SC Chuah |

Jika kita ingin mengubah definisi istilah “monoteisme”, khususnya “monoteisme keras” dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang dengan jelas sekali menyatakan bahwa Yahweh (yang disebut Bapa oleh Yesus) merupakan satu-satunya Allah yang benar (Ul 6:4, Mrk 12:29, Yoh 17:3), dengan menyembah Yesus sebagai Allah di gereja, kita sebaiknya mempunyai bukti yang sangat-sangat kuat untuk berbuat demikian. Jika kita salah dalam hal ini, ini merupakan kesalahan yang teramat serius dan fatal, karena kita akan menyembah seseorang yang bukan Allah sebagai Allah. Apakah ada kesalahan yang lebih serius daripada kesalahan ini?

Namun, ketika ditanya di mana ada disebutkan secara gamblang bahwa “Yesus Kristus adalah Allah (theos)” dalam Perjanjian Baru, tidak satu ayat pun dapat disodorkan sebagai bukti! Dalam kenyataannya memang tidak ada pernyataan seperti itu. Yang ada hanya beberapa ayat yang “tampak” seperti itu. Kata theos dipakai 1317 kali dalam Perjanjian Baru, dan 1317 merupakan angka yang sangat besar. Saudara hanya perlu mengetik theos dan lihat betapa panjangnya daftar tersebut dalam program Bibleworks atau Sabda. Dari 1317 kali itu, berapa kali yang “tampak” menerapkan kata theos kepada Yesus? Trinitarian yang lebih terdidik akan mengutip Yesaya 9:6; Yohanes 1:1, 18; 10:30-38; 20:28; Roma 9:5; Filipi 2:6-7; 2 Tesalonika 1:12; Titus 2:13; Ibrani 1:8; 2 Petrus 1:1; 1 Yohanes 5:20. Namun, dalam kenyataannya, semua nas di atas mengandung ambiguitas tekstual, gramatikal, tanda bahasa dan kontekstual, sehingga dengan mudah dapat ditunjukkan bahwa penulis tidak bermaksud untuk menyatakan Yesus sebagai Allah yang esa itu, Allah Israel, yaitu Yahweh. [Setiap nas di atas akan dibahas satu per satu dalam blog ini.] Dapatkah ini disebut bukti kuat? Jika Yesus harus disembah sebagai Allah, apakah tidak wajar kita menuntut minimal sebuah pernyataan jelas yang tidak dapat diperdebatkan bahwa “Yesus Kristus adalah Allah”? Apakah tidak ada orang yang takut salah?

Satu jalur yang dipakai trinitarian untuk “memperbanyak” bukti adalah dengan begitu saja menyatakan “anak Allah” adalah “Allah”, kira-kira seperti anak anjing adalah anjing!!! Argumen semacam ini dipakai bahkan oleh para pendeta! Karena telah terprogram untuk berpikir seperti itu, para trinitarian menganggap Injil mengandung “banyak” bukti yang mendukung keilahian Yesus. Dalam kenyataannya, tidak di mana pun dalam Alkitab yang menyatakan bahwa “anak Allah” adalah “Allah”. Oleh karena itu, dalam artikel ini kita harus menyelidiki arti “anak Allah” menurut Alkitab. Istilah itu muncul 43 kali, dan yang didaftarkan berikut ini merupakan ayat-ayat yang mengandung definisi untuk istilah “anak Allah”:

Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepadanya, “Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak.” (Matius 26:63)

Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah. (Markus 1:1)

Dari banyak orang keluar juga setan-setan sambil berteriak, “Engkaulah Anak Allah.” Lalu ia dengan keras melarang mereka dan tidak memperbolehkan mereka berbicara, karena mereka tahu bahwa dialah Mesias. (Lukas 4:41)

katanya, “Jikalau engkau adalah Mesias, katakanlah kepada kami.” Jawab Yesus, “Sekalipun aku mengatakannya kepada kamu, kamu tidak akan percaya; dan sekalipun aku bertanya, kamu tidak akan menjawab. Mulai sekarang Anak Manusia sudah duduk di sebelah kanan Allah Yang Mahakuasa.” Kata mereka semua, “Kalau begitu, engkau ini Anak Allah?” Jawab Yesus, “Kamu sendiri mengatakan bahwa akulah dia.” (Lukas 22:67-70)

Aku (Yohanes) telah melihatnya dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah.” … Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. Andreas mula-mula menemui Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya, “Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus).” (Yohanes 1:34, 41)

Kata Natanael kepadanya, “Rabi, engkau Anak Allah, engkau Raja orang Israel!” (Yohanes 1:49)

Lalu orang-orang Yahudi mengelilingi dia dan berkata kepadanya, “Berapa lama lagi engkau membiarkan kami dalam kebimbangan? Jikalau engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami.” Yesus menjawab mereka, “Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; … Karena aku telah berkata: Aku Anak Allah? (Yohanes 10:24-25, 36)

Jawab Marta, “Ya, Tu[h]an, aku percaya bahwa engkaulah Mesias, Anak Allah, yang akan datang ke dalam dunia.”

tetapi hal-hal ini telah dicatat, supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya karena percaya, kamu memperoleh hidup dalam namanya.

Ketika itu juga ia (Saulus) memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah… Akan tetapi Saulus semakin besar pengaruhnya dan ia membingungkan orang-orang Yahudi yang tinggal di Damsyik, karena ia membuktikan bahwa Yesus adalah Mesias. (Kisah 9:20, 22)

Karena Yesus Kristus, Anak Allah, yang telah kami beritakan di tengah-tengah kamu … (2 Korintus 1:19)

namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Hidup yang sekarang aku hidupi secara jasmani adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan dirinya untuk aku. (Galatia 2:20)

sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, (Efesus 4:13)

Dari ayat-ayat di atas, seharusnya sangat jelas bahwa gelar “Anak Allah” merupakan cara lain untuk menyebut sang Mesias (Ibrani), atau Kristus (Yunani). Mengapa? Karena sang Mesias yang dinubuatkan akan datang itu diramalkan akan berasal dari keturunan Raja Daud di Mazmur 2, dan itulah sebabnya sang Mesias juga disebut Raja Israel (Mat 27:42, Mrk 15:32, Yoh 1:49, 12:13). Berdasarkan Mazmur 2:7, Raja Israel yang diurapi itu disebut “Anak Allah”,

Aku mau menceritakan tentang ketetapan Yahweh; Ia berkata kepadaku: “Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini.

Mazmur 2:7 merupakan ayat yang banyak dikutip dalam Perjanjian Baru untuk diterapkan kepada Yesus; dengan kata lain, ayat inilah alasan mengapa Yesus disebut “Anak Allah”. Lalu, dari mana datangnya gagasan Anak Allah = Allah?

Setelah tidak berhasil membuktikan Anak Allah = Allah, trinitarian akan segera beralih ke gelar “anak tunggal Allah” untuk membuktikan keilahiannya, seolah-olah tambahan kata “tunggal” dapat menjadikan “Anak Allah” menjadi “Allah”, atau membalikkan “Anak Allah” menjadi “Allah-Anak”. Banyak trinitarian tidak menyadari bahwa kata “tunggal” menerjemahkan kata monogenes dalam bahasa Yunani. Berikut definisi monogenes menurut BDAG:

1. to being the only one of its kind within a specific relationship, one and only, only (so mostly, incl. Judg 11:34; Tob 3:15; 8:17) of children: of Isaac, Abraham’s only son (Jos., Ant. 1, 222) Hb 11:17.

2. to being the only one of its kind or class, unique (in kind) of someth. that is the only example of its category

Dari definisi di atas, jelas Yesus disebut “anak tunggal Allah” justru karena ia merupakan anak yang “unik”  dari sekian banyak anak. Ibrani 11:17 juga menyatakan Isyak sebagai “anak tunggal (monogenes)” Abraham, tetapi semua orang yang pernah membaca Alkitab tahu bahwa Isyak bukanlah satu-satunya anak Abraham. Namun, dia disebut “tunggal” (monogenes) karena dialah anak yang dijanjikan Allah, dan karena itu “unik” atau “spesial”, atau “satu-satunya dari jenis atau kelasnya”. Oleh karena hanya Isyak yang seperti itu, yang dijanjikan dan dilahirkan melalui sebuah mukjizat, dia secara tepat dapat disebut “tunggal” (monogenes). Dengan cara yang sama, Yesus adalah anak Allah yang unik dan satu-satunya yang seperti itu, karena itu dia disebut “anak tunggal (monogenes) Allah”. Yesus disebut “anak tunggal Allah” karena dialah satu-satunya yang telah ditentukan sebagai Mesias atau Kristus, bukan yang lain (Kis 4:12). Ada banyak hal yang yang menjadikan dia begitu unik (ump. Luk 1:35), tetapi seunik-uniknya dia, adalah berlebihan dan jauh melampaui wahyu Alkitab untuk menyatakan dia sebagai Allah berdasarkan gelar itu.

Akhir sekali, untuk menyangkal doktrin karangan manusia, eternal generation of the Son, yaitu Anak sudah ada bersama Bapa sejak kekekalan, kita hanya perlu membaca kesaksian Alkitab di Lukas 1:35,

Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.”

Menurut Injil, Yesus disebut sebagai Anak Allah karena mukjizat biologis luar biasa yang dikerjakan Allah dalam diri Maria. Malaikat tidak memberikan alasan lain. Berlawanan dengan kesaksian Alkitab, para pengajar doktrin eternal generation menyatakan gelar Anak tidak ada kaitannya dengan kelahirannya oleh seorang perawan.

 

Berikan Komentar Anda: