new-header-renungan
new-header-renungan
previous arrow
next arrow

 

Fenelon |

(Renungan singkat dari Fenelon dalam menjawab pertanyaan seorang saudara yang meminta pengarahan spiritual darinya)

Kelihatannya Anda perlu lebih berbesar hati tentang ketidak-sempurnaan orang lain. Saya tahu Anda tidak dapat untuk tidak melihat semua kekurangan orang lain karena hal tersebut begitu menonjol dan Anda juga tidak dapat mencegah pikiran Anda dari membuat penilaian terhadap orang lain. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa ketidak-sempurnaan orang lain seringkali sangat menyusahkan atau menganggu kita!

Namun maukah Anda untuk bersabar menghadapi ketidak-sempurnaan orang lain, baik yang serius atau pun yang tidak? Jangan izinkan diri Anda untuk berpaling dari orang lain hanya karena ketidak-sempurnaan mereka.

Satu-satunya tanda kesempurnaan, jika ada, adalah ia dapat menoleransi ketidak-sempurnaan orang lain. Orang yang sempurna dapat menyesuaikan dirinya dan menjadi semua hal bagi semua orang.

Ada kalanya kita menemukan kekurangan yang mengagetkan di antara orang-orang yang sangat baik. Tetapi janganlah terkejut. Sebaiknya kita serahkan saja pada Tuhan dan biarlah Tuhan yang menanganinya sesuai dengan waktu-Nya. Jika kita berusaha untuk menanganinya, maka mungkin kita akan menyebabkan gandum dicabut bersama dengan lalang.

Saya menemukan bahwa Tuhan membiarkan, bahkan di dalam diri orang yang paling rohani sekalipun, kelemahan-kelemahan tertentu yang sepertinya tidak cocok. Hal ini berlaku bagi kita semua. Kita harus cepat menyadari ketidak-sempurnaan kita dan mengizinkan Tuhan untuk menanganinya.

Bagi Anda, belajarlah untuk bersabar dengan kelemahan orang lain. Anda tahu dari pengalaman Anda sendiri betapa sakitnya saat kita ditegur. Jadi berusahalah untuk mengurangi rasa sakit orang lain.

Saya bukan bermaksud untuk berkata bahwa masalah Anda adalah karena Anda terlalu banyak menegur orang lain. Tidak, itu bukan masalahnya. Masalahnya adalah Anda berubah menjadi dingin terhadap seseorang di saat Anda menemukan kekurangannya, dan Anda kemudian mulai menghindari dan menjauhkan diri dari orang tersebut. Hal ini yang perlu Anda tangani.

Nah, walaupun saya telah menyampaikan semua ini, tetapi saya tetap berharap agar Anda jangan tidak menegur saya jika ada hal yang perlu ditegur. Sekalipun Anda menyebutkan kekurangan yang tidak sesungguhnya ada, itu tidak menjadi masalah. Jika saya menemukan bahwa teguran Anda menyakiti saya, maka hal itu hanya menunjukkan bahwa Anda telah menyentuh suatu kekurangan di dalam hidup saya. Namun jika tidak ada rasa marah atau kejengkelan di dalam diri saya saat ditegur, maka Anda telah menolong saya untuk menguji kemampuan saya untuk rendah hati dan memberikan saya kesempatan untuk membiasakan diri saya dengan teguran.

Hal ini penting karena posisi saya sebagai orang yang bertanggungjawab di tengah Jemaat. Karena posisi saya ini, saya dituntut untuk rendah hati, jauh lebih dari orang lain. Allah menuntut saya untuk mati terhadap segala sesuatu.

(Fenelon, atau nama penuhnya Francois de Salignac de La Mothe Fenelon, adalah Uskup Agung Cambrai di Perancis pada abad ke-17. Renungan singkat di atas diambil dari koleksi surat-suratnya)