.

Jadi saat kekuatiran datang menyerang, saya melawannya dengan cara berserah penuh pada TUHAN dan tetap mengucap syukur. Oleh sebab itu, hari-hari ini terus saya isi dengan hidup kudus di hadapan TUHAN.

TUHAN mengingatkan pada perumpamaan Penjunan (TUHAN) yang membentuk tanah liat (saya). Semakin kita taat pada penjunan saat membentuk tanah liat, maka proses yang dibutuhkan dari tanah liat hingga menjadi bejana yang indah juga semakin cepat dan sebaliknya.

TUHAN juga mengingatkan bahwa dalam proses tersebut, saya juga mengalami rasa sakit (karena harus tinggal dalam penjara). Tetapi TUHAN memberi kekuatan bahwa jika proses pembuatan bejana itu sudah selesai dan sesuai dengan kehendak penjunan, maka kemuliaan dan berkat itu akan kita terima sebagai upah yang layak.
Pagi ini (Sabtu, 6 Maret 2010) ada kebaktian di gereja pukul 09.00. Sebelum kebaktian dimulai, saya sudah datang lebih dahulu dan membaca kitab Mazmur 138 : 8 yang tertulis :

TUHAN akan menyelesaikannya bagiku ! Ya TUHAN, kasih setia-Mu
untuk selama-lamanya ; janganlah Kau tinggalkan perbuatan
tangan-Mu !

Dalam ayat ini raja Daud sangat bersyukur pada TUHAN dan percaya bahwa TUHAN akan menyelesaikan setiap persoalan yang ada.

Saat tim yang melayani datang, kebaktianpun dimulai. Waktu pujian dinaikkan, saya rasakan hadirat TUHAN turun begitu dahsyat hingga saya hanya bisa menangis dalam doa. Firman TUHAN juga berbicara tentang menghadapi persoalan yang ada kita harus senantiasa mengucap syukur, bersukacita, berharap penuh pada TUHAN. Persoalan (ujian) yang sedang kita hadapi adalah sarana bagi TUHAN agar kita “naik kelas” dan mendewasakan kerohanian kita (meskipun kadangkala menyakitkan). Firman TUHAN pagi ini juga mengajar, agar saya ber-fokus pada tujuan akhir dari hidup yang hanya sebentar ini yaitu masuk kerajaan sorga.

&&&&&&&&&&&&&&&&&&

BAB 20
IMAN DAN KETAATAN

Dalam bab sebelumnya, saya pernah menyampaikan sebuah kesimpulan bahwa saya berdoa dengan imanuntuk semua yang saya harapkan nanti (keputusan dalam sidang), tetapi saya tunduk sepenuhnya pada kehendak TUHAN. Waktu mengambil keputusan ini, hati saya terasa tenang. Tetapi kemudian timbul pertanyaan dalam hati :”jika kehendak TUHAN di atas segala-galanya, apakah gunanya kita beriman ? Apa definisi iman yang sebenarnya jika iman itu sendiri tidak mampu mewujudkan keinginan kita ? Apa tujuan utama iman dalam kehidupan orang percaya?

Berhari-hari saya mencari jawaban pertanyaan di atas, sampai akhirnya saya bertemu dengan rekan seiman dalam LP dan mulai berbincang-bincang dengan dia. Ada sesuatu yang menarik dari rekan seiman ini. Saya sangat diberkati melalui apa yang dia lakukan dalam menghadapi ujian yang sedang dialami saat ini.

Waktu saya berbincang-bincang dengan dia tentang iman dan kehendak TUHAN, mata rohani saya terbuka. Menurut dia, iman bukan sekedar alat untuk kita percaya pada janji TUHAN kemudian menerima janji itu, tetapi iman berhubungan erat dengan ketaatan kita pada TUHAN. Pada saat mengalami musibah ini, saya bertanya pada TUHAN, mengapa harus mengalaminya? Dan jawaban TUHAN saat itu : saat ini saya sedang mengalami proses pembentukan dan dalam proses ini saya harus tetap bersukacita dan mengucap syukur (karena ada kuasa dalam pengucapan syukur).

Dari jawaban TUHAN ini, ada 2 unsur di dalamnya yaitu ketaatan dan janji secara pribadi dari TUHAN kepada saya. Saya akan menjelaskan satu persatu kepada anda.

*KETAATAN*
Musibah yang saya alami saat ini adalah proses yang harus saya jalani dalam pengiringan kepada TUHAN. Dalam Mazmur 23 : 4 – 5 ditunjukkan ada waktunya bagi kita untuk berjalan dalam “lembah kekelaman”, tetapi TUHAN tidak pernah meninggalkan kita.

Saat harus masuk penjara, saya harus taat dengan tetap mengucap syukur dan bersukacita. Saya percaya jika saya taat bersyukur dan bersukacita maka janji-Nya bahwa Dia selalu menyertai, akan digenapi (iman).

* JANJI *
Karena ketaatan sudah saya kerjakan, maka saya beriman bahwa “TUHAN selalu menyertai” pasti digenapi. Saat berada di polres dan LP, tidak ada tangan-tangan yang menyakiti saya. TUHAN sudah mempersiapkan segala sesuatunya sehingga ada perlindungan buat saya. Jika seandainya saya tidak mau mengucap syukur dan bersukacita, mungkin ceritanya akan lain. Janji-Nya untuk melindungi saya mungkin tidak digenapi.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa iman berhubungan erat dengan ketaatan. TUHAN tidak mungkin melaksanakan bagian-Nya (menggenapi janji-Nya) jika kita tidak melaksanakan bagian kita terlebih dahulu, yaitu taat dengan perintah TUHAN. Semakin kita tidak taat pada perintah TUHAN maka iman kita (apa yang kita minta pada TUHAN) juga sulit digenapi.

Jangan kaget bila proses yang kita alami membutuhkan waktu lebih lama karena ketidaktaatan kita. Dalam proses ini, hubungan saya dengan TUHAN juga semakin dekat. Dengan adanya hubungan yang dekat inilah kita bisa lebih peka terhadap suara TUHAN, sehingga lebih jelas dalam mendengar perintah (ketaatan) yang harus kita lakukan.
Dari penjelasan tentang iman di atas, maka sekarang saya harus taat (tidak kuatir,tetap tinggal diam dan tenang) dan saya percaya bahwa TUHAN pasti menggenapi janjinya untuk menjadi “pembela” saya dalam persidangan nanti. Fokus doa yang sebelumnya hanya didasari pada iman, sekarang ditambah dengan ketaatan. Saya percaya bahwa iman yang didasari dengan ketaatan akan menyenangkan hati TUHAN dan saya percaya TUHAN tidak akan berlambat-lambat dalam mengirim jawaban-Nya.

&&&&&&&&&&&&&&&&&

BAB 21
SIDANG YANG PERTAMA

Mazmur 5 : 9 tertulis :

TUHAN tuntunlah aku dalam keadilan-Mu karena seteruku ;
ratakanlah jalan-Mu di depanku

Bila kita melihat ayat di atas, kita melihat bagaimana Daud berdoa memohon keadilan pada TUHAN karena lawan-lawannya. Apa yang dialami Daud saat itu sama seperti yang saya alami saat ini. Hari ini adalah hari ke-65 saya ditahan di LP. Waktu-waktu ini adalah waktu persiapan untuk menjalani masa persidangan. Karena belum pernah mengikuti persidangan, ada sedikit rasa takut dalam diri saya.

Kira-kira pukul 08.30 hari itu, istri saya datang berkunjung. Pukul 10.00 waktu saya berbincang-bincang dengan istri, tiba-tiba nama saya dipanggil untuk mengikuti sidang. Saya dan istri saat itu terkejut karena perkiraan baru disidang minggu depan. Tetapi satu hal saya percaya bahwa rencana TUHAN itu jauh lebih baik dari rencana manusia.

Dua hari sebelum persidangan, saya begitu dikuatkan melalui firman TUHAN yang say abaca dalam kitab Mazmur 7 : 9,12 dan Mazmur 9 :5,9.
– Mazmur 7 : 9,12 tertulis :

TUHAN mengadili bangsa-bangsa. Hakimilah aku, TUHAN, apakah
aku benar, dan apakah aku tulus ikhlas.
Allah adalah hakim yang adil dan Allah yang murka setiap saat.

– Mazmur 9 : 5,9 tertulis :

Sebab Engkau membela perkaraku dan hakku, sebagai hakim yang adil
Engkau duduk di atas takhta .
Dialah yang menghakimi dunia dengan keadilan dan mengadili
bangsa-bangsa dengan kebenaran.

Dalam ke-4 ayat di atas jelas dikatakan bahwa Allah bertindak sebagai “hakim yang adil” yang akan membela perkara dan hak kita. Tetapi sebelum Allah membela perkara kita, Dia ingin kita hidup benar di hadapan-Nya.
Tidak terasa mobil tahanan yang membawa saya dari LP tiba di pengadilan. Saat harus menunggu lebih kurang 1 jam sebelum sidang, waktu yang ada saya pakai untuk berdoa.

Tiba saatnya nama saya dipanggil untuk masuk dalam ruang persidangan. Setelah saya duduk, bapak mulai bertanya apakah saya sehat dan dilanjutkan dengan bertanya nama, alamat, tempat tanggal lahir, agama dan pekerjaan saya.

Agenda sidang hari ini adalah pembacaan BAP. Setelah pembacaan BAP selesai dan sesuai dengan yang saya tanda tangani di depan penyidik kepolisian, maka hakim menunda sidang hingga minggu depan dengan agenda pemanggilan saksi-saksi.

Waktu menunggu selama 1 minggu saya pakai untuk lebih mendekatkan diri pada TUHAN. TUHAN meneguhkan saya untuk tetap berkata yang sejujur-jujurnya dalam persidangan berikutnya. Seorang pendeta memberi saran kepada saya untuk berdoa puasa. Oleh sebab itu saya sangat bersyukur karena TUHAN tidak pernah meninggalkan saya sendiri.

BAB 22
KEHIDUPAN BURUNG RAJAWALI

Minggu, 21 Maret 2010. Jan menunjukkan pukul 06.30. Saya teringat kalau setiap hari Minggu kami sekeluarga pergi ke gereja bersama-sama. Pagi ini saya hanya bisa berdoa untuk mereka (anak dan istri saya) dari dalam penjara, karena mereka harus pergi ke gereja tanpa saya.

Beberapa hari yang lalu saat berada di gereja, saya membaca sebuah majalah rohani yang menulis tentang kehidupan burung rajawali. Raja Daud banyak menggambarkan kehidupan orang percaya seperti kehidupan burung rajawali (kitab Mazmur).

Ketika mencapai usia tertentu, burung rajawali ini mengalami kelemahan fisik yang sangat berpengaruh pada aktivitas yang dilakukannya sehari-hari. Kelemahan fisik ini antara lain :
1. Paruhnya tidak bisa dipakai untuk makan (mematuk).
2. Kuku pada jari-jarinya tidak bisa dipakai untuk mencengkeram.
3. Terbang dan makannya menjadi lambat.

Tetapi, burung rajawali ini masih bisa hidup 30 tahun lagi jika dia bisa melewati sebuah proses yang menyakitkan. Proses yang harus dilalui burung rajawali ini adalah sebagai berikut : Saat dalam keadan lemah (tidak bisa terbang) dia menunggu badai datang dan waktu badai itu datang, rajawali ini naik mengikuti badai ke atas gunung batu.

Proses ini belum selesai karena di gunung batu inilah dia harus mematuk-matukkan paruhnya ke bebatuan supaya rontok.. Setelah paruhnya rontok, tumbuhlah paruh yang baru. Dan waktu yang dibutuhkan untuk itu sekitar 6 bulan (bukan waktu yang pendek).

Tetapi proses pemulihan inipun belum selesai karena setelah paruhnya tumbuh, ganti bulunya yang dicabuti. Baru setelah itulah muncul burung rajawali yang diperbaharui (sudah melewati proses pemulihan).

Waktu saya membaca tentang kehidupan burung rajawali ini, TUHAN mengingatkan bahwa apa yang saya alami saat ini, persis seperti proses yang dialami burung rajawali. Badai kehidupan (musibah) yang saya alami membawa saya ke gunung batu (penjara) untuk mulai menjalani proses pemulihan, meskipun di tempat ini hati saya terasa hancur karena harus berpisah dengan orang-orang yang saya cintai. Dan bukan saya saja yang hancur tetapi istri dan anak-anak juga ikut merasakan akibat musibah ini (mereka sedih karena harus berpisah dengan saya). Selain itu ejekan dan cemoohan juga mereka terima dari orang-orang yang tidak mengerti permasalahan yang sedang kami hadapi.

Tetapi saya percaya di tempat ini pula proses pembaharuan dari TUHAN pasti saya alami. TUHAN juga mengingatkan bahwa ketaatan dalam mengucap syukur dan bersukacita akan menumbuhkan karakter-karakter baru yang menyenangkan hati TUHAN. Di tempat yang “tidak menyenangkan” inilah justru TUHAN akan memperbaharui kekuatan saya.

Selain memproses saya di tempat ini, TUHAN juga ingin agar saya menjadi berkat untuk rekan-rekan sesame napi. Karena waktu luang yang banyak, kami sesama napi yang beragama Kristen dan Katolik selalu berkumpul di gereja LP. Di tempat inilah kami bisa saling berbagi dan menguatkan. TUHAN juga banyak memberikan kekuatan kepada saya melalui kesaksian rekan-rekan sesama napi.

Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya bahwa saya juga mengalami kejenuhan karena rindu pada keluarga dan memikirkan pekerjaan yang sudah lama saya tinggalkan. Tetapi saya percaya TUHAN tidak pernah meninggalkan saya dan selalu memberi kekuatan baru. TUHAN juga mengajar saya untuk peduli dengan permasalahan rekan-rekan sesama napi meskipun hanya sebatas membantu dalam doa dan nasehat.

&&&&&&&&&&&&&&&

BAB 23
PERTOLONGAN YANG SESUAI DENGAN PERTOBATAN

Mazmur 18 : 3 tertulis :

Ya TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku,
Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku,
tanduk keselamatanku, kota bentengku !

Dari ayat ini kita melihat bagaimana Daud mengakui TUHAN sebagai pembela yang lengkap untuk segala permasalahan yang dialami. “Lengkap” dapat diartikan bahwa TUHAN mampu menyelesaikan segala permasalahan yang kita alami dengan cara yang tepat.

Seringkali jika mengalami suatu masalah, kita berusaha menyelesaikan dengan cara kita sendiri dan seringkali pula masalah yang kita alami tidak selesai tetapi bertambah rumit. Karena itu melalui ayat firman TUHAN di atas, kita diajar untuk selalu meminta bimbingan TUHAN dalam setiap langkah yang akan diambil supaya tidak salah dalam melangkah dan tepat dalam pengambilan keputusan.

Saat ini sudah 2,5 bulan saya tinggal di LP dan masih menjalani proses persidangan. Menunggu proses persidangan hingga vonis, terasa lama. Tetapi TUHAN mengajar untuk tetap taat dalam bersyukur dan bersukacita karena pertolongan TUHAN tidak pernah terlambat atau terlalu cepat. Pertolongan-Nya selalu tepat waktu sesuai dengan waktu TUHAN. Selain itu TUHAN menolong tidak selalu dengan cara yang sama. Dari hal ini saya belajar bahwa TUHAN punya banyak cara (tidak terbatas) dalam menolong umat-Nya.

Mazmur 18 : 25-27 tertulis :

Karena itu TUHAN membalas kepadaku sesuai dengan kebenaranku,
sesuai dengan kesucian tangan-Ku di depan mata-Nya.
Terhadap orang yang setia Engkau berlaku setia, terhadap orang yang
tidak bercela Engkau berlaku tidak bercela,
terhadap orang yang suci Engkau berlaku suci, tetapi terhadap orang
yang bengkok Engkau berlaku belat-belit .

Dari ayat ini kita melihat persyaratan yang harus kita penuhi agar TUHAN menolong kita. Hidup benar (kudus) dan tidak bercela adalah persyaratan utama yang harus dipenuhi. Oleh sebab itu, dosa seringkali menjadi penyebab seseorang tidak mendapat pertolongan dari TUHAN. Karena itu janganlah kita menolak teguran TUHAN dan segera bertobat dari dosa kita.

Pertobatan itu, menurut saya seperti pembangunan kembali jalan dua arah yang sudah rusak.. Jika jalan ini sudah lancar dua arah (hubungan dengan TUHAN sudah beres), maka kita akan mengalami pertolongan dari TUHAN seperti yang dialami Daud. Tetapi proses pertobatan itu juga membutuhkan waktu. Jika kita cepat dalam merespons teguran TUHAN dan cepat untuk bertobat maka proses pemulihan yang berhubungan dengan pertolongan TUHAN juga cepat kita alami dan sebaliknya.

Satu hal yang harus kita ingat bahwa pertobatan itu tidak dilakukan hanya sekali saja tetapi harus dilakukan setiap saat (kapanpun TUHAN menegur, kita harus segera bertobat).

Yehezkiel 36 : 26-27 tertulis :

Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam
batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras
dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.
Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat
kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada
peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.

Pertobatan yang kita lakukan berdampak pada pemulihan roh dan hati kita, sehingga TUHAN bersedia tinggal dalam hati kita.

I Yohanes 4 : 4 tertulis :

Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan
nabi-nabi palsu itu ; Sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar
daripada roh yang ada di dalam dunia .

Dari kedua ayat firman TUHAN di atas jika disimpulkan dapat berarti : Jika Roh TUHAN tinggal dalam hati kita, maka roh dunia (roh-roh jahat) tidak akan dapat mengalahkan kita.

BAB 24
PEMBELAAN DAN KEADILAN TUHAN

Mazmur 26 : 1 tertulis :

Dari Daud.
Berilah keadilan kepadaku, ya TUHAN, sebab aku telah hidup dalam
Ketulusan ; kepada TUHAN aku percaya dengan tidak ragu-ragu.

Jika tinggal dalam LP dan masih menjalani proses persidangan (belum vonis), maka setiap hari saat ada teman yang pulang dari sidang dan sudah vonis, mereka akan memberitahukan berapa bulan/tahun vonis yang mereka terima. Seperti hari ini ada yang pulang dari sidang dan divonis 8 bulan, ada yang divonis 1 tahun bahkan ada yang divonis 9 tahun.

Bila melihat vonis yang mereka terima, saya mulai merasa takut karena saya masih menjalani proses persidangan. Seringkali saya mereka-reka berapa lama vonis yang akan saya terima. Tetapi bila melihat ayat firman TUHAN di atas, Daud meminta keadilan dari TUHAN dengan alasan bahwa dia sudah hidup benar dan percaya kepada TUHAN dengan tidak ragu-ragu.

Daud tidak meminta keadilan kepada manusia, tetapi dari TUHAN. Dasar dari semua ini adalah : keadilan dari manusia jelas tidak sama dengan keadilan dari TUHAN.Keadilan TUHAN didasari oleh kehendak TUHAN. Jika kita menyerahkan solusi segala permasalahan yang kita hadapi di bawah kehendak TUHAN, maka solusi terbaiklah yang akan kita terima dari TUHAN (biarlah kehendak TUHAN yang terjadi dalam kehidupan kita). Hasil dari penyerahan penuh inilah yang menyebabkan Daud percaya pada TUHAN dengan tidak ragu-ragu.

Apa yang dialami Daud inilah yang sekarang saya praktekkan dalam kehidupan. Saat iman digoyahkan dengan fakta yang ada, saya harus tetap berserah penuh pada kehendak TUHAN. Pada saat berserah penuh inilah maka iman semakin dikuatkan, karena saya percaya bahwa apapun yang terjadi, selama itu di bawah kehendak TUHAN pasti ada pembelaan dari-Nya (karena Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan).

Beberapa hari lagi saya akan kembali menghadapi persidangan. Jika saat ini TUHAN sudah meneguhkan, maka tugas saya adalah tetap hidup taat dan berkenan pada-Nya, tetap bersyukur dan selalu bersukacita.

&&&&&&&&&&&&&&&&&

BAB 25
PERINGATAN PASKAH DI PENJARA

Hari ini 1 April 2010 kembali saya harus mengikuti persidangan. Agenda kali ini adalah mendengarkan keterangan saksi. Sekitar pukul 10.00 nama saya dipanggil dan pukul 11.00 saya berangkat ke pengadilan. Sampai di pengadilan saya masih harus menunggu karena hakim yang menangani kasus saya masih menyidangkan kasus yang lain. Waktu menunggu ini saya gunakan untuk berdoa kepada TUHAN.

Kira-kira pukul 13.00 barulah giliran saya disidang dan saksi yang dihadirkan sekarang adalah korban yang saya tabrak. Setelah mengecek nama, alamat dan identitas yang lain dari korban, maka hakim mulai bertanya pada korban tentang kronologis kecelakaan yang terjadi pada tanggal 12 Januari 2010. Korbanpun menceritakan kejadian kecelakaan dan saya mendengarkan di sampingnya. Waktu korban bersaksi tetntang kejadian tersebut, ingatan saya kembali pada kejadian kecelakaan tanggal 12 Januari 2010. Saya merasa tidak ingin kembali pada ingatan kecelakaan itu, karena memang saya tidak bermaksud dan berkeinginan menabrak korban tersebut.

Selesai bersaksi, hakim bertanya pada saya apakah kesaksian yang diberikan korban tersebut benar/sesuai dengan kejadian kecelakaan itu. Dan saya membenarkan kesaksian tersebut. Karena tidak ada saksi lain maka sidang ditunda seminggu lagi, dan saya kembali ke LP.

2 April 2010 adalah Jum’at Agung. Pagi ini tidak ada acara khusus di gereja LP, kami hanya berkumpul untuk memuji TUHAN dan berdoa. Pada saat memuji dan menyembah TUHAN, saya rasakan hadirat-Nya turun menjamah kami hingga tidak terasa saya meneteskan air mata..

Acara kemudian kami lanjutkan dengan diskusi firman TUHAN di antara rekan-rekan seiman. Melalui pembahasan firman pagi ini, TUHAN kembali menguatkan saya. Di sini saya bisa melihat bagaimana teman-teman yang mendapat “bintang” lebih dari 2 masih bisa mengucap syukur (bintang adalah istilah di LP yang artinya tahun vonis). Waktu hukuman yang berbeda untuk setiap kami dapat diartikan bahwa waktu “pemrosesan” TUHAN atas kami juga berbeda. Ada yang memerlukan hanya 3,5 bulan, 9 bulan, 1 tahun, 2 tahun bahkan 4 tahun.

Tetapi satu hal yang saya lihat dari mereka semua yaitu tidak adanya sungut-sungut tetapi hanya ucapan syukur dan sukacita yang keluar dari mulut mereka. Saya juga bercerita tentang perlindungan TUHAN saat pertama kali tiba di tahanan polres sampai dipindahkan ke LP. Mereka juga pernah mengalami ketakutan seperti yang saya alami waktu pertama kali tiba di LP, tetapi perlindungan TUHAN itu nyata kepada kami semua meskipun dengan cara yang berbeda.

Peringatan Paskah kali ini tidak akan saya lupakan seumur hidup. Hal ini karena peringatan Paskah tahun ini saya rasakan di tempat yang tidak saya kehendaki, tetapi tempat ini sengaja dipilih TUHAN untuk memproses dan memulihkan saya. Kedatangan TUHAN Yesus ke dalam dunia untuk mati disalibkan guna menebus dosa manusia, saya rasakan sangat berarti saat ini.

Kehidupan pribadi yang saya rasakan hancur karena musibah kecelakaan ini, sebenarnya masuk dalam rencana besar pengampunan dan pemulihan TUHAN dalam kehidupan keluarga kami. Saya percaya ada sesuatu yang salah dalam kehidupan rohani saya dan keluarga sehingga mungkin menyakitkan hati TUHAN. Tetapi karena tujuan-Nya datang ke dalam dunia ini untuk mengasihi manusia, maka TUHAN masih memberikan kesempatan (pengampunan) kepada saya untuk bertobat.

Ada pernyataan menarik dari rekan seiman yang mendapat 4 “bintang” (dihukum empat tahun). Saya percaya TUHAN dapat berbicara kepada kita melalui siapa saja yang dikehendaki-Nya. Rekan ini menyatakan bahwa kita semua yang tinggal dalam LP ini pasti “bersalah”. Setelah mendengar pernyataan ini, saya langsung berpikir, karena selama ini saya berpendapat bahwa saya masuk penjara karena “tidak sengaja” menabrak orang hingga akhirnya meninggal dunia. Tetapi sebenarnya ada kesalahan lain yang TUHAN ingin tunjukkan kepada saya.

Oleh karena itu waktu yang ada ini saya gunakan untuk bersekutu dengan TUHAN lebih dekat agar TUHAN mau menyatakan secara pribadi “kesalahan” saya supaya bisa diampuni dan dipulihkan.

&&&&&&&&&&&&&&&

BAB 26
NILAI – NILAI DALAM KEHIDUPAN

Pada bab sebelumnya, saya sudah menulis bahwa sidang saya ditunda 1 minggu untuk memanggil saksi yang lain. Tetapi karena saksi tetap tidak datang, maka sidang ditunda sampai 2 minggu. Menunggu waktu sidang yang lama ini membuat saya merasa bosan dan jenuh. Tetapi TUHAN tetap memberi kekuatan kepada saya melalui pernyataan-Nya tentang :

1. KESABARAN
Saya percaya bahwa musibah yang saya alami saat ini juga bertujuan untuk melatih kesabaran saya (karena saya adalah type orang yang kurang sabar). Kesabaran harus dilatih (melalui musibah yang saya alami)karena kesabaran adalah salah satu dari buah roh. Melalui kesabaran dalam menghadapi musibah ini (karena saya harus tinggal di penjara), TUHAN juga mengajar saya untuk tetap bersukacita melalui senyuman yang nampak dari wajah agar melalui senyuman ini saya bisa menjadi berkat buat napi yang lain.

2. HUBUNGAN SAYA DENGAN KELUARGA
Saat sendiri dalam penjara inilah saya merasa rindu pada istri dan anak-anak. Karena itu jika nanti sudah bebas, saya tidak akan pernah menyia-nyiakan waktu yang ada dengan keluarga (karena sepulang kerja dan hari libur, saya kurang bisa memanfaatkan waktu yang ada).

3. PERJUANGAN HIDUP
Dalam hidup ini diperlukan perjuangan karena realita hidup yang selalu berubah-ubah dan kita dituntut untuk siap menjalani perubahan itu (siap menghadapi kenyataan hidup seburuk apapun). Kenyataan hidup bahwa sekarang harus tinggal dalam penjara , harus saya hadapi dengan tetap beryukur dan selalu melihat ke depan. Hal ini untuk menentukan langkah apa yang harus saya ambil selanjutnya (dengan bimbingan TUHAN), agar “gunung masalah” ini menjadi “batu loncatan” menuju kedewasaan rohani.

4. MENJADI DIRI SENDIRI
Musibah yang terjadi juga membuka mata rohani agar saya bisa menjadi diri sendiri. Sebelum mengalami musibah kecelakaan ini seringkali saya membandingkan diri sendiri dengan orang lain dan mencoba jalan kesuksesan mereka. Sebenarnya cara ini tidak 100 % salah, tetapi karena inilah seringkali saya tidak menjadi diri saya sendiri sehingga potensi-potensi positif yang ada dalam diri sendiri tidak muncul.
Berbagai macam kepribadian serta karakter manusia yang berbeda-beda semuanya berharga di mata TUHAN. Artinya, untuk menjadi orang yang berhasil, TUHAN bisa memakai karakter-karakter positif kita sebagai jalan menuju keberhasilan tanpa harus menjadi orang lain. Dengan menjadi diri sendiri kita akan menikmati kepuasan dan kebahagiaan.

&&&&&&&&&&&&&&&&&&&

BAB 27
VONIS AKHIRNYA DIJATUHKAN

Setelah menjalani proses sidang yang melelahkan tanggal 29 April 2010 kemudian tanggal 6 Mei 2010 dan selanjutnya tanggal 13 Mei 2010, maka sidang saya dilanjutkan tanggal 17 Mei 2010 dengan agenda tuntutan dari jaksa.

Senin 17 Mei 2010, saya kembali memasuki ruangan sidang. Setelah hakim bertanya kepada saya apakah sehat, maka hakim memerintahkan jaksa untuk membacakan tuntutan kepada saya.

Karena waktu pembacaan yang lama, saya hanya bisa berdoa dan memuji TUHAN dalam hati dengan ucapan syukur, sambil terus mendengarkan pembacaan tuntutan oleh jaksa. Akhirnya setelah lebih kurang 10 menit maka pembacaan tuntutan diakhiri dengan tuntutan dari jaksa kepada saya yaitu : hukuman penjara selama 1 tahun dipotong masa tahanan dan denda subsider sebesar Rp.2.000.000,- (dua juta rupiah) atau diganti dengan kurungan penjara selama 3 bulan.

Karena sebelumnya TUHAN sudah menyiapkan saya untuk tetap bersyukur pada tuntutan seberat apapun, maka saya hanya mohon keringanan pada hakim dengan alasan bahwa anak-anak saya masih kecil (8 tahun dan 4 tahun) dan saya adalah tulang punggung keluarga dalam mencari nafkah. Dari permohonan keringanan saya itu, hakim memerintahkan panitera untuk menulisnya dan sidang keputusan vonis ditunda tanggal 26 Mei 2010.

Hari Rabu, 26 Mei 2010 saya kembali mengikuti persidangan dengan agenda keputusan vonis. Setelah hakim bertanya apakah saya sehat, maka hakim mulai membacakan vonis yang akan saya terima. Pada saat hakim masih membaca, saya meminta kepada TUHAN agar vonis yang dijatuhkan benar-benar adalah kehendak TUHAN.

Dan akhirnya, saya divonis : 1 tahun penjara dipotong masa tahanan dan denda subsider Rp.2.000.000,- atau diganti dengan kurungan penjara selama 3 bulan (sama dengan tuntutan jaksa).

Setelah mendengar putusan ini, secara manusia saya merasa kecewa karena tidak sesuai dengan harapan. Tetapi saya belajar untuk taat dengan cara tetap mengucap syukur atas vonis yang saya terima.

Hari kamis, 27 Mei 2010, istri saya datang berkunjung ke LP. Saya menasehati dia agar tetap mengucap syukur atas apapun yang kami terima saat ini, termasuk vonis yang saya terima kemarin. Dari apa yang sudah saya tulis semenjak kejadian kecelakaan sampai vonis yang saya terima, saya berkesimpulan bahwa :

1. TUHAN tidak pernah merancangkan kecelakaan pada orang-orang yang
dikasihi-Nya, tetapi rancangan TUHAN adalah damai sejahtera
(Yeremia 29 : 11).
2. Keadaan apapun yang kita alami, TUHAN turut bekerja di dalamnya
(Roma 8 : 28).
3. Kasih setia TUHAN tidak pernah meninggalkan kita (Mazmur 118 : 1-9)
4. Selalu taat pada perintah TUHAN dengan cara tunduk pada kehendak
TUHAN.
5. Selalu ucapkan syukur agar damai sejahtera Allah terus mengalir dalam
kehidupan kita (Mazmur 106 : 1 dan Mazmur 118 : 21,28-29).

6. Selalu mengandalkan TUHAN dan jangan pernah mengandalkan manusia
(Yeremia 17 : 5-8).

Oleh sebab itu, saya mengajak para pembaca yang saat ini sedang mengalami permasalahan seberat apapun, untuk mengingat ke-6 kesimpulan di atas.

Jika TUHAN mengijinkan, saya ingin melanjutkan catatan kehidupan ini tentang kehidupan saya secara pribadi dan orang-orang di sekitar saya, yang secara tidak langsung dipakai TUHAN untuk membentuk karakter saya selama “tinggal” dalam rumah tahanan dan lembaga pemasyarakatan (beserta contoh-contoh kasus dan latar belakang mereka).

Saya berharap catatan kehidupan ini bisa menjadi berkat buat pembaca sekalian. TUHAN memberkati kita semua. Amin.

&&&&&&&&&&&&&&&&

PENUTUP

Ayub 42 : 5 tertulis :

Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau , tetapi
sekarang mataku sendiri memandang Engkau .

Mazmur 102 : 20-21 tertulis :

Sebab Ia telah memandang dari ketinggian-Nya yang kudus,
TUHAN memandang dari sorga ke bumi,
untuk mendengar keluhan orang tahanan , untuk membebaskan
orang-orang yang ditentukan mati dibunuh.

&&&&&&&&&&&&&&&&&

DAFTAR PUSTAKA

– ALKITAB , Lembaga Alkitab Indonesia 1996.
– Kemah Suci Jilid 2, Oleh Pendeta Jusuf BS

ALTERNATIF JUDUL :

1. Catatan Kehidupan

2. Melewati Lembah kekelaman

3. Tangan Lembut Penjunan

4. Jadilah Kehendak-Mu

Kisah nyata seorang manusia saat harus tinggal dalam

“dingin dan gelapnya” penjara .

&&&&&&&&&&&&&&