SC Chuah | Yohanes 3:34-36 |


ALLAH YANG EKSENTRIK?

Apakah saudara tahu artinya orang yang eksentrik? Apakah saudara mengenal orang yang eksentrik? Saya menemukan sebuah artikel yang berjudul, “Allah yang Eksentrik.” Artikel ini ditulis oleh seorang hamba Tuhan yang sangat serius. Saya sempat berpikir, apakah Allah kita itu eksentrik? Setelah meneliti arti kata eksentrik, ternyata benar Allah kita itu agak eksentrik. Ketika melihat pada semua karakter Allah, kalau arti dari kata eksentrik adalah “beda dari yang lain.” Allah memang eksentrik, karena Dia beda dari yang lain.

Kalau saudara adalah orangtua yang selalu berkata kepada anak, “Janganlah lakukan sesuatu hanya karena orang lain melakukannya. Lakukanlah hanya karena itu benar.” Berarti saudara sedang membesarkan seorang anak yang eksentrik. Saya sempat berpikir bahwa khotbah-khotbah yang saya sampaikan selama ini seharusnya menghasilkan seorang yang eksentrik juga. Jadi Allah yang eksentrik menghasilkan umat yang eksentrik. Melalui perkumpulan kita dari minggu ke minggu, saya berharap kita semua menjadi umat yang eksentrik, bukan karena kita suka memakai kaos kaki yang beda warna, karena salah satu ciri utama dari orang yang eksentrik adalah mereka tidak suka memakai kaos kaki yang warna sama di kedua kaki. Warnanya harus beda.

Beberapa ciri orang-orang eksentrik menurut para psikolog termasuk: Pertama, tidak ikut-ikutan dengan orang lain; Kedua, kreatif; Ketiga, memiliki rasa ingin tahu yang kuat sehingga orangnya tidak merasa sudah serba tahu; Keempat, beda dari yang lain; Kelima, memiliki idealisme yang tinggi; Keenam, mereka terobsesi dengan hanya satu atau dua hal sepanjang hidup mereka, tidak seperti kebanyakan orang yang selalunya hanya terobsesi dengan sesuatu hanya seketika saja. Seorang eksentrik akan terobsesi dan berminat dengan satu atau dua hal sepanjang hidup mereka. Mereka juga termasuk orang yang cerdas; dan memiliki pendapat dan pandangan yang sangat kuat dan tidak ragu-ragu untuk menyuarakan pendapat dan pandangan mereka. Dengan kata lain, mereka orang yang lancang dan tidak ragu untuk menyuarakan apa yang mereka pikirkan, dan tidak berkompromi dalam cara pikir mereka. Mereka juga tidak suka bersaing, karena kata “eksentrik” itu sendiri berarti mereka “berada di luar pusat”. Karena itu mereka tidak suka bersaing dengan orang lain; dan mereka tidak membutuhkan pengakuan dari masyarakat, mereka tidak hidup berdasarkan pengakuan dari orang lain sama sekali. Saat saya melihat semua ciri-ciri ini, saya pikir kita ini harusnya menjadi orang-orang yang eksentrik.

Saya pikir berkaitan dengan acara baptisan hari ini, hal yang paling eksentrik tentang Allah adalah kasih-Nya bagi orang berdosa. Kasih Allah bagi orang berdosa adalah hal yang sulit untuk kita pahami. Itulah ciri khas atau eksentritas dari Allah yang paling menonjol.

Sebagai hamba-Nya yang melakukan baptisan, seringkali saya mendengarkan pengakuan-pengakuan dosa yang mengagetkan saya. Jika saudara tahu apa yang pernah dilakukan oleh orang yang sedang duduk di samping saudara sekarang, saudara mungkin akan pindah dan duduk sedikit lebih jauh. Namun itulah penghargaan bagi seorang hamba Tuhan untuk selalu menyaksikan betapa Allah mengasihi manusia berdosa. Itu hal yang sangat-sangat luar biasa yang paling eksentrik dari karakter Allah itu sendiri.


ALLAH SANGAT INGIN MENGARUNIAKAN ROHNYA

Hari ini kita mau berbicara tentang Roh yang tidak terbatas. Allah telah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas. Yohanes 3:34-36,

34  Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas. 35  Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya. 36  Siapa saja yang percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi siapa saja yang tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap tinggal di atasnya.”

Dengan jelas dikatakan di sini bahwa Allah adalah Allah yang mengaruniakan Roh-Nya secara tidak terbatas. Ketika berbicara tentang Roh Allah, saya suka memahaminya dari sudut pandang Kejadian 2. Di Kejadian 2, Allah menghembuskan nafas-Nya atau Roh-Nya; kata “nafas” adalah kata yang sama dengan “roh”. Jadi Allah menghembuskan nafas-Nya ke dalam sebuah patung yang dibuat dari tanah liat dan patung itu menjadi satu makhluk atau jiwa yang hidup. Dengan kata lain, saat Allah menghembuskan nafas-Nya ke dalam patung itu, sebuah mukjizat terjadi. Patung yang tidak bernyawa itu tiba-tiba menjadi hidup. Kita harus memahami Perjanjian Baru di dalam konteks ini. Allah memberikan Roh-Nya, Allah memberikan nafas-Nya kepada kita. Apa tujuannya? Untuk memberikan hidup kepada kita. Itu sebabnya siapa saja yang sudah menerima hembusan nafas itu di Perjanjian Baru adalah suatu ciptaan baru.

Siapa saja yang menerima hembusan nafas itu akan menjadi suatu pribadi yang sangat-sangat hidup. Kebanyakan orang hidup di dunia ini seperti zombie, seperti mayat-mayat hidup, tetapi apabila Allah menghembuskan nafas-Nya, kita akan menjadi sangat-sangat hidup. Di ayat-ayat ini, dikatakan bahwa Dia memberikan Roh-Nya, nafas-Nya secara tidak terbatas. Kata “terbatas” ini dalam bahasa aslinya adalah “meteran”. Jadi dengan kata lain, waktu Allah memberikan Roh-Nya Dia tidak memakai meteran, Dia tidak mengukur-ukur. Jadi kalau Roh itu dibandingkan dengan air, tidak ada air yang gratis. Kemarin saya mengisi bak air untuk acara baptisan, meterannya jalan terus. Tidak ada apa pun yang dari dunia ini yang gratis, termasuk air.

Namun saudara harus tahu bahwa segala sesuatu yang berasal dari Allah, nafas-Nya bukan saja gratis tetapi diberikan secara tidak terbatas.

Jika itu yang dijanjikan kepada kita tetapi entah mengapa sampai ke akhir hayat kita masih tidak menerimanya, ini akan merupakan tragedi yang besar. Tidak ada tragedi yang lebih besar daripada ini: yaitu ketika Allah menjanjikan sesuatu kepada kita tetapi kita tidak pernah mengalaminya. Kalau tidak tahu, memang cukup tragis tetapi tidak setragis orang yang mengetahuinya tetapi tidak memperolehnya. Allah ingin memberikan sesuatu kepada kita tetapi kita tidak menerimanya, ini merupakan satu tragedi yang besar.

Allah benar-benar ingin memberikan sesuatu kepada saudara. Tema khotbah hari ini adalah “Karunia yang Tidak Ternilai, yang Paling Penting dan yang Paling Bermakna.” Seperti curahan air di atas tanah yang haus. Atau hujan lebat di atas tanah yang kering. Kalau tanah yang kering itu melambangkan kita, maka kita akan dengan rakus menerima curahan air itu. Pernahkah kita kehausan dan meminum air sampai kehabisan nafas? Seperti bayi yang kelaparan atau kehausan meminum susu, mereka meminum sampai tersedak-sedak.

Di pesan hari ini, saya mau menunjukkan kepada saudara beberapa ayat untuk menanamkan di dalam pikiran setiap orang di sini bahwa Allah mempunyai suatu karunia yang ingin Dia berikan kepada saudara. Allah sangat rindu dan ingin memberikannya kepada kita.

Kita akan membaca beberapa ayat tentang hal ini:

11  Bapak manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan, akan memberikan ular kepada anaknya itu sebagai ganti ikan? 12  Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking? 13  Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di surga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya.” (Lukas 11:11-13)

Ayat-ayat  ini berbicara tentang doa, tentang meminta kepada Bapa. Bapa surgawi dibandingkan dengan bapak yang jahat. Bapak yang jahat saja tahu bagaimana untuk memberikan yang baik kepada anak-anaknya, apalagi Bapa yang di surga ingin memberikan Roh Kudus. Seorang bapa yang baik pasti ingin memberikan pemberian yang terbaik kepada anaknya. Dan pemberian yang terbaik dari Bapa surgawi kepada kita adalah Roh Kudus-Nya itu. Roh Kudus digambarkan sebagai makanan, ikan, telur dan roti. Roh Kudus digambarkan sebagai makanan yang ingin Allah berikan kepada kita.

38  Siapa saja yang percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.” 39  Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan. (Yohanes 7:38-39)

Kedua ayat ini memberitahu kita bahwa Roh itu adalah aliran-aliran air hidup, air yang ingin Allah berikan kepada kita. Kalau kita menerima air itu, hati kita seperti mau meledak, seperti suatu aliran deras air yang kencang, yang mengalir keluar yang tidak dapat dibendung untuk memenuhi kebutuhan, kehausan orang-orang lain di sekitar kita. Apabila Roh turun atas diri kita, sebuah mukjizat terjadi. Orang yang biasanya kering, akan menjadi aliran-aliran air yang hidup.


BEDA LAPAR DAN HAUS

Roh Kudus digambarkan sebagai makanan dan minuman. Jadi ini adalah gambaran orang yang lapar dan haus, lapar dan haus akan kepenuhan Roh Kudus itu. Apa bedanya haus dan lapar? Apa bedanya haus akan Tuhan, dengan lapar akan Tuhan? Apa perbedaannya? Atau tidak ada beda? Tidak terlalu berbeda? Saya menggambarkan perbedaannya seperti ini. Selalunya kita merindukan seseorang karena digerakkan oleh satu dari dua motivasi. Kita merindukan seseorang, karena orang itu begitu baik, “Engkau begitu baik!” atau “Engkau begitu enak, saya mau lebih lagi.” Itulah kelaparan. Saya lapar akan sesuatu yang terasa begitu nikmat. Namun kehausan, lebih bersifat negatif dalam pengertian, “Tanpa Engkau, keadaan begitu buruk, saya membutuhkan Engkau.” Dengan kata lain, orang yang haus merasa tersiksa tanpa Dia. Orang yang haus ingin keluar dari keadaannya sekarang.  Kelaparan pula agak berbeda, “Sangat enak, saya mau lebih banyak lagi.” Di mana letak perbedaannya? “Tanpa Engkau, saya tidak bisa hidup. Tanpa Engkau, saya sangat sengsara, tanpa Engkau, keadaan sangat-sangat buruk.” Itulah kehausan. Jadi itu sedikit perbedaannya.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita lapar atau haus akan Tuhan? Ada yang, “Engkau begitu baik, aku maukan lebih lagi.” Ataupun, di sisi yang lain, “Saya tidak dapat hidup. Keadaan saya sekarang begitu buruk, saya sangat sangat membutuhkan Engkau.” Itulah perbedaannya. Roh Kudus adalah kedua-duanya. Roh Kudus adalah makanan dan juga minuman. Roh Kudus begitu enak, aku mau lebih lagi. Di waktu yang bersamaaan juga, keadaan saya sekarang begitu buruk, saya tidak bisa hidup tanpa-Nya.

16  Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, 17  yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu. (Yohanes 14:16-17)

Apa yang ingin Bapa berikan kepada kita? Parakletos, apa itu parakletos? Seorang penghibur. Kata aslinya berarti “seorang yang dipanggil ke samping kita untuk menolong kita.” Dia adalah penolong dan penghibur kepada kehidupan kita. Apakah kita membutuhkan penolong untuk menjalani hidup ini? Siapa yang membutuhkan penolong? Saya! Karena saya sangat lemah. Siapa yang membutuhkan penghiburan? Saya! Dalam menjalani kehidupan ini, saya benar-benar membutuhkan seorang Penolong dan Penghibur yang telah Allah janjikan kepada kita untuk menyertai kita selama-lamanya. Suatu hal yang sangat luar biasa.


BAGAIMANA SESEORANG MENERIMA ROH KUDUS?

Yang terakhir, kita akan membaca apa yang akan dilakukan oleh saudara X dan Y lewat baptisan nanti. Ayat-ayat ini memberitahu kita kenapa kita mengadakan baptisan ini.

38  Jawab Petrus kepada mereka, “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia, yaitu Roh Kudus. 39  Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita.” (Kisah 2:38-39)

Apa yang akan kita lakukan sebentar lagi? Mereka akan bertobat dari dosa-dosa mereka dan memberikan diri dibaptis, dan mereka akan menerima anugerah Roh Kudus. Itu yang akan kita lakukan sebentar lagi.

Kamilah saksi dari peristiwa-peristiwa itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang menaati Dia. (Kisah 5:32)

Dikatakan di sini, “Kami dan Roh Kudus” adalah saksi dari peristiwa-peristiwa itu. Kemudian Petrus menggambarkan apa itu Roh Kudus. Banyak orang yang bertanya siapa itu Roh Kudus? Pertanyaan ini membingungkan banyak orang, karena Alkitab sepertinya tidak terlalu berminat dengan pertanyaan ini. Alkitab sepertinya tidak berminat untuk menjawab pertanyaan yang hanya memenuhi keingintahuan intelek kita. Namun Petrus di sini memberikan kepada kita sebuah penjelasan fungsional. Roh Kudus adalah yang dikaruniakan kepada semua orang yang menaati Dia. Siapa saja yang menaati Dia akan diberikan karunia Roh Kudus itu. Sudahkah saudara menerima Roh Kudus? Apakah saudara seorang yang taat? Pertanyaan ini seribu kali jauh lebih penting daripada “Apa atau siapa itu Roh Kudus?”

Kemarin saya memberitahu saudara X dan Y, waktu kamu datang pada baptisan, hanya ada satu hal yang penting. Kamu datang dengan hati yang benar-benar taat. Kamu datang dengan hati yang taat, bahwa kita katakan kepada Allah, “Bapa, mulai hari ini, sepanjang hidupku, dari sekarang sampai akhir, aku hanya hidup untuk menaati Engkau, yaitu untuk melakukan kehendak-Mu.” Allah yang melihat ke dalam hati, Allah yang mengenal hati manusia akan memberikan kesaksian dengan mengaruniakan Roh Kudus kepada mereka.

Jadi itulah satu-satunya syarat untuk seseorang menerima Roh Kudus, yaitu hati yang taat. Hal ini yang harus ditekankan khususnya di Kekristenan zaman sekarang. Ayat 36 memberitahu kita bahwa sebenarnya percaya itu adalah ketaatan.  Ekspresi lain dari percaya adalah taat. Siapa saja yang percaya akan taat. Dengan kata lain, secara biblika, ekspresi dari iman adalah ketaatan.

Hal ini dapat digambarkan seperti ini. Ini hasil dari pengamatan saya. Kesimpulan dari pengamatan saya adalah, orang percaya yang tidak taat itu namanya Kristen. Di gereja pada umumnya, termasuk gereja kita, terlalu banyak penekanan pada iman. Penekanan yang berlebihan pada iman menghasilkan orang percaya yang tidak taat dan itulah yang disebut Kristen pada zaman ini. Yang taat tetapi tidak percaya, itulah orang Farisi. Orang yang percaya dan taat, itulah pengikut Kristus. Taat dan percaya, bukan dua hal yang sama tetapi dua sisi dari uang logam yang sama. Tidak dapat disamakan sepenuhnya, tetapi dua sisi yang berbeda dari koin yang sama. Dengan kata lain, keduanya tidak dapat sama sekali dipisahkan tetapi keduanya berbeda. Orang percaya akan taat, dan tidaklah mungkin kita taat tanpa percaya.

Apabila saudara taat, saya yakin, saudara akan dibawa Tuhan ke dalam suatu kehidupan yang berkelimpahan. Pesan ini ditujukan bukan saja kepada yang akan dibaptis tetapi kepada saya secara pribadi. Bagaimana saya bisa mengalami kepenuhan Roh Kudus? Bagaimana kita semua mengalami kepenuhan Roh Kudus? Mulai dengan ketaatan. Taatlah pada hal-hal yang saudara tahu harus ditaati. Dari hal-hal yang paling kecil. Umpamanya, kalau saudara tahu ada dosa yang harus dibereskan. Bereskanlah segera. Kalau saudara tipe yang suka berbohong dan berdusta, berhenti berdusta! Kalau saudara tipe yang suka menonton pornografi, hentikan perbuatan itu! Mulai taat dalam hal-hal itu. Saat ada kebencian di hati, bertobatlah. Kalau hati saudara penuh kepahitan, bertobatlah dari hal itu.

Hal-hal yang sederhana. Tinggalkanlah kenikmatan duniawi yang tidak perlu. Shopping online yang berlebihan, sekalipun banyak promo. Justru karena promo-promo itu, kita membeli barang-barang yang tidak perlu. Kita berakhir dengan hutang. Pakailah uang dengan cara yang benar. Ampunilah orang yang bersalah terhadap kita. Kalau kita berbuat salah pada orang lain, minta pengampunan. Kita harus peka pada hal-hal seperti ini. Pakailah uang untuk membantu orang miskin. Berikanlah untuk pekerjaan Tuhan. Mulai memikul salib, menyangkal diri. Hidup dengan lebih berkorban. Belajar berdoa, membaca Firman dan mencari tahu kehendak-Nya.

Apa itu ketaatan? Definisi ketaatan yang paling sederhana adalah memberikan perhatian yang tidak berbagi-bagi pada Firman. Kita tunduk pada otoritas Firman itu dan menjalankannya. Mulailah melakukan hal-hal itu dan lihat bagaimana Tuhan memimpin saudara. Tidak perlu seminar, doktrin, gelombang atau gerakan baru. Kalau saudara melakukan hal-hal ini, saya yakin, saudara akan mengalami revival pribadi. Dan kalau kita semua, mengalami revival pribadi, gereja kita, jemaat kita juga akan mengalam revival secara menyeluruh.


JALAN YANG PALING BAIK

Saya benar-benar yakin bahwa kalau kita taat dan memelihara Firman-Nya, kita akan makin lama, makin seperti Kristus dan kehidupan kita akan semakin mulia.

TUHAN berkata, “Aku akan mengajar engkau dan membimbing engkau sepanjang jalan yang paling baik bagi hidupmu. Aku akan menasihati engkau dan memperhatikan kemajuanmu. Janganlah berlaku seperti kuda atau bagal yang tidak berakal, yang harus dikenakan tali kekang di mulutnya supaya menurut. (Mazmur 32)

Allah akan membimbing kita ke jalan yang paling baik. Bagi saudara X dan Y, mungkin masa depan kalian agak tidak menentu dan tidak jelas. Namun, kalau saudara belajar taat kepada-Nya, Tuhan akan membimbing dan membawa saudara ke jalan yang terbaik. Janganlah berlaku seperti kuda atau bagal yang harus dikendalikan dengan tali kekang di mulut agar menurut. Jangan jadi seperti kuda, atau bagal. Kuda dan bagal mempunyai dua karakter yang sangat berbeda. Kuda belum apa-apa sudah mau jalan. Tidak diminta lari, dia sudah mau lari ke sana dan ke sini. Bagal pula sebaliknya. Bagal adalah campuran dari keledai dan kuda. Sifat keledai juga ada di bagal. Keledai, kalau disuruh jalan, tidak mau jalan. Degil. Kuda mau jalan terus tetapi keledai pula tidak mau jalan. Banyak orang yang seperti kuda, tidak bisa duduk diam, maunya bergerak terus. Pokoknya, mau jalan saja, tanpa memedulikan apakah itu jalan Tuhan atau tidak. Tidak tenang. Di sisi yang lain, bagal, maunya duduk di satu tempat tidak mau bergerak. Disuruh bergerak,tidak mau, degil. Janganlah jadi seperti kuda atau bagal.Jadilah seperti seekor domba, yang siap pergi ke manapun gembalanya memimpin.

Saya berharap melalui baptisan hari ini. Saudara menjadi saksi kepada ikrar mereka kepada Bapa di surga dan diterima ke dalam keluarga jemaat ini.

Berikan Komentar Anda: