SC Chuah | Yohanes 2:1-11 |

Kemarin saya mendengar TedTalk, program yang menyebarkan ide-ide yang layak disebarkan. TedTalk ini berbicara tentang rahasia untuk hidup sampai 100 tahun dari seorang ilmuwan. Mereka meneliti tempat-tempat dan juga kebiasaan-kebiasaan orang-orang yang hidup melebihi 100 tahun. Salah satunya adalah rajin beribadah. Bahkan riset menunjukkan bahwa kalau kita rajin beribadah, usia kita secara umum diperpanjang selama empat tahun. Ini hanya sebuah fun fact. Tentu saja kita tidak datang beribadah karena itu. Kita datang karena kita ingin menyembah Allah kita. Sekalipun riset menunjukkan bahwa mereka yang rajin beribadah usianya diperpendek sepuluh tahun pun, saya berharap kita tetap akan beribadah. Perilaku dan kebiasaan orang percaya tidak ditentukan oleh riset, tetapi oleh firman Allah. Namun, senang untuk mengetahui bahwa rajin beribadah juga ada efek positif terhadap kesehatan, bukan saja secara rohani tetapi secara jasmani.  Pada umumnya orang yang rajin beribadah dan terkoneksi kepada sebuah komunitas, usianya mereka menjadi lebih panjang.

Hari ini kita akan melanjutkan di Yohanes 2:1-11. Peristiwa terkenal Yesus mengubah air menjadi anggur.

Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ; Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu. Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: “Mereka kehabisan anggur.” Kata Yesus kepadanya: “Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba.” Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!” Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung. Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: “Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air.” Dan merekapun mengisinya sampai penuh. Lalu kata Yesus kepada mereka: “Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta.” Lalu merekapun membawanya. Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya ia memanggil mempelai laki-laki, dan berkata kepadanya: “Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang.” Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya.

Saya mau menarik perhatian saudara ke ayat 11 yang menyatakan bahwa “ini adalah tandanya yang pertama.” Yohanes tidak pernah memakai kata mukjizat, dia hanya memakai kata “tanda”. Dengan kata lain, semua mukjizat yang kita baca di Injil Yohanes, adalah tanda-tanda. Tanda berarti, mukjizat itu sendiri adalah sebuah petunjuk ke satu hal yang lain. Mukjizat itu adalah seperti sebuah tanda anak panah, mengarahkan perhatian kita kepada sesuatu yang lebih penting. Itulah maksudnya sebuah tanda. Mukjizat itu sendiri tidak sepenting apa yang mau ditunjuk oleh mukjizat itu.

Jadi apakah ini mukjizat Yesus yang pertama, kita kurang pasti. Yang pasti ini adalah tanda yang pertama. Namun berdasarkan apa yang dikatakan oleh ibunya, Maria, ada kemungkinan mukjizat ini bukan yang pertama yang dilakukan oleh Yesus. Maria sangat yakin bahwa Yesus akan melakukan sesuatu pada hari itu. Hal ini menandakan bahwa ada kemungkinan Yesus sudah pernah melakukan hal semacam ini sebelumnya. Bagaimanapun juga, kita tidak perlu bersikap dogmatis dalam hal-hal seperti ini.

Saya akan memberikan beberapa informasi tambahan tentang perikop ini. Saya percaya informasi jika disertai iman akan membawa kepada transformasi. Informasi saja tidak berarti, tetapi saat informasi ditambah dengan iman, itu akan membawa kepada transformasi. Seluruh perikop ini adalah tentang transformasi.  Tandanya adalah untuk menunjukkan siapa Yesus dan apa tujuan kedatangannya. Apa yang ingin dia lakukan di dalam kehidupan saudara. Tandanya dapat disimpulkan dengan satu kata, yakni transformasi.

Beberapa informasi adalah, peristiwa ini terjadi pada hari Rabu karena orang Yahudi pada umumnya menikahkan anak-anak mereka pada hari Rabu. Dalam aturan orang Yahudi, hari Rabu adalah hari pernikahan para perawan. Alasannya adalah, hari Senin dan Kamis adalah hari ketika sidang mahkamah diadakan. Jadi hari penikahan ditetapkan pada hari Rabu supaya kalau ada yang tidak puas dengan pernikahan dan mau menggugat ke mahkamah, mereka bisa berbuat demikian di hari berikutnya, yakni Kamis. Kedua, kita juga tahu dari kebiasaan zaman dulu pesta pernikahan bisa berlangsung selama tujuh hari. Pestanya bisa berjalan selama tujuh hari dan melibatkan seluruh kampung. Jadi pesta nikah biasanya memakan biaya yang cukup besar. Jadi kita bisa memahami kenapa tuan rumah bisa kehabisan anggur.

Saat kehabisan anggur, Maria sepertinya memberikan semacam petunjuk kepada Yesus dengan harapan Yesus berbuat sesuatu. Namun, respon Yesus sepertinya agak tegas, “Mau apakah engkau dari aku?”  Pada dasarnya, jawaban Yesus itu tegas tetapi tidak kasar. Jawabannya bukanlah sebuah penolakan. Dan karena bukan sebuah penolakan, ibunya langsung berpesan kepada pelayan-pelayan untuk menuruti apa saja yang dikatakan oleh Yesus. Maria berkata, “apa pun yang dia katakan, lakukan saja!”

Di situ ada enam tempayan air yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi. Mereka perlu mencuci tangan sebelum makan. Cara mencuci tangan juga ada aturannya. Tangan tidak dicuci dalam baskom. Tangan harus dicuci dengan air mengalir, artinya air harus dituang dari atas. Biasanya mereka akan mengangat tangan mereka sedikit dan air dituangkan atas jari-jari mereka sehingga mengalir dari jari dan menetes dari siku. Hanya dengan cara pencucian begini, tangan kita tahir dan siap untuk makan. Jadi karena kebiasaan mencuci yang seperti ini, volume air yang dibutuhkan untuk pesta selama tujuh hari tentu saja sangatlah besar. Saat Yesus meminta mereka untuk mengisi tempayan dengan air, itu bukanlah tindakan semudah membuka keran air dan mengisinya. Di zaman itu, satu kampung hanya mempunyai satu dua sumur. Untuk mengisi tempayan itu, para pelayan harus pergi bolak-balik ke sumur dan mengisinya. Hanya orang super kaya yang mempunyai sumur pribadi. Enam tempayan pada waktu itu volumenya sekitar 120 hingga 180 gallon. Dan semua itu diubah menjadi anggur, diperkirakan sekitar 1000 botol anggur. Jadi kita bicara tentang jumlah anggur yang berkelimpahan!

Di sinilah Yesus menyatakan kemuliaannya. Dan dia tidak menyatakan kemuliaannya kepada semua orang. Hanya segelintir orang yang tahu apa yang terjadi dan mengetahui kemuliannya. Hanya mereka yang melayani di dapur di tengah-tengah keramaian itu yang tahu. Yesus juga melakukan tandanya yang pertama melalui hal yang kecil dan tampak sepele, yaitu menyiapkan minuman di acara pesta. Kalau saudara terlibat dalam pelayanan menyiapkan konsumsi bagi acara gereja, itu merupakan kesempatan untuk mengalami Tuhan!  Jangan berpikir bahwa bagian konsumsi itu pekerjaan yang kecil. Tidak, Yesus juga ada di situ, melakukan hal yang sama. Menyiapkan minuman untuk acara pesta apa lagi kalau kita siapkan untuk ibadah.

Saya sempat berpikir tentang kepala pelayan dan para hadirin yang telah mencicipi anggur yang dibuat Yesus itu. Sebuah keajaiban besar dan bersejarah telah terjadi di tengah-tengah mereka, dan mereka tidak menyadarinya sama sekali! Jika saya salah satu dari mereka ini, saya tidak bisa membayangkan reaksi saya pada hari kebangkitan nanti. Namun saya pikir kisah ini adalah metafora yang sangat mencerminkan kenyataan. Tuhan secara diam-diam bekerja di mana-mana; karya keselamatannya tidak pernah berhenti sejak zaman Yesus; tetapi banyak orang yang sama sekali tidak menyadarinya! Kemuliaan Tuhan telah dinyatakan tidak jauh dari kita, tetapi kita melanjutkan kehidupan makan dan minum tanpa melihat apa-apa. Keajaiban bisa saja sedang terjadi di dapur kita, bahkan telah mencicipi keajaiban itu, tetapi kita melewatkannya begitu saja tanpa menyadari kita telah berpapasan dengan yang surgawi. Itulah yang disebut pepatah Inggris, “so near yet so far”.

Kita mau melihat melihat beberapa poin penting. Pertama adalah kontras di antara Yesus dan Yohanes Pembaptis. Yohanes adalah seorang yang keras, pribadi yang memisahkan dirinya dari dunia. Keterpisahannya dari dunia adalah secara fisik. Dalam hal ini, Yesus sangat berbeda dari Yohanes. Kehidupan Kristen yang cenderung memisahkan diri dari dunia, bukanlah kehidupan Kristen yang normal. Yesus selalu hadir di tengah-tengah keramaian, di tengah-tengah pesta yang menyajikan anggur yang merupakan lambang sukacita. Keterpisahan orang Kristen bukanlah secara fisik tetapi keterpisahan di batin. Hati kita yang lepas dari dunia. Yesus hadir di tempat-tempat seperti itu, dan dia meninggalkan jejak-jejak kekudusan di situ. Dia pergi ke rumah orang-orang Farisi, ke tempat orang-orang berdosa. Dia bergaul dengan pezinah, dengan para pelacur. Yesus adalah terang dunia yang pergi ke tempat-tempat yang paling gelap untuk menerangi tempat-tempat itu. Jadi bukan seorang yang memisahkan diri dari dunia.

Saat masih di Singapore, saya pernah sekali berkunjung ke sebuah pub. Pertama dan terakhir kali ke pub. Saya ke sana untuk memberitakan injil kepada seorang teman baik. Sudah lama tidak bertemu dan dia mengajak untuk bertemu dan kebetulan dia ada di pub. Di situlah saya bersama dia duduk berdua dan membagikan Injil di sana. Saran saya adalah melainkan saudara ada tujuan rohani, jangan ke tempat-tempat seperti itu. Kebanyakan dari kita, tanpa tujuan rohani, kita sebaliknya menajiskan diri sendiri dan bukannya menguduskan. Itulah hal yang pertama.

Hal yang kedua adalah, Yesus sepertinya dengan sengaja memilih untuk membuat tandanya yang pertama di sebuah acara pernikahan. Saya percaya ini bukan sebuah kebetulan, karena pernikahan mempunyai makna rohani yang sangat-sangat penting di dalam Alkitab. Bahkan di dalam perayaan orang Yahudi, tidak ada perayaan yang lebih meriah dibandingkan dengan pernikahan. Umpamanya dapat dibaca di Yeremia 33:10-11 bahwa di daerah ini, yang sudah menjadi reruntuhan, tanpa manusia dan tanpa hewan, di kota-kota Yehuda dan jalan-jalan Yerusalem yang sunyi sepi tanpa manusia, tanpa penduduk dan tanpa hewan. Begitu sepi sampai tidak ada hewan di sana. Namun, dikatakan bahwa akan terdengar lagi suara kegirangan dan suara sukacita. Suara siapa itu? Suara pengantin laki-laki dan suara pengantin perempuan. Dengan kata lain, suara kegirangan dan suara sukacita itu adalah suara pesta pernikahan.

Mengapa hal ini begitu penting?  Mengapa mukjizat pertama diadakan di pernikahan? Mengapa Yesus memilih acara pernikahan untuk memberikan tanda ini? Saya percaya ini mengandung makna rohani yang sangat-sangat penting. Alkitab diawali dengan sebuah pernikahan dan ditutup di Wahyu dengan sebuah pernikahan. Di Perjanjian Lama, bangsa Israel bahkan digambarkan sebagai istrinya Allah. Di seluruh isi Perjanjian Baru, Paulus menggambarkan rahasia besar itu, yaitu hubungan suami istri adalah cerminan dari hubungan antara Kristus dengan kita. Hubungan antara jemaat dan Kristus adalah cerminan dari hubungan suami istri. Di Matius 22, Kerajaan Allah digambarkan sebagai sebuah pesta nikah, pesta nikah anak Raja, seorang Raja yang ingin menikahkan anaknya. Jadi pesta di Kerajaan Surga adalah sebuah pesta nikah. Kemudian di Matius 25 yang berbicara tentang akhir zaman, di Perumpamaan Sepuluh Perawan yang Bodoh dan yang Bijaksana, itu juga dalam konteks sebuah pernikahan. Di Wahyu 21:9, disebut “Roh dan Pengantin itu”. Siapakah pengantin perempuan itu, yaitu mempelai anak Domba itu? Wahyu 21.2, Yerusalem adalah pengantin yang berdandan untuk suaminya. Yohanes Pembaptis juga menggambarkan Yesus sebagai mempelai pria itu. Semua itu sangat-sangat penting untuk kita pahami. Seluruh Alkitab diwarnai dengan metafora pernikahan untuk mengambarkan hubungan antara Allah dan umat-Nya.

Tujuan Allah menciptakan pernikahan, dia menciptakan kita laki-laki dan perempuan untuk mencerminkan hubungan antara Dia dan kita. Di tingkat daging, keduanya menjadi satu daging dan di tingkat roh, keduanya menjadi satu roh. Semua ini adalah informasi tetapi kalau mata saudara diterangi, itu benar-benar akan mengubah hubungan saudara dengan Allah, dan sekaligus mengubah hubungan saudara dengan pasangan saudara. Hubungan suami istri, hubungan dengan Allah dan juga hubungan dengan sesama akan ditransformasi, kalau saudara menangkap poin kenapa Allah menciptakan pernikahan.

Kedua, kita mau melihat jawaban Yesus kepada ibunya. Pada dasarnya, inti dari jawaban Yesus kepada ibunya adalah, “Jangan beritahu aku, apa yang harus aku lakukan.” Ibu Yesus menginginkan Yesus untuk berbuat sesuatu. Ibunya mau mempengaruhi Yesus untuk berbuat sesuatu.  Jawaban Yesus adalah, “Aku bukan pelaku kehendakmu, masaku belum tiba. Bapa belum berbicara, dan aku tidak berbuat apa-apa dari diriku sendiri. Jadi jangan berusaha mempengaruhi aku.” Yesus bukan pelaku kehendak manusia. Ia tidak mengizinkan hubungan manusia, dalam kasus ini seorang ibu sekalipun, untuk mempengaruhinya. Maria, ibunya tidak punya pengaruh ke atas Yesus. Hal ini penting dipahami karena sebagai seorang yang berusaha melakukan kehendak Allah, tidak ada seorang manusia pun yang seharusnya mempengaruhi saya, termasuk istri saya. Kadang-kadang sebagai suami dan istri, kita berusaha untuk saling mempengaruhi. Kartu saya yang terakhir adalah, “Hei wanita, ini kehendakmu atau kehendak Bapa yang kamu paksakan ini?” Untuk menyelesaikan segala perselisihan dan pendapat adalah, “ini kehendak siapa?”

Perhatikan juga satu hal tentang Maria. Kenapa dia disebut sebagai wanita terhormat yang termasuk wanita yang sangat beriman. Dia tidak tersinggung sama sekali. Siapa saja yang ditegur seperti itu pasti tersinggung berat. Dia sama sekali tidak. Itu sebabnya, di dalam semua agama yang mengakui Maria, tokoh Maria sangat dihormati dan dikagumi.

Air itu menjadi anggur. Dalam pelayanan Musa, air menjadi darah, membawa kematian. Itu sebuah kontras. Dalam pelayanan Yesus, air diubah menjadi anggur. Apa yang hambar diubah menjadi anggur. Kehidupan kita bisa saja sangat tawar dan hambar, sebuah rutinitas yang membosankan, hidup yang terasa tidak terlalu berarti, tetapi kalau Yesus hadir di tengah-tengah kita, dia mengubahnya menjadi sangat berharga dan mahal. Sesuatu yang terkandung power and pengaruh terhadap diri kita dan orang lain.

Sama seperti anggur. Anggur itu seperti air yang hidup, yang memiliki pengaruh yang besar pada diri kita. Siapa saja yang pernah meminum anggur akan merasakan besarnya pengaruhnya atas diri kita. Kita langsung ditransformasi! Itulah yang terjadi ketika Roh Kudus turun atas kita. Kepribadian kita berubah.

Di dalam Alkitab, anggur juga merupakan lambang sukacita. Itu juga berarti, kalau kita orang Kristen yang berjalan dan bergaul bersama Tuhan, itu berarti semakin kita bertumbuh, sukacita kita akan makin bertambah. Orang Kristen dicirikan oleh sukacita. Sukacita di sini bukan berarti hepi-hepi yang dangkal. Namun, sukacita yang sangat mendalam, yang berasal dari dalam hati. Bukan berarti, kita senang-senang terus. Di Mazmur 104, dikatakan anggur menyegarkan hati manusia, membuat muka berseri-seri. Apatah lagi anggur yang berasal dari Roh Kudus, yang benar-benar menyegarkan hati manusia. Kita sedang membicarakan tentang kebahagiaan sejati di sini.

Saya mengenang kembali dua puluh tahun kehidupan saya tanpa Tuhan. Suatu kekosongan yang luar biasa. Setiap sore, saya akan mengayuh sepeda tua mengeliling kota tanpa tujuan. Bersepeda hampir dua jam setiap sore, dari jam lima sampai jam tujuh. Sambil mengayuh, bertanya-tanya apa tujuan hidup yang terasa kosong dan tidak berarti ini.  Waktu masih muda dan sebenarnya secara lahiriah agak sukses apakah dalam pendidikan akademis maupun olahraga. Saya mewakili sekolah dalam beberapa cabang olahraga. Sekalipun tidak berkekurangan apapun dalam hal jasmani, tetapi hidup tetap terasa kosong dan tidak berarti. Selama dua puluh tahun pertama kehidupan saya dijalani dalam keadaan yang benar-benar tersiksa. Sangat sengsara di dalam batin. Pribadi saya termasuk yang condong depresi tetapi semakin lama saya mengenal Tuhan, semua itu berangsur hilang. Dua hari yang lalu saya membaca laporan dari CNN yang berjudul, “The Sad Clown” atau “Badut yang Sedih”. Artikel ini adalah tentang riset ke atas badut-badut atau orang-orang yang melakukan stand-up komedi. Ternyata, profesi ini adalah salah satu profesi yang paling menyedihkan. Sekalipun tugas mereka adalah untuk membuat orang ketawa, tetapi ironisnya mereka termasuk yang paling sedikit ketawa di dalam kehidupan pribadi mereka. Menurut artikel ini, mereka ini sepertinya sedikit mengalami penyakit mental dan secara batin sangat-sangat tertekan dan tersiksa. Riset ini menggali kenapa usia mereka rata-rata juga lebih pendek daripada orang lain pada umumnya. Ditemukan bahwa mereka berusaha untuk menghibur orang lain, menjadi badut maupun stand-up komedian untuk mengisi kekosongan batin mereka.

Sukacita bukan bersenang-senang, ketawa ria, tetapi sesuatu yang sangat mendalam dari hati. Anggur menyukakan hati manusia. Saya berusaha untuk hidup dekat dengan Tuhan, tidak selalu berhasil, tetapi berusaha untuk hidup dekat dengan Tuhan agar tidak ada satu hari pun mengalami depresi. Lelah ya, tetapi depresi tidak.

Hal yang berikut, pokok yang cukup penting adalah, perhatikan ayat 10, “setiap orang pertama-tama menyuguhkan anggur yang baik, kemudian barulah yang tidak baik.” Inilah cara dunia. Cara dunia sangat berbeda dengan cara Tuhan. Cara dunia adalah yang terbaik dulu, sampahnya menyusul. Itulah ciri dari kondisi dunia ini. Pada mulanya semuanya wangi-wangi, pada akhirnya, semuanya membusuk. Secara fisik memang seperti itu. Bayi lahir, sangat lucu pada awalnya tetapi akan berakhir dengan menjadi seorang tua yang jelek. Dunia memang seperti itu, yang terbaik dulu, yang jelek datang kemudian. Kita bisa ke pesta yang mewah, yang terbaik, berpesta pora dan menyenangkan. Namun, banyak yang berakhir dengan penyesalan, air mata dan kesengsaraan terutama dalam kasus kekerasan maupun percabulan. Yang terbaik dulu, sampah kemudian.

Kadang-kadang orang ke gereja dan setelah beberapa tahun mereka pergi. Kalau mereka pergi dan mencari Tuhan di tempat lain, atau merasa lebih dapat bertumbuh di tempat lain, itu tidak menjadi masalah. Namun, kalau saudara setelah beberapa tahun beribadah dan akhirnya memutuskan untuk mencari dunia saja, hal ini membuat saya sangat sedih. Karena dunia hanya indah pada awalnya, sampahnya menyusul. Apa yang menunggu saudara di luar sana adalah yang tidak baik. Yang terbaik disuguhkan dulu, sampahnya kemudian. Jalan Tuhan sangat berbeda, persis seperti anggur. Makin lama, makin baik. Makin berharga dan makin kaya, makan halus rasanya. Seperti anggur. Sekadar informasi, anggur termahal di dunia bernama Screaming Eagle berharga USD 500,000. Anehnya, anggur termahal ini anggur tahun 1992. Yang kedua mahal, tahun 1945 dst.

Terapkan hal ini dalam kehidupan rohani dan kehidupan pernikahan saudara. Pasangan yang baru bernikah akan masuk ke dalam dunia nyata setelah bulan madu berakhir. Apa dunia nyata itu? Dunia nyata adalah dunia berantem. Itulah dunia.

Saya bukan salesman, pramuniaga, saya tipe yang tidak bisa jual apa apa pun. Namun, berhubung dengan hal-hal rohani, tidak kira seindah apa pun bahasa saya, tidak akan lebih indah daripada kenyataannya. Saya berani menyaksikan bahwa jika saudara mengundang Yesus ke dalam hidup saudara, ke dalam pernikahan saudara, semuanya akan menjadi semakin indah dan semakin baik. Dengan bergulirnya waktu, semuanya akan menjadi lebih baik. Semuanya ini tergantung apakah saudara percaya atau tidak. Saya tidak mengerti kenapa orang mau mencari dunia, sebaik apapun yang ditawarkan oleh dunia, akan kemudiannya diikuti oleh sampah. Dalam Kristus, dalam Roh, hidup kita hanya akan menjadi semakin baik. Karena yang ditawarkan Tuhan kepada kita sangat berbeda dengan apa yang ditawarkan oleh dunia.

Itu sebabnya Yesus dapat berkata bahwa damai sejahtera yang aku berikan kepadamu, tidak seperti yang diberikan oleh dunia. Di dunia juga mempunyai damai sejahtera, banyak orang yang menemukan damai sejahtera di dunia. Jangan pikir hanya ada damai sejahtera di dalam Tuhan. Namun, percayalah, damai sejahtera dari Yesus sangat berbeda dari damai sejahtera yang diberikan dunia. Apa pun yang diberikan dunia akan diikuti dengan sesuatu yang inferior.

Apakah hidup saudara tawar, hambar? Hidup terasa seperti sebuah rutinitas, seperti air, hambar dan tidak berasa? Hidup terasa membosankan, terasa kosong? Jadilah seperti Maria, tidak malu sekalipun ditegur, katakanlah, “aku kehabisan anggur”. Tidak ada sukacita lagi, tidak ada apa-apa lagi. Hanya air tawar, hanya rutinitas. Undanglah Yesus ke dalam hidup saudara. Undanglah dia ke dalam pernikahan saudara. Tidak perlu berpura-pura, kalau memang sudah habis, katakanlah habis. Tidak perlu berpura-pura menunjukkan wajah senang kepada orang. Katakan kepada dia, kami kehabisan anggur.

Kedua, hanya beberapa orang di dapur yang mengalami mukjizat itu. Saya bisa membayangkan betapa kagetnya pelayan-pelayan itu. Seluruh pesta itu, tidak ada yang tahu apa yang telah terjadi. Tamu tidak tahu, hanya pelayan-pelayan yang tahu. Pesan Maria kepada mereka adalah, “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!” Just do it! Seperti kaos Nike saya. Itu pesan yang teramat penting. Apa saja yang dikatakan Yesus kepada saudara, lakukan saja. Lihat bagaimana dia membawa anggur itu kembali ke dalam hidup saudara. Lihat bagaimana Tuhan mengubah hubungan saudara dengan Allah. Lihat bagaimana Tuhan akan mentransformasi kehidupan dan pernikahan saudara. Ini sebuah berita baik juga untuk semua pernikahan. Tanda pertama, mukjizat pertama, terjadi dalam pernikahan.

Kiranya firman hari ini memberkati saudara. Bahwa di dalam dia, tidak ada kekecewaan. Semua ini tergantung pada iman saudara, apakah saudara percaya atau tidak.

Berikan Komentar Anda: