Pastor Jeremiah C | Yakobus 5:7-11 |
Pada Pendalaman Alkitab yang lalu, kita menelaah isi Yakobus 5:7-11 dengan singkat. Tema dari perikop tersebut adalah kesabaran. Jika Anda baca dengan cermat, Anda bisa lihat bahwa kata ‘sabar’ muncul sebanyak enam kali dalam perikop yang singkat yang terdiri dari 5 ayat ini. Pokok kedua yang terlihat adalah bahwa Yakobus memakai tiga perumpamaan untuk mengajar kita tentang arti penting kesabaran. Di dalam ayat 7-9, dia memakai kesabaran seorang petani sebagai perumpamaannya. Di ayat 10, dia memakai kesabaran seorang nabi sebagai perumpamaannya. Dan di ayat 11, dia memakai kesabaran Ayub untuk dijadikan perumpamaan.
Dalam Pendalaman Alkitab yang lalu, kita juga telah meneliti tentang makna kesabaran seorang petani. Melalui perumpamaan tersebut, kita melihat bahwa iman kita harus didukung oleh kesabaran. Iman tanpa kesabaran bukanlah iman yang menyelamatkan. Orang yang bisa mewarisi janji Allah adalah mereka yang lulus menghadapi ujian waktu. Itu sebabnya mengapa rasul Yakobus memakai contoh dari petani sebagai bahan perumpamaannya. Petani perlu mempercayai bahwa Allah akan menganugerahkan hujan musim semi dan musim gugur untuk membantu mereka menghasilkan panen. Akan tetapi mereka tidak tahu pasti kapan hujan itu turun. Itulah sebabnya mengapa mereka harus menunggu dengan sabar. Hanya mereka yang bersedia menunggu dengan sabar yang akan menuai hasil. Kesabaran yang dijalankan oleh petani bukanlah jenis kesabaran dalam menghadapi penderitaan sesaat melainkan kesabaran menunggu dalam satu periode yang panjang.
Mengapa Yakobus tiba-tiba berbicara tentang kesabaran? Sebagian orang berpendapat bahwa kesabaran yang disebutkan di ayat 7-8 ini ditujukan kepada mereka yang ditindas oleh orang-orang yang disebutkan dalam ayat 1-6. Ini bisa saja merupakan salah satu penjelasannya. Mengapa saya berkata seperti itu? Karena mulai dari Yakobus 5:7, rasul Yakobus sudah menegaskan apa yang ingin dia sampaikan. Dia mendesak jemaat untuk bersabar akibat banyaknya kedurhakaan di dalam gereja. Di dalam pasal 2, kita melihat adanya kebiasaan memperlakukan orang berdasarkan penampilan mereka di kalangan jemaat. Pada pasal yang sama, di Yakobus 2:6, disebutkan juga tentang favoritisme terhadap orang-orang kaya, sambil melecehkan mereka yang miskin di tengah jemaat. Berdasarkan bukti-bukti di dalam Yakobus pasal 2, saya juga menyimpulkan bahwa orang-orang kaya yang dimaksudkan dalam Yakobus 5:1-6 bukanlah orang-orang di luar gereja. Mereka adalah orang-orang kaya yang termasuk dalam jemaat. Dari pengamatan saya, memang ada banyak masalah yang timbul di gereja yang disebabkan oleh orang-orang kaya ini. Kekayaan membuat orang jadi sombong, buta dan bahkan melecehkan Allah. Itulah celaka yang ditimpakan kepada jemaat karena mencintai uang. Tentu saja, ini bukan berarti bahwa orang-orang miskin pastilah orang baik. Mereka hanya belum punya dasar untuk bermegah.
Di dalam pasal 3 dari kitab Yakobus, kita telah melihat rasa saling iri dan dengki di tengah jemaat, dan banyaknya dosa yang timbul akibat lidah, yakni fitnah dan makian. Pasal 4 berbicara tentang hal persahabatan dengan dunia. Pasal 5 tentang kecintaan pada uang. Dari sini, kita bisa melihat bahwa kedurhakaan sedang bertumbuh di kalangan jemaat. Tak peduli apakah Anda sedang menjadi korban atau saksi atas situasi ini, Anda harus bersabar dan tidak membiarkan kedurhakaan ini mempengaruhi iman Anda kepada Allah.
Pokok lain yang perlu saya tambahkan adalah bahwa kesabaran yang dibicarakan dalam Alkitab jelas bukan kesabaran yang bersifat pasif. Alkitab ingin agar kita bersabar dalam menjalankan isi Firman Allah, untuk memiliki kesabaran dan ketahanan dalam hal saling mengasihi dan tidak menjadi kecil hati dalam berbuat baik (lihat Galatia 6:9, 2 Tesalonika 3:13). Mengerjakan semua hal itu akan menguji kesabaran kita dan kita akan dikuatkan oleh Tuhan lewat pelaksanaan semua perbuatan baik itu.
Hari ini, kita akan meneliti pokok-pokok kunci dari Yakobus 5:10. Mengapa Yakobus menyebut tentang nabi di sini? Mengapa dia mendadak menyuruh kita untuk meniru para nabi? Bagaimana kita bisa mencapai tingkatan para nabi dan meniru mereka? Dari ayat 10 Anda bisa melihat bahwa Yakobus tidak memandang penderitaan dan kesabaran dari sisi yang pesimis. Saya akan memakai beberapa poin untuk menjelaskan dengan sederhana apa yang dimaksudkan oleh Yakobus di sini.
Pertama, Alkitab ingin agar setiap orang Kristen menjadi nabi Allah di dunia. Mungkin Anda mengira bahwa saya sedang membesar-besarkan masalah. Izinkan saya untuk membuktikan hal ini berdasarkan Alkitab. Mari kita lihat Matius 5:11-12. Saya harap Anda tetap ingat betapa sejak awal Pendalaman Alkitab tentang surat Yakobus ini, saya sudah memberitahukan Anda bahwa pengajaran dari rasul Yakobus semuanya berdasarkan ajaran Yesus Kristus, terutama diambil dari Ucapan Bahagia.
Di dalam Matius 5:11-12, kita melihat bahwa Yesus membandingkan kita dengan nabi-nabi Perjanjian Lama. Kita semua senang mendengar ayat 13-14 karena ayat-ayat itu menyebut bahwa orang-orang Kristen adalah garam dan terang dunia. Namun apakah Anda melihat bahwa garam dan terang di ayat 13-14 itu berkaitan dengan ayat 11-12? Orang-orang Kristen bisa menjadi garam dan terang dunia karena mereka menjadi nabi-nabi Allah. Yesus berkata di dalam ayat 12 bahwa nabi-nabi sebelum Anda itu mendapatkan perlakuan yang sama. Ini berarti bahwa Yesus ingin agar kita menjadi nabi di dunia dan Dia ingin agar kita meniru teladan para nabi Perjanjian Lama. Jika Anda adalah nabi Allah, maka Anda akan mendapat perlakuan yang sama dengan para nabi Perjanjian Lama. Sama seperti para nabi Perjanjian Lama harus menghadapi aniaya, demikian pula halnya dengan Anda.
Kita bisa mengambil referensi dari Kisah Para Rasul 2:17-18. Mengapa Allah menganugerahkan Roh Kudus? Allah memberikan Roh Kudus bukan supaya kita bisa berbahasa roh. Dia menganugerahkan Roh Kudus supaya kita bisa bernubuat dan menjadi nabi-nabi-Nya. Kalau Anda bisa memahami hal ini, maka Anda akan mengerti mengapa Paulus mendorong jemaat di Korintus untuk mengejar karunia para nabi. Karena memang itulah hal yang dikehendaki oleh Allah. Dia ingin agar setiap orang Kristen menjadi nabi-Nya.
Kedua, apakah tugas dari nabi itu? Kita sudah melihatnya di dalam Matius 5:13-14, yakni menjadi terang dan garam dunia. Menjadi terang dan garam dunia sama artinya dengan menjadi nabi. Anda tidak akan bisa menjadi terang dunia tanpa menjadi nabi Allah. Tugas nabi-nabi adalah menyampaikan kehendak Allah, terutama di masa-masa kegelapan seperti sekarang ini, di mana dunia lebih membutuhkan para nabi Allah untuk menjadi terang yang memimpin umat kepada Allah. Tentu saja, Allah tidak menginginkan hanya ada satu atau dua nabi. Dia ingin agar seluruh umat Kristen menjadi terang dunia, agar terang keselamatan menyinari dunia. Inilah tugas para nabi yang juga merupakan tugas gereja. Selain menyebarkan Firman Allah, yang lebih penting adalah bahwa mereka harus mewujudkan kemuliaan Allah lewat kehidupan mereka. Injil disampaikan ke dunia ini lewat kehidupan para nabi.
Ketiga, di dalam Yakobus 5:10, Yakobus berkata bahwa para nabi adalah teladan bagi penderitaan kita. Mengapa para nabi harus menderita? Matius 5 menyebutkan bahwa mereka dianiaya oleh sebab kebenaran dan mereka dikucilkan karena mentaati kehendak Allah. Saya harap Anda tidak salah paham dengan arti penderitaan yang dibahas dalam Yakobus 5:10 ini. Yakobus tidak menunjuk pada penderitaan akibat kemiskinan, penyakit dan pengangguran. Dia sedang merujuk pada penderitaan oleh sebab menjadi nabi Allah. Mengapa para nabi perlu menderita?
Kita selalu memegang pandangan yang keliru, mengira bahwa dengan menjadi terang dunia berarti menjadi orang yang mulia dan dihormati oleh masyarakat dunia. Pemahaman seperti itu jelas keliru. Tidak ada orang yang terangnya lebih cemerlang daripada Yesus Kristus. Apakah Yesus sangat diterima oleh dunia? Tidak. Justru karena terangnya itulah maka Yesus menghadapi perlawanan yang paling ketat dari kegelapan. Seperti yang disampaikan dalam Yohanes 3:19-20, dunia membenci terang sehingga mereka menyalibkan Yesus. Demikianlah, jika Anda ingin menjadi terang dunia dan menjadi nabi Allah, apakah Anda siap untuk dianiaya demi kebenaran dan demi mentaati Firman Tuhan? Di sini, saya perlu tambahkan satu pokok: Penganiayaan itu, terutama, tidak datang dari dunia. Penganiayaan yang terberat akan datang dari gereja. Seperti yang disebutkan dalam Yakobus 5:6, orang-orang kaya dalam gereja menindas dan membunuh orang-orang benar.
Keempat, penderitaan macam apa yang harus dihadapi oleh para nabi Allah? Mari kita lihat dalam Matius 5:11. Yesus telah memberitahu kita sebelumnya, lewat ayat ini, jika Anda ingin menjadi terang dunia, yakni menjadi nabi Allah, maka Anda akan difitnah, dihina dan dianiaya. Mari kita cermati dengan lebih lanjut ketiga penderitaan – dihina, difitnah dan dianiaya – ini.
Maka kata ‘dihina’ berarti celaan yang dilakukan secara terbuka di depan umum. Seperti yang dialami oleh Yesus disaat penderitaannya, yakni dihina oleh banyak orang secara terbuka. Berarti, penindasan model ini adalah celaan dengan kata-kata yang dilakukan secara terbuka.
Makna dari kata ‘dianiaya’ berarti tindakan melukai Anda dengan memakai kekerasan. Orang-orang yang tidak mengasihi kebenaran akan memakai kekerasan sebagai alat untuk mengancam agar Anda tidak berani memberitakan kebenaran. Salah satu contoh yang nyata adalah Paulus sendiri. Sebelum mengenal Tuhan, dia memakai kekerasan untuk menganiaya jemaat. Penganiayaan yang dilakukan bisa sangat berat sehingga Anda bisa kehilangan nyawa, hal yang sudah terjadi pada diri Stefanus.
Apa arti ungkapan “kepadamu difitnahkan segala yang jahat”? Ungkapan ini bermakna penggunaan kata-kata yang tidak berlandaskan pada bukti yang nyata untuk menyerang Anda. Saya telah menjadi orang Kristen selama puluhan tahun. Saya melihat adanya satu terend yang berkembang di gereja, orang Kristen gemar saling serang dengan kata-kata. Saat kita tidak menyukai seorang saudara seiman, atau seorang penginjil, kita tidak berani memakai cara yang sama dengan orang dunia yang gemar memakai kekerasan. Kita cenderung berusaha menyerang pribadi mereka dengan memakai kata-kata. Fenomena ini sudah semakin lazim terjadi di gereja. Di samping menyebarkan fitnah dari mulut ke mulut, ada lagi cara lain yang mulai jamak dipakai, yakni penggunaan surat kaleng maupun e-mail untuk menyebarluaskan ketidaksukaan kita terhadap orang-orang tersebut. Jika Anda ingin menjadi nabi Tuhan, maka akan ada orang-orang yang membenci Anda karena hidup Anda akan merefleksikan kecemaran dan kedurhakaan mereka.
Mari kita masuk ke Lukas 6:22-23. Ayat-ayat ini memberitahu kita bahwa jika kita menjadi nabi-nabi Tuhan, maka kita akan dibenci, ditolak, dihina dan ‘nama kita akan ditolak sebagai sesuatu hal yang jahat (forsaken)’. Lukas menambahkan dua pokok lagi, yaitu ‘ditolak (rejected)’ dan “nama kita ditolak sebagai sesuatu hal yang jahat (forsaken)’. Apa arti kedua ungkapan tersebut? Kata ‘ditolak (rejected)’ berarti akan ditarik suatu garis pemisah antara Anda dengan mereka. Artinya, mereka tidak mau lagi berurusan dengan Anda. Ungkapan ‘namamu ditolak sebagai sesuatu yang jahat (forsaken)’ berarti Anda dikucilkan dari gereja.
Bisakah Anda melihat perlakuan yang dialami oleh para nabi Allah? Benar, menjadi seorang nabi Allah berarti harus siap menghadapi penderitaan. Akan tetapi, penderitaan jasmani bukanlah hal yang terpenting. Penderitaan terbesar yang harus dihadapi oleh para nabi adalah tekanan emosi dan mental. Anda akan dihina, difitnah dan diusir dari gereja. Inilah ujian terbesar yang harus dihadapi oleh orang-orang Kristen di akhir zaman. Dan yang paling buruk adalah aniaya dari orang-orang Kristen yang bersahabat dengan dunia. Ini adalah fakta terberat yang harus kita hadapi.
Saya harap pembahasan pokok-pokok ini membantu kita dalam menjalani amanat kita di dunia ini dengan baik. Jika Anda ingin menjadi nabi Allah dalam memberitakan kebenaran Allah di akhir zaman ini, maka segala sesuatu yang tadi saya sampaikan akan menjadi perlakuan yang akan Anda alami. Anda harus ingat akan Firman dari Yesus: Kalau orang mengatakan hal yang baik tentangmu, celakalah kamu. Karena seperti itulah cara mereka memperlakukan para nabi palsu. Persoalan ini akan menjadi semakin nyata di gereja, sehingga rasul Yakobus mendorong kita untuk bersabar menghadapi segala macam ujian dan kita harus selalu mengikuti jejak teladan para nabi.
Kelima, mari kita baca Yakobus 5:10 dengan lebih cermat. Yakobus mendorong kita untuk meniru jejak para nabi. Harap diperhatikan bahwa Yakobus tidak menyuruh kita untuk mengikuti penderitaan mereka, melainkan meniru kesabaran mereka. Kata kesabaran di ayat 10 ini sama dengan kata kesabaran di ayat 7-8 dalam bahasa Yunaninya. Sekalipun maknanya mencakup kebutuhan untuk menanggung penderitaan fisik, namun penekanannya lebih pada konsistensi dan kesetiaan dalam menjalankan pekerjaan Tuhan. Kesabaran para nabi Perjanjian Lama terungkap lewat kesetiaan mereka walaupun menghadapi perubahan keadaan atau penolakan masyarakat. Mengapa para nabi itu bisa bertahan? Karena mereka percaya pada Firman Tuhan. Karena Tuhan memberitahu mereka bahwa hadiah dari surga sangatlah besar dan Tuhan ingin agar mereka bersukacita. Kita perlu memandang penderitaan demi Tuhan itu dari sisi yang positif. Penderitaan yang ditimpakan kepada kita oleh pihak lawan adalah bukti bahwa kita sedang berjalan di dalam kehendak Tuhan, oleh karenanya, kita harus bersukacita.
Terakhir, mari kita baca 1 Petrus 4:14. Rasul Petrus memberithau kita bahwa kalau kita dihina oleh karena Kristus, berarti kita diberkati karena Roh Kristus ada bersama kita. Apa artinya ini? Dia ingin agar Allah bergirang di dalam diri kita. Saya merasa bahwa hal menjadi seorang Kristen berarti menjadi orang yang menyenangkan hati Allah. Itulah tujuan dan hadiah kita yang paling utama. Di akhir zaman ini, masa-masa di mana kedurhakaan bertumbuh pesat, marilah kita saling menguatkan satu sama lain untuk tetap bisa berada dalam kebenaran, untuk selalu setia menjalankan pekerjaan Tuhan dan untuk menyelamatkan jiwa-jiwa yang sesat dengan Injil Yesus Kristus.