Pastor Eric Chang | Lukas 4:5-13 |

Hari ini kita akan melanjutkan pembahasan kita tentang Firman Allah mengenai pencobaan, memasuki lebih dalam lagi tentang makna dari pencobaan. Minggu yang lalu saya menyampaikan bahwa pencobaan terhadap Yesus datang segera sesudah baptisan-Nya, datang segera setelah Ia diurapi oleh Roh Allah. Sekarang kita bisa mulai memahami rencana serangan Iblis. Pada minggu lalu kita sudah melihat bahwa jalur pendekatan yang digunakan oleh Iblis untuk menjangkau kita, menjangkau hati kita, adalah dengan melalui daging. Ia merayu kita untuk mengutamakan kebutuhan dan keinginan kita. Beberapa rayuan yang dipakai memanfaatkan dasar-dasar yang sangat masuk akal dan terlihat wajar, yang kemudian ia belokkan menjadi jerat yang membinasakan kita.

Hari ini kita akan mempelajari dua prinsip lainnya yang ia pakai untuk menyerang kita. Perlu saya sampaikan kepada Anda sekalian, dengan sejujurnya, bahwa peristiwa pencobaan ini – secara keseluruhan – adalah sangat dalam. Yang kita lakukan sekarang ini adalah sekedar mengungkapkan ketiga prinsip dasar pencobaan itu untuk bisa dipahami. Ada tingkat kedalaman makna di dalam pencobaan itu yang tidak dapat kita jangkau sekarang ini. Jadi, saya tidak ingin ada orang yang mengira bahwa setelah kita selesai membahas hal pencobaan pada hari ini, maka segala sesuatu yang perlu dipahami tentang pencobaan telah diperoleh semuanya.  Tidak! Yang kita lakukan sekarang ini hanya sekedar mengungkapkan tiga prinsip dasarnya, sedangkan tingkat kedalaman dari pencobaan itu, seiring dengan berlanjutnya kehidupan Kristen Anda dan dengan semakin bertambahnya kemampuan Anda untuk memakan makanan keras, akan dapat Anda pahami dengan semakin baik lagi.

Hari ini kita akan mempelajari Lukas 4:5-13.

Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia. Kata Iblis kepada-Nya: “Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu.” Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” Kemudian ia membawa Yesus ke Yerusalem dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: “Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu dari sini ke bawah, sebab ada tertulis: (Nah, Yesus sudah dua kali berkata, “Ada tertulis,” jadi kali ini Iblis memakai teknik yang sama, yaitu memakai kutipan, “Ada tertulis.”) Mengenai Engkau, Ia (yaitu Allah) akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi Engkau, dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu (di sini Iblis mengutip dari Mazmur 91:11-12, dan ia mengutip dengan sangat tepat).” Yesus menjawabnya, kata-Nya: “Ada firman: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!” (Kali ini Yesus mengutip dari Ulangan 6:16). Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur daripada-Nya dan menunggu waktu yang baik.

Ada prinsip-prinsip penting yang harus kita pahami di sini, terutama bagi Anda yang baru saja dibaptis. Sekarang ini Anda masuk ke dalam peperangan rohani. Jadi Anda harus memahami taktik yang dipakai oleh pihak musuh. Taktik-taktik tersebut sangatlah rapi dan cerdik. Sangat cerdik!


DUSTA IBLIS: ALLAH MEMPERHATIKAN ORANG YANG MEMPERHATIKAN DIRINYA SENDIRI

Prinsip yang kita pelajari pada minggu lalu memang terlihat agak kasar. Ia memanfaatkan kebutuhan dan hasrat-hasrat jasmani kita, bahkan kebutuhan yang terlihat wajar. Namun pada langkah selanjutnya, ia memperhaluskan pendekatannya. Jika serangan yang pertama tidak berhasil, ia akan mencari jalan yang lain dan sarana yang berbeda. Ia memiliki banyak sarana untuk dipakai. Lalu apa dua prinsip lain yang dapat kita lihat di sini? Dasar pendekatan, ide dasar, yang dipakai oleh Iblis sebenarnya sederhana. Rayuan dasarnya, walaupun tidak ia ucapkan secara terbuka, adalah, “Jangan pedulikan apa yang dikatakan atau yang tidak dikatakan oleh Allah. Lakukan saja apa yang engkau mau! Lakukan apa yang engkau kehendaki. Siapa yang peduli pada apa yang dikatakan oleh Allah? Apakah Allah berbicara tentang hal itu? Atau mungkin Ia tidak pernah berkata-kata tentang hal itu? Tidak usah dipersoalkan. Yang perlu kau perhatikan adalah si nomor satu – dan si nomor satu itu adalah dirimu sendiri! Pikirkanlah tentang dirimu sendiri. ‘Diri sendiri’, itulah yang terpenting. Sang Ego – itulah yang utama. Pikirkan saja dirimu sendiri. Karena Allah mungkin tidak selalu memperhatikan dirimu.”

Nah, ada pepatah yang mengatakan, “Allah memperhatikan orang-orang yang memperhatikan dirinya sendiri.” Tidak ada pernyataan setanik yang lebih berbahaya ketimbang yang satu ini. Terdengar sangat masuk akal, bukankah begitu? Anda tidak bisa berharap bahwa Allah akan mengurusi keperluan Anda jika Anda sendiri tidak mengurusnya! Bagaimana Anda dapat mematahkan logika pernyataan ini? Karena kita semua sudah dicuci otaknya. Kita semua sudah diindoktrinasi dengan pepatah ini. Kita selalu menerima dan mengakui pepatah ini, “Allah memperhatikan orang-orang yang memperhatikan dirinya sendiri.” Ya, ya! Sangat masuk akal. Tentu! Penalaran seperti itulah yang menurut Iblis sangat masuk akal.

Sekarang lihatlah pada mereka yang melayani Tuhan. Mereka tidak memperhatikan dirinya sendiri. Mereka melepaskan pekerjaannya. Lalu mereka mengikut Tuhan. Anda lalu berkata, “Engkau tidak memperhatikan kebutuhan hidupmu. Engkau tidak mengindahkan kepentinganmu. Anda lihat, tindakanmu jelas-jelas bertentangan dengan pepatah tersebut. Padahal, Allah perhatikan orang yang perhatikan dirinya sendiri. Jika Anda tidak perhatikan diri Anda, bagaimana Anda bisa berharap bahwa Allah akan perhatikan Anda?” Dan tahukah Anda, hal yang paling aneh adalah bahwa sering saya mendengar orang-orang Kristen mengutip pepatah ini seolah-olah ini adalah suatu kebenaran Alkitab, seolah-olah ini merupakan hal yang wajar dan pasti dipahami oleh setiap orang Kristen.

Oh, kalimat itu sangat masuk akal. Sangat masuk akal menurut penalaran manusia normal. Manusia menaruh perhatian pada dirinya sendiri dan Allah juga memperhatikan dia, jadi sungguh sangat indah. Apa lagi yang Anda perlukan? Tujuan utama menjadi orang Kristen bukan saja bahwa Anda harus memperjuangkan nasib Anda, yang segera akan Anda lakukan, tetapi Anda juga memiliki Allah yang mengurusi nasib Anda. Beginilah pola pikir yang berpusat pada manusia, yang menganggap keberadaan Allah hanya untuk mendukung kepentingan manusia. Allah ada untuk melayani Anda, bukannya Anda melayani Allah. Siapa yang akan percaya kepada Allah jika keberadaan Allah tidak untuk memenuhi kepentingannya, tidak membasuh kakinya. Sungguh indah memiliki Yesus! Ia membasuh kaki kita; kita sendiri juga membasuh kaki kita ini; nah, kaki kita dibersihkan dua kali! Siapa yang peduli apakah kaki Yesus sudah dibasuh atau tidak? Yang penting, saya mau membasuh kaki saya, dan Yesus ikut membasuh kaki saya juga. Hal yang lebih bagus dari itu tidak akan Anda dapatkan di tempat lain. Suatu jaminan berganda. Seperti yang biasa dikatakan oleh Tozer, “Jaminan ganda.” Menjadi orang Kristen berarti memperoleh jaminan ganda. Anda menyelamatkan diri Anda sendiri, dan Allah juga ikut menyelamatkan diri Anda. Ini adalah logika yang sempurna bagi manusia duniawi.

Lagi pula, untuk apa Anda beragama? Mengapa Anda mau menjadi orang Kristen? Supaya Allah melakukan sesuatu bagi Anda! Apakah Anda akan berbuat sesuatu bagi Allah atau pun tidak, tidak ada relevan sama sekali. Buat apa memikirkan hal itu? Mungkin di waktu senggang Anda, Anda bisa berbuat sesuatu bagi Allah. Sementara ini, Allah hadir untuk mengerjakan segala sesuatu bagi Anda. Inilah yang saya sebut sebagai, “Agama Iblis yang berpusat pada manusia.” Jadi, jika suatu saat nanti Anda mendengar ada orang yang mengutip pepatah, “Allah memperhatikan orang-orang yang perhatikan dirinya sendiri” – maka sebaiknya Anda segera katakan kepadanya bahwa itu adalah kalimat yang keluar dari mulut Iblis. Hal itulah yang Iblis ajukan kepada Anda. Buat apa Anda memikirkan apa yang Allah katakan? Kerjakan saja apa yang ingin Anda kerjakan, maka Allah akan bertindak buat Anda. Pada saat Anda memperjuangkan kepentingan Anda, maka ia akan ikut memperhatikan kepentingan Anda. Sangat sempurna! Sungguh mengena! Saya sering melihat orang Kristen yang, tanpa bekal kemampuan untuk membedakan apa-apa, menelan pepatah ini mentah-mentah, karena mereka tidak memiliki pemahaman rohani untuk dapat melihat logika Iblis di balik semua ini.


NASEHAT IBLIS: PILIHLAH JALAN KELUAR YANG PALING MUDAH!

Mari kita amati pencobaan yang pertama jika kita sudah memahami prinsip umum ini. Nah, jika Anda sedang mengejar kepentingan pribadi Anda, apa yang akan Anda lakukan pada saat Anda menghadapi persoalan atau pertentangan? Jawabannya sangat sederhana. Pilih jalan keluar yang paling mudah – yaitu jalan yang paling sedikit perlawanannya! Maksudnya, jika Anda memperhatikan kepentingan pribadi Anda, Anda tentunya tidak ingin mempersulit keadaan buat diri Anda sendiri bukan? Anda pasti akan memilih jalan yang paling sedikit perlawanannya. Ambil jalan yang mudah. Jangan masuk ke jalan yang sempit. Jalan yang sempit itu sangat susah. Ambillah jalan yang lebar. Tidak ada perlawanan di sana. Ikutilah arus! Siapa yang mau melawan arus? Itu pilihan yang sangat berat.

Jadi di sini kita dapat melihat prinsip pertama dari pencobaan, dimulai dari ayat ke-5, yaitu usaha Iblis untuk menggoda Yesus untuk mengambil jalan yang lebih mudah. Tetapi saya perlu mengulas latar belakang prinsip ini terlebih dahulu, supaya Anda dapat melihat gambarannya dengan lebih jelas. Di ayat 5 dikatakan,

“ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia.”

Kerajaan-kerajaan di sini bukan sekedar bangsa-bangsa yang berkuasa; tetapi para penguasa, pemegang wewenang di dunia ini. Iblis tidak sedang membawa Yesus dalam sebuah perjalanan wisata. Ini bukan perjalanan wisata, seperti yang biasa dilakukan oleh para turis di zaman ini. Sekarang ini ada paket wisata 12 hari untuk mengunjungi Eropa. Biasanya, orang yang mengikuti wisata ini, pada saat kembali, akan berkata, “Saya sudah mengunjungi seluruh Eropa dalam 12 hari itu.” Mereka sudah melihat-lihat semua negeri di sana. Mereka mengunjungi 8 negara dalam 12 hari. Ada juga yang mengunjungi 12 negara dalam 12 hari. Bayangkanlah jika Anda harus melihat-lihat negeri Jerman dalam sehari. Tentu saja Anda pasti bisa melakukan hal itu. Saya sendiri pernah berkendara melintasi Jerman dalam sehari. Berangkat di pagi hari, dan pada malam harinya Anda sudah sampai di ujung yang lain. Sangat melelahkan, tetapi bisa dilakukan. Jadi Anda bisa berkata, “Aku sudah pernah melintasi negeri Jerman, dari utara ke selatan dalam 12 jam.” Tentu saja, hal-hal apa yang sudah Anda lihat tidak dapat dipastikan. Tidak banyak hal yang dapat Anda lihat, tapi setidaknya Anda bisa bercerita bahwa Anda pernah mengunjungi Eropa dan tentang berapa banyak negeri yang Anda kunjungi dalam kurun waktu tersebut. Namun bukan perjalanan seperti ini yang sedang Iblis lakukan terhadap Yesus. Ia tidak sedang mengajak Yesus bertamasya melihat-lihat seluruh negeri yang ada di dunia ini. Yang sedang ia lakukan, perhatikan, adalah hal yang terjadi ‘dalam sekejap mata“. Disebutkan di dalam ayat ke-5 itu, “dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia.” Artinya semua itu terjadi dalam sekejap mata. Itulah poinnya. Yang sedang terjadi di sini adalah suatu penglihatan. Yang sedang kita bicarakan adalah perkara penglihatan, bukannya darmawisata.


HATI-HATI DENGAN PENGALAMAN ROHANI DARI IBLIS!

Perhatikan: Iblis dapat saja memberi Anda suatu pengalaman rohani yang mantap juga. Ia dapat membawa Anda ke suatu tempat yang tinggi dan memberi Anda beberapa pengalaman rohani – seperti penglihatan! Dan penglihatan tentang segala kemegahan penguasa-penguasa dunia tentunya sangat luar biasa! Waspadalah terhadap penglihatan rohani yang datang dari Iblis! Saya ingin mengingatkan Anda yang baru saja dibaptis. Anda mungkin masih belum berpengalaman di dalam peperangan rohani, jadi jangan mengira bahwa setiap pengalaman kerohanian itu berasal dari Allah (Matius, di dalam ayat-ayat yang menceritakan tentang peristiwa ini menyebutnya sebagai ‘gunung’; Matius menyebutkan bahwa Iblis membawa Yesus ke atas gunung yang sangat tinggi, yaitu pengalaman kerohanian yang sangat tinggi). Pengalaman itu tidak selalu berasal dari Allah. Saya tidak selalu yakin bahwa pengalaman kerohanian yang didapat seseorang dari sebuah KKR itu berasal dari Allah. Alasan mengapa saya meragukan hal itu adalah karena hanya di dalam waktu satu minggu saja, orang itu sudah menunjukkan tanda-tanda keruntuhan. Ia masuk ke dalam keadaan depresi. Nah, jika sebuah pengalaman kerohanian memberikan tekanan batin bagi jiwa Anda setelah beberapa waktu, hal inilah yang menimbulkan kecemasan saya. Pengalaman seperti itu lebih besar kemungkinannya tidak berasal dari Allah. Iblis mengangkat Anda hanya untuk membanting diri Anda. Itulah satu-satunya alasan mengapa ia mengangkat Anda – yaitu untuk membanting diri Anda. Saya prihatin terhadap beberapa pengalaman kerohanian yang sangat tinggi ini. Sikapilah setiap pengalaman kerohanian Anda dengan sangat hati-hati, terlebih lagi terhadap mereka yang menawarkan janji untuk memberi pengalaman kerohanian yang instan.

Saya prihatin terhadap mereka yang sangat menekankan hal pengalaman berbahasa lidah. Hal ini sangat mencemaskan saya. Saya sendiri tidak menolak adanya bahasa lidah. Hal ini sudah sering kali saya sampaikan. Namun keprihatinan itu selalu menghantui saya ketika saya melihat orang-orang yang mengejar pengalaman berbahasa lidah bukan untuk tujuan melayani Allah dengan lebih baik, melainkan untuk mendapatkan rasa terjamin keselamatannya, mengejar sensasi pengalaman rohani. Nah, orang-orang yang sekedar mengejar rasa terangkat ini akan segera mendapatkannya dari Iblis – “Iblis membawanya ke atas.” Anda ingin merasakan pengalaman terangkat? Iblis dengan senang hati akan memberi Anda pengalaman itu. Tetapi berhati-hatilah! Waspadalah terhadap pengalaman-pengalaman semacam itu. Juga terhadap kemeriahan KKR kesembuhan! Saya tidak menentang penyembuhan, hal ini sudah pernah saya sampaikan kepada Anda. Dan Allah juga, dalam sejumlah kesempatan, menyembuhkan orang melalui saya. Namun berhati-hatilah jika kecenderungan Anda hanya ingin mengejar sensasi pengalaman rohani. Ini sangat berbahaya! Iblis sangat bersedia untuk memberi Anda pengalaman-pengalaman semacam itu. Dan Anda akan mengalami kesulitan dalam membedakan mana yang asli dan yang palsu. Tidak semua bahasa lidah berasal dari Allah! Demikian pula halnya dengan penyembuhan. Berhati-hatilah akan hal-hal seperti ini.

Demikianlah, Iblis memberi Yesus sebuah penglihatan, penglihatan tentang kerajaan-kerajaan di dunia ini. Anda perlu waspada terhadap penglihatan. Ada penglihatan yang berasal dari Allah; dan ada pula yang bukan. Penglihatan yang berasal dari Allah sangatlah luar biasa. saat Anda menerima penglihatan dari Allah, penglihatan yang datang adalah penglihatan tentang kemuliaan Allah, bukannya kemuliaan dunia. Jadi, amatilah isi dari penglihatan itu. Apakah penglihatan itu menyuburkan kedagingan Anda, atau memperkuat persekutuan Anda dengan Allah? Ada perbedaan yang sangat menyolok di antara keduanya. Dapatkah Anda melihat perbedaannya? Jika Anda merasa semangat atau emosi Anda jadi meledak-ledak, pengalaman ini tidak berasal dari Allah. Tetapi jika Anda sedang dibawa masuk ke dalam satu pengalaman rohani yang sejati, Anda tidak akan mengalami dorongan semangat yang meledak-ledak. Ada damai dan keteduhan yang luar biasa di dalam pengalaman itu. Itulah tanda dari pengalaman rohani yang berasal dari Allah. Ia tidak akan mendorong Anda untuk masuk dalam suasana yang menggebu-gebu.


IBLIS, AHLI DALAM MEMAINKAN PERASAAN ANDA

Waspadalah terhadap acara-acara kebaktian yang memanfaatkan lagu dan musik yang dipakai untuk mengendalikan emosi Anda. Musik dan lagu bisa dipakai untuk mengendalikan emosi orang, dan kami tidak mau menggunakan cara-cara seperti itu karena hasil yang ditimbulkannya tidak rohani, malahan setanik. Seseorang akan mudah hanyut di tengah kebaktian yang melibatkan orang dalam jumlah besar. Semua psikolog memahami persis akan hal ini – yaitu ‘efek massa’. Dalam kegiatan-kegiatan seperti itu, Anda akan masuk dalam tekanan efek massa! Sangat mudah merekayasa efek massa, akan tetapi setiap penginjil yang bijak tidak akan memakai cara-cara ini karena ia tahu bahwa jika seseorang terjerat dalam sensasi efek massa – yang menyuburkan kedagingannya, maka orang itu akan mengalami kejatuhan dalam kehidupan rohaninya. Pengalaman rohani yang sejati tidak membutuhkan permainan emosi semacam ini. Ketika Roh Allah mengangkat Anda, yang terasa adalah suatu kedamaian batin, bukannya gairah semangat, bukan tangis yang meledak-ledak atau pun tubuh yang gemetaran. Saya sudah pernah melihat orang-orang yang menunjukkan reaksi tangisan serta tubuh yang gemetaran seperti itu, dan orang itu tenggelam dalam kondisi emosi yang parah. Itu adalah rekayasa emosi! Pengalaman seperti itu belum tentu berasal dari Allah. Jika Roh Allah menginsyafkan Anda akan dosa-dosa Anda – penyingkapan itu terjadi secara rohani – berlangsung secara tenang. Hati terasa hancur. Orang yang sedang diinsyafkan akan menangis diam-diam, namun tidak dalam suasana menggigil dan hal-hal semacam itu. Bedakanlah hal-hal yang bersifat kedagingan dan yang dari Roh, yang berasal dari dunia dan dari Allah, secara hati-hati. Jika Allah yang sedang berkarya, kejadiannya sangat jauh berbeda. Penglihatan dari Allah yang diterima oleh Yesaya adalah penglihatan tentang Allah, bukannya tentang kemuliaan dunia yang mendorong hati Anda untuk mencintai dunia.

Jadi pahamilah prinsip-prinsip itu supaya Anda tahu bagaimana membedakan antara satu dengan yang lainnya. Jika Anda datang ke sebuah acara kebaktian yang melibatkan banyak orang (ini tidak berarti bahwa setiap kebaktian besar itu salah), waspadalah dan jangan biarkan diri Anda hanyut dalam rekayasa emosi yang dijalankan lewat musik dan lagu, waspadalah terhadap segala tindakan yang akan memainkan emosi Anda. Berusahalah untuk tetap dekat dengan Allah. Tenangkan roh Anda di hadapan Tuhan supaya Anda tidak terbawa masuk ke dalam hal-hal yang sesat.

Anda tahu, selama tujuh tahun saya hidup di bawah pemerintahan komunis. Dan strategi seperti itu mereka jalankan dengan sangat efektif. Jika Anda ingin tahu siapa yang ahli dalam hal memanipulasi massa lewat cara-cara seperti ini, maka orang-orang komunis itulah pakar yang paling mahir. Mereka tidak butuh belajar dari orang lain lagi. Saya pernah bercerita kepada Anda tentang band, di mana saya biasanya ikut dalam kerumunan orang yang membawa bendera atau panji-panji lainnya. Pernahkah Anda melihat jutaan orang bergerak mengikuti komando? Sangat mengesankan, membakar semangat! Orang-orang komunis tahu persis bagaimana memakai cara-cara itu – mengarahkan massa. Efek massa dipakai untuk mengendalikan orang-orang! Satu orang meneriakkan slogan ( kou hao) dan massa menanggapi teriakan itu dengan gemuruh. Tidak lama kemudian mereka akan menjadi liar. Sesudah acaranya selesai, saat mereka pulang ke rumah, mereka bertanya-tanya, “Kenapa saya melakukan hal itu tadi?” Jawabannya sederhana: karena semua orang melakukannya. Cukup satu orang yang memulai, dan teriakan itu akan menjalar ke semua peserta. Iblis adalah ahli dalam hal memainkan perasaan Anda. Berhati-hatilah.

Saya sungguh sedih melihat orang-orang Kristen memakai teknik yang sama, mengira bahwa mereka bisa melayani Allah dengan cara ini. Anda tidak akan bisa melayani Allah dengan memakai teknik-teknik setanik atau duniawi. Anda akan mendapat hasil yang berlawanan. Hasil dari penggunaan cara kebaktian massal seperti itu adalah tingginya jumlah mereka yang mundur dari kehidupan rohani. Jumlah orang-orang yang mengingkari keputusan yang sudah mereka buat untuk Tuhan sangat tinggi. Para ahli statistik mengetahui hal ini: sekitar 80% mengundurkan diri di dalam tahun yang pertama. Hasil seperti inikah yang Anda harapkan? Memang sangat mengesankan melihat betapa banyaknya orang yang masuk dalam daftar orang bertobat. Namun pertanyaannya adalah: Berapa banyak yang akan bertahan sesudah tahun pertama? Berapa banyak yang bertahan setelah lima tahun? Jadi pahamilah peperangan rohani ini. Pahamilah teknik yang dipakai oleh pihak musuh. Pahami bahwa ia tahu persis bagaimana cara untuk memainkan kedagingan Anda. Jangan mengejar pengalaman rohani murahan seperti ini.


MAKNA “JIKALAU ENGKAU MENYEMBAH AKU”

Selanjutnya kita melihat hal ini: yaitu di ayat yang berikutnya, Iblis mengatakan hal ini kepada Yesus: “Segala kuasa dan kemuliaan itu akan kuserahkan kepada-Mu. Aku akan menyerahkan semuanya kepada-Mu. Apa syaratnya? Mari kita sederhanakan saja. Mari kita tawar menawar, OK? Yang kuinginkan dari-Mu cukup penghormatan saja.” Nah, mari kita pikirkan lebih teliti lagi. Iblis tentunya bukan mahluk yang bodoh. Ia tahu untuk apa Yesus datang ke dunia, bukankah begitu? Ia tahu untuk apa Yesus datang ke dunia. Di 1 Yoh.3:8b, Alkitab memberitahu kita dengan sangat jelas,

“Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu.”

Iblis tahu persis bahwa Yesus datang ke dunia bukan untuk bertamasya, lantaran Ia kelelahan bekerja, jadwal kerja di surga mungkin terlalu padat, jadi Ia memutuskan untuk datang ke dunia ini bertamasya. Ia datang untuk – dan Iblis tahu persis akan hal ini – membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis. Jadi penalaran Iblis adalah seperti berikut: Iblis berkata, “Oh, aku tahu tujuan kedatangan-Mu ke sini. Engkau datang untuk memerangi aku. Engkau datang untuk menghancurkan kekuasaanku atas dunia ini. Dan Engkau juga tahu bahwa aku tidak akan tinggal diam saja. Aku akan bergerak melawan. Dan kita berdua akan sama-sama kesakitan dalam proses ini.”

Kita dapat membayangkan diskusi yang terjadi di antara mereka. Semua ini disajikan kepada kita dalam bentuk yang sudah diringkas, dan seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya, kita tidak akan bisa menjangkau semua kedalaman pencobaan itu. Namun jika Anda ingin tahu apa dasar dari pernyataan-pernyataan ini, inilah penjelasannya. Iblis tahu untuk apa Yesus datang ke dunia. Yesus juga tahu tujuan kedatangan-Nya ke dunia ini. “…untuk itulah“, kata Yesus, “Aku datang ke dalam saat ini” (Yoh.12:27b). Untuk apa? Untuk membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis dengan cara mengorbankan nyawa-Nya! Jadi, Iblis menawarkan kepada Yesus, “Nah, kita berdua sudah sama-sama tahu akan apa yang nanti terjadi. Dan kita berdua akan sama-sama kesakitan di dalam proses itu. Engkau akan mengalami kesakitan karena aku mengadakan perlawanan. Dan aku akan mengalami kesakitan karena Engkau memiliki kuasa. Jadi, mengapa kita tidak membuat sebuah kesepakatan saja? Mari kita atur supaya sama-sama puas. Aku akan menyerahkan semua itu tanpa harus ada peperangan, cukup dengan satu syarat kecil saja. Satu syarat kecil saja. Yaitu bahwa Engkau mengakui bahwa semua itu adalah pemberian dariku, itu saja, jadi semua kekuasaanku akan kuserahkan kepada-Mu dan itu semua tanpa harus ada peperangan. Dan cara yang kuminta untuk menghargai penyerahan itu, karena jika sudah kuserahkan berarti aku tidak akan dapat memilikinya lagi, adalah mengakui kekuasaan yang pernah kumiliki: Cukup dengan menghormatiku sekali saja!”

Perhatikan kata-kata yang sangat penting ini, “jikalau Engkau menyembah aku” di ayat 7. Banyak orang yang gagal memahami ayat ini dengan tepat. Sangatlah berlebihan jika kita membayangkan Yesus disuruh untuk menyembah Iblis. Bahkan sebagai orang Kristen yang masih baru, Anda akan tahu bahwa usulan untuk menyembah Iblis seolah-olah dia adalah Allah adalah ide yang berlebihan. Maksud saya, hal ini tidak akan terlintas dalam benak siapapun. Setiap orang yang masih waras, akan tahu persis bahwa Yesus tidak akan bisa diminta untuk menyembah Iblis. Seorang penganut agama Yahudi sekalipun tidak akan melakukan hal itu. Hanya akan menjadi usulan yang ditertawai. Dan Iblis bukanlah mahluk yang bodoh. Bukan ide yang bagus untuk mencobai Yesus agar menyembah dia. Hanya akan memacetkan pembicaraan. Tidak akan ada kesepakatan yang bisa dihasilkan dengan usulan seperti itu. Dan tidak ada hal yang layak dipelajari dari pencobaan seceroboh itu. Perkara yang perlu kita pahami di sini – dan jika Anda ingin mempelajari isi Alkitab, Anda harus mengetahui bagaimana suatu kata itu dimaksudkan – adalah kata yang diterjemahkan dengan kata ‘menyembah’. Kata ini tidak dimaksudkan sebagai penyembahan kepada Iblis seperti kepada Allah – hal yang tidak akan pernah dilakukan oleh Yesus. Jangankan Anak Allah, orang Kristen yang kehidupan rohaninya kembang-kempis saja tidak akan sudi menerima usulan seperti itu. Jadi penghormatan yang diminta oleh Iblis hanya sekedar menghormati dia sebagai raja, raja atas kekuasaan yang memang dimilikinya. Hanya itu yang ia minta, bukannya, “Perlakukan aku seperti Allah” – hal yang tidak akan sudi dilakukan oleh Yesus – melainkan, “Hargailah aku sebagai raja atas dunia ini, berikanlah padaku kehormatan sebagai raja dunia ini.”

Anda lihat, di Matius 2:2 sebagai contoh, kata yang sama ini dipakai juga. Ketika orang-orang majus bersujud dan memberikan persembahan kepada bayi yang ada di palungan, kata yang dipakai adalah kata Yunani yang sama dengan yang diterjemahkan sebagai ‘menyembah’ dalam Lukas 4 ini. Orang-orang majus yang disebutkan di Matius 2:2 ini menyembah kepada sang bayi. Nah, yang mereka kerjakan itu bukan dalam arti menyembah sang bayi seperti menyembah Allah. Orang-orang majus itu tidak tahu siapakah Dia, para malaikat juga tidak mengungkapkan siapakah Dia. Mereka menyembah-Nya sebagai raja, Raja orang Yahudi. Mereka memberikan upeti untuk menghormati-Nya sebagai raja. Inilah maksud dari kata menyembah di Lukas pasal 4 ini. Sangatlah penting bagi kita untuk memahaminya. Jadi, ingatlah baik-baik: Iblis tidak akan meminta Anda untuk melakukan hal-hal yang bahkan di dalam mimpi pun tidak terbayangkan oleh Anda. Orang Kristen yang paling lemah sekali pun tidak pernah bermimpi untuk menyembah Iblis seperti menyembah Allah. Apakah Anda pernah membayangkan hal seperti itu? Sudah jelas, Anda pasti akan menanggapi usulan semacam itu dengan berkata, “Jangan harap saya mau melakukannya. Pembicaraannya cukup sampai di sini saja!” Jadi, Iblis hanya sekedar meminta Yesus untuk menghormatinya sebagai raja atas dunia ini.

Dan Iblis berkata seperti ini – perhatikan penalaran Iblis selanjutnya yang cukup beralasan – karena ia memang adalah raja atau penguasa. Yesus tahu persis bahwa Iblis adalah raja, akan tetapi Yesus juga tidak akan mau menyembahnya sebagai raja. Yesus tahu bahwa Iblis memiliki wewenang sebagai penguasa. Hal ini dapat kita lihat, sebagai contoh, di Matius 12:26 di mana Yesus berbicara tentang kerajaan Iblis, di mana Iblis memang merupakan penguasanya. Yesus mengetahui bahwa Iblis memiliki kewenangan sebagai penguasa di dalam Matius 12:26. Dan bahwa penguasa kerajaan ini berdiri pada posisi berlawanan dengan kuasa Allah, tercatat di Matius 12:28 – dua ayat sesudahnya: “Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.” Jadi, Iblis memang seorang raja, dalam pengertian tertentu. Dan kenyataannya, Yesus sendiri juga mengaku bahwa Iblis adalah penguasa dunia ini. Sebagai contoh, Ia menyebutkan tentang Iblis sebagai penguasa dunia ini di Yoh. 12:31 atau Yoh. 14:30 atau di Yoh. 16:11. Di dalam semua ayat itu, Ia berbicara tentang Iblis sebagai penguasa dunia ini. Ia menyadari bahwa Iblis memang memiliki kuasa, dan Iblis adalah penguasa dunia ini.

Jadi, kita bisa melihat bahwa Iblis adalah penguasa dunia ini, dan hal yang diinginkan oleh Iblis di Lukas pasal 4 itu adalah, “Engkau tahu bahwa aku adalah penguasa dunia ini. Itu adalah kenyataan yang sama-sama kita ketahui. Jadi apa yang kuinginkan sekarang ini cukup sekedar berlutut, berlutut di hadapanku, akui aku sebagai raja atas dunia ini. Hanya itu yang kuminta dari-Mu, dan aku akan menyerahkan segalanya bagi-Mu. Cukup mudah bukan? Engkau tidak usah sampai ke kayu salib. Engkau dan aku tidak usah sampai berperang. Engkau ingin mengambil alih kuasa atas dunia ini? Akan kuberikan. Pilihlah jalan yang mudah. Yang kuminta tidak banyak, hanya sekedar pengakuan, atas hal yang Engkau sendiri sudah mengetahuinya, yaitu bahwa aku adalah penguasa dunia ini. Berilah sedikit penghormatan bagiku sebagai raja.” Anda bisa saja mengakui seseorang sebagai raja di sebuah wilayah sambil menolak untuk menghormatinya. Jadi hal yang diinginkan oleh Iblis adalah, “Cukup dengan menghormatiku sesuai dengan kedudukanku saat ini, maka aku akan menyerahkan kerajaanku kepada-Mu. Dan selanjutnya, riwayatku akan berakhir, bukankah begitu? Aku akan turun dari panggung. Karena seketika kerajaan ini diserahkan kepada-Mu, maka aku tidak memiliki kuasa apa pun lagi atas kerajaan itu. Aku akan puas jika Engkau mengakui bahwa akulah yang telah menyerahkan kerajaan itu kepada-Mu, dan bahwa aku memiliki hak untuk memberinya kepada-Mu.”


TIPUAN YANG HALUS

Ini satu manover yang berbahaya. Tanpa masuk ke pembahasan yang lebih rumit dan mendalam tentang peperangan rohani, kita perlu menyadari prinsip dasar yang dipakai Iblis: yaitu dorongan untuk memilih jalan yang lebih mudah. Kita cuma perlu berkompromi sedikit saja. Nah, serangan semacam ini sangatlah rapi dan tersamar, dan saya sering melihat taktik ini diterapkan terhadap orang-orang Kristen berulang kali. Ada banyak cara Anda bisa menerapkan prinsip ini.

Sebagai contoh, saya pernah bertemu dengan orang-orang yang ingin melayani Tuhan. Mereka memutuskan untuk menjadi orang Kristen. Mereka ingin menyerahkan hidupnya kepada Tuhan atau ada juga yang ingin masuk ke dalam pelayanan full-time. Tantangan yang muncul dari keluarga bisa hadir dalam dua cara. Pihak keluarga bisa saja menentang rencana Anda secara terang-terangan atau dengan memakai jalan lain, yaitu cara halus, yang biasanya jauh lebih efektif. “Baiklah, kami tidak keberatan.” Begitu kata mereka, walaupun sebenarnya mereka sangat keberatan. Akan tetapi mereka berkata, “Kami tidak keberatan. Tapi, mari kita buat satu kesepakatan. Kamu bantu kami melakukan sesuatu, dan kami akan membiayai pendidikan Alkitabmu. Kami akan membiayai studimu di Sekolah Alkitab, bagaimana? Kita tidak usah bertengkar untuk hal ini. Kamu ingin belajar di Sekolah Alkitab, bukan? Kami akan membiayai sekolahmu!” Tahukah Anda? Saya sudah sering melihat orang-orang Kristen yang melangkah dengan yakin memasuki jebakan ini. Mereka berkata, “Hey, keluargaku tidak keberatan dengan rencanaku. Mereka bahkan mau membiayai sekolahku. Haleluya!” Jangan buru-buru menyerukan haleluya. Anda sedang melangkah masuk ke dalam perangkap. Jika Anda berhikmat, Anda tidak akan mau menerima satu sen pun dari mereka. Tetapi jika Anda menerimanya, maka Anda akan masuk ke dalam cengkeraman mereka. Anda akan masuk ke dalam jerat hutang kepada orang-orang non-Kristen. Sekalipun orang yang non-Kristen itu adalah keluarga Anda sendiri.

Saya sudah sering melihat orang-orang Kristen yang tanpa kemampuan untuk membedakan jebakan, tidak mampu melihat muslihat Iblis, melangkah masuk ke dalam perangkap dan hilang lenyap. Karena Anda tidak akan pernah mengambil sesuatu dari pihak musuh, tanpa perlu membayar dengan bunga yang mengerikan. Jadi, berhati-hatilah! Dengan kata lain, perhatikanlah, jika Iblis datang kepada Anda dengan cara yang simpatik. Itulah yang paling mengerikan. Hal ini sangat memprihatinkan saya. Saya tidak pernah takut terhadap serangan yang bersifat langsung. Yang menguatirkan justru adalah manipulasi yang lembut ( shou duan). Sangat mengerikan, jika Anda gagal melihat apa yang ada di balik semua itu.

Pihak musuh memakai cara yang halus seperti ini terhadap saya dalam beberapa kesempatan. Saat saya masih di Liverpool, seperti yang sudah pernah saya sampaikan kepada sebagian dari Anda, ada seorang wanita yang menentang saya dengan kekerasan. Ketika serangan terbuka itu gagal, ia lalu mencoba membeli saya dengan uang: “Bukankah kita bisa menjadi sahabat? Kita tidak perlu bertengkar lagi, ok?” Begitulah cara yang dia terapkan terhadap saya. Awalnya ia mencoba menantang saya secara langsung, dan hal ini justru membahayakan dirinya sendiri. Jika Anda mengganggu seorang manusia Allah secara terbuka, Anda akan mendapati kenyataan bahwa kuasa Allah begitu kuat menentang Anda. Tadinya ia mengira bahwa ia cukup kuat untuk bisa menjatuhkan saya secara terbuka, dan ia harus menghadapi kenyataan yang sangat pahit. Orang ini lalu berganti taktik: “Mari kita berteman saja. Kita tidak usah bermusuhan lagi. Saya akan membeli sebuah gedung gereja buatmu, ok? Ada satu gedung milik saya, dan kamu boleh mengambilnya, gratis. Tidak ada syarat tambahan! Tinggal ambil saja.” Hal ini justru membuat saya kuatir, ini adalah pendekatan secara halus. Saya bertanya, “Ada maksud apa di balik ini?” “Tidak, sama sekali tidak ada maksud apa-apa.” Saya bertanya, “Benar, tidak ada maksud apa-apa?” “Tidak, gedung ini buatmu. Lakukan apa pun yang kau mau dengan gedung itu.”

Nah, apakah Anda tidak senang jika ada gedung gereja yang diberikan begitu saja kepada Anda? Gedung itu hampir sebesar gedung yang sekarang ini. Sedikit lebih kecil, tetapi tidak berselisih terlalu jauh. Lihat, segala yang kita inginkan sudah tersedia di atas piring. Serangan semacam ini yang membuat saya lebih kuatir. Saya berdoa memohon petunjuk, dan kemudian berkata, “Tidak, terima kasih. Saya tidak menginginkan gedung itu.” “Gedung ini diberikan secara gratis! Tidak ada syaratnya. Kita hanya perlu memanggil notaris dan menandatangani perjanjian serah-terimanya.” Saya menjawab, “Tidak, terima kasih.” “Baiklah, mungkin kamu tidak suka dengan gedung yang ini. Bagaimana dengan gedung yang lainnya? Kami masih punya satu gedung lagi di tempat lain.” Saya berkata, “Tidak, terima kasih. Saya tidak memerlukannya.” “Tidak? Mungkin kamu tidak suka dengan bentuknya? Baiklah, kita bisa robohkan yang ini dan membangun yang baru. Kamu boleh menentukan siapa arsiteknya; silahkan menetapkan desainnya; kami yang akan membangun gedung itu buatmu.” Iblis punya sumber daya yang melimpah. Wanita ini banyak sumbernya, banyak uang, banyak rumah. Apakah satu bangunan dari 12-13 bangunan? Membeli seorang hamba Allah dengan harga sebuah gedung sangatlah murah baginya. Ditambah dengan 2 atau 3 bangunan bonus pun masih murah buatnya. Tidak masalah! Anda bisa lihat sekarang, berhati-hatilah terhadap pendekatan yang halus. Hal inilah yang sedang ditawarkan oleh Iblis kepada Yesus: “Tidak usah berperang. Aku akan menyerahkannya kepada-Mu.”

Cukup aneh, satu setengah tahun yang lalu ketika saya pergi ke Inggris, saya bertemu lagi dengan wanita ini. Saya ingat betapa terkejutnya dia ketika berpapasan dengan saya di jalan. Tahukah Anda apa yang kemudian ia lakukan? Ia orang yang cepat tanggap. Sangat cerdik! Ia bercerita bahwa ia sudah membangun gereja tandingan, kebaktian tandingan, yang tidak diikuti oleh anaknya, karena anaknya itu bersahabat karib dengan saya. Si anak tidak mau terlibat dengan urusannya. Hari itu, ketika ia bertemu dengan saya di jalan, pertama-tama terlihat bahwa ia sangat terkejut. Kemudian, saya menjadi takjub melihat perubahan roman mukanya. Sungguh hebat, bahkan para aktor di Hollywood pun akan sulit bersaing dengannya. Dengan cepat ia bisa memunculkan satu senyum, dan kemudian ia berkata, “Wah, kamu kembali ke sini lagi. Saya ingin mengundang kamu untuk berkhotbah di kebaktian saya.” Dan saya menjawab, “Terima kasih, saya tidak bisa.” “Apa?! Saya mengundangmu untuk berkhotbah di kebaktian saya. Bukankah kamu ingin memberitakan Firman Allah? Berkhotbahlah di kebaktian saya.” Saya menjawab, “Tidak, terima kasih.” Alasan saya sederhana: jika saya datang dan berkhotbah di acara kebaktiannya, ia akan mendapatkan legitimasi atas keberadaan saya di sana. Ia akan bisa berkata, “Lihat, bahkan orang ini pun datang dan berkhotbah di tempat saya.”

Jadi, dengan usulan yang diajukannya, Iblis bermaksud untuk selanjutnya bisa berkata, “Lihat, bahkan Yesus pun menerima kerajaan itu dari tanganku. Sekarang ini aku memang bukan tokoh penting lagi. Tetapi semua yang dimiliki oleh Yesus sekarang ini adalah pemberian dariku. Aku yang memberikan itu semua kepada-Nya.” Dapatkah Anda menyingkap maksud dari tipuannya? Begitulah kerumitan dan kehalusan tipuan Iblis! Jika Iblis bersikap simpatik, sebaiknya Anda harus mulai kuatir. “Apakah Engkau lapar, teman? Wah, kelihatannya Allah sudah mengabaikan-Mu. Tidak apa-apa. Bukankah Engkau ini Anak Allah? Ubah saja batu ini menjadi roti. Lihat, Allah ternyata tidak begitu peduli dengan-Mu. Maksudku, Engkau di sini sendirian dengan perut lapar, dan di mana Allah sekarang? Nah, aku bersimpati kepada-Mu. Aku bersimpati dengan keadaanmu sekarang yang sedang lapar ini. Ayuh, ubah saja batu ini menjadi roti.” Lihat, Iblis masuk dengan cara yang sangat simpatik. “Nah, kita tidak perlu berperang. Kita akan menjadi sahabat saja, ok? Aku akan memberikan kerajaan ini kepada-Mu. Gratis. Tapi aku ada sedikit permintaan untuk itu, bagaimana? Satu permintaan kecil saja. Hanya perlu waktu sesaat saja. Engkau akan memiliki kerajaan-kerajaan itu selamanya. Dan aku hanya meminta satu saat. Engkau hanya perlu berlutut sebentar di hadapanku.” Ah, Iblis begitu bersimpatik. Dia begitu penuh pengertian. Dan ia juga sangat tahu bagaimana menjalankan tekniknya.

Perhatikan bagaimana cara Yesus menjawabnya. Jawaban Yesus ada di ayat 8,

“Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”

“Nah, Iblis, engkau telah salah dalam memahami prinsip ini. Kata ‘berbakti’ dan menyembah memiliki makna yang sama: menyembah – artinya berbakti kepada-Nya. Engkau tidak boleh berbakti kepada siapa pun selain Allah saja.” Di sini Yesus menjawab dengan suatu pernyataan komitmen yang total. Ingatlah selalu akan hal ini. Itu sebabnya saya selalu menekankan hal ini kepada Anda: komitmen total. Yesus telah membuktikan komitmen-Nya yang total kepada Allah dalam kesempatan yang pertama ini, menolak untuk mengubah batu menjadi roti. Dan sekarang ia membuktikannya sekali lagi, “Hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” Tidak ada yang lain! Tidak akan ada kompromi. Perhatikan bahwa Yesus tidak menyangkal bahwa Iblis memang seorang penguasa. Akan tetapi Yesus berkata, “Aku hanya berbakti kepada Allah, tidak kepada yang lain.” Dengan demikian, kita akan masuk kepada prinsip yang berikutnya.


PENCOBAAN KETIGA: LAYANILAH ALLAH, TAPI DENGAN CARAMU SENDIRI!

[Kemudian Iblis melanjutkan dengan pencobaan yang ketiga:] “Engkau ingin melayani Allah? Baik, layanilah Dia dengan segenap kemampuan-Mu. Bagaimana caranya? Mari kita ke Yerusalem, dan Engkau akan berdiri di atap Bait Allah, tempat yang paling tinggi dari bangunan itu, dan Engkau akan melompat dari atap itu, terjun ke lantai. Engkau akan tampil seperti sedang turun dari surga. Engkau akan turun di tengah-tengah banyak orang yang sedang bersembahyang. Bukankah ini rencana yang hebat? Aku sedang memikirkan satu cara yang hebat bagi-Mu. Bukankah Engkau datang sebagai Juruselamat dunia? Tampillah dengan cara seperti itu.” Kedatangan yang kedua kali langsung digenapi dalam kedatangan yang pertama! Ia akan turun dari langit tepat di tengah-tengah orang banyak yang sedang beribadah. Nah, bukankah ini rencana yang hebat?

Jika Iblis mulai bersikap simpatik dan menawarkan rencana pelaksanaan tugas Anda, lebih baik Anda mempertimbangkan usulan tersebut dengan sangat cermat. Terlebih lagi, Iblis tahu isi Alkitab. Ia bisa mengutip dan memanfaatkan ayat-ayat Alkitab! Dan ia mengutip bagian yang sangat indah dari kitab Mazmur – yaitu Mazmur 91 – suatu mazmur yang luar biasa indahnya. Di dalam kitab Mazmur, dua kali Allah disebut sebagai Yang Mahatinggi. Lihat, Iblis meniru cara Yesus menjawab dan menyerang balik dengan cara itu, layaknya seorang ahli pedang yang mahir, seorang petinju atau pejudo yang terampil yang tahu bagaimana memanfaatkan kekuatan Anda untuk menghadapi Anda. “Hanya kepada Allah saja, bukan? Dialah yang Mahatinggi, bukan? Baik, mari kita lihat di Mazmur 91. Mazmur yang dimulai dengan pernyataan: ‘Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa.‘ Nah, di situ termuat kata-kata Ibrani yang berarti yang mahatinggi, yang tertinggi. Engkau baru saja berkata, ‘Hanya kepada-Nya saja Engkau akan berbakti. Dialah Yang Mahatinggi. Kita semua adalah raja, akan tetapi Dialah Raja di atas segala raja. Baiklah kalau begitu, aku mau menawarkan satu rencana buat-Mu. Rencana tentang cara melaksanakan tujuan kedatangan-Mu. Tidakkah Allah berkata bahwa jika Engkau terjun dari atas sini, maka Ia akan mengirim para malaikat-Nya untuk menatang Engkau? Engkau pasti tidak akan terluka.” Perhatikan bahwa kutipan yang dibuat oleh Iblis sangat akurat. Suatu kutipan yang sangat mantap! Tidak ada kekeliruan dalam kutipan tersebut! Jadi, apa yang membuat Anda akan keberatan?

Di dalam melayani Allah, prinsip [dari pencobaan] yang dipakai adalah ini: Anda bisa melayani Allah dan melayani Dia dengan cara yang Anda tentukan sendiri. Persisnya, pencobaan semacam itulah yang sedang dilancarkan terhadap Yesus. Waspadailah semangat yang menggebu-gebu dalam melayani Allah, namun yang tidak sejalan dengan kehendak Allah. Mungkin Anda akan berpikir bahwa orang tidak akan melakukan kesesatan yang sangat mendasar seperti itu. Saya beritahu Anda, sebagian besar orang Kristen melakukan kesesatan yang seperti ini. Ini adalah kesalahan yang melanda sebagian besar orang Kristen. Melayani Allah dengan cara yang mereka tentukan sendiri. Saya sendiri pernah mendengar pernyataan-pernyataan seperti, “Tidak bisakah saya mengerjakannya dengan cara yang lain?” Ucapan-ucapan seperti itu sungguh menimbulkan rasa kuatir. Apa yang Anda maksudkan ketika berkata, “Tidak bisakah hal itu dilakukan dengan cara lain?” atau, “Saya bisa menyembah Allah dari rumah saya. Mengapa saya harus pergi ke gereja? Bukankah Allah ada di mana-mana? Jadi, saya bisa menyembah-Nya di rumah saya saja.” Tampaknya masuk akal. Allah ada di mana-mana, jadi Dia juga pasti ada di rumah Anda, dan dengan demikian Anda dapat menyembah-Nya dari rumah Anda saja. Siapa yang butuh gereja? Itulah dia jebakannya. Melayani Allah dengan cara yang Anda putuskan sendiri. Sembahlah Allah, tetapi sembahlah Dia dengan caramu sendiri. Bukankah Anda sendiri sering mendengar ucapan-ucapan seperti: “Saya bisa melakukannya dengan cara ini juga. Saya bisa melayani Allah, tapi dengan cara seperti yang ini”? Pertanyaannya bukan pada masalah apakah Anda bisa melakukannya dengan cara ini atau yang itu. Yang terpenting adalah: Apakah ini cara yang dikehendaki oleh Allah? Bukan pada persoalan cara apa yang bisa Anda lakukan. Tentu saja Anda mampu melakukannya dengan cara Anda. Dapatkah Yesus terjun dari atap Bait Allah itu? Mengapa tidak? Tentu saja Ia bisa melompat dari atap Bait Allah. Siapa yang bisa menghalangi-Nya dalam hal ini? Namun pertanyaannya adalah: Apakah ini cara yang dikehendaki oleh Allah?

Prinsip ini sangatlah penting. Iblis mengutip dari ayat Alkitab dan apa yang ia kutip memang benar-benar dari Alkitab. Memang tertulis seperti itu. Alkitab memang memuat pernyataan seperti itu. Dan kutipan tersebut diambil dari salah satu bagian yang paling berharga di dalam Alkitab. Namun pertanyaan yang perlu diajukan dalam hal ini adalah: Bagaimana Anda akan memaknai kutipan itu? Itulah pertanyaannya. Bagi orang Kristen yang masih baru, memang tidak selalu mudah untuk membedakan apakah Anda sedang bermain api atau tidak. Anda lihat, pertanyaannya menyangkut apakah Anda melakukan dengan cara Anda sendiri. Layanilah Allah, tetapi dengan caramu sendiri! Alasan mengapa orang-orang dengan mudah bisa terperangkap dalam jebakan ini dijelaskan dengan tepat oleh Yesus di Matius 22:29. Ketika Ia berkata kepada orang-orang Farisi, “Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah!” Mengapa Anda bisa masuk dalam kesesatan? Karena Anda tidak mengerti Kitab Suci!


PAHAMILAH SELURUH KITAB SUCI DENGAN TEPAT

Izinkan saya untuk memberitahu Anda bagaimana cara menghadapi serangan semacam ini dari pihak Iblis. Setiap kali Iblis mengutip sebuah ayat kepada Anda… dan pernahkah Anda perhatikan bahwa semua sekte yang sesat – Saksi Yehuwa, Mormon, Christian Science, dan yang lain-lainnya, apa yang mereka lakukan? Mereka semua mengutipkan ayat-ayat Alkitab kepada Anda. Mungkin Alkitab mereka lebih indah dari yang Anda punya. Yang jelas jauh lebih indah ketimbang yang saya miliki sekarang ini. Punya saya di bagian tepinya tidak diberi warna apa-apa, hanya putih saja. Mereka datang ke saya dengan membawa Alkitab yang bagian tepinya berwarna keemasan, yang harganya mungkin lima kali lebih mahal dari milik saya. Mereka datang dan mereka benar-benar mengutip isi Alkitab itu. Jadi sangatlah penting untuk memahami isi Alkitab. Itu sebabnya mengapa di dalam gereja ini, kami sangat memperhatikan hal pelatihan Alkitab bagi setiap orang. “Kamu sesat,” demikian kata Yesus, “sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci.” Karena kamu belum memahami makna isi Kitab Suci. Dan saya sangat menguatirkan mereka yang tidak serius dalam hal pendalaman Alkitab, bahkan ada yang tidak peduli dengan pendalaman Alkitab, karena Anda akan terbuka terhadap serangan jika Anda tidak makan dari Firman Allah. Kita hidup dari setiap firman – setiap firman, bukan beberapa, tetapi setiap firman – yang keluar dari mulut Allah [Mat. 4:4]. Jika Anda tidak hidup dengan cara itu, maka Anda tidak akan bertahan lama menjadi orang Kristen. Anda tidak akan dapat bertahan. Sangatlah penting untuk memahami seluruh Kitab Suci. Nah, satu cara untuk menghadapi orang-orang yang memakai ayat Alkitab untuk menyerang Anda adalah dengan selalu mencari apakah ada ayat lain di dalam Alkitab yang menjadi pelengkap bagi ayat-ayat tersebut. Dengan kata lain, apa yang mereka kutip memang merupakan pernyataan dari Alkitab, namun apakah itu merupakan kebenaran yang sudah utuh atas suatu pokok persoalan? Atau hanya sekedar sebagian dari kebenaran yang ada?

Sebagai contoh, jika Anda masih mengira bahwa kesesatan semacam ini sangat jarang, saya beritahu Anda bahwa kesesatan semacam inilah justru yang paling banyak terjadi. Iblis telah menyelewengkan gereja sampai ke titik yang sangat jauh dengan cara ini. Anda dapat pergi ke berbagai gereja dan akan mendengarkan hal yang sama, kutipan yang sama, pokok yang sama. Sebagai contoh, gereja yang hanya berbicara tentang bagaimana Anda bisa diselamatkan, telah memberitahu Anda hanya sebagian saja dari seluruh kebenaran yang ada. Ini ajaran yang sangat berbahaya. Di Skotlandia, tempat saya belajar, kami mengadakan kebaktian umum, dan para pembicara selalu berkhotbah tentang keselamatan. Bagaimana caranya diselamatkan? Bagaimana supaya bisa diselamatkan? Minggu demi Minggu, yang dikhotbahkan adalah, “Bagaimana supaya bisa diselamatkan?” Saya mengamati para jemaat dan 98% dari mereka sudah diselamatkan, dalam arti bahwa mereka sudah menjadi Kristen. Saya biasanya bertanya dalam hati, “Kepada siapa sebenarnya mereka berkhotbah?” karena saya tidak melihat adanya orang yang non-Kristen di tempat itu. Tetapi, mungkin karena sang juru khotbah tidak tahu hal apa lagi yang bisa dia khotbahkan, maka ia terus saja berbicara tentang hal ini sepanjang waktu. Nah, membahas tentang darah Yesus jelas sangat luar biasa, berbicara tentang salib juga hal yang sangat indah, namun itu tidak mencakup seluruh Kitab Suci. Anda harus memahami seluruh Alkitab.


BAHAYA DARI PENGAJARAN YANG TIDAK SEIMBANG

Sebagai contoh, saya perhatikan, bahkan di sejak saat saya masih baru menjadi Kristen, bahwa ke gereja Protestan mana pun saya masuk, yang saya dengar hanya khotbah tentang Paulus. Selalu berbicara tentang Paulus yang begini atau yang begitu.  Hari ini kita akan membahas Efesus dan besok kita akan membahas Kolose. Dan saya bertanya-tanya, “Kapan orang-orang ini akan memberitahu saya tentang apa yang dikatakan oleh Yesus?” Namun tampaknya tak seorang pun yang tahu atau peduli pada apa yang dikatakan oleh Yesus. Saya mulai curiga. Bagaimana pun juga, Paulus hanya menulis sekitar sepertiga dari isi Perjanjian Baru. Lalu ke mana yang dua-per-tiganya? Bagaimana dengan sisa isi Perjanjian Barunya? Tampaknya tak ada yang peduli. Apa yang disampaikan oleh Yakobus? Siapa yang peduli? Apa yang disampaikan oleh Rasul Petrus? Tidak ada yang penting. Setiap Minggu yang saya dengar adalah bahwa Paulus begini dan Paulus begitu.

Jika Anda pergi ke toko buku, cobalah Anda amati sejenak rak buku di sana, dan Anda akan mendapatkan hal yang sangat menarik: begitu banyaknya buku yang membahas tentang Paulus. Mana buku yang membahas tentang Surat Yudas? Anda akan kesulitan jika ingin mencari buku tafsiran tentang surat Yudas. Bagaimana dengan surat-surat Petrus? Sangat sedikit buku tafsirannya! Dan bagaimana dengan ajaran Yesus sendiri? Nyaris tidak ada! Jika Anda ingin mencari buku yang membahas tentang kerajaan Allah, mungkin Anda tidak akan dapat menemukannya. Tidak ada! Sama sekali tidak ada! Saya sudah mencobanya karena saya sekarang sedang melakukan pendalaman tentang pokok kerajaan Allah, dan saya tidak mendapatkan bahan tulisan apa pun. Di dalam lingkungan penulis Injili, satu-satunya orang yang pernah menulis tentang hal kerajaan Allah adalah G.E. Ladd, bekas profesor di Fuller Theological Seminary. Selain dia, tidak ada penulis Kristen yang menulis tentang arti penting kerajaan Allah secara eksegetis. Ungkapan ‘kerajaan’ kadang kala dipakai orang tanpa memahami apa makna dari sebutan itu. Hanya buku itulah yang membahas hal tentang kerajaan Allah secara mendalam. Dan buku itu diterbitkan di era 1950-an. Memang ada beberapa buku yang berbicara tentang hal kerajaan Allah, tetapi semua itu, anehnya, disusun oleh para cendekiawan liberal. Apa arti semua ini? Dan dari semua itu, sangat sedikit yang merupakan terbitan baru. Ada satu buku yang baru saja diterbitkan tentang pokok ini – dan buku terakhir sebelum yang baru ini terbitnya di era tahun 70-an. Saya sudah mencari-cari, berusaha mengumpulkan semua bahan tentang pokok ini, baik yang bersumber dari kaum liberal atau pun dari sumber Kristen, dan sangat sedikit sekali bahan yang terkumpul. Akan tetapi jika Anda ingin mencari buku yang membahas tentang Paulus, maka jumlah buku yang akan Anda temui sangatlah banyak, sampai-sampai Anda mungkin tidak bisa menghitungnya. Jumlah judulnya bisa mencapai ribuan. Namun perkara yang Yesus ajarkan, khususnya tentang hal kerajaan, yang merupakan inti ajaran-Nya, tidak akan Anda dapatkan di toko buku mana pun, karena buku karangan Ladd juga sudah tidak dicetak lagi.

Hal ini mulai mendorong saya untuk berpikir bahwa ada satu hal yang tidak benar sedang terjadi. Jika tema inti dari ajaran Yesus tidak pernah dibahas sama sekali, Anda bahkan tidak bisa menemukan buku yang membahas tentang hal itu, sementara ada penekanan yang terus menerus pada satu sisi dari Kitab Suci, maka kita layak kuatir akan hal itu. Saya beritahukan, pengajaran yang diberikan oleh Yesus adalah satu-satunya pengajaran yang utuh. Itu sebabnya mengapa saya selalu menekankan pengajaran yang disampaikan-Nya. Di dalam pengajaran Yesus, segala hal yang berkaitan dengan Allah ada di sana. Tidak ada yang ketinggalan. Tidak ada yang kurang. Semuanya dinyatakan dalam penekanan dan proporsi yang berimbang. Tahukah Anda akan hal itu? Saya sudah mempelajari ajaran Yesus selama bertahun-tahun dan saya menemukan bahwa di dalam pengajaran-Nya ada kelengkapan yang sempurna. Tidak ada yang tertinggal.

Rasul Paulus, seperti yang sudah pernah saya sampaikan pada Anda, sebenarnya bertindak sebagai penafsir bagi ajaran Yesus. Semua yang ia tuliskan adalah tafsiran dari ajaran Yesus. Paulus beranggapan bahwa pembacanya sudah tahu apa yang diajarkan oleh Yesus. Jika Anda tidak tahu rujukan sumbernya, bagaimana Anda bisa memahami tafsirannya? Dengan kata lain, jika kita memusatkan perhatian hanya pada Paulus, maka yang sedang kita pelajari sebenarnya hanya bagian tafsirannya saja, bukan sumber rujukannya. Dan akibatnya, kita menjadi berat sebelah. Akibatnya adalah ketidakseimbangan. Akibatnya adalah timbulnya kesalahan tafsir, karena jika Anda tidak tahu sumber rujukannya, bagaimana Anda bisa mengartikan apa yang tertuang di dalam tafsiran? Tidak ada hal baru yang ditulis oleh Paulus. Tidak ada yang baru sama sekali. Semakin saya pelajari tulisan Paulus dalam kaitannya dengan pengajaran Yesus, semakin saya menyadari bahwa segala yang Paulus tuliskan dapat saya temukan di dalam pengajaran Yesus. Akan tetapi ada hal-hal dalam pengajaran Yesus yang tidak Anda temukan dalam tulisan-tulisan Paulus. Ini adalah hal yang sangat penting untuk dipahami.

Saya mengasihi Paulus. Jangan salah sangka! Saya mencintai tulisan yang disusun oleh Paulus. Ia memiliki pandangan rohani yang sangat dalam yang tidak ada tandingannya. Namun saya menduga bahwa alasan sebagian besar mempelajari Paulus adalah karena mereka ingin berpegang hanya pada satu subyek – hanya satu aspek dari kebenaran alkitabiah, walau memang ini adalah aspek yang sangat penting dan berharga, tetapi tetap saja hanya merupakan satu aspek – yaitu, pembenaran oleh iman. Sekali lagi, jangan salah sangka. Bagi saya, pembenaran oleh iman jelas sangat berharga bagi setiap orang. Sangat berharga bagi saya dan juga bagi orang lain. Namun perlu diingat bahwa kita harus memberitakan seluruh maksud Allah, di mana pembenaran oleh iman hanya merupakan salah satu aspek saja, dan bahkan tidak menjadi bagian yang sangat besar. Jadi, tidak heran jika seluruh gereja Kristen sekarang memiliki pandangan yang berat sebelah. Itulah tepatnya strategi yang dilancarkan oleh Iblis terhadap gereja dewasa ini. Strateginya memang gagal terhadap Yesus, tetapi berhasil terhadap gereja.


WASPADAILAH ORANG YANG MUDAH TERSINGGUNG KARENA DOKTRIN

Berwaspadalah terhadap orang yang tersinggung ketika Anda mengajukan ayat yang bertentangan dengan ayat yang sedang ia bicarakan. Saya akan memberikan satu ilustrasi kepada Anda. Hal ini terjadi pada sebuah kebaktian di London, di masa saya sedang menempuh pendidikan di sana. Ada seorang saudara yang menekankan pokok pembenaran hanya karena iman. Pertama-tama, perhatikanlah bahwa kata ‘hanya’ tidak terdapat di dalam Alkitab. Berhati-hatilah, jangan sampai Anda memasukkan satu kata yang tidak terdapat di dalam Alkitab. ‘Pembenaran hanya karena iman’ tidak akan Anda temukan di dalam Alkitab. Tidak ada sama sekali! Namun kata ‘hanya’ ini telah disisipkan di dalam pembahasan. Dan hal ini menganggu saya. Saya segera saja menyampaikan kepadanya kutipan dari Yakobus pasal 2, kata-kata yang disampaikan oleh Rasul Yakobus adalah: “Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan bukan hanya karena iman” (Yak. 2:24). Tahukah Anda apa yang terjadi? Saudara ini menjadi sangat tersinggung. Sangat, sangat tersinggung. Saya harap Anda mengasihi seluruh Firman Allah dan jangan pernah memilih-milih ayat mengikuti selera Anda. Saya mohon agar Anda menerima seluruh Firman Allah dengan seutuhnya. Dan jangan pernah mencoba, demi keselamatan Anda sendiri, memilih ayat-ayat mengikuti selera sendiri, hal yang banyak dilakukan oleh sebagian besar orang Kristen! Paulus tidak pernah berbicara tentang ‘pembenaran hanya oleh iman’. Ia tidak pernah menyampaikan hal seperti itu. Tidak ada ayat Alkitab yang mendukung pernyataan seperti itu – bahkan di dalam tulisan-tulisan Paulus sekalipun!

Tapi apa yang dilakukan oleh Profesor Jeremias? Profesor dari Jerman ini menyusun sebuah buku beberapa tahun yang lalu, dan saya mengadakan kontak komunikasi yang cukup lama dengannya karena ada beberapa bagian tulisannya yang saya pertanyakan. Ia menulis sebuah buku berjudul The Central Message of The New Testament (Pesan Sentral dari Perjanjian Baru), yang sekarang ini sudah tidak diterbitkan lagi, di mana di dalam buku itu ia berpendapat bahwa sekalipun Paulus tidak memasukkan kata ‘hanya’, namun penyisipan kata itu adalah benar. Nah, jika Anda memakai cara pikir seperti ini, maka Anda sedang berada dalam masalah. Jangan pernah bermain-main dengan Firman Allah secara begini. Kita dibenarkan oleh iman, betul. Tetapi tidak ‘hanya’. Tidak hanya karena iman! Iman yang sejati tidak pernah berdiri sendiri. Setiap orang yang mengerti Firman Allah memahami hal itu. Dan apa yang disampaikan oleh Yakobus pasti akan disetujui 100% oleh Paulus: “Orang tidak dibenarkan hanya oleh iman saja, tetapi oleh perbuatan-perbuatan yang lahir dari iman.”

Saya menyampaikan kisah ini karena: jika ada orang yang mengutip Firman Allah kepada Anda, yang mana ayat itu bersifat melengkapi Firman yang sedang Anda bicarakan, dan kemudian Anda menjadi tersinggung karenanya, maka Anda perlu untuk kuatir. Jika saya mengutip sebuah ayat dan kemudian orang lain mengutip sebuah ayat yang bersifat melengkapi ayat yang saya kutip, membuat pengertian dari pokok yang dibahas menjadi seimbang, maka seharusnya saya bersyukur karena ia telah menyatakan kepada saya hal-hal yang mungkin saja terlewatkan oleh saya. Akan tetapi jika reaksinya adalah rasa tersinggung, maka sebaiknya Anda perlu kuatir akan kerohanian Anda. Di titik itulah masalah yang menimpa Luther berawal, yaitu ketika ia mulai mengkritik surat Yakobus. Ia telah memicu kemunculan seluruh tradisi liberal di Jerman. Jika ada satu orang yang mulai melancarkan kritik terhadap Kitab Suci, maka orang-orang lain akan ikut melakukan hal yang sama. Hal itulah yang dikerjakan oleh orang-orang Jerman sejak zaman Luther sampai sekarang. Nah, saya sama sekali tidak berniat untuk melecehkan Luther karena saya sendiri sangat mengasihi dia. Tidak seorang pun yang setelah mempelajari kehidupan Luther, sedalam yang pernah saya pelajari, yang tidak tergugah untuk mengasihinya. Akan tetapi Luther juga bukan manusia yang sempurna. Tidak ada seorang pun dari kita yang sempurna. Luther telah membuat satu kesalahan yang serius, dan kesalahan itu berupa tindakan yang memicu lahirnya tradisi liberal di Jerman. Sampai sekarang ini, Jerman adalah salah satu sarang Liberalisme, dengan tingkat yang melebihi negara-negara lain.


KEBENARAN ALLAH YANG UTUH MEMBAWA KEMERDEKAAN

Poin ini merupakan peringatan bagi Anda. Pastikanlah bahwa Anda mempelajari seluruh isi Alkitab, seluruh Firman Allah. Jangan ada orang yang hanya memusatkan perhatiannya pada satu pokok saja, karena jika Anda melakukan hal ini, maka Anda akan masuk ke dalam masalah. Dan saya sendiri telah berusaha, oleh anugerah Allah, di dalam pelayanan ini untuk mengajarkan semua yang Yesus ajarkan dalam setiap aspeknya, apakah itu mengenai pembenaran, pengudusan atau pun pemuliaan, semua hal itu. Ada banyak kekayaan di dalam Firman Allah dan janganlah kita mempersempitnya ke dalam satu pokok bahasan saja seolah-olah hanya perkara itu saja yang penting. Begitu besar kekayaan yang terdapat di dalam Firman Allah! Kebenaran Firman Allah itu memerdekakan.

Setelah menjadi orang Kristen selama beberapa tahun, saya mulai bertanya-tanya apakah Alkitab berbicara mengenai hal-hal lainnya selain masalah pembenaran, karena selama itu yang saya dengar hanya khotbah mengenai perkara pembenaran. Saya mulai bertanya-tanya, “Apakah Alkitab juga berbicara mengenai hal yang lain? Apakah hanya perkara ini saja yang dibahas oleh Alkitab?” Ketika saya mulai mendalami kekayaan dari Firman Allah, saya segera melihat betapa luasnya kekayaan tersebut. Sungguh suatu pandangan yang sangat luas! Dan saya bertanya-tanya, “Mengapa para pengkhotbah itu membiarkan kita semua tenggelam dalam kemiskinan yang sangat parah ini? Mengapa mereka hanya menekankan satu pokok masalah saja?” Jadi, berhati-hatilah terhadap pandangan yang hanya mementingkan satu pokok bahasan saja karena Anda akan terbawa masuk ke dalam kesesatan, menjadi orang yang keras kepala, menjadi berat sebelah, menjadi orang yang berpikiran sempit. Dan suatu hari nanti, Anda akan menjadi salah satu dari orang-orang yang dibicarakan oleh Yesus di Yoh. 16:2. Di ayat ini Ia berkata, “Akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah.”

Bagaimana mungkin seseorang menjadi begitu tersesat seperti orang-orang yang dibicarakan oleh Yesus di Yoh. 16:2? Mereka mengira bahwa mereka boleh membunuh orang lain dan tetap berpikir bahwa mereka sedang melayani Allah dengan cara membunuhi orang lain. Apakah mereka tidak pernah membaca Alkitab? Itulah persoalannya. Anda lihat, orang-orang yang hanya mementingkan satu pokok doktrin saja, dalam waktu singkat akan menjadi orang yang tidak sabaran, sangat tidak bertoleransi, sangat sempit pandangannya. Orang-orang yang memusatkan perhatiannya pada ‘pembenaran hanya karena iman’ akan segera tersinggung ketika Anda menyampaikan kepadanya kekayaan yang terkandung di dalam surat Yakobus, dan mereka akan segera menuduh Anda dengan berbagai macam tuduhan. Malahan, semakin mereka merongrong Anda, semakin mereka merasa telah melayani Allah dengan benar. Saya telah melihat dan mengalami langsung perilaku tanpa kasih dari orang-orang Kristen semacam ini. Mereka menolak untuk melihat hal-hal lain yang disampaikan oleh Alkitab. Mereka hanya mau berpaut pada doktrin yang mereka pegang. Siapa saja yang pandangannya berbeda sedikit dari pandangan mereka akan segera dituduh sebagai aliran sesat dan sebagainya.

Hal seperti ini telah melanda, sebagai contoh, jemaat Brethren; maaf jika saya terpaksa mengatakan hal ini. Mereka sangat sibuk saling menuduh bahwa yang satu benar sedangkan yang lainnya sesat. Tidak henti-hentinya keributan saling tuduh itu terjadi di antara mereka. Mengapa? Karena kalangan Brethren memiliki satu kelemahan yang sangat besar, yaitu tidak adanya orang yang terlatih untuk memberi pengajaran kepada mereka. Sebagai akibat dari kurangnya pengajaran di kalangan mereka, maka pemikiran mereka makin lama menjadi makin sempit. Saya sangat mengasihi kalangan Brethren. Saya menyampaikan hal ini bukan karena kepahitan atau permusuhan. Akan tetapi karena kurangnya pengajaran di kalangan mereka, mereka mulai terpaku pada satu pokok bahasan yang kecil. Dan mereka akhirnya hanya bisa mewariskan sedikit ajaran saja, sebatas yang telah mereka dapatkan. Apa yang belum pernah mereka pelajari, tidak dapat mereka berikan kepada yang lain. Akibatnya: karena kekurangan pengajaran, pandangan yang sudah salah itu menjadi semakin sempit dan terus menyempit. Dan akhirnya mereka menjadi sibuk bertengkar tentang hal-hal remeh – yang mungkin akan membuat Anda heran untuk apa masalah itu dipertengkarkan. Mereka sibuk bertengkar dan saling menuduh bahwa yang lain itu sesat. Nah, jangan biarkan hal semacam ini terjadi pada diri Anda.


TAKTIK IBLIS: PERCAYALAH KEBENARAN ASAL TIDAK UTUH

Sekarang Anda dapat melihat betapa suksesnya teknik yang dipakai oleh Iblis di dalam membawa Anda masuk ke dalam kebenaran yang tidak utuh. Ia memang mengajak Anda melayani Allah, tetapi  – walaupun mungkin sebenarnya Anda tidak bermaksud demikian – melayani dengan cara yang mengikuti selera Anda sendiri! Karena Anda belum mendapatkan seluruh kebenaran yang utuh – atau kebenaran yang Anda miliki baru sebagian saja – maka Anda akan terdorong untuk hanya berpaut pada penggalan kebenaran yang tidak utuh itu. Tragedi ini saya alami di Banff. Saat itu mereka berkata kepada saya, “Anda tidak mengajarkan hal yang sama dengan doktrin kami.” Saya tidak meminta maaf karena telah mengajarkan hal yang tidak sejalan dengan doktrin mereka. Apakah mengajarkan hal yang tidak sejalan dengan doktrin mereka itu suatu kejahatan? Yang saya khotbahkan adalah Firman Allah, bukan doktrin mereka. Saya hadir di sini bukan untuk memberitakan Kalvinisme. Saya hadir di sini bukan untuk mengkhotbahkan doktrin Reformed, nama lain dari Kalvinisme. Saya hadir di sini hanya untuk mengkhotbahkan Firman Allah di dalam keutuhan kekayaan maknanya.

Jadi, saudara-saudara, ingatlah selalu, jika Anda mempelajari Firman Allah, jangan cukup sekedar berkata, “Ah, inilah kebenarannya. Aku telah menemukannya!” Selidiki apakah ada sisi lain yang belum terungkap. Dan terutama, pelajarilah ayat-ayat Kitab Suci yang membuat Anda merasa terganggu. Dan itulah prinsip yang saya pegang. Saya ingin mempelajari bukan saja ayat-ayat yang sudah saya kenal baik, yang membuat saya merasa senang. Akan tetapi yang saya selidiki adalah ayat-ayat yang membuat saya merasa tidak nyaman, yang mengganggu keyakinan saya, yang tampaknya tidak bisa saya pahami dengan mudah. Saya menyelidiki ayat-ayat tersebut karena saya tidak mau ada kebenaran yang terlewatkan. Dan saya ingin memastikan bahwa tidak ada hal yang terlewatkan dari Firman Allah karena kita tidak akan bisa hidup dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah jika ada firman yang terlewatkan. Peganglah prinsip ini dan jangan pernah memanfaatkan Alkitab hanya untuk menyenangkan hati Anda saja. Biarlah Alkitab membuat Anda merasa terganggu. Bersedialah untuk tidak memilih jalan yang gampang dan Anda tidak akan tersesat.

Perhatikanlah, begitu banyak orang Kristen yang jatuh ke dalam kesalahan semacam ini. Masuklah ke dalam gereja Pentakosta, apa yang Anda dengar? Bahasa lidah! Bahasa lidah! Bahasa lidah! Anda akan mulai bertanya-tanya apakah ada hal lain yang dibicarakan oleh Alkitab selain bahasa lidah? Mereka sepertinya selalu menemukan ayat yang membahas bahasa lidah di seluruh bagian Alkitab. Di mana-mana bahasa lidah. Nah, tentu saja memang ada bagian yang membahas tentang bahasa lidah. Dan ini memang merupakan suatu kebenaran yang indah, akan tetapi bahasa lidah hanya sebagian kecil saja dari isi Alkitab. Akan tetapi Anda tidak akan bisa mendapatkan pemahaman seperti ini jika Anda masuk ke gereja Pentakosta. Anda akan bertanya-tanya apakah ada hal lain yang dibicarakan oleh Alkitab selain bahasa lidah. Kemudian Anda pergi ke berbagai gereja, hanya untuk mendapatkan bahwa mereka juga sangat menekankan satu pokok bahasan saja dan meremehkan yang lain. Akan tetapi Yesus hanya berpaut pada satu hal – kerajaan Allah dan pemerintahan-Nya. Saya hanya ingin menekankan hal yang memang Dia tekankan. Saya tidak mau menekankan hal yang tidak ia tekankan. Yesus tidak menekankan hal bahasa lidah; saya pun tidak akan menekankan hal bahasa lidah. Saya mengakui bahasa lidah; tetapi saya tidak memandangnya sebagai hal yang utama. Yesus juga berbicara tentang pembenaran. Namun itu bukanlah tema sentral ajaran-Nya, walaupun pokok ini merupakan hal yang penting di dalam pengajaran-Nya. Pembenaran di dalam pengajaran Yesus adalah jalan menuju kerajaan Allah. Bagi Yesus, kerajaan itulah yang merupakan tema sentralnya.

Namun di zaman sekarang ini, seperti yang sudah saya sampaikan kepada Anda, Anda tidak akan bisa menemukan buku yang membahas tentang kerajaan Allah. Aneh sekali! Begitu jauhnya penyusupan yang sudah dilakukan oleh Iblis! Saya bercita-cita untuk meluruskan keadaan. Saya berniat untuk meluruskan kembali hal itu jika Allah memang memampukan saya untuk melakukannya. Karena alasan inilah maka saya terus saja berbicara tentang hal ini – tentang kerajaan Allah, tentang ketuanan Allah di atas segalanya. Jika Anda berkhotbah tentang pembenaran, manusia akan menjadi titik sentral dari pembicaraan Anda. Ingatlah akan hal ini. Dan memang hal inilah yang dikehendaki oleh Iblis. Allah hadir untuk menyelamatkan Anda. Allah hadir untuk melakukan ini dan itu buat Anda. Allah hadir untuk membersihkan Anda. Allah hadir untuk menguduskan Anda. Allah hadir untuk memuliakan Anda. Ia akan melakukan segalanya bagi Anda. Manusia akan menjadi titik pusat pembahasan jika hal pembenaran dijadikan doktrin sentral. Tetapi jika Anda memberikan penekanan pada Kerajaan Allah, maka Allahlah yang menjadi titik pusatnya, bukan manusia. Kita sudah bergeser terlalu jauh dari titik pusat yang seharusnya. Sangatlah penting untuk dapat melihat kenyataan ini. Jika Anda melakukan hal ini, maka Anda telah menjungkir-balikkan seluruh Injil dan melangkah menuju kebinasaan. Kita harus kembali kepada hal yang diutamakan oleh Allah, hal yang ditekankan oleh Yesus – yaitu kerajaan Allah.


SEMUA JAWABAN YESUS DIKUTIP DARI KITAB ULANGAN

Akhirnya, menjelang bagian penutupan bahasan hari ini, perhatikanlah hal yang sangat spesial ini. Semua kutipan Yesus, semua jawaban Yesus terhadap Iblis diambil dari satu kitab. Pernahkah Anda memperhatikan hal ini? Setiap jawaban terhadap serangan Iblis diambil dari kitab Ulangan. Hal ini memancing rasa ingin tahu saya. Saat Iblis mengutip dari kitab Mazmur, Yesus tetap menjawab dari kitab Ulangan. Itu sangat membangkitkan minat saya. Saya bertanya-tanya, mengapa? Mengapa Ia terus saja menjawab berdasarkan kitab Ulangan? Lalu saya menyelidiki kitab Ulangan. Dan saya mulai melihat alasan mengapa hal itu dilakukan-Nya.

Apa karakteristik kitab Ulangan? Tahukah Anda? Karakteristik dari kitab Ulangan adalah kedaulatan Allah. Anda lihat, penekanan dalam kitab ini sama persis dengan penekanan dari seluruh ajaran Yesus – tentang kerajaan Allah, tentang Allah sebagai Raja. Kitab Ulangan adalah sebuah buku dalam Perjanjian Lama yang secara khusus menekankan tentang kedaulatan Allah. Anda lihat, Iblis mencoba untuk menggoda Yesus agar melakukan hal yang mengikuti selera sendiri, bertindak menuruti kemauan sendiri dan tanggapan dari Yesus tetap sama, “Hanya Allah adalah Raja.” Itulah jawaban Yesus.

Mari saya beri sedikit gambaran statistiknya bagi Anda. Kata Ibrani ‘mits-vah’, yang berarti perintah, muncul sebanyak 43 kali di kitab Ulangan. Di sepanjang kitab Ulangan Anda akan bertemu dengan kata ini sebanyak 43 kali. Sebagai perbandingan, di dalam kitab-kitab lain dari Pentateukh (lima kitab pertama Perjanjian Lama), Anda akan mendapati bahwa kata ‘mits-vah’ ini muncul sekali di kitab Kejadian, 4 kali di Keluaran, 10 kali di Imamat, 5 kali di Bilangan dan 43 kali di Ulangan. Jika Anda teliti kata-kata yang berkaitan dengan ‘mits-vah’, yaitu kata-kata yang dipakai dalam kaitannya dengan hal-hal seperti perintah, hukum/undang-undang dan yang berhubungan dengan itu, Anda akan menemukan hal yang sama. Anda akan menemukan bahwa kata-kata tersebut sangat mendominasi kitab Ulangan. Lebih dari itu, tidak ada kitab lain di dalam Perjanjian Lama yang memiliki tingkat pemakaian kata ‘perintah’ sesering kitab Ulangan. Kitab Ulangan menekankan pada hukum Allah. Dari sinilah muncul kata ‘nomos‘ – deutero nomos – judul ‘Deuteronomy‘ itu sendiri berarti salinan dari hukum Allah. Suatu pengulangan di bumi dari hukum Allah di surga! Itulah kitab hukum yang par excellence (yang tertinggi). Dan persisnya, kitab inilah yang menekankan Allah sebagai Raja karena Ia memberikan undang-undang-Nya kepada umat-Nya. Umat-Nya harus tunduk kepada hukum-Nya. Sangat luar biasa! Anda lihat, bahkan dalam hal mengutip ayat pun, Yesus punya alasan dari kitab mana ia mengutip ayat. Tidak ada hal yang kebetulan di sini. Dalam keadaan seperti itu, Ia tahu bagian yang mana yang harus dipakai untuk menghadapi lawan.

Yesus bersukacita di dalam Taurat Allah, seperti yang dinyatakan oleh sang pemazmur. Si pemazmur berkata, “Aku hendak bergemar dalam perintah-perintah-Mu” (Maz. 119:47). Setiap orang yang mengasihi Allah pasti mengasihi perintah-Nya. Berhati-hatilah terhadap orang Kristen yang tidak mengasihi perintah-perintah Allah. Orang itu hanya mengejar keselamatan. Ia hanya ingin agar Allah berbuat sesuatu baginya; ia sama sekali tidak mau melakukan apa-apa buat Allah. Ia tidak mau tunduk terhadap perintah-perintah Allah. Nah, jika itu adalah perasaan yang Anda miliki, berhati-hatilah. Anda sedang berada di jalur yang salah. Seorang Kristen sejati akan bergemar – atau mengasihi perintah Allah. Ia mengasihinya! Anda akan menjumpai pernyataan ini di banyak bagian dari Perjanjian Lama. Di Mazmur 119:47, si pemazmur menyatakan hal itu. Dengan segenap hatinya ia bergemar di dalam perintah-perintah Allah. Di Mazmur 119:127, ia berkata, “Itulah sebabnya aku mencintai perintah-perintah-Mu lebih dari pada emas, bahkan dari pada emas tua.” Ia mencintai perintah-perintah Allah. Dapatkah Anda berkata seperti itu? Jika Anda benar-benar dapat mengasihi Firman Allah, mencintai perintah-perintah-Nya, hidup dari semua firman yang keluar dari mulut-Nya, maka Iblis tidak akan pernah bisa menjatuhkan Anda. Anda tidak akan bisa dikalahkan.


RANGKUMAN DAN KESIMPULAN

Mari kita rangkum seluruh pembahasan ini. Prinsip pertama yang kita lihat hari ini adalah bahwa Iblis menggoda Anda untuk memilih jalan yang mudah, dan ia akan mencobai Anda dengan berbagai macam cara lewat prinsip ini: “Pilihlah cara yang paling gampang, buatlah hidupmu menjadi mudah.” Dan poin utama yang kedua dari pencobaan Iblis adalah: “Abdikan dirimu pada Allah dalam sebagian kebenaran saja. Layanilah Dia dengan penuh semangat, tetapi semangat yang partisan, di atas kebenaran yang terpenggal.” Semangat yang partisan ini adalah hal yang sangat mengerikan. Melayani Allah dengan sepenuh hati berdasarkan satu bagian saja dari kebenaran-Nya. Perkara inilah yang telah menimbulkan berbagai macam kejadian yang mengerikan di dalam sejarah gereja. Perkara inilah yang telah menimbulkan gelombang Inkuisisi. Tahukah Anda apa Inkuisisi itu? Bacalah tentang hal itu jika ada waktu; bagian sejarah itu akan membuat Anda menangis. Periode ketika orang Kristen menyiksa sesama Kristen sampai mati demi nama Allah. Demi nama Allah! Mereka membunuh Anda dan mengira bahwa mereka sedang melayani Allah dengan perbuatan itu. Inilah yang disebut semangat partisan – semangat demi pemahaman yang keliru, dengan cara yang keliru pula: “Dengan segala cara, layanilah Allah, tetapi lakukanlah hal itu dengan caramu sendiri – dengan pandangan sempitmu. Layanilah Allah” Jika Anda melangkah di jalur itu, maka pada suatu hari nanti Anda akan membunuhi orang lain demi nama Allah. Dan, tentu saja, memang hal itulah yang dikehendaki oleh Iblis.

Saya ngeri membayangkan masa depan gereja, jika melihat keadaannya seperti sekarang ini. Beberapa orang dari antara kita mungkin tidak akan dibunuh oleh orang non-Kristen, melainkan oleh orang Kristen. Ingatlah akan sejarah Inkuisisi. Orang Kristen membunuhi sesama Kristen demi nama Allah. Bahkan para pendukung Kalvin juga, mereka membakar orang demi keyakinan mereka. Mereka membakar sesamanya sampai mati! Orang-orang Protestan sekali pun melakukan hal yang sama! Bagian sejarah ini membuat saya sangat sedih. Begitu sesatnya sehingga mereka membunuhi manusia dan merasa sedang melayani Allah. Para tentara perang salib berangkat dari Eropa dan membunuhi orang muslim demi nama Allah juga! Oh, Tuhan tolonglah kami! Betapa Iblis telah menyelewengkan gereja separah ini. Jadi saya memohon dengan sangat kepada Anda, pelajari dan pahamilah Firman Allah dengan utuh, terutama bagian-bagian yang terasa mengganggu keyakinan Anda, yang terasa berbeda dengan doktrin Anda. Jangan bersembunyi di balik doktrin Anda. Saya, seperti yang sudah saya sampaikan, suka menyelidiki bagian-bagian yang terlihat tidak cocok dengan keyakinan saya. Berkali-kali saya harus mengubah pandangan saya ketika saya mendalami isi Firman Allah. Dulu saya sering menjagokan salah satu doktrin, dan Firman Allah kemudian menghancurkan doktrin yang saya pegang itu sampai berkeping-keping. Kemudian saya berkata, “Baiklah, Tuhan. Jika memang harus begitu pemahamannya, maka saya tidak akan mempertahankan doktrin ini. Beritahukanlah saya apa yang harus saya pahami.” Hanya Firman Allah saja yang akan saya percayai, yang lain tidak. Dan saya ingin mempelajari serta memahami semuanya, bukan sekedar sebagian saja. Jadikanlah hal ini sebagai tujuan Anda, maka Anda tidak akan tersesat. Maka Anda akan mendapati bahwa Allah itu setia.

Satu poin penutup: perhatikanlah ayat yang dikutip oleh Iblis. Pernahkah Anda perhatikan kata-kata yang dikutip oleh Iblis? “Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi Engkau, dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu” (Luk.4:10-11). Sungguh kata-kata yang membuai! Waspadalah terhadap khotbah-khotbah yang membuai perasaan. Jika sebuah khotbah membuat perasaan Anda menjadi gerah, jika sebuah khotbah menginsyafkan Anda akan dosa-dosa, jika sebuah khotbah mengganggu Anda, berterima-kasihlah kepada Allah karena adanya khotbah seperti itu. Celakalah mereka yang datang ke gereja untuk mencari kenyamanan hati! Mereka menjadikan agama sebagai candu, dan kita tidak butuh candu. Kita sudah muak akan hal-hal seperti itu. Kita tidak butuh tambahan obat bius. Kita tidak butuh obat bius dan juga Alkitab yang diperlakukan sebagai candu. Orang-orang yang datang ke gereja hanya untuk menyenangkan hatinya sendiri akan menjadi sangat terbuka terhadap serangan Iblis. Syukurlah ada orang-orang yang datang ke gereja dengan kesediaan untuk terluka, untuk terbangun dan melihat bahwa Firman Allah telah menghunjam jauh ke dalam hati serta menginsyafkan dirinya akan dosa-dosa serta penghakiman. Saya tidak biasa menyenangkan hati orang, bukankah begitu? Catatan rekor saya dalam hal menyenangkan hati orang lain cukup buruk, setidaknya pada saat saya berkhotbah; dalam hubungan pribadi mungkin biasa-biasa saja. Saya tidak menjadikan kegiatan menyenangkan hati orang lain sebagai urusan utama saya karena yang dibutuhkan oleh gereja sekarang bukanlah kenyamanan hati; tetapi keinsyafan atas dosa-dosa.

Waspadalah karena Iblis selalu siap untuk memanfaatkan rasa tidak nyaman itu. “Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi Engkau.” Saat Iblis datang dengan sikap simpatik, mulailah untuk kuatir. Namun perhatikanlah poin yang ingin saya sampaikan, yaitu: Apakah Anda menyimak kutipan yang diajukan Iblis? Dari kutipan itu, Iblis sedang mengajukan satu pemikiran, “Sekali selamat, tetap selamat,” yang disimpulkannya dari bagian Perjanjian Lama, apakah Anda memperhatikannya? Apakah Anda melihat logika di balik penyampaian kutipan ini? Tidak peduli apa pun yang akan Anda lakukan, orang Kristen macam apa pun Anda, yang jelas Anda tetap akan selamat. Engkau tidak akan terluka, sekali pun melompat dari puncak atap Bait Allah ini; bahkan sekali pun Engkau sudah melanggar kehendak-Nya. Sekali pun Allah tidak menyuruh untuk melompat dari atap Bait Allah, dan Engkau tetap melompat juga, ia akan tetap berpegang pada komitmen-Nya untuk memastikan bahwa Engkau tidak akan terluka. Dapatkah Anda melihat logika di balik usulan terjun bebas itu? Pernahkah Anda meneliti, dari mana asalnya doktrin ‘sekali selamat, tetap selamat’ ini? Sumbernya bukan dari Alkitab. Seberapa besar bahaya dari ajaran ini? Dapatkah Anda melihat seberapa besar bahayanya? Saya harap Anda mau mengamati dan memikirkan hal itu. Doktrin ini berkata bahwa apa pun yang Anda lakukan, Allah tetap akan berpegang pada komitmen untuk memastikan keselamatan Anda. Apa pun yang Anda lakukan, Ia akan terus menjaga Anda dengan tangan-Nya dan menyuruh para malaikat-Nya untuk merawat Anda. Sungguh mengherankan jika dilihat betapa orang-orang sekarang ini sangat tidak mampu membedakan, tidak mampu melihat jerat di balik tawaran Iblis. Doktrin semacam ini tidak datang dari Allah.


JANJI-JANJI ALLAH TERSEDIA BAGI YANG MENGUTAMAKAN DIA

Bertentangan dengan yang diartikan oleh Iblis, kata-kata yang tertulis di Mazmur 91 itu hanya ditujukan kepada mereka yang berdiam di dalam perlindungan Yang Mahatinggi. Hanya bagi orang-orang seperti itu saja – yaitu yang hidup di dalam ketaatan, ketaatan setulus hati kepada Allah, yang mengakui-Nya sebagai Yang Mahatinggi. Hanya kepada merekalah Allah menjanjikan pemeliharaan itu. Namun jika Ia tidak menjadi Yang Mahatinggi di dalam hidup Anda, saat Yesus tidak menjadi Tuan dan Majikan di dalam hidup Anda, saat Anda tidak berdiam di dalam perlindungan Yang Mahatinggi, saat Anda memutuskan untuk terjun bebas dari puncak Bait Allah untuk mengerjakan keyakinan Anda sendiri, tidak akan ada malaikat yang muncul menatang kaki Anda. Anda akan terhempas di tanah! Jangan membuat kesalahan seperti itu. Akan tetapi jika Anda berjalan di bawah lindungan yang Mahatinggi, bersekutu dengan-Nya, saat Dia selalu menjadi Yang Mahatinggi di dalam hidup Anda, Anda boleh yakin bahwa sekalipun kaki Anda tersandung batu, Anda terjatuh ke jurang, Ia akan mengangkat Anda. Karena Anda berjalan di jalur-Nya, bukan di jalur Anda sendiri. Karena Anda hidup di dalam pengabdian yang utuh kepada-Nya dan tidak mengerjakan hal-hal menurut kemauan Anda sendiri. Ia akan mengangkat Anda; Anda boleh yakin akan hal itu. Dengan kata lain, Anda boleh yakin akan keselamatan Anda. Saya hidup tanpa rasa takut dan khawatir. Mengapa? Karena, oleh anugerah Allah, saya selalu memastikan bahwa Allah saja yang menjadi Yang Mahatinggi di dalam hidup saya. Saya diam di dalam lindungan-Nya. Akan tetapi jaminan itu tidak diberikan kepada mereka yang tidak mau mengakui-Nya sebagai Raja.

Berikan Komentar Anda: