new-header-renungan
new-header-renungan
previous arrow
next arrow

 

John Sung |

Pagi ini saya ingin berbicara tentang rahasia doa. Doa adalah persekutuan dengan Allah. Hal ini yang paling penting. Seorang Kristen yang tidak tahu bagaimana berdoa sama sekali bukanlah seorang Kristen.

Terdapat tiga rahasia hidup berkemenangan. Saya sudah berbicara tentang iman dan kepenuhan Roh Kudus. Sekarang saya akan berbicara tentang rahasia doa.

Di Matius 15, ayat 21, Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon.

Yesus pergi ke Tirus dan Sidon karena tiak ada orang yang percaya kepadanya di tempat dia berada. Dengan demikian kita melihat bahwa hanya orang yang beriman kepadanya yang menerima bantuannya. Yesus meninggalkan orang yang tidak beriman itu sendirian. Wanita mempunyai lebih iman ketimbang kaum pria. Alkitab mencatat bagi kita iman yang besar dari dua orang perempuan. Salah satu adalah perempuan Siro-Fenesia yang akan kita pelajari di sini.

Ay. 22 Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: “Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita.”

Saat Yesus tiba ke situ, perempuan Kanaan ini datang dengan anak perempuan kesayangannya. Anaknya ini dirasuk setan. Perempuan ini mencari-cari Yesus, memohon kepada dia. Dia mencari-cari Yesus yang berjalan terus. Dia berteriak-teriak, “Tuhan, kasihanilah aku.” Saudara-saudara, terdapat banyak orang yang anak-anak mereka dirasuk roh-roh jahat. Jadi, Anda juga harus berdoa dengan suara yang keras kepada Tuhan untuk belas kasihannya. Jika kita tidak berdoa, kita tidak akan mendapatkan pertolongan. Berdoalah dengan suara yang keras seperti perempuan Kanaan ini.  Doa adalah senjata kita, peralatan kita untuk berperang dengan Iblis. Lewat doa, Anda dapat menakluk roh jahat yang ada di rumah Anda. Sekalipun kita tidak tahu berkhotbah, kita harus belajar bagaimana berdoa.

Ay. 23 Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepadanya: “Suruhlah ia pergi, ia mengikut kita dengan berteriak-teriak.”

Apakah Yesus langsung menjawab doa perempuan ini? Sekalipun Yesus tidak menjawabnya, perempuan itu terus bertekun tanpa kehilangan semangat. Rahasia pertama adalah doa yang dipanjatkan dengan ketetapan hati yang tidak tergoyahkan. Doa yang demikian akan membuahkan hasil.

Terdapat seorang wanita di Hong Kong yang berdoa selama tiga tahun untuk anak perempuannya. Anak perempuannya tidak mau mendengarkan permohonan ibunya. Dia memberitahu ibunya, dia lebih memilih neraka. Tapi ibunya tidak putus asa. Waktu saya ke Hong Kong pada tanggal 9 Maret untuk berkhotbah, anak perempuannya datang mendengarkan saya. Dia bertobat, dan berpaling kepada Kristus. Dia berkata bahwa ibunya telah menangis karenanya selama tiga tahun. Sekarang anak ini sudah masuk seminari. Kiranya janganlah kita cepat patah semangat.

Terdapat seorang wanita yang tinggal di sebuah desa yang berdoa selama 13 tahun untuk suaminya yang seorang penjudi dan pencandu. Dia terus berdoa sekalipun suaminya sudah meninggal. Satu hari setelah itu, suaminya tiba-tiba bangkit. Dia bertobat dan pada hari berikutnya dia meninggal dunia lagi. Suaminya diselamatkan.  Dengan cara yang sama, perempuan Kanaan ini berdoa tanpa putus asa. Marilah kita berdoa dengan tekun. Doa yang demikian sangatlah kuat kuasanya.

Ayat 24-25 Jawab Yesus: “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari Israel.” Tapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: “Tuhan, tolonglah aku.” Rahasia yang kedua adalah jangan putus harapan dan menyerah. Perempuan ini menangis-nangis dengan suara yang keras. Apakah Yesus mendengarnya? Tidak. Perempuan ini terus mengikuti dari belakang berseru kepada Yesus untuk menyembuhkan anaknya. Yesus berkata, “Aku diutus ke Israel, dan bukan ke Kanaan.” Apakah perempuan itu hilang pengharapan? Tidak, dia terus berdoa. Doa yang tidak putus harapan itu sangat kuat kuasanya.

Di Hinghwa, terdapat seorang jemaat yang bernama Fang. Gereja memberinya $5,000 untuk membeli kayu dari Foochow untuk membangun gedung gereja. Malangnya, kapal yang ditumpanginya dibajak di laut. Semua penumpang dirampok. Hanya dia yang ditinggalkan berdoa di bagian belakang kapal. Angin kencang dan ribut topan menghantam kapal itu dan para lanun itu mulai ketakutan karena khawatir kapal itu akan tenggelam. Mereka melihat Fang sedang berdoa dan berkata kepadanya, “Jika engkau bisa berdoa kepada Allah untuk menenangkan laut yang ganas ini maka kami tidak akan merampok kamu.” Seraya ia berdoa, keadaan laut mulai tenang. Para lanun itu begitu tersentuh, mereka melemparkan pisau dan senjata api mereka ke dalam laut. Fang dikembalikan dalam keadaan aman dan tidak kurang suatu apa pun.

Suatu kali terjadi kebakaran di suatu pemukiman. Setiap orang keluar melarikan diri. Seorang jemaat bernama Lee, begitu khusyuk berdoa, dia menolak untuk lari. Ia terus berdoa dan bernyanyi. Semua rumah di daerah itu terbakar hangus kecuali rumahnya. Inilah kuasa doa yang tidak putus harapan.

Ayat 26, 27 Tetapi Yesus menjawab: “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” Kata perempuan itu: “Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.”

Perempuan itu berdoa tanpa putus harapan. Dia berdoa dan berdoa terus. Yesus menyamakan dia dengan anjing. Apakah dia marah? Tidak. Apakah dia ragu? Tidak. Rahasia yang ketiga adalah jangan pernah meragukan. Dengan tanpa terpengaruh sama sekali, perempuan itu berkata, “Tuhan, engkau menyamakan aku dengan anjing. Itu memang benar. Aku adalah anjing.”

Dia sama sekali  tidak ragu. Dia percaya dengan sepenuh hati. Saudara-saudari, janganlah ragu. Allah itu hidup, Dia tidak mati. Yang mati adalah Anda. Janganlah pernah ragu dalam berdoa. Ketiga rahasia inilah yang paling penting dan perempuan ini menyakininya semua. Apakah Yesus mendengarkan doanya?

Ayat 28 Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: “Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kau kehendaki.” Dan seketika itu juga anaknya sembuh.

Yesus menyatakan kebesaran iman perempuan ini. Karena besarnya iman dia, Yesus berkata, “Pulanglah, anakmu sudah disembuhkan. Jadilah sesuai dengan imanmu.” Jadilah seperti apa? Seperti imanmu. Dengan ketiga rahasia ini, Anda dapat melakukan apa saja. Allah pasti akan melakukannya sesuai dengan iman Anda.

Setelah tiga tahun bekerja di pabrik besi di Amerika, saya jatuh sakit. Saya sama sekali tidak punya uang. Saya diantar oleh bapak kost saya ke rumah sakit. Dokter melihat keadaan saya yang parah dan meminta saya menulis surat terakhir kepada keluarga saya. Setelah menuliskan surat itu saya berdoa. Selama dua minggu, saya sendirian tapi saya mulai sembuh secara pelahan-lahan. Dokter meminta uang perawatan sebanyak $60. Saya mulai bimbang. Saya berdoa setiap hari agar Allah membantu saya membayar biaya perawatan itu. Karena saya orang asing, dokter itu memberikan saya diskon 50%. Saya memberitahu dia bahwa saya sama sekali tidak punya uang, tapi Allah punya uang. Lalu dokter itu berkata, “Kemarin terdapat seorang pria tua yang datang dan memberikan $33 untuk membantu siswa yang miskin.”

Tuhan mengirim orang untuk menjawab doa saya. Allah memakai pelbagai cara untuk menguji iman saya. Marilah kita memastikan dengan baik fondasi iman kita. Allah mengasihi kita. Ia pasti mendengarkan doa kita. Karena Allah itu hidup, kita aman di dalam-Nya sekalipun kita berada di dalam bahaya.

Saya pergi menginjili di Manchuria. Semua orang melarang saya ke sana. Alasannya karena saya tidak punya mantel bulu. Saya berkata, “Tidak masalah, Allah akan menyediakan.” Di bulan November dan Desember salju turun dengan lebat. Cuaca menjadi luar biasa dingin. Suatu malam, seorang saudara berkata kepada saya, “Jika kamu tidak punya mantel bulu, kamu tidak bisa bertahan.” Saya menjawab, “Besok, saya akan punya mantel bulu.”

Keesokannya harinya, seorang nenek tua mengirim kepada saya mantel bulu yang dibuatnya sendiri. Dia berkata, “Tuan Sung, hati saya sangat tidak tenang tadi malam. Allah menunjukkan kepada saya bahwa saya harus memberikan mantel bulu kepada Anda. Saya tidak tidur semalaman untuk menjahitkan mantel bulu ini.” Terpujilah nama Allah! Saya seorang penginjil yang tak digaji. Apa yang saya butuhkan, Allah mengirimnya. Jika kita punya iman, kita tidak takut pada suatu apa pun. Iman datang dari doa, tanpa patah semangat dan putus harapan, dan tanpa meragukan suatu apa pun. Doa yang demikian akan bertahan sampai kesudahannya.

(Diterjemahkan dari khotbah John Sung yang diberitakan di tahun 1930an)