new-header-renungan
new-header-renungan
previous arrow
next arrow

 

(Renungan singkat dari Fenelon dalam menjawab pertanyaan seorang saudara yang berkonseling kepadanya)

Hiduplah di dalam ketenangan yang damai, saudaraku yang terkasih, tanpa memikirkan suatu apa pun tentang masa depan. Karena hanya Tuhan yang mengetahui apakah Anda memiliki masa depan di dunia ini. Mungkin tidak.

Pada kenyataannya bahkan hari ini tidak dapat Anda katakan sebagai milik Anda sendiri. Seorang Kristen harus menjalani setiap jam di dalam harinya sesuai dengan rencana Tuhan, karena Dia-lah yang sesungguhnya memiliki hari ini.

Teruslah melakukan perbuatan baik yang sedang Anda lakukan, karena Anda merasa adanya kecenderungan ke arah itu, dan pasti Anda akan mampu melakukannya. Tetapi berhati-hatilah dengan gangguan dan keinginan untuk melakukan terlalu banyak hal di waktu yang bersamaan. Di atas segalanya, setialah pada saat ini, melakukan hal yang perlu dilakukan satu per satu, dan Anda akan menerima semua kasih karunia yang Anda perlukan.

Saya yakin Anda mengerti bahwa tidaklah cukup untuk sekadar terpisah dari dunia. Karena kita bisa saja memisahkan diri tetapi merasa sombong karena hal itu. Jadi kita harus memberikan cukup perhatian untuk merendahkan diri. Dan saya mau Anda melihat dengan jelas perbedaan di antara kedua hal ini. Dalam pemisahan, kita meninggalkan hal-hal eksternal dari dunia. Tetapi saat kita merendahkan diri, kita sedang menangani manusia batiniah. Setiap bayangan keangkuhan harus ditinggalkan. Anda tidak dapat membayangkan betapa bahayanya kesombongan itu – terutamanya jika kesombongan Anda berasal dari hikmat dan moralitas yang tampaknya begitu baik.

Kita harus merendahkan diri di dalam setiap situasi. Kita tidak boleh memegahkan diri sendiri terutamanya dalam hal kebaikan atau kelebihan kita. Saya mengatakan hal ini karena saya melihat bahwa Anda terlalu bergantung pada kelebihan, ketidak-egoisan dan kebenaran diri Anda sendiri. Apa yang perlu Anda lakukan adalah melihat bahwa hal-hal itu bukanlah milik Anda. Hal-hal itu milik Tuhan.

Kita dapat banyak belajar dari bayi. Bayi tidak memiliki apa-apa. Mereka menangani intan permata dan apel dengan cara yang sama. Jadilah seorang bayi. Jangan menganggap satu apa pun sebagai milik Anda. (Bagaimana pun semuanya adalah milik Tuhan!) Lupakanlah diri Anda. Mengalahlah dalam setiap situasi. Biarlah yang terkecil menjadi lebih besar dari Anda.

Saat Anda berdoa, biarlah doa Anda menjadi doa yang penuh kasih dan sederhana dari hati. Ini jauh lebih baik dari doa yang fasih yang berasal dari akal budi.

Anda akan belajar paling banyak pada saat-saat kekurangan, perenungan dan keheningan jiwa di hadapan Tuhan. Di sinilah Anda akan belajar untuk menolak jiwa yang egois dan mengasihi kerendahan hati, kelemahan dan penundukan. Hal-hal ini, yang begitu dipandang rendah oleh dunia, merupakan guru-guru piawai yang mengajarkan segala kebenaran. Pengetahuan manusia hanya dapat menjadi hambatan dan halangan.

(Fenelon, atau nama penuhnya Francois de Salignac de La Mothe Fenelon, adalah Uskup Agung Cambrai di Perancis pada abad ke-17. Renungan singkat di atas diambil dari koleksi surat-suratnya)