Pastor Eric Chang | Matius 11.11-15 |

Banyak orang Kristen yang mendengar firman Allah. Mereka memahami tantangan dalam Firman Allah tetapi menemukan bahwa mereka tak dapat menjalani kehidupan seperti itu. Banyak yang telah berusaha dan gagal, mencoba lagi dan terus gagal lagi sampai nyaris mencapai titik putus asa, “Bagaimana saya bisa hidup sesuai dengan isi khotbah ini? Aku ingin menjadi manusia seperti yang dikehendaki oleh Tuhan tetapi aku gagal.” Melihat keputus-asaan dan frustrasi semacam ini, kita perlu sekali kembali ke dasar kehidupan Kristen kita. Kita harus menguji lagi akar komitmen kita untuk melihat apakah ada sesuatu hal yang belum beres.

Itulah persoalan dasar yang telah dibahas dalam seri khotbah Pemuridan dan Harga yang perlu dibayar. Seri ini adalah untuk menguji apakah landasan kekristenan kita kokoh. Kita mau memastikan bahwa tidak ada hal yang terlewatkan di tingkat fondasi. Jika ada yang tidak ditangani maka akibatnya adalah hidup kita menjadi tanpa kuasa; kita dapat melihat apa yang ideal, tetapi kita tidak dapat melakukannya.

Tetapi apakah kita sudah melihat ideal yang harus dicapai itu? Sudahkah kita menangkap apa visi Tuhan bagi Gereja. Gereja macam apakah yang ditebus lewat kematian Yesus? Kita ini diharapkan untuk menjadi Jemaat seperti apa? Secara lebih khusus, pertanyaannya adalah: Allah menginginkan Anda menjadi apa? Apa yang diinginkan oleh Allah dari Anda? Inilah inti yang akan kita lihat di pesan ini.

Kita telah melihat empat khotbah yang menangani dasar-dasar pemuridan (Si-Aku Hambatan Menuju Kebesaran Rohani (Mat.16.24-26); “Membenci”: Mempersembahkan Apa yang Anda kasihi (Lk. 14:25-33); Makna Salib bagi Seorang Murid (Lk. 9:23-25); dan Sikap kita dalam Hal Memikul Salib (Yoh. 12:12-26).   Setelah melewati seri khotbah ini, harapan saya tidak ada lagi yang akan ragu tentang bagaimana menjalani hidup yang berkemenangan. Kita tentu sudah lelah menjalani kehidupan Kristen yang selalu kalah. Kita juga lelah melihat orang lain menjalani kehidupan Kristen yang selalu diisi oleh kekalahan. Sudah saatnya bagi gereja untuk bangkit, dan hidup dalam kepenuhan yang sudah menjadi panggilan Allah kepada kita.


Visi Tuhan bagi Jemaat Perjanjian Baru

Tugas saya bukanlah untuk memberi Anda pendapat pribadi saya, atau ide-ide saya, melainkan untuk menjelaskan dengan sejujurnya apa ajaran Yesus, dan saya harap setiap dari Anda akan dengan teliti menguji apakah ini memang ajaran Yesus. Tertulis di Matius 11:11-15,

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Surga lebih besar dari padanya. Sejak tampilnya Yohanes Pembaptis hingga sekarang, Kerajaan Surga diserong dan orang yang menyerongnya mencoba menguasainya. Sebab semua nabi dan kitab Taurat bernubuat hingga tampilnya Yohanes dan jika kamu mau menerimanya ialah Elia yang akan datang itu. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!

Ajaran Yesus memberitahu kita bahwa yang terkecil adalah yang terbesar. Barangsiapa merendahkan dirinya sampai ke kedudukan yang terendah akan menjadi yang terbesar di dalam kerajaan Allah. Yesus, pada kenyataannya, telah merendahkan dirinya sampai ke titik nol. Seperti yang kita lihat di dalam Filipi 2, dia tidak merampas kesetaraan dengan Allah, namun  merendahkan dirinya dan mengambil rupa seorang hamba. Bahkan lebih dari itu, Yesus rela mati di kayu salib. Dia telah merendahkan dirinya untuk mati dengan cara yang paling aib, mengalami bentuk kematian yang paling hina dan yang paling menyakitkan. Dia telah merendahkan dirinya bukan saja untuk menjadi seorang hamba dan mati tetapi dalam bentuk kematian yang dikhususkan untuk seorang penjahat; tidak ada tempat yang lebih rendah daripada itu. Karena Yesus telah mengambil tempat yang paling rendah – maka Allah meninggikannya, dan memberinya, seperti yang disebutkan dalam Filipi 2, “Nama di atas segala nama.” Yesus, dengan rela hati menjadi yang terendah di dalam kerajaan. Setelah menjadi yang terendah, ia juga adalah yang terbesar di dalam kerajaan, sehingga menjadi lebih besar daripada Yohanes Pembaptis. Semuanya ini merupakan sebagian dari kekayaan ayat-ayat ini, tetapi masih ada kekayaan penting yang lain dari ayat-ayat ini.

Mengapa saya berkata bahwa masih ada hal-hal lain? Mari kita perhatikan penjelasan berikut ini.

i. Pertama-tama, jika yang ingin disampaikan Yesus hanya bahwa dia lebih besar daripada Yohanes Pembaptis, maka cara hal itu sampaikan sangatlah berbelit-belit. Pokok bahwa Yesus adalah lebih besar dari Yohanes Pembaptis sangatlah sulit untuk dilihat tanpa eksegese yang baik.

Jika Anda mau menyatakan sesuatu, sangatlah penting untuk memastikan bahwa orang lain bisa memahami maksud Anda, jika tidak maka tidak ada gunanya menyatakannya. Apakah orang-orang Yahudi memahami bahwa inilah yang sedang Yesus katakan? Sepertinya tidak. Apakah para murid memahaminya? Kemungkinan besar tidak juga. Namun yang lebih penting lagi adalah bahwa hal itu bertolak belakang dengan gaya penyampaian Yesus. Dia biasanya menyampaikan pernyataannya secara jelas. Dia tidak berbelit-belit.

Sebagai contoh, Yesus memang menyatakan bahwa kesaksiannya lebih besar dari kesaksian Yohanes Pembaptis, yaitu, kesaksiannya berasal dari Bapanya. Hal ini disampaikan dengan terus terang (Yoh. 5:36). Poin ini disampaikan dengan sangat jelas, tanpa memakai ucapan yang berbelit-belit yang menimbulkan pengertian yang salah. Yohanes 5:26,

Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku.

Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes.” Ucapan yang sangat terus terang; tak ada kekaburan di dalamnya. Kesaksiannya lebih penting.

Ini ciri yang menyolok dari gaya penyampaian Yesus. Yesus menyatakan maksudnya dengan sangat jelas. Jika kita tidak bisa menangkap poinnya, bukanlah karena hal itu tidak disampaikan dengan jelas. Tetapi karena ketumpulan pemahaman rohani kita. Yesus membuat pernyataan yang hampir sama di Lukas 11:32 – dia berkata bahwa pelayanannya lebih penting daripada pelayanan Yunus. Dia tidak berbelit-belit. Orang yang lebih besar daripada nabi Yunus ada di depan mata! Jika penduduk Niniwe bertobat mendengar khotbah Yunus, seharusnya Anda bertobat secara jauh lebih mendalam lagi saat mendengar pemberitaan yang disampaikan oleh Yesus. Jika saat Anda mendengarkan pemberitaan Yesus, Anda tidak bertobat, maka kesalahan Anda menjadi lebih besar daripada para penduduk Niniwe yang segera bertobat mendengarkan pemberitaan dari nabi Yunus. Jadi kita bisa melihat bahwa gaya penyampaian Yesus sangatlah berterus terang.

Jika maksud dari pernyataan – “Yohanes adalah yang terbesar dari antara semua orang yang dilahirkan oleh perempuan tetapi yang terkecil sekalipun di dalam kerajaan Allah lebih besar daripada dia” – hanyalah sekadar berarti “Aku lebih besar daripadanya”, saya kira poin tersebut sangat sulit untuk diterima.

ii. Lebih dari itu, kita juga melihat bahwa di dalam ajaran Yesus posisi yang terbesar dan yang terkecil itu tidak ditetapkan; Dia membiarkan posisi itu tetap terbuka bagi siapa saja. Kita dapat menemukan hal tersebut berulang kali di Mat 18:4 atau Mat 20:27 dan ayat 28. Mungkin kita cukup melihat ayat ini. “Dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu…” Perhatikanlah bahwa Yesus tidak berkata, “Barangsiapa ingin menjadi yang nomor dua di antara kamu…, karena Aku sudah menjadi yang terutama, maka menjadi yang nomor dua adalah pilihan yang tersedia buatmu.” Jika Yesus bermaksud untuk berkata bahwa dia sudah menjadi yang terutama, maka tidak perlu dipersoalkan lagi siapa yang akan menjadi yang terutama di antara Anda. Paling Anda hanya dapat menjadi yang kedua setelah dia.

Mat. 20.27-28

“Dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”

Jadi Anda bisa lihat di sini, ‘Barangsiapa ingin menjadi terkemuka…’ Dia membiarkan posisi ini terbuka.

Semua ini menunjukkan bahwa Yesus pernyataan di Mat. 11:11 memiliki pengertian yang lebih luas. Dia menggunakan ungkapan yang serupa di sini. Orang yang menjadi yang terkemuka adalah barangsiapa yang menjadi yang terkecil, tetapi bahkan yang paling kecil sekalipun, yang terhina, masih lebih besar daripada Yohanes Pembaptis.

iii. Poin ketiga adalah Yesus selalu mengidentifikasikan dirinya sebagai yang terkecil di dalam kerajaan. Dia tidak sekadar berkata, “Akulah yang terkecil.” Dia juga menyebutkan orang-orang lain sebagai yang terkecil dan dia menyamakan dirinya dengan mereka yang menjadi yang terkecil di dalam kerajaan. Kita melihat hal ini di Luk. 9:48. “Barangsiapa…,” katanya kepada mereka, yaitu para murid,

“Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar.”

Yesus jelas tidak sedang merujuk kepada dirinya sendiri ketika berkata, “Barangsiapa…” Dia tidak sekadar berkata, “Akulah yang terkecil, jadi Akulah yang terbesar.” Dia berkata, “Barangsiapa…,” jadi kita tidak perlu, dan kita mestinya tidak boleh, mempersempit pengertian ini hanya kepada satu orang saja, yaitu hanya merujuk kepada Yesus saja.

Hal yang sama menyangkut identifikasi dirinya dengan yang terkecil ada di Mat. 25:40. Yesus berkata, “Semua yang telah kamu perbuat atas sadudaraKu yang paling hina, telah kamu perbuat padaKu.” Dia menyamakan dirinya dengan yang paling hina; walaupun ‘yang paling hina’ itu bukan dirinya. Apakah Anda memahaminya? Hal yang sama ada di Mat. 25:45.

Jadi Yesus memiliki tujuan yang jauh lebih luas serta tidak mempersempit makna ungkapan itu kepada dirinya sendiri.

iv. Yesus berkata bahwa yang terkecil dari kerajaan Allah lebih besar daripada Yohanes Pembaptis. Lalu siapakah yang terkecil itu? Jika kita berkata bahwa tidak ada orang lain yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis selain Yesus, maka pernyataan itu adalah salah jika dicocokkan dengan Perjanjian Baru.

Mari pikirkan hal ini: Siapakah yang lebih besar – berdasarkan pengamatan atas fakta-fakta yang ada – rasul Paulus atau Yohanes Pembaptis? Saya pikir tidak ada yang akan meragukan bahwa Paulus lebih besar daripada Yohanes Pembaptis. Ini berarti pernyataan bahwa hanya Yesus yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis tentunya tidak benar. Rasul Paulus juga lebih besar daripada Yohanes Pembaptis. Penilaian akan fakta ini dapat dibenarkan dari banyak aspek. Paulus lebih besar dari Yohanes jika dinilai dari kuasa pemberitaan, jangkauan pelayanan dan tanda-tanda yang dinyatakan melalui dia. Jika saya bertanya, “Siapakah yang lebih besar – rasul Petrus atau Yohanes Pembaptis?” Anda tentu akan berkata rasul Petrus lebih besar jika dinilai dari segi jangkauan pelayanan dan juga kuasa Allah yang bekerja melalui dia, baik dari perbuatan mau pun perkataannya. Inilah pokok pentingnya, kita mulai melihat bahwa sekalipun pernyataan itu secara mendasar adalah benar, bahwa Yesus tentulah lebih besar daripada Yohanes Pembaptis, namun pernyataan itu tidak dapat dipersempit hanya mengacu pada diri Yesus saja. Lalu bagaimana kita memahami persoalan ini?


Dilahirkan dari rahim perempuan vs dilahirkan dari Roh

Mari kita dengan teliti mencermati penelaahan eksegese kita. Apa yang sedang Yesus sampaikan di sini? Poin apa yang sedang dia ungkapkan? Yesus berkata bahwa kitab Taurat dan semua nabi, semuanya itu bernubuat sampai dengan tampilnya Yohanes. Lalu apa yang terjadi selanjutnya? Yang terjadi selanjutnya adalah kerajaan Allah tampil di dalam pemberitaan Firman Allah. Dan sejak saat itu kerajaan Allah telah mengalami kekerasan. Kemudian dia melanjutkan dengan berkata bahwa mereka yang terkecil di dalam kerajaan Allah, bahkan yang paling hina dari antara mereka, adalah lebih besar daripada Yohanes Pembaptis.

Dapatkah Anda melihat arah pembicaraan ini? Apa visi Yesus bagi gereja. Visi Yesus adalah: Di dalam kerajaan Allah, dengan kuasa Roh Kudus melalui ciptaan baru, setiap orang Kristen, setiap murid adalah lebih besar daripada Yohanes Pembaptis. Renungkan hal ini sejenak. Apa makna penting dari ucapan Yesus ini. Mungkin Anda mengira bahwa Anda adalah yang terkecil di dalam kerajaan Allah; mungkin Anda bukan siapa-siapa di dalam kerajaan Allah; tidak masalah. Yesus berkata, “Aku menghendaki agar kamu menjadi lebih besar daripada Yohanes Pembaptis.” Itulah pengharapan Yesus bagi setiap murid. Menakutkan, bukankah begitu? Memang menakutkan! Saya benar-benar terkejut saat memahami ini. Semakin saya pelajari ayat ini, semakin saya terperangah serta berusaha memastikan bahwa saya tidak salah memahami apa yang diucapkan oleh Yesus.

Tetapi bukankah maknanya sangat jelas? Maknanya sudah sejelas ucapannya. Yang terkecil di dalam kerajaan Allah lebih besar daripada Yohanes Pembaptis. Itulah tepatnya hal yang Yesus sampaikan. Kita tidak bisa mengabaikan hal ini!

Kita akan melihat beberapa poin lagi. Apa tepatnya hal yang disampaikan oleh Yesus?

“Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis.”

Apa artinya itu? “Dilahirkan oleh perempuan” adalah cara lain atau ungkapan lain untuk menunjuk kepada manusia. Tak ada manusia yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis, tak seorangpun dari mereka yang dilahirkan perempuan yang lebih dari  Yohanes Pembaptis. Namun bukan berarti bahwa Yesus sedang menyatakan bahwa tak ada makhluk rohani yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis; Dia hanya menyatakan bahwa tak ada manusia yang lebih besar daripada Yohanes Pambaptis. Ada makhluk-makhluk roh yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis, tak perlu diragukan lagi. Ada malaikat dan penghulu malaikat, ada penghulu dan penguasa roh. Bahkan mungkin di dalam pengertian secara rohani, ada penguasa-penguasa rohani yang baik yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis.

Perhatikan juga hal yang lainnya. Yesus tidak berkata bahwa Yohanes lebih besar daripada Abraham, atau bahwa Yohanes lebih besar daripada Daud, atau bahwa Yohanes lebih besar daripada Yesaya. Dia tidak berkata bahwa Yohanes lebih besar daripada mereka tetapi yang dikatakan adalah bahwa mereka tidak lebih besar daripada Yohanes. Ini berarti, setinggi-tingginya mereka, mereka hanyalah setara dengan Yohanes Pembaptis. Yohanes Pembaptis sejajar dengan Abraham, atau Daud, atau Yesaya atau nabi-nabi besar lainnya. Mereka tidak lebih besar daripadanya; mereka mungkin sebanding dengannya tetapi tidak lebih besar. Itulah pokok yang perlu kita pahami. Maksudnya, Yohanes Pembaptis telah mencapai kemungkinan tertinggi yang bisa dicapai oleh orang yang dilahirkan oleh perempuan; lebih besar dari itu, tidak akan bisa Anda capai. Anda mungkin bisa mencapai tingkatannya – Abraham mungkin bisa mencapai tingkatannya, Daud mungkin bisa menjangkau tingkatannya, namun mereka tidak bisa lebih besar lagi dari itu. Kebesaran Yohanes adalah yang tertinggi. Mungkin masih ada tingkat-tingkat lagi di atas itu namun tidak ada manusia yang dapat melampauinya, Yohanes Pembaptis telah mencapai titik tertinggi yang bisa dicapai oleh manusia.

Pertanyaan selanjutnya yang perlu kita ajukan adalah: kebesaran macam apa yang sedang dibahas ketika dikatakan bahwa di antara semua orang yang dilahirkan oleh perempuan, di antara semua manusia, tak ada yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis? Apa maksudnya? Apakah itu berarti bahwa di antara semua politikus, tak ada orang yang lebih besar dari Yohanes Pembaptis di bidang politik? Yaitu, jika Yohanes Pembaptis menjadi presiden, maka tak akan ada presiden yang bisa lebih baik daripadanya? Akankah dia menjadi presiden terbaik yang dapat kita bayangkan? Hal itukah yang sedang dibicarakan oleh Yesus? Jika bukan hal itu yang dimaksudkan, lalu apa yang menjadi maksudnya? Apakah Yesus mau mengatakan bahwa di antara para pengusaha, tak akan ada pengusaha yang lebih hebat daripada Yohanes. Maksud saya, bahkan Rockefeller sekalipun tak akan mampu bersaing dengannya di bidang bisnis. Apakah Yohanes pasti akan membangun kerajaan bisnis terbesar di dunia ini? Mungkin saja Yohanes akan membangun kerajaan bisnis terbesar di dunia ini jika ia mencurahkan segenap tenaganya ke arah itu, tetapi ini bukanlah hal yang ingin disampaikan oleh Yesus. Lalu apa yang sedang dibicarakan oleh Yesus? Mungkin di bidang olah raga, sekiranya dia naik ring dan bertinju melawan Mohammad Ali, Yohanes akan merobohkan Ali di ronde pertama, karena, maksud saya, “Melebihi kebesaran Yohanes Pembaptis, tak akan bisa Anda lakukan.” Oleh karena itu, jika Anda naik ring tinju untuk melawan Yohanes Pembaptis, tak ada peluang bagi Anda untuk menang. Bahkan juara dunia sekalipun tidak berpeluang untuk menang! Yang jelas, ini bukanlah hal yang dimaksudkan oleh Yesus.


Kebesaran rohani: kualitas rohani

Jadi, pokok apa yang sedang disampaikan oleh Yesus? Kebesaran macam apa yang sedang dibicarakannya? Sudah pasti kebesaran yang sedang dibicarakan oleh Yesus merupakan satu-satunya kebesaran yang berarti. Kebesaran dalam hal apakah yang penting, sehubungan dengan Allah? Apakah menurut Anda Yesus peduli entah Anda ini seorang petinju besar atau bukan? Apakah kehebatan Anda bermain tenis akan mempengaruhi nilai Anda di mata Tuhan? Apakah Anda pikir bahwa di dalam kerajaan Allah, kemampuan Anda untuk menghasilkan uang akan menarik minat Allah? Tentu tidak, kebesaran semacam ini tidak ada gunanya; tidak ada nilai kekalnya.

Satu-satunya kebesaran yang mempunyai nilai kekal adalah kebesaran rohani. Itulah satu-satunya kebesaran yang terhitung di dalam kekekalan. Dan kebesaran semacam inilah yang sedang dibicarakan oleh Yesus, bahwa di dalam hal kebesaran rohani, tak pernah ada orang yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis.

Jika kita mengacu pada kebesaran rohani, hal apakah sebenarnya yang sedang kita bicarakan? Kita harus menegaskan semua detail. Saat kita berkata bahwa Abraham adalah seorang manusia Allah yang besar, apa maksudnya? Apakah itu berarti bahwa Abraham adalah seorang pengkhotbah besar? Tidak ada petunjuk bahwa Abraham banyak berkhotbah. Atau apakah karena Abraham pernah mengerjakan banyak mukjizat? Tapi ternyata Abraham tidak mengerjakan mukjizat. Lantas, di mana letak kebesaran rohani Abraham? Dalam hal apa, kebesarannya terwujud? Bukankah kebesarannya justru terwujud dalam komitmen totalnya kepada Allah? Ketika Allah menyuruhnya mempersembahkan anak satu-satunya, dia tidak mempertahankan anaknya. Adalah lebih mudah bagi seorang ayah untuk mengorbankan nyawanya sendiri ketimbang mengorbankan nyawa anaknya. Allah di sini sedang meminta hal yang paling berharga baginya. Dan kebesaran Abraham, sejauh yang bisa kita lihat dari dalam sejarah Perjanjian Lama, terletak tepat di sini: kebesarannya terwujud dari ketaatan mutlaknya kepada Allah. Ketika Allah berkata, “Tinggalkan Haran,” ditinggalkannya Haran. Dan ketika Allah berkata, “Pergilah ke tanah Kanaan,” dia segera berangkat ke Kanaan. Dia mentaati Allah dengan penuh sukacita dan tanpa syarat. Bukankah itu isi dari kebesaran Abraham?

Saat kita berkata bahwa Daud adalah manusia Allah yang besar, apa yang kita maksudkan? Daud bukan orang yang tanpa dosa. Di manakah letak kebesarannya? Bukankah kebesarannya terletak pada pengabdian totalnya kepada Allah, yang bahkan di dalam kekhilafannya dia tetap berusaha memuliakan nama Allah. Bahkan di dalam kegagalannya, dia memuliakan Allah dengan pengakuan jujurnya, penolakannya untuk membenarkan diri sendiri, kesediaannya untuk menerima semua konsekuensi yang menurut Allah layak untuk diterapkan ke atasnya. Apakah yang telah Daud lakukan? Apakah Daud berbuat mukjizat? Dia tidak mengerjakan mukjizat. Atau apakah dia memberitakan Injil kepada bangsa Israel? Dia juga tidak berkhotbah. Lantas apa yang telah dia kerjakan? Di manakah letak kebesarannya? Bukankah hal itu terungkap di dalam Mazmur? Pengabdian totalnya kepada Allah! Daud adalah seorang yang sangat besar kemampuannya, demikian pula Abraham. Tetapi kebesaran mereka tidak terletak pada kemampuan mereka. Daud adalah seorang jenderal yang hebat. Dia adalah seorang panglima yang sangat hebat akan tetapi Alkitab tidak pernah memujinya atas kehebatannya di bidang ini. Alkitab tidak berminat pada urusan seperti itu. Kebesarannya terletak pada kualitas kerohaniannya – kualitas kehidupannya. Di sanalah letaknya kebesaran rohani.

Mari kita pelajari Yesaya. Mukjizat apa yang telah dikerjakan oleh Yesaya? Tidak banyak yang bisa kita lihat mengenai mukjizat dalam hubungan dengan Yesaya. “Ahh, tetapi…” Anda mungkin berkata, “dia adalah seorang nabi.” Benar! Dia adalah seorang nabi besar akan tetapi ada banyak nabi di Israel dan mereka tidak disebut sebagai nabi besar. Lalu mengapakah Yesaya disebut besar? Apakah karena kefasihannya berbicara? Saya tidak tahu apakah dia memang orang yang fasih berbicara. Kita tidak pernah mendengar khotbahnya akan tetapi pastilah kebesaran Yesaya tidak disebabkan oleh hal itu! Kebesarannya disebabkan oleh kesetiaannya dalam menerapkan Hukum Allah dalam kehidupan bangsa Israel. Dia memakai Hukum Allah dan menerapkannya ke dalam setiap situasi kehidupan bangsa Israel, dengan penuh setia tanpa memedulikan apa tanggapan orang-orang Israel terhadapnya. Kita diberitahu bahwa pada akhir hayatnya, menurut penuturan tradisi, ia dibunuh dengan dibelah menjadi dua. Dia dipotong dengan kejam karena pemberitaannya yang setia. Dia memberitakan firman di dalam berbagai masa pemerintahan raja-raja. Dia tidak pernah takut menentang dosa para raja. Dia tidak pernah takut menyatakan kepada bangsa Israel tentang dosa mereka, tak peduli apakah mereka akan membencinya atau tidak. Demikian pula halnya dengan Yeremia. Di manakah letak kebesaran mereka? Bukankah kebesaran mereka terletak pada kualitas kehidupan mereka? Kebesaran macam inilah yang sedang kita bicarakan.

Yesus di sini berkata bahwa kualitas kehidupan Yohanes, sekalipun dia tidak pernah mengerjakan mukjizat, tetapi kualitas kehidupan Yohanes Pembaptis sedemikian tingginya sehingga dia sejajar dengan orang-orang terbesar di sepanjang masa. Tak ada orang yang mampu melampauinya. Sedemikian tinggi kualitas kehidupannya. Kemudian Yesus melanjutkan dengan pernyataan yang mengagetkan ini, “Tetapi Aku berkata padamu, yang Kuharapkan dari semua orang di dalam kerajaan ini, di dalam Jemaat Allah, di masa ini, adalah bahwa setiap orang menjadi lebih besar daripada Yohanes Pembaptis.” Itulah pernyataan yang membuat kita terkejut. “Kualitas kehidupan Yohanes memang tak terlampaui, tetapi Aku ingin agar kalian melampaui apa yang tak terlampaui itu.” Pikirkanlah hal itu. Jika Anda berani menjalani hidup yang diisi hanya oleh kekalahan, maka itu berarti Anda tidak sedang menjalani kehidupan yang menjadi panggilan Yesus bagi kita. Itulah hal yang disampaikan oleh Yesus. Jika Anda punya penjelasan yang lebih baik tentang hal ini, bicaralah; saya bersedia untuk mendengarkan.

Pikirkanlah hal ini baik-baik. Apa yang dikatakan oleh Yesus adalah: Visiku bagi gereja, alasan mengapa Aku mati bagi kalian, bukan hanya untuk mengangkat kalian ke level Yohanes Pembaptis melainkan untuk mengangkat kalian melampaui level tersebut. Anda berkata, “Tuhan, aku ini sudah sangat kesulitan untuk mencapai seperempat dari level Yohanes Pembaptis dan engkau ingin agar aku melampaui Yohanes Pembaptis? Mencapai level Yohanes Pembaptis saja sudah tidak mungkin bagiku. Tidak, mengejar separuh levelnya saja sudah tak mungkin bagiku; mungkin aku bahkan tidak bisa mengejar seperempat levelnya, dan Engkau berbicara mengenai melampauinya… Ini keterlaluan! Tak dapat kubayangkan.” Benar sekali. Apakah ini bukan ajaran Yesus? Apakah saya telah keliru dalam penelaahan saya? Jika demikian, saya bersedia untuk dikoreksi. Saya bersedia untuk mempelajari di mana letak kesalahan saya. Yang terkecil di dalam kerajaan Allah lebih besar daripada dia.


Kerajaan Allah itu Tidak Kelihatan

Mari kita coba untuk menyerap poin ini. Saya ingin agar Anda memperhatikan satu hal dari sudut pandang eksegese. Yesus membicarakan tentang kerajaan Allah dalam kondisinya yang sekarang ini, pada tahap sekarang. Ada banyak bagian di mana Yesus membahas tentang kerajaan Allah dalam keadaannya di masa mendatang, namun tak diragukan lagi bahwa di dalam bagian yang ini Yesus membicarakan tentang kerajaan Allah pada keadaannya yang sekarang. Bagaimana kita bisa melihat hal ini? Cukup sederhana, kita melihatnya dari ayat 12. “Sejak tampilnya Yohanes Pembaptis hingga sekarang, Kerajaan Surga diserong.” Bagaimana mungkin kerajaan Allah itu diserongkan jika ia masih belum datang? Jika yang dimaksudkan adalah kerajaan di masa mendatang, bagaimana mungkin sesuatu di masa yang akan datang dapat diserong sekarang? Kerajaan Allah ada sekarang ini. Hanya sesuatu hal yang ada di masa sekarang inilah yang bisa diserong. Anda tidak akan bisa menyerongkannya jika kerajaan itu masih belum ada.

Kerajaan Allah sudah ada sekarang ini di dalam keadaan tidak kelihatan. Dia akan hadir di masa mendatang dalam pewujudan sepenuhnya, yaitu, di dalam keadaan di mana setiap orang bisa melihat kerajaan Allah. Akan tetapi dia sudah ada sekarang ini di dalam keadaan yang tidak kelihatan, di mana Anda tidak bisa melihatnya secara kasat mata. Artinya, kerajaan Allah sekarang ini hadir secara rohani. Dia akan tampil secara lahiriah seiring dengan kedatangan kembali Yesus. Kerajaan Allah sekarang ini hadir dalam keadaan yang tidak kelihatan, seperti mutiara. Yesus sudah menegaskan dengan gamblang di dalam perumpamaan-perumpamaannya. Mutiara itu tersembunyi, mutiara bukanlah suatu benda yang bisa dinilai oleh sembarang orang. Akan tetapi pedagang yang mencari mutiara yang sangat berharga itu tahu nilainya. Ketika dia sudah melihat apa yang tersembunyi, ketika misteri itu diungkapkan padanya, ketika dia menemukan mutiara yang sangat berharga, dia bisa mengetahui nilainya sementara orang lain tidak bisa. Dan dijualnya segala yang ia miliki untuk bisa membeli mutiara itu. Kerajaan Allah ada sekarang ini tetapi tidak semua orang melihatnya. Saya tidak tahu apakah Anda melihatnya. Jika Anda melihatnya, dan Anda bisa mengetahui harganya, maka Anda akan menyadari bahwa tidak ada hal yang terlalu berharga untuk dipertahankan, atau dikorbankan untuk bisa memperolehnya. Itulah isi perumpamaan tersebut, bukankah demikian? Orang ini, pedagang ini menemukan mutiara ini, dia mengetahui nilainya dan dia menyadari bahwa mutiara itu jauh lebih berharga ketimbang segala yang ia miliki. Dan dia bersedia untuk mengorbankan segala yang ia miliki untuk bisa mendapatkan mutiara yang tak ternilai ini.

Namun ada suatu ketersembunyian – yaitu ketersembunyian kerajaan itu di masa sekarang ini. Kerajaan Allah sekarang ini hadir dalam Pribadi Roh Kudus yang bekerja melalui pemberitaan Firman kerajaan. Kerajaan itu hadir dalam Roh melalui Firman. Dan dengan demikian, saat Anda menemukannya, Anda mengetahui nilai dari kerajaan itu. Anda menerima kabar kerajaan ketika Anda mendengarkan Firman. Itulah hal yang disampaikan oleh perumpamaan tentang seorang penabur. Ketika seseorang menerimanya, dia menerimanya dengan sukacita, dia menaruhnya di dalam hati. Dia mengambil firman itu – yaitu kerajaan itu. Ingatkah Anda bagaimana perumpamaan tentang seorang penabur itu diawali? Hal kerajaan Surga itu seumpama… Perumpamaan itu berbicara tentang kerajaan. Kerajaan Allah dibandingkan dengan Firman yang disebarkan, yang di sini digambarkan sebagai benih. Ada yang menerimanya dan ada yang menolaknya. Dengan begini kita bisa melihat gambarannya lebih jelas lagi, kerajaan itu hadir di masa kini.


Kerajaan Allah Menderita Kekerasan: Kekerasan!?

Nah ada hal lain yang perlu diperhatikan. Kerajaan Allah, ketika diberitakan dengan kuasa Roh, menimbulkan reaksi yang sangat radikal. Inilah maksudnya. Kerajaan Allah mengalami kekerasan (yang diterjemahkan ITB sebagai diserongkan), atau diambil alih secara paksa atau diperlakukan sewenang-wenang. Apa artinya? Ayat ini, tentu saja, telah menjadi bahan penelitian begitu banyak pakar, kita tidak akan membahasnya sekarang. Banyak artikel dan jurnal yang telah membuka ruang pembahasan bagi ayat ini.

Makna ayat itu pada dasarnya cukup sederhana: Bahwa kerajaan Allah menimbulkan reaksi yang sangat radikal dalam diri para pendengar ketika ia diberitakan dengan kuasa Allah lewat Roh. Pemberitaan tentang Kerajaan Allah menimbulkan reaksi yang sangat radikal; Anda entah mendukung atau menentangnya, tak ada reaksi yang netral. Yesus memahami ketiadaan posisi netral ini. Yesus berkata, “Kamu akan bersamaKu, atau menentang Aku. Kamu akan menentangKu, atau bersamaKu.” Itulah keputusan yang harus Anda buat. Suatu keputusan yang sangat radikal, hasil yang radikal, tanggapan yang radikal kepada panggilan dari kerajaan. Ini sebabnya mengapa Yesus berkata bahwa sejak saat tampilnya Yohanes Pembaptis, kerajaan Allah telah menderita kekerasan. Artinya, orang-orang telah memberikan reaksi, entah di dalam kasih atau di dalam kebencian. Ini selalu terjadi di saat Injil diberitakan sebagaimana mestinya. Orang akan mengasihi atau membencinya, sangatlah sulit untuk bersikap netral jika Anda mendengarkan pemberitaan tentang Yesus. Pemberitaan tentang Dia tidak memberi Anda landasan untuk bersikap netral – itulah penjelasan dari pernyataan ini.

Saya mendapatkan reaksi yang sama terhadap khotbah saya. Saya menguraikan ajaran Yesus; saya mendapatkan reaksi yang sama. Beberapa orang jadi bersemangat; mereka menerima Firman Allah dengan sukacita. Beberapa orang merasa sangat tidak nyaman; mereka bereaksi dan sangat menentang. Namun begitulah adanya jika Anda memberitakan Firman Allah. Saya tidak dengan sengaja mencari-cari reaksi semacam itu, itu adalah suatu reaksi yang tak terhindarkan terhadap ajaran Yesus karena Yesus memang tidak menyediakan tempat bagi Anda untuk berdiri netral. Dia tidak mengizinkan Anda untuk berkata, “Ya, ya, kedengarannya cukup bagus.” Oh, tidak, tidak, tidak, Anda harus memberi tanggapan entah yang positif atau yang negatif. “Kerajaan Surga menderita kekerasan dan pelaku-pelaku kekerasan itu berusaha untuk menguasainya.”


Perjanjian Baru Lebih baik daripada yang lama

Dalam membahas bagian ini kita juga harus sangat berhati-hati akan satu hal. Kita tidak boleh menyimpulkan bahwa berdasarkan ayat ini maka Yohanes Pembaptis tidak berada di dalam kerajaan. Kita harus hati-hati dengan pokok ini. “Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Surga lebih besar dari padanya.” Apa artinya? Apakah itu berarti bahwa Yohanes Pembaptis tidak termasuk di dalam kerajaan? Pemahaman semacam ini, tentu saja salah total. Yohanes Pembaptis termasuk di dalam kerajaan. Bagaimana kita tahu? Karena kita melihat bahwa Abraham juga masuk, dan juga nabi-nabi Perjanjian Lama. Yesus telah menyebutkan bahwa mereka juga ada di dalam kerajaan Surga. Contohnya di Mat. 8:11, hanya beberapa pasal sebelum bagian yang sedang kita bahas. Mat. 8:11 menyatakan hal berikut,

“Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Surga.”

Abraham, Ishak dan Yakub semuanya ada di dalam kerajaan Surga. Para hamba Allah dari Perjanjian Lama juga ada di dalam kerajaan Surga. Dan kalau Abraham tidak lebih besar daripada Yohanes Pembaptis, lantas bagaimana mungkin Abraham bisa berada dalam kerajaan dan Yohanes Pembaptis tidak? Jadi tentu saja Yohanes Pembaptis termasuk di dalam Kerajaan Allah.

Dalam hal inilah eksegesis kita harus dilakukan dengan hati-hati. Itulah alasan mengapa saya menekankan poin bahwa yang kita bicarakan adalah tentang kerajaan Allah di masa kini, bukan di masa mendatang. Yang kita bicarakan adalah saat sekarang, di dalam periode perjanjian yang baru. Orang-orang yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis adalah mereka yang berada di bawah perjanjian yang baru di masa sekarang. Sangatlah penting untuk memahami hal ini. Di masa depan, Yohanes juga ada di dalam kerajaan Surga. Dia akan berada di dalam kerajaan, akan tetapi dia tidak berada di bawah Perjanjian yang Baru.

Di ayat 13 tertulis, “Sebab semua nabi dan kitab Taurat bernubuat hingga tampilnya Yohanes.” Yohanes adalah muaranya; dia menjadi bagian dari Perjanjian Lama. Perjanjian Baru dimulai dengan Yesus Kristus. Yesus menegakkan Perjanjian Baru. Yohanes adalah nabi besar yang terakhir dari perjanjian Lama; dia masih berada di bawah Perjanjian Lama. Itu sebabnya mereka yang menerima baptisan Yohanes, seperti di Kisah 19:2-3, mereka masih belum menerima Roh Kudus. Mereka masih harus menerima Roh Kudus melalui Paulus karena mereka masih menjadi bagian dari Perjanjian Lama. Roh Kudus adalah anugerah dari Perjanjian Baru. Lewat beberapa poin selanjutnya, kita akan melihat beberapa hal yang penting.

Izinkanlah saya kembali ke poin tentang kekinian dari kerajaan. Perhatikan dengan baik pada  apa yang sedang Yesus katakan. “Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Surga lebih besar dari padanya.” Yesus tidak berkata, “Suatu hari nanti kamu akan menjadi lebih besar daripada Yohanes Pembaptis.” Tentu saja, suatu hari nanti mungkin kita akan menjadi lebih besar. Mengapa Yesus tidak mengatakan seperti itu? Jika diartikan seperti itu, maka itu berarti suatu hari nanti, saat saya masuk ke dalam bumi dan langit yang baru, saya akan diubah sedemikian rupa dan menjadi seorang manusia yang baru yang serupa dengan Kristus sepenuhnya. Seperti yang dikatakan oleh rasul Yohanes, “Saat kita bertemu dengannya, kita akan menjadi serupa dengan dia karena kita akan bertemu dengan dia seperti apa adanya.” Kita akan bertemu dengan Yesus seperti apa adanya. Selanjutnya tentu saja, di saat saya bertemu dengan dia, tentu saja, saya akan lebih besar daripada Yohanes Pembaptis karena Yesus lebih besar daripada Yohanes Pembaptis. Akan tetapi apakah itu yang dimaksudkan oleh Yesus? Tidak, tidak. Perhatikan baik-baik apa yang dikatakan oleh Yesus. Yesus tidak berkata bahwa dia akan menjadi lebih besar nanti, di dalam bumi dan langit yang baru ketika kerajaan Allah terwujud secara jasmani berikut kuasanya. Yang dikatakan oleh Yesus adalah, sebaliknya, bahwa kita lebih besar di saat ini juga. Ini adalah bagian yang sangat mencengangkan.

Sudah tentu kita sudah melihat satu aspek dari kebesaran ini. Aspek yang sering ditekankan di dalam surat Ibrani, fakta bahwa Perjanjian Baru jauh lebih besar daripada Perjanjian Lama. Dengan demikian karena Yohanes termasuk sebagai bagian dari Perjanjian Lama dan kita bagian dari Perjanjian Baru, maka disinilah letaknya kebesaran kita. Namun kita jangan sampai salah. Perbandingan ini berdasarkan kerohanian, bukannya berdasarkan status. Apa yang saya maksudkan? Saya tidak mau ada yang salah paham dan mengatakan, “Oh, ya baik, sangatlah mudah memahami ayat ini. Yang dinyatakan ayat ini adalah bahwa kita semua lebih besar daripada Yohanes Pembaptis karena bagaimanapun juga kita adalah anak-anak Allah. Dan karena kita sudah menjadi anak-anak Allah melalui Kristus, dan anak-anak, tentu saja lebih besar daripada para hamba. Yohanes hanyalah hamba; kita semua adalah anak.” Pernyataan ini salah karena dua hal.

i. Itu jelas salah, karena istilah ‘anak Allah’ tidak dikhususkan bagi orang-orang Kristen. Banyak yang tidak tahu akan fakta ini. Kita adalah anak-anak Allah, tetapi Israel juga. Israel juga disebut ‘anak Allah’. Pada kenyataannya, bukan hanya Israel saja; bahkan para malaikat disebut ‘anak-anak Allah’. Bukan hanya para malaikat, kita melihat istilah ‘anak-anak Allah’ di dalam Kejadian pasal 6, di mana anak-anak Allah mengawini anak-anak, perempuan-perempuan dari manusia – umat manusia. Istilah anak-anak Allah di sini mengacu pada para malaikat, dan di dalam hal ini merujuk pada para malaikat yang memberontak. Berarti bahkan para malaikat yang telah jatuh pun disebut sebagai ‘anak-anak Allah.’ Istilah ‘anak-anak Allah’ bukanlah suatu istilah yang secara khusus mengacu kepada orang-orang Kristen. Saya harap Anda bisa memahami poin ini dengan baik. Kita memang memiliki hak istimewa untuk memanggil Allah dengan sebutan “Abba Bapa” melalui Yesus Kristus, tetapi hak khusus ini tidak hanya diberikan kepada Gereja saja.

ii. Hal yang kedua tidak ada perbandingan yang menunjukkan bahwa kita adalah anak dan mereka adalah hamba. Hal ini tidak benar bahkan berdasarkan isi Perjanjian Lama. Kita salah kalau kita melakukan perbandingan status. Yesus tidak sedang berbicara tentang status; Yang dibicarakan adalah tentang kualitas kerohanian, kebesaran rohani. Kita tidak boleh membuat pemahaman yang keliru bahwa kita bisa membandingkan status, seolah-olah kita boleh berkata, “Aku adalah anak dan sebesar apapun kerohanian kamu, aku tetap lebih besar daripadamu.” Perbandingan macam apa ini?? Itu bukanlah perbandingan yang alkitabiah. Tak seorangpun di dalam catatan Alkitab yang menjadi besar atas dasar status. Anda harus memahami pengajaran Alkitab tentang hal ini.

Daud tidak menjadi besar karena kedudukannya sebagai raja. Daud adalah seorang raja, namun dia besar bukan karena dia adalah raja. Israel memiliki banyak raja, dan kebanyakan dari antara mereka bukanlah raja yang baik. Mereka dipandang tidak berarti di mata Allah sekalipun mereka adalah raja. Padahal mereka adalah raja-raja dari umat Allah, bukan raja sekuler – melainkan raja dalam pemerintahan teokrasi, raja bangsa Israel, umat Allah. Akan tetapi fakta bahwa mereka adalah raja dari bangsa Israel tidak berarti apa-apa di mata Allah.

Saya tidak menjadi besar berdasarkan kedudukan saya sebagai seorang pendeta di antara umat Allah. Hal itu tidak membuat saya menjadi besar. Ada banyak pendeta dan saya bisa mengatakan bahwa tak banyak dari mereka yang besar. Jika kita menjadi besar hanya karena status, mungkin lebih baik Anda cepat-cepat saja ditahbiskan menjadi pendeta, karena di dalam kerajaan Allah Anda mungkin akan menempati kedudukan yang tinggi. Anda bisa duduk bersama para petinggi, mungkin berdampingan dengan Abraham, Ishak dan Yakub! Jika status adalah hal yang penting menurut Alkitab maka yang perlu kita lakukan hanyalah mengejar status. Pemahaman seperti ini tentunya sangat menggelikan; orang yang sudah memahami Alkitab tak satupun yang mau menolerir omong kosong semacam ini.

Dengan demikian pernyataan bahwa karena kita adalah anak, sehingga kita otomatis lebih besar daripada Yohanes Pembaptis adalah pernyataan yang jelas-jelas salah, seolah-olah status lebih bernilai ketimbang kualitas kerohanian. Omong kosong yang sangat keterlaluan! Kenyataanya adalah mereka yang memiliki status lebih tinggi akan dihakimi sesuai dengan status mereka yaitu secara jauh lebih keras. Para pendeta, orang-orang seperti kami ini, akan menghadapi penghakiman yang lebih ketat. Kadang-kadang kami merasa lebih baik jika kami merangkak turun dari mimbar, dan menjauh dari pusat perhatian karena beratnya penghakiman itu. Itu sebabnya mengapa Yakobus mengatakan, janganlah kamu berhasrat untuk menjadi guru karena tuntutan terhadap guru akan jauh lebih berat ketimbang terhadap murid. Kami akan dihakimi dengan lebih berat – hal itu saja sudah cukup untuk membuat saya gemetar.

Dengan demikian penjelasan bahwa, “Sudah tentu, setiap orang di dalam kerajaan Allah lebih besar daripada Yohanes karena kita semua adalah anak,” adalah suatu omong kosong yang keterlaluan. Jangan pernah percaya barang sekejap pun pada bualan semacam ini. Yang diperbandingkan adalah kualitas dengan kualitas, bukannya dengan status.


Kristus: Perantara Perjanjian Baru

Ini berarti hanya tersisa satu penjelasan. Yang Yesus katakan adalah bahwa di dalam kerajaan Allah bahkan kualitas kerohanian dari orang yang terkecil (dengan mengasumsikan bahwa Anda berada di dalam kerajaan, tentunya) lebih besar daripada kualitas kerohanian milik Yohanes Pembaptis.

Inilah visi Yesus bagi gereja. Di manakah posisi Anda? Yesus telah mati untuk menebus kita dan membebaskan kita dari kuasa dosa. Ia menebus kita dengan persembahan korban yang lebih baik daripada yang pernah dimiliki oleh orang-orang dalam Perjanjian Lama, dengan janji-janji yang lebih baik, dengan perjanjian yang lebih baik. Segala sesuatunya lebih baik, dia telah memberikan semua itu agar kita memiliki peluang untuk bisa hidup dalam kualitas kerohanian yang jauh lebih baik. Itulah keseluruhan isi surat Ibrani; Apakah Anda mengira bahwa kita diberikan perjanjian yang lebih baik tanpa alasan yang jelas? Tidak, semua itu direncanakan buat kita supaya kita dapat menjadi orang-orang yang mencerminkan kemuliaan Pencipta kita.


Ciptaan yang baru melalui Perjanjian Baru

Kita dijadikan ciptaan yang baru. Apakah Anda hidup sebagai suatu ciptaan yang baru? Apakah Anda terlihat seperti ciptaan yang baru? Kita dijadikan ciptaan yang baru yang berada di dalam gambaran Allah yang menciptakan kita.

Begitu mudahnya para penginjil melontarkan istilah ‘kelahiran kembali’! Apa artinya ‘kelahiran kembali’ melainkan bahwa Anda menjadi seorang manusia baru? Sudahkah Anda dilahirkan kembali? Jangan terburu-buru menjawab pertanyaan itu. Perhatikan kehidupan Anda. Apakah sudah terlihat seperti kehidupan yang dilahirkan kembali? Apakah Anda seperti manusia baru atau Anda masih berperilaku seperti sebelumnya? Bagaimana mungkin Anda merupakan manusia baru, menjadi orang yang dilahirkan kembali jika Anda masih berperilaku sama dengan yang dulu, jika Anda masih juga pemarah seperti yang dulu? Apa arti ‘dilahirkan kembali’? Di manakah manusia baru itu? Di mana? Seorang yang dilahirkan kembali adalah seseorang yang dilahirkan di dalam gambaran bapanya, yaitu, Yesus. Ia dilengkapi dengan kuasa dari Roh Kudus. Yesus sebenarnya sedang berkata, “Di dalam kerajaanku, di masa yang sekarang ini, setiap murid, bahkan yang terkecil dari antara mereka, akan memiliki kualitas kerohanian yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis.” Wah, bukankah ini suatu pernyataan yang mengagetkan? Itulah visi Yesus bagi gereja! Pikirkanlah hal itu baik-baik. Selidiki apakah Anda sudah mencapai kebesaran rohani yang dimaksudkan oleh Yesus ini. Sudah seberapa miripkah saya dengan gambaran tersebut? Bisakah kita mencapainya?

Mengapa kita tidak melihat kebesaran rohani semacam ini di gereja? Di manakah Yohanes Pembaptis zaman ini? Kita bahkan tidak menemukan orang yang satu level dengan Yohanes Pembaptis, apalagi yang lebih besar daripada dia. Di manakah orang-orang semacam itu??

Ajaran ini ditemukan di sepanjang pengajaran Yesus. Ini adalah ciri dari ajarannya. Mari saya kutipkan fakta-faktanya dan saya sajikan bukti-bukti eksegetik untuk menunjukkan bahwa ini adalah apa yang dimaksudkan oleh Yesus Kristus. Semua ini tidak saya dasarkan pada satu ayat saja. Ajaran Yesus bahwa setiap orang di dalam Perjanjian Baru lebih besar daripada Yohanes Pembaptis, dapat dibuktikan tidak hanya dari ayat ini saja.


Rencana Allah bagi Ciptaan Baru-Nya: Kebesaran Rohani

Mari kita baca di Yoh. 14:12. Di sini terdapat pembahasan tentang kebesaran juga. Di ayat kita menemukan pernyataan yang sangat mencengangkan. Apa yang dikatakan di Yoh 14:12? “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya… (Perhatikan bagaimana ayat di Mat. 11:11 juga diawali dengan kata ‘sesungguhnya’. Di ayat ini kita menemukan kata itu lagi)

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa.

Lebih besar. Itu dia. Lebih besar. Kepada siapakah Yesus berbicara di dalam ayat ini? Apakah hanya kepada para rasul? Para rasul akan lebih besar daripada Yohanes Pembaptis? Tentu saja, Paulus akan lebih besar daripada Yohanes Pembaptis. Tentu saja Petrus dan rasul-rasul yang lain akan lebih besar. Perhatikan baik-baik apa yang dikatakan di sini. Dia sedang berbicara kepada Anda! Jika Anda percaya kepadanya, apa yang akan terjadi? “Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan…Bukankah ucapan tersebut sama saja dengan yang di dalam Mat. 11:11? Bukankah ia menyatakan hal yang sama? “Pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan…” Jika Yesus lebih besar daripada Yohanes Pembaptis dan kita mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang dia lakukan, apakah kita tidak menjadi lebih besar daripada Yohanes Pembaptis? Kita tidak butuh seorang pakar logika untuk bisa memahami hal itu.

Akan tetapi Yesus masih belum selesai dengan itu! Bagian yang itu saja sudah terasa terlalu sulit ditelan, sulit untuk dipahami. Kita akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sama dengan Yesus Kristus?! Bahkan melakukan pekerjaan-pekerjaan Yohanes Pembaptis saja kita tidak mampu! Dan Yesus berkata, “Kamu akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan…” Melakukan pekerjaan-pekerjaan yang Yesus lakukan? Wah ini sudah terlalu susah untuk diterima. Akan tetapi Yesus masih belum selesai! “…bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu…” Kita berkata, Yesus, aku bahkan tidak sanggup melakukan pekerjaan-pekerjaanmu dan engkau menginginkan agar aku melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar lagi?!

Saya merasa sangat tersentuh dengan kata-kata tersebut. Saya sangat tersentuh dengan ucapan Yesus. Pada dasarnya Yesus sedang berkata, “Aku akan membuatmu menjadi lebih besar daripada aku. Melalui engkau, aku akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada yang pernah aku lakukan sendiri. Engkau akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada yang aku lakukan.” Anda tahu bahwa Yesus mestinya bisa saja melakukan semua itu sendirian. Dia bisa saja melakukan semua pekerjaan yang paling besar dan meninggalkan pekerjaan yang remeh buat Anda. Anda tidak akan punya peluang untuk menandingi dia; Dia sudah melakukan semuanya sendirian. Akan tetapi inilah kebaikan Yesus; Dia telah mengerjakan hal-hal yang luar biasa namun dia ingin melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar lagi melalui Anda. Yesus ingin agar Anda melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada yang dia kerjakan.

Bukankah rencana Allah lewat Yesus sungguh sangat luar biasa! Allah tidak hanya mengkhususkan tempat utama bagi Yesus saja. Sekarang Anda tentu bisa memahami poin yang saya tekankan pada awal pembahasan. Dia ingin agar Anda menjadi lebih besar. Tuhan seperti apakah ini? Sungguh luar biasa! Dia bahkan merendahkan diriNya sampai ke titik ini. Dia cukup puas melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih kecil dari Anda, “Kamu akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar. Aku akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar melalui engkau sehingga sesuai dengan apa yang tertulis ‘Kamu akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada yang Aku lakukan.'” Pikirkanlah baik-baik hal ini. Yesus itu sangat luar biasa… Dia tidak ingin mematok tempat pertama bagi diriNya sendiri. Dia berkata, “Kamu bisa menjadi lebih besar daripada Aku. Ayo, majulah.”

Sekarang Anda bisa memahami mengapa kadang kala saya mengutip poin ini. Pernah ada beberapa orang di tim pelatihan saya yang bertanya ke saya, “Bagaimana jika pada suatu saat kami bisa berkhotbah lebih baik daripada Anda? Bagaimana jika kami menjadi lebih besar daripada Anda nantinya?” Mereka mengira bahwa saya mungkin akan cemburu, bahwa saya mungkin akan khawatir jika orang-orang yang pernah saya latih ternyata menjadi lebih besar daripada saya. Saya katakan pada mereka, “Tak ada yang bisa memberi saya sukacita melebihi itu. Jika kalian menjadi lebih besar daripada saya, tak ada sukacita yang bisa melebihi itu. Mengapa tidak kalian mengejar untuk maju dengan lebih cepat? Dipercepat sajalah, segera saja berusaha menjadi lebih besar daripada saya.”

Ah, Yesus yang luar biasa. Dia tidak berkata, “Lihat, Aku sudah melakukan semua pekerjaan yang terbesar, jadi mulai sekarang, kalian harus berusaha untuk menjadi yang nomor 2 saja? Mungkin jika kalian tidak bisa menjadi yang nomor 2, cobalah untuk menjadi yang nomor 3.” Dia tidak pernah berbuat seperti itu. “Aku ingin agar kalian menjadi lebih besar.”

Visi seperti apa yang dalam kenyataannya Dia saksikan tentang kita? Kita hidup di dalam keadaan yang kalah, bergumul sekadar untuk menjaga agar kepala kita tetap timbul di atas air. Saya melihat banyak orang Kristen bergumul, sekadar berusaha untuk tetap bisa bernafas. Tampaknya seperti Dia sedang berkata, “Aku ingin agar kalian bisa berenang untuk jarak 100 meter dalam waktu 14 detik,” dan kita berkata, “Untuk bisa terapung saja sudah susah. Sekarang Engkau ingin agar aku memenangkan kejuaraan dunia? Apakah Engkau bercanda? Aku tak bisa melakukannya!” Tetapi itulah visi yang Yesus miliki bagi gerejaNya! Saya mohon agar Anda bisa menangkap gambaran tersebut. Amati dengan teliti. Bukankah itu yang sedang Dia sampaikan?

Jika buktinya masih belum cukup, mari kita simak satu ayat yang cukup terkenal. Ayat di Yoh. 7:38. Ayat ini juga tidak membahas tentang para rasul, tidak sedang membahas tentang orang-orang perkasa di masa lalu. Tetapi ayat ini membahas tentang “barangsiapa” yang percaya. Hal apa yang dikatakan di dalam Yoh. 7:38?

Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.

Saya ingin tahu apakah di hati Anda ada mengalir satu aliran yang kecil, tidak usahlah berbicara tentang aliran-aliran air hidup. Mungkin ada beberapa tetes air yang berhasil keluar dari dalam hati Anda dan menghasilkan sedikit embun bagi orang lain, akan tetapi apakah ada aliran-aliran air hidup? Saya tidak yakin tentang hal ini. Aliran seukuran kali kecil mungkin. Akan tetapi yang Yesus bicarakan adalah sungai – aliran-aliran air hidup yang besar!

Saat kami berada di Israel, kami mengunjungi Kaesarea Filipi. Kami sempat berdiri di tempat Petrus menyampaikan pengakuan imannya yang luar biasa, “Engkau adalah Kristus, Anak Allah yang hidup.” Di sana kami menyaksikan air yang mengalir dengan derasnya. Aliran itu meluncur deras di air terjun dan turun dengan suara yang menggemuruh dan membasahi kami dengan cipratannya saat kami berdiri di pinggiran bawahnya. Di saat saya menatap ke arah air terjun ini saya teringat pada ucapan berikut, “Dari dalam hatimu akan mengalir aliran-aliran air hidup.” Apakah Yesus mengucapkan hal itu pada saat sedang berdiri di tepian air terjun Kaesarea Filipi, di saat para murid sedang mengamati air yang tercurah dari tebing? Apakah pada saat mengucapkan hal ini Dia bersama para murid sedang mengamati air terjun itu? Dan Dia berkata kepada para muridNya, “Kalian lihat air terjun di Kaesarea Filipi ini? Apakah kalian melihat aliran deras air yang bergerak menuju danau Galilea? Dari dalam hatimu, akan mengalir aliran-aliran air hidup untuk memberi makan, mengairi tanah Israel, umat Allah, dan kepada seluruh dunia melalui umat Allah.”

Nah perhatikanlah kata-kata yang ditujukan kepada “barangsiapa yang percaya kepadaKu”. Setiap orang yang percaya kepadaNya! Apakah Anda percaya kepadaNya? Jika benar demikian, apakah aliran-aliran air hidup itu mengalir dari dalam hati Anda?

Mari kita tutup dengan poin yang terakhir ini. Kita dapati bahwa rasul Paulus juga mengucapkan hal yang sama, hal yang persis sama. Ajaran ini tidak secara khusus terdapat di dalam Mat 11:11 ataupun di dalam beberapa ayat yang kita lihat di dalam Yohanes. Rasul Paulus juga mengucapkan hal yang persis sama. Pekerjaan-pekerjaan yang Dia lakukan, akan Anda lakukan juga. Mari segera kita lihat di dalam Kol 1:19 sebelum kita tutup khotbah ini. Kol 1:19 – di sini kita membaca tentang hal kepenuhan Allah.

Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia.

Ayat ini mengacu kepada Yesus. Tapi di dalam pasal berikutnya, perhatikanlah apa yang dia ucapkan di dalam Kol 2:9. Dia berkata, sekali lagi:

Sebab dalam Dialah (Kristus) berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan.

Kemudian dilanjutkannya di dalam Efe 3:19, dan di sini dia juga memakai ungkapan yang sama. Dia berkata bahwa kebesaran Yesus didasarkan pada…Apa? Seluruh kepenuhan keallahan ada di dalam Dia, itu sebabnya mengapa Yesus memiliki kebesaran ini. Tetapi perhatikanlah apa yang dia katakan mengenai orang-orang Kristen. Efe 3:19

Dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.

Paulus menyatakan hal yang persis seperti itu mengenai Yesus, bahwa Yesus dipenuhi oleh seluruh kepenuhan Allah! Dan di ayat ini dia juga berkata “supaya kamu dipenuhi…” Kata-kata yang persis sama dengan yang diucapkan oleh Yesus. “Pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, akan kamu lakukan juga. KebesaranKu akan ada di dalam dirimu; seluruh kepenuhan Allah ada di dalam Kristus, seluruh kepenuhan Allah ada di dalam kamu.”

Di dalam pasal yang berikutnya, yaitu di dalam Efe 4:13 dia melanjutkan

Sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.

Di situ kembali dinyatakan, bahwa kita semua harus mencapai tingkatan tersebut – pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus. Apa artinya? Yah, jika Anda mencapai kepenuhan Kristus, Anda akan menjadi apa? Anda akan memiliki kepenuhan, kebesaran Kristus di dalam hidup Anda! Tingkatan itulah yang harus kita capai. Dan dikatakannya di dalam Kol 1:28 bahwa karena hal inilah dia, rasul Paulus, memperjuangkan dengan segenap kekuatannya untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan (atau maturity, kedewasaan, di dalam terjemahan bahasa Inggris; kata aslinya di dalam bahasa Yunani bermakna “sempurna”) dalam Kristus – kepenuhan Kristus. Visi Paulus sama persis dengan visi Yesus, bahwa setiap orang akan memiliki kebesaran Kristus dan dengan demikian, tentu saja, menjadi lebih besar daripada Yohanes Pembaptis. “Itulah,” kata Paulus, “yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku.” (Kol 1:29)

Jelas ini berarti, tentunya, bahwa tingkatan ini harus dicapai oleh setiap orang Kristen. Berarti kita harus, seperti Paulus, mencurahkan hidup kita sepenuhnya untuk mencapai rencana Allah yang ingin memenuhi kita dengan seluruh kepenuhanNya, supaya kita dapat mencapai tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus. Nah tentu saja butuh waktu untuk mencapai tingkatan ini. Memang dibutuhkan beberapa waktu untuk mencapai ini, beberapa bulan, beberapa tahun, saya tidak tahu, namun hal ini tetap harus dicapai. Tingkatan itu harus dicapai di sini dan di masa sekarang juga karena untuk inilah Yesus mati, agar setiap orang menjadi lebih besar daripada Yohanes Pembaptis.

Mengapa kita membahas perkara menjadi lebih besar daripada Yohanes Pembaptis? Mengapa kita ingin menjadi lebih besar daripada Yohanes Pembaptis? Mengapa Yohanes Pembaptis bisa besar? Jika kita membicarakan tentang kebesaran rohani apakah karena hal ini akan memuliakan dan meninggikan diri kita sendiri? Tidak sama sekali! Mengapa Allah ingin agar kita menjadi besar? Kebesaran kuasa itu dibutuhkan untuk bisa menyalurkan keselamatan kepada orang lain.

Mengapa Yohanes Pembaptis bisa besar? Karena dia membawa Israel pada pertobatan. Lewat kualitas kehidupannya, Israel berpaling kepada Allah. Banyak orang bertobat atas dosa-dosa mereka dan mereka mengalami perubahan; mereka dipersiapkan untuk menerima kedatangan kerajaan. Kita harus memiliki kebesaran ini, mengapa? Supaya bisa mendapatkan kemuliaan? Tidak sama sekali! Melainkan supaya kita bisa menunaikan tugas yang diserahkan kepada kita, yaitu, menyalurkan keselamatan Allah kepada orang-orang yang sedang binasa di dalam kegelapan dunia ini.

Kiranya visi Allah akan digenapi di dalam diri kita. Mengapa kita tidak dapat mencapai kebesaran itu sekarang juga? Bagaimana kita dapat memperoleh kebesaran itu? Kita akan membahas hal-hal ini di khotbah-khotbah berikutnya.

 

Berikan Komentar Anda: