Mark Lee |
Bagaimana seseorang dapat diselamatkan? Jawaban yang umumnya diberikan adalah dengan percaya pada Yesus. Lalu apa artinya percaya pada Yesus? Kita akan memusatkan perhatian pada apa artinya percaya pada Yesus.
Anda sering diminta untuk percaya kepada Yesus. Mungkin Anda akan bertanya, “Apa yang harus saya percaya?” Jawaban yang umum adalah, “Percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah, bahwa dia telah turun dari surga ke dunia untuk mati bagi dosa-dosa kita di kayu salib dan selanjutnya, percaya bahwa Yesus telah bangkit dari antara orang mati”.
Saya mau katakan bahwa kepercayaan semacam ini tidaklah memadai.
Yakobus pasal 2:19 berkata –
“Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar.”
Di sini disampaikan sesuatu hal yang sangat aneh – memang bagus jika Anda percaya kepada Allah, akan tetapi setan-setan juga percaya akan adanya satu Allah. Lalu, apakah setan-setan itu diselamatkan juga? Tidak. Mengapa? Mereka yang percaya diselamatkan akan tetapi Alkitab memberitahu kita dengan gamblang bahwa setan-setan percaya namun tidak diselamatkan.
Apakah ini suatu bentuk diskriminasi? Semua yang percaya diselamatkan, tetapi setan-setan percaya namun tidak diselamatkan. Bukankah ini suatu bentuk diskriminasi terhadap setan? Mengapa mereka tidak dapat diselamatkan?
Mari kita lihat penjelasannya pada ayat yang berikutnya di Yakobus 2:20. Di manakah letak persoalannya? Apakah kekurangan dari setan?
Alkitab berkata bahwa iman menuntut adanya tindakan. Seperti yang dikatakan dalam Yakobus 2:17 – di sini, disebutkan tentang dua macam iman: yang satu adalah iman yang hidup dan yang satunya lagi adalah iman yang mati. Iman yang hidup dapat menyelamatkan sedangkan iman yang mati tidak. Jadi menurut Alkitab, hanya iman yang hidup yang menyelamatkan. Iman yang mati tidak dapat menyelamatkan.
Jadi, ini bukanlah diskriminasi terhadap setan melainkan karena setan memiliki iman yang mati. Mereka percaya, dan isi dari kepercayaan mereka sangatlah tepat. Sayangnya, kepercayaan mereka itu mati karena hanya merupakan iman tanpa perbuatan. Itu sebabnya, bukannya Allah yang bias, dan mendiskriminasikan setan. Setiap orang yang memiliki iman yang mati tidak akan diselamatkan.
Apakah perbedaan antara iman yang hidup dan iman yang mati?
Di sini dikatakan, perbedaannya terletak pada masalah perbuatan atau tindakan. Perbuatan macam apakah yang perlu kita miliki? Tindakan macam apakah yang perlu kita ambil?
Saya akan menyajikan satu contoh. Pernahkah Anda mencoba kegiatan terjun payung? Kita dibawa naik pesawat terbang sampai pada ketinggian sekitar 3.000 meter dan Anda semua diberikan parasut, lalu Anda ditanya, “Apakah Anda percaya pada parasut ini? Apakah parasut ini menjamin Anda sampai dengan selamat ke darat?” Banyak orang akan percaya pada parasut tersebut. Malahan, setiap orang akan memeriksa parasutnya dengan sangat teliti, memastikan bahwa parasut itu adalah buatan pabrik yang terpercaya dari Jerman. Itu sebabnya, banyak orang saat ditanya “Apakah Anda percaya bahwa parasut ini dapat menjamin Anda selamat sampai di bawah?” Jawabannya adalah, “Ya, aku percaya.”
Lalu apa artinya percaya tanpa tindakan?
Artinya adalah ketika Anda berada pada ketinggian sekitar 3.000 meter, lalu sang pelatih berkata, “Satu, dua, tiga, lompat!” Tetapi Anda tidak bergerak sama sekali. Dia berulang kali menghitung tetapi Anda tetap tidak mau melompat. Inilah yang disebut sebagai iman tanpa tindakan atau iman yang mati. Iman yang hidup adalah Anda percaya pada sesuatu dan kepercayaan Anda itu terwujud di dalam kehidupan Anda dalam bentuk tindakan.
Setan memiliki iman semacam ini. Apakah mereka percaya bahwa Allah itu ada? Apakah mereka percaya bahwa Yesus itu Anak Allah? Mereka percaya pada semua itu. Di dalam Injil Anda akan melihat bahwa seringkali, ketika setan dan roh jahat bertemu dengan Yesus, mereka akan berkata, “Engkau adalah Anak Allah. Engkau adalah Yang Kudus.” Setan-setan juga tahu akan hal ini.
Apakah Anda percaya bahwa Yesus telah diutus sebagai Mesias untuk menggenapi rencana Allah bagi umat manusia? Tentu saja Anda percaya. Setan juga percaya karena dia ada di tempat kejadian. Setan menyaksikan ketika Yesus dipaku di kayu salib. Setan juga tahu bahwa Yesus telah dibangkitkan. Setan percaya akan semua hal itu. Itu sebabnya Alkitab berkata bahwa memang baik jika Anda percaya akan semua hal itu, tetapi setan juga percaya pada semua hal itu. Anda bisa saja percaya pada semua itu tetapi kepercayaan itu tidak akan menyelamatkan Anda. Anda bisa saja percaya namun tidak diselamatkan karena iman Anda adalah iman yang mati.
Jika iman Anda tidak dapat diterapkan ke dalam hidup Anda, maka iman Anda tidak akan menyelamatkan Anda. Setan, sekalipun dia percaya, dia tidak menerapkan kepercayaan itu di dalam hidupnya.
Lalu apa sesungguhnya arti percaya kepada Yesus? Apakah Yesus itu?
Jika saya bertanya, “Apa itu nyamuk?”
Anda akan menjawab, “Nyamuk adalah sejenis serangga”.
Lalu, apa itu Yesus?
Anda akan menjawab, “Seorang manusia”.
Jadi, pertama-tama, mari kita pahami apa makna percaya kepada manusia.
Izinkan saya bertanya, “Apakah Anda percaya kepada teman baik Anda?”
“Ya, Aku percaya kepadanya”.
Hal apa dari dia yang Anda percayai? Apakah Anda percaya bahwa dia tidak akan mengkhianati Anda?
“Ya, itu benar”.
Sebagai contoh, Anda bisa mempercayakan sesuatu yang penting kepadanya. Apakah Anda khawatir jika Anda memberikan dompet Anda kepadanya? Jika Anda percaya kepada seseorang, Anda dapat memberikan kartu ATM Anda kepadanya berserta nomor PIN Anda dan meminta dia untuk menarik uang buat Anda.
Mungkin jika orang yang lain, maka Anda tidak akan mempercayainya karena Anda belum mengenalnya dengan baik. Arti kepercayaan adalah, misalnya, Anda bisa mempercayakan sesuatu pada seseorang. Akankah Anda mengizinkan teman baik Anda memakai komputer Anda? Jika Anda percaya kepada seseorang, Anda akan mengizinkan dia memakai komputer Anda. Jika Anda tidak mempercayai seseorang, Anda akan khawatir jangan-jangan dia akan merusak komputer Anda, atau Anda mungkin tidak ingin dia tahu isi komputer Anda. Jika Anda tidak percaya pada seseorang, Anda tidak akan mempercayakan milik Anda kepadanya. Itu sebabnya, tidaklah sulit untuk memahami apa arti percaya pada seseorang.
Lalu apakah artinya percaya kepada Yesus? Dengan menggunakan contoh di atas, apa yang bisa Anda perbuat jika Anda percaya kepada Yesus? Apa yang bisa Anda lakukan? Anda dapat mempercayakan hidup Anda dan segala sesuatunya kepada dia dan merasa tenang. Jika Anda telah mempercayakan sesuatu kepadanya akan tetapi Anda masih sering cemas akan hal itu, ini menunjukkan bahwa Anda belum memiliki kepercayaan yang besar kepadanya. Jadi, tidaklah susah untuk memahami apa arti percaya kepada Yesus.
Anda bisa mempercayakan segalanya kepada dia, merasa tenteram, dan merasa aman. Dia tidak akan mengecewakan Anda. Anda akan taat jika dia menyuruh Anda melakukan sesuatu. Anda akan menurut karena Anda tahu bahwa dia tidak akan memimpin Anda ke jalan yang salah. Apapun yang dia kehendaki adalah demi kebaikan Anda, adalah baik buat Anda. Inilah artinya percaya kepada seseorang.
Jika Anda harus merangkum dalam satu kata tentang semua yang telah kita bicarakan mengenai iman, apa yang Anda katakan? Iman artinya adalah percaya kepada seseorang. Ini juga yang merupakan makna alkitabiah dari iman, yaitu percaya. Pada umumnya, kebanyakan dari kita berpikir bahwa makna percaya menurut Alkitab mengacu pada pokok mempercayai kebenaran dari sepotong informasi. Pemahaman ini sangat menyesatkan. Kita tidak sedang membahas pokok tentang hal mempercayai suatu data – hal percaya ini berbeda dengan hal mempercayai apakah ada kelembaban di planet Mars dan apakah ada lapisan es di bagian inti bumi. Itu hanya sekadar mempercayai data.
Mempercayai seseorang tidak sekadar masalah mempercayai kebenaran suatu data. Saat Anda mempercayai teman baik Anda, apakah itu berarti bahwa Anda mempercayai bahwa dia dilahirkan pada tahun 1974? Hal percaya yang kita bahas ini bukan sekadar mengacu pada masalah data biografi atau latar belakangnya. Mempercayai Yesus juga tidak seperti ini. Bukan tentang masalah anak siapa dia, bukan masalah biografinya – atau apa yang terjadi di sepanjang hidupnya, atau bahwa dia akhirnya ditangkap dan dibunuh. Yang Anda percayai bukanlah informasi mengenai orang tersebut tetapi ini masalah apakah Anda percaya kepada orang tersebut.
Kita harus memahami hal ini dengan jelas karena ajaran gereja zaman sekarang sangatlah kabur. Sedemikian kaburnya sehingga banyak orang yang mengira bahwa mereka adalah orang percaya karena mereka telah memeriksa semua data, dan mereka percaya bahwa apa yang dikatakan oleh Alkitab adalah benar. Tetapi hanya dengan percaya akan semua fakta itu tidak akan menyelamatkan jika mereka tidak menerapkan semua fakta itu sehingga terwujud menjadi iman kepercayaan kepada Yesus.
Tadi, kami menyatakan bahwa setan-setan percaya dan gemetar. Anda harus percaya untuk bisa gemetar. Jika Anda menilai bahwa Yesus itu hanya bahan olokan, dan Anda tidak percaya bahwa dia itu ada maka Anda tidak akan gemetar saat namanya disebut. Itu sebabnya, hal ini membuktikan bahwa setan-setan juga percaya. Akan tetapi, mereka tidak beriman kepadanya. Mereka percaya bahwa Yesus itu ada, mereka percaya bahwa dia memiliki kuasa; itu sebabnya, mereka takut akan masa depan mereka, takut akan penghakiman yang akan datang. Itu sebabnya mereka gemetar.
Percaya kepada Yesus berarti percaya kepada seseorang – sama halnya seperti Anda percaya kepada ayah, guru, atau dokter Anda. Anda mempercayai semua orang itu bukan karena Anda percaya pada biodatanya mereka sekalipun menelaah riwayat hidup mereka bisa membantu Anda untuk menentukan apakah akan mempercayainya mereka atau tidak.
Sebagai contoh, Anda menemui seorang dokter, Anda melihat bahwa dia adalah lulusan dari Universitas yang kurang bagus, Anda mungkin akan sedikit cemas walaupun dia mestinya tidak harus merupakan seorang dokter yang buruk. Akan tetapi, Anda akan merasa lebih nyaman jika Anda melihat bahwa dia adalah lulusan dari sebuah universitas ternama di Inggris. Informasi ini akan menolong Anda untuk memastikan apakah Anda akan mempercayainya, namun kesembuhan Anda tidak ditentukan oleh pengetahuan Anda tentang kualifikasinya, bukankah begitu? Tidak. Lalu apa yang Anda perlukan? Anda harus menghabiskan obat dari resep yang dia tetapkan, dan bertindak sesuai dengan apa yang dia perintahkan untuk Anda sebelum Anda bisa sembuh – inilah artinya mempercayai dokter tersebut. Anda tidak akan sembuh hanya dengan mengamati riwayat hidupnya. Anda perlu benar-benar mempercayainya, mengerjakan apa yang dia suruhkan buat Anda, baru Anda bisa sembuh.
Ada seorang perempuan yang tidak mau percaya sekalipun suaminya telah bertahun-tahun menjadi Kristen. Dia merasa bahwa ajaran Kristen yang meminta agar kita percaya akan serangkaian fakta sangatlah aneh. Dia merasa bahwa ini semua konyol dan aneh, yaitu bahwa kita akan diselamatkan setelah mempercayai semua itu. Dan baginya, ini merupakan kriteria aneh untuk menentukan apakah seseorang itu akan diselamatkan atau tidak. Percayalah kepada semua fakta ini dan Anda akan diselamatkan; jika Anda tidak percaya pada semua fakta ini, maka Anda tidak akan diselamatkan.
Ini memang sangat aneh. Mengapa Allah harus memakai cara ini untuk menentukan siapa yang akan diselamatkan? Tak ada bedanya apakah Anda percaya atau tidak kepada fakta-fakta tersebut. Tidak terlihat hubungan antara iman dan keselamatan.
Akan tetapi, jika Anda tahu bahwa iman itu memiliki makna percaya kepada satu pribadi, maka Anda akan memahami sepenuhnya hubungan antara iman dan keselamatan. Jadi Anda harus mempercayainya seperti mempercayai seorang dokter yang baik. Anda perlu untuk percaya kepada sang dokter untuk bisa disembuhkan. Anda tidak akan dapat disembuhkan tanpa mempercayai sang dokter. Anda mempercayakan hidup Anda kepadanya, dan dia akan memberi Anda kesembuhan. Anda meminum obatnya sekalipun Anda tidak pernah belajar tentang farmasi, dan Anda juga tidak tahu apa nanti hasil dari meminum obat tersebut. Ini sangat mendasar bagi kesembuhan Anda. Anda tidak akan dapat disembuhkan jika Anda tidak percaya pada dokter ini dalam pengertian ini.
Alkitab berkata bahwa Allah mengasihi dunia, dan menyerahkan Anak-Nya yang tunggal kepada kita supaya semua yang percaya kepada Yesus tidak akan binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. Perhatikan bahwa yang dikatakan adalah percaya kepadanya, bukan percaya kepada fakta, doktrin atau konsep.
Jika seseorang berkata, “Aku percaya kepada Yesus” – bagaimana Anda tahu bahwa dia benar-benar percaya kepada Yesus? Tentu saja kita akan tahu dengan mengamati kehidupannya karena kepercayaan ini harus diwujudkan di dalam kehidupannya.
Sama seperti kisah tentang parasut tadi – Anda boleh saja berkata sampai ribuan kali bahwa Anda sangat percaya bahwa parasut itu akan membantu Anda mendarat dengan aman, akan tetapi Anda tetap tidak melompat. Itu berarti Anda sedang menipu diri Anda sendiri. Jika Anda benar-benar percaya, maka Anda akan memiliki keberanian untuk melompat.
Apakah Anda sesungguhnya percaya pada Yesus?