Pastor Eric Chang | Matius 24:15-24 |


Tanda-tanda umum berkaitan dengan tanda-tanda khusus

Di pesan yang lalu, kita telah mempelajari bagian pertama dari Matius 24, dengan meneliti tanda-tanda umum dari kedatangan Yesus yang kedua. Kita menelaah ketujuh tanda umum itu. Tanda-tanda yang umum itu berkaitan dengan tanda-tanda yang khusus. Namun tidak berarti bahwa tanda-tanda umum itu berlangsung dulu sampai selesai baru kemudian diikuti oleh tanda-tanda yang khusus. Bukan seperti itu, justru peristiwa-peristiwa itu saling tumpang tindih. Tanda-tanda umum itu sendiri akan tetap berlangsung sampai dengan hari yang terakhir. Perhatikan bahwa di dalam sebagian dari tanda-tanda umum itu, akan ada yang nantinya mengarah ke sifat yang lebih khusus seiring dengan berjalannya waktu.

Sebagian dari tanda-tanda umum tersebut, misalnya tanda mengenai penganiayaan luas, sebenarnya sudah mulai berlangsung sekarang ini; dapat dikatakan tanda umum mengenai penganiayaan yang meluas ini sudah mulai memiliki aspek-aspek khusus.

Demikian juga dalam hal kemurtadan yang meluas, akan semakin banyak orang yang murtad. Seperti yang disampaikan di dalam perumpamaan tentang seorang penabur benih, bahwa sebagian orang akan murtad. Benih yang jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang menunjukkan pertumbuhan yang cepat dan menerima Firman Allah dengan gembira. Merekalah orang-orang yang gemar mendatangi KKR yang besar dan mengacungkan tangan dan berkata, “Aku menerima Yesus dan menyerahkan hidupku kepadanya,” mereka menerima hal itu dengan sukacita. Akan tetapi Yesus berkata, “Setelah beberapa waktu, saat penganiayaan datang, mereka jatuh, mereka murtad.” Demikianlah, kemurtadan adalah tanda umum yang akan terus menggejala di sepanjang zaman ini.

Kita melihat orang-orang berpaling dari Tuhan di sepanjang waktu. Pendapat yang mengatakan bahwa orang tidak akan jatuh setelah mempercayai Yesus adalah suatu omong kosong. Anda tidak perlu lama-lama terlibat dalam pelayanan untuk bisa melihat kejadian ini. Malahan, Anda tidak perlu lama-lama menjadi seorang Kristen untuk melihat hal tersebut. Anda mungkin punya teman yang dulunya adalah orang Kristen yang penuh semangat, namun sekarang malah sudah menghilang. Benar-benar pergi! Mereka benar-benar telah murtad. Banyak dari antara mereka yang seangkatan dengan saya adalah orang-orang yang tadinya penuh semangat mengikuti Tuhan. Mengapa mereka mundur, saya tidak tahu. Saya juga ingin mengetahui penyebab tersebut suatu saat nanti. Cobaan seperti apa yang telah menjatuhkan mereka? Aniaya semacam apa yang telah menyurutkan semangat mereka? Saya tidak tahu. Jadi, kemurtadan adalah suatu tanda yang umum, tanda umum bagi zaman ini.

Namun kita juga mendengar tentang kemurtadan yang khusus pada akhir zaman yang yakni tentang manusia durhaka yang akan kita bahas nanti. Akan terjadi kemurtadan besar-besaran pada akhir zaman ini. Dan kemurtadan ini sudah dinubuatkan oleh Yesus secara khusus, Matius 24:10,

“Dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci. Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang.”

Kemudian di ayat 12 diberitahukan bahwa,

“Kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.”

Sebagian besar orang Kristen akan mendapati bahwa kasih mereka kepada Allah dan kepada sesama manusia akan menjadi dingin. Saat itu, terjadilah kemurtadan besar-besaran sebagaimana yang telah dinubuatkan. Dan kemurtadan ini akan menunjukkan sifat yang khusus. Misalnya, di 2 Tesalonika 2:3, di mana Paulus berkata bahwa manusia durhaka itu tidak akan tampil sebelum terjadi kemurtadan besar-besaran. Kemurtadan ini di dalam terjemahan versi RSV disebut sebagai the great rebellion (pemberontakan besar).

Dengan demikian, tanda yang umum itu menjadi semakin khusus menjelang datangnya hari akhir itu. Hal yang sama juga terjadi pada tanda umum tentang pemberitaan Injil yang akan terus berlanjutan walaupun menghadapi kemurtadan. Injil terus diberitakan sekalipun mengalami penolakan. Namun menjelang akhir zaman ini, akan terjadi pemberitaan Injil yang besar-besaran dan penuh kuasa sekalipun dihadang oleh kemurtadan besar, sedikit orang yang masih setia itu akan memberitakan Injil dengan kuasa yang menakjubkan, persis seperti yang terjadi pada masa awal jemaat yang mendapat pekabaran dari 12 rasul itu. Pada akhir zaman ini, Allah juga mengerjakan sesuatu hal yang sangat membangkitkan semangat. Dia membangkitkan orang-orang setia, yang akan siap untuk menuntaskan tugas memberitakan Injil kepada segala bangsa di zaman ini.

Pada pesan ini, kita akan meneliti ayat 15-24.  Berikut ini adalah hal yang disampaikan oleh Yesus kepada para muridnya:

Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel para pembaca hendaklah memperhatikannya maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan. Orang yang sedang di peranginan di atas rumah janganlah ia turun untuk mengambil barang-barang dari rumahnya, dan orang yang sedang di ladang janganlah ia kembali untuk mengambil pakaiannya. Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu.

Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat. Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi.

Dan sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan waktu itu akan dipersingkat.

Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di sini, atau Mesias ada di sana, jangan kamu percaya. Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.


Apakah arti dari pembinasa keji itu?

Ini adalah bagian bacaan yang sangat penting. Kita akan mempelajarinya lewat serangkaian pertanyaan. Pertanyaan pertama adalah: Apakah arti dari istilah pembinasa keji itu? Makna dari istilah ini akan menjadi kunci untuk memahami keseluruhan perikopnya.

Istilah pembinasa keji bukanlah ungkapan yang diciptakan atau dikarang oleh Yesus. Istilah ini sebenarnya sudah muncul di kitab Daniel sebanyak 3 kali. Istilah ‘pembinasa keji’ ini muncul di Daniel 9:27, 11:31 dan 12:11.

Ungkapan ini juga muncul di dalam kitab Makabe, bagian dari apokrifa; istilah ini ada di 1 Makabe 1:54. Kitab Makabe adalah bacaan yang sangat berharga untuk dibaca sekalipun ia tidak termasuk ke dalam kanon Kitab Suci. Di kalangan Katolik, kitab Makabe termasuk ke dalam kumpulan Kitab Suci mereka. Kitab Makabe yang pertama merupakan suatu catatan sejarah yang menceritakan hal-hal yang berlangsung di zaman Makabe, atau di zaman peralihan antara Perjanjian Lama dengan Perjanjian Baru. Isi kitab ini mengisi bagian sejarah yang, jika kitab ini tidak ada, maka kita tidak tahu apa yang terjadi pada saat itu.

Demikianlah, pembinasa keji (atau kekejian yang membinasakan) di 1 Makabe 1:54 itu mengacu pada pencemaran Bait Allah di tahun 167 SM, sekitar 200 tahun sebelum zaman Yesus. Di tahun 167 SM, raja Siria, Antiochus Epiphanes mengklaim dirinya sebagai ‘Allah yang mewujudkan diri’. Itulah arti dari namanya. Dia mengklaim bahwa dirinya ilahi. Dia mengklaim dirinya sebagai ‘Allah’, hal yang juga dilakukan oleh banyak raja di zaman kuno. Mereka membayangkan diri mereka memiliki kemuliaan sebesar itu.

Antiochus Epiphanes adalah musuh besar bangsa Israel dan dia pernah menyerang Israel serta menduduki Yerusalem, dan di dalam Bait Allah di Yerusalem, dia melakukan pencemaran itu. Dia masuk ke dalam ruang kudus di Bait Allah, hal yang sebenarnya tidak diperbolehkan baginya, dan di ruang tesebut, di dekat mezbah Bait Allah dia mendirikan patung dewa Zeus, salah satu dewa bangsa Yunani, dan dia mencemari Bait Allah dengan membuat persembahan babi di atas mezbah, tindakan yang secara sengaja ditujukan untuk menyinggung dan menghina orang Yahudi, tindakan mendirikan patung berhala di dalam Bait Allah dan mempersembahkan hewan najis di atas mezbah itu – tindakan dari Antiochus Epiphanes, raja Siria ini – digambarkan sebagai kekejian yang membinasakan. Dalam peristiwa itulah istilah yang disebutkan di dalam Kitab Daniel itu benar-benar terjadi di dalam sejarah di tahun 167 SM.


‘Pembinasa keji’ berarti sesuatu yang menjijikkan yang
bertujuan untuk membinasakan

Demikianlah, kata ‘kekejian’ atau ‘kejijikan’, pada dasarnya berarti sesuatu hal yang sangat menjijikkan. Kata ini memiliki arti memuakkan; sesuatu hal yang membuat Anda merasa mual. Sesuatu hal yang jika Anda lihat akan membuat Anda merasa jijik. Itulah makna dari kata ‘kekejian’. Memuakkan, memualkan. Dan hal ini mengakibatkan atau bertujuan untuk membinasakan.

Lalu apa arti kata ‘membinasakan’ atau ‘kebinasaan’? Kebinasaan berarti menghancurkan. Inilah makna dasar dari kata ini. Jadi, kekejian yang membinasakan pada dasarnya bermakna sesuatu hal yang menjijikkan yang berakibat pada kebinasaan, atau bertujuan membinasakan Anda. Itulah hal yang menjadi tujuannya. Secara sederhana, seperti itulah maknanya.


Homoseksualitas dipandang sebagai kejijikan, melawan kodrat

Kata ‘kekejian’ ini di Perjanjian Lama,  dikaitkan dengan praktek homoseksual di Imamat 18.22. Hal ini menurut Alkitab adalah hal yang melawan kodrat, memualkan dan menjijikkan. Di zaman ini, para homoseks mengklaim bahwa mereka memiliki hak yang sama dengan yang lainnya. Dengan pola pikir itulah mereka dibesarkan atau seperti itulah cara berpikir mereka, oleh karenanya mereka merasa bahwa hal tersebut sama normalnya dengan aktivitas heteroseksual. Apapun pendapat mereka, itu adalah urusan mereka. Yang disampaikan di dalam Kitab Suci adalah bahwa aktivitas homoseksual adalah hal yang menjijikkan.


Penyembahan berhala adalah kekejian, menjijikkan dan memualkan

Kata ‘kekejian’ yang sama juga dipakai di Yehezkiel 7:20 terhadap penyembahan berhala. Penyembahan berhala dipandang sebagai hal yang menjijikkan, sebagian dari penyebabnya adalah karena penyembahan berhala pada zaman itu berkaitan dengan aktivitas seks yang tidak wajar. Sebagai contoh, hal ini berlangsung di kalangan penduduk Kanaan. Banyak orang yang menganggap perintah Allah di dalam Perjanjian Lama, yang memerintahkan pembasmian penduduk Kanaan, sebagai terlalu kejam. Hal yang tidak mereka pahami adalah mengenai perilaku dari penduduk Kanaan ini. Sebelum Anda menilai apakah Allah itu terlalu kejam atau tidak, Anda perlu meneliti apa saja yang telah dikerjakan oleh penduduk Kanaan ini.

Arkeologi telah mengungkapkan kepada kita sebagian dari aktivitas penduduk Kanaan yang melawan kodrat termasuk: mempersembahkan korban manusia, kegiatan seks beramai-ramai, homoseksualitas dan berbagai bentuk ibadah pelacuran di kuil-kuil dalam rangka kegiatan keagamaan. Mereka melakukan hal tersebut bukan sekadar demi uang, namun sebagai bagian dari kegiatan agama mereka. Berhubungan badan dengan pelacur dalam rangka ibadah? Inilah yang dilakukan oleh penduduk Kanaan. Hal ini sebenarnya sudah berlangsung sejak zaman kuno di wilayah Mesopotamia. Di Kanaan, hal ini berlangsung secara gila-gilaan. Semuanya itu berlangsung sampai pada tingkat yang sangat menjijikkan; melampaui takaran kejahatan dan oleh karenanya Allah harus membasmi mereka agar bumi ini tidak terus dicemari oleh kegiatan-kegiatan mereka.

Kota Sodom juga bersalah atas kegiatan yang hampir sama. Sekarang sodomi atau kaum sodom adalah istilah lain untuk menyebut para homoseks. Itulah yang dimaksudkan sebagai kekejian di mata Allah. Allah tidak bisa menolerir hal-hal semacam ini.


Pembinasa keji akan berdiri di ruang kudus

Jadi, kita melihat apa itu kekejian yang berakibat pada kebinasaan. Jika Anda kerjakan hal-hal begini, atau jika Anda berperilaku seperti ini, maka Anda akan berakhir pada kebinasaan, yakni pada kehancuran. Inilah pokok yang sedang disampaikan oleh ayat 15, pembinasa keji akan berdiri, di dalam ruang kudus! Artinya, kejahatan akan mencapai tahap di mana sudah tidak ada lagi hal yang dipandang suci. Bahkan ruang kudus juga tidak dipandang sakral lagi. Kejahatan yang kelewatan batas. Kejahatan siap mencemari segala sesuatu, termasuk ruang kudus di Bait Allah. Hal itu akan terjadi saat kejahatan sudah mencapai tahap di mana Allah tidak akan membiarkannya untuk berlanjut. Jadi, situasi inilah yang sedang digambarkan: pembinasa keji … berdiri di tempat kudus.


Siapa atau apakah pembinasa keji itu?

Hal ini membawa kita pada pertanyaan yang kedua. Pertanyaan yang pertama adalah apa arti istilah tersebut? Sedangkan pertanyaan yang kedua, apa pembinasa keji itu? Siapa atau apa pembinasa keji itu? Apakah ia merupakan suatu benda? Apakah dia manusia? Apa pembinasa keji itu? Jika kita pelajari menurut tata bahasanya, istilah ini sangatlah menarik karena di Matius 24, kata ‘berdiri’ (di tempat kudus) berbentuk neuter participle (kata kerja yang tidak menentukan jenis kelamin atau netral), dan ini bisa berarti suatu benda. Kesimpulan dari satu kata ini saja tentunya tidak memadai karena kata ‘abomination (keji)’ di dalam bahasa Yunani juga berbentuk netral, dan kata kerja berbentuk netral yang dipadu dengan kata benda yang berbentuk netral juga adalah hal yang lazim di dalam tata bahasa [Yunani].


Pembinasa keji pada dasarnya adalah seorang manusia

Akan tetapi, di Markus 13:14:

“Apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri tempat yang tidak sepatutnya para pembaca hendaklah memperhatikannya maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan.”

Apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat yang tidak sepatutnya.” Kata ‘berdiri’ ini, bentuk yang dipakai adalah bentuk masculine (kata kerja yang menentukan jenis kelamin, yang dalam hal ini adalah maskulin); kata kerja yang berbentuk masculine yang dipadukan dengan kata benda yang bersifat netral adalah suatu hal yang tidak lazim.

Maksud dari uraian tersebut adalah, dengan memakai bentuk maskulin ini, Markus sedang memberitahu kita bahwa pembinasa keji itu menunjuk kepada seorang manusia. Dengan demikian, pembinasa keji yang sedang dibahas ini adalah [tokoh] yang sama yang dibahas di dalam 2 Tesalonika 2:8 yang menunjuk kepada si pendurhaka, manusia durhaka.

Mari kita beralih ke 2 Tesalonika 2:8 –

pada waktu itulah si pendurhaka (bisa juga diterjemahkan sebagai manusia durhaka) baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali.

Jadi si pendurhaka ini akan dibasmi pada saat kedatangan Yesus Kristus. Akan tetapi si pendurhaka ini sebenarnya sudah disebutkan di ayat 3-4:

Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah.

Jadi, apa yang kita lihat di Matius 24:15 ini dijelaskan dengan sangat gamblang oleh Paulus di dalam 2 Tesalonika 2:3-4, yakni bahwa pembinasa keji itu adalah manusia durhaka yang di dalam istilah Kristen modern disebut sebagai ‘Anti Kristus’, suatu istilah yang tidak sepenuhnya tepat. Yesus tidak pernah memakai istilah ‘Anti Kristus’ di dalam perikop ini. Secara khusus, dia disebut sebagai ‘si pendurhaka‘ atau ‘manusia durhaka‘. Dia adalah perwujudan seutuhnya dari segala hal yang bertentangan dengan Allah, terhadap hukum dan kebenaranNya, bertentangan sepenuhnya dengan kebaikan sehingga dia disebut sebagai ‘manusia durhaka’. Segenap diri dan kepribadiannya dicirikan oleh kejahatan, oleh dosa, oleh pelanggaran, oleh ketiadaan hukum. Dan dia berdiri di dalam Bait Allah.


‘Binatang’ meninggikan dirinya sebagai ‘Allah’ dan membangun patungnya di dalam Bait Allah

Akan tetapi, kata benda yang berbentuk netral ini juga tidak sepenuhnya salah, jika kita mengenal isi kitab Wahyu. Di dalam kitab Wahyu, manusia durhaka ini disebut sebagai ‘binatang’, bukan disebut sebagai ‘Anti Kristus’. Binatang yang disebutkan di kitab Wahyu 13 itu bukan hanya meninggikan dirinya sebagai ‘Allah’, dia bahkan mendirikan gambarannya di dalam Bait Allah. Jadi, kedua ayat tersebut benar. Pembinasa keji atau kekejian yang membinasakan itu tidak saja menunjuk kepada si manusia durhaka akan tetapi juga pada ‘gambar’ yang dia dirikan di dalam Bait Allah. Dia telah menjadi sangat lupa diri akan khayalannya mengenai keilahiannya, atau mengenai kebesaran dirinya, sehingga dia sampai mendirikan gambaran dirinya di dalam Bait Allah untuk disembah oleh semua orang.


Nabi palsu juga akan membuat patung tersebut berbicara, untuk terlihat hidup!

Di kitab Wahyu dikatakan juga bahwa si nabi palsu juga akan membuat patung itu berbicara, untuk tampak hidup! Di Matius 24:24, dicatat bahwa berbagai mukjizat akan dilakukan untuk menyesatkan, sekiranya mungkin, orang-orang terpilih juga!

“Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.”

Ini jelas suatu pertunjukan yang sangat hebat, dia bukan sekadar bisa mendirikan patungnya di dalam Bait Allah, tetapi dengan semacam sihir, dengan semacam kekuatan setan, dia bisa membuat patung itu berbicara! Patung itu bisa bertindak sebagaimana halnya makhluk hidup! Ini adalah keajaiban yang cukup hebat. Sulap yang sangat canggih. Anda bisa saja mengklaim diri Anda sebagai Pencipta jika Anda bisa membuat sesuatu yang tampak hidup, hal yang mati tetapi terlihat hidup.

Kita semua berada di zaman yang sangat menakutkan, zaman yang kengeriannya tak bisa terbayangkan oleh kita! Seperti apa ‘mukjizat’ serta tipuan yang menanti kita? Dia disebut ‘Anti Kristus’, padahal sebutan ini agak kurang tepat, ‘Anti Kristus’ adalah sebutan umum yang dipakai di dalam 1 Yohanes untuk menyebutkan semua orang yang mengaku sebagai Kristus akan tetapi memiliki roh yang bertentangan dengan Kristus. Istilah ini adalah suatu sebutan umum. Akan tetapi, kali ini, yang sedang kita bahas adalah tokoh yang khusus, bukan sembarang Anti Kristus melainkan si Manusia Durhaka, yang akan mendirikan patungnya, sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Antiochus Epiphanes, dia akan mendirikan patungnya di dalam bait Allah. Semua ini bisa Anda baca di Wahyu pasal 13 dan seterusnya, dan dia bahkan membuat patung itu bisa berbicara. Hari-hari itu akan menjadi hari-hari yang mengerikan.

Jadi, dalam rangka menjawab pertanyaan yang kedua, mengenai siapa atau apa pembinasa keji itu? Jawabannya cukup mudah, dia adalah manusia durhaka yang akan mendirikan patungnya untuk disembah. Jadi, jika Anda menyembah patungnya, maka Anda menyembah manusia durhaka ini.


Kapankah manusia durhaka ini tampil?

Mari kita masuk ke dalam pertanyaan yang ketiga. Pertanyaan yang ketiga adalah: kapan hal ini akan terjadi? Kapan peristiwa ini akan berlangsung? Kapankah manusia durhaka itu akan tampil? Apakah nubuatan ini sudah digenapi, walau untuk sebagian, misalnya, di tahun 70? Apakah nubuatan ini berkenaan dengan peristiwa penghancuran bait Allah di tahun 70? Jika tidak, apakah nubuatan ini mengacu pada peristiwa di masa depan?

Pertama, di ayat 15 dan selanjutnya itu, malahan di seluruh isi pasal ini, sama sekali tidak ada rujukan terhadap peristiwa kehancuran Yerusalem di tahun 70. Ini adalah pokok yang penting untuk dipahami. Setiap ekseget yang cermat akan segera melihat hal ini. Jadi, setiap orang yang mencoba mengaitkan pasal ini dengan peristiwa penyerangan pasukan Roma ke Yerusalem dan kehancuran Yerusalem di tahun 70 berarti dia belum membaca isinya dengan cermat. Isi pasal ini memang tidak berbicara apa-apa tentang kehancuran Yerusalem. Tak ada satu ayatpun yang berbicara tentang kehancuran Yerusalem.

Kedua, di tahun 70, tidak ada kekejian yang membinasakan yang didirikan di Yerusalem, entah di dalam Bait Allah atau di bagian kota Yerusalem yang lainnya. Hal itu tidak pernah terjadi di tahun 70.

Alasan ketiga, Yesus mengatakan bahwa masa kesusahan itu belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak akan terjadi lagi, hal ini disampaikan di Matius 24:21 –

“Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi.”

Penghancuran Yerusalem memang merupakan peristiwa yang mengerikan, akan tetapi tidak bisa dikatakan bahwa hal ini belum pernah terjadi. Sudah ada banyak kota yang mengalami kehancuran seperti Yerusalem, biasanya melalui pengepungan yang berlangsung cukup lama sehingga terjadi kelaparan hebat di dalam kota tersebut dan ada saja ibu yang tega memakan bayinya karena kelaparan, dan hal-hal mengerikan lainnya bisa saja terjadi selama pengepungan itu. Akan tetapi Yesus mengatakan bahwa pada masa kekejian yang membinasakan itu, penderitaan yang ditimbulkan tidak bisa dibandingkan dengan zaman manapun! Anda tidak bisa membayangkannya. Penderitaan itu belum pernah terjadi sebelumnya di dalam sejarah umat manusia. Dan tidak akan terjadi lagi. Terlalu mengerikan untuk dibiarkan terjadi lagi. Oleh karenanya, nubuatan ini tidak bisa dikaitkan dengan peristiwa di tahun 70.


Lukas 21:20-24 mencatat hal yang dilewatkan oleh Matius pasal 24

Namun bukankah di ayat 2, dalam uraian tentang kehancuran Bait Allah, dikatakan bahwa tidak ada satu batu pun yang akan dibiarkan berada di atas batu lainnya? Memang demikian. Dan hal tersebut memang benar-benar terjadi, yang tertulis di Lukas 21:20-24, yakni perikop yang sejajar dengan Matius 24 ini.

Mari kita beralih ke Lukas 21:20, karena isi perikop di Lukas ini memiliki perbedaan dengan yang di Matius 24. Perikop di Lukas ini memang mengacu pada kehancuran Yerusalem. Itulah sebabnya mengapa Injil-Injil yang parallel menjadi penting. Matius telah melewatkan bagian yang ini. Lukas memasukkannya, dan jika Lukas tidak memasukkannya, maka tentunya tidak ada ajaran Yesus yang mengacu pada peristiwa kehancuran Yerusalem. Yesus memang telah berbicara tentang kehancuran Yerusalem di Lukas 21:20-24.

Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, ketahuilah, bahwa keruntuhannya sudah dekat…

Dalam kalimat ini, kata desolation/kebinasaan diartikan dengan keruntuhan, jadi keruntuhan atau kehancuran Yerusalem sudah dekat jika mereka melihat kota itu dikepung oleh tentara-tentara. Perhatikan bahwa isi ayat ini berbeda sepenuhnya dengan yang ada di Matius. Namun, ayat-ayat yang selanjutnya memiliki kemiripan dengan yang di dalam Matius.

Pada waktu itu orang-orang yang berada di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan, dan orang-orang yang berada di dalam kota harus mengungsi, dan orang-orang yang berada di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota, sebab itulah masa pembalasan di mana akan genap semua yang ada tertulis.

 

Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu! Sebab akan datang kesesakan yang dahsyat atas seluruh negeri dan murka atas bangsa ini (perhatikan bahwa bagian ini tidak menyebutkan ‘belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi’. Namun memang akan terjadi masa kesesakan yang dahsyat), dan mereka (orang-orang Yahudi) akan tewas oleh mata pedang dan dibawa sebagai tawanan ke segala bangsa, dan Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu.

Perhatikan bahwa kedua perikop itu berbeda, walaupun memiliki beberapa kemiripan. Kesamaan-kesamaan yang ada berkaitan dengan rujukan pada masa-masa menjelang kedatangan yang kedua kali. Artinya, pada zaman pembinasa keji, akan terjadi hal-hal yang akan mengingatkan orang-orang Yahudi teringat pada peristiwa di tahun 70. Masa itu memang sengaja dibuat untuk mengingatkan mereka pada apa yang pernah terjadi di tahun 70, memang dirancang untuk membawa mereka pada pertobatan. Mereka tidak bertobat di tahun 70. Kali ini, urusannya akan menjadi jauh lebih parah daripada di tahun 70. Banyak kejadian yang akan menimbulkan kenangan mereka akan masa lalu itu. Mereka akan melarikan diri lagi seperti pada zaman dulu. Dan celakalah mereka yang anaknya masih kecil atau yang sedang menyusui. Peristiwa nanti akan membangkitkan kenangan akan peristiwa di tahun 70 bagi mereka, walaupun yang nanti akan terjadi adalah peristiwa yang berbeda.

Mari kita rangkum uraian ini sehubungan dengan upaya kita menjawab pertanyaan yang ketiga tentang acuan terhadap peristiwa yang mana. Apakah nubuatan itu mengacu pada peristiwa di tahun 70? Atau pada peristiwa di masa depan? Jawabannya adalah bahwa Matius 24:15 mengacu pada peristiwa di masa depan, sedangkan Lukas 21:20, dan ayat-ayat selanjutnya, mengacu pada peristiwa di tahun 70.


Tidak ada tanggal yang pasti bagi kemunculan manusia durhaka

Lalu kapankah hal itu akan berlangsung? Kita tidak bisa memberikan tanggal yang pasti. Dan kita memang tidak boleh mematok tanggal tersebut atau kita akan jatuh pada kesalahan yang selama ini sudah sering terjadi: “Dunia akan berakhir pada tanggal sekian dan tahun sekian,” dan hal-hal yang semacam itu. Cukup aneh, orang tidak pernah belajar dari kesalahan masa lalu. Yesus telah memperingatkan kita untuk tidak melakukannya, akan tetapi masih saja ada orang yang melakukannya. Malahan, beberapa minggu yang lalu, dalam sebuah siaran radio, ada seorang pendeta – dari sebuah tempat di Amerika Serikat – yang memberitahu jemaatnya bahwa kiamat akan datang pada tanggal dan tahun tertentu. Akibatnya, seluruh jemaatnya menjual semua harta milik mereka dan berdiam di gereja menantikan datangnya Yesus pada hari itu. Tentu saja Yesus tidak datang pada hari itu. Mengapa? Karena pendeta mereka tidak tahu isi Alkitab dan telah menyesatkan jemaatnya sampai melakukan hal-hal yang bodoh. Bacalah isi Kitab Suci. Pahami secara jelas dan mendalam apa yang disampaikan oleh Yesus agar kita tidak menipu diri sendiri dan membuat Injil diolok-olok oleh dunia. Peristiwa patung itu ditegakkan di dalam ruang kudus menunjuk kepada suatu waktu di masa depan, setelah tampilnya Anti Kristus, si manusia durhaka. Tidak ada tanggal pasti yang bisa diberikan.


Patung binatang itu akan ditegakkan di dalam ruang kudus

Pertanyaan keempat yang perlu kita ajukan adalah: Di mana hal itu akan berlangsung? Di manakah pembinasa keji ini akan berdiri? Dari bacaan yang terdapat di Matius 24:15 kita diberitahu bahwa kekejian yang membinasakan itu akan didirikan di dalam ruang kudus. Sangatlah penting untuk memahami apa itu ruang kudus.

Ibrani 9:2-3 akan memberi kita gambaran tentang hal ini.

Sebab ada dipersiapkan suatu kemah, yaitu bagian yang paling depan dan di situ terdapat kaki dian dan meja dengan roti sajian. Bagian ini disebut tempat yang kudus. Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus.

Ayat-ayat ini menjelaskan dengan sangat gamblang. Ruang kudus mengacu pada bagian yang berada di luar ruang maha kudus. Ruang kudus adalah tempat yang harus Anda lewati untuk bisa masuk ke dalam ruang maha kudus. Ruang kudus dimasuki oleh imam agung hanya sekali dalam setahun. Orang lain tidak boleh masuk ke dalam ruang kudus. Ini adalah tempat suci. Tak ada orang yang boleh masuk ke dalam sana. Di sana ada mezbah kemenyan tempat kemenyan di bakar, perlambang dari doa orang-orang kudus. Mezbah kemenyan ini berdiri di hadapan tabut perjanjian yang terdapat di dalam ruang maha kudus.

Jadi, di manakah Anti Kristus ini akan mendirikan patungnya? Dari apa yang disampaikan di dalam ayat-ayat ini, kita diberitahu bahwa dia akan mendirikan patung dirinya di dalam ruang kudus, di tempat di mana hanya imam agung saja yang bisa masuk. Imam biasa tidak boleh masuk ke sana. Hanya imam agung saja yang boleh masuk ke sana, dan itu juga hanya sekali dalam setahun pada Hari Raya Pendamaian.


Bagaimana mungkin ada ruang kudus jika tidak ada Bait Allah?

Ini berarti bahwa dengan melakukan hal tersebut, manusia durhaka ini telah mencemari ruang kudus. Pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana mungkin ada ruang kudus jika tidak ada Bait Allah? Dan sekarang ini Bait Allah itu tidak ada. Tidak ada lagi ruang kudus karena Bait Allah itu sudah dihancurkan. Bait Allah untuk sementara ini masih belum berdiri. Dan itulah sebabnya mengapa banyak orang memperkirakan bahwa orang Yahudi akan membangun Bait Allah, dan memang mereka berniat untuk membangunnya. Karena, jika orang Yahudi tidak membangun Bait Allah, tentunya tidak akan ada ruang kudus yang akan dimanfaatkan oleh si Anti Kristus ini, atau lebih tepatnya si manusia durhaka ini, untuk berdiri.


a. ‘Ruang kudus’ itu maknanya
bersifat harfiah

Satu-satunya alternatif arti lainnya adalah dengan cara menerapkan makna rohani bagi ruang kudus ini, jadi bukan ruang kudus secara harfiah melainkan secara rohani. Cara pemahaman ini tidak memberikan pengertian apa-apa. Sama sekali tidak bisa dilakukan karena kita tidak bisa mendapatkan satu pun rujukan rohaniah akan hal ini. Dan segala bentuk pengertian rohani yang akan ditarik dari sini tentunya akan sangat menyimpang, menjadi eksegesis yang sangat dipaksakan. Kita bisa saja berkata bahwa ruang kudus itu mungkin gereja. Si Anti Kristus ini mungkin akan mengambil tempat di dalam gereja. Akan tetapi gereja sendiri mencakup wilayah geografi yang sangat luas, mencakup seluruh dunia! Jadi, makna ruang kudus itu mestinya bersifat harfiah, suatu tempat di dalam bait Allah.


b. Ayat 16 akan kehilangan maknanya jika ‘ruang kudus’ dan ‘Yudea’ diartikan secara rohani

Alasan kedua untuk mengartikan ruang kudus tersebut sebagai sesuatu yang harfiah adalah dengan mengamati isi ayat 16. Apa yang terdapat di ayat 16? Ayat ini secara khusus mengacu pada Yudea. Situasi historis dan geografis digambarkan kepada kita di dalam ayat ini: maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan. Pernyataan ini akan menjadi tidak bermakna jika Bait Allah tidak diartikan secara harfiah, karena kita tentunya harus mengartikan Yudea secara rohani juga.


c. Hari Sabat tidak akan mempengaruhi siapapun kecuali di Israel

Alasan ketiga mengenai mengapa letak geografis ditunjukkan kepada kita terdapat di ayat 20. Ayat itu menyebutkan: Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat. Hari Sabat tidak akan mempengaruhi siapapun kecuali jika Anda berada di Israel. Jadi sekali lagi, rujukan pada letak geografis di sini sangatlah nyata. Hari itu akan mempengaruhi Anda jika Anda berada di Israel karena hari Sabat di Israel berlaku seperti hari Minggu di negara-negara barat. Dan pada hari Sabat itu, tidak seperti yang terjadi di negara-negara barat, segala kegiatan dihentikan. Toko-toko tutup. Transportasi tidak tersedia di sebagian besar tempat. Anda tidak dapat melarikan diri pada hari di mana sebagian besar alat transportasi tidak bekerja, Anda tidak dapat menyewa bis dan tidak bisa membeli bahan bakar atau makanan jika Anda ingin melarikan diri pada hari itu. Anda tidak punya perbekalan. Anda tidak bisa berbuat apa-apa. Segala kegiatan dihentikan. Jadi, memang akan sangat buruk jika hal tersebut terjadi pada hari Sabat.

Ada kecenderungan untuk terlalu merohanikan segala makna, menguraikan segala sesuatu dengan makna yang dirohanikan. Memang sangat menarik, namun juga sangat keliru karena jika Anda perhatikan perikop ini, tidak diragukan lagi bahwa letak geografislah yang sedang dinyatakan oleh ayat ini, bahkan ada rujukan untuk lari ke pegunungan. Ke mana kita akan melarikan diri di Montreal ini? Mungkin ke daerah Laurentian. Jika Anda tinggal di Winnipeg, tidak terdapat banyak pegunungan untuk melarikan diri. Terlalu jauh untuk bisa menuju pegunungan Rocky. Winnipeg adalah suatu dataran luas. Seluruh tempat itu datar; tidak ada pegunungan di sana.

Rujukan bagi pegunungan terasa akrab bagi orang yang pernah ke Israel karena Yerusalem dikelilingi oleh pegunungan. Segenap daerah Yudea adalah wilayah pegunungan. “Larilah ke pegunungan untuk menyelamatkan diri.” Sekarang kita bisa melihat bahwa perinciannya sama sekali tidak kabur. Nubuat-nubuat dari Yesus sama sekali tidak kabur; semuanya mengacu pada hal-hal yang khusus. Manusia durhaka akan tampil di Yerusalem dan dia akan mengambil kedudukan di dalam Bait Allah, hal yang juga diberitahukan oleh Paulus kepada kita. Dan perhatikan bahwa Paulus juga membuat rujukan kepada Bait Allah: Manusia durhaka itu akan menegakkan dirinya di dalam Bait Allah dan mengambil kemuliaan yang seharusnya milik Allah. Dia ingin disembah oleh manusia.


Apa yang harus kita lakukan jika hal ini terjadi?

Pokok tersebut membawa kita pada pertanyaan yang kelima: Apa yang harus dilakukan oleh para murid jika kejadian ini berlangsung? Di sini, Yesus memberikan jawabannya: “Orang Kristen harus lari dari si jahat ini.” Artinya mengambil jarak sejauh mungkin dari si jahat ini, baik dari kejahatan itu maupun dari pribadinya. Adalah suatu prinsip yang penting bahwa di mana ada kejahatan, jauhilah kejahatan itu. Menjauhlah. Ambil jarak sejauh mungkin antara Anda dengan kejahatan.

Itulah sebabnya mengapa di 2 Timotius 2:22, misalnya, Paulus memberitahu Timotius, “Jauhilah nafsu anak muda.” Jangan berpikir, “Aku sanggup menahannya. Aku akan menghadapi godaan ini.” Jangan bodoh. Siapa yang sanggup menahan agar tidak jatuh dari godaan? Larilah!


Selalu lari dari dosa

Jika Anda menghadapi godaan dosa, ambillah jarak sejauh mungkin antara Anda dengan dosa tersebut. Inilah hal yang telah dilakukan oleh Yusuf, jika Anda ingat betapa istri Potifar berusaha merayunya, dia melarikan diri. Dia tidak berpikir, “Tak masalah, aku kuat. Aku sanggup menahannya. Kalau kamu mencoba merayuku, maka mungkin sama saja dengan berusaha merayu tiang bangunan di sini. Aku tidak bisa dirayu.” Omong kosong! Kitab Suci berkata, “Larilah!” Ambil jubah Anda dan larilah. Dan jika Anda tidak sempat mengambil jubah Anda, tinggalkan saja, larilah. Prinsip di dalam Kitab Suci: jangan melangkah ke arah pencobaan. Dan jika Anda terlanjur berada di dalamnya, larilah. Jangan tempatkan diri Anda dalam keadaan di mana Anda bisa terkena masalah.

Itulah sebabnya mengapa saya sering berkata kepada anak-anak muda. Terutama jika Anda sedang menghadapi ‘masalah hati’, dengan gadis atau jejaka, maka apapun yang akan Anda perbuat, jangan pernah berada dalam satu kamar berdua saja dengannya karena dengan cara itu Anda hanya akan mencari masalah. Dan jika Anda mengundang masalah, saya berani pastikan bahwa Anda akan mendapatkannya.

Salah satu hal yang paling membahayakan di zaman sekarang ini adalah betapa mudahnya bagi pelajar dan mahasiswa, jika Anda memiliki kamar atau apartemen sendiri, untuk mengajak kekasih Anda berduaan di dalam kamar atau apartemen Anda. Dan dengan demikian Anda sedang membuka kesempatan bagi pencobaan atas diri Anda sendiri. Anda mungkin saja tidak berniat untuk melakukan dosa, akan tetapi Anda tidak akan cukup kuat untuk menahannya. Tak ada orang yang cukup kuat untuk menahannya. Jadi janganlah tempatkan diri Anda ke dalam posisi seperti itu. Jika Anda ingin bersama-sama dengan kekasih Anda, pergilah ke tempat-tempat umum. Jangan mencari masalah dan selanjutnya menghabiskan sisa hidup Anda di dalam penyesalan. Tidak ada gunanya melakukan kebodohan semacam ini. Jadi, prinsip yang terdapat di dalam Kitab Suci adalah lari menjauh!


Selalu lari dari aniaya

Hal yang sama juga terjadi pada penganiayaan. Kita tidak takut pada kematian akan tetapi kita tidak boleh mengundang masalah. Kita tidak boleh mencari masalah. Dan jika penganiayan datang, Yesus memberitahu murid-muridnya di Matius 10, kalau mereka menganiaya kamu di satu kota, larilah ke kota lainnya. Mengapa? Karena tugas Anda adalah memberitakan Injil. Lanjutkanlah pemberitaan Injil. Bukan karena kita ingin menyelamatkan nyawa kita; kita ingin agar tugas ini terlaksana.

Namun jika Anda tertangkap, maka janganlah takut kepada mereka yang hanya bisa membunuh tubuh, demikian kata Yesus. Biarlah mereka membunuh Anda, tidak jadi masalah. Akan tetapi janganlah serahkan diri Anda. Ini bukanlah tindak kepahlawanan. Itu adalah kebodohan. Hanya jika kita tetap teguh, tidak goyah menghadapi maut, dengan tugas yang sudah terlaksana, sudah terselesaikan, barulah kita mati tanpa penyesalan dan tanpa rasa takut.

Itulah prinsip dari Kitab Suci. Jika terjadi kejahatan, jika manusia durhaka itu tampil, menjauhlah darinya. Ambil jarak sejauh yang bisa Anda capai. Jangan diam saja dan berkata, “Aku tidak takut padanya.” Jangan bodoh. Menyingkirlah ke pegunungan. Larilah!

Itulah hal yang terjadi pada masa awal gereja. Pemimpin jemaat di Smirna, Polykarpus, seorang martir terkenal pada masa awal gereja, ketika aniaya itu tiba, dia juga melarikan diri. Namun dia dikhianati dan tertangkap. Ketika dia tertangkap, penyiksanya berusaha agar dia menyangkal Kristus. Pertama dengan rayuan, yang ditolak tegas, lalu dengan ancaman, hal yang juga tidak membuatnya terpengaruh. Akhirnya dia dibakar hidup-hidup, namun tetap teguh sampai mati. Akan tetapi dia menjalankan prinsip Kitab Suci. Saat penganiayaan datang, dia lari. Saat dia tertangkap, dia menghadapi maut tanpa goyah dan rasa takut. Di sanalah letak keseimbangan hikmat.

Ada banyak orang Kristen, sebagaimana yang pernah beberapa kali saya sampaikan, yang ketika penganiayaan datang justru berkata, “Ini aku orang Kristen, silakan dibunuh!” Ini bukanlah kepahlawanan. Hal ini tidak menjalankan ajaran Kitab Suci. Ini adalah kebodohan.


Bergegaslah lari secepatnya!

Demikianlah, ayat 16 ini menyuruh kita untuk lari ke gunung-gunung. Dan kemudian di dalam ayat 17, kita disuruh untuk bergegas lari, secepat mungkin, karena pokok yang harus dipahami di sini adalah jika si Anti Kristus itu mulai memegang kekuasaan, maka dia akan bergerak cepat! Itulah hal yang sedang disampaikan oleh Yesus kepada kita. Manusia durhaka ini akan bergerak sangat cepat. Peristiwa-peristiwa menjelang akhir zaman ini akan berlangsung semakin cepat. Jika Anda teliti sejarah umat manusia, Anda akan melihat bahwa pola ini memang sudah terjadi. Ada satu pola gerakan bola salju di dalam sejarah umat manusia, kecenderungan sesuatu hal untuk bergerak semakin cepat dan semakin besar. Permulaannya memang lambat, namun ketika hal tersebut sudah mulai bergerak, maka momentum pergerakan itu akan berlangsung semakin cepat. Sebagaimana halnya dengan bola salju, bola itu akan meluncur turun semakin cepat dan ukurannya juga menjadi semakin besar sampai akhirnya ia sampai di dasar. Daya luncurnya akan terus meningkat. Dan sejarah umat manusia juga berjalan seperti itu, akan bergerak semakin cepat.

Mari kita lihat sejarah umat manusia. Pada beberapa ribu tahun pertama, perkembangan pengetahuan umat manusia bergerak agak lambat. Di zaman ini perkembangan pengetahuan umat manusia bergerak semakin cepat, laju perkembangannya menjadi sangat luar biasa. Pertumbuhan pengetahuan itu cenderung mengalami penggandaan dalam jangka waktu yang semakin singkat saja. Kemajuan ilmu pengetahuan selama lima tahun terakhir ini saja mungkin sudah melebihi kumpulan segenap pengetahuan selama 1900 tahun sebelumnya. Dan pekembangan pengetahuan ini akan terus melaju dengan kecepatan yang semakin tinggi. Inilah yang terjadi di dalam sejarah umat manusia dan dalam hal perkembangan ilmu pengetahuan. Demikian juga di dalam segenap aspek kehidupan.

Saat kita semakin mendekati hari-hari terakhir zaman ini, Anda akan mendapati bahwa kejahatan juga mendapatkan momentumnya. Pada awalnya, kejahatan bertumbuh agak lambat, namun selanjutnya akan menjadi semakin kuat dan semakin ganas. Ia akan menambahkan momentum saat ia meluncur seperti bola salju yang semakin melaju dan membesar menuju pada kehancuran. Dengan demikian, keadaan yang akan dihadapi nanti memang keadaan yang darurat.

Itulah hal yang disampaikan di ayat 17.

“Orang yang sedang di peranginan di atas rumah janganlah ia turun untuk mengambil barang-barang dari rumahnya.”

Tidak akan ada cukup waktu. Anda mungkin berkata, “Saya hanya perlu waktu sekitar lima menit. Saya akan bergegas mengambil barang-barang saya.” Lima menit tersebut mungkin merupakan lima menit yang akan membawa Anda pada malapetaka. Anda tidak punya waktu yang lima menit itu. Itulah maksud ayat ini. Jika Anda sedang berada di peranginan di atas rumah, turun dan langsung lari saja! Dan jangan menatap ke arah rumah Anda dan berkata, “Oh, souvenir koin pemberian ibuku, kalung yang ibu harapkan untuk kupakai! Oh, aku lupa dengan cincin pertunanganku!” Anda akan terpaksa harus kehilangan nyawa jika Anda tidak tinggalkan semua itu dan melarikan diri!

Anda harus memahami seperti apa konstruksi bangunan rumah orang Yahudi. Di rumah-rumah kita di barat, tangga ke atas rumah terletak di dalam. Jadi Anda harus melewati bagian dalam rumah untuk bisa mencapai teras. Di rumah-rumah orang Yahudi, tangga tersebut terletak di luar rumah. Jadi Anda tidak perlu masuk ke dalam rumah untuk pergi dari rumah. Anda tinggal menuruni tangga itu dan Anda bisa memilih untuk masuk ke dalam atau langsung pergi saja. Dan Yesus berkata, “Saat kamu menuruni tangga itu, janganlah masuk ke dalam rumah karena jika kamu masuk, mungkin kamu tidak akan bisa keluar lagi. Kamu tidak akan punya cukup waktu. Pada saat kamu keluar dari rumah, polisi rahasia dari si manusia durhaka itu mungkin sudah ada di depan pintu dan berkata, ‘Akan pergi kemana? Apakah Anda sedang terburu-buru? Kami akan menyediakan kendaraan buat Anda.'” Dan Anda akan dibawa ke tempat yang tidak ingin Anda pergi.

Di ayat 18:

“… dan orang yang sedang di ladang janganlah ia kembali untuk mengambil pakaiannya.”

Anda bahkan harus melupakan jubah Anda! Sekalipun Anda mungkin akan kedinginan di malam hari, lebih baik menghadapi hawa dingin. Lari saja! Jubah adalah salah satu pakaian penting bagi orang Yahudi. Sangat penting. Anda tidak boleh meminta jubah sebagai jaminan bagi hutang seseorang karena dia sangat membutuhkannya. Jubah adalah selimut di malam hari dan perlindungan dari terik matahari di siang hari, terutama pada musim dingin. Akan tetapi Yesus berkata bahwa kita harus bergegas pergi sehingga jika Anda merasa bahwa jubah Anda tertinggal di ladang Anda, biarkan saja! Lari terus! Sedemikian daruratnya keadaan itu. Begitu manusia durhaka ini tampil, segala sesuatunya akan berlangsung dengan sangat cepat.

Lalu ayat 19 mengatakan,

“Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu.”

Wanita hamil tidak bisa bergerak dengan leluasa, dan tentu saja sangat lambat. Anda akan sangat terganjal sehingga Anda mungkin akan menjadi yang paling awal terkena masalah, dan keluarga Anda juga akan ikut terkena masalah itu karena mereka tidak akan mau meninggalkan Anda. Dan tentu saja, bagi bayi-bayi, mengikuti pelarian semacam itu tentunya sangat tidak nyaman bagi mereka. Jadi, pada masa itu nanti, Anda harus ingat akan semua hal ini, berwaspadalah karena keselamatan rohani Anda bergantung akan hal ini, bukan sekadar keselamatan jasmani Anda yang sedang dipertaruhkan.

Kemudian ayat 20 berkata,

“Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat.”

Mungkin Anda berkata, “Musim dingin di wilayah Palestina tidak begitu buruk, mengapa harus kuatir akan hal itu?” Musim dingin di Kanada mungkin bisa jadi sumber bencana. Melakukan perjalanan pada suhu di bawah 20 deajat Celsius tentunya sangat buruk. Akan tetapi di Palestina, cuacanya tidak begitu dingin.” Pokok yang harus dipahami di sini adalah bahwa musim dingin di wilayah Palestina berarti musim hujan. Dan curah hujan akan menjadi sangat tinggi khususnya di antara bulan November sampai dengan akhir Januari yang merupakan periode musim dingin itu. Hujan lebat akan turun terus menerus, kilat dan guruh akan terus menerus menyambar, dan melakukan perjalanan pada musim seperti itu bukanlah hal yang mudah. Malahan sangat sulit. Selanjutnya, ayat 21 mengatakan, “Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi.”


Seperti apa kira-kira masa kekuasaan manusia durhaka itu?

Dan hal ini membawa kita pada pertanyaan yang keenam: seperti apa gambaran masa itu? Bagaimana keadaan di masa kekuasaan manusia durhaka itu nantinya? Dan jawabannya adalah jauh melampaui apa yang bisa Anda bayangkan karena hal itu belum pernah terjadi dan tidak akan pernah terjadi lagi. Ini adalah keadaan yang tidak akan terulang lagi. Terlalu mengerikan untuk sampai terjadi lagi. Peristiwa tersebut tentunya akan sangat mencengangkan.

Kita sudah pernah menyaksikan hal-hal yang sangat mengerikan di sepanjang masa kita ini. Dan sebagian dari Anda yang masih ingat akan hal yang terjadi pada masa Perang Dunia II tentunya tidak akan pernah melupakan tentang kamar-kamar gas yang dipakai untuk membunuh jutaan orang. Bagaimana menggambarkan hal yang tidak pernah terjadi sebelumnya? Hal semacam apa yang akan terjadi nanti? Bagaimana dengan bom atom? Bahkan hal tersebut sudah terjadi. Segenap isi kota Nagasaki dan Hiroshima luluh lantak oleh bom atom. Mereka yang langsung mati nasibnya tidak seburuk mereka yang masih hidup setelah bom itu jatuh. Mereka terbakar dari kepala sampai kaki. Mereka tidak akan pernah punya kulit yang utuh lagi, dan mereka juga terkena penyakit kanker darah serta berbagai macam kanker lainnya, dan juga rasa sakit yang luar biasa dalam masa hidup mereka selanjutnya yang berjalan amat singkat itu. Kemampuan manusia untuk menciptakan kejahatan sangat luar biasa! Akan seperti apa nanti jadinya? Yesus hanya berkata, “Kamu tidak akan bisa membayangkan akan seperti apa jadinya nanti! Berdoa sajalah, agar dengan kasih karunia Allah, kamu bisa bertahan melaluinya.”

Malahan, di dalam ayat ini Yesus melanjutkan dengan mengatakan bahwa tak ada satu orang pun yang bisa luput pada masa itu. Di ayat 22 disebutkan,

“Dan sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan waktu itu akan dipersingkat.”

Jika Anda mengira bahwa Anda sudah pernah melihat hal yang paling mengerikan di dunia ini, maka, itu semua belum apa-apa. Hari-hari yang mengerikan menanti di depan kita!

Sebagian dari kita pernah pernah melalui masa-masa perang. Saya sendiri menjadi saksi mata atas dua perang: Perang Jepang-China, dan saya menyaksikan apa yang diperbuat oleh para serdadu Jepang itu di China, dan serbuan kaum komunis di mana saya juga menjadi saksi mata akan peristiwa tersebut. Akan tetapi Kitab Suci berkata, “Itu semua belum apa-apa.” Sedemikian dahsyatnya kengerian di hari-hari yang akan datang nanti. Dan Yesus sudah memberitahukan kita agar pikiran kita siap untuk itu. Allah tidak menjanjikan bahwa langit akan selalu cerah. Tidak. Dia tidak menjanjikan hal itu. Yang Dia janjikan adalah kekuatan untuk melewati hari-hari itu.

Namun dia melanjutkan dengan berkata bahwa ‘oleh karena orang-orang pilihan waktu itu akan dipersingkat.’ Dan istilah orang-orang pilihan ini adalah suatu ungkapan umum yang di dalam Kitab Suci yang mengacu kepada jemaat, hal ini bisa dilihat berulangkali di dalam Perjanjian Baru. Sebagai contoh, bisa dilihat di dalam Roma 8:33, 16:13; Kolose 3:12; 1 Petrus 1:2, 2:9 dan masih banyak lagi. Kata orang pilihan selalu mengacu kepada orang Kristen.


Apakah orang-orang Kristen akan diangkat sebelum masa kesusahan?

Sambil melanjutkan pembahasan, saya perlu untuk menyampaikan satu hal. Mungkin sebagian dari antara Anda pernah mendengar tentang ajaran yang mengatakan bahwa orang-orang Kristen dan gereja akan diangkat sebelum masa kesusahan itu. Izinkan saya memberikan jawaban yang setegas mungkin akan hal ini. Orang-orang pilihan justru akan berada di dalam masa kesusahan itu. Malahan, masa kesusahan itu akan dipersingkat demi orang-orang pilihan ini.

Tidak ada gunanya berusaha mengatakan bahwa orang-orang pilihan itu adalah umat Yahudi. Kata ‘orang-orang pilihan’ mengacu pada gereja dan gereja akan berada di dalam masa kesusahan. Jangan dengarkan orang yang mengatakan kepada Anda bahwa gereja akan diangkat sebelum masa kesusahan itu. Tidak ada hal yang semacam itu. Anda tidak akan temukan ajaran semacam itu [di dalam Kitab Suci]. Anda dan saya, jika kita masih sama-sama hidup pada masa itu nanti – akan masuk ke dalam masa kesusahan.

Sekarang perhatikan juga hubungan antara masa kesusahan yang sangat mengerikan ini dengan penganiayaan yang meluas sebagaimana yang menjadi salah satu tanda umum di ayat 9:

“Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku.”

Suatu uraian yang sama dengan yang ada di dalam ayat 21:

“Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi.”

Tanyakanlah diri Anda pada hari ini, “Akankah aku bisa tetap teguh sebagai seorang Kristen menghadapi siksaan tersebut? Apakah aku ini hanya orang Kristen ‘hari cerah’? Hari ini, cuaca cerah, itu sebabnya kau pergi ke gereja. Kalau hujan, lebih baik aku tetap di rumah menonton TV. Namun karena kebetulan cuaca cerah dan aku sedang ingin berjalan-jalan, maka kau pergi ke gereja.” Itulah yang disebut sebagai orang Kristen ‘hari cerah’. Mereka datang ke gereja kalau cuaca sedang baik untuk bisa datang ke gereja. Bagaimana jadinya dengan Anda jika nantinya mereka akan membunuh Anda dan membawa Anda ke dalam siksaan? Bagaimana sikap Anda, saudara-saudari? Saya tidak tahu. Akankah Anda bertahan sampai pada kesudahannya? Inilah tujuan mengapa pengajaran ini disampaikan.


Apakah tujuan Iblis dalam semua ini?

Di masa penderitaan yang sangat berat, di mana kita sangat merindukan kedatangan Kristus Yesus, Iblis ingin agar kita tersesat, agar kita meninggalkan Allah, agar kita murtad

Mari kita masuk ke dalam pokok yang terakhir dan setelah itu kita tutup pembahasan hari ini. Pertanyaan ketujuh yang perlu kita ajukan adalah: Apakah tujuan Iblis atas semua ini? Apakah yang menjadi tujuan akhir dari Iblis lewat semua kejadian ini? Tujuan tersebut disampaikan dengan sangat jelas di ayat 24.

Di ayat 23, kita diberitahu bahwa siksaan dan penderitaan itu sangat luar biasa sehingga Anda dan saya akan sangat merindukan, “Ya Yesus! Datanglah sekarang, kumohon kepadamu!” Saat ini, Anda mungkin tidak begitu mengharapkan kedatangan Yesus karena Anda masih ingin menikmati mobil baru Anda, televisi baru Anda, apapun itu. Anda masih ingin menikmati hidup Anda lebih lama lagi. Sungguh musim semi yang indah! “Yesus, sabar dulu! Aku belum mendapatkan gelarku. Kalau engkau datang sekarang, aku akan kehilangan gelarku. Tunggu sampai tahun depan, saat aku sudah mendapatkan gelarku, setelah itu datanglah.” Namun ketika siksaan itu datang, penderitaannya sungguh tak tertahankan sehingga Anda akan berkata, “Yesus, datanglah! Datanglah! Selamatkanlah kami dari keadaan ini!”

Di ayat 23, Anda menemukan situasi yang menunjukkan betapa bahayanya saat-saat ketika gereja merindukan kedatangan Yesus, akan ada banyak mesias palsu yang akan mencoba mengisi harapan Anda ini. Akan ada orang yang berkata, “Kristus ada di sini! Dia ada di ladang sana!” “Kristus ada di gereja sana!” “Dia ada di dalam kamar ini!” Saat kita mencari-cari Kristus, akan ada banyak Kristus palsu berkeliaran. Mereka akan memanfaatkan kerinduan ini. Para penipu itu akan selalu siap untuk memanfaatkan kebutuhan Anda. Para pengajar sesat dan para mesias palsu, mereka akan selalu ada.

Baru-baru ini, saya membeli sebuah buku dalam sebuah obralan, dan buku tersebut benar-benar menyesakkan hati saya. Buku yang saya beli dengan harga 1/8 dari harga aslinya adalah sebuah buku yang berjudul Give Me Prime time Religion (Berikan Aku Agama Jam Siaran Utama). Saya tertarik dengan judulnya. “Agama Jam Siaran Utama” tentunya mengacu pada jam siaran utama di TV. Dan Anda tentu tahu bahwa gereja-gereja Kristen, atau lebih tepatnya, organisasi-organisasi tertentu semakin banyak yang masuk ke dalam ‘agama jam siaran utama’ ini. Mereka menyewa jam siaran utama dari stasiun televisi dan Anda bisa menonton semua siaran upacara dan kampanye televisi mereka.

Buku ini menceritakan tentang penginjil TV yang terkenal di Amerika. Buku ini ditulis oleh salah satu anggota staff-nya yang mengetahui seluk-beluk dirinya dari dekat, dan orang itu telah bekerja di dalam organisasinya selama sekitar tiga setengah tahun. Pengungkapan tentang isi organisasi tersebut melalui tulisan orang ini benar-benar membuat saya tercengang! Pokok yang sedang dia sampaikan sama persis dengan apa yang sedang Anda baca di dalam ayat ini. Karena begitu mendesaknya kebutuhan manusia, begitu membutuhkan penopang emosi dan rohani sehingga tampillah orang-orang semacam ini yang akan memanfaatkan kebutuhan Anda itu, dan meraih keuntungan yang sangat besar sehingga mencapai jutaan dolar. Jutaan dolar diraih dari orang-orang yang sedang mengejar kebutuhannya itu. Penulis buku itu menyebutkan bahwa penghasilan bersih organisasi tersebut setiap tahunnya berada di kisaran puluhan juta dolar. Dia menyebutkan bahwa penginjil ini tinggal di sebuah rumah berharga jutaan juta dolar di California dan juga rumah lain yang tidak kalah mahalnya. Dan dia mengendarai mobil mewah dan selalu berganti mobil setiap enam bulan dan sebagainya.

Saya membaca buku ini dengan saksama, saya sadar bahwa kalau semua yang dia sampaikan itu tidak benar, tentunya dia tidak akan berani menerbitkan buku tersebut, kalau tidak, maka dia akan menghadapi tuntutan hukum. Dia bisa saja dituntut oleh penginjil itu, mungkin dengan nilai tuntutan jutaan dolar. Akan tetapi buku ini sudah bertahun-tahun diterbitkan dan, sejauh yang saya ketahui, penginjil itu tidak berbuat apa-apa. Sebenarnya, organisasi milik penginjil itu sudah menawarkan bayaran kepadanya untuk tidak menerbitkan buku tersebut, akan tetapi penulis buku ini menolaknya.

Saya tidak suka dengan cerita semacam ini. Sudah cukup banyak cerita dan publikasi buruk yang menerpa gereja selama ini. Ketika saya membaca buku tersebut beberapa waktu yang lalu, firman di Matius pasal 24 ini terus menerus muncul di dalam benak saya. Di dalam keputusasaan dan kebutuhan kita, akan ada banyak orang yang berkata, “Lihat, Kristus ada di sini!” atau, “Lihat, dia ada di sana!” Dan akan ada banyak orang yang berbondong-bondong mendatangi tempat-tempat tersebut. Umat akan dikelabui oleh para mesias palsu ini. Saya tidak tahu apakah penginjil itu seorang penipu atau bukan, namun jika dia tinggal di rumah senilai jutaan dolar, tentu saja saya hanya bisa menggaruk kepala dan bertanya-tanya, apa artinya ini? Sebuah pesawat jet yang selalu siap untuk dia gunakan dan mengenakan pakaian yang harganya ribuan dolar, ini pun bukan hal yang bagus. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh penulis buku tersebut, semua ini diperbuat oleh seseorang yang seharusnya memberitakan tentang Kristus yang tidak punya tempat untuk meletakkan kepalanya. Pengungkapan ini sangat mengusik hati saya. Kita sedang berada di akhir zaman. Mesias palsu dan juga guru-guru palsu berkeliaran di mana-mana. Dan mereka tampil sangat meyakinkan. Mereka berbicara tentang Yesus; tentang Kristus. Namun yang mereka inginkan sebenarnya adalah mengisi pundi-pundi uang mereka sendiri.

Sekarang kita sampai pada ayat 24:

“Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.”

Pertanyaan kita yang terakhir adalah apa tujuan dari semua hal ini? Apa yang sebenarnya sedang direncanakan oleh si manusia durhaka itu? Dia ingin menyesatkan kita. Dia ingin agar kita meninggalkan Allah. Dia ingin agar kita menjadi murtad. Itulah hal yang dia inginkan, yakni menyesatkan kita.

Waktu kita sudah habis dan pokok ini akan menyita cukup banyak waktu. Ada dua macam pertanyaan dari dalam ayat ini yang ingin saya bahas. Pertanyaan pertama adalah, mungkinkah orang-orang terpilih disesatkan? “Kata ‘sekiranya mungkin’, apakah istilah itu bermakna mustahil atau bisa saja terjadi? Kita harus meneliti istilah ini dari segi gramatika, linguistik dan alkitabiah. Pertanyaan tersebut adalah salah satu pertanyaan yang cukup mendasar. Dan pertanyaan yang kedua adalah, bagaimana agar kita tidak sampai tersesat? Dengan cara apa kita bisa menjaga agar kita tidak disesatkan? Karena waktu kita sudah habis, maka kedua pertanyaan tersebut pada kesempatan yang selanjutnya.


Saat manusia durhaka ini tampil, maka dia akan dipuja oleh seluruh bumi

Salah satu pokok yang perlu kita camkan adalah: jika dia nantinya manusia durhaka itu tampil, maka dia akan dipuja oleh seluruh dunia. Dunia akan mengagumi orang ini. Seluruh dunia akan memandang bahwa dia ini orang yang fantastis, mirip dengan apa yang disebutkan di dalam Lukas 16:15: “Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah.” Ayat tersebut menjelaskan keadaannya nanti. Dia akan disambut dengan penuh kekaguman dan hormat oleh seluruh bumi, dan secara perlahan-lahan, watak aslinya mulai nampak. Dan dia akan mulai menginjak jemaat dengan niat untuk menghancurkan secara total. Kiranya Allah menolong kita untuk bisa tetap teguh sampai pada kesudahannya.

 

Berikan Komentar Anda: