new-header-renungan
new-header-renungan
previous arrow
next arrow

 

Salah satu klise yang sering kita dengar adalah semua agama mengajarkan umatnya untuk berbuat baik. Dan memang saat Dalai Lama ditanya apa yang diperlukan untuk menjadi seorang Budha yang baik, ia dengan sederhana juga menjawab, “Jadilah baik dan berbuat baiklah.”

Akan tetapi di antara orang-orang Kristen, banyak yang suka bersembunyi di balik dalih, “Perbuatan baik tidak menyelamatkan kita, hanya Tuhan yang menyelamatkan.” Dengan berkata demikian mereka seolah-olah menyepelekan perbuatan baik yang dilakukan oleh orang lain. Dan yang lebih parah lagi, dengan berkata demikian mereka seolah-olah mengecualikan diri mereka daripada berbuat baik.

Memang benar, perbuatan baik tidak menyelamatkan kita, hanya Tuhan yang dapat menyelamatkan kita. Tetapi tidakkah kita tahu bahwa Tuhan menyelamatkan kita agar kita dapat berbuat baik kepada sesama?

Dengan kata lain, tujuan mengapa kita diciptakan sebagai manusia baru adalah agar kita berbuat baik. Inilah yang dikatakan oleh Efesus 2 ayat 10, bahwa kita diciptakan untuk melakukan perbuatan baik. 

Perbuatan baik memang tidak menyelamatkan kita, tetapi perbuatan baik merupakan bukti bahwa kita telah dilahirkan kembali menjadi ciptaan baru. Perbuatan baik adalah bukti bahwa kita telah menjadi baik!

Dengan demikian iman di dalam Kristus secara tak terelakkan memimpin kita kepada perbuatan baik, karena untuk tujuan inilah kita diciptakan. Jadi seharusnya, kita bukannya meremehkan perbuatan baik tetapi malah harus giat melakukannya seperti kata Paulus di Galatia 6 ayat 9, janganlah kita jemu-jemu berbuat baik.

Bagaimana kita tahu bahwa kita telah diselamatkan (dalam artikata sudah dilahirkan kembali)? Tanda dan bukti bahwa kita adalah ciptaan baru adalah apakah perbuatan baik mencirikan kehidupan kita.

Banyak orang tidak mengerti bahwa mereka tidak dihakimi berdasarkan iman mereka tetapi berdasarkan perbuatan mereka. Roma 2 ayat 6 berkata , Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya dan ayat 10  berbunyi, tetapi kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang berbuat baik. Seluruh Alkitab mengajarkan bahwa penghakiman adalah berdasarkan perbuatan.

Iman kita membawa kita kepada Kristus dan kita dijadikan ciptaan baru. Dan selanjutnya kita dihakimi sebagai seorang Kristen berdasarkan bagaimana kita menjalani hidup kita. Dengan kata lain, yang akan dihakimi nanti adalah perbuatan kita bukannya iman kita.

Jadi apakah kita perlu berbuat baik? Penghakiman Anda di hari itu bergantung sepenuhnya pada hal ini. Iman yang sejati menghasilkan perbuatan baik. Dan iman tanpa perbuatan baik, adalah iman yang mati!

Apakah iman yang Anda miliki itu iman yang hidup atau yang mati?