SC Chuah |

Doktrin keilahian Yesus memaksa kita menjawab “ya” kepada pertanyaan di atas. Jika Yesus adalah Allah, dan karena dia memiliki segala sifat Allah, beberapa pernyataan Yesus membuat kita meragukan integritas dari karakter Yesus. Yesus tampaknya tidak terlalu jujur dalam beberapa hal, atau setidaknya sedang berpura-pura. Satu contoh yang menyolok adalah pernyataannya yang berikut:

Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja. (Mrk 13:32)

Pernyataan Yesus ini sama sekali tidak kontroversial pada waktu Yesus mengucapkannya. Namun, setelah Yesus diangkat menjadi Allah tanpa dasar alkitabiah yang kuat pada tahun 325 di Konsili Nicea, ayat ini menjadi ayat kontroversial karena ayat ini terang-terangan tidak rukun dengan Pengakuan Iman Nicea. Bagaimana mungkin Anak yang adalah Allah tidak mengetahui sesuatu, yang hanya diketahui Bapa? Perhatikan bahwa Anak dan Bapa jelas-jelas dibedakan, dan Bapa mengetahui sesuatu yang tidak diketahui Anak!

Kita semua cukup akrab dengan teori yang dipakai untuk menjelaskan ayat ini, yaitu Yesus memiliki dua natur, yaitu natur manusia dan natur ilahi. Yesus di sini berbicara sebagai manusia, makanya dia tidak tahu. Namun, dalam kenyataannya dia tahu dalam natur ilahinya. Di sini kita tidak akan membahas betapa konyolnya konsep dua natur ini, khususnya dua natur yang bertentangan. Bagi yang mau meluangkan sedikit waktu untuk berpikir, konsep dua natur ini merupakan konsep yang tidak masuk akal. Bagaimana mungkin seseorang memiliki dua natur? Bagaimana mungkin orang ini dapat berfungsi, apatah lagi jika kedua naturnya itu memiliki sifat yang berlawanan? Bagaimana mungkin dua natur yang berseberangan dapat dipadatkan dalam satu pribadi? Bagaimana pribadi semacam ini masih dapat disebut sebagai manusia?

Jika Yesus sebagai Allah sebenarnya tahu kapan saat kedatangannya dalam natur ilahinya, bukankah Yesus sedang terang-terangan berbohong di sini? Ini tidak terlalu berbeda dengan seseorang yang mengaku miskin karena saku sebelah kanannya kosong, tetapi saku sebelah kirinya mengandung cek senilai 1 miliar rupiah. Ini tidak terlalu beda juga dari seseorang yang mengaku buta karena salah satu matanya memang buta, tetapi mata yang lain melihat. Tidak ada yang akan menyalahkan kita jika kita menganggap orang “miskin” dan orang “buta” ini berbohong.

Gagasan bahwa Yesus memiliki dua natur sama sekali tidak dapat ditemukan atau dapat dibuktikan dari Alkitab! Umat Kristen Injili mengaku berpegang pada prinsip sola scriptura, dan pada waktu yang bersamaan berpegang lebih teguh kepada Pengakuan Iman Nicea yang tidak mengandung satu pun kutipan dari Alkitab!! Berawal dari Pengakuan Iman inilah, muncul segala macam gagasan aneh yang sama sekali tidak dapat ditemukan dalam Kitab Suci.

Atau barangkali Yesus tidak berbohong dan memang jujur tidak tahu. Barangkali pribadi yang kedua dari keAllahan sepakat dengan pribadi yang pertama di surga untuk mengalami “amnesia sementara” selama dia berada di bumi. Dengan kata lain, terjadi pengaturan internal di antara pribadi-pribadi dalam Allah supaya salah satu di antara “Mereka” untuk melupakan apa yang diketahui selama berada dalam tubuh manusia. Barangkali otak manusia tidak mampu menampung segala pengetahuan ilahi. Akan tetapi, bukankah semua ini tergolong dalam tebakan, dugaan dan spekulasi liar yang tidak berdasar?

Berdasarkan Markus 13:32, Yesus trinitarian, dapat dibandingkan dengan seorang yang menderita penyakit skizofrenia, gangguan kepribadian ganda, atau seorang yang mengalami amnesia!

Dalam kenyataannya, Yesus yang dinyatakan dalam Alkitab memang tidak mengetahui banyak hal. Sebagai contoh:

  1. Matius 20:23, Yesus besar kemungkinan tidak tahu siapa yang akan diberikan tempat di sebelah kanan dan kirinya.
  2. Markus 5:9, Yesus tidak tahu nama kepala setan ketika dia bertanya, “Siapa namamu?”
  3. Lukas 8:45-46, Yesus tidak tahu siapa yang telah menyentuhnya dan bertanya, “Siapa yang menjamah aku?”
  4. Markus 6:38, Yesus tidak tahu berapa banyak roti yang ada, “Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!”
  5. Markus 9:21, Yesus tidak tahu sudah berapa lama seorang anak dirasuk setan, “Sudah berapa lama ia mengalami ini?”
  6. Markus 11:12-13, Yesus tidak tahu apakah pokok ara yang dilihatnya dari jauh berbuah atau tidak. Dia hanya menyadarinya ketika dia mendekat.
  7. Yohanes 11:17, 34, Yesus tidak tahu sudah berapa lama Lazarus mati, dan dia juga tidak tahu di mana dia dikuburkan.
  8. Yohanes 18:34, Yesus tidak tahu dari mana Pilatus mendapatkan informasinya.
  9. Matius 27:46, Yesus tidak tahu mengapa dia ditinggalkan Allah.

Di sisi yang lain, Yesus juga memiliki pengetahuan supernatural yang mengagumkan:

  1. Yohanes 1:47-48, Yesus mengetahui sesuatu tentang Nataniel bahkan sebelum melihatnya.
  2. Yohanes 4:18, Yesus mengetahui sesuatu tentang perempuan Samaria di pinggir sumur.
  3. Markus 2:5-9, Yesus tahu apa yang dipikirkan orang.
  4. Yohanes 6:64, Yesus tahu siapa yang akan mengkhianatinya.

Namun, memiliki pengetahuan supernatural bukanlah bukti kemahatahuan. Oleh karena itu, itu sendiri bukanlah bukti keilahian. Dari contoh-contoh di atas, kita menyimpulkan bahwa Yesus memperlihatkan pengetahuan supernatural karena Bapa telah menyatakan hal-hal tersebut kepada dia. Nabi-nabi di Perjanjian Lama juga memperlihatkan pengetahuan supernatural yang mengagumkan ketika mereka mengungkapkan dosa yang tersembunyi dan ketika bernubuat. Yesus sebagai Anak tentu saja jauh lebih besar daripada para nabi, dan lebih intim mendengarkan Bapa (Ibrani 1:1-2). Namun, data Alkitab jelas membuktikan bahwa Yesus tidak serba tahu.  Ketika Yesus tidak mengetahui sesuatu, itu karena Bapa tidak menyatakan kepadanya. Fakta bahwa pengetahuan Yesus terbatas, menunjukkan bahwa Yesus bukanlah Allah.

Akhir sekali, kita perlu menghayati perkataan Yesus berikut ini:

Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah kudengar dari Bapaku. (Yohanes 15:15)

Segala sesuatu berasal dari Bapa, dan kita menerimanya melalui Yesus. Yesus memiliki pengetahuan supernatural bukan karena dia memiliki natur ilahi. Semua pengetahuan Yesus berasal dari kepekaannya mendengarkan suara Bapa.

Berikan Komentar Anda: