Pastor Eric Chang | Matius 24

Ini adalah bagian terakhir dari pembahasan tentang Anti Kristus. Pada pesan ini, kita akan merangkum apa yang sudah disampaikan. Banyak orang Kristen yang menjalani hidupnya seolah-olah mereka akan seperti itu terus selama-lamanya, seolah-olah Anti Kristus dan bahkan Kristus sendiri tidak akan pernah datang. Tipuan ini membuat banyak orang Kristen yang hidup secara sembrono dan tanpa tujuan, sesuatu hal yang sangat berbahaya!


Menurut Alkitab, naga melambangkan Iblis, musuh Allah

Di dalam kalendar orang Tionghoa, terdapat tahun naga. Naga adalah makhluk yang sangat mengesankan dan bagi orang Tionghoa, naga adalah makhluk yang sangat hebat. Namun, sayangnya, pandangan Alkitab tidak demikian. Para kaisar China lazimnya mengenakan jubah dengan sulaman naga di bagian depannya, yang melambangkan bahwa dia, cukup aneh, adalah keturunan surgawi. Di dalam budaya Tionghoa naga adalah makhluk mistis yang dipandang sebagai makhluk ilahi.

Alkitab mencatat tentang naga hanya di dalam satu kitab di dalam Perjanjian Baru, yaitu di kitab Wahyu di mana makhluk ini disebutkan sebanyak 12 kali. Camkanlah ini, bagian lain di dalam Alkitab sama sekali tidak menyebutkan tentang naga, namun ketika kita sampai pada kitab yang terakhir, yang berbicara tenang peristiwa-peristiwa akhir zaman, tiba-tiba saja disebutkan tentang naga. Dan pengungkapan tersebut tidak hanya terdapat pada bagian awal dari kitab Wahyu.  Pengungkapan tentang naga itu mula-mula muncul di kitab Wahyu pasal 12, dan dilanjutkan dengan pasal 13. Kebanyakan dari rujukan tersebut, sekitar 10 dari 12 rujukan yang ada, terdapat di kedua pasal tersebut, tepat di bagian tengah dari kitab Wahyu ini. Kemudian di dalam pasal 20, mendekati bagian akhir dari kitab Wahyu ini, disebutkan bahwa naga yang dahsyat ini ditangkap dan dicampakkan ke dalam jurang maut karena makhluk ini merupakan perlambangan dari Iblis, musuh Allah.


Peperangan bagi pemerintahan atas dunia ini sedang berlangsung

Alkitab tidak meremehkan kekuatan dari naga ini. Alkitab memperingatkan kita bahwa naga ini sangat kuat. Memang, lihat saja Wahyu 12:3 dan Anda akan tahu bahwa naga ini memang makhluk yang sangat dahsyat, memiliki 7 kepala dan 10 tanduk! Dan di setiap kepalanya terdapat mahkota. Alkitab memberitahu kita bahwa naga itu memiliki 7 mahkota. Dan kemudian pada pasal berikutnya, yakni pasal 13, disebutkan tentang mesias palsu yang tampilannya persis seperti naga ini. Dia juga memiliki 7 kepala dan 10 tanduk. Bukan berarti bahwa ia akan terlihat seaneh itu ketika tampil nanti. Ini adalah bahasa simbolis tentunya. Dan semua lambang itu memiliki makna khusus. Banyak yang membaca kitab Wahyu bertanya-tanya apa maksud semua ini. Anda kesulitan untuk menduga ujung-pangkalnya – seperti apa sebenarnya naga ini.

Saya akan memberi Anda sebuah petunjuk yang sangat sederhana. Semua itu berkaitan dengan mahkota-mahkota tersebut. Naga itu mengenakan beberapa mahkota. Mesias palsu, yakni Anti Kristus, juga mengenakan mahkota. Sang Naga memiliki 7 kepala dan 7 mahkota, namun dia memiliki juga 10 tanduk. Sedangkan si Anti Kristus juga memiliki 7 kepala dan 10 tanduk, akan tetapi mahkota si Anti Kristus ini terletak di tanduk-tanduknya, yang melambangkan kekuasaan duniawinya.

Lalu siapa lagi yang memiliki mahkota di dalam kitab Wahyu? Pada pasal 4, para tua-tua di surga juga mengenakan mahkota, namun mereka melemparkan mahkota-mahkota itu. Mereka tidak ingin mengenakan mahkota, mereka ingin mempersembahkan mahkota itu kepada Allah saja. Lalu di dalam Wahyu 19:12, ada satu sosok luar biasa yang dimahkotai, dan dia hanya memiliki satu kepala, bukannya 7 kepala. Namun di atas satu kepala itu, dia mengenakan banyak mahkota. Bisakah Anda mencerna pesan yang disampaikan dalam kitab Wahyu itu? Apakah Anda paham akan perlambangannya?

Ini adalah suatu gambaran tentang persaingan kedaulatan atas dunia ini, dan kitab Wahyu menggambarkannya dalam bahasa simbolis serta membuat perkiraan dalam bahasa nubuatan tentang bagaimana peperangan perebutan kedaulatan atas dunia ini akan dijalankan dan bagaimana hasil akhirnya nanti. Hasil akhirnya, tak diragukan lagi. Naga ini memiliki 7 mahkota akan tetapi dia akan dicampakkan ke dalam jurang maut, kemudian apa yang akan terjadi? Selanjutnya, sosok yang mengenakan banyak mahkota itu, Raja atas segala raja dan Tuan atas segala tuan, akan memerintah di atas bumi. Yesus akan memerintah!

Sekarang ini, peperangan itu sedang berlangsung. Peperangan itu berlangsung di bumi dan di surga. Peperangan yang berlangsung antara Allah melawan Iblis ini dijalankan oleh perwakilan masing-masing. Dan perwakilan yang tertinggi yang akan berhadap-hadapan nanti adalah Kristus melawan Kristus palsu, yakni si Anti Kristus. Itulah titik puncak peperangannya nanti.


Siapakah yang merupakan Raja atas hidup kita?

Sekarang ini, ada banyak anti kristus yang berkeliaran! Dan saat ini juga, di dalam aula ini, ada sebagian yang memihak pada sisi yang satu dan ada juga yang berpihak pada sisi yang lainnya. Kita semua, pasti termasuk dalam salah satu pihak dalam peperangan tersebut! Di mana Anda berpihak, seharusnya Anda tahu. Apakah Anda berpihak kepada Allah sampai KerajaanNya nanti ditegakkan di atas bumi ini? Apakah kalimat, “Bapa, datanglah KerajaanMu; Jadilah kehendakMu di bumi dan juga di dalam hidupku,” merupakan isi doa Anda? Apakah Anda peduli siapa yang akan menjadi raja atau hal itu tidak penting selama Anda bisa menjalani kehidupan yang enak selama mungkin. Anda harus membuat keputusan!


Dunia sedang berada di bawah pemerintahan sang naga, bukannya Allah

Menurut apa yang disampaikan oleh kitab Wahyu dan Perjanjian Baru, sekarang ini, seluruh dunia berada di bawah pemerintahan sang naga, bukan Allah. Benar, sekarang adalah masa berkuasanya sang naga itu, ini adalah era sang naga! Sekarang ini kita hidup di era sang naga!

Cukup penting untuk diketahui, bahwa segenap isi dunia, yakni segenap penduduk dunia sekarang ini, hidup di bawah kekuasaan sang naga. Ini adalah masa pemerintahan sang naga. Isi kitab Wahyu memberitahu kita bahwa sebagian besar raja-raja di bumi berpihak pada sang naga.

Selama Anda belum secara sadar dan sengaja menolak pemerintahan sang naga, yakni Iblis, maka Anda masih tetap menjadi warga di dalam kerajaannya, berada di bawah kekuasaannya. Anda tidak perlu melakukan apa-apa untuk menjadi warga sang naga. Ingatlah hal ini: Anda tidak perlu melakukan apa-apa untuk menjadi warga kerajaan Iblis. Sama halnya jika Anda dilahirkan di sebuah negara, tak ada yang perlu Anda lakukan untuk bisa menjadi warga negara itu. Anda tidak perlu mengajukan lamaran ke imigrasi untuk bisa menjadi warga negara itu. Dan jika Anda lahir di dunia ini, maka Anda secara langsung menjadi warga negara kerajaan sang naga!


Sangat sukar untuk menjadi warga Kerajaan Allah

Namun untuk bisa menjadi warga Kerajaan Allah, maka Anda harus mengajukan lamaran. Ini adalah bagian yang agak merepotkan. Dan lamaran tersebut sangatlah sulit untuk disetujui. Anda mungkin berpikir karena seluruh dunia ini sudah berada di bawah kekuasaan Iblis, maka Allah tentunya sangat berhasrat untuk mendapatkan tambahan warga bagi KerajaanNya yang kecil di bumi ini. Sangat sedikit warga yang Dia miliki, tentunya Dia akan memasang poster besar bertuliskan, “Silakan mendaftar! Ada banyak keuntungan dengan memasuki Kerajaan Allah!” Namun ketika Anda mengajukan lamaran, Dia memeriksa Anda dengan teliti dan berkata, “Tidak, lamaran Anda ditolak.” Lalu Anda berpikir, “Aku sudah memberi muka, aku sudah mendaftar. Lalu mengapa Dia menolakku?”


Jalan untuk masuk lewat gerbang Kerajaan Allah sangatlah sempit

Namun tahukah Anda apa yang disampaikan oleh Yesus? Dia berkata, “Kalau kamu tidak memikul salibmu, kamu tidak bisa mengikut aku.” Salib? Iblis tidak pernah meminta orang untuk memikul salib apapun. Bukan saja dia tidak meminta Anda untuk memikul salib, dia bahkan bersedia memberi Anda segala kerajaan di bumi ini jika Anda mau mengikut dia lebih dekat lagi. Dia akan memberkati bisnis Anda jika Anda mau membakar lebih banyak kemenyan di depan pintu Anda. Anda akan heran melihat tambahan keuntungan nantinya! Dupa hanya berharga beberapa sen saja, tetapi salib? Terlalu berlebihan! 

Memang ada perbedaan. Kita semua dilahirkan di dalam kerajaan setan. Namun untuk bisa masuk ke dalam Kerajaan Allah, Yesus berkata bahwa Anda harus berjuang masuk lewat pintu gerbang yang sempit itu. Dan ketika Anda telah berjuang dengan segala usaha dan keringat untuk bisa masuk, lalu apa yang terjadi? Anda akan dapati bahwa Anda, yang tadinya adalah majikan atas diri Anda sendiri ketika Anda hidup di dalam kerajaan setan, sekarang Anda tidak bisa menjadi bos atas hidup Anda di dalam Kerajaan Allah.

Iblis sangatlah baik, dia menyakini sistem kebebasan. Dia membiarkan Anda melakukan apa yang Anda mau. Saya pernah membaca sebuah buku tentang bagaimana membuat orang mengerjakan hal yang Anda inginkan. Anda membuat mereka mengerjakan apa yang Anda inginkan tapi mereka mengira bahwa memang itulah hal yang mereka inginkan. Hal ini disebut sebagai psikologi praktis. Jika Anda ingin menjadi seorang administrator, maka Anda perlu belajar bagaimana membuat orang lain mengerjakan hal yang Anda inginkan dan membiarkan mereka berada dalam khayalan bahwa memang itulah hal yang ingin mereka kerjakan. Sungguh hebat! Iblis adalah master di bidang psikologi, akan tetapi Yesus bukanlah seorang psikologis. Yesus tidak pernah memakai psikologi. Tidak ada pemakaian psikologi di dalam Kerajaan Allah. Sama sekali tidak ada.

Iblis berkata, “Kamu ikut aku saja, dan kamu boleh mengerjakan apa yang kamu suka. Aku akan menjadikanmu bos di dalam kerajaan kecilmu dan kamu akan merasa senang. Kalau kamu tidak terlalu puas, tidak masalah! Aku punya banyak solusi buatmu. Ada obat bius yang bisa menambahkan kesenanganmu. Ada juga TV yang bisa mengalihkan perhatianmu. Kami punya banyak solusi. Aku akan membuatmu senang dan kamu bisa menjadi raja di dalam kerajaan kecilmu.”


Anda tidak akan menjadi anak Allah sebelum menjadi hamba-Nya terlebih dahulu

Namun jika Anda masuk ke dalam Kerajaan Allah, Anda adalah budak Allah! Anda mungkin berkata, “Apa-apaan ini? Aku tidak pernah mau menjadi budak!” Namun tanpa menjadi budak, maka Anda tidak bisa menjadi warga negara, apa lagi menjadi anak Allah. Kadang kala, kita gemar berbicara tentang hal menjadi anak Allah karena terdengar sangat menyenangkan. Sayangnya, menurut Perjanjian Baru, Anda tidak bisa menjadi anak tanpa terlebih dahulu menjadi budak. Dan memang ada sebagian penginjil yang cenderung melupakan urusan perbudakan ini dan langsung berbicara tentang hal menjadi anak. Ada sebagian penginjil yang suka memberi Anda paspor ke dalam Kerajaan Surga tanpa menyebutkan hal memikul salib. Apakah Anda ingin menjadikan Allah sebagai Raja atas kehidupan Anda? Itulah persoalannya.

Dan si Anti Kristus akan berkata, “Tidak! Jangan bodoh!” Iblis juga akan berkata, “Jangan konyol! Coba lihat kerajaanku! Seluruh dunia adalah milikku! Kalau kamu ikut aku, kamu dapatkan seluruh dunia ini. Kalau kamu ikut Yesus, yang kamu dapatkan hanyalah Surga.”


Menjadi seorang Kristen – memahkotakan Allah sebagai Raja

Kita akan membahas tentang tentang pemerintahan Allah di Matius pasal 24. Pemerintahan Allah adalah pemerintahan yang indah, namun itu melibatkan pengorbanan. Ini adalah mutiara yang paling berharga, namun ia juga akan menuntut Anda untuk mengorbankan segala sesuatunya untuk bisa mendapatkannya.

Kunci untuk memahami segenap isi Perjanjian Baru, bukan hanya kitab Wahyu, adalah pertanyaan sentral ini: apakah Anda bersedia menjadikan Allah sebagai raja atau akan tetap berada di bawah pemerintahan Iblis. Sekarang Anda sedang berada di bawah pemerintahan Iblis. Anda tidak perlu membuat pilihan. Tidak memilih sudah merupakan satu pilihan. Tidak membuat keputusan adalah suatu keputusan untuk berpihak pada Iblis. Jadi, Anda tidak perlu melakukan apa-apa; jika Anda ingin tetap tinggal di dalam kerajaan Iblis, maka Anda tidak perlu melakukan apa-apa hari ini. Yang perlu Anda lakukan hanyalah mengabaikan khotbah hari ini dan dengan gembira melanjutkan keberadaan Anda di dalam kerajaan Iblis. Namun jika Anda ingin masuk ke dalam kerajaan Allah, maka Anda harus secara sadar membuat pilihan dan ini membutuhkan pengorbanan besar. Namun saat Anda menjadikan Allah raja atas hidup Anda, maka hal-hal yang indah akan terjadi.

Terdapat satu urut-urutan di dalam pengajaran Yesus di Matius pasal 23, 24 dan 25. Ketiganya merupakan satu unit dalam ajaran Yesus. Di bagian tengah dari pokok ajaran Yesus yang satu ini, terdapat Matius pasal 24 yang berbicara tentang akhir zaman serta tentang mesias palsu, Kristus palsu, si Anti Kristus. Matius 23 berbicara tentang orang-orang yang mengaku menjadikan Allah sebagai Raja mereka akan tetapi fakta dari kehidupan mereka menunjukkan bahwa Allah bukanlah Raja mereka. Kunci yang menghubungkan semua ajaran Yesus di sini adalah pokok tentang Pemerintahan Allah sebagai raja atas hidup Anda (the Kingship of God).


Gereja dipenuhi oleh orang tidak menjadikan Allah sebagai Raja dalam hidup mereka

Gereja dipenuhi oleh orang yang mengaku bahwa Allah adalah Raja akan tetapi mereka ini sama munafiknya dengan orang-orang Farisi. Jika Anda amati kehidupan mereka, cara mereka berbicara, cara mereka berpikir, cara hidup mereka, perilaku mereka, maka Anda akan tahu, bahkan orang non Kristen juga tahu, bahwa Allah bukanlah Raja atas kehidupan mereka. Itulah hal yang disampaikan oleh Yesus kepada orang-orang Farisi di bagian awal dari Matius pasal 23. Mereka berbicara tentang Firman Allah, mereka berbicara tentang Hukum Taurat Allah, tentang Allah sebagai Raja akan tetapi kehidupan mereka menyangkal semua itu. Mereka seperti kuburan yang dilabur putih di bagian luarnya dan terlihat sangat bagus, akan tetapi di dalamnya, sesungguhnya mereka itu mati – penuh dengan tulang belulang orang mati! Jadi saya mohon, jika Anda ingin menjadi seorang Kristen, janganlah menjadi orang Kristen yang semacam ini. Sudah terlalu banyak orang jenis ini di dunia sekarang, dan mereka itu justru menjadi batu sandungan.

Tahukah Anda bahwa Iblis, si naga ini, sangat SENANG dengan orang-orang semacam ini. Mereka adalah orang-orang kesukaan Iblis. Dia sangat menyukai mereka! Itulah sebabnya Yesus tidak bisa mentolerir orang-orang semacam ini; Allah tidak suka dengan orang-orang semacam ini. Mengapa Anda tidak langsung saja menjadi orang yang hidup sebagai salah satu warga negara Iblis, hidup langsung di dalam pemerintahan Iblis daripada mengaku hidup di bawah Pemerintahan Allah namun menyangkal Dia lewat cara hidup Anda di tempat kerja, di sekolah atau di mana saja Anda berada? Janganlah menjadi orang yang semacam ini. Itulah sebabnya mengapa Yesus membuka khotbahnya tentang mesias palsu dan orang-orang Kristen palsu. Orang-orang Farisi itu memegang doktrin yang benar. Masalah mereka bukan pada kepercayaannya, yang jadi masalah adalah kehidupan mereka.

Di Matius pasal 24, pada bagian akhir pasal ini, hal yang sama juga dibahas. Sebagian dari hamba Allah itu memukuli hamba-hamba yang lainnya. Mereka egois, mementingkan dirinya sendiri. Dia merasa karena dia adalah seorang hamba Allah, maka dia adalah orang penting. Mungkin dia adalah seorang pendeta, atau seorang uskup, atau apapun itu, lalu dia merasa bahwa dia adalah orang penting. Kemudian dia berkata, “Tuanku tidak datang-datang,” selanjutnya dia mulai memperlakukan dengan buruk umat yang dipercayakan ke dalam pengasuhannya. Para pemimpin Kristen juga sama buruknya dengan orang-orang Farisi. Itulah yang Yesus katakan di dalam perumpamaan tersebut.

Lalu  di Matius pasal 25, Yesus berbicara tentang kumpulan orang Kristen yang pada mulanya memang bersinar namun secara perlahan, mereka kehabisan minyak, lalu mereka berhenti menyala. Mereka menyatu dengan kegelapan. Anda mungkin bukan seorang pemimpin gereja akan tetapi bisa saja Anda menjadi salah satu orang yang pernah memancarkan sinar, namun ketika kegelapan terus mengepung Anda, sinar Anda mulai redup; Anda kehabisan minyak; Anda tidak sanggup bertahan. Itulah sebabnya mengapa Yesus berkata, “Sebelum kamu berpikir untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah, sebelum kamu berpikir untuk menjadikan Allah Bapa sebagai Raja atas kehidupanmu, hitung dahulu ongkosnya, hitung dahulu apakah kamu sanggup bertahan sampai pada kesudahannya.”

Di bagian akhir Matius pasal 25 disebutkan tentang takhta Raja Besar. Sebenarnya di tiga pasal ini kita sedang berbicara tentang subyek pemerintahan yang mencapai klimaksnya akhir Matius 25 yang menyebut tentang Raja. Apakah yang sedang dibicarakan oleh Yesus di sini? Dia membicarakan tentang orang-orang Kristen palsu yang tidak menjadikan Allah maupun Yesus sebagai raja atas hidup mereka. Dia sedang membicarakan tentang para kambing yang terlihat seperti domba akan tetapi bukanlah domba. Apakah mereka percaya kepada Yesus? Ya, mereka memanggilnya, “Tuhan, Tuhan, (Lord, lord), kapankah kami tidak melakukan hal-hal ini?” Dan Yesus berkata, “Jangan panggil Aku Tuhan (Lord), Aku tidak mengenal kamu. Kehidupanmu adalah hal yang memalukan dan aku tidak tahu sudah berapa banyak orang yang tersandung oleh kehidupanmu.” Itulah maksudnya. Menjadi seorang Kristen yang sejati itu sangatlah sukar.


Matius 24: Kedaulatan atau pemerintahan Allah dalam hidup kita


Perang akan terus meningkat dan menjadi semakin ganas

Sekarang kita masuk ke dalam Matius pasal 24. Di sini, tertulis hal -hal yang cukup menarik. Pada bagian awal Matius pasal 24, Yesus menubuatkan bahwa akan terjadi banyak perang. Matius 24:6-7: “Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang.” Memang ada banyak perang di sepanjang zaman. Namun makna penting dari nubuatan Yesus ini adalah bahwa perang akan menjadi semakin sering terjadi, menjadi semakin intens.


Hal-hal yang fana akan sangat menyita perhatian dan orang akan lupa pada hal-hal yang kekal

Di akhir Matius 24, Yesus berbicara tentang hari-hari pada zaman Nuh, yang merupakan hari-hari damai, hal ini tercatat dalam ayat 37 dan seterusnya. Yesus berkata,

“Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.”

Apakah hal-hal yang orang perbuat pada zaman Nuh? Berperang? Tidak. Apa yang mereka kerjakan? Mereka mengerjakan hal-hal yang biasa saja seperti makan dan minum, seperti kita. Dan mereka juga kawin dan dikawinkan. Lalu apa yang salah dengan semua itu? Tidak ada. Kecuali fakta bahwa satu-satunya perkara yang menyita perhatian generasi pada zaman Nuh adalah hal-hal yang duniawi, sama seperti yang terjadi dengan kita. Tidak ada salahnya berminat mengejar pendidikan yang lebih tinggi, menjalankan lebih banyak usaha dan mendapatkan lebih banyak uang dan sebagainya. Tampaknya tidak berbahaya. Masalahnya adalah bahwa perkara-perkara yang kekal lantas dilupakan, dan hal-hal yang fana lalu menyita seluruh perhatian. Setiap orang yang hidup seperti itu, berarti hidup di bawah pemerintahan Iblis, karena Iblis hanya memiliki dunia dan dia mau Anda hanya memikirkan tentang dunia ini. Iblis ingin kita memusatkan perhatian hanya pada dunia ini. “Jangan memikirkan Kerajaan Allah dan segala macam urusan khayalan lainnya,” demikianlah menurutnya. “Pikirkanlah apa yang memang ada di sini, apa yang nyata.”


Kita hidup di masa perang sekaligus damai

Namun hal ini akan membangkitkan satu pertanyaan. Generasi Nuh, tampaknya, bukanlah generasi yang dilanda peperangan, melainkan generasi yang hidup damai. Lalu bagaimana kita bisa menyatukan kedua hal ini? Perang dan kabar tentang perang, makan dan minum serta kawin mawin? Perang dan damai dalam saat yang bersamaan? Alkitab sungguh ajaib! Apakah kita sekarang berada di tengah peperangan atau perdamaian? Matius 24 memberitahu kita bahwa keduanya terjadi pada saat yang bersamaan!

Kiranya Allah memberi Anda keberanian untuk keluar dari kerajaan sang naga, sebelum terlambat, dan mengalihkan kesetiaan dan kewargaan Anda kepada Allah, KerajaanNya dan PemerintahanNya.

 

Berikan Komentar Anda: