Pastor Jeremiah Zhang | 1 Raja-Raja 2:13-18 |

Di session yang lalu, kita melihat di 1 Raja-Raja 2:1-10. Kita telah melihat Daud menyampaikan tiga nasihat kepada Salomo saat dia berbaring di ranjangnya menanti kematiannya. Yang pertama aadalah untuk menjadi kuat dan berani dalam menaati perintah dan hukum Allah. Yang kedua, untuk dengan baik menangani mereka yang telah bermurah hati pada Daud. Yang ketiga untuk menyingkirkan mereka yang tidak takut pada Allah.

Kita harus memahami bahwa Daud bukanlah sedang memakai jabatannya untuk membalas dendam pribadinya. Jika Daud mau membalas dendam atau membalas kebaikan, dia bisa melakukannya saat dia menjadi raja. Dia tidak perlu meminta Salomo untuk melakukannya untuk dia. Dia meminta Salomo melakukan semua itu untuk mengajarkan pada bangsa Israel suatu pelajaran yang sangat penting. Bermurah hati kepada orang yang diurapi Allah adalah bermurah hati kepada Allah; meremehkan orang yang diurapi Allah adalah meremehkan Allah.

Yoab memebenci perintah Daud karena dia tidak takut pada Allah. Simei mengutuk dan menghina Daud karena Allah tidak ada di dalam hatinya. Barzilai bermurah hati terhadap Daud karena dia melihat Daud sebagai yang diurapi Allah. Jadi Daud menghimbau Salomo untuk melaksanakan kebenaran menurut kebenaran Allah Yahweh.

Kemungkinan Anda akan bertanya, “Mengapa Daud tidak menyingkirkan Yoab dan Simei sendiri? Alasannya adalah sederhana. Karena kebenaran membutuhkan kebijaksanaan dalam pelaksanaannya. Perumpamaan ilalang di Matius memberitahu kita suatu pewahyuan yang sangat bagus. Saat para hamba tahu terdapat ilalang di ladang, dia bertanya pada tuannya apakah dia harus menyingkirkan ilalang itu. Jawaban tuannya sangat mengagetkan. Dia berkata, “Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai.” Jika ilalang itu tidak baik, mengapa tidak langsung menyingkirkannya? Karena dengan berbuat demikian akan mengancam gandum. Jadi mereka harus menunggu sampai gandum sudah siap dituai baru mereka akan menyingkirkan ilalang itu.

Yoab telah menjadi pembantu Daud yang sangat baik. Tanpa bantuannya, kerajaan Daud tidak mungkin dapat didirikan dengan teguh. Sekalipun dia telah berkali-kali membunuh orang yang tidak bersalah, Daud tidak dapat berbuat apa-apa terhadapnya. Karena kekuasaan militer berada di tangan Yoab, dan dia adalah orang yang sangat berpengaruh. Dan pada waktu itu, kerajaan Daud belum berdiri dengan teguh. Terdapat musuh, bukan saja di dalam tapi juga di luar. Jika Daud melawan Yoab, kerajaannya akan menjadi kacau. Bisa saja terjadi pertumpahan darah di dalam kerajaannya. Saat Salomo mewarisi takhta itu, kerajaannya telah dengan teguh didirikan. Sudah tiba saatnya untuk menjalankan kebenaran.

Saat Daud melarikan diri dari Yerusalem, Simei mengutuk Daud di depan orang banyak. Saat Daud kembali ke Yerusalem, Simei langsung memohon pengampunan dari Daud. Pada waktu itu, Yoab, panglima militernya meminta Daud untuk membunuh Simei karena dia mengutuk yang telah Allah urapi. Tapi Daud mengampuninya. Saat Daud menasihati Salomo untuk membunuh Simei, apakah itu merupakan suatu pembalasan dendam setelah sekian lama? Tentu saja bukan. Saat Daud pulang dari pembuangan, Israel tidak berada dalam situasi yang stabil. Sekiranya Daud langsung membunuh orang yang telah melawannya sepulangnya dari pembuangan, itu akan menjadikan situasi semakin kacau dan lebih banyak pertumpahan darah yang akan terjadi. Setelah pertimbangan, dia memutuskan untuk mengampuni semua musuhnya untuk menghindari perpecahan.

Seperti yang telah saya katakan, itu tidak bermakna bahwa Daud menyetujui apa yang telah Simei lakukan.Mengutuk yang diurapi Allah adalah mengutuk Allah, hal ini merupakan semacam penghinaan bagi Allah. Penghinaan terhadap Allah tidak dapat ditolerir. Jadi, dia mengarahkan Solomo untuk menyingkirkan Simei agar bangsa Israel diajar untuk takut pada Allah dan orang yang diurapiNya. Kemungkinan Daud juga menyadari bahwa Simei dipaksa oleh keadaan untuk bertobat. Jika diberikan kesempatan, dia mungkin akan bergabung dengan pihak yang melawan keluarga Daud. Dia adalah musuh di dalam selimut yang akan mengancam Solomo.

Ini memimpin saya untuk memikirkan tentang penghakiman Allah. Mari kita lihat pada satu ayat, 1 Timotius 5:24:25

Dosa beberapa orang mencolok, seakan-akan mendahului mereka ke pengadilan, tetapi dosa beberapa orang lagi baru menjadi nyata kemudian. Demikian pula, perbuatan baik itu segera nyata dan kalau tidak demikian, ia tidak dapat terus tinggal tersembunyi.

Penghakiman yang Daud berikan pada Yoab, Simei dan Barzilai mengingatkan kita bahwa Allah mengingat kebaikan kita. Dan Allah tidak melupakan kejahatan kita. Jangan berpikir bahwa kejahatan kita tidak akan ada konsekuensinya sekarang dan juga di masa yang akan datang. Tidak, Allah memakai penghakiman yang Daud lakukan untuk mengingatkan kita bahwa Allah ingat apa yang telah kita lakukan.

Mari kita meneruskan dengan meihat di 1 Raja-Raja 2: 13-18 :

1 Raja-Raja 2:13-18 Pada suatu hari Adonia, anak Hagit, masuk menghadap Batsyeba, ibu Salomo, lalu perempuan itu berkata: “Apakah engkau datang maksud damai?” Jawabnya: “Ya, damai!” Kemudian katanya: “Ada sesuatu yang hendak kukatakan keapdamu.” Jawab perempuan itu: “Katakanlah!” Lalu katanya: “Engkau sendiri tahu bahwa akulah yang berhak atas kedudukan raja, dan bahwa seluruh Israel mengharapkan, supaya aku menajdi raja; tetapi sebaliknya kedudukan raja jatuh kepada adikku, sebab dari TUHANlah ia mendapatnya. Dan sekarang, satu permintaan saja kusampaikan kepadamu; janganlah tolak permintaanku.” Jawab perempuan itu keapdanya: “Katakanlah!” Maka katanya: “Bicarakanlah kiranya dengan raja Salomo, sebab ia tidak akan menolak permintaanmu, supaya Abisag, gadis Sunem itu, diberikannya kepadaku menjadi isteriku.” Jawab Batsyeba: “Baik, aku akan membicarakan hal itu untuk engkau dengan raja.”

Setelah putaran pertama perebutan kuasanya gagal, Adonia tidak menyerah. Karena masih terdapat banyak pendukung yang mendukungnya. Kali ini dia mau memanfaatkan Batsyeba untuk memulai perebutan kuasa putaran kedua. Dia memunculkan satu permintaan yang kelihatannya tidak penting bagi Batsyeba, bahwa dia mau menjadikan Abisag sebagai isterinya.

Batsyeba adalah seorang wanita yang sederhana. Dia tidak tahu tentang rencana licik Adonia di balik permintaan yang sederhana itu. Dia mengira Adonia datang dengan niat baik. Kehilangan takhtanya sudah cukup menyedihkan. Jika dia menolak permintaan kecil ini, hal ini akan terlalu kejam baginya. Akan menjadi baik jika dengan menjanjikan permintaan ini akan menyelesaikan seluruh persoalan. Jadi, karena kebaikannya, dia langsung menyetujui permintaan Adonia.

Kita harus memahami bahwa menjadi seorang yang spiritual sepenuhnya berbeda dengan menjadi orang yang baik. Manusia yang rohnai harus membedakan kehendak Allah dalam segala sesuatu, bukannya berbaikan dengan setiap orang yang ditemuinya. Batsyeba adalah seorang wanita yang baik. Tapi tentunya dia bukan seorang yang spiritual. Dia tidak dapat melihat krisis yang akan timbul dari permintaan ini. Mengapa Adonia menimbulkan permintaan ini? Apakah ada suatu tujuan yang licik di balik rencana ini?

Walaupun Daud tidak menjalin hubungan sekscual dengan Abisag, seluruh bangsa Israel melihat Abisag sebagai selir Daud. Jika Adonia mendapatkan Abisag sebagai isterinya, apa artinya itu? Banyak penafsir Alkitab berkata bahwa jika Adonia menajdikan selir Daud sebagai isterinya, dia menjadi orang yang berhak mewarisi takhta. Penafsiran ini berdasarkan pada 2 Samuel 16:21-22:

2 Samuel 16:20-21 Kemudian berkatalah Absalom keapda Ahitofel: “Berilah nasihat; apakah yang harus kita perbuat?” Lalu jawab Ahitofel kepaa Absalom: “Hampirilah gundik-gundik ayahmu yang ditinggalkannya untuk menunggui istana. Apabila seluruh Israel mendengar bahwa engkau telah membuat dirimu dibenci oleh ayahmu, maka segala orang yang menyertai engkau, akan dikuatkan hatinya.”

Beberapa penafsir tiba pada kesimpulan ini karena kedua ayat ini. Mendapatkan gundik-gundik ayahnya adalah sama dengan mewarisi takhta ayahnya. Jadi, mereka menyimpulkan bahwa Adonia bertujuan untuk mendapatkan takhta itu secara legal dengan memanfaatkan Abisag. Eksegese ini sangat sewenang-wenang. Dan secara logis, tidaklah benar. Karena jika rencana Adonia itu begitu jelas, bahkan Batsyeba tidak akan begitu naif untuk menyetujui permintaan itu. Karena jika Adonia mendapatkan takhta, dia tahu bahwa Salomo akan dibunuh.

Di 2 Samuel 16:21-22, tujuan Absalom menjalin hubungan seksual dengan gundik-gundik ayahnya bukanlah untuk mendapatkan takhta. Karena dia sudah berhasil mendapatkan takhta. Tidak perlu bagi dia untuk memakai cara apa pun untuk melegalkan tindakannya. Ayat 21 dengan jelas berkata bahwa tujuan dari tindakan ini adalah untuk membuat Daud membenci Absalom. Tindakan ini akan membuat situasi tidak dapat dibalikkan lagi. Dan mereka akan bersumpah untuk saling membunuh. Tindakan ini juga membuat mereka yang mengikuti Absalom tidak dapat berubah pikiran mereka untuk kembali mengikut Daud. Satu-satunya hal yang dapat mereka lakukan adalah untuk mendukung Absalom sampai akhirnya. Karena Daud pasti akan membalas demdam atas Israel.

Jadi, ayat ini tidak dapat membuktikan bahwa Adonia membuat permintaan ini untuk mendapatkan takhta itu secara sah. Sekalipun jika Batsyeba secara naif menyetujui untuk membantu, Solomo pasti tidak akan mengizinkan dia memperoleh takhta itu. Dan tidak ada hukum sedemikian di dalam Perjanjian Lama. Sebaliknya, hukum melarang bapa dan anak untuk memiliki wanita yang sama. Ini adalah dosa, suatu perbuatan sumbang. Allah membenci hal ini.

Jadi, untuk apa Adonia melakukan itu? Perhatikan dengan baik permintaannya kepada Batsyeba, ““Bicarakanlah kiranya dengan raja Salomo supaya Abisag, gadis Sunem itu, diberikannya keapdaku menjadi isteriku.” Jika Salomo mau menyenangkan kakaknya untuk menyelesaikan persoalan dan memberikan Abisag kepada Adonia, maka dia sedang terang-terangan melanggar hukum Musa. Karena hukum ini melarang bapa dan anak memiliki wanita yang sama. Salomo belum lama duduk di atas takhta. Dia belum dengan teguh mendirikan kerajaannya. Memberikan Abisag kepada Adonia akan merusak reputasinya. Hal ini akan membuat mereka yang mendukung Solomo beralih mendukung Adonia. Saya mengira, inilah gol yang mau dicapai oleh Adonia. Mari kita melihat bagaimana Solomo meresponi permintaan Adonia, 19-25:

1 Raja-Raja 2:19-25 Batsyeba masuk menghadap raja Solomo untuk membicarakan hal itu untuk Adonia, lalu bangkitlah raja mendapatkannya serta tunduk menyembah kepadanya; kemudian duduklah ia di atas takhtanya dan ia menyuruh meletakkan kursi untuk bunda raja, lalu perempuan itu duduk di sebelah kanannya. Berkatalah perempuan itu: “Suatu permintaan kecil saja yang kusampaikan padamu, janganlah tolak permintaanku.” Jawab raja kepadanya: “Mintalah, ya ibu, sebab aku tidak akan menolak permintaanmu.” Kata perempuan itu: “Biarlah Abisag, gadis Sunem itu, diberikan kepada kakakmu Adonia menjadi isterinya.”

Batsyeba tidak berkata bahwa hal itu merupakan permintaan Adonia. Dia meminta berdasarkan statusnya sebagai ibunda raja untuk memeberikan Abisag kepada Adonia sebagai isterinya. Jika hal itu disetujui oleh Salomo, berarti ini adalah keputusan Salomo sendiri, tidak ada kaitannya dengan Adonia. Katakanlah Solomo memberikan Abisag kepada Adonia untuk menjadi isterinya, dan Adonia menolak sesuai dengan hukum Musa, bukankah Adonia akan menjadi lebih benar daripada Salomo di mata umat Israel?

Solomo adalah orang yang pikirannya sangat tajam. Walaupun ibundanya tidak menyebut bahwa permintaan itu dari Adonia, dia tahu bahwa hal itu merupakan rencana licik Adonia untuk mendapatkan takhta. Jadi, Salomo berkata kepada Batsyeba, “Mengapa kamu meminta Abisag, perempuan Sunem itu untuk Adonia? Mintakan juga kerajaan itu bagi dia.” Salomo sangatlah marah. Dia mau mengambil kesempatan untuk membunuh Adonia agar tidak ada lagi masalah di waktu yang akan datang. Adonia tidak tahu bahwa permintaan kecil itu akan membawa pada kematiannya.

Solomo telah mengampuni dosa yang membawa maut yang diperbuat oleh Adonia saat dia mencoba merebut kekuasaan. Pada waktu itu, Salomo berkata kepada Adonia, “Jika ia berlaku sebagai ksatria, maka sehelai rambut pun dari kepalanya tidak akan jatuh ke bumi, tetapi jika ternyata ia bermaksud jahat, haruslah ia dibunuh.” Dia bukan tanpa syarat berjanji untuk tidak membunuhnya. Dia mengampuni Adonia dengan syarat bahwa dia menjadi orang yang ksatria, seorang pria sejati. Menjadi seorang yang layak atau ksatria adalah menjadi jujur, adil dan benar. Inilah syarat yang Salomo berikan kepada Adonia sebagai syarat bagi pengampunannya – menjadi orang yang benar.

Perhatikan faka bahwa Solomo tidak dibatasi oleh janjinya sendiri. Dia mengampuni Adonia dan di waktu yang bersamaan, dia masih berhak menanganinya – jika Adonia berbuat jahat, dia akan dihukum mati. Adonia jatuh ke dalam perangkapnya sendiri karena kelicikan dan perbuatan jahatnya. Ini memberikan Salomo suatu kesempatan untuk menyingkirkan orang jahat ini yang mau merebut takhta itu. Mari kita lihat ayat-ayat 26-17:

1 Raja-Raja 2:26-27  Dan kepada imam Abyatar raja berkata: “Pergilah ke Anatot, ke tanah milikmu, sebab engkau patut dihukum mati, tetapi pada hari ini aku tidak akan membunuh engkau, oleh karena engkau telah mengangkat tabut TUHAN ALLAH di depan Daud, ayahku, dan oleh karena engkau telah turut menderita dalam segala sengsara yang diderita ayahku.” Lalu Salomo memecat Abyatar dari jabatannya sebagai iman TUHAN. Dengan demikian Salomo memenuhi dirman TUHAN yang telah dikatakanNya di Silo megnenai keluarga Eli.

Setelah menjatuhkan hukumam pada Adonia, Salomo berpallng untuk menangani imam Abyatar. Mengapa dia harus menangani Abyatar? Perhatikan ayat 22, Solomo menyebut tentang Yoab dan Abyatar. Mereka adalah pihak yang terlibat dengan rencana licik Adonia. Yang jelas mereka adalah pembantu Adonia yang baik. Di dalam pemberontakan pertama Adonia, Salomo hanya menangani Adonia.Dia tidak menghukum antek-anteknya. Karena Salomo baru saja menduduki takhta, dia tidak mau langsung menjatuhkan hukuman. Kemungkinan Adonia dan sekutunya meremehkan Salomo. Mereka kemungkinan melihat kemurahan Salomo sebagai orang yang dengan mudah dapat dimanipulasi. Jadi, mereka mau bekerja sama untuk merebut takhta sekali lagi. Karena sekutu-sekutu Adonia tidak bertobat, Salomo memakai kesempatan ini untuk menyingkirkan kelompok orang ini.

Salomo adalah orang yang dapat mengadili dengan adil dan berdasarkan fakta-fakta yang ada. Dia mengingat Abyatar sebagai imam Allah. Abyatar telah setia terhadap Daud seumur hidupnya. Dia menyertai Daud dalam semua penderitaannya. Jadi Salomo mengizinkan dia untuk hidup. Apa yang menjadi masalah Abyatar? Dia tidak melakukan sesuai dengan kehendak Allah. Dia memakai hikmat manusia untuk menilai apa yang terjadi di sekelilingnya. Dia melihat kekuasaan Adonia semakin bertambah dan karena itu adalah wajar untuk dia menjadi raja, jadi dia mendukung Adonia. Dia tidak memakai kehendak Allah untuk menilai. Bagaimana orang seperti ini dapat menjadi imam Allah? Jadi, Salomo memecat dia dari jabatan keimamannya karena dia tidak melakukan tugas seorang imam menurut kehendak Allah. Dia juga meremehkan orang yang diurapi Allah. Walaupun Abyatar tidak mati tapi dia kehilangan jabatan keimamannya. Ini merupakan satu penghinaan yang besar bagi keluarga imam. Kemungkinan dia lebih memilih untuk mati. Ayat 27 berkata bahwa pemecatan Abyatar sebagai imam adalah kegenapan firman TUHAN yang telah dikatakanNya di Silo mengenai keluarga Eli. Mari kita melanjutkan dengan membaca ayat-ayat 28-34:

1 Raja-Raja 2:28-34  Ketika kabar itu sampai kepada Yoab – memang Yoab telah memihak kepada Adonia, sekalipun ia tidak memihak kepada Absalom – maka larilah Yoab ke kemah TUHAN, lalu memegang tanduk-tanduk mezbah. Kemudian diberitahukanlah kepada Salomo, bahwa Yoab sudah lari ke kemah TUHAN, dan telah ada di samping mezbah. Lalu Salomo menyuruh Benaya bin Yoyada: “Pergilah, pancung dia.” Benanya masuk ke dalam kemah TUHAN serta berkata kepadanya: “Beginilah kata Yoab dan beginilah jawabnya kepadaku.” Kata raja kepadanya: Perbuatlah seperti yang dikatakannya; pancunglah dia dan kuburkanlah dia; dengan demikian engkau menjauhkan dari padaku dan dari pada kaumku noda darah yang ditumpahkan Yoab dengan tidak beralasan. Dan TUHAN akan menanggungkan darahnya kepadanya sendiri, karena ia telah membunuh dua orang yang lebih benar dan lebih baik dari padanya. Ia membunuh mereka dengan pedang, dengan tidak diketahui ayahku Daud, yaitu Abner bin Ner, panglima Israel, dan Amasa bin Yheter, panglilma Yehuda. Demikianlah darah mereka akan ditanggungkan kepada Yoab dan keturunannya untuk selama-lamanya, tetapi Daud dan keturunannya dan keluarganya dan takhtanya akan mendapat selamat dari pada TUHAN sampai selama-lamanya.” Maka berangkatlah Beanya bin Yoyada, lalu memancung dan membunuh Yoab, kemudian dia dikuburkan di rumahnya sendiri di padang gurun.

Saat Yoab mendengar bahwa Adonia telah dibunuh, dia sangat ketakutan. Ketakutannya menunjukkan bahwa dia tahu bahwa dia telah melakukan kesalahan. Dia mungkin saja orang yang berada di balik perencanaan ini. Dia dengan terburu-buru lari ke mezbah Allah dan berpegang kepada tanduk-tanduk mezbah. Dia mengira dengan berbuat demikian, Salomo tidak akan berani membunuhnya. Karena Adonia sudah pernah memakai metode ini untuk menyelamatkan dirinya. Tapi tanpa diduga, Salomo sama sekali tidak ragu-ragu dan memerintahkan Benaya untuk membunuh Yoab.

Sebenarnya apa yang Salomo lakukan itu sesuai dengan hukum. Karena Keluaran 21:14 berkata, “Tetapi apabila seseorang berlaku angkara terhadap sesamanya, hingga ia membunuhnya dengan tipu daya, maka engkau harus mengambil orang itu dari mezbahKu, supaya ia mati dibunuh. Melarikan diri ke mezbah adalah untuk mencari perlindungan dari Allah. Tapi Allah tidak akan melindungi seorang pembunuh. Yoab telah membunuh orang tidak bersalah. Jadi, dia tidak mempunyai hak untuk mencari perlindungan Allah di mezbahNya. Salomo memahami dengan baik semangat dari hukum Allah. Jadi, dia tidak tidak ragu-ragu untuk menjatuhkan hukuman mati ke atas Yoab. Salomo mengambil kesempatan ini untuk membalas kematian Abner dan Amasa. Salomo juga berusaha untuk menunjukkan bahwa Daud tidak bersalah atas pembunuhan Abner dan Amasa. Mari kita melanjutkan dengan melihat pada ayat-ayat 36-38:

1 Raja-Raja 2:36-38  Kemudian raja menyuruh memanggil Simei, dan berkata kepada nya: “Dirikanlah bagimu sebuah rumah di Yerusalem, diamlah di sana, dan janganlah keluar dari sana ke mana-mana pun. Sebab ketahuilah sungguh-sungguh, bahwa pada waktu engkau keluar dan menyeberangi sungai Kidron, pastilah engkau mati dibunuh dan darahmu akan ditanggungkan kepadamu sendiri.” Lalu berkatalah Simei kepada raja: “Baiklah demikian! Seperti yang tuanku raja katakan, demikianlah akan dilakukan hambamu ini.” Lalu Simei diam di Yerusalem beberapa waktu lamanya.

Mengapa Salomo harus menangani Simei? Apakah terkait dengan peristiwa Adonia? Ada kemungkinan. Tapi Alkitab tidak memberitahu kita dengan jelas. Salomo tidak menjatuhkan hukuman mati ke atas Simei (karena dia tidak melakukan kesalahan yang layak dihukum mati). Salomo menjadikan dia tawanan rumah di Yerusalem. Jika dia meninggalkan Yerusalem, dia akan dibunuh. Simei sangat senang dengan hukuman ini. Dia bersumpah untuk tidak meninggalkan Yerusalem (ayat 42-43). Jika kita meneruskan pembacaan perikop ini, kita akan menemukan bahwa tiga tahun setelah itu dia mengabaikan sumpahnya kepada Allah. Dia secara tersembunyi meninggalkan Yerusalem ke Gat untuk mencari hambanya yang telah melarikan diri. Salomo membunuhnya saat hal itu diketahui.

Kita dapat melihat satu pokok. Salomo tahu siapa di antara bawahannya yang jahat. Tapi dia tidak langsung menyingkirkan mereka sesuai dengan kehendaknya sendiri. Dia menunggu waktu dan kesempatan dari Allah sebelum bertindak. Jika itu memang kehendak Allah, Dia akan memberikan kesempatan yang sesuai kepada Salomo. Allah juga akan memberinya alasan yang baik yang dapat diterima oleh semua orang. Dengan bantuan Allah, Salomo menyingkirkan orang-orang jahat yang akan mengancam stabilitas kerajaannya. Dengan bantuan dari Allah, Salomo memimpin Israel ke era yang baru yang penuh dengan kedamaian dan kemakmuran yang tidak pernah dialami oleh bangsa Israel sebelumnya.

 

Berikan Komentar Anda: