Pastor Jeremiah C | Yakobus 5:17-18 |

Hari ini kita akan membahas Yakobus 5:17-18.

17 Elia adalah manusia biasa seperti kita. Dia berdoa dengan sungguh-sungguh supaya tidak turun hujan, dan hujan tidak turun di negeri itu selama tiga tahun enam bulan.
18 Kemudian, dia berdoa lagi, maka langit mencurahkan hujan dan bumi menumbuhkan buahnya.


MENGAPA YAKOBUS MENGAITKAN ELIA DENGAN KITA?

Mengapa rasul Yakobus berbicara mengenai Nabi Elia di sini? Apa yang ingin dia sampaikan kepada kita melalui kisah Nabi Elia? Di ayat 16, Yakobus berkata bahwa doa orang benar itu besar kuasanya, lalu ia melanjutkan untuk berbicara mengenai kuasa dari doa Elia di ayat 17. Sangatlah jelas, Yakobus ingin memakai contoh Elia untuk mendorong kita agar meneladani nabi besar ini.

Sesudah itu, di ayat 17-18 Yakobus mengutip dua mukjizat yang dilakukan oleh Nabi Elia lewat doa. Mengapa doa Elia begitu kuat kuasanya? Mungkin Anda dapat berkata bahwa itu adalah karena Elia adalah seorang yang benar. Lalu, apakah mungkin bagi kita untuk mencapai tingkat kebesaran Elia? Jika memang tidak mungkin bagi kita untuk mencapainya, mengapa Yakobus memakai suatu contoh yang begitu tinggi dan meminta kita untuk meneladaninya? Karena Yakobus mengutip Elia sebagai contoh, dapatkah kita simpulkan bahwa setiap orang Kristen mempunyai potensi untuk mencapai kebesaran Elia?

Setiap kali kita berbicara mengenai Nabi Elia, yang kita pikirkan adalah kuasa Elia. Banyak orang Kristen sangat ingin menjadi penuh kuasa seperti Elia. Akan tetapi, kita jarang merenungkan dengan saksama mengapa doa Elia begitu kuat kuasanya. Mengapa banyak orang Kristen tidak dapat menjadi seperti Elia yang penuh dengan kuasa? Apakah mungkin Allah hanya mengaruniakan kuasa sedemikian kepada beberapa orang yang telah Dia pilih? Hari ini kita akan memfokuskan perhatian pada hal yang mengaitkan kita dengan Elia. Mengapa kehidupan Elia begitu besar kuasanya? Bagaimana kita dapat mencapai kebesaran ini?


YAKOBUS MENYEBUT DUA MUKJIZAT ELIA SECARA KHUSUS

Yakobus menyebut dua doa dari Elia di ayat 17-18. Dalam doa yang pertama, dia mendoakan agar tidak hujan. Hujan memang tidak turun selama tiga tahun dan enam bulan. Kemudian, Elia berdoa agar hujan dan ternyata langsung hujan. Mengapa Elia memanjatkan doa yang demikian? Mengapa pada satu saat dia mendoakan tidak hujan dan pada momen yang lain dia mendoakan hujan? Jika Anda mau mengetahui perincian seluruh kisah ini, Anda bisa membacanya di pasal 17-18 dari 1 Raja-raja. Pertanyaan yang saya mau Anda pikirkan adalah ini: Mengapa rasul Yakobus secara khusus mengutip dua contoh ini? Elia telah melakukan banyak sekali mukjizat, mengapa Yakobus tidak menyebut tentang mukjizat yang lain? Mengapa ia secara khusus mengutip dua contoh ini? Pertanyaan yang kedua adalah: Mengapa Elia mendoakan agar hujan tidak turun dan kemudian mendoakan agar hujan turun? Mengapa ia harus berdoa sedemikian? Apa yang menjadi tujuan dia menaikkan doa-doa yang sedemikian?


DUA MUKJIZAT YANG MENGHASILKAN PERTOBATAN UMAT

Jika Anda akrab dengan kehidupan Elia, Anda akan tahu mengapa dia meminta pada Allah agar tidak hujan. Pada zamannya Nabi Elia, bangsa Israel telah meninggalkan Allah. Mereka berpaling dan menyembah Baal dan tidak lagi menyembah Yahweh. Mengenai pokok ini, kita bisa membacanya di 1 Raja-raja 16:29-33.

29 Ahab, anak Omri, menjadi raja atas Israel pada tahun ke-38 zaman Asa, raja Yehuda, dan Ahab, anak Omri, memerintah atas Israel di Samaria selama 22 tahun.
30 Ahab, anak Omri, melakukan apa yang jahat di mata YAHWEH lebih daripada semua pendahulunya.
31 Seolah-olah ringan baginya untuk hidup dalam dosa-dosa Yerobeam, anak Nebat, lalu dia mengambil Izebel, anak perempuan Etbaal, raja Sidon, sebagai istrinya, lalu pergi dan melayani kepada Baal serta menyembah kepadanya.
32 Dia mendirikan mazbah untuk Baal di kuil Baal yang dia bangun di Samaria.
33 Ahab juga membuat patung Asyera, dan Ahab melakukan banyak hal lain sehingga membangkitkan murka YAHWEH, Allah Israel, lebih daripada seluruh raja Israel yang ada sebelumnya.

Kita melihat dari sini bahwa muncul seorang raja yang jahat yang bernama Ahab di Israel pada zamannya Nabi Elia. Raja ini melakukan apa yang jahat di mata Yahweh. Alkitab memberitahu kita bahwa kejahatan yang dilakukan oleh Ahab itu jauh lebih daripada yang dilakukan oleh raja-raja yang sebelumnya. Dia memimpin bangsa Israel untuk meninggalkan Yahweh dan menyembah ilah-ilah yang lain. Mari kita membaca di 1 Raja-raja 17:1.

Elia, orang Tisbe, seorang pendatang dari Gilead berkata kepada Ahab, “Demi TUHAN, Allah Israel yang hidup, yang aku layani, pada tahun-tahun ini tidak akan ada embun atau hujan, kecuali menurut firman yang kuucapkan.”

Dari sini kita bisa melihat bahwa Allah memperingatkan Raja Ahab lewat Nabi Elia. Allah mau memperingatkan bangsa Israel akan dosa-dosa mereka lewat tidak turunnya hujan selama beberapa tahun, sebagai displin ke atas mereka. Karena itu, dalam doa pertamanya Elia meminta Allah untuk tidak menurunkan hujan sebagai suatu tindakan disiplin ke atas bangsa Israel.

Lalu, mengapa Elia berdoa kepada Allah untuk hujan setelah itu? Mari kita membaca 1 Raja-raja 18:1.

Sesudah beberapa waktu, firman YAHWEH datang kepada Elia pada tahun yang ke-3, firman-Nya, “Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada Ahab dan Aku akan memberikan hujan ke atas muka bumi.”

Pertama-tama, saya mau kita semua memperhatikan satu hal, yaitu bahwa Elia tidak pernah berdoa sesuai dengan kehendaknya. Allahlah yang memberitahu Elia untuk mendoakan hujan. Mengapa tiba-tiba Allah menghendaki hujan di bumi? Jika Anda terus membaca, Anda akan melihat bahwa Allah mau memakai Elia untuk memimpin bangsa Israel agar bertobat dan berpaling kembali kepada Allah. Hujan itu diberikan setelah bangsa Israel bertobat di hadapan Allah di Gunung Karmel. Dikarenakan pertobatan bangsa Israellah, Allah mengutus hujan ke bumi lewat doa Elia. Hujan ini melambangkan kemurahan Allah terhadap bangsa Israel. Walaupun pertobatan bangsa Israel tidak bertahan lama, Allah masih menerima pertobatan mereka dan mengutus hujan ke bumi. Sayangnya, bangsa Israel tidak mempertahankan ketetapan hati mereka di depan Allah.


MASALAH DOSA DALAM JEMAAT ALLAH

Setelah kita memahami latar belakang ini, saya yakin kita dapat memahami mengapa rasul Yakobus memakai Elia sebagai contoh untuk kita teladani. Yakobus 5:14-16 sedang berbicara mengenai permasalahan dosa di dalam gereja dan Yakobus sedang mengajar kita bagaimana untuk menanganinya. Dia juga berbicara mengenai bagaimana Allah dapat memakai sakit penyakit untuk mendisiplin orang-orang Kristen yang telah berbuat dosa dan dia memperingatkan kita untuk mengakui dosa-dosa kita kepada pemimpin jemaat dan kepada sesama dan juga untuk saling mendoakan.

Nasehat yang sedemikian dari Yakobus sangatlah penting karena itu berkaitan dengan permasalahan hidup dan matinya jemaat. Dapat dikatakan bahwa setiap orang memiliki tanggung jawab terhadap jatuh bangunnya jemaat. Allah dapat memakai Elia untuk membuat bangsa Israel bertobat dan kembali kepada Dia, Allah juga berkenan untuk memakai kita untuk menggenapi tugas-tugas Elia. Itu juga berarti bahwa setiap orang Kristen dapat menjadi seorang Elia. Lebih tepat lagi, setiap orang Kristen harus menjadi seorang Elia.


ROH DAN KUASA ELIA

Untuk membuktikan bahwa pokok ini sejajar dengan Kitab Suci, mari kita belajar lebih dalam mengenai Elia. Pertama, kita perlu memahami tugas Nabi Elia. Mari kita buka di Lukas 1:16-17.

16 Ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka.
17 Ia akan berjalan mendahului Tuhan dengan roh dan kuasa Elia, ‘untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anak mereka’. Ia juga akan membuat orang-orang yang tidak taat berbalik kepada hikmat orang-orang benar. Dengan demikian, ia mempersiapkan umat yang telah disediakan bagi Tuhan.”


AMANAT ELIA

Di sini, kita melihat bahwa malaikat itu memberitahu ayah kepada Yohanes Pembaptis, Zakaria, bahwa Yohanes Pembaptis akan mempunyai roh dan kuasa Elia. Tugasnya adalah untuk membuat banyak orang Israel untuk kembali kepada Allah. Dari pokok ini, kita dapat mengetahui apa yang menjadi tugas Nabi Elia. Tugasnya adalah untuk memimpin umat Allah kepada pertobatan dan kembali kepada Allah. Kita harus menangkap dengan jeas bahwa Yakobus bukan sedang meminta kita untuk berusaha meneladani kuasa dari Elia. Dia ingin kita pertama-tama meneladani hati Elia (1Raj 18:37), yakni memimpin mereka yang hilang untuk kembali kepada Allah. Dengan demikian, kita perlu memilah dengan jelas dan tidak memusatkan perhatian kita pada hal-hal yang sekunder.

Yohanes Pembaptis juga dikatakan mempunyai hati yang sama dengan Elia, tetapi Alkitab tidak pernah mencatat bahwa dia telah melakukan mukjizat-mukjizat seperti yang dilakukan oleh Elia. Namun, kesamaan di antara Yohanes Pembaptis dan Elia adalah di dalam kepedulian mereka pada hubungan bangsa Israel dengan Allah, dan bagaimana dengan segenap hati dan kekuatan mereka, mereka berusaha membuat bangsa Israel kembali kepada Allah. Itulah justru hal yang rasul Yakobus mau kita teladani. Amanat yang Allah berikan kepada kita pada hari-hari terakhir ini adalah untuk memimpin umat ke dalam pertobatan dan kembali kepada Dia.


ELIA ADALAH MANUSIA BIASA SEPERTI KITA, TETAPI… 

Pokok kedua adalah di Yakobus 5:17. Rasul Yakobus memperingatkan kita bahwa Elia adalah seorang yang karakternya sama dengan kita. Apa yang dimaksudkan dengan ini? Kata “karakter”, arti di dalam teks asli menunjuk kepada “kualitas/natur asli”. Secara sederhana, Yakobus sedang mengingatkan kita bahwa Elia adalah seorang yang sama seperti kita, dalam darah dan daging. Elia dan kita semua berbagi kodrat yang sama. Mengapa Yakobus perlu mengatakan ini? Bagi saya, pokok ini sangat penting. Kita biasanya memandang nabi-nabi PL dengan cara pandang yang salah. Kita pikir mereka itu berbeda dari kita. Allah memilih mereka karena mereka secara khusus lebih kudus dan benar. Mereka sempurna dan tak bercela, manusia tanpa kelemahan. Kita tidak pernah berpikir bahwa kita bisa menjadi seperti Elia, dipakai untuk menggenapi kehendak Allah seperti dia. Dengan demikian, saya pikir ini adalah suatu peringatan dari rasul Yakobus yang sangat penting. Ingatlah: Elia mempunyai kodrat yang sama dengan kita. Dia mempunyai kelemahan yang kita miliki. Dia bukan sosok yang sempurna dan tak bercela seperti yang kita bayangkan.

Dari sisi apa Elia itu seperti kita? Mari kita baca 1 Raja-raja 19:3.

Elia takut, lalu bangkit dan pergi demi nyawanya. 

Di sini kita melihat Elia sedang melarikan diri untuk menyelamatkan nyawanya karena ia ketakutan. Apakah ayat ini mengagetkan Anda? Mengapa nabi yang begitu besar kuasanya ketakutan? Dia sedang melarikan diri demi menyelamatkan nyawanya karena ia ketakutan. Tidakkah hal ini melukai harga diri seorang nabi? Dapatkah Anda melihat bahwa Elia tidak sekuat yang kita bayangkan. Dia juga mempunyai saat-saat di mana ia gentar. Kita bisa membaca ayat 4 bersama-sama.

Namun, dia sendiri pergi ke padang gurun, sehari perjalanan jauhnya dan tiba, serta duduk di bawah sebuah pohon arar, dia meminta supaya dia mati saja, katanya, “Cukuplah sekarang, ya TUHAN! Ambillah nyawaku, karena aku tidak lebih baik daripada nenek moyangku.”

Kita melihat di sini bahwa Elia berdoa kepada Allah untuk mengambil nyawanya. Mengapa tiba-tiba dia mau mati? Jika Anda melanjutkan pembacaan, Anda akan tahu bahwa hal itu dikarenakan keputusasaan sehingga dia meminta agar Allah mencabut nyawanya. Dengan demikian, kita melihat satu lagi kelemahan Elia, yaitu dia bisa saja putus asa seperti kita. Saya mengutip rasa takut dan keputusasaan Elia sebagai contoh, justru untuk memberitahu kita bahwa Elia tidak sekuat dan sesempurna yang kita bayangkan.


… ELIA TAAT KEPADA FIRMAN ALLAH

Mungkin, Anda akan berkata, jika demikian, mengapa Allah memakainya dan tidak Anda? Sekalipun Elia sama kodratnya dengan kita, memiliki kelemahan yang sama yang kita miliki, terdapat suatu hal yang kita perlu pelajari darinya. Hal ini adalah, setiap kali firman Allah datang kepadanya, dia akan taat. Seperti yang tercatat di 1 Raja-raja 19, saat Elia sedang ketakutan dan putus asa, firman Allah datang kepadanya dan dia memilih untuk tunduk kepada firman Allah pada akhirnya. Berbeda dengan Elia, saat kita takut dan putus asa, kita akan fokus pada perasaan kita dan enggan menaati firman Allah sedemikian rupa kita dikalahkan oleh kelemahan kita. Oleh karena itu, kita tidak memberi ruang untuk mengalami kuasa Allah. Sebab itu, setiap kali kita merasa lemah, kita harus mengingat kata-kata rasul Yakobus. Elia memiliki kodrat yang sama dengan kita. Jika Allah dapat memakainya, Allah juga akan senang untuk memakai kita. Dengan demikian, pada saat kita lemah, kita perlu lebih lebih lagi bergantung pada Allah dan mengizinkan Dia untuk memanifestasikan kuasa-Nya di dalam kelemahan kita.


… ELIA PEDULI PADA UMAT ALLAH

Yang ketiga, mengapa Allah memakai Elia secara begitu luar biasa? Kita telah menyebut tentang ketaatannya kepada firman Allah tadi, tetapi terdapat satu lagi pokok yang penting, yakni Elia mempunyai kepedulian yang tinggi dan mendesak terhadap umat Allah. Mari kita baca 1 Raja-raja 19:10.

Dia menjawab, “Aku sungguh-sungguh bertekun bagi YAHWEH, Allah semesta alam, karena keturunan Israel telah meninggalkan perjanjian-Mu. Mereka telah meruntuhkan mazbah-mazbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang, dan hanya aku yang masih ditinggalkan sendiri, dan mereka berusaha mencabut nyawaku.”

Kita melihat bahwa Elia sangat cemburu bagi Allah. Mengapa? Karena dia melihat bahwa bangsa Israel telah meninggalkan Allah. Ini menunjukkan bahwa Elia sangat amat prihatin dengan keadaan rohani bangsa Israel. Sebenarnya, keputusasaannya merupakan suatu cerminan dari kepeduliannya untuk bangsa Israel. Mengapa Allah mendengarkan doa-doanya? Karena Allah tahu akan kepeduliannya yang mendalam bagi umat Allah. Dia memedulikan hal yang menjadi kepedulian Allah dan Allah senang mendengarkan doanya bukan karena Elia itu seorang santo yang sempurna dan tidak bercela, tetapi karena kepeduliannya yang mendalam bagi umat Allah. Mari kita baca Lukas 1:16-17.

16 Ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka.
17 Ia akan berjalan mendahului Tuhan dengan roh dan kuasa Elia, ‘untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anak mereka’. Ia juga akan membuat orang-orang yang tidak taat berbalik kepada hikmat orang-orang benar. Dengan demikian, ia mempersiapkan umat yang telah disediakan bagi Tuhan.”

Kita melihat di sini bahwa Yohanes Pembaptis mempunyai roh dan kuasa yang sama dengan Elia. Ini berarti memiliki hati yang sama dengan Elia. Saat hati kita merindukan keselamatan umat manusia, doa-doa kita juga akan didengarkan. Itulah rahasia dari kuasa Elia.


AMANAT ELIA ADALAH AMANAT KITA

Saat kita memahami pokok-pokok ini tentang amanat Elia, semangatnya yang berapi-api untuk Allah dan kepeduliannya untuk umat Allah, kita dapat memahami mengapa rasul Yakobus berkata bahwa kita harus membantu mereka yang telah menyimpang dari kebenaran untuk kembali di Yakobus 5:19-20. Justru inilah yang menjadi amanat Elia. Tugas kita adalah untuk menjadi terang Allah pada zaman kegelapan ini, memimpin mereka yang tersesat untuk kembali kepada Allah. Ada hal yang perlu kita semua lihat dengan jelas: rasul Yakobus bukan sedang berbicara tentang penyebaran Injil dan memimpin orang kepada Allah pada umumnya. Secara khusus, dia sedang berbicara mengenai memimpin umat Allah untuk kembali kepada Allah.

Yakobus menekankan bahwa kita harus bermula dengan diri kita sendiri, mengakui dosa-dosa kita kepada sesama dan saling mendoakan. Kita harus juga memimpin mereka yang telah menyimpang dari kebenaran untuk kembali kepada Allah. Semuanya ini harus bermula dengan jemaat, umat Allah. Inilah justru yang menjadi tugas dan amanat Nabi Elia. Hidupnya adalah untuk memimpin umat Allah yang telah menyimpang untuk bertobat, agar mereka dapat sekali lagi melayani Yahweh. Hanya gereja yang sedemikian yang dapat menjadi terang dunia.


MEMILIKI ROH DAN SEMANGATNYA ELIA

Seringkali kita akan bertanya: mengapa Allah tidak memakai saya? Mengapa saya tidak mengalami kuasa Allah? Satu alasan yang pasti adalah karena kita tidak memiliki roh atau semangatnya Elia. Kita hanya menyibukkan diri dengan hal-hal kita sendiri, kenikmatan hidup, keluarga, masa depan dan bahkan keselamatan kita sendiri. Kita tidak berminat untuk mempedulikan kebutuhan umat Allah. Bukan hanya orang yang demikian tidak akan dipakai oleh Allah, mereka bisa saja tidak lagi berada di antara orang-orang benar karena dia tidak melakukan firman Allah yang mereka dengar.

Saya akan membuat satu kesimpulan yang sederhana di sini. Melalui pesan ini, saya ingin membantu kita semua untuk memahami bahwa Allah mau setiap orang Kristen menjadi orang yang mempunyai semangat atau roh Elia. Mungkin Anda akan berkata, “Ya benar, saya yakin Elia mempunyai natur yang sama dengan saya, tetapi saya mempunyai begitu banyak kelemahan sekarang dan saya masih hidup di dalam dosa. Bagaimana saya dapat menjadi seorang Kristen yang mempunyai hati Elia?” Sebenarnya, rasul Yakobus telah memberitahu kita bagaimana untuk menjadi seorang Elia di Yakobus 5:14-16. Pertama-tama, dia mendorong kita untuk mengakui dan bertobat dari dosa-dosa kita. Kalau kita tahu, kita telah menyakiti hati Allah, lalu apa lagi yang kita tunggu? Mengapa kita tidak dengan segera mengakui dosa-dosa kita kepada pemimpin jemaat dan bertobat di depan Allah? Dengan cara demikian, hubungan kita dengan Allah dapat diperdamaikan. Untuk memiliki roh Elia, kita harus terlebih dahulu mempunyai hubungan yang baik dengan Allah, agar kita dapat memimpin orang lain kepada Allah. Selain dari pengakuan dan pertobatan, kita harus juga saling mendoakan, mendorong sesama untuk kembali kepada Allah. Setelah kita menangani permasalahan mendasar ini, kita akan menjadi orang yang benar di mata Allah dan Allah pasti akan mendengarkan doa-doa kita dan memakai kita untuk menggenapi kehendak-Nya. Lalu, mengapa Anda masih ragu-ragu?

 

Berikan Komentar Anda:

Go back

Your message has been sent

Warning
Warning
Warning
Warning

Warning.