Ev. Xin Lan | Musa (9) |

Dalam pembahasan terakhir, kita membaca pasal 12 kitab Bilangan. Bilangan 12:3 menyebutkan,

“Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi.”

Alkitab memuji Musa sebagai orang yang paling lemah lembut di muka bumi. Dari kejadian di Bilangan pasal 12 ini, di mana Miryam dan Harun mengatai Musa, kita lihat bagaimana Musa meresponinya. Mengapa Alkitab menyatakan bahwa Musa adalah orang yang paling lemah lembut? Apakah kelemah-lembutan dan kerendahan hati itu? Dari sikap Musa kita melihat bahwa orang yang lemah lembut tidak mencari pertengkaran dengan orang lain. Dia tidak meladeni pertengkaran dan tidak berusaha melindungi kepentingan pribadinya. Dia bahkan tidak berusaha membalas kelakuan orang lain.

Hari ini, kita lanjutkan pembahasan untuk melihat kualitas lain dari kerendahan hati Musa. Alkitab memuji Musa sebagai orang yang paling rendah hati di dunia. Namun, jika kita amati kehidupan Musa, kita dapati bahwa ketika Musa menangani beberapa persoalan, dia tidak selalu terlihat lembek atau berdiam diri. Alkitab mencatat bahwa dia juga pernah menunjukkan kemarahan dalam beberapa kasus. Sebagai contoh, dalam kasus yang tercatat di kitab Keluaran 11:8, disebutkan bahwa Musa menyampaikan ultimatum kepada Firaun, dia berkata kepada Firaun bahwa jika Firaun tidak membiarkan bangsa Israel pergi, Allah akan membunuh semua anak sulung bangsa Mesir, termasuk anak sulung Firaun. Setelah menyampaikan firman ini, Keluaran 11:8 menyebutkan,

“Lalu Musa meninggalkan Firaun dengan marah yang bernyala-nyala.”

Contoh lain adalah di Keluaran 16:20. Pasal 16 kitab Keluaran ini menyebutkan bahwa bangsa Israel mengeluh kepada Allah, mengatakan bahwa mereka tidak punya makanan. Kemudian Allah mengirimkan manna dari surga dan memperkenankan setiap orang memungut sebanyak yang mereka butuhkan sambil melarang mereka untuk menimbun persediaan lebih dari sehari. Kemudian, Keluaran 16:20 menyatakan,

Akan tetapi, beberapa orang tidak menaati Musa. Mereka menyimpan makanan untuk hari berikutnya. Namun, ulat masuk ke dalam makanan itu dan makanan itu mulai berbau busuk. Maka, Musa memarahi mereka yang melakukannya.

Dan di Keluaran 32:19-22, disebutkan bahwa bangsa Israel membuat patung lembu emas dan menyembahnya sebagai Allah. Bagaimana reaksi Musa? Bukan hanya marah, Musa sangat murka. Dia membanting dua loh batu yang berisi sepuluh perintah itu sampai hancur. Lalu dia membakar patung lembu emas yang dibuat oleh umat Israel, menggilingnya sampai halus, serta menaburkannya di sumber air di tempat itu. Dia menyuruh umat Israel untuk meminum air yang sudah ditaburi gilingan patung itu. Akhir dari insiden ini adalah tewasnya 3.000 orang Israel.

Lalu, di Imamat 10:16, disebutkan bahwa Musa mengurapi Harun serta anak-anaknya untuk menjadi imam sesuai dengan perintah Allah. Kemudian dia menyerahkan pelaksanaan upacara persembahan kepada para imam untuk pertama kalinya. Setelah upacara persembahan penghapusan dosa, para imam seharusnya memakan daging persembahan, sesuai dengan perintah Allah. Bukannya memakan daging persembahan, para imam justru membakar habis semua persembahan di altar. Demikianlah, dalam Imamat 10:16 Musa disebutkan memarahi mereka.

Ada juga catatan di Bilangan 16:15. Pasal 16 dari kitab Bilangan ini menyebutkan tentang pemberontakan Korah, Datan, Abiram dan 250 pemimpin umat Israel terhadap Musa. Ayat 15 ini menyebutkan,

“Lalu sangat marahlah Musa.”

Ada lagi catatan di Bilangan 31:14. Pasal 31 menyebutkan bahwa Allah memerintahkan bangsa Israel untuk menyerang bangsa Midian sebagai pembalasan. Pembalasan dalam hal apa? Penyebabnya tercatat di Bilangan pasal 25. Perempuan Midian membawa bangsa Israel masuk ke dalam perzinahan. Oleh karena peristiwa ini, bangsa Israel telah membangkitkan murka Allah. Allah mengirimkan wabah penyakit yang menewaskan cukup banyak orang Israel. Akan tetapi, catatan di pasal 31 menyebutkan bahwa, setelah mengalahkan bangsa Midian, orang Israel mengambil perempuan dan anak-anak bangsa Midian sebagai jarahan mereka. Akibatnya, Musa menjadi marah kepada para pemimpin pasukan yang baru pulang dari medan perang.

Dari ayat-ayat yang disebutkan di atas, kita dapat melihat bahwa Musa juga bisa marah dan kadang kala dia bahkan sangat murka. Akan tetapi, Alkitab memuji dia sebagai orang yang paling lemah lembut. Mengapa orang yang disebut lemah lembut dan rendah hati bisa menjadi marah atau bahkan sangat murka? Apa arti lemah lembut bagi Musa? Saya tidak tahu bagaimana penilaian anda terhadap arti ungkapan lemah lembut dan rendah hati ini. Tampaknya deskripsi Alkitab tentang kelemah-lembutan serta kerendahan hati jauh berbeda dengan pemahaman kita. Apakah arti kerendahan hati itu? Bagaimana orang dunia bisa memahami arti lemah lembut? Makna yang diberikan oleh kamus tentang ungkapan rendah hati adalah lemah lembut. Biasanya, sikap ini lebih terlihat di pihak perempuan. Akan tetapi, Alkitab justru memuji seorang laki-laki, yakni Musa, sebagai orang yang paling lemah lembut. Yang lebih mengherankan, beberapa catatan dalam Alkitab justru menunjukkan bahwa Musa memperlihatkan kemarahannya. Demikianlah, kita dapat melihat bahwa makna kerendahan hati menurut Alkitab berbeda sepenuhnya dengan pemahaman manusia.

Sebenarnya bukan hanya makna kerendahan hati saja yang berbeda. Ada banyak konsep yang menunjukkan perbedaan antara maknanya dalam Alkitab dengan pemahaman dunia. Sebagai contoh: pengendalian diri, kesabaran, kasih dan kebaikan. Berbagai istilah yang sama, tetapi makna yang dimaksudkan sangat berbeda antara Alkitab dengan orang dunia. Orang dunia memiliki semua konsep moral itu, tetapi maknanya sangat berbeda dengan makna yang dimaksudkan oleh Alkitab. Ini karena yang duniawi dan yang rohani merupakan dua hal yang berbeda. Dengan kata lain, istilah kelemah-lembutan, pengendalian diri, kesabaran, kebaikan dan kasih menurut pemahaman orang dunia tidak selalu sama dengan makna berbagai istilah tersebut di mata Allah. Demikianlah, orang yang dinilai Allah sebagai pribadi yang lemah lembut, mampu mengendalikan diri, sabar, baik dan mengasihi bisa dinilai berbeda oleh dunia atau oleh mereka yang dikuasai keduniawian. Ini karena istilah dan konsep yang sama itu memiliki makna yang berbeda di mata Allah dan orang dunia. Orang dunia biasanya tidak mau menerima atau menolak definisi yang dimaksudkan oleh Allah. Tak heran jika Yesus Kristus berkata, “Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.” Apakah menurut anda ucapan ini tidak dapat dipercaya, bagaimana mungkin Yesus membuat orang lain jatuh tersandung? Karena kita memakai pemahaman kita sendiri dalam menilai Yesus. Kita mengira bahwa Yesus seharusnya berperilaku seperti ini dan itu. Kita mungkin tidak dapat memahami kualitas Allah yang ditunjukkan oleh Yesus. Demikianlah, kita harus kembali ke Alkitab untuk memahaminya, segala sesuatu harus memiliki kesesuaian dengan Alkitab.

Musa adalah orang yang paling lemah lembut dan rendah hati. Mengapa orang yang lemah lembut bisa berkali-kali menunjukkan kemarahan? Di bawah ini adalah contoh rangkaian peristiwa yang memperlihatkan bangkitnya kemarahan Musa. Mari kita cermati contoh berikut ini secara terperinci untuk melihat hal apa yang ingin diajarkan oleh Allah kepada kita. Contoh yang paling klasik adalah insiden ketika bangsa Israel menyembah patung lembu emas. Insiden ini dicatat di pasal 32 dari kitab Keluaran. Mari kita beralih ke Keluaran 32 dan membacanya dari ayat 1:

1  Bangsa Israel melihat bahwa Musa sudah cukup lama berada di atas gunung, namun belum juga turun. Maka, mereka bersama-sama menemui Harun dan berkata kepadanya, “Lihatlah, Musa telah membawa kita keluar dari tanah Mesir, tetapi kita tidak tahu apa yang terjadi padanya sekarang. Jadi, buatlah allah supaya ia berjalan di depan kami dan memimpin kami.”
2  Harun berkata kepada umat itu, “Kumpulkanlah semua anting-anting emas dari telinga istrimu, anak-anakmu laki-laki dan perempuan dan bawalah kepadaku.”
3  Maka, mereka mengumpulkan semua anting-anting emas dan membawanya kepada Harun.
4  Harun menerima semua itu dari mereka dan memakainya untuk membuat sebuah patung anak sapi tuangan dengan menggunakan alat pengukir. Lalu, bangsa itu berkata, “Hai Israel, inilah allahmu yang telah membawamu keluar dari tanah Mesir!”
5  Ketika Harun melihat semua itu, ia membangun mezbah di depan patung itu. Kemudian, ia mengumumkan, “Besok akan menjadi hari raya bagi YAHWEH.”
6  Keesokan harinya, mereka bangun pagi-pagi dan mempersembahkan kurban bakaran serta kurban pendamaian. Mereka duduk untuk makan dan minum. Setelah itu, mereka bangkit untuk mengadakan pesta yang meriah.
7  YAHWEH berkata kepada Musa, “Turunlah dari gunung ini, sebab bangsa yang kaubawa keluar dari tanah Mesir itu telah rusak perilakunya.
8  Cepat sekali mereka menyimpang dari jalan yang telah Kuperintahkan kepada mereka. Mereka telah membuat patung anak sapi tuangan bagi diri mereka sendiri. Mereka menyembahnya dan mempersembahkan kurban kepadanya. Mereka berkata, ‘Hai Israel, inilah allahmu, yang telah membawamu keluar dari Mesir.’”
9  YAHWEH berkata kepada Musa, “Aku telah melihat bangsa ini dan mengetahui bahwa mereka adalah bangsa yang keras kepala.
10  Sekarang, biarlah Aku membinasakan mereka dalam murka-Ku. Lalu, Aku akan membuat satu bangsa yang besar darimu.”
11  Akan tetapi, Musa memohon kepada YAHWEH, Allahnya, “YAHWEH, janganlah biarkan murka-Mu membinasakan umat-Mu. Engkau telah membawa mereka keluar dari Mesir dengan kuasa dan kekuatan-Mu yang sangat besar.
12  Jika Engkau membinasakan umat-Mu, orang Mesir akan berkata, ‘Allah telah merencanakan hal yang jahat terhadap umat-Nya. Oleh sebab itu, Ia membawa mereka keluar dari Mesir dengan maksud membunuh mereka di gunung-gunung. Ia mau membasmi mereka dari muka bumi.’ Janganlah melakukan hal itu ya YAHWEH. Hamba mohon, urungkan niat itu dan jangan membinasakan umat-Mu.
13  Ingatlah akan Abraham, Ishak, dan Israel. Mereka adalah para hamba-Mu dan kepada mereka Engkau telah bersumpah demi diri-Mu sendiri dengan berkata, ‘Aku akan membuat keturunanmu menjadi sangat banyak seperti bintang di langit. Aku akan memberikan seluruh negeri ini kepada keturunanmu seperti yang telah Kujanjikan. Keturunanmu akan memiliki negeri itu selama-lamanya.’”
14  Maka, YAHWEH mengurungkan niat-Nya untuk membinasakan umat Israel.
15  Kemudian, Musa turun dari gunung. Ia membawa kedua lempeng batu hukum di tangannya. Hukum itu dituliskan pada kedua sisi batu itu, muka dan belakang.
16  Allah sendiri yang membuat lempeng batu itu dan Ia sendiri juga yang menuliskan perintah itu di atasnya.
17  Ketika Yosua mendengar suara bangsa itu yang bersorak-sorak, ia berkata kepada Musa, “Sepertinya ada sorak-sorai perang di perkemahan!”
18  Jawab Musa, “Itu bukan sorak kemenangan tentara ataupun suara tangisan kekalahan. Sorak yang kudengar adalah nyanyian.”
19  Saat Musa sudah dekat dengan perkemahan, ia melihat patung anak sapi itu dan tari-tarian. Maka, Musa menjadi sangat marah dan ia melemparkan lempeng batu hukum itu ke tanah sehingga pecah di kaki gunung.
20  Musa menghancurkan patung anak sapi yang dibuat umat itu dan meleburkannya dengan api. Lalu, ia menggiling emas itu hingga halus dan melemparkannya ke dalam air. Kemudian, ia memaksa Bangsa Israel meminum air itu.
21  Musa berkata kepada Harun, “Apa yang telah diperbuat bangsa ini kepadamu sehingga kamu mendatangkan dosa yang sangat besar kepada mereka?”
22  Jawab Harun, “Janganlah marah, Tuan. Kamu sendiri tahu bahwa bangsa ini cenderung melakukan hal yang jahat.
23  Mereka berkata kepadaku, ‘Musa telah membawa kami keluar dari Mesir, tetapi kita tidak tahu apa yang terjadi padanya sekarang. Jadi, buatlah allah yang akan memimpin kami.’
24  Jadi, aku berkata kepada mereka, ‘Tanggalkanlah semua emas yang kalian pakai.’ Maka, mereka memberikan semua emas mereka kepadaku. Aku melemparkan semua emas itu ke dalam api dan keluarlah anak sapi itu dari dalam api!”
25  Musa melihat bahwa bangsa itu sudah lepas kendali. Sebab, Harun telah membiarkan mereka lepas kendali sehingga menjadi ejekan bagi musuh-musuh mereka.
26  Kemudian, Musa berdiri di depan pintu masuk perkemahan dan berkata, “Siapa yang mau ikut YAHWEH, datanglah kepadaku.” Maka, semua orang dari suku Lewi datang kepada Musa.
27  Musa berkata kepada mereka, “Inilah yang dikatakan YAHWEH Allah Israel: ‘Ambillah pedangmu dan berjalan dari satu ujung perkemahan ke ujung yang lain. Kamu harus membunuh siapa pun yang melawan Allah, biarpun mereka itu saudaramu, temanmu, atau tetanggamu.’”
28  Suku Lewi melakukan apa yang dikatakan Musa. Pada hari itu, kira-kira tiga ribu orang mati terbunuh.
29  Kemudian, Musa berkata, “Hari ini, kamu telah memberikan dirimu sendiri sebagai pelayan YAHWEH sebab kamu telah rela berperang biarpun melawan anak-anak dan saudara-saudaramu sendiri, supaya YAHWEH menurunkan berkat atasmu hari ini.”
30  Pada hari berikutnya, Musa berkata kepada umat, “Kamu telah melakukan dosa yang sangat besar! Akan tetapi, sekarang aku akan pergi kepada YAHWEH, siapa tahu aku dapat melakukan sesuatu untuk penebusan atas dosamu.”
31  Musa pun kembali kepada YAHWEH dan berkata, “Umat ini memang telah melakukan dosa yang sangat besar dengan membuat allah dari emas.
32  Kiranya Engkau berkenan mengampuni mereka atas dosa ini. Jika Engkau tidak berkenan mengampuni mereka, hapuskanlah namaku dari buku yang Kautulis.”
33  Namun, YAHWEH berkata kepada Musa, “Orang yang Kuhapus dari buku-Ku hanyalah orang yang berdosa terhadap Aku.
34  Jadi sekarang, turunlah dan bawalah bangsa ini ke tempat yang telah Kuberitahukan kepadamu. Malaikat-Ku akan berjalan di depanmu dan memimpinmu. Meski demikian, pada hari penghakiman-Ku, aku akan menghukum mereka yang berbuat dosa.”
35  Kemudian, YAHWEH mendatangkan tulah ke atas bangsa itu karena mereka telah menyuruh Harun membuat sebuah patung anak sapi emas.

Dari uraian di pasal 32 ini, hal apa yang bisa kita pelajari? Mengapa Musa bisa begitu marah? Kita dapati bahwa di Keluaran pasal 32 ini, istilah “marah (atau murka)” muncul sebanyak 5 kali. Dua kali kemunculannya mengacu pada Musa. Kemarahan yang ditunjukkan Musa terlihat pertama kali di ayat 19, “Dan ketika ia dekat ke perkemahan itu dan melihat anak lembu dan melihat orang menari-nari, maka bangkitlah amarah Musa; dilemparkannyalah kedua loh itu dari tangannya dan dipecahkannya pada kaki gunung itu. Sesudah itu diambilnyalah anak lembu yang dibuat mereka itu, dibakarnya dengan api dan digilingnya sampai halus, kemudian ditaburkannya ke atas air dan disuruhnya diminum oleh orang Israel.” Rujukan yang kedua tercatat di ayat 22. Di sini Harun memohon kepada Musa, “Janganlah bangkit amarah tuanku; engkau sendiri tahu, bahwa bangsa ini jahat semata-mata.

Tiga rujukan yang lain mengacu pada kemarahan Allah. Yang pertama tercatat di ayat 10. Yahweh berfirman kepada Musa, “Oleh sebab itu biarkanlah Aku, supaya murka-Ku bangkit terhadap mereka dan Aku akan membinasakan mereka, tetapi engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang besar.” Rujukan yang kedua muncul di ayat 11. Di ayat ini, Musa memohon kepada Yahweh, “Mengapakah, TUHAN, murka-Mu bangkit terhadap umat-Mu, …” Dan rujukan yang ketiga muncul di ayat 12. Musa memohon kepada Yahweh, “Berbaliklah dari murka-Mu yang bernyala-nyala itu dan menyesallah karena malapetaka yang hendak Kaudatangkan kepada umat-Mu.

Jadi, kesimpulan apa yang bisa kita ambil di sini? Keseluruhan isi pasal 32 ini mengungkapkan tentang murka Allah, Yahweh! Dan Musa memperlihatkan murka itu kepada bangsa Israel. Kita perlu memahami bahwa semua kualitas rohani dalam Alkitab adalah kualitas rohani dari Allah, bukan kualitas manusia. Kerendahan hati Musa memperlihatkan kerendahan hati Allah. Dan kemarahannya juga memperlihatkan kemarahan Allah. Allah juga bisa marah. Ini adalah gambaran tentang Allah yang diperlihatkan oleh Alkitab kepada kita. Allah bukanlah Sinterklas yang kita lihat selalu menunjukkan senyum. Sosok ini hanya berurusan dengan hadiah yang akan dia bagikan kepada kita. Ini bukanlah gambaran Allah menurut Alkitab.

Anda mungkin bertanya, “Mengapa Allah sampai murka?” Karena Dia kudus. Dia tidak bertoleransi terhadap dosa. Bangsa Israel berbuat dosa dengan menyembah patung anak lembu emas. Akibatnya adalah tewasnya sekitar 3.000 dari bangsa Israel. Ini adalah harga untuk keselamatan bangsa Israel secara keseluruhan. Kita harus mengerti bahwa saat kita berbuat dosa, bagaimana Allah akan memperlakukan kita? Sama seperti ketika berurusan dengan penyakit kanker, hal apa yang anda harapkan dari dokter untuk dia lakukan? Apakah anda akan meminta dokter untuk merawat kanker tersebut agar tumbuh besar? Tentu saja tidak. Anda akan meminta dokter untuk segera mengoperasi dan menyingkirkan kanker tersebut. Pisau bedah tentu saja bukan barang untuk urusan yang lemah lembut.

Demikianlah, kemarahan Musa mewakili kemarahan Allah. Dan kemarahan Musa menyingkirkan dosa bangsa Israel serta menyurutkan murka Allah, yang berujung pada keselamatan bangsa Israel secara keseluruhan. Di pasal 9 kitab Ulangan, Musa secara pribadi menguraikan insiden tersebut. Uraian Musa ini memberi kita gambaran yang lebih lengkap. Mari kita lihat Ulangan 9:13-21

13  YAHWEH juga berkata kepadaku, ‘Aku telah memperhatikan bangsa itu. Memang mereka keras kepala!
14  Biarlah Aku membinasakan mereka semua, sehingga tidak seorang pun yang akan mengingat nama mereka. Dan Aku akan membuat suatu bangsa yang lain darimu yang lebih kuat dan jumlahnya lebih besar daripada mereka.’”
15  “Kemudian, aku turun dari gunung yang sedang menyala itu. Dan kedua loh batu Perjanjian itu ada di tanganku.
16  Aku memandang dan melihat bahwa kamu sudah berbuat dosa terhadap YAHWEH, Allahmu. Aku melihat sebuah patung anak lembu dari emas! Kamu begitu cepat menyimpang dari jalan yang diperintahkan YAHWEH.
17  Lalu, aku memegang kedua loh batu itu dan melemparnya. Kedua batu itu kupecahkan di depan matamu.
18  Setelah itu, aku sujud di hadapan YAHWEH selama 40 hari dan 40 malam, seperti yang kulakukan sebelumnya. Aku tidak makan dan minum. Aku melakukannya karena kamu telah berbuat berdosa dan melakukan hal-hal yang dianggap jahat oleh YAHWEH sehingga kamu membuat-Nya marah.
19  Aku takut akan murka YAHWEH, Ia sangat murka hingga akan membinasakanmu, tetapi YAHWEH masih mendengarkan aku lagi.
20  YAHWEH sangat murka kepada Harun sehingga Ia hendak membinasakannya! Jadi, aku juga berdoa untuk Harun waktu itu.
21  Aku mengambil benda yang berdosa itu yaitu anak lembu yang kamu buat lalu membakarnya dalam api. Aku memecahkannya berkeping-keping dan menggilingnya menjadi abu. Kemudian, aku membuang abu itu ke sungai yang mengalir dari gunung.”

Dari uraian Musa ini, kita melihat bahwa kemarahan yang ditunjukkan oleh Musa kemudian menyurutkan murka Allah dan menyelamatkan bangsa Israel. Definisi dari kerendahan hati menurut Alkitab adalah tidak berkompromi dengan dosa. Kita bisa melihat bahwa ketika Musa mengalami hinaan, perlakuan yang tidak adil, dia berdiam diri, dia tidak membela diri atau bertengkar dengan orang lain. Namun, ketika umat Allah, bangsa Israel, berbuat dosa dan nyaris kehilangan keselamatan mereka, Musa menjadi sangat marah dan mengambil tindakan nyata untuk menyingkirkan dosa itu dan menyelamatkan bangsa Israel. Tindakannya mungkin akan menyakiti hati orang Israel dan mereka mungkin mengeluh, “Mengapa engkau memperlakukan kami seperti itu?” Akan tetapi, Musa tidak ragu untuk menyinggung hati orang lain jika tujuannya adalah menyelamatkan kerohanian orang banyak. Inilah makna kerendahan hati menurut Alkitab. Dapatkah kita menerimanya? Atau, apakah kita akan tersandung oleh definisi ini? Seorang hamba Allah yang sejati akan menegur dosa anda demi kebaikan anda sendiri, dan juga demi keselamatan anda. Dia tidak ragu untuk menyinggung perasaan anda jika tujuannya adalah demi kebaikan anda sendiri.

Mari kita lihat dari sudut lain. Orang cenderung menyinggung perasaan orang lain demi kepentingannya sendiri. Jika anda menyinggung perasaan orang lain dengan niat untuk merugikan orang itu, dia tidak akan berhenti untuk membalas. Akan tetapi, tidak ada orang yang mau menyinggung perasaan anda demi kebaikan anda sendiri. Sebagai contoh: kita semua tahu dongeng klasik dari H.C. Andersen tentang “Baju Baru Sang Raja.” Dalam dongeng ini, dikisahkan bahwa sang raja berjalan keliling kota tanpa memakai baju. Akan tetapi, setiap penduduk di kota akan memberi hormat dan mengucapkan pujian bagi ‘baju baru’ sang raja. Tentu saja, rakyat takut menyampaikan hal yang sebenarnya, bahwa raja tidak memakai baju apa pun, karena mereka takut dikatakan bodoh oleh orang lain. Ini terjadi karena dua orang penipu yang berpura-pura membuat pakaian baru untuk raja menyatakan bahwa baju yang mereka buat hanya bisa dilihat oleh orang yang pandai. Di samping rasa malu disebut bodoh, rakyat juga takut menghadapi hukuman mati jika menyatakan hal yang sebenarnya mereka lihat. Dalam hal ini, berkata apa adanya justru akan berakibat baik bagi sang raja. Dia tidak perlu berkeliling kota dalam keadaan telanjang. Akan tetapi, harga untuk berkata jujur adalah hukuman mati. Akibatnya, tak ada orang yang mau berbicara sejujurnya. Inilah sikap kita sehari-hari. Jika kita harus terkena masalah besar saat berbicara sejujurnya demi kebaikan orang lain, kita cenderung berdiam diri atau bahkan berbohong.

Alkitab menyatakan,

“Teguran yang jujur lebih berharga daripada kasih yang disembunyikan.”

Tidak sanggupkah kita menghargai teguran yang disampaikan oleh seorang hamba Allah? Apakah rasa tersinggung membuat kita menolak hal itu?

Perhatikan bahwa Harun menuruti kemauan bangsa Israel di dalam insiden ini. Umat Israel menyuruh dia untuk membuat patung anak lembu emas dan dia menurutinya. Kita dapat berkata bahwa Harun bersikap rendah hati saat itu, karena dia menuruti kemauan bangsa Israel. Namun, apa akibatnya? Dia tidak menolak kemauan bangsa Israel dan tindakan itu justru berakibat buruk pada segenap umat. Dia membiarkan bangsa Israel berbuat dosa. Justru karena Harun tidak menegur bangsa Israel, di Bilangan 9:20 disebutkan bahwa Allah murka terhadap Harun dan akan membinasakan dia. Pada akhirnya, Musa harus bersyafaat bagi Harun dan menyelamatkan dia.

 

Berikan Komentar Anda: