Pastor Jeremiah Zhang | 1 Raja-Raja 12 | 

Hari ini kita akan melihat pada pasal 12 dari 1 Raja-Raja. Pasal-pasal 1-11 dari 1 Raja-Raja mencatat peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam kehidupan Salomo. Kisah hidupnya meliputi separuh dari kitab 1 Raja-Raja. Salomo bertakhta selama 40 tahun. Setelah Salomo meninggal dunia, anaknya Rehabeam mewarisi takhtanya dan menjadi raja. Dari sudut pandang politik dan ekonomi, Salomo sangat berhasil. Tapi dari sudut pandang spiritual dan hubungannya dengan Allah, hidupnya bermula dengan kemakmuran tapi berakhir dalam kebangkrutan rohani. Berawal dengan mengasihi Allah dengan segenap hati dan akal budi; menepati segala perintah dan ketetapan Allah tapi pada akhirnya menjadi seorang yang melakukan kejahatan dan menolak Allah. 1 Raja-raja 11:16 adalah komentar Alkitab tentang kehidupan Salomo: Salomo melakukan kejahatan di mata Yahweh dan tidak sepenuhnya mengikuti TUHAN, sebagaimana ayahnya Daud.

Di bawah pemerintahan Salomo, Israel pada dasarnya damai. Tapi saat Salomo memberontak melawan Allah, Allah membangkitkan Yerobeam, seorang Efrat untuk melawan dia. Raja Salomo langsung memerintahkan pembunuhan Yerobeam. Yerobeam harus melarikan diri ke Mesir. Tapi permasalahan masih belum selesai. Karena hal ini didatangkan oleh Allah, manusia tidak mungkin dapat membalikkan rencana Allah dengan kekuatannya sendiri. Jadi di saat Salomo sudah tua, bangsa Israel menghadapi sedikit gejolak. Dan Salomo memakai kekerasan untuk menanganinya. Tapi saat dia sudah meninggal dunia, permasalahan itu muncul lagi dan menjadi bertambah parah dan secara langsung mengancam pemerintahan Rehabeam yang baru dinobatkan sebagai raja. Mari kita membaca 1 Raja-Raja 12:1-5:

1 Raja-Raja 12:1-5  Kemudian Rehabeam pergi ke Sikhem, sebab seluruh Israel telah datang ke Sikhem untuk menobatkan dia menjadi raja. Segera sesudah hal itu kedengaran kepada Yerobeam bin Nebat pada waktu itu dia masih ada di Mesir, sebab ia melarikan diri ke sana dari hadapan raja Salomo maka kembalilah ia dari Mesir. Orang menyuruh memanggil dia, lalu datanglah Yerobeam dengan segenap jemaah Israel dan berkata kepada Rehabeam: “Ayahmu telah memberatkan tanggungan kami, maka sekarang ringankanlah pekerjaan yang sukar yang dibebankan ayahmu dan tanggungan yang berat yang dipikulkannya kepada kami, supaya kami menjadi hambamu.” Tetapi ia menjawab mereka: “Pergilah sampai lusa, kemudian kembalilah kepadaku.” Lalu pergilah rakyat itu.

Hari ini kita akan melihat pada raja Rehabeam. Rehabeam yang baru saja dinobatkan harus langsung berhadapan dengan persoalan yang sangat berat, yaitu pemberontakan dari bangsa Israel (yang di luar suku Yehuda dan Benyamin. Suku-suku ini di kemudian hari membentuk negara utara yang disebut Israel; (bagian selatan dikenal sebagai ‘Yehuda’). Mengapa umat Israel memberontak? Karena saat Salomo menjadi raja, dia memulai pelbagai proyek pembangunan. Proyek-proyek pembangunan tersebut membutuhkan banyak pekerja. Walaupun pasal 9 dari 1 Raja-Raja berkata bahwa Salomo tidak memilih bangsa Israel untuk menjadi pekerja, ayat 5.13 berkata bahwa terdapat 30,000 pekerja yang Salomo pilih dari antara bangsa Israel. Kita dapat melihat bahwa tidak semua pekerja-pekerja itu adalah orang-orang Kanaan.

Saat pembangunan Bait Suci selesai, masih terdapat banyak pembangunan yang lain. Saat pekerja orang Kanaan tidak mencukupi, Salomo akan memilih dari antara bangsa Israel untuk turut bergabung. Lagi pula, setiap pembangunan dibiayai oleh pendapatan pajak dari setiap suku. Proyek-proyek pembangunan tersebut mulai membuat umat Israel tidak nyaman dan tidak puas. Permasalahan menjadi semakin parah saat Salomo tidak memilih pekerja dari antara suku Yehuda. Jadi, bangsa Israel mengambil kesempatan di saat penobatan Rehabeam untuk menyampaikan permintaan untuk mengurangi beban pekerjaan mereka.

Bangsa Israel memilih Yerobeam sebagai perwakilan untuk berunding dengan Rehobeam. Yang jelas, hal ini terjadi seizin Allah. Allah mengizinkan hal ini terjadi untuk menjadikan Yerobeam raja dari negara utara. Dengan demikian, Yerobeam dapat memerintah bangsa Israel sebagaimana yang dinubuatkan oleh nabi Ahia. Perhatikan bahwa Yerobeam sangat didukung oleh bangsa Israel. Mereka dengan bersusah payah mengutus orang ke Mesir untuk mengundang Yerobeam agar kembali untuk mewakili mereka dan memimpin mereka.

Yerobeam adalah seorang Israel. Dia merupakan orang bawahan Salomo. Ayat 11:28 memberitahu kita bahwa Yerobeam seorang yang sangat cakap. Dia dipercayakan dengan posisi yang penting oleh Salomo, Salomo mengutusnya untuk mengawasi semua pekerjaan pembangunan. Ayat 11:27 berkata bahwa konflik di antara Salomo dan Yerobeam berhubungan dengan pembangunan istana Milo dan memperbaiki reruntuhan tembok di kota Daud. Tapi Alkitab tidak menyebut secara khusus akan hal ini. Tapi kita bisa melihat dari beberapa tempat bahwa banyak orang yang tidak menyetujui pembangunan yang Salomo kerjakan di Milo. Besar kemungkinan di dalam proses pembangunan Milo, ide Yerobeam tidak sesuai dengan ide Salomo. Lalu, perbedaan ini meruncing  menjadi sumber perpecahan Israel.

Saat Rehabeam menjadi raja, masalahnya menjadi semakin serius. Karena dari 1 Raja-Raja 12:3-4 kita dapat melihat bahwa bangsa Israel telah memilih pemimpin mereka yaitu, Yerobeam. Mereka bukannya mengirim permohonan kepada Rehabeam, tapi sedang secara terang-terangan mengintimidasi raja. Jika permohonan mereka tidak disetujui, mereka tidak akan lagi melayani dia. Itu berarti bahwa jika permohonan mereka tidak dikabulkan, bangsa Israel akan menobatkan Yerobeam untuk menjadi raja mereka. Mereka tidak lagi akan berada di bawah pemerintahan Rehabeam. Jadi situasi pada waktu itu sangatlah gawat. Sekiranya Rehabeam tidak menangani persoalan ini dengan baik, negara itu akan musnah di tangannya. Berhadapan dengan situasi yang sedemikian rumit, Rehabeam harus meminta waktu untuk memikirkan persoalan.

Pertama-pertama dia mendiskusikan strategi dengan bawahannya dan berjanji akan memberikan jawaban dalam waktu tiga hari. Mari kita kembali untuk membaca ayat-ayat -11:

1 Raja-Raja 12:6-11 Sesudah itu Rehabeam meminta nasihat dari para tua-tua yang selama hidup Salomo mendampingi Salomo, ayahnya, katanya: “Apakah nasihatmu untuk menjawab rakyat itu?” Mereka berkata: “Jika hari ini engkau mau menjadi hamba rakyat, mau mengabdi kepada mereka dan menjawab mereka dengan kata-kata yang baik, maka mereka menjadi hamba-hambamu sepanjang waktu.” Tetapi ia mengabaikan nasihat yang diberikan para tua-tua itu, lalu ia meminta nasihat kepada orang-orang muda yang sebaya dengan dia dan yang mendampinginya, katanya kepada mereka: “Apakah nasihatmu, supaya kita dapat menjawab rakyat yang mengatakan kepadaku: Ringankanlah tanggungan yang dipikulkan kepada kami oleh ayahmu?” Lalu orang-orang muda yang sebaya dengan dia itu berkata: “Beginilah harus kaukatakan kepada rakyat yang telah berkata kepadamu: Ayahmu telah memberatkan tanggungan kami, tetapi engkau ini, berilah keringanan kepada kami beginilah harus kaukatakan kepada mereka: Kelingkingku lebih besar dari pada pinggang ayahku! Maka sekarang, ayahku telah membebankan kepada kamu tanggungan yang berat, tetapi aku akan menambah tanggungan kamu; ayahku telah menghajar kamu dengan cambuk, tetapi aku akan menghajar kamu dengan cambuk yang berduri besi.”

Rehabeam mempunyai dua kelompok penasehat di bawahnya. Satu adalah penasehat tua yang mengikuti ayahnya, Salomo. Satu lagi kelompok adalah mereka yang sebaya dengannya (Alkitab menggambarkan mereka sebagai orang-orang muda. Sebenarnya mereka semua berumur sekitar 40an tahun. Karena Rehabeam dinobatkan saat dia berumur 41). Orang-orang muda itu adalah pengikut-pengikut dekat dan terpercaya yang secara pribadi diangkat oleh Rehabeam. Rehabeam pertama-tama berkonsultasi dengan penasehat-penasehat tua tentang bagaimana untuk menjawab pemohonan bangsa Israel. Penasehat-penasehat tua itu menyarankan agar dia merendahkan diri dan menrestui permintaan mereka. Lalu krisis itu akan diselesaikan. Dengan berbuat demikian ada manfaat lain yaitu memenangkan kepercayaan dan rasa hormat dari bangsa Israel. Dengan demikian, Rehabeam akan dapat dengan mudah memerintah umat Israel.

2 Tawarikh 11:23 memuji Rehabeam sebagai orang yang sangat cerdas menangai permasalahan. Karena itu saya yakin dia tahu bahwa saran dari para penasehat tua itu tepat. Masalahnya adalah keangkuahan hatinya. Dia tidak dapat menahan kemarahannya. Dia adalah raja negara itu , bagaimana mungkin dia merendahkan hatinya di depan rakyatnya?

Jadi, dia berpaling meminta opini dari orang-orang muda. Pendapat orang-orang muda itu justru bertentangan , mereka menyarankan untuk memakai cara kekerasan. Saran mereka adalah tangani mereka dengan keras sekarang, supaya mereka tidak akan berani lagi untuk melawan di waktu yang akan datang. Sekalipun saran dari para penasehat tua terang-terangan lebih aman, mantap dan bijaksana, namun nasehat itu tidak sesuai dengan seleranya Rehabeam. Dan saran dari orang-orang muda itu justru merupakan apa yang diharapkannya. Jadi, dia menerima saran dari orang-orang muda itu dan memutuskan untuk memakai kata-kata yang keras untuk menjawab bangsa Israel. Dia mengira bahwa bangsa Israel hanya mau memakai kesempatan itu untuk mencari pelayanan yang lebih baik, bahwa mereka tidak akan berani untuk memberontak.

Di sini kita mempelajari satu pelajaran yang sangat penting. Terdapat orang-orang Kristen yang saat berhadapan dengan kesukaran, mereka akan mencari pendeta gereja atau saudara seiman untuk mendapatkan nasehat dan opini. Memang ini merupakan langkah yang bijaksana karena gereja adalah suatu keluarga. Allah akan mengingatkan kita untuk membuat keputusan berdasarkan masukan dari saudara seiman yang lebih dewasa. Saat kita mencari nasehat dan opini dari pendeta atau saudara-saudara seiman, sikap kita haruslah benar. Kita tidak boleh hanya mendengarkan orang yang pendapatnya sesuai dengan keinginan kita. Sebagai contoh, jika pihak yang bertentangan memberikan pendapat mereka yang tidak sesuai dengan keinginan kita, maka kita akan pergi mencari orang lain yang pendapatnya sesuai dengan keinginan kita. Sikap sedemikian tidak menyenangkan Allah. Jika Anda benar-benar ingin mengetahui kehendak Allah lewat bantuan saudara seiman yang lain, Anda harus terlebih dahulu memutuskan untuk mengasihi kebenaran. Kita haruslah memberikan perhatian pada setiap opini yang diberikan dalam kasih yang berdasarkan kebenaran dan yang berasal dari Alkitab. Kita tidak boleh hanya mendengarkan pendapat orang lain yang sesuai dengan kita. Jika kita bertekad di dalam hati untuk belajar memiliki hati yang mengasihi kebenaran, Allah akan sangat senang memimpin kita.

Rehabeam jelas-jelas sangat condong terhadap nasehat dari orang-orang muda ini karena mereka adalah teman-teman baiknya yang tumbuh bersamanya. Jadi, dia lebih mendengarkan mereka dibandingkan dengan nasehat dari orang-orang tua. Ini benar-benar bukan sikap mencintai kebenaran. Kita melanjutkan dengan membaca ayat-ayat 12-17.

1 Raja-Raja 12:12-17 Pada hari lusanya datanglah Yerobeam dengan segenap rakyat kepada Rehabeam, seperti yang dikatakan raja: “Kembalilah kepadaku pada hari lusa.” Raja menjawab rakyat itu dengan keras; ia telah mengabaikan nasihat yang diberikan para tua-tua kepadanya; ia mengatakan kepada mereka menurut nasihat orang-orang muda: “Ayahku telah memberatkan tanggungan kamu, tetapi aku akan menambah tanggunganmu itu; ayahku telah menghajar kamu dengan cambuk, tetapi aku akan menghajar kamu dengan cambuk yang berduri besi.” Jadi raja tidak mendengarkan permintaan rakyat, sebab hal itu merupakan perubahan yang disebabkan TUHAN, supaya TUHAN menepati firman yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Ahia, orang Silo, kepada Yerobeam bin Nebat. Setelah seluruh Israel melihat, bahwa raja tidak mendengarkan permintaan mereka, maka rakyat menjawab raja: “Bagian apakah kita dapat dari pada Daud? Kita tidak memperoleh warisan dari anak Isai itu! Ke kemahmu, hai orang Israel! Uruslah sekarang rumahmu sendiri, hai Daud!” Maka pergilah orang Israel ke kemahnya, sehingga Rehabeam menjadi raja hanya atas orang Israel yang diam di kota-kota Yehuda.

Setelah tiga hari, Rehabeam bertemu dengan umat Israel. Dia menggunakan kata-kata yang kasar untuk menggertak umat Israel dengan mengancam bahwa jika mereka tidak mendengarkan dia, maka dia akan memakai kata yang bahkan lebih keras lagi untuk menangani mereka. Bangsa Israel menjadi sangat marah saat mereka mendengar itu. Mereka memberontak melawan Rehabeam dan mereka tidak lagi pernah melayani Rehabeam sejak itu. Rehabeam adalah seorang yang cerdik, mengapa dia melakukan kesalahan bodoh ini? Kita dapat melihat bahwa di satu sisi, dia menolak untuk mendengar nasehat dari para orang tua. Di sisi lain, peristiwa ini berlangsung karena Allah. Dengan terjadi hal ini kata-kata yang telah disampaikan pada Yerobeam di ayat 15 tergenapi. Semuanya ini terjadi karena Salomo telah memberontak melawan Allah. Kita dapat berkata bahwa Rehabeam itu tidak berbuat salah. Hal yang disayangkan adalah hal ini terjadi langsung setelah dia dinobatkan. Mengapa Allah tidak melindunginya? Mengapa Allah tidak menghakimi Salomo tapi malah Rehabeam yang harus menanggung kesalahan yang telah dilakukan oleh Salomo?

Tentu saja, Alkitab tidak mengajarkan bahwa dosa yang dilakukan oleh orang tua akan dibebankan ke atas anak-anak mereka. Alkitab tidak pernah mengatakan itu. Alkitab menekankan bahwa: Jika orang tua berbuat dosa, anak-anak mereka akan menderita. Penderitaan anak-anak mereka bukan karena mereka menanggung beban dosa orang tua mereka dan dengan itu orang tua mereka bebas dari jangkauan hukum. Allah melakukan ini untuk mengajarkan umatNya bahwa jika orang tua berbuat dosa, hal itu akan mempengaruhi anak-anak mereka. Jika Anda mengasihi anak-anak Anda, Anda harus mengasihi Allah dengan segenap hati dan akal budi dan takut pada Allah.

Banyak orang yang mengira bahwa berbuat dosa adalah sesuatu yang bersifat pribadi, bahwa jika seorang itu berbuat dosa, dia harus sepenuhnya bertanggungjawab. Mereka mengira bahwa jika mereka berbuat dosa, biarlah Allah yang menangani mereka. Tapi sering kali, Allah tidak menghukum orang yang berbuat dosa, mereka malah dapat hidup dengan aman di bumi. Salomo memberontak melawan Allah, hukuman yang setimpal dengan dosanya tidak dijatuhkan padanya di dalam hidupnya tapi buah kejahatan dari apa yang telah dia tabur pasti akan mengikutinya setelah kematiannya. Kejahatan dari perbuatan Salomo mempengaruhi anaknya, Rehabeam dan membuatnya tidak dapat menerima berkat dari Allah.

Terdapat suatu fenomena yang menarik di Kitab Raja-Raja: Bapa tunduk pada Allah, anak akan diberkati. Sama seperti Salomo diberkati karena penundukan Daud kepada Allah dengan segenap hati dan pikiran. Bapa tidak tunduk pada Allah, anak akan kehilangan berkat dari Allah. Sama seperti Salomo memberontak melawan Allah, Rehabeam akan menderita. Di dalam kehidupan kita, prinsip ini masih berlaku. Orang tua yang takut pada Allah, anak-anak mereka akan lebih mudah mengenal Allah karena teladan-teladan mereka. Orang-orang tua yang meremehkan Allah, anak-anak mereka juga akan menjadi seperti mereka saat mereka menjadi dewasa. Jadi, setiap kali  Anda harus memilih, ingatlah bahwa Anda bukan saja harus mempertimbangkan diri Anda tapi juga pengaruh dari keputusan Anda pada angkatan yang berikutnya. Apakah mereka akan diberkati karena Anda atau menderita karena Anda?

Demikianlah, Rehabem kehilangan 10 suku karena kata-katanya yang tidak bijaksana itu. Atau dapat kita katakan bahwa dia kehilangan 10 propinsi. Dia benar-benar tidak mengindahkan respon dari bangsa Israel dan kata-kata hikmat dari orang-orang tua. Tapi akhirnya semuanya sudah terlambat. Rehabeam pasti tidak tepikir bahwa dia akan menghadapi peristiwa yang begitu memalukan tidak lama setelah dia dinobatkan. Dia tentu saja tidak akan dengan mudah mengizinkan umat Israel menyingkirkannya. Mari kita meneruskan pembacaan ke ayat-ayat 21-24:

1 Raja-Raja 12:21-24  Ketika Rehabeam datang ke Yeruselam, ia mengumpulkan segenap kaum Yehuda dan suku Benyamin, seratus delapan puluh ribu teruna yang sanggup berperang untuk memerangi kaum Israel dengan maksud mengembalikan kerajaan itu kepada Rehabeam, anak Salomo, Tetapi datanglah firman Allah kepada Semaya, abdi Allah, demikian: “Katakanlah kepada Rehabeam, anak Salomo, raja Yehuda, dan kepada segenap kaum Yehuda dan Benyamin dan kepada selebihnya dari bangsa itu: Beginilah firman TUHAN: Janganlah kamu maju dan janganlah kamu berperang melawan saudara-saudaramu, orang Israel. Pulanglah masing-masing ke rumahnya, sebab Akulah yang menyebabkan hal ini terjadi.” Maka mereka mendengarkan firman TUHAN dan pergilah mereka pulang sesuai dengan firman TUHAN itu.

Saat Rehabeam kembali ke Yerusalem, dia menjadi semakin marah saat dia memikirkan kembali peristiwa yang terjadi. Jadi dia mengumpulkan angkatan perang yang terdiri dari 180,000 prajurit untuk siap menyerang suku-suku di bagian utara Israel dalam pertempuran sampai mati. Melihat bahwa Israel sedang menuju perang saudara yang mengerikan, nabi Allah, Semaya muncul di momen yang kritis untuk menghentikan peperangan ini. Semaya adalah seorang nabi yang diakui oleh seluruh bangsa. Setiap orang siap untuk mendengarkan dia. Saat Rehabeam dan bangsa Israel mengetahui bahwa peperangan itu di luar kehendak Allah, mereka tunduk pada firman TUHAN. Ini adalah sesuatu yang sangat berharga. Kondisi spiritual Israel pada umumnya tidaklah terlalu parah pada waktu, karena mereka masih mau tunduk pada nabi Allah dan melakukan sesuai kehendak Allah. Namun yang sangat disayangkan adalah kondisi spiritual Israel menjadi semakin mundur sejak bangsa Israel pecah menjadi dua. Kemunduran ini lebih kentara bagi bangsa-bangsa di utara. Hal ini akan kita lihat di waktu yang lain.

Setiap kali saat saya membaca 1 Raja-Raja, saya sadar akan suatu fenomena yang menarik. Sosok yang sebenarnya sangat mempengaruhi Israel bukanlah raja-raja tapi para nabi Allah. Di setiap momen penting, Allah akan mengutus nabiNya untuk mendeklarasikan kehendakNya. Allah memakai cara ini untuk memimpin bangsa Israel. Jika nabi-nabi ini tidak berada di belakang layar dalam mengatur urusan kenegaraan Israel, sudah lama bangsa Israel binasa. Hal yang sangat menyedihkan adalah saat bangsa Israel mulai menyimpang dari Allah, mereka bukan saja tidak menghormati para nabi Allah, tapi mereka malah menganiaya dan membunuh mereka. Sampai tahap ini kita telah melihat 3 nabi: Natan, Ahia dan Semaya. Kita akan melihat lebih banyak nabi-nabi yang lainnya nanti. Kiranya kita dapat belajar dari mereka bagaimana caranya untuk berjalan bersama Allah.

Jika kita mau mengetahui seluruh karya Rehabeam di dalam hidupnya, kita harus melihat ke 2 Tawarikh. Pasal-pasal 11-12 dari kitab 2 Tawarikh memberikan informasi tambahan tentang Rehabeam. Mari kita membaca 2 Tawarikh 11:13-17.

2 Tawarikh 11:13-17  Para imam dan orang Lewi di seluruh Israel datang menggabungkan diri dengan dia dari daerah-daerah kediaman mereka. Sebab orang Lewi meninggalkan tanah pengembalaan dan milik mereka, lalu pergi ke Yehuda dan Yerusalem, oleh karena Yerobeam dan anak-anaknya melarang mereka memegang jabatan imam TUHAN, dan mengangkat bagi dirinya imam-imam untuk bukit-bukit pengorbanan untuk jin-jin dan untuk anak-anak lembu jantan yang dibuatnya. Dari segenap suku Israel orang datang ke Yerusalem mengikuti orang-orang Lewi itu, yakni orang telah membulatkan hatinya untuk mencari TUHAN Allah Israel; dan mereka datang untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allah nenek moyang mereka. Demikianlah mereka memperkokoh kerajaan Yehuda dan memperkuat pemerintahan Rehabeam bin Salomo selama tiga tahun, karena selama tiga tahun mereka hidup mengikuti jejak Daud dan Salomo.

Setelah Israel pecah menjadi kerajaan Utara dan Selatan, para iman dan orang Lewi dari seluruh Israel datang untuk mencari bantuan dari Rehabeam. Ini dikarenakan Yerobeam tidak mengizinkan mereka untuk menyembah Allah. Mengapa Yerobeam berani melakukan itu? Kita tidak akan membahas pokok ini hari ini. Hal ini akan kita bahas saat kita berbicara tentang Yerobeam. Ayat 6 memberitahu kita bahwa bukan saja para imam dan Lewi yang datang ke Yerusalem, tapi juga mereka yang dari suku-suku Israel yang telah menetapkan hati mereka untuk mencari Allah datang ke Yerusalem untuk menyembah Allah.

Sekalipun negara Israel sudah pecah, Yerusalem masih merupakan pusat penyembahan Allah Yahweh. Yerusalem masih dianggap sebagai tempat kudus oleh bangsa Israel. Orang Israel yang takut pada Allah menempuh perjalanan yang jauh dari segenap penjuru untuk ke Yerusalem agar dapat menyembah Allah. Jadi kita bisa melihat bahwa Rehabeam masih mempunyai pengaruh yang besar pada bangsa-bangsa yang berada di utara. Jadi, mereka memperkuat kerajaan Yehuda.

Tiga tahun pertama Rehabeam menjadi raja, dia hidup mengikuti cara Daud dan Salomo sebagaimana yang disebut di ayat 17. Dia mengikuti teladan mereka untuk mengasihi Allah dengan segenap hati dan akal budi, dan hidup takut pada Allah. Karena itu, Allah memperkuat negaranya selama 3 tahun. Besar kemungkinan karena dia melihat bahwa suku-suku di utara bersatu untuk melawannya, maka Rehabeam belajar untuk mengandalkan Allah, menaati perintah-perintah Allah. Allah juga memperkuat Yehuda. Tapi apa yang terjadi setelah tiga tahun? Kita meneruskan pembacaan di 2 Tawarikh 12:1-2:

2 Tawarikh 12:1-2 Rehabeam beserta seluruh Israel meninggalkan hukum TUHAN, ketika kerajaannya menjadi kokoh dan kekuasaannya menjadi teguh. Tetapi pada tahun kelima zaman raja Rehabeam, majulah Sisak, raja Mesir, menyerang Yerusalem – karena mereka melawan TUHAN –

Sikap Rehabeam yang benar terhadap Allah hanya bertahan selama tiga tahun. Saat kerajaan Yehuda menjadi kokoh, Rehabeam bersama umat Israel meninggalkan perintah Allah. Jadi Allah membangkitkan musuh – Firaun Mesir untuk datang menyerang Yerusalem. Suatu permulaan yang baik tidak selalunya berakhir dengan baik. Sama seperti Salomo dan Rehabeam, banyak orang Kristen yang bermula dengan baik tapi tidak dapat bertahan sampai akhirnya. Seorang yang dapat bertahan sampai akhirnya dengan mengandalkan Allah, jauh lebih penting dari seorang yang bermula secara spektakuler tapi tidak dapat bertahan sampai akhirnya. Apakah komentar Kitab Suci tentang Rehabeam? Mari kita melihat di 2 Tawarikh 12:14:

2 Tawarikh 12:14  Ia berbuat yang jahat, karena ia tidak tekun mencari TUHAN.

Hati Rehabeam tidak bulat, dia tidak secara terus menerus mencari Allah. Sebagai akibatnya, dia menyimpang dari jalan yang benar dan menjadi seorang pelaku kejahatan, seperti ayahnya, Salomo. Apa yang membuat hatinya tidak tegas dan bulat dalam mencari TUHAN? Karena ego dan keangkuhan. Saat negaranya sudah kokoh, dia meninggalkan Allah Yahweh. Allah memakai Firaun Mesir untuk mendisplinnya. Sebagai akibat, dia sekali lagi merendahkan diri di hadapan Allah. Tapi kerendahan hati ini tidak berlangsung lama. Karena Alkitab menggambarkan dia pada akhirnya sebagai pelaku kejahatan. Bukan hanya itu, bangsa Israel mengikutinya meninggalkan perintah-perintah Allah sebagaimana yang disebut di 12:1.

Karena keterbatasan waktu, saya hanya dapat menyampaikan pengenalan yang singkat tentang Rehabeam. Di lain kesempatan, kita akan mendiskusikan musuh Rehabeam, yaitu Yerobeam.

 

Berikan Komentar Anda: