Pastor Jeremiah Zhang | 1 Raja-Raja 15:9-24 |

Hari ini kita akan melihat tentang raja Yehuda, Asa. Ia adalah raja Yehuda yang keempat, salah satu raja yang baik di Yehuda. Ia menjadi raja di Yerusalem selama 41 tahun. Alkitab mencatat banyak hal tentang Asa. Selain 1 Raja-raja 15:9-24, 2 Tawarikh 14-16 memiliki catatan yang sangat mendetail. Kita dapat melihat bahwa Asa adalah seorang yang sangat penting. Kita dapat memulai dengan 1 Raja-raja 15:9-15 :

1 Raja-Raja 15:9-15 Dalam tahun kedua puluh zaman Yerobeam, raja Israel, Asa menjadi raja atas Yehuda. Empat puluh satu tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama neneknya yang perempuan ialah Maakha, anak Abisalom. Asa melakukan apa yang benar di mata TUHAN seperti Daud, bapa leluhurnya. Ia menyingkirkan pelacuran bakti dari negeri itu dan menjauhkan segala berhala yang dibuat oleh nenek moyangnya. Bahkan ia memecat Maakha, neneknya, dari pangkat ibu suri, karena neneknya itu membuat patung Asyera yang keji. Asa merobohkan patung yang keji itu dan membakarnya di lembah Kidron. Sekalipun bukit- bukit pengorbanan tidak dijauhkan, namun Asa berpaut kepada TUHAN dengan segenap hatinya sepanjang umurnya. Ia membawa persembahan- persembahan kudus ayahnya dan persembahan- persembahan kudusnya sendiri ke rumah TUHAN, yakni emas dan perak serta barang- barang lain.

Beberapa ayat pendek menyimpulkan pencapaian-pencapaian rohani di seluruh kehidupan Asa. Ayat 12 menyebutkan kalau ia menyingkirkan pelacuran bakti dari negeri itu dan menjauhkan segala berhala. Di ayat 13, kita dapat melihat kegigihan Asa untuk membangkitkan Yehuda, ia bahkan memecat neneknya dari pangkat ibu suri. Karena ia melupakan Allah dan berpaling untuk menyembah berhala-berhala. Jelas terlihat neneknya menolak untuk berubah dan berpaling dari perbuatan-perbuatannya meski telah diingatkan berkali-kali, sehingga Asa terpaksa melakukan hal tersebut.

Penilaian yang diberikan Alkitab untuk Asa adalah penilaian yang menyetujui dan positif. Ayat 11 mengatakan bahwa Asa melakukan seperti yang dilakukan bapa leluhurnya, Daud dan melakukan apa yang benar di mata TUHAN. Yaitu untuk menyingkirkan semua hal yang tidak menyenangkan Allah. Ayat 14 juga mengatakan kalau hati Asa berpaut atau setia kepada TUHAN sepanjang umurnya. “Hati yang setia” adalah apa yang kita bahas di sesi yang lalu sebagai “hati yang terfokus”. “Hati yang terfokus” ini hanya dimiliki oleh sedikit dari raja-raja Yehuda. Jadi, dalam hal hati Asa terhadap Allah, maupun sikapnya terhadap Allah, Alkitab memberinya penilaian yang positif.

1 Raja-raja 15:9-15 sebenarnya adalah kesimpulan dari seluruh kehidupan Asa. Beberapa ayat ini mewakili beberapa tahapan dalam 41 tahun masa pemerintahannya. Untuk lebih mengerti akan keseluruhan hidup Asa, kita harus melihat pada 2 Tawarikh 14-16. 2 Tawarikh 14:1-7 memberitahu kita bahwa ketika Asa diangkat menjadi raja, ia fokus dan gigih untuk melakukan apa yang baik dan benar di mata Allah. Hal pertama yang ia lakukan adalah menyingkirkan bukit-bukit pengorbanan segala berhala, meruntuhkan pilar-pilar kudus dan merobohkan patung-patung yang terbuat dari kayu. Ia juga memerintahkan orang-orang Yehuda untuk mencari Allah, dan untuk melakukan hukum Taurat dan perintah-perintah Allah. Karena Asa melakukan kehendak Allah dengan segenap hatinya, Allah memberikan Yehuda kedamaian selama 10 tahun. Hal itu terjadi di 10 tahun pertama Asa menjadi raja.

Saat Zerah, raja Etiopia datang dengan membawa satu juta pasukan untuk menduduki Yehuda. Namun pasukan Yehuda hanya berjumlah 580.000 orang. Ini adalah sebuah situasi dimana orang Israel harus berperang melawan rintangan yang sangat berat, yang kerugiannya ada di pihak orang-orang Yehuda. Inilah kali pertama iman Asa terhadap Allah diuji. Mari kita lihat 2 Tawarikh 14:9-13 :

2 Tawarikh 14:9-13 Zerah, orang Etiopia itu, maju berperang melawan mereka dengan tentara sebanyak sejuta orang dan tiga ratus kereta. Ia sampai ke Maresa. Lalu Asa maju menghadapinya. Mereka mengatur barisan perangnya di lembah Zefata dekat Maresa. Kemudian Asa berseru kepada TUHAN, Allahnya:”Ya TUHAN, selain dari pada Engkau, tidak ada yang dapat menolong yang lemah terhadap yang kuat. Tolonglah kami ya TUHAN, Allah kami, karena kepada- Mulah kami bersandar dan dengan nama- Mu kami maju melawan pasukan yang besar jumlahnya ini. Ya TUHAN, Engkau Allah kami, jangan biarkan seorang manusia mempunyai kekuatan untuk melawan Engkau!” Dan TUHAN memukul kalah orang- orang Etiopia itu di hadapan Asa dan Yehuda. Orang- orang Etiopia itu lari, lalu dikejar oleh Asa dan laskarnya sampai ke Gerar. Dari orang- orang Etiopia itu amat banyak yang tewas, sehingga tidak ada yang tinggal hidup, karena mereka hancur di hadapan TUHAN dan tentaranya. Orang- orang Yehuda memperoleh jarahan yang sangat besar.

Tidaklah sulit bagi Asa untuk dengan semangat yang berkobar-kobr membangkitkan reformasi rohani. Menghadapi pasukan Etiopia yang berjumlah satu juta orang benar-benar merupakan sebuah ujian. Karena hal itu menguji bagaimana imannya terhadap Allah. Meskipun pasukan musuh besar dan kuat, Asa tidak menjadi takut dan mundur. Ia berseru kepada nama Yahweh dan memohon Yahweh untuk menolong mereka mengalahkan musuh mereka. Yahweh, sesuai dengan pengharapan mereka menolong orang-orang Yehuda dan membuat mereka mendapatkan sebuah kemenangan telak meskipun mereka hanya beberapa orang melawan begitu banyak. Jadi dari pertempuran ini kita dapat melihat iman Asa terhadap Allah.

Pertempuran ini adalah ujian dari Allah untuk Asa. Karena setelah Asa mengalahkan pasukan Etiopia, Yahweh mengirim nabi-Nya untuk menemuinya. Mari kita lihat 2 Tawarikh 15:1-7 :

2 Tawarikh 15:1-7 Azarya bin Oded dihinggapi Roh Allah. Ia pergi menemui Asa dan berkata kepadanya:”Dengarlah kepadaku, Asa dan seluruh Yehuda dan Benyamin! TUHAN beserta dengan kamu bilamana kamu beserta dengan Dia. Bilamana kamu mencari- Nya, Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi bilamana kamu meninggalkan- Nya, kamu akan ditinggalkan- Nya. Lama sekali Israel tanpa Allah yang benar, tanpa ajaran dari pada imam dan tanpa hukum. Tetapi dalam kesesakan mereka berbalik kepada TUHAN, Allah orang Israel. Mereka mencari- Nya, dan Ia berkenan ditemui oleh mereka. Pada zaman itu tidak dapat orang pergi dan pulang dengan selamat, karena terdapat kekacauan yang besar di antara segenap penduduk daerah- daerah. Bangsa menghancurkan bangsa, kota menghancurkan kota, karena Allah mengacaukan mereka dengan berbagai- bagai kesesakan. Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu!”

Setelah Asa mengalahkan orang-orang Etiopia, ia kembali ke Yerusalem. Allah mengirimkan nabi Azarya untuk menemuinya. Sang nabi menguatkan orang-orang Yehuda dan Benyamin (itulah orang-orang yang tinggal di Yehuda) untuk berserah kepada Allah. Jika mereka dengan sepenuh hati mencari Allah, Allah akan ada bersama mereka. Perkataan ini, sudah tentu, berbicara kepada Asa karena ia adalah raja mereka. Sang nabi secara khusus mengingatkannya untuk mencari Allah, untuk berserah kepada Allah, dengan demikian Yehuda akan makmur dan menikmati kedamaian. Hal ini terjadi karena Allah Yahweh beserta mereka. Ini adalah janji dan penghiburan yang Allah berikan bagi Asa, orang-orang Yehuda dan Benyamin.

Di saat bersamaan, sang nabi juga memperingatkan mereka. Jika mereka meninggalkan Allah, Allah akan meninggalkan mereka. Di ayat 3-5, sang nabi secara khusus mengatakan disana bahwa ada kekacauan yang besar di daerah Israel di era hakim-hakim dan tidak ada kedamaian. Hal ini terjadi karena mereka melupakan hukum Taurat, mereka tidak berserah dan menyembah Allah yang benar. Allah telah menggunakan daerah-daerah di sekeliling mereka untuk mengacaukan dan mempekerja-paksakan mereka. Tetapi ketika mereka berseru kepada Allah dan berbalik kepada Allah, Allah bermurah hati kepada mereka dan berkenan ditemui oleh mereka. Kita dapat melihat kalau Allah penuh dengan belas kasihan. Hanya ketika kita bersedia mencari-Nya, Ia akan berkenan ditemui oleh kita. Tetapi jika mereka meninggalkan-Nya, Ia akan menggunakan segala macam bencana untuk mengacaukan mereka.

Allah mengingatkan Asa kalau ia harus setia dalam memimpin orang-orang pilihan Allah. Dan ia tidak boleh mengizinkan orang-orang Yehuda kembali pada situasi seperti di era hakim-hakim. Di era hakim-hakim, orang Israel tidak menganggap Allah. Mereka melakukan apa yang benar di mata mereka sendiri. Hal itu membuat Allah marah. Orang-orang Yehuda saat itu sama seperti orang Israel di negara bagian utara yang secara perlahan berjalan menuju kebiasaan yang telah ada di era hakim-hakim. Kebiasaan menyembah berhala telah mulai menyebar luas di era itu. Jika situasinya terus demikian, maka Allah akan menggunakan segala macam bencana untuk membuat mereka tidak tenang dan tidak akan ada kedamaian disana.

Yahweh senang dengan apa yang diperbuat Asa. Sehingga, Ia secara khusus menguatkan Asa untuk memimpin rakyatnya untuk mencari Yahweh dan bersandar pada hukum Taurat dan perintah-perintah-Nya melalui nabi Azarya. Hanya dengan berbuat demikian, Allah akan berada bersama Yehuda dan Yehuda akan menikmati kedamaian dan kemakmuran. Di ayat 7, nabi Azarya menguatkan Asa untuk melanjutkan melakukan apa yang benar di mata Allah dan tidak takut karena Allah akan memberi upah padanya dan pada orang-orang Yehuda. Apa dampak perkataan nabi Azarya kepada Asa? Kita lanjutkan untuk membaca ayat 8-9 :

2 Tawarikh 15:8-9 Ketika Asa mendengar perkataan nubuat yang diucapkan oleh nabi Azarya bin Oded itu, ia menguatkan hatinya dan menyingkirkan dewa- dewa kejijikan dari seluruh tanah Yehuda dan Benyamin dan dari kota- kota yang direbutnya di pegunungan Efraim. Ia membaharui mezbah TUHAN yang ada di depan balai Bait Suci TUHAN. Ia mengumpulkan seluruh Yehuda dan Benyamin dan orang- orang Efraim, Manasye dan Simeon yang tinggal di antara mereka sebagai orang asing. Sebab dari Israel banyak yang menyeberang memihak kepadanya ketika mereka melihat bahwa TUHAN, Allahnya, beserta dengan dia.

Setelah Asa mendengar perkataan nubuat dari nabi Azarya, ia bahkan menjadi lebih aktif dalam menghapus penyembahan berhala di tanah Yehuda. Ia menyingkirkan dewa-dewa kejijikan dari seluruh tanah Yehuda. Perkataan nabi Azarya tersebut menguatkan dan memberanikan Asa, ia bahkan lebih gigih dan berani dalam membawa orang-orang Yehuda kepada Allah Yahweh. Sebenarnya, bahkan sebelum itu, ia sangat berapi-api dalam menjauhkan rakyatnya dari berhala-berhala dan menyembah kepada satu Allah yang benar. Tetapi, tidaklah mudah untuk menjalankan reformasi rohani menurut kehendak Allah. Karena, sudah pasti akan berhadapan dengan begitu banyak bantahan dan halangan. Jadi, Allah menghibur Asa melalui nabi Azarya agar dia tidak takut pada bantahan dari manusia, ia harus gigih sampai akhirnya.

Pertama-tama, Asa menyingkirkan dewa-dewa kejijikan dari seluruh tanah Yehuda. Kemudian ia membaharui mezbah Yahweh yang selama ini terbengkalai. Perbuatan-perbuatan gigih Asa yang didasari dengan tujuan untuk membawa orang-orang Yehuda kepada Allah. Hal ini tidak saja memotivasi orang-orang Yehuda tetapi juga menarik beberapa orang Israel yang lapar akan kebenaran untuk tinggal di Yerusalem dan berbalik kepada Asa (beberapa dari mereka telah pindah ke Yehuda di tahun-tahun pemerintahan Yerobeam). Orang-orang ini meninggalkan negara bagian utara untuk datang memihak kepada Asa karena mereka telah melihat Allah berserta dengan Asa. Jelas terlihat kalau Yehuda mengalami sebuah kebangkitan rohani.

Ayat 9 mengatakan kalau Asa mengumpulkan seluruh Yehuda dan Benyamin. Ia juga mengumpulkan orang Efraim, Manasye dan Simeon yang tinggal di antara mereka sebagai orang asing. Mengapa ia mau mengumpulkan semua orang? Kita lanjutkan untuk melihat pada ayat 10-15 :

2 Tawarikh 15:10-15 Mereka berkumpul di Yerusalem pada bulan ketiga tahun kelima belas dari pemerintahan Asa. Pada hari itu mereka mempersembahkan kepada TUHAN tujuh ratus lembu sapi dan tujuh ribu kambing domba dari jarahan yang mereka bawa pulang. Mereka mengadakan perjanjian untuk mencari TUHAN, Allah nenek moyang mereka, dengan segenap hati dan jiwa. Setiap orang, baik anak- anak atau orang dewasa, baik laki- laki atau perempuan, yang tidak mencari TUHAN, Allah Israel, harus dihukum mati. Mereka bersumpah setia kepada TUHAN dengan suara yang nyaring, dengan sorak- sorai dan dengan tiupan nafiri dan sangkakala. Seluruh Yehuda bersukaria atas sumpah itu, karena dengan segenap hati mereka bersumpah setia dan dengan kehendak yang bulat mereka mencari TUHAN. TUHAN berkenan ditemui oleh mereka dan mengaruniakan keamanan kepada mereka di segala penjuru.

Kebangkitan rohani ini terjadi di tahun ke 15 setelah Asa menjadi raja. Di bulan ketiga, Asa mengumpulkan orang-orang Yehuda dan Benyamin dan semua orang Israel yang tinggal di Yehuda ke Yerusalem. Ia memimpin orang-orang Yehuda untuk mempersembahkan korban kepada Yahweh dan mengadakan perjanjian dengan Yahweh. Mereka bersumpah kepada Yahweh untuk mencari-Nya dengan segenap hati dan jiwa mereka. Dan barangsiapa yang tidak mencari Yahweh akan dihukum mati. Hal itu berarti, orang-orang Yehuda yang menyembah berhala akan dihukum mati. Perkataan nabi Azarya mengingatkan Asa konsekuensi dari penyembahan berhala. Jadi, ia mengambil beberapa tindakan menentukan dan berani. Dia bahkan mengambil beberapa langkah yang sangat serius untuk menghapuskan secara keseluruhan kebiasaan penyembahan berhala.

Seluruh tanah Yehuda mendukung keputusan Asa (ada juga bantahan, yang akan kita lihat nanti), mereka bersedia dan bersukacita untuk memasuki perjanjian dengan Allah. Dan mereka bersumpah untuk mencari Allah dengan segenap hati dan jiwa mereka. Orang-orang Yehuda sangat aktif memberikan respon karena mereka telah melihat teladan dari Asa. Semangat berapi-api Asa terhadap Allah menguatkan mereka.

Kita dapat melihat bahwa teladan dari seorang pemimpin sangatlah penting. Jika gembala bersungguh-sungguh untuk mencari Allah, anggota gereja akan secara alami termotivasi untuk mengikuti. Jika kita hanya suam-suam kuku, kita janganlah berharap bahwa saudara-saudara dan saudari-saudari kita akan memiliki terobosan rohani. Gereja tidak dapat mengalami kebangkitan. Jadi jika saudara-saudara dan saudari-saudari kita suam-suam kuku, mereka tidak mencari Allah dengan segenap hati dan jiwa mereka, maka gembala dari gereja tersebut harus menilai dirinya sendiri.

Kita harus memberi perhatian pada ayat 15, ketika orang-orang Yehuda tunduk dan berserah kepada nabi Azarya dan Asa, ketika mereka mengadakan perjanjian dengan Allah dengan segenap hati dan pikiran, ketika mereka bersumpah untuk mencari Allah dengan segenap hati dan pikiran mereka, Allah berkenan ditemui oleh mereka dan memberikan mereka keamanan di segala penjuru tanah mereka. Di Perjanjian Lama, sebuah tanah yang menikmati keamanan adalah simbol dari kehadiran khusus Allah Yahweh. Setiap kali ketika orang Israel memberontak terhadap Yahweh, tanah mereka akan mengalami kekacauan dan perang. Jadi, ketika tanah Yehuda menikmati keamanan, itu membuktikan kalau Allah berkenan ditemui oleh mereka. Karena Ia senang untuk berada bersama dengan mereka. Mari lihat ayat 19 :

2 Tawarikh 15:19 Tidak ada perang sampai pada tahun ketiga puluh lima pemerintahan Asa.

Allah memberkati Asa dan orang-orang Yehuda dengan luar biasa dari tahun ke 15 sampai tahun ke 35 raja Asa. Tanah selatan mengalami 20 tahun kedamaian tanpa peperangan. 20 tahun kedamaian ini tidak boleh dianggap remeh. Jangan lupa, negara bagian utara adalah musuh yang mematikan bagi negara bagian selatan. Keduanya seringkali berperang. Negara-negara yang mengelilingi tanah Yehuda juga akan menyerang Yehuda kapan saja. Jadi, keamanan yang dinikmati Yehuda tidak boleh dianggap remeh. 20 tahun yang penuh keamanan itu jelas karena perlindungan dari Allah. Karena Asa dan orang-orang Yehuda memegang teguh perjanjian mereka dengan Allah dan mencari Allah dengan fokus dan segenap hati. Ada poin lain yang baik kita perhatikan. Mari lihat ayat 16 :

2 Tawarikh 15:16 Bahkan raja Asa memecat Maakha, neneknya, dari pangkat ibu suri, karena neneknya itu membuat patung Asyera yang keji. Asa merobohkan patung yang keji itu, menumbuknya sampai halus dan membakarnya di lembah Kidron.

Untuk berserah kepada Allah dan mengikuti hukum Taurat dan perintah-perintah-Nya, Asa tidak ragu-ragu untuk meninggalkan anggota keluarga demi kebenaran dan memecat Maakha dari pangkat ibu surinya. Nenek Asa tidak setuju dengan apa yang ia lakukan demi reformasi. Kemungkinan ia berusaha menggunakan pangkatnya, status sebagai ibu suri untuk menghentikan Asa. Asa sebelumnya mungkin berusaha menghindari bantahan dan tekanan dari neneknya. Tetapi setelah nabi Azarya menguatkannya dengan perkataan dari Allah Yahweh, ia menjadi cukup berani untuk memecat neneknya, Maakha dari pangkat sebagai ibu suri dan merobohkan patung kejinya. Keputusan ini membuat seluruh tanah Yehuda melihat keseriusan dan kegigihan Asa untuk taat pada hukum Taurat dan perintah-perintah Allah.

Seperti yang telah kita lihat sebelumnya. Pertumbuhan dari kehidupan rohani gereja terhambat, seringkali hal itu terjadi karena pengaruh dari orang-orang Kristen yang telah percaya kepada Tuhan untuk jangka waktu yang lama. Orang-orang ini lebih berpengaruh di dalam gereja. Karena mereka telah percaya kepada Allah untuk jangka waktu yang lama, mereka tidak bersedia untuk menerima masukan-masukan dari orang lain. Mereka juga tidak peka terhadap pimpinan Roh Kudus. Mereka seringkali menggunakan pengaruh mereka untuk menganiaya mereka yang memiliki pendapat yang berbeda. Kita harus berhati-hati untuk tidak berubah menjadi orang-orang demikian. Kehidupan rohani mereka sudah membusuk, mereka masih menggunakan status dan pengaruh mereka untuk menghambat orang lain dari melakukan kehendak Allah. Kita lanjutkan untuk melihat ayat 17 :

2 Tawarikh 15:17 Sekalipun bukit- bukit pengorbanan tidak dijauhkan dari Israel, namun hati Asa tulus ikhlas sepanjang umurnya.

Apa yang Asa lakukan menyenangkan Allah. Satu hal yang tidak dia lakukan yaitu tidak menjauhkan bukit-bukit pengorbanan. Bukit-bukit pengorbanan ini sebelumnya dipakai orang-orang untuk mempersembahkan korban sebelum Salomo membangun Bait Suci. Kita telah melihat di 1 Raja-raja 3:2. Setelah Salomo membangun Bait Suci, orang-orang Yehuda mempersembahkan korban di Bait Suci sesuai dengan ajaran hukum Taurat. Tetapi dengan berlalunya waktu, beberapa orang kembali kepada tradisi masa lalu, mereka kembali mempersembahkan korban di bukit-bukit pengorbanan.

Bukit-bukit pengorbanan ini memiliki sebuah sejarah yang panjang. Mereka dianggap kudus oleh orang-orang Yehuda dan secara perlahan hal tersebut menjadi sebuah takhyul. Sikap takhyul ini membuat mereka menjauh dari hukum Taurat. Karena hukum Taurat memerintahkan mereka untuk menyembah Allah di sebuah tempat yang dikhususkan bagi Allah. Persepsi takhyul ini membuat banyak orang mengikuti tradisi penyembahan berhala yang dilakukan oleh bapa leluhur mereka.

Bukit-bukit pengorbanan ini adalah simbol dari tradisi manusia. Hari ini kita memiliki masalah yang sama. Pemikiran-pemikiran tradisional dari orang-orang demikian sangat dalam tertanam. Hal itu pasti secara diam-diam mempengaruhi dan tanpa disadari menjadi sebagian dari tradisi gereja. Tradisi akhirnya terlihat sebagai kebenaran yang paling benar. Namun sebenarnya semua ini hanyalah tradisi manusia, bukan kehendak Allah. Tradisi gereja bisa saja doktrin-doktrin atau perayaan-perayaan. Hal itu telah turun temurun dari satu generasi ke generasi lainnya, dan karena itu terlihat sebagai kebenaran yang paling benar dan sangat direkomendasikan oleh gereja besar dan pendeta-pendeta senior. Jadi, tidak ada seorangpun yang berani mempertanyakan apakah tradisi-tradisi ini sesuai dengan ajaran Alkitab. Sehingga tidaklah mudah untuk menyingkirkan semua tradisi-tradisi keagamaan ini.

Bukit-bukit pengorbanan di Yehuda dianggap sebagai kudus dan tidak dapat disentuh selama banyak generasi. Sehingga, Asa tidak mempertanyakan apakah keberadaan dari bukit-bukit pengorbanan itu sesuai dengan kehendak Allah. Meskipun ia mengabaikan akan hal ini, bagaimanapun juga, Alkitab memberikannya sebuah komentar yang sangat positif — hati Asa setia kepada Allah sepanjang hidupnya. Kata “setia” disini berarti “sempurna” di teks asli bahasa Ibrani. Hal itu berarti hati Asa terhadap Allah sempurna. Tidak mendua. Penilaian ini sejalan dengan apa yang tertulis di 1 Raja-raja 15:14.

Meskipun penilaian yang Alkitab berikan untuk Asa adalah positif, Asa bukannya tidak memiliki kesalahan. Di tahun-tahun terakhir Asa, Allah memberikannya sebuah ujian iman yang lain. Tetapi Asa tidak dapat melewatinya. Ujian apa yang Allah berikan kepada Asa? Kita akan membahasnya di lain waktu.

 

Berikan Komentar Anda: