Pastor Eric Chang | Matius 9:36-10:16 |

Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.”

Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan. Inilah nama kedua belas rasul itu: Pertama Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya, dan Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus,  4 Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia.

Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: “Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma. Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya

Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat. Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu.” “Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati

Perhatikan secara khusus Matius 10:13 –  “Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.

Mari kita baca juga Matius 10:37-39. Perhatikan kata “layak” di ayat-ayat berikut.

Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.


Di manakah para pekerjanya?

Bagaimana Matius 9:36-10:16 diawali? Pertama, ketika Yesus melihat kerumunan orang banyak, dia berbelas kasihan dan hatinya tergerak. Mereka adalah domba-domba tanpa gembala, mereka teraniaya (harassed) dan tanpa pertolongan (helpless). Kata teraniaya (harassed) dalam bahasa aslinya mengandung pengertian tentang domba yang terjebak dalam semak duri yang melukai kulitnya. Domba itu sangat kesakitan dan menderita. Inilah kondisi orang-orang dunia, mereka sedang menderita dan dalam keadaan tidak berdaya.

Saat kita melihat kerumunan orang banyak yang sesat dan kehilangan arah di dunia ini, apakah kita berbelas kasihan pada mereka? Mungkin tidak karena kasih Allah masih belum memenuhi hati kita. Kita melihat kehausan yang sangat besar di dalam masyaraka. Mereka itu ibarat tuaian besar yang siap untuk dibawa ke dalam Kerajaan. Akan tetapi jumlah pekerja yang menggarap tuaian ini sangat sedikit sekali! Saya sendiri selalu berseru kepada Tuhan, “Tuhan, berilah kami pekerja. Kirimkanlah mereka. Di manakah para pekerjanya?”

John Sung ketika masih berusia 35, berkata, “Dulu, saat saya masih muda (pada usia 20-an), saya bisa mengkhotbahkan Injil dua atau tiga kali sehari.” Pada saat ia memasuki usia 35 dan selanjutnya, karena ia sudah terlalu keras memacu dirinya dalam melakukan pekerjaan Tuhan, dia sudah lemah dan lelah. Ia sudah tidak lagi dapat berkhotbah lebih dari satu kali dalam sehari. Di dalam catatan biografisnya, dia berkata, “Di manakah orang-orang muda yang akan mengambil alih beban ini dari kami?” Di manakah orang-orang yang telah dijamah oleh kasih Allah, yang memiliki belas kasihan kepada orang-orang yang akan binasa di luar, yang tidak sibuk mengurung diri sambil memikirkan kepentingan pribadinya sendiri? Jika Anda hanya berkutat di dalam kepentingan pribadi Anda saja, Anda tidak akan memiliki hati yang berbelas kasihan pada orang lain. Jadi, doakanlah agar Tuhan mengirimkan para pekerja untuk tuaian di zaman ini.


Siapkah kita memberi pertanggungjawaban kepada Tuhan?

Setelah mengatakan hal ini, Yesus segera mengutus murid-murinya. Yesus bukanlah pribadi yang berbicara saja tanpa bertindak. Segera setelah dia mengatakan hal itu, dia segera mengutus murid-muridnya. Dari Matius 10:5 dan seterusnya, Yesus berkata kepada para muridnya, “Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.” Pada tahap ini, Injil dikhususkan pada orang-orang Yahudi. Harus ada titik mulanya. Tidak ada gunanya pergi memberitakan Injil ke seluruh dunia tanpa ada titik awal atau tanpa ada suatu sasaran yang jelas. Jadi pada tahapan ini, langkah yang pertama adalah menjangkau orang-orang Yahudi. Waktu bagi orang-orang Yahudi sudah semakin menipis; waktu untuk orang-orang Israel sudah hampir habis. Waktu untuk orang-orang asing sudah semakin dekat.

Anda akan memahami banyak pernyataan di dalam Perjanjian Baru dengan benar jika Anda mengerti bahwa ayat-ayat tersebut mengacu kepada bangsa Israel. Yesus berkata, “Banyak dari antara Anda yang akan bertemu dengan Anak Manusia ketika Anda melihat tindakan penghakimannya atas Anda.” Ucapan tersebut tertuju kepada bangsa Israel. Artinya, mereka akan tetap hidup ketika peristiwa-peristiwa tersebut terjadi karena waktu bagi bangsa Israel sudah sangat sempit. Pada waktu Yesus mengatakan hal tersebut, Israel hanya punya sisa waktu sekitar 40 tahun saja. Kemudian datanglah masa bangsa-bangsa ketika Israel atau bait Allah di Yerusalem diinjak-injak oleh bangsa asing. Waktunya sangat singkat sehingga pesannya sangatlah penting. Jadi Yesus berkata, “Janganlah menyimpang kepada bangsa-bangsa asing. Waktu untuk mereka masih belum tiba. Waktunya memang akan datang. Tetapi sekarang ini, beritakanlah kepada bangsa Yahudi, karena waktu untuk mereka sudah sangat singkat.”

Saudara-saudara, di zaman ini, waktu untuk bangsa-bangsa asing juga sudah sangat singkat, sudah akan berakhir juga. Pada waktu Yesus berkata kepada orang Yahudi, mereka masih punya waktu sekitar 40 tahun, walaupun mereka tidak tahu akan hal itu. Kita mengetahuinya dari catatan sejarah. Sekarang ini, waktu yang tersedia bagi bangsa-bangsa asing mungkin tidak begitu banyak. Bagi kami yang mempelajari Firman Allah, kami tahu bahwa waktunya sudah sangat singkat. Akan tetapi, ibarat lima gadis yang bodoh, Gereja seringkali jatuh tertidur. Gereja tidak menyadari akan singkatnya waktu yang tersedia. Waktunya sangat singkat. Seandainya Anda tahu betapa singkatnya waktu yang tersisa, Anda akan mempertimbangkan ulang cara Anda menjalani hidup Anda sekarang ini. Akan tetapi mungkin Anda tidak percaya. Orang-orang Yahudi juga tidak mempercayainya pada waktu itu.

Pada waktu Yesus berkata kepada mereka,

“Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. Lihatlah rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi” (Mat 23:37-38).

Artinya Israel akan dihancurkan. Jika Anda tidak mempercayainya, maka Anda akan berpikir bahwa itu semua hanyalah “cerita seram” yang dipakai untuk memaksa Anda masuk ke dalam agama. Para penginjil sering menakut-nakuti Anda dengan cara itu. Sayang sekali, cerita seram itu ternyata memang benar adanya. Waktunya sudah dekat, saudara-saudara. Bangunlah dari tidur kalian! Kedatangan Tuhan sudah dekat, sudah siapkah Anda memberi pertanggungjawaban kepadanya? Di sini Yesus berkata kepada murid-muridnya, “Pergilah kepada bangsa Israel. Waktunya sudah dekat. Kabarkan kepada mereka bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Waktunya hampir habis buat mereka.”


Sangat sedikit orang yang dapat dipakai Tuhan

Lalu Yesus berkata kepada para muridnya, “Sembuhkanlah yang sakit. Bangkitkanlah orang mati. Tahirkanlah yang kusta. Usirlah setan-setan.” Ini berartinya, kuasa Allah akan selalu bekerja bersama Anda. Anda tidak dapat melakukan pekerjaan Allah dengan kekuatan Anda sendiri. Dan kuasa Allah sudah siap untuk bekerja melalui kita, jika kita sudah siap untuk menjadi jenis orang yang bisa dipakai Allah. Dan kita akan melihat sebentar lagi tentang jenis orang seperti apa yang bisa dipakai oleh Allah Yahweh.

Seringkali kita berkata, “Kami sepertinya tidak melihat karya-Nya yang ajaib di zaman ini.” Tahukah Anda mengapa bisa begitu? Karena sangat sedikit manusia Allah di sekitar kita. Yesus berkata, “Pekerjanya sedikit.” Lihat saja di sekeliling Anda. Ini adalah kenyataan. Setiap kali saya mendengar tentang adanya manusia Allah di suatu tempat, hati saya bersukacita, jantung saya berdegup kencang. Jika ada manusia Allah di manapun itu, saya bersedia melakukan perjalanan jauh untuk bertemu dan bersekutu dengannya. Di zaman ini, kita memiliki banyak juru khotbah, akan tetapi sangat sedikit manusia Allah. Namun di mana ada manusia Allah, di sana ada kuasa. Dan di mana ada kuasa, maka akan ada perkara ajaib.

Menyembuhkan yang sakit, membangkitkan yang mati, bukanlah tujuan utama kita, tetapi itu adalah tanda bahwa Allah bekerja melalui kita. Pada zaman ini, jika kita berbicara tentang manusia Allah, jenis manusia yang memiliki kuasa ini, kita hanya bisa menyebutkan beberapa nama saja. Orang-orang seperti John Sung. Kiranya Allah membangkitkan lebih banyak lagi orang-orang semacam ini pada generasi sekarang ini.

Mungkin dari antara Anda, dari gereja kecil kita, Tuhan akan membangkitkan beberapa orang yang perkasa. Allah tidak menilai sebuah gereja dari berapa banyak jemaatnya, melainkan dari berapa banyak manusia Allah yang muncul dari sana. Ada beberapa gereja dengan jumlah jemaat ribuan orang, tetapi saya belum melihat adanya manusia Allah yang tampil dari sana. Ada juga beberapa gereja kecil yang justru menampilkan banyak manusia Allah. Jika saya diberi pilihan antara kedua macam gereja itu, gereja yang jemaatnya ratusan atau bahkan ribuan orang tapi tidak ada manusia Allah, atau gereja yang jemaatnya sekitar 40 atau 50 orang tapi menampilkan banyak manusia Allah yang perkasa, maka saya akan memilih yang kecil saja.


Allah memilih untuk bekerja melalui para hamba-Nya

Allah kita adalah Allah yang sama. Allah yang dulu bekerja melalui para rasul adalah Dia yang sedang bekerja di zaman sekarang ini. Akan tetapi harus ada yang bekerja bagi Dia. Ada satu ajaran sesat yang sering saya dengar di kalangan Gereja, yaitu bahwa Allah tidak membutuhkan orang-orang: “Kalau Dia ingin bekerja, Dia bisa melakukannya sendirian.” Pernyataan ini terdengar sangat religius, sangat alim akan tetapi tidak banyak kebenaran di dalamnya karena Allah memilih untuk bekerja melalui manusia.

Ketika Maleakhi, nabi besar Perjanjian Lama yang terakhir meninggal, tak ada lagi nubuat di Israel. Allah membutuhkan orang-orang-Nya. Boleh saja kita katakan bahwa Allah bisa bekerja tanpa keterlibatan orang lain, akan tetapi bisakah Dia memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir tanpa memakai Musa? Apakah sembarang orang bisa dipakai untuk itu? Kalau memang begitu, lalu mengapa Allah meluangkan waktu 80 tahun untuk melatih seorang Musa dari sejak kecilnya? Dengan sabar Allah melatih Musa sampai dia bisa menjadi manusia perkasa!

Perhatikan juga hal yang sama di sini: Yesus juga melatih para muridnya. Mengapa Yesus tidak pergi sendiri saja dalam memberitakan Injil? Seharusnya dia tidak membutuhkan orang-orang itu. Namun tidak, caranya menginjil adalah dengan melatih murid-muridnya untuk melakukan pekerjaan itu. Yesus meluangkan banyak waktu bersama kedua belas orang muridnya, dengan sabar membimbing dan membentuk hidup mereka sampai mereka siap untuk diutus. Dan setelah melatih yang 12, dia juga melatih 72 orang lagi. Allah memberikan segala kekuasaan kepada Yesus untuk melakukan pekerjaanNya dan Yesus menyalurkan kuasa itu kepada para muridnya untuk melakukan kehendak Bapa di surga.

Adakah orang di sini yang akan berkata, “Tuhan, bekerjalah melalui aku seperti John Sung. Dunia ini sedang haus.” Inilah yang John Sung katakan ketika menatap air terjun Niagara, “Tuhan, jadikanlah aku air terjun Niagara rohani, dan biarlah kuasa keselamatan-Mu mengalir melalui aku!”


Allah melengkapi para hamba-Nya dengan kuasa-Nya

Dan Allah memang bekerja melalui dia! Kuasa Allah diwujudkan secara rohani dan juga dalam hal penyembuhan orang sakit serta kebangkitan orang mati. Kemarin, saya membaca tentang catatan biografisnya tentang satu kasus di mana dia membangkitkan orang mati. Sebenarnya, dia tidak secara khusus menekankan hal kebangkitan orang mati. Dia sedang berbicara tentang pertobatan dari dosa. Walaupun terjadi kebangkitan orang mati, seperti hamba Allah sejati yang lainnya, John Sung tidak menekankan hal kebangkitan orang mati itu secara berlebihan lalu membuatnya sebagai peristiwa yang sangat penting.

Dia menyebutkan bahwa hal itu terjadi ketika dia sedang berkhotbah di Fujian, ada orang yang datang padanya meminta kesembuhan. Dan orang-orang berkata kepadanya bahwa orang yang sakit ini adalah seorang penatua gereja yang baik. Bukan saja dia telah membangun gereja di sana dengan uangnya sendiri tetapi juga telah membangun sekolah dan membantu masyarakat. Dia jatuh pingsan di dalam sebuah ibadah dan menjadi lumpuh karena salah satu kakinya yang patah tidak tersambung dengan baik. Jadi dia datang pada John Sung untuk meminta kesembuhan. Lalu John Sung berdoa buat dia akan tetapi orang ini tidak sembuh.

Kemudian John Sung pergi berkhotbah di Shantou (Swatow), dan orang ini juga pergi ke Shantou untuk meminta John Sung berdoa lagi buat dia. Lalu, John Sung berdoa lagi buat dia. Dan ketika John Sung sedang berdoa orang ini malah mati. Orang itu jatuh pingsan dan mati. Dan John Sung, dalam catatan biografisnya, menuliskan peristiwa itu seperti sebuah lelucon. Penatua ini bukan sekadar tidak sembuh, malahan mati!

Istri dan kerabat orang ini menangis dengan sedih. Lalu jemaat mulai mengeluh dan menggerutu dan mencelanya karena kejadian ini. Mereka mulai bertanya-tanya apakah ada sesuatu yang salah dengan John Sung sehingga hal semacam itu bisa terjadi. Dan John Sung dengan tenang berkata, “Tenanglah semua. Allah berkuasa atas segala peristiwa.” Lalu dia mendatangi jenazah di lantai itu dan berkata, “Di dalam nama Yesus, bangunlah!” Dan orang ini bangkit dan berdiri, dan selanjutnya terungkaplah suatu kebenaran. Ketika orang itu mati, John Sung tahu ada dosa di dalam kehidupan orang tersebut.

Orang ini bangkit dari kematian tetapi kakinya tidak sembuh. Dia sangat berharap agar kakinya bisa disembuhkan. Dia terus meminta John Sung untuk berdoa buat dia, tetapi John Sung berkata, “Aku tidak mau berdoa buatmu karena ada dosa di dalam hidupmu. Jadi akuilah apa yang terjadi di dalam hidupmu yang membuatmu mengalami kematian itu.” Lalu kebenaran terungkap. Penatua gereja ini telah mengambil uang jemaat. Seorang penatua teladan ternyata mencuri uang Tuhan! Dan dia menutupinya dengan mengatakan bahwa dia telah membangun sekolah serta gereja, padahal ia sedang membangun reputasi bagi dirinya sendiri dengan memanfaatkan semua uang itu. Saya kenal dengan orang-orang semacam ini di tengah Gereja. Orang seperti itu memang ada. Lalu John Sung berkata padanya, “Kamu adalah orang yang layak mati.” Lalu diusirnya orang tersebut. Penatua ini akhirnya bertobat dan hidupnya berubah setelah pengalaman itu.


“Seorang pekerja patut mendapatkan makanan, tetapi dia tidak menerima bayaran”

Kemudian Yesus berkata, “Kamu telah menerima semuanya dengan cuma-cuma, jadi berikanlah juga dengan cuma-cuma. Lakukanlah pekerjaanmu tanpa meminta upah untuk itu.” Lalu bagaimana mereka dapat bertahan hidup? Di ayat 9, Yesus melarang mereka untuk membawa uang –  yaitu emas, perak atau tembaga. Mereka juga tidak boleh membawa perlengkapan untuk perjalanan dan juga pakaian cadangan. Mereka harus langsung berangkat untuk memberitakan Injil tanpa perbekalan tambahan. Jika mereka tidak boleh membawa bekal dan mereka juga tidak boleh meminta bayaran, lalu dengan cara apa mereka bisa hidup?

Sebenarnya Yesus sudah menyatakannya secara jelas kepada mereka. Dia berkata di ayat 10 dan seterusnya, yaitu bahwa para pekerja patut mendapatkan makanan buatnya (food, makanan tetapi diterjemahkan sebagai kata ‘upah’ di dalam terjemahan LAI, pent.). Artinya, mereka memang harus memenuhi kebutuhan jasmaninya, akan tetapi mereka tidak boleh menjadikan pelayanan sebagai sarana untuk mengejar kekayaan. Pikirkanlah, setiap kali mereka menyembuhkan orang sakit, tentunya sangat besar rasa syukur dari orang tersebut sehingga mereka akan memberi uang kepada para murid. Jadi para murid bisa menjadi sangat kaya. Dan uang sangatlah menggoda terutama bagi pekerja di ladang Allah.


Hal layak dan Kelayakan

Kita perlu masuk ke dalam poin tentang hal kelayakan. Yesus berkata di dalam ayat 11, “Di kota atau desa apapun yang kamu masuki untuk memberitakan Injil, carilah orang yang layak di kota itu dan tinggallah bersamanya. Dan jika kamu masuk ke dalam sebuah rumah, biarlah salammu datang padanya. Pada zaman itu, salam yang lazim adalah “Shalom,’ dan itu masih dipakai sampai dengan sekarang ini di kalangan orang Yahudi. Kata ‘shalom’ berarti damai sejahtera dan damai sejahtera menunjukkan keselamatan Allah. Kata ‘shalom’ dimaksudkan untuk merangkum semua berkat Allah khususnya keselamatan. Lalu perhatikanlah ucapan berikut, “Tetapi jika mereka tidak layak, maka salammu akan kembali kepadamu.” Apa maksudnya?

Hal kelayakan adalah satu aspek yang sangat penting dari ajaran Perjanjian Baru. Akan tetapi saya belum pernah mendengar khotbah yang membahas mengenai hal kelayakan. Kata yang diterjemahkan dengan kata ‘layak’ ini muncul sebanyak 41 kali di dalam Perjanjian baru. Ini menunjukkan betapa pentingnya kata ini. Tahukah Anda apa arti dari kata ‘layak’ dan ‘tidak layak’ ini? Di zaman ini, sudah menjadi tradisi bagi orang untuk berkata, “Yah, kita semua tidak layak.” Pernyataan itu kedengarannya sangat alim. Berhati-hatilah terhadap pernyataan-pernyataan yang terdengar religius padahal tidak benar sama sekali. Tentu saja, kita selalu tidak layak akan tetapi kita perlu tahu apa makna yang alkitabiah dari kata ini. Dari sebanyak 41 kali kemunculannya, kata ini sebagian besar digunakan oleh rasul Paulus.


Jika Anda tidak menyadari betapa bernilainya Yesus, maka Anda tidak layak baginya

Kalau Yesus berkata, “Jika mereka layak menerimanya.” Apa sebenarnya makna kata ‘layak’ ini? Kata ini pada dasarnya berarti menimbang sesuatu. Lalu dari makna dasar ini, berkembanglah arti membandingkan nilai dari dua hal. Jika nilainya dipandang sebanding, maka kita menyatakan bahwa sesuatu itu layak. Ini berarti nilai dari sesuatu yang sedang kita amati itu setara dengan patokan yang ada. Sebagai contoh, di Yoh 1:27, Yohanes Pembaptis berkata, “Membuka tali kasut-Nya (Yesus) pun aku tidak layak.” Artinya, “Yesus sungguh agung dan aku sedemikian kecilnya sehingga aku ini tidak layak baginya.” Di sini terdapat suatu perbedaan nilai. Dengan cara yang sama, di Matius 8:8, sang perwira berkata, “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku.” Di sini, kita dapat melihat hubungan antara kata berharga (worth) dan layak (worthy). Jadi arti dari kalimat ini adalah, jika Anda tidak menyadari betapa berharganya Yesus, maka Anda tidak layak baginya.


Anda tidak Layak jika Anda mengasihi seseorang lebih daripada Yesus

Jika bagi Anda, ayah dan ibu, istri, suami, anak-anak, semua itu lebih berharga ketimbang Yesus, maka menurut Yesus, “Kamu tidak layak bagiku. Kamu belum mengetahui siapa aku. Memang benar bahwa orang-orang itu adalah yang dekat di hatimu, akan tetapi jika kamu lebih memilih mereka daripada aku, maka kamu benar-benar tidak memiliki mata yang bisa membedakan nilai dari keduanya.”

Dapatkah Anda berkata dengan setulus hati bahwa Yesus lebih berharga bagi Anda ketimbang suami, istri, ayah, ibu dan anak-anak Anda? Dapatkah Anda mengucapkan hal itu sejujurnya? Jika menurut Anda ada salah satu dari mereka yang lebih berharga daripada Yesus, maka inilah sabdanya, “Kamu tidak layak bagiku. Kamu tidak memahami nilaiku.” Itu bukan ucapan saya. Itu adalah ucapan Yesus. Saya berdoa agar Anda boleh memiliki mata yang bisa melihat nilai dan betapa berharganya Yesus dan Allah yang mengutusnya, supaya Anda dapat berkata, “Tentu saja, Tuhan, engkau jauh lebih berharga.” Oh, di saat kita jatuh cinta, maka kekasih kita menjadi lebih berharga daripada siapapun! Pada malam hari, ketika Anda mau tidur, Anda memimpikannya. Sepanjang hari, yang terbayangkan oleh Anda hanya wajahnya. Adakah orang yang bisa melihat bahwa Yesus jauh lebih berharga ketimbang kekasih mereka yang tampan atau yang cantik? Sangat sulit untuk menemukan orang yang sedemikian, bukankah begitu?

Lalu kita mendengar Yesus berkata kepada kita, “Jika orang itu bagimu lebih berharga daripada Aku, maka kamu tidak layak bagiku.” Kalau saja kita semua tahu betapa indahnya Yesus, jika saja kita bisa mengetahui hal itu, maka pacar tercantik atau yang paling tampan tidak akan ada artinya jika dibandingkan dengan dia. Dalam hal kualitas kasih, tak ada satupun yang mampu menyainginya. Di dunia ini, tak ada orang yang mengasihi Anda sebesar kasih Yesus kepada Anda. Saya harap Anda dapat melihat hal itu.

Anda mungkin hanya dapat melihat hal itu saat Anda dikecewakan oleh kekasih Anda. Yesus tak pernah mengecewakan siapapun. Tak seorangpun di dunia ini yang mengasihi Anda ketika Anda bukan saja tidak mengasihinya, malahan ketika Anda masih menjadi musuhnya. Yesus mengasihi kita tidak saja ketika kita mengasihi dia tetapi juga ketika kita masih menjadi musuhnya. Anda tidak akan menemukan kasih semacam itu di kalangan manusia. Buktikanlah hal ini sendiri. Alamilah kasih Yesus dan kasih dari Allah yang ada di dalam Yesus sehingga hati Anda benar-benar diyakinkan. Keyakinan ini bukanlah perkara yang bisa diberikan lewat khotbah karena pengalaman di hati saya tentunya tidak dapat saya bagikan kepada Anda. Itu sebabnya mengapa jika saya berkata bahwa Yesus lebih indah daripada kekasih Anda, maka hal itu hanya akan terdengar sebagai suatu omongan saja jika Anda belum mengalaminya. Kasihnya jauh lebih dalam. Kasihnya lebih kuat. Kasihnya lebih suci. Akan tetapi jika Anda tidak menyadarinya, jika Anda tidak punya mata untuk melihatnya, maka Anda tidak akan pernah menerimanya.


Anda tidak layak, jika Anda tidak bersedia menyerahkan hidup Anda

Dan terakhir, di ayat 38, Yesus berkata, “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.” Kalau kamu tidak bersedia memikul salib Anda, yaitu jika kamu tidak mau menyerahkan nyawamu demi Yesus, maka kamu tidak layak bagi dia.

Apakah hal yang paling berharga bagi kita? Sudah tentu nyawa kita. Artinya, Anda mungkin mengasihi ayah dan ibu Anda, akan tetapi sebagian besar orang mengasihi dirinya lebih daripada yang lain. Dan Yesus berkata, “Jika kamu mengasihi dirimu lebih daripadaku maka kamu masih belum mengerti nilaiku.” Sanggupkah Anda lulus ujian ini? Dapatkah Anda berkata dengan jujur, “Aku mengasihi Yesus lebih daripada diriku sendiri”? Yesus berkata, “Jika kamu mengasihi dirimu sendiri lebih daripadaku, maka kamu tidak layak bagiku.” Dapatkah Anda melewati ujian kelayakan ini? Renungkanlah hal itu. Sedemikian tinggi standar persyaratannya. Setinggi itulah komitmen total yang dituntut dari kita.


Anda layak jika Anda menyadari: “Yesus lebih bernilai daripada segala sesuatu!”

Perhatikanlah, Yesus tidak berkata bahwa seseorang menjadi layak kalau dia berusaha untuk menjadi sangat taat beribadah. Dia tidak berkata bahwa Anda layak karena Anda telah melakukan banyak perbuatan baik. Dia tidak berkata bahwa Anda layak karena Anda pergi ke gereja setiap Minggu. Dia tidak berkata bahwa Anda layak karena telah dibaptis. Dia tidak berkata bahwa Anda layak karena Anda sangat aktif di gereja.

Perkara kelayakan ini sepenuhnya bergantung pada satu hal: pada pemahaman tentang nilai Yesus, pemahaman tentang siapakah dia sehingga Anda mampu berkata, “Yesus, aku menyadari siapa engkau dan engkau bernilai sama dengan segala sesuatu yang ada padaku.” Mempersembahkan hal yang kurang dari totalitas berarti kita telah menghina dia dan Allah Bapa yang mengutusnya. Apakah Anda pikir bahwa Allah Bapa di surga cukup dihargai dengan memberi-Nya waktu luang kita? Apakah Allah Bapa hanya layak dihargai dengan memberi waktu selama dua jam di hari Minggu Anda? Apakah Dia hanya senilai satu atau dua dolar uang persembahan yang Anda taruh di kotak persembahan? Apakah Dia hanya layak dihargai dengan waktu sepuluh menit membaca Alkitab setiap hari? Itu adalah suatu penghinaan bagi Allah! Akan tetapi, sebesar itulah nilaiNya bagi sedemikian banyak orang yang menyebut dirinya ‘orang Kristen’.

Saya mohon Anda perhatikan sekali lagi bahwa kata-kata tersebut adalah kata-kata yang diucapkan oleh Yesus, bukan omongan saya. Berilah segalanya atau sebaiknya Anda tidak usah berpikir untuk memberikan apa-apa, karena menurut Yesus, kurang dari itu, maka Anda tidak layak. Dia tidak menginginkannya. Itu adalah sabda yang keras akan tetapi kebenaran memang selalu keras. Jadi sekali lagi, kita melihat bahwa definisi dari iman yang menyelamatkan di dalam Alkitab selalu tidak kurang dari komitmen total kepada Yesus dan Allah Bapa di surga.


Seberapa berharga Tuhan bagi Anda dapat dilihat orang lain

Jangan keluar dari gereja ini dan menghina Allah dengan memberiNya hal yang sangat tidak berharga bagi hidup Anda. Anda menyebut diri sebagai ‘orang Kristen’, ingatlah bahwa orang lain akan mengamati hidup Anda untuk melihat seberapa berharga Allah bagi Anda. Mereka akan membuat perkiraan tentang nilai Tuhan berdasarkan apa yang mereka lihat di dalam hidup Anda. Apakah saat orang mengamati hidup Anda, mereka akan berkata, “Oh, Tuhannya adalah segalanya bagi orang ini!” Atau mereka malah berkata, “Tuhannya tidak terlalu berharga bagi orang ini. Orang ini hanya sekadar ingin memanfaatkan Tuhan, mau mencari untung buat dirinya sendiri!”

Saudara-saudara, ada jutaan orang di dunia ini yang tidak mau menjadi Kristen karena mereka melihat bahwa Tuhannya orang Kristen ternyata tidak terlalu berharga di dalam kehidupan ‘orang-orang Kristen’. Itu sebabnya, saya berharap orang-orang di gereja dapat menetapkan pilihan apakah Allah adalah segalanya atau Dia itu tidak ada nilainya. Inilah yang dikatakan Alkitab. Jika Anda menilai ada sesuatu hal yang lebih berharga daripada Dia, maka Anda tidak layak bagi Dia. Dan jika Anda tidak layak bagi Dia, lebih baik lupakan saja cap sebagai orang Kristen atas diri Anda.

Saat kita mempelajari Kitab Suci, renungkan siapa Yesus itu dan siapa Allah Bapa yang mengutusnya. Alamilah kasih dan kuasa Tuhan dalam hidup kita, saya berdoa agar mata Anda akan dibuka untuk menilai betapa bernilai dan berharganya pengorbanan Yesus dan Allah Bapa dalam menyelematkan diri. Dengan itu Anda akan dapat berkata, “Tuhan, maafkan aku yang telah menghina Engkau selama bertahun-tahun di dalam hidup aku. Mulai hari ini dan seterusnya, dengan kasih karunia-Mu, bukalah mataku. Jadikan aku layak bagi-Mu, berilah aku sikap yang terbuka pada-Mu. Berilah aku pemahaman rohani atas Firman-Mu. Dan berilah aku kasih karunia yang memampukan aku untuk membayar harganya, yaitu untuk mempersembahkan diriku sebagai persembahan yang hidup, seluruh tubuhku –  segalanya adalah milik-Mu.”

Apakah Anda akan menjadi layak bagi Allah?

 

Berikan Komentar Anda: