new-header-renungan
new-header-renungan
previous arrow
next arrow

 

Hanya karena ada sebuah kesempatan terbuka dan kelihatan sangat baik, tidak berarti itu dari Allah. Dan sebaliknya, sebuah pintu terbuka yang kelihatan tidak pasti, tidak berarti Anda seharusnya mengabaikannya.

Kuncinya adalah mengetahui cara melihat sebuah kesempatan yang merupakan pintu terbuka yang berasal dari Allah. Saya tidak mau melewatkan pintu-pintu yang terbuka hanya karena saya takut berjalan melewatinya. Tetapi saya juga tidak mau mengambil semua kesempatan yang datang, dengan berasumsi bahwa itu dari Tuhan dan berkat-Nya mengikuti.

Dalam sebuah percakapan dengan seorang teman, kami berbicara mengenai iman dan keberanian untuk melangkah melewati sebuah pintu yang dibuka Tuhan untuk kita, meskipun kita tidak tahu secara pasti apa yang ada di balik pintu tersebut. Kemudian, timbul pertanyaan berikutnya: Bagaimana kita tahu bahwa Tuhanlah yang membuka pintu tersebut?

Alkitab memberi beberapa prinsip yang menolong kita untuk melihat pintu mana yang dibuka atau kesempatan yang berasal dari Tuhan:

1. Pintu yang Dibuka oleh Tuhan Tidak Akan Berlawanan dengan Firman-Nya.

Banyak orang Kristen melihat kesempatan untuk memperoleh uang lebih banyak sebagai pintu yang terbuka dari Tuhan, meskipun kesempatan tersebut berarti pekerjaan yang membuat mereka jauh dari komunitas reguler atau pelayanan mereka di gereja. Namun, firman Tuhan berkata supaya kita tidak mengabaikan pertemuan bersama untuk menyembah Tuhan (Ibrani 10:25). Beberapa wanita berkata kepada saya bahwa Tuhan membuka pintu bagi mereka untuk sebuah hubungan, meskipun situasinya mereka adalah pasangan tidak seimbang dengan orang tidak percaya, yang sudah diperingatkan di dalam kitab suci (2 Kor 6:14). Tuhan tidak memimpin Anda pada sebuah kesempatan yang berlawanan dengan firman-Nya. Juga, Tuhan tidak membuka pintu yang membuat kita melakukan kompromi atau ketidaktaatan.

Sebagai manusia yang rentan terhadap dosa, kita memiliki cara yang sangat baik untuk mengubah dan memutarbalikkan mandat yang jelas dari Tuhan dan membenarkannya demi situasi kita, tetapi itu bukan cara kerja Tuhan. Jika terdapat kompromi atau kita harus membengkokkan firman demi membenarkan pintu yang terbuka, maka itu bukan pintu yang dibukakan Tuhan untuk kita. Saya menyebut semua hal yang berlawanan dengan firman-Nya sebagai godaan/cobaan, dan bukannya sebagai pintu yang terbuka dari Tuhan. Firman Tuhan dengan jelas berkata bahwa Tuhan tidak mencobai kita (Yakobus 1:13-14).

2. Pintu yang Dibuka oleh Tuhan akan Disertai dengan Konfirmasi

Di dalam Matius 18:15-16, Yesus memberikan instruksi untuk menghadapi dosa di antara orang percaya dengan berkata, “Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan.” Saya percaya hal ini juga berlaku ketika Tuhan menegaskan sesuatu dalam firman-Nya. Tuhan seringkali mengonfirmasi sesuatu dengan “dua atau tiga orang saksi”, yang dapat berupa ayat-ayat firman, nasihat dari gembala atau rohaniwan yang dihormati, atau sebuah situasi non-kompromi yang terus ada. Melalui doa, hikmat, dan mencari nasihat yang benar, Anda seharusnya dapat berkata bahwa pintu yang terbuka dan konfirmasinya berasal dari Tuhan atau bukan.

3. Pintu yang Dibuka oleh Tuhan akan Menghendaki Anda untuk Bergantung pada-Nya

Tuhan tidak memberi kita sesuatu yang akan membuat kita jauh dari-Nya atau membuat kita percaya bahwa kita tidak membutuhkan-Nya lagi. Dia adalah Tuhan yang menekankan pada hubungan, dan Tuhan yang menekankan untuk menjadi yang terutama dalam hidup kita (Matius 6:33). Oleh karena itu, jika Anda berkata pada diri sendiri, “Saya tidak dapat melakukannya kecuali Tuhan berjalan di depan saya,” atau, “Saya dapat melakukannya, tetapi hanya dengan pertolongan dan tuntunan Tuhan”, saya sedang berkata, menurut pengalaman pribadi saya, itu mungkin sesuatu yang Tuhan panggil untuk kita lakukan.

Ibrani 11:6 berkata: “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.” Seringkali sebuah “pintu terbuka” dari Tuhan merupakan cara untuk memperbesar dan menguatkan iman kita. Di atas segalanya, tujuan Allah untuk kita adalah untuk bertumbuh dalam iman dan serupa dengan Kristus.

Ambillah kesempatan atau “pintu yang terbuka” untuk datang kepada Tuhan dan meminta konfirmasi-Nya – melalui firman-Nya dan nasihat yang benar dari orang saleh – dan damai sejahtera-Nya di dalam mengambil keputusan. Anda akan memperoleh keyakinan bahwa Anda tidak sekadar memilih sebuah pintu secara acak, tetapi Anda secara berhati-hati memilih pintu  sesuai dengan yang dikehendak-Nya.

Cindi McMenamin