Pastor Eric Chang | Matius 3:13-4:17 |

Saya diminta panitia untuk mengkhotbahkan tema “Menyalakan kembali Visi kita.” Sangatlah sulit untuk membahas tentang visi secara bermakna di belahan dunia barat ini karena pra- syarat yang diperlukan ternyata tidak tampak. Tak terlihat adanya visi yang dimaksudkan oleh Alkitab di sini. Kalau boleh, saya sebenarnya tidak mau lagi berkhotbah di wilayah Amerika Utara, atau di negara- negara barat. Khotbah saya memang sangat menyinggung perasaan orang.  Apakah Anda merasakannya?

Sangat sulit untuk menyampaikan tentang visi jika ternyata pra- syarat bagi adanya visi itu masih belum terpenuhi. Apakah Anda memiliki syarat yang dibutuhkan? Saya rasa tidak. Jika saya diundang untuk memberitakan Firman Allah di Timur Jauh, di China, di Indonesia, di Malaysia, saya bersedia, mengapa? Karena pra- syarat yang dibutuhkan ada di situ.

Kita tinggal di wilayah Amerika Utara di dalam segala kenyamanan dan kemewahan. Kita tinggal di tengah lingkungan yang begitu memanjakan kita. Inilah surga dunia. Anda tidak merasa membutuhkan surga yang di atas karena sudah mendapatkan surga yang di bumi ini. Jika Anda sakit di Kanada, pemerintah mengurusi semuanya. Namun jika Anda sakit di China, Anda tidak tahu harus pergi ke mana. Biaya kesehatan bisa mencapai $20.000 padahal pendapatan Anda cuma $400 sebulan. Anda tidak akan mendapatkan perawatan yang Anda butuhkan. Anda bisa mati karena tidak bisa membayar ongkos pengobatan. Di sini tidak ada masalah. Jika saya butuh pemeriksaan mata, maka dokter saya akan membekali saya dengan selembar kertas untuk bisa mendatangi dokter spesialis mata, dan dokter spesialis mata yang terbaik akan memeriksa mata saya dan memberikan rawatan. Saya bahkan tidak perlu membayar. Sungguh sesuatu yang luar biasa.

Jika Anda beranjak tua, Anda bisa menikmati jaminan hari tua. Beberapa orang dari China, yang tidak pernah bekerja barang sehari pun di Kanada, tak pernah membayar satu sen pun uang pajak, namun bisa menikmati jaminan hari tua di sini. Negeri ini sungguh murah hati, sungguh hebat! Tak heran jika banyak orang ingin pindah ke sini. Inilah surga dunia! Anda tidak bisa mendapatkan yang lebih baik dari ini di tempat lain. Apakah orang membutuhkan Allah jika negara telah menyediakan segalanya? Anda tidak butuh Allah. Visi tentang Allah yang seperti apa yang Anda butuhkan?

Tentu saja, Anda mungkin akan sedikit ketakutan jika suatu hari nanti waktu Anda di surga dunia ini habis. Hal ini mungkin akan menimbulkan sedikit kekhawatiran, dan karenanya, Anda perlu sedikit agama, cukup sedikit saja. Jangan tergila- gila dengan agama, satu dosis yang kecil sudah cukup. Setelah mendapatkan dosis kecil dari agama, Anda berpikir bahwa Anda telah mendapatkan segalanya. Dunia dan juga Allah telah Anda miliki. Siapa yang butuh visi?

Tema kita adalah “Menyalakan Kembali Visi”. Visi tentang apa? Kekristenan bagi kita adalah menjatuhkan satu atau dua dolar di kotak persembahan. Jadi Anda telah memberi sesuatu kepada Allah dan pintu surga sudah terbuka lebar. Dan jika hal itu masih kurang cukup, lakukanlah sedikit aktivitas di gereja, mengunjungi beberapa orang, atau mungkin ikut bergabung di paduan suara.

Saya tidak mau menyia- yiakan waktu memberitakan Injil yang seperti ini. Saya tidak berurusan dengan Injil yang semacam ini. Jika memang hanya itu yang perlu disampaikan, berarti saya telah menyia- yiakan waktu saya. Dan begitu juga dengan ratusan rekan kerja kita lainnya, yang telah meninggalkan dunia dalam profesi mereka demi pemberitaan Injil, apakah mereka semua adalah idiot! Maaf jika saya menggunakan bahasa yang terlalu langsung. Mereka sudah gila! Untuk apa mereka mengerjakan ini semua? Mengapa mereka tidak langsung membangun negara sosialis, surga dunia ke manapun mereka pergi? Anda tidak butuh surga di atas; Anda sudah punya surga dunia.


Melakukan kehendak Allah bermula di baptisan

Khotbah hari ini berlandaskan pada bagian akhir dari Matius pasal 3. Bagian ini diawali dengan baptisan Yesus. Segala yang berkaitan dengan kehidupan rohani, diawali dengan baptisan. Baptisan adalah langkah awal bagi setiap orang dan hal yang sama berlaku pada Yesus juga.

Pada saat Yesus dibaptis, Yohanes Pembaptis berkata kepadanya, “Seharusnya bukan Engkau yang datang kepada- ku untuk dibaptis, melainkan akulah yang harus dibaptis oleh- Mu.” Ucapan Yesus yang pertama kali tercatat, saat dia memulai pelayanannya, adalah, “Biarlah hal itu terjadi.” Yaitu, “Baptislah aku. Agar semuanya tergenapi.”

“Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah.”

Apa maksudnya –  menggenapkan kebenaran?

Dalam bahasa yang sederhana, Yesus sedang berkata kepada Yohanes Pembaptis, “Persoalannya bukan apakah aku lebih superior daripada kamu. Tetapi yang penting adalah ini merupakan kehendak Allah. Marilah kita melakukan kehendak Allah, karena di dalam melakukan kehendak Allahlah kita menggenapi segala kebenaran.”

Inilah kunci dari khotbah saya selama dua hari ini. Khotbah yang pertama ini harus dipahami untuk memahami khotbah kedua (Visi Kerajaan Allah 2). Inti dari khotbah pertama adalah –  kunci kepada visi rohani adalah melakukan kehendak Allah. Melakukan kehendak- Nya berarti kegenapan semua kebenaran. Tidak melakukan kehendak- Nya berarti tidak menggenapkan kebenaran.

Setelah Anda menikmati kehidupan yang nyaman di bumi, apakah selanjutnya Anda tinggal berangkat menuju surga? Anda keliru. Bukan begitu jalurnya. Tak seorang pun bisa masuk ke surga kecuali telah memenuhi syarat seperti yang telah digenapi oleh Yesus di dalam baptisannya: “Aku akan menjalani baptisan karena itu adalah kehendak Allah.” Tak masalah apakah Anda mengerti kenapa dia harus dibaptis. Namun itu adalah kehendak Allah. Dan jawaban itu sudah cukup bagi kita.

Saya teringat pada salah satu rekan kuliah di Sekolah Alkitab. Suatu hari, dia datang kepada saya dan berkata, “Eric, kau tahu, aku telah menjadi Kristen cukup lama, akan tetapi aku belum dibaptis. Aku tidak tahu untuk apa aku dibaptis.” Saya katakan padanya, “Yah, saya tidak akan menjelaskan makna baptisan kepadamu, tetapi saya mau bertanya, “Apakah baptisan itu diperintahkan oleh Allah?” Dia menjawab, “Ya.” Dan saya bertanya lagi, “Apakah baptisan sejalan dengan kehendak Allah?” Dia menjawab, “Ya.” Lalu saya tanyakan, “Alasan apa lagi yang kau butuhkan? Apakah engkau ingin melakukan kehendak Allah?” Dia menjawab, “Ya, itulah sebabnya aku masuk ke Sekolah Alkitab ini.” Saya berkata, “Nah, engkau belum mengerjakan hal yang paling awal. Engkau belum dibaptis. Engkau belum menaati Allah di titik awal di mana kehidupan Kristen Anda seharusnya bermula.” Lalu dia berkata, “Baiklah, aku akan menjalani baptisan.”

Lalu dia menjalani baptisan. Saudara ini tahu rahasianya: kehidupan Kristen berarti dengan segenap hati, dengan penuh sukacita melakukan kehendak Allah. Langkah seterusnya adalah mengetahui apa yang menjadi kehendak- Nya. Anda tidak mungkin mengetahui semua kehendak- Nya tetapi Anda tahu satu hal yang dikatakan- Nya, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid- Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.” Titik awalnya di sini.

Jadi, dengan cara itulah Yesus memulai: kegenapan akan kebenaran. Apakah Anda ingin melakukannya? Jika Anda tidak ingin menggenapkan kebenaran, lalu visi apa yang ingin Anda bicarakan? Tidak ada. Jika pra- syaratnya belum dipenuhi, tidaklah ada gunanya berbicara tentang visi. Dan pra- syarat yang pertama dan yang paling utama adalah kesediaan untuk melakukan kehendak Allah seberat apapun itu.

Coba perhatikan. Dia adalah siswa di Sekolah Alkitab. Dia telah menjadi seorang Kristen untuk waktu yang cukup lama, lalu mendadak dia berkata, “Aku ingin dibaptis.” Dan semua orang akan berkata, “Kamu sudah masuk Sekolah Alkitab tetapi baru mau dibaptis sekarang? Bodoh sekali. Lebih baik kamu tidak usah bicara bahwa kamu belum dibaptis. Apakah kamu tidak malu dibaptis bersama orang- orang yang baru bertobat itu?”

Dia berkata, “Aku akan melakukannya. Tak masalah apakah itu memalukan atau tidak, izinkan aku dibaptis.” Itulah kehendak Allah.


Pencobaan

Hal kedua adalah pencobaan yang terlihat di bagian pertama pasal 4. Di dalam naskah asli Alkitab, tidak ada pembagian pasal- pasal. Semua ditulis sambung- menyambung. Pembagian pasal- pasal sangatlah berguna namun seringkali, pembagian ini justru merusak keutuhan. Jadi, sebenarnya, tidak ada pemisahan antara baptisan Yesus dengan datangnya pencobaan; segera sesudah baptisannya datanglah cobaan. (Pencobaan ini sangatlah penting maknanya, dan saya akan membahasnya secara khusus nanti.)

Poin yang kedua adalah: ketika Anda ingin melakukan kehendak Allah, seperti yang Yesus lakukan, cobaan akan segera datang untuk menghentikan Anda di tengah jalan. Dan saya sudah sering melihat bagaimana Iblis menghentikan langkah orang yang mau melakukan kehendak Tuhan. Mereka dengan ragu- ragu berkata, “Ya, ku- rasa aku bersedia melakukan kehendak Allah.” Dan dalam sekejap Iblis menyerang dan Anda mulai goyah, “Baiklah, aku menyerah. Itu tadi hanya sekadar pikiran yang terlintas sesaat. Maaf, aku tadi agak ceroboh. Itu terjadi karena ada orang lain yang mendorongku. Akhirnya aku malah membuat repot diri sendiri.” Lalu Iblis akan tersenyum puas. Tetapi jika Anda berkeras berkata, “Aku akan melakukan kehendak Allah,”. Maka Iblis akan mengeluarkan jurusnya, mencobai Anda dan berusaha menggeser arah tindakan Anda sedikit saja. Seperti pepatah Tionghoa mengatakan, “Jika Anda bergeser satu derajat dari arah tujuan Anda, maka Anda akan tiba di tempat yang berjarak seribu li dari tempat tujuan Anda.” Demikianlah, Iblis tidak perlu mengubah arah tujuan Anda secara jauh- jauh, cukup sedikit saja dan Anda sudah kehilangan sasaran. Sudah cukup sering saya melihat cobaan seperti ini terjadi.

Dengan hati yang sedih saya mengingat seorang saudara yang saya temui ketika berkhotbah dalam perjalanan misi di Wales. Saya bertemu seorang anak muda Wales yang sangat baik. Ketika saya melihatnya, sama seperti ketika Tuhan melihat orang muda yang kaya, saya mengasihinya.

Anak muda ini berkata kepada saya, “Aku mau melayani Tuhan.” Saya menyahut, “Benarkah?” Hati saya sungguh senang! Dia bertanya, “Ke mana aku harus pergi?” Saya katakan, “Nah, ada banyak Sekolah Alkitab di negeri ini.” Dan dia berkata, “Bagaimana dengan tempatmu belajar sekarang?” Saya menjawab, “Bagus juga. Kamu bisa masuk ke tempat saya belajar sekarang.” Saat itu saya masih kuliah di Sekolah Alkitab. Dan dia berkata akan mengajukan lamaran ke sekolah itu.

Dia mengambil formulir pendaftaran dan mengisinya. Dia sudah memutuskan untuk melayani Tuhan, dan tahukah Anda apa yang terjadi? Ketika dia sedang berjalan untuk memasukkan lamarannya ke bus surat, siapa yang dia temui di jalan? Pendeta di gerejanya. Dengan senang hati ia memberitahu pendetanya, “Saya mau memasukkan surat lamaran saya ke Sekolah Alkitab.” Pendetanya kaget, “Apa? Apa kamu gila? Untuk apa kamu ke sekolah Alkitab.”

Saudaraku, tidak semua pendeta merupakan hamba Allah. Dan orang muda yang malang ini tidak tahu perbedaannya. Pendeta ini termasuk dalam golongan “liberal” menurut istilah zaman itu, orang yang tidak memiliki kepercayaan apapun. Dan menjadi pendeta baginya adalah sebuah pekerjaan, sama seperti orang yang ingin menjadi pengacara, menjadi insinyur, dan orang ini senang menjadi pendeta. Malahan, beberapa teman sekelas saya di universitas saat ditanyai, “Mengapa kamu belajar teologi?” Jawab mereka, “Karena kami suka pekerjaan ini.” Pekerjaan? Ini jawaban yang aneh. Mengapa ada orang yang demikian? Karena pekerjaan sebagai vicar di gereja Inggris adalah pekerjaan yang sangat terjamin. Dan sekalipun Anda tidak punya jemaat untuk diurus, tidak menjadi masalah, bahkan lebih bagus lagi karena Anda tidak perlu terlalu repot dan tetap mendapat bayaran. Demikianlah, makin sedikit jemaat makin bagus.

Demikianlah, pendeta di Wales ini termasuk orang yang bisa disebut sebagai ‘pendeta profesional’, dia menjadi pendeta bukan karena dia peduli pada Anda atau jiwa Anda tetapi karena menjadi pendeta adalah suatu mata pencaharian yang terjamin.

Si pendeta berkata kepadanya, “Jangan bodoh! Lanjutkan saja hidupmu yang sekarang ini. Buat apa masuk ke Sekolah Alkitab?” Lalu kawan ini membawa pulang lagi surat lamarannya dan tidak pernah mendaftar lagi. Belakangan, beberapa orang yang mengenalnya memberitahu saya bahwa kehidupannya selanjutnya sangatlah melarat. Teman yang masih menjalin kontak dengannya memberitahu saya bahwa kesehatannya sangat terpuruk, dia menghadapi gangguan mental dan berbagai macam kesulitan lainnya.

Poin pentingnya adalah pencobaan. Saat Anda mau melakukan kehendak Allah, Iblis akan datang untuk mencobai Anda. Apakah Anda pikir bahwa Iblis itu tidak nyata? Selama Anda tidak melakukan kehendak Allah, Iblis senang jika Anda tidak tahu tentang dia. Dia tidak ada, benar? Dia senang jika Anda tidak percaya pada keberadaannya. Akan tetapi pada saat Anda melakukan kehendak Allah, percayalah, Anda akan tahu seberapa besar kekuatan dari cobaannya. Dia tidak sekadar menakut- nakuti Anda; dia bisa menawarkan yang terbaik dari dunia ini kepada Anda.


Pemberitaan tentang Kerajaan: Panggilan untuk bertobat

Hal ketiga. Inti dari khotbah Yesus di dalam Matius 4:17 adalah “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” ‘Bertobat’ adalah kata yang sangat agamawi, dan saya tidak tertarik dengan segala sesuatu yang berbau keagamaan. Orang selalu terkejut mendengar saya tidak tertarik dengan hal agama padahal saya ini seorang pendeta. Namun agama bukan bagian dari hidup saya. Saya tertarik kepada Allah. Saya tertarik pada kebenaran. Agama penuh dengan tradisi, ide dan ajaran- ajaran buatan manusia. Kita mengikut Yesus. Kita percaya kepada Allah. Kita tidak berurusan dengan agama.

Apakah makna non- religius dari kata ‘pertobatan’? Ada beberapa kata yang telah diambil- alih oleh agama dan telah menjadi klise yang sering kita dengar tetapi jarang kita ketahui apa artinya. Makna religiusnya mungkin berkaitan dengan perasaan menyesal akan dosa. Akan tetapi makna ‘bertobat’ lebih dari itu –  maknanya adalah berbalik arah. Kata Yunaninya adalah metanoia, perubahan cara berpikir. Cara berpikir Anda mengalami perubahan yang revolusioner. Pertobatan membalikkan cara berpikir Anda.

Tidak ada revolusi buatan manusia yang lebih radikal daripada ajaran Yesus. Saya cukup lama menjalani hidup di bawah pemerintahan Komunis. Komunisme sama sekali tidak revolusioner dan tidak heran jika paham ini tidak dapat bertahan. Bagi seorang Kristen, paham ini terlalu dangkal. Apakah Anda ingin mengubah manusia? Membutuhkan jauh melebihi sekadar si siang gai zao atau “pola pikir revolusioner” yang sering dibicarakan oleh kaum Komunis.

Ajaran Yesus adalah revolusi pola pikir di tingkat yang paling mendasar –  pembalikan sepenuhnya dari nilai- nilai manusia kepada nilai- nilai Allah, suatu hal yang mustahil bagi manusia. Itu sebabnya ideologi- ideologi Komunis ambruk. Komunisme ambruk dalam waktu yang sangat singkat; hanya bisa bertahan sekitar 50- an tahun. Sedangkan Injil terus berkembang sampai 2000 tahun sekalipun isinya benar- benar ekstrim dan radikal.

Tidak ada revolusi ciptaan manusia yang bisa mendekati jenis yang diajarkan oleh Yesus, akan tetapi karena terlalu radikal, maka ajaran ini tidak menimbulkan rasa nyaman. Lalu gereja menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk membuatnya semakin kurang radikal. Ajaran Yesus sudah terlalu dijinakkan. Taringnya sudah dicabut. Pedangnya sudah ditumpulkan. Dan saya tidak mau memberitakan kekristenan semacam ini. Saya orang yang revolusioner karena Yesus adalah pribadi yang revolusioner. Tak seorang pun yang telah mengalami jamahan Yesus akan tetap seperti sedia kala. Dia akan menjadi orang yang berbeda. Jamahan Yesus akan membuatnya berubah total.

Ada kesaksian dari ayah saya tentang perubahan yang terjadi pada saya. Saya bukan seorang Kristen ketika kami berpisah, dan ketika dia bertemu dengan saya lagi, saya sudah menjadi orang Kristen, dan dia tidak mengerti apa yang telah terjadi. Revolusi terjadi di dalam diri dan saya telah berubah tanpa saya sendiri menyadarinya. Saya menghabiskan hanya beberapa hari  dengannya dan dia segera menyadari bahwa anaknya ini sudah bukan orang yang dulu lagi.

Mengapa Yesus memberitakan pertobatan? Mengapa jalan pikiran kita perlu berubah sepenuhnya. Karena adanya Kerajaan Allah. Apakah Kerajaan itu? Apakah yang hendak dicapainya? Apakah arah tujuan Kerajaan Allah itu? Kerajaan adalah tema sentral dari Perjanjian Baru. Jika Anda tidak memahami makna Kerajaan, maka Anda tidak akan memahami arti kekristenan.


Panggilan bagi para murid

Setelah menyatakan Kerajaan, yaitu memberitakan kedaulatan Allah, maka datanglah panggilan bagi para murid. Dengan kata lain, Allah melibatkan kita di dalam proyek tersebut dan di sanalah titik masuknya visi. Jika visi tersebut bisa diwariskan kepada kita, berarti kita telah mengikut Tuhan. Jika visi itu tidak tersalur kepada kita, berarti kita tetap di tempat kita semula. Ketika murid- murid generasi pertama menangkap visi itu, dunia langsung dinyalakan oleh visi itu, dan 2000 tahun kemudian, Injil terus berkembang. Sekalipun ada bagian gereja yang telah mati, tetapi masih ada bagian yang hidup dan berfungsi. Karena itulah saya masih ada di dalam pekerjaan ini.


Kuasa Kerajaan

Yang berikutnya adalah, saat kuasa Kerajaan mulai bekerja di dunia, murid- murid tinggal mengikuti. Bagaimana kita tahu Kekristenan bukan sekadar sebuah ideologi? Bukan sekadar suatu mitos saja? Kuasa Allah yang akan menunjukkan kepada Anda. Semua yang telah berjalan di dalam kehendak Allah telah mengalami kuasa dari Kerajaan Allah. Yang sakit disembuhkan, yang mati dibangkitkan dan setan- setan diusir. Hal- hal yang dipandang tidak masuk akal bagi ilmu pengetahuan modern. Tumor tidak lenyap ketika Anda berdoa, tetapi hal itulah yang saya alami, setidaknya dalam dua kali kesempatan, ketika saya berdoa –  tumor tersebut lenyap begitu saja. Sinar X telah memastikan bahwa tumor tersebut memang ada. Setelah didoakan, rasa sakit yang mendera orang tersebut hilang, tumornya hilang Saya sudah menyampaikan berulang- ulang, bahwa saya bukanlah penyembuh. Akan tetapi jika Allah menghendaki saya untuk melakukan sesuatu, maka saya akan melakukannya dan kuasa Allah tidak pernah gagal.


Isi ajaran Kerajaan

Poin keenam yang akan saya sampaikan, dari pasal 5 sampai dengan pasal 7 adalah ajaran tentang Kerajaan. Firman Allah menggambarkan bagi kita orang- orang yang seperti apa yang berada di dalam Kerajaan itu. Tiga pasal ini melukiskan bagi kita kualitas kehidupan yang Allah kehendaki dari orang yang berkomitmen untuk menjalankan kehendak- Nya.


Pewujudan Kerajaan

Kemudian dimulai dari Matius pasal 8 sampai dengan pasal 28, diuraikan tentang perwujudan dari Kerajaan.

Demikianlah, pertama- tama kita melihat baptisan Yesus. Lalu, yang kedua adalah datangnya pencobaan. Dan ketiga, kita menemukan proklamasi, panggilan untuk bertobat. Keempat, panggilan kepada para murid. Kelima, karya kuasa Kerajaan yang sungguh ajaib. Akan tetapi jika yang ingin Anda lihat hanya tanda dan keajaiban, lupakan saja. Allah hadir bukan untuk menjadi entertainer. Kemudian, yang keenam adalah isi ajarannya, ajaran yang penuh kuasa dari Yesus. Jalanilah hidup Anda sesuai dengan ajaran tersebut dan lihatlah apa yang akan terjadi. Dan selanjutnya adalah pelaksanaan dari keenam hal itu, dijabarkan di dalam Matius pasal 8 sampai bagian akhir Injil Matius, yaitu pasal 28.

Demikianlah, Anda mendapatkan inti seluruh pelajaran dari dalam Injil Matius.


Mengerjakan kehendak Allah adalah pra- syarat bagi visi

Kembali pada bagian pencobaan, perhatikan tiga hal dari pencobaan Iblis terhadap Yesus. Ketiga hal ini menggambarkan bagaimana cara Iblis menjalankan siasatnya melawan kita. Sudah begitu banyak orang yang tumbang secara rohani karena mereka bukanlah tandingan bagi keahlian dan kecerdikan Iblis, dan juga karena jauh di dalam hati mereka, masih ada kesediaan untuk meresponi godaan setan.

Di pencobaan yang pertama Iblis mencobai Yesus dengan berkata, “Engkau sudah kelaparan setelah berpuasa 40 hari, perutmu sudah melilit. 40 hari! Ini tidak main- main.” Kita tidak diberitahu apakah di dalam berpuasa itu Yesus minum atau tidak, akan tetapi berpuasa biasanya diartikan dengan tidak memakan makanan keras. Dan puasa Yesus adalah 40 hari, dan dia sudah sangat lapar. Iblis melihat kesempatan di sana. “Engkau punya kuasa. Engkau punya kuasa untuk mendapatkan makanan karena engkau adalah Anak Allah, bukankah begitu? Lihatlah batu- batu itu. Berfirmanlah kepada batu- batu itu dan mengubahnya menjadi roti.”

Yesus berkata, “Tidak, aku tidak akan melakukannya.” Dan Dia melanjutkan, “Manusia tidak hidup dari roti saja melainkan dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” Apa maksudnya? Apa yang keluar dari mulut Allah? Kehendak- Nya. Semuanya kembali kepada kehendak- Nya. Firman- Nya mengungkapkan kehendak- Nya dan kita hidup selalu didasari oleh kehendak- Nya.

Jika Allah berkata, “Ubahlah batu itu menjadi roti,” maka Yesus akan melakukannya, tetapi hanya sesudah kehendak itu dinyatakan. Dan pada saat itu Allah tidak berkata kepada Yesus, “Engkau sekarang boleh mengubah batu itu menjadi roti.” Jadi, karena tidak ada Firman yang datang untuk itu, maka batu tidak diubah menjadi roti. Kehendak Allah selalu! Itulah pra- syarat utama untuk memiliki visi. Komitmen Yesus bagi kehendak Bapa sedang diuji, dia sangat lapar, akan tetapi dia tidak akan melakukan sesuatu bagi kepentingannya sendiri. Dia bisa saja bertindak tanpa persetujuan dari Bapa akan tetapi Yesus berkata, “Aku tidak akan pernah melakukan apa pun kecuali yang Bapa ingin Aku lakukan.” Begitulah cara hidupnya di sepanjang pelayanannya di bumi.

Apakah kita hidup seperti itu? Tidak. Itu sebabnya Anda hidup tanpa visi. Yang paling ideal bagi kita adalah memanfaatkan bakat dan kuasa yang ada pada kita sesuka hati. Anda suka berdebat dan gemar berpikir. Lalu apa yang Anda kerjakan? Anda memanfaatkan bakat itu dan menjadi pengacara. Jika Anda gemar berhitung, Anda menjadi seorang insinyur. Anda gemar mempelajari tentang kesehatan. Maka Anda menjadi seorang dokter. Kita memakai bakat kita sesuka hati, dan adakah yang bertanya kepada Tuhan, “Engkau telah memberiku berbagai macam bakat, apakah Engkau ingin agar aku belajar tentang bidang ini? Apakah Engkau ingin agar aku melakukan hal itu?” Tidak, kita memutuskan sendiri apa yang akan kita kerjakan, bukankah begitu? Apakah tidak ada hal yang dikatakan oleh Allah kepada Anda? Mungkin Anda saja yang tidak mau mendengarkan. Saat saya menyimak, saya memang mendengar. Akan tetapi saya tidak mendengar jika saya tidak menyimak. Kita harus menyimak.


Hal- hal yang Menutupi Visi

Materialisme

Kebutuhan akan roti merupakan inti dari materialisme. Persoalan besar yang menghadang negara- negara maju adalah bahwa kita ini kelebihan roti, kita terlalu kenyang. Kita kenyang dengan materialisme. Mengapa orang- orang berpindah dari China ke Kanada? Karena dalam waktu singkat Anda bisa segera membeli rumah, mobil, dan segala barang mewah. Bagi kebanyakan orang di China, dibutuhkan masa kerja seumur hidup untuk bisa memperolehnya. Inilah surga materi. Dan menurut survei PBB selama bertahun- tahun, Kanada berada di tempat pertama negara kaya di dunia. Kita hidup di surga dunia. Dan saya sekarang sedang mencoba untuk memberitakan Kerajaan Allah kepada Anda? Tidakkah saya sedang membuang waktu? Iblis tidak perlu bersusah- payah untuk menggoda orang.

Semakin Anda mengejar dunia, semakin dunia menguasai Anda. Apakah Anda memahami prinsip itu? Ini bukanlah teori; ini adalah fakta yang sangat sederhana. Semakin Anda memiliki dunia, semakin besar kekayaan Anda –  semakin dunia menguasai Anda. Dan tidak ada orang yang terikat dengan dunia yang memiliki visi. Orang yang terikat dengan dunia tidak ada urusan dengan visi. Membuang waktu saja berbicara tentang visi. Sudah tahukah Anda mengapa saya tidak berminat berkhotbah di negara- negara maju?

Karena materialisme. Apa itu dunia? Di dalam Alkitab, dunia sebenarnya adalah sistem di mana Iblis memegang kendali secara tersembunyi. Itulah rahasianya. Dengan kata lain, Iblis mengendali Anda tanpa sepengetahuan Anda. Dia menggunakan materialisme; dia memanfaatkan berbagai hal yang kita incar, dan Anda bahkan tidak tahu bahwa Anda sedang berada di dalam kendalinya. Ia berkerja tanpa sepengetahuan Anda. Sama seperti kanker. Mungkin sedang ada sel kanker yang aktif di dalam tubuh Anda tetapi Anda tidak mengetahuinya. Anda tidak punya petunjuk apa- apa. Ketika kanker itu ditemukan, seringkali sudah terlambat karena kanker bekerja secara tersembunyi.

Begitulah cara Iblis bekerja. Dia tidak mendatangi Anda secara terang- terangan. Anda tidak melihatnya. Dia tidak ingin Anda mengetahui keberadaannya. Dia bekerja secara diam- diam. Sangat mematikan, bukankah demikian? Itulah sifat dunia. Dunia adalah sistem pemikiran, sistem pemerintahan, sistem masyarakat di mana Iblis berusaha membuat Anda percaya bahwa Anda sedang mengerjakan apa yang memang Anda inginkan dan bahwa hal itu sangat bagus buat Anda. Iblis adalah psikolog yang hebat. Setiap orang yang mempelajari psikologi tahu akan pemikiran tersebut.

Cara untuk mendorong orang lain mengerjakan hal yang kita inginkan adalah dengan memberitahu dia betapa bermanfaatnya tindakan itu buat dia. Itu strategi yang dapat membawa Anda menjadi pucuk pimpinan perusahaan. Ini manajemen yang paling efektif. Anda tidak boleh berkata kepada anak buah Anda bahwa Anda ingin mereka mengerjakan sesuatu hal, tetapi katakanlah bahwa pekerjaan itu berkaitan dengan kepentingan utama mereka. Dan mereka akan berjuang habis- habisan bagi Anda. Tentu saja, Anda tidak akan berkata, “Itu demi saya,” melainkan Anda akan berkata, “Itu demi kepentinganmu sendiri. Demi kebaikanmu.”

Perhatikan hidup Anda dan lihatlah seberapa besar materialisme menjadi bagian dari hidup Anda. Berapa besar penghasilan Anda per bulan? Tidak cukup. Lalu Anda mengejar kenaikan penghasilan. Masih tidak cukup. Hal yang menarik dari materialisme adalah bahwa Anda tidak akan pernah puas. Tidak ada batasnya. Jika Anda memiliki $100.000 di bank, maka Anda ingin agar jumlahnya menjadi $500.000. Jika yang Anda miliki adalah $500.000, maka Anda ingin menjadikannya sejuta. Anda berkata, “Tidak, tidak. Saya akan puas dengan $100.000.” Itu karena Anda belum memiliki yang $100.000 itu. Tunggu sampai Anda memiliki $100.000. Saat itu Anda akan berkata, “Hanya $100.000? Hidupku masih sekitar 50 tahunan lagi!” Jadi, Anda merasa butuh $500.000, dan Anda berkata, “Aku akan puas.” Tetapi Anda sedang menipu diri Anda sendiri. Tunggu sampai Anda punya $500.000. Saya rasa Anda akan berkata, “Apa? Temanku sudah punya penghasilan $2 juta. Aku akan puas kalau penghasilanku dua juta juga.” Sebenarnya Anda tidak akan pernah puas.

Begitulah cara kerja dunia –  tersembunyi. Anda tidak sadar bahwa Anda sedang didesak terus oleh kekuatan tersembunyi dari keserakahan. Itulah yang terjadi. Tetapi Anda lebih suka memakai istilah ‘jaminan hidup’. Istilah ‘jaminan hidup’ terdengar lebih menyenangkan daripada ‘keserakahan’. Padahal yang terjadi adalah keserakahan. “Aku serakah? Oh, tidak sama sekali! Tetapi aku butuh jaminan hidup.”


Agama

Hal kedua adalah dunia tidak menyingkirkan agama. Dunia memanfaatkan agama. Dunia mengeksploitasi segala sesuatu, termasuk agama. Agama punya kekuasaan yang luar biasa. Dan hal yang telah kita lakukan adalah memanfaatkan agama untuk kepentingan kita sendiri.

Para politikus di Amerika Utara semuanya adalah orang- orang Kristen. Tuan Bush adalah seorang Kristen. Semua calon kepresidenan adalah orang beragama. Jika Anda bukan orang Kristen sangat kecil peluangnya untuk mendapatkan suara dari kalangan Kristen. Kekristenan sebagai suatu sistem keagamaan, memiliki kekuasaan yang sangat besar di Amerika Utara, dan khususnya di Amerika Serikat. Kekristenan sebagai suatu sistem bisa menjatuhkan atau menaikkan Anda. Tanpa suara dari mereka, Anda sama sekali tidak berpeluang untuk menang pemilu.

Di Matius 4:5 Iblis membawa Yesus ke kota kudus, ke tempat tertinggi dari Bait Allah dan mengatakan bahwa mungkin Yesus bisa melakukan sesuatu yang spektakuler. Jika Yesus mengubah batu menjadi roti, tak ada yang akan melihatnya. Tetapi jika Yesus pergi ke Bait Allah yang dipenuhi oleh banyak orang dan jatuh dari tempat tertinggi, tentu peristiwa ini akan menimbulkan kegemparan. Superman hanyalah fiksi tetapi orang- orang buat pertama kali akan melihat manusia terbang. Iblis memahami isi Alkitab jauh lebih baik ketimbang kebanyakan orang Kristen, dia mengutip satu janji dari Alkitab, “Jika Engkau meloncat turun dari pucuk Bait Allah, Allah telah berjanji bahwa Dia akan memerintahkan para malaikat- Nya untuk melindungi Engkau sehingga ketika Engkau turun ke tanah, bahkan kaki- Mu tidak akan terantuk pada batu. Dengan demikian kemuliaan akan dinyatakan!”

Pernahkah Anda melihat buku- buku atau kartu- kartu yang mengumbar janji- janji Allah? Hal ini benar- benar membuat saya merasa ngeri. Mengingatkan saya pada janji- janji yang pernah dikutip oleh Iblis. Janganlah membeli buku- buku atau kartu- kartu yang berbicara tentang janji- janji tersebut, karena janji- janji tersebut belum tentu untuk Anda. Jika Anda berkomitmen sepenuhnya untuk melakukan kehendak Allah, maka setiap janji Allah itu buat Anda; kalau tidak, maka janji- janji tersebut bukan buat Anda. Akan tetapi sekalipun janji- janji tersebut memang tersedia buat Anda, bisa saja janji tersebut tidak berlaku bagi Anda di saat itu.

Jika janji- janji itu berlaku bagi semua orang, tentunya juga akan berlaku bagi Yesus. Dia adalah Pribadi yang memiliki komitmen untuk melakukan semua kehendak Allah dan Iblis itu cerdik. Dia tahu bahwa Yesus bisa memanfaatkan janji tersebut karena Yesus adalah Pribadi yang taat sepenuhnya. Akan tetapi sebuah janji yang bersifat umum tidak harus berlaku di dalam sebuah peristiwa khusus. Anda harus mendapatkan persetujuan dari Tuhan. Karena sekalipun janji ini memang bisa diterapkan pada situasi yang Anda hadapi tapi bisa jadi itu bukan kehendak Tuhan bagi Anda pada waktu itu. Setiap orang Kristen yang sejati harus selalu berhubungan dengan Allah.

Ini adalah bagian yang sangat sulit. Saya tahu apa yang Tuhan mau saya kerjakan –  apa yang boleh dan yang tidak boleh saya kerjakan untuk tetap bisa berada di dalam kehendak- Nya. Sebab Allah itu nyata, maka saya bisa tahu apa yang menjadi kehendak- Nya. Jika Dia itu tidak nyata, maka tidak ada kehendak yang harus diketahui. Apakah ini logis? Tentu saja. Apakah Anda ingin mengenal Allah. Temuilah Dia. Jika Anda tidak mengenal Dia, jelas Anda tidak mau menjalankan kehendak- Nya. Karena Anda tidak tahu pasti apa yang menjadi kehendak- Nya.

Yang mana yang harus terjadi dahulu? Mengenal- Nya baru menjalankan kehendak- Nya? Atau bersiap melakukan kehendak- Nya dan berkata, “Jika Engkau memang nyata, aku akan melakukan kehendak- Mu.” Akan tetapi Anda tetap harus melakukan kehendak- Nya karena Dia adalah Pencipta. Kita tidak berhak menetapkan persyaratan buat Dia. Persyaratan yang telah Dia tetapkan itu berlaku bagi semua ciptaan- Nya. Kita tidak perlu menunggu sampai dilahirkan kembali atau setelah menjadi Kristen. Sebagai ciptaan- Nya, kita wajib melakukan kehendak- Nya.

Diawali dengan kita yang melakukan kehendak- Nya dan setelah itu baru Dia menyatakan diri- Nya kepada kita. “Setiap orang yang kehendaknya adalah melakukan kehendak Allah, dia akan tahu apakah pengajaran ini berasal dari Allah atau tidak.” Begitulah cara kerjanya. Jika Anda memenuhi pra- syarat yaitu melakukan kehendak- Nya, maka Anda akan memiliki visi. Semakin Anda melakukan kehendak- Nya, semakin Anda menyadari bahwa Dia itu nyata. Semakin Dia itu nyata bagi Anda, semakin Anda berniat melaksanakan kehendak- Nya. Demikianlah siklus itu berlangsung. Semakin Anda menjalankan kehendak- Nya, semakin Anda mengalami realitas- Nya.

Hanya sebagian kecil saja dari kesaksian saya yang dimasukkan ke dalam buku “Bagaimana Aku Mengenal Allah”. Buku itu menggambarkan komitmen saya yang konstan untuk melaksanakan kehendak Allah. Semakin Anda menjalankan kehendak- Nya, semakin Anda mengalami Dia. Semakin Anda mengalami Dia, semakin kuat komitmen Anda untuk menjalankan kehendak- Nya dan hal itu berputar terus dengan intensitas yang semakin tinggi. Visi itu menjadi semakin tajam, jelas dan kuat. Akan tetapi pra- syaratnya, saya tekankan sekali lagi, harus terpenuhi. Jika Anda berkata, “Aku siap, ya Allah, untuk melakukan kehendak- Mu,” seperti yang dikatakan oleh Yesus di dalam Ibrani 10:7, “Aku datang untuk melakukan kehendakMu.”

Begitulah, orang sekarang mencari keuntungan dari agama, memanfaatkan janji- janji Allah, memanfaatkan janji- janji yang bahkan tidak berlaku bagi orang tersebut. Akhirnya kita mendapatkan kekristenan yang hanya menginginkan janji- janji tersebut tanpa mengindahkan syarat- syaratnya. Kekristenan telah dikorup. Tentu saja gereja tidak suka saya berkata seperti itu.  


Demokrasi

Kita sudah melihat betapa materialisme telah menutupi visi. Kita telah melihat betapa agama, yaitu kekristenan yang telah dikorup, menutupi visi. Sekarang mari kita masuk pada poin ketiga mengenai hambatan yang menutupi visi.

Apakah pencobaan ketiga yang dihadapi oleh Yesus? Di dalam Matius 4:8- 9 kita baca,

“Dan Iblis membawa- Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada- Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada- Nya: ‘Semua itu akan kuberikan kepada- Mu, jika Engkau sujud menyembah aku.'”

Dengan kata lain, Iblis berkata kepada Yesus, “Beri aku sedikit kehormatan, beri aku muka, maka aku akan menyerahkan padamu semua kerajaan ini.” Apakah dia sedang membual? Tidak. Iblis adalah dasar dari semua kekuasaan duniawi. Akan tetapi penguasa- penguasa duniawi tentu saja tidak mengakui atau mempercayainya. Apa artinya? Jika kita tak bisa sukses dengan memakai materialisme, dengan memanfaatkan agama dan dengan usaha dan bakat kita sendiri, jika Anda sudah cukup putus asa, cukup dengan memberi sedikit kehormatan kepada Iblis, maka dia akan memberi apa yang Anda inginkan. Dan saya telah menyaksikan hal- hal yang mengerikan seperti itu. Iblis tidak sedang membual.

Namun ada kuasa yang jauh lebih besar daripada kuasa Iblis, yaitu kuasa Allah sendiri. Bodoh sekali orang yang berpaling kepada Iblis. Di Amerika Utara, Satanisme, di dalam bentuknya yang paling rahasia, sedang menyebar luas. Ada spiritisme. Ada Gerakan New Age. Dan banyak lagi yang lainnya. Iblis berkata, “Cukup beri aku sedikit kehormatan dan aku akan memberimu segala yang kau mau. Aku punya kuasa untuk melakukannya.” Dan memang dia punya kuasa itu. Memiliki kerajaan- kerajaan duniawi berarti memiliki kuasa; memiliki kendali; memiliki kemampuan untuk melakukan apa yang Anda kehendaki.

Saya ingin berkata sesuatu yang akan sangat menyinggung hati di dunia Barat. Saya memang bukan pengkhotbah populer. Saya hanya ingin menyatakan kebenaran dan Firman Allah.

Apa arti Kerajaan Allah? Kata ‘Kerajaan’ memang kata yang kuno. Mestinya terjemahan yang bagus adalah kedaulatan Allah atau pemerintahan Allah di atas umat manusia. Kata ‘kedaulatan,’ juga merupakan kata kuno. Kedua kata ini memang jarang dipakai di zaman modern ini. ‘Kerajaan Allah’ berarti kuasa Allah berdaulat di dunia dan di dalam hidup Anda. Akan tetapi kata apa yang paling banyak didengar di negara- negara maju sekarang ini? Kata ‘demokrasi’. Kata ini sudah menjadi slogan di mana- mana, “Kami ingin demokrasi.”

Maafkan saya. Demokrasi tidak ada di dalam Alkitab. Apakah ini menggoncang hati Anda? Demokrasi berasal dari kata Yunani. Bagian yang pertama ,’demo’, berarti rakyat atau orang banyak atau kerumunan. Dan ‘krasi’ berarti kekuasaan –  kratos, yaitu kata Yunani untuk istilah kekuasaan. Sekarang ini, menyampaikan hal yang menentang demokrasi bisa dipandang sama seperti orang sesat. Sejauh itulah kekuasaan politik zaman sekarang.

Namun, di dalam Alkitab hanya ada Theokrasi. Yaitu kekuasaan Allah –  theos, kata Allah dalam bahasa Yunani, dan kratos –  kekuasaan; lengkapnya kekuasaan Allah. Alkitab hanya mengenal kekuasaan Allah. Kekuasaan lain tidak dikenal. Saya berkhotbah di lingkungan yang sangat menentang theokrasi –  bukan dalam kata- kata melainkan dalam tindakan. Semakin kita menekankan pada kekuasaan rakyat, semakin kecil penekanan kita pada realitas theokrasi, Kerajaan Allah di dunia. Anda punya pilihan apakah akan ikut mendukung kekuasaan manusia sebagai kekuasaan tertinggi di bumi, hal yang sudah terjadi, atau hidup di bawah kekuasaan Allah.

Di zaman dulu, ketika masih banyak raja- raja, mereka dengan rendah hati berkata bahwa kekuasaan mereka berasal dari Tuhan. Dalam ilmu politik dikenal dengan istilah “hak ilahi dari raja- raja.” Artinya, mereka mengaku sebagai anak Allah, atau mendapatkan kekuasaan itu dari langit, dan mereka memanfaatkan agama sebagai alat untuk menekan rakyatnya. Jadi di dalam pemerintahan para raja, kita juga tidak mengalami kondisi yang lebih baik. Jika saya harus memilih di antara berbagai sistem pemerintahan yang dikembangkan oleh manusia, secara umum, saya akan memilih demokrasi sebagai suatu sistem yang lebih berimbang dibandingkan dengan sistem pemerintahan para raja.

Di dalam sejarah China hanya ada beberapa kaisar yang mengutamakan kepentingan rakyat. Sistem kekaisaran jelas bukanlah sistem yang baik. Jadi manusia, karena telah menolak Allah sebagai Raja mereka, berada dalam keadaan tanpa sarana pemerintahan. Manusia harus memilih antara raja atau presiden atau perdana menteri. Dan jika tidak memilih salah satunya, manusia mungkin akan jatuh ke dalam penguasa totaliter seperti kaum komunis. Semuanya jelas tidak bagus. Namun kita terpaku pada pilihan ini saja, mengapa? Karena umat manusia secara umum tak pernah mau menerima Allah sebagai Raja atas mereka. Kita tidak menghendaki Allah sebagai Raja kita.

Pada mulanya, Israel adalah negara theokratis. Allah memerintah Israel melalui wakil- Nya, Musa. Semua yang dikerjakan oleh Musa adalah kehendak Allah. Jika Anda tidak punya orang semacam Musa ini, tentu saja Anda tidak akan bisa menjalankan theokrasi. Bangsa Israel sendiri akhirnya mau menyamakan diri dengan bangsa- bangsa lain. Bangsa- bangsa lain memiliki raja dengan segenap kemegahannya, termasuk kemegahan upacara dan pesta- pestanya. Sedangkan Musa, si hamba Allah, selalu dalam keadaan rendah hari dan lemah lembut. Dia tidak mengendarai kereta perang yang diiringi oleh segenap barisan tempur dan sebagainya. Tidak ada hal- hal yang semacam itu. Mereka memiliki manusia Allah, tetapi tanpa kemeriahan dan kemuliaan. Mereka mendapatkan keadilan dan kebenaran, tetapi tanpa hiasan duniawi. Sehingga pada akhirnya bangsa Israel tidak lagi menghendaki theokrasi. Mereka ingin menyingkirkannya; mereka ingin punya raja sama seperti bangsa- bangsa lain.

Itulah yang terjadi pada bangsa Israel. Pada akhirnya, mereka mendapatkan apa yang mereka mau. Mereka memiliki raja yang bertingkah seperti raja bangsa- bangsa lain. Akhirnya, Allah disingkirkan, theokrasi digusur semakin jauh dan Israel musnah sebagai bangsa. Lenyap! Habis! Dan jika Allah tidak bermurah hati kepada mereka serta membangkitkan mereka dari kubur setelah lebih dari 2000 tahun, tentu tidak akan ada negara Israel. Apakah mereka sekarang menyembah Allah di Israel? Tidak. Apakah mereka sekarang mengasihi Allah seperti pada zaman Musa? Tidak.

Mengapa kita menginginkan demokrasi? Karena demokrasi memberi kita kuasa. Saya tidak bermaksud untuk menyerang demokrasi sebagai sebuah sistem. Memang tidak ada sistem yang lebih baik dari demokrasi setelah kita menolak theokrasi. Dan sekarang, demokrasi sudah menjadi ideologi yang sering dipaksakan ke atas orang lain, seperti Presiden Amerika memaksakan demokrasi ke semua negara di dunia.

‘Demokrasi’ bukanlah barang baru; bukan suatu temuan baru. Setiap orang yang tahu sedikit tentang sejarah akan tahu bahwa negara Athena, misalnya, adalah salah satu negara demokratik yang pertama di dunia. Athena adalah negara kota (city state), suatu negara yang kecil dan demokrasi berfungsi dengan baik di negara yang kecil. Semakin besar negara itu, semakin rumit mekanisme yang harus dikembangkan untuk mendapatkan sistem yang bekerja dengan adil.

Omong- omong, demokrasi itu indah jika ekonomi negaranya makmur. Sebagai contoh, saya cukup sering pergi ke Filipina. Filipina negara demokrasi yang sangat miskin. Dan terus terang saja, apa gunanya Anda memiliki kebebasan memilih jika Anda tidak punya cukup makanan? Dan ketika Anda jatuh sakit tidak ada orang yang merawat Anda? Anda tidak punya cukup uang untuk berobat ke rumah sakit. Anda boleh memiliki demokrasi, tetapi apa yang bisa Anda kerjakan dengan demokrasi itu jika Anda tidak punya uang untuk makan dan membiayai kesehatan dan pendidikan?


Demokrasi memberi kuasa kepada rakyat

Demokrasi memberi rakyat kuasa. Mereka bisa menendang Anda dari kursi jabatan jika Anda tidak mengerjakan apa yang mereka kehendaki. Jika Anda orang Amerika, Anda tahu bahwa Anda bisa menggusur Presiden dari jabatan dalam pemilu. Yah, Anda memang cuma salah satu orang dari sekian banyak rakyat, akan tetapi suara Anda mungkin bisa ikut menentukan.

Persoalannya adalah masalah psikologi, rasa hormat pada kekuasaan menyusut. Kekuasaan tidak lagi dihormati. Pernahkah Anda mendengar cara orang berbicara dengan para pemimpin di negara- negara demokratis? Wah! Mereka bisa menggilas, menguji, menentang, bahkan memotong pembicaraannya. Anda mungkin tidak pernah bermimpi untuk memperlakukan orang tanpa hormat seperti itu. Hanya anggota partai mereka sendiri yang menghormatinya. Anggota partai lain akan menjulukinya dengan berbagai sebutan. Tak ada rasa hormat pada kekuasaan. Itulah yang terjadi. Dengan demikian, secara berangsur- angsur, kita tidak lagi menghormati segala bentuk kekuasaan karena kekuasaan ada di tangan kita. Kita sebagai rakyat pemegang kuasa. Tanpa disadari kita membawa mentalitas ini ke dalam hubungan kita dengan Allah. Sungguh mengerikan!

Baru dua hari yang lalu, saya menonton program sejarah, kebetulan saya mendengar satu komentar yang membuat saya tercekat. Orang itu berkata bahwa Allah dan Musa sama- sama saling menghormati. Apakah kalimat ini bermasalah bagi Anda? Mungkin tidak. “Allah dan Musa saling menghormati”? Sedang bicara apa kita ini? Mengatakan bahwa Allah dan Musa dalam pengertian umum saling menghormati? Bagi yang sudah melayani Tuhan dan mengetahui kemuliaan Allah tentu gemetar; kalimat tersebut membuat saya sangat mual! Siapa yang sedang Anda bicarakan?

Saya pikir jika Musa mendengar kalimat tersebut, mungkin dia akan jatuh tersungkur dan berkata, “Kiranya Tuhan mengampuni!” Dengan mengatakan bahwa Allah dan Musa saling menghormati itu sama artinya dengan membicarakan tentang kesejajaran! Alkitab berkata, “Apakah manusia itu, sehingga Engkau memperhatikannya?” Apakah manusia itu? Tampaknya kita sudah kehilangan pemahaman yang satu ini.

Kita tumbuh di lingkungan demokrasi dan kita sudah terbiasa dengan kekuasaan rakyat. Mungkin Anda sedang mengamati wakil dari daerah Anda, dan jika Anda tidak suka apa yang dia kerjakan, maka Anda akan mengirimnya surat yang mengecamnya habis- habisan. Dan jika dia masih melanjutkan apa yang sedang dikerjakannya, maka dalam pemilu berikutnya Anda tidak memilih dia lagi. Anda menjadi terbiasa menjalankan kekuasaan. Inilah maksudnya. Anda mungkin juga berpikir bahwa Anda punya hak suara yang akan menendang Allah keluar dari kekuasaan- Nya jika Anda mau. Anda menjadi begitu terbiasa dengan kekuasaan. Konsep tentang takut akan Allah adalah sesuatu yang asing. Takut akan Allah sudah tidak terlihat lagi di gereja- gereja di sini. Saya tidak melihat orang yang takut akan Allah.

 “Beri tepuk tangan untuk Yesus!” Plok, plok, plok. Beri tepuk tangan untuk Yesus? Siapa dia itu? Seorang aktor? Menurut kita, siapa dia itu? Tetapi mereka tidak melihat ada yang salah dengan itu. Mungkin justru saya yang salah. Saya satu- satunya orang gila di sini. Saya takut akan Allah –  takut dalam pengertian hormat karena saya tahu kuasa- Nya. Saya tahu siapa Dia. Apakah orang- orang ini tahu siapa Dia? Beri tepuk tangan untuk Yesus? Sedang bicara apa kita ini? Baiklah, mungkin kita menempatkannya di tingkat yang sama seperti seorang presiden. Saat presiden memasuki ruangan, kita beri dia tepuk tangan.

Pra- syarat bagi adanya visi yang berasal dari hormat dan takut akan Allah sudah tidak ada. Entah Anda tidak percaya pada keberadaan Allah, atau jika Anda percaya, mungkin Anda pikir Dia butuh suara Anda sama seperti Presiden atau politikus yang lainnya. Maksud saya, jika Anda tidak memberi Dia suara, maka Allah harus keluar dari gelanggang. Dia membutuhkan Anda! Dia bisa bertahan dalam jabatan- Nya, itu semua berkat Anda, bukankah begitu? Apakah saya salah?

Saya harap Anda sekarang bisa memahami mengapa kita tidak bisa memiliki visi. Kita tidak bisa memiliki visi karena prasyarat yang dibutuhkan tidak muncul. Dunia sudah mencengkeram kita dengan sangat licik, sangat tersembunyi sehingga orang Kristen bahkan tidak menyadarinya. Ideal- ideal yang membentuk pikiran kita sejak masa muda kita. Ideal dari demokrasi yang memberi kita kuasa adalah ideal dari materialisme yang menawarkan kenyamanan dan kemudahan.

Izinkan saya menutup dengan ini. Ketika saya keluar dari China yang sedang mengalami penderitaan dan kelaparan, saya pergi ke Swiss. Saya tinggal di Swiss buat beberapa waktu karena ibu saya menjalani perawatan penyakit TBC di sanatorium di pergunungan. Satu paru- parunya dibuang. Swiss adalah negara demokrasi yang bisa dikatakan paling murni, jauh lebih murni daripada yang ada di Amerika Serikat. Apa maksud saya? Tak ada keputusan penting di Swiss yang bisa diambil tanpa melalui referendum, bukannya pemilu biasa.

Demokrasi yang sekarang ini bukanlah demokrasi yang sejati. Sebagai contoh, jika Presiden Bush ingin berperang dengan Irak, tak ada hal yang bisa dilakukan oleh rakyat Amerika untuk mencegahnya karena dia adalah panglima tertinggi. Dia melibatkan bangsanya untuk berperang bahkan sekalipun sebagian besar rakyat tidak setuju. Itulah demokrasi sekarang ini. Dan di Spanyol, mayoritas menentang keterlibatan Spanyol di dalam perang Irak, namun tak ada pengaruhnya. Pemerintah yang terpilih secara demokratis, tetap saja membawa bangsanya ke dalam perang. Tentu saja, pemerintahan yang memutuskan untuk terlibat dalam perang ini kemudian kalah dalam pemilu berikutnya. Sebuah negara demokratis secara terang- terangan bertindak melawan kehendak rakyat karena konstitusi mengijinkan mereka berbuat demikian. Hal yang sama juga terjadi di Itali, dan di negara- negara Eropa lainnya. Rakyat tidak menginginkan perang, akan tetapi pemerintah membawa mereka masuk ke dalam perang. Itulah hal yang dikerjakan oleh pemerintah yang terpilih secara demokratis.

Dan jangan pernah lupa bahwa tiran yang terburuk, diktator yang paling kejam memperoleh jalan menuju kekuasaan melalui demokrasi. Anda tahu siapa dia? Hitler. Hitler terpilih secara demokratis. Demokrasilah yang membawa partai Nazi kepada kekuasaan, ini menunjukkan betapa rawannya demokrasi. Demokrasi yang akhirnya mengakibatkan kematian jutaan orang dalam perang besar. Rusia kehilangan 20 jutaan rakyatnya dan di seluruh Eropa, sekitar 40 jutaan jiwa melayang karena demokrasi telah memilih satu orang ini ke kursi kekuasaan. Tak ada orang yang bisa membantah hal itu. Ini adalah fakta sejarah. Itulah hal yang bisa dilakukan oleh demokrasi.

Namun ketika berada di Swiss, saya menyaksikan demokrasi yang sejati. Swiss adalah negeri yang indah. Jika Anda ingin menyingkirkan theokrasi dan memakai demokrasi, inilah contoh terbaik yang Anda miliki. Anda tidak akan pernah harus menerima keputusan yang tidak Anda kehendaki tetapi hendak dipaksakan oleh pemerintah yang telah Anda pilih secara demokratis. Rakyatlah yang menentukan tindakan apa yang perlu diambil secara politis. Swiss adalah salah satu surga dunia.

Paman saya tinggal di Swiss. Saya melihat di dalam kehidupannya hal yang terbaik yang bisa ditawarkan oleh dunia. Paman saya adalah seorang manajer penjualan yang sukses dan di usianya yang ke- 50, dia pensiun sebagai orang yang sangat kaya. Dia merasa sudah saatnya pensiun. Katanya, “Baiklah, sudah cukup banyak uang yang aku kumpulkan. Aku akan berhenti di titik di mana aku masih cukup muda dan kuat untuk menikmati hidup ini.” Dia sangat sehat dan kuat. Sekarang usianya 90 tahun tetapi masih juga sangat sehat dan kuat. Dia sudah menikmati hidup ini sampai sekitar 40 tahun. Tidakkah Anda menginginkan hal itu? Anda sudah memiliki uang yang Anda inginkan. Anda bisa membeli apapun yang Anda mau, pergi ke mana saja, melakukan apa saja karena kesehatan Anda memungkinkan untuk itu dan uang Anda juga memungkinkannya. Oh, sungguh hidup yang indah! Namun paman saya yang terkasih itu tidak pernah punya selera terhadap perkara rohani. Dia punya agama dan itu sudah cukup buatnya. Dia ada kalanya akan ke misa. Ia memberi takaran secukupnya buat agama. Kejarlah dunia dan hadirilah ibadah di gereja dari waktu ke waktu. Begitulah caranya. Anda tidak butuh visi apapun. Akan tetapi, tanpa visi umat mati. Secara rohani, Anda tidak punya apa- apa!

 

Berikan Komentar Anda: