new-header-renungan
new-header-renungan
previous arrow
next arrow

 

David Wilkerson |

Saya ingin memberi anda empat akibat tragis yang terjadi pada orang-orang yang tidak mengizinkan Tuhan untuk menjadi raja atas kehidupan mereka.

1. “Israel adalah pohon anggur yang sia-sia, ia hanya menghasilkan buah untuk dirinya sendiri” (Hosea 10:1)

Setiap orang di Israel mengejar kepentingan pribadinya dan hasilnya adalah kesia-siaan total. Hosea saat itu sedang berbicara kepada orang percaya, menunjukkan kepada mereka gambaran tentang apa yang akan terjadi pada siapa yang menyingkirkan Tuhan dari kehidupan mereka. Orang-orang semacam ini akan menjadi egois dan sengsara dan semua hal yang mereka kejar adalah kesia-siaan.

2. “Hati mereka licik, …: Dia akan menghancurkan mezbah-mezbah mereka, akan meruntuhkan tugu-tugu berhala mereka.” (ayat 2)

Hati bangsa kita sudah menjadi licik. Orang hanya melayani Allah dengan ucapan mereka saja, namun mereka tidak menyembah Tuhan di dalam kebenaran. Hal ini telah membawa kita semua pada kehancuran semua lembaga-lembaga hampa yang kita bangun. Jika anda kehilangan iman kepada Allah dan menaruh kepercayaan anda pada hal-hal yang lain, maka semua itu akan menjadi berhala anda. Hal ini terjadi pada bangsa kita sekarang. Masyarakat kita tidak lagi percaya kepada Allah melainkan kepada manusia, pemerintah, sistem pendidikan, jaminan sosial – dalam rangka berupaya membangun semacam kestabilan. Allah berkata, “Kalau kamu tidak mau percaya padaKu, aku akan membuat semua lembaga-lembaga yang kamu andalkan itu gagal.”

3. “Kamu telah membajak kefasikan, telah menuai kecurangan, … Oleh karena engkau telah mengandalkan diri pada keretamu, pada banyaknya pahlawan-pahlawanmu” (ayat 13)

Hosea sedang menyatakan, “Kamu telah berhenti mempercayai Tuhan dan sekarang kamu akan menuai panen kejahatan!” Umat manusia sekarang ini sangat canggih, berpendidikan dan berpengetahuan. Kita telah menyingkirkan Allah dari takhtaNya – menolak Alkitab dan doa – dan menobatkan ilmu pengetahuan, psikologi serta pendidikan ke atas takhta. Akan tetapi, saya ingin bertanya kepada anda, “Apa hasil tuaiannya? Apa yang telah dihasilkan oleh semua kecanggihan dan pendidikan kita?

 4. “Kita tidak mempunyai raja lagi, sebab kita tidak takut kepada TUHAN” (ayat 3)

Hosea adalah nabi Israel, namun ketika bangsa Israel tergelincir, dia tidak berdaya untuk menghentikan keruntuhan iman tersebut. Ucapannya tidak memiliki otoritas lagi. Setiap kali dia berbicara, masyarakat hanya menggelengkan kepala mereka dan menjawab, “Kita tidak punya pemimpin, tidak punya arah. Kita tersapu arus.” Itulah hal yang sedang terjadi sekarang ini dan hal yang sama terjadi di gereja zaman sekarang. Banyak orang Kristen mengolok-olok pendeta mereka, melecehkan otoritas para pendeta. Mengapa? Karena ucapan orang-orang ini tidak lagi berisi kuasa. Orang berkata, “Kita tidak punya pemimpin agi di gereja. Kita tersesat, kebingungan.” Itulah balasan dari tindakan menyingkirkan Allah dari takhta.