Pastor Eric Chang | Matius 12:30 |

Kita akan melanjutkan pembahasan Firman Tuhan di Matius 12:30.

“Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan.”

Ayat ini sangatlah singkat, akan tetapi apakah tepatnya pesan yang mau disampaikan? Untuk mengungkapkan maknanya, kita akan melihat pada ayat lain yang tampaknya menyampaikan hal yang sama yaitu ayat yang ada di Markus 9:40. Di Markus 9:38-40:

Kata Yohanes kepada Yesus: “Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir roh-roh jahat demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.” Tetapi kata Yesus: “Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorangpun yang telah mengadakan mukjizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.”

Mari bandingkan Matius 12:30 dengan Markus 9:40.

“Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan.”

“Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.”


Tidak ada tempat netral di dalam peperangan rohani

Di Matius 12:30, Yesus berkata, “Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku.” Apakah Anda bersama dia atau Anda melawan dia? Saya yakin Anda pasti akan berkata, “Tidak! Aku bersama dia!” Kita akan melihat apa artinya “bersama Dia” sebentar lagi.

Yesus berkata, “Siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan.” Apakah Anda mengumpulkan bersama dia? Jika Anda tidak mengumpulkan bersama dia, berarti Anda mencerai-beraikan. Jadi, dari sini kita melihat bahwa tidak ada tempat netral di dalam hal bersama Kristus atau melawan Kristus. Di dalam peperangan rohani, tidak ada netralitas.

Dalam pengertian tertentu, tidak ada yang namanya netralitas di dunia ini. Ada beberapa negara di dunia ini yang mengklaim sebagai negara netral. Swiss adalah negara yang mengklaim dirinya netral. Dalam kenyataannya, tentu saja, politik Swiss jauh dari netral. Hari ini, misalnya, mereka sangat bersimpati pada blok barat dan cenderung bertentangan dengan blok timur. Namun karena ukuran negara ini, ia merasa wajib untuk bersikap netral; ia tidak mau terlibat dalam perang karena besarnya ongkos perang tersebut. Apakah netralitas ini akan dihargai oleh negara lain nantinya, itu adalah persoalan lain. Di dalam Perang Dunia II, Belgia dan Belanda bersikap netral, akan tetapi Jerman tidak peduli akan hal itu. Dan suatu hari, ketika orang-orang Belanda bangun, mereka mendapati pasukan payung Jerman turun dari langit. Swiss juga netral, tetapi Jerman tidak menyerangnya, karena akan mengorbankan terlalu banyak sumber daya jika menyerang negara pegunungan ini. Poin dari semua ini adalah: sekalipun Anda bisa saja menyatakan bahwa Anda netral, tak satu pun dari pihak yang sedang berperang akan memandang Anda netral.

Hari ini, jika Anda bukan seorang Kristen Anda bisa saja berkata, “Aku tidak menentang Kristus, aku juga tidak memihak Kristus, aku netral.” Percuma saja. Karena Allah tidak memandang Anda netral, Iblis juga tidak memandang Anda netral, jadi, Anda akan menghadapi masalah di dua sisi. Di sini, Yesus memberitahu kita poin yang ini: entah di dalam peperangan militer atau di dalam peperangan rohani, tidak ada yang namanya netralitas, tidak ada pilihan untuk tidak terlibat.


“Tidak menentang” bukan berarti “memihak”

Namun Anda mungkin berkata, bagaimana dengan Markus 9:40? Bukankah di sana dikatakan, “Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita“? Di sini, kita perlu renungkan baik-baik apa yang Yesus maksudkan dan selanjutnya kita akan mengerti bahwa kalimat itu bukanlah dua sisi dari satu keping uang logam yang sama; tampaknya serupa, akan tetapi mereka sangat jauh berbeda. Izinkan saya menunjukkan kepada Anda apa yang saya maksudkan.

Sebagai contoh, sekarang ini, Tiongkok berada di bawah pemerintahan Komunis. Mayoritas orang Tionghoa tidak menentang negara Tiongkok. Bahkan orang-orang Tionghoa perantauan pada dasarnya tidak menentang Tiongkok, tetapi hal itu bukan berarti bahwa mereka berpihak kepada Tiongkok. Hanya karena Anda tidak menentang mereka tidak berarti bahwa Anda berpihak pada mereka. Jadi, bagaimana kita bisa katakan bahwa “barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita”? Jika kita tidak melawan Tiongkok, bukan berarti kita berpihak kepada negara itu.

Satu-satunya jalan untuk memahami hal ini dengan tepat adalah dengan memandangnya sebagai pernyataan yang bersifat perbandingan. Jika dibandingkan dengan Kuomintang (kaum Nasionalis), tentunya kita tidak melawan Tiongkok. Kelompok Kuomintang jelas melawan Tiongkok dan sama sekali tidak memihak kepadanya. Dilihat dari sudut pandang negara Tiongkok, orang-orang Tionghoa perantauan mungkin tidak melawan Tiongkok tetapi mereka berpihak pada Tiongkok, dalam pengertian jika dibandingkan dengan orang-orang Taiwan atau Kuomintang yang jelas tidak berpihak pada Tiongkok. Dengan kata lain, karena orang-orang Tionghoa perantauan memegang pandangan yang tidak bermusuhan dengan Tiongkok, maka di dalam pengertian yang sempit ini mereka bisa dianggap berpihak pada Tiongkok, yaitu bahwa mereka tidak akan secara aktif melawan negara itu.


“Berpihak” karena rasa simpati

Mari kita gambarkan apa maksud uraian tadi. Sebagai contoh, jika Anda mendengar ada orang yang mencela keadaan di Tiongkok sekarang ini, bukankah Anda segera merasa ada dorongan untuk mengajukan pembelaan dan berkata, “Tidak. Tidak! Keadaannya tidak seburuk itu di sana. Sebenarnya, kita sedang mengarah pada kemajuan yang bagus.” Di dalam pengertian ini, Anda memiliki simpati tertentu terhadap Tiongkok, karena bagaimana pun juga, karena perasaan sebangsa. Dan kata ‘berpihak’, atau simpati inilah yang sedang Yesus bicarakan di sini. Bukannya Anda berpihak kepada mereka di dalam pengertian bahwa Anda siap mengorbankan nyawa Anda bagi Tiongkok, berperang ‘bersama’  bala tentaranya di bawah naungan bendera negara itu, melainkan bahwa Anda memiliki simpati ‘bagi’ Tiongkok. Dan simpati semacam ini jelas tidak akan dimiliki oleh pemerintah Taiwan.

Demikianlah, kita mulai bisa melihat apa yang Yesus maksudkan. Ada banyak orang seperti orang-orang Farisi dan Saduki yang dengan sengit menentang Yesus. Namun seseorang yang bersedia mengusir setan di dalam nama Yesus, sebagaimana yang tertulis di ayat-ayat itu, jelas memiliki simpati kepada Yesus.

Namun perhatikanlah, dia tidak mengikut Yesus. Inilah yang menjadi keluhan dari para murid, “Seseorang yang bukan pengikut kita.” Para murid berkata kepada orang ini, “Aku tidak mengizinkanmu memakai nama Yesus karena kamu tidak mengikut dia.” Namun Yesus berkata, “Jangan melarang dia karena barangsiapa yang tidak melawan kita maka dia bersimpati kepada kita.”

Di sini, kita harus perhatikan adanya suatu perbedaan, jika kita membandingkan Matius 12:30 dan Lukas 9:40. Satu perbedaan yang penting adalah perbedaan antara kata bersama Aku di dalam Matius dengan kata di pihak kita di dalam Markus. Ada perbedaan yang sangat menyolok dalam makna kedua kata tersebut.


“Berpihak” karena kepentingan pribadi

Kata ‘kita’ di dalam kalimat di pihak kita, bukan sekadar mengacu kepada Yesus. Kata “kita” di sana mengacu kepada segenap Gereja, masyarakat baru atau kita secara keseluruhan. Ada banyak orang yang bekerja keras bagi Gereja, untuk organisasi Kristen, untuk agama Kristen; oh, mereka sangat memihak kepada Gereja, dalam berbagai hal,  namun mereka bisa saja memihak kepada Gereja karena kepentingan pribadi yang egois. Sungguh menyakitkan bagi saya melihat, misalnya, sikap terpecah-belah berdasarkan denominasi yang kita lihat di gereja-gereja zaman sekarang, hal yang dengan tepat menggambarkan masalah ini. “Aku memihak denominasiku,” atau “Gerejaku.” Demikianlah, mereka bahkan bisa bertengkar demi denominasi ‘mereka’, demi gereja atau ajaran mereka. Anda bisa saja memihak gereja atau denominasi Anda sampai ke tingkat di mana Anda membenci orang lain.


“Memihak Kristus” tetapi tanpa kasih Kristus bagi orang-orang

Saya pernah mendengarkan sebuah wawancara di radio, seseorang dari sebuah sekte Kristen yang sangat ketat, sedang diwawancarai. Wawancara ini membuat hati saya sangat muak. Sekte ini dikenal sebagai suatu persekutuan yang sangat ekstrim atau tertutup yang berlokasi di Inggris. Mereka berpikir bahwa hanya mereka saja yang akan diselamatkan; orang Kristen yang lainnya semua masuk neraka. Orang ini berkata, “Saya sangat prihatin pada nasib kalian semua.” Astaga! Dia begitu superior dan berada begitu tinggi sehingga dia hanya bisa berprihatin saja pada nasib orang Kristen yang lain. Apakah terlihat kasih Kristus di dalam orang-orang semacam ini? Namun apakah mereka memihak Gereja? Sudah pasti! Perhatikan saja wajah mereka yang merah seperti buah tomat saat berdebat, jelaslah mereka memihak pada Gereja. Mereka akan berkata, “Demi Kristus. Bagi Kristus dan Gereja!” Oh! Memang tidak dapat disangkal bahwa orang-orang dari persekutuan yang ekstrim ini memihak pada Kristus dan Gereja!

Mari kita kembali kepada para ksatria perang salib di abad pertengahan. Mereka berangkat ke Palestina untuk memerangi orang Arab, untuk membunuh orang Arab, untuk membebaskan Palestina, untuk merebut Palestina bagi Allah. Oh! Mereka berangkat, bertempur, dan mati demi salib, demi nama Yesus. Saat berangkat, mereka mengangkat sumpah di hadapan salib kayu. Bahkan bendera mereka memakai lambang salib berwarna merah. Mereka berangkat berperang demi Kristus dan Gerejanya. Siapa yang bisa menyangkal bahwa mereka ini memihak pada Kristus dan Gerejanya?

Lalu apa yang kita lihat di zaman sekarang ini? Kita melihat hal yang sama, kesetiaan pada Gereja, “Ini gerejaku. Aku dari aliran Pentakosta, Injili, atau apapun itu. Aku akan bertarung demi gerejaku! Jangan coba-coba berkata yang buruk tentang gerejaku atau kamu akan mendapatkan bengkak di matamu!” Demikianlah, saat bertingkah seperti ini, kita sangat yakin bahwa apa yang kita kerjakan itu adalah demi Kristus.

Saya rasa, saat ini, Anda sudah bisa melihat apa arti memihak pada Kristus dan memihak pada Gereja. Selanjutnya, kita akan melihat apa arti bersama Kristus, dan Anda akan mampu melihat perbedaan yang besar antara memihak pada Kristus, memihak pada Gereja dan bersama Krsitus.

Tragedi yang dialami gereja adalah bahwa ada begitu banyaknya orang yang memihak pada Kristus tetapi sedikit sekali yang bersama Kristus. Dan hari ini, saya ingin agar Anda camkan baik-baik pertanyaan ini, “Apakah Anda memihak Kristus atau Anda bersama Kristus?” Perbedaan antara keduanya sangatlah besar.


“Memihak Kristus” untuk mendapatkan suatu keuntungan dari Kristus

Paulus menggambarkan poin ini dengan sangat baik di dalam Filipi pasal 1 – ayat-ayat yang membuat hati saya sangat perih, akan tetapi, hal itu menunjukkan betapa baiknya pemahaman Paulus akan ajaran Yesus. Di Filipi 1:15 Paulus berkata bahwa ada orang yang memberitakan Kristus … dengan maksud baik. Kemudian di Filipi 1:16, dia menyampaikan tentang mereka yang memberitakan Kristus karena kasih, sebab mereka tahu, bahwa aku ada di sini untuk membela Injil. Namun di Filipi 1:15a dan 17, disebutkan tentang orang lain yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan, mengerjakan hal ini dalam kepentingan sendiri dan dengan maksud yang tidak ikhlas. Makna dari kepentingan sendiri tersebut adalah ambisi yang egois. Hal yang aneh adalah bahwa ternyata ada dua macam penginjil, ada dua macam orang Kristen: yang satu memberitakan Injil karena kasihnya kepada Yesus. Yang lainnya memberitakan Kristus karena semangat ambisi yang egois, karena mau mencari keuntungan sendiri.

Jadi, bukankah mereka yang memberitakan Kristus karena ambisi yang egois itu adalah mereka yang berpihak kepada Kristus? Tentu saja, mereka memihak Kristus; mereka mendapatkan keuntungan dari Kristus. Anda akan selalu memihak orang yang akan memberi Anda keuntungan pribadi. Demikianlah, di Filipi 1:18, kita mendapati bahwa orang-orang ini pada dasarnya memberitakan Kristus; Kristus diberitakan berdasarkan tujuan pribadi, yaitu berdasarkan motivasi yang salah.

Waspadailah motivasi Anda di saat Anda memberitakan Injil. Apa motivasi Anda dalam memberitakan Injil? Jika seorang pendeta memberitakan Injil karena pekerjaan ini adalah sumber penghasilannya, tentu saja dia akan berpihak kepada Kristus. Jika Anda tidak punya Kristus, maka Anda tidak punya sumber pendapatan. Selanjutnya, tentu saja Anda akan berpihak kepada Kristus. Jika mereka tidak memberitakan Kristus, akan kemana nasib mereka berujung? Mungkin mereka akan menjadi pencuci piring. Mereka tidak tahu bagaimana melakukan pekerjaan lain, jadi mereka harus memberitakan Kristus.

Jadi, apakah yang menjadi motivasi Anda dalam memberitakan Kristus? Hal itu akan mengungkapkan mengapa Anda berpihak kepada Kristus. Ini adalah pokok yang sangat penting.

Kedua ayat tersebut (Matius 12.30 dan Markus 9.40) tidak menyatakan hal yang sama.


“Memihak Kristus” tetapi tidak “bersama Kristus”

Saat kita baca di Matius 7:21 misalnya, kita menemukan orang-orang yang mengusir setan di dalam nama Yesus, yang mengerjakan berbagai mukjizat di dalam nama Yesus, yang berseru kepada Yesus, “Tuhan, Tuhan!” Tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Menjauhlah daripada-Ku, kalian pembuat kejahatan.” Apakah orang-orang ini tidak memihak pada Kristus? Tentu saja mereka memihak pada Kristus. Jika tidak, mana mungkin mereka berseru, “Tuhan! Tuhan!”? Buat apa mereka mengerjakan banyak hal itu demi namanya? Mereka memang sangat memihak Kristus. Akan tetapi mereka tidak bersama Kristus. Dan karena mereka tidak bersama Kristus, maka Yesus berkata, “menjauhlah daripadaku, kalian pembuat kejahatan.” “Jangan datang kemari dan berseru, ‘Tuhan! Tuhan!’ Kalian tidak bersama aku. Kalian memang memihak aku, tetapi kalian tidak bersama aku.” Saudara, hal ini berarti: Jangan berpikir bahwa Anda adalah orang Kristen hanya karena Anda memihak Kristus.


Menjadi orang Kristen berarti bersama Kristus

Menjadi orang Kristen berarti bersama Kristus. Akan tetapi, karena banyak orang yang tidak memisahkan dengan tegas makna keduanya, maka mereka mencampur-adukkan makna memihak Kristus dengan bersama Kristus. Dan mereka membayangkan karena mereka memihak Kristus, maka mereka diselamatkan. Saya harap Anda perhatikan bahwa tak seorang pun yang akan memihak Kristus jika mereka tidak punya kepercayaan kepada Kristus. Orang-orang di dalam Matius 7:21 berseru, “Tuhan! Tuhan!” tentu saja, mereka percaya kepada Kristus, jika tidak, mereka tidak mungkin mengusir setan di dalam nama Yesus. Dan sama seperti  orang yang ada di dalam Markus pasal 9 ini, jelas dia percaya kepada kuasa di dalam nama Yesus. Jika dia tidak mempercayai kuasa di dalam nama Yesus, dia tidak akan mengusir setan dengan nama Yesus. Dan oleh karena itu, kita bisa melihat betapa besar perbedaan makna memihak pada dengan bersama. Dan saya harap sekali lagi, pastikanlah apakah Anda baru sekadar memihak Kristus atau Anda sudah bersama Kristus.


Bersabar terhadap orang-orang Kristen yang tidak 100% komitmennya

Apa yang Yesus ajarkan pada murid-muridnya di  Markus pasal 9 adalah sikap hati yang sabar, sikap hati yang bertoleransi. Kita cenderung tidak sabar terhadap orang-orang Kristen yang tidak 100% berkomitmen saat kita sudah berkomitmen. Kita bisa menjadi sangat tidak toleran, keras terhadap mereka dan mungkin menentang mereka di depan umum, artinya, kita menunjukkan penolakan keras terhadap orang-orang ini di hadapan orang-orang non-Kristen. Tetapi orang-orang non-Kristen tidak bisa membedakan antara kedua macam orang Kristen ini: yakni mereka yang memihak Kristus dengan mereka yang bersama Kristus. Mereka pikir: yang ini Kristen dan yang itu juga Kristen. Lihat orang-orang Kristen ini – mereka bertengkar lagi! Itu sebabnya, kita tidak boleh seperti sekte yang tertutup itu; kita harus memiliki kesabaran dan kasih terhadap mereka yang berbeda dengan kita.

Karena itu saya bersedia untuk memberitakan Injil ke gereja mana pun, dan saya menerima undangan dari berbagai macam gereja karena mereka tahu bahwa saya bersedia untuk menerima mereka di dalam nama Tuhan dan saya bersedia untuk melayani mereka, sekalipun di saat saya memberitakan Injil, saya memberitakannya tanpa kompromi. Jadi, saya tidak akan berkata, “Gereja Anda tidak baik. Denominasi Anda tidak berguna. Kalian semua akan masuk neraka.” Saya tidak akan mengucapkan hal-hal semacam itu. Tugas saya cukup memberitahu mereka seperti apa itu orang Kristen sejati, dan menjadi kewajiban mereka untuk menetapkan akan berdiri di mana. Saya memberitakan Injil yang sama baik kepada Anda maupun kepada mereka; saya tidak membuat pembedaan. Saya tidak berkata, “Saya memberitakan hal yang berbeda di sini. Kalian semua orang-orang baik. Dan mereka yang di luar sana, saya hanya bisa prihatin pada nasib mereka.” Jika saya berkhotbah dengan keras, maka saya melakukannya terhadap siapapun. Demikian pula, jika saya berkhotbah dengan penuh kasih, maka saya berkhotbah dengan gabungan kasih Kristus dan ketegasan Kristus ke mana pun saya pergi.

Tetapi mungkin akan ada yang berkata, “Bukankah berbahaya jika Anda bertoleransi seperti itu? Bukankah nantinya Anda membiarkan lalang tumbuh bersama gandum di dalam Gereja?” Lalang atau sebenarnya ‘darnel’ (tares) adalah tumbuhan yang terlihat mirip dengan gandum tetapi bukanlah gandum. Berarti Anda membiarkan lalang tumbuh di antara gandum. Jenis rumput liar ini terlihat seperti gandum akan tetapi mereka sangat merugikan gandum karena mereka merampas sari makanan yang diperlukan oleh gandum. Dengan segera, kita akan merasa perlu untuk mencabuti lalang tersebut. Itulah sebabnya mengapa Yesus memberi kita perumpamaan tentang gandum dan lalang di Matius 13. Dia berkata, “Jangan cabut lalangnya karena jika kamu cabut lalangnya, gandumnya mungkin akan tercabut juga.” Di dalam perumpamaan yang sama, kita diberitahu bahwa lalang itu disebarkan oleh Iblis. Namun sekalipun mereka disebarkan oleh Iblis, Yesus berkata, “jangan cabut mereka karena akar lalang dan gandum saling berbelitan, jadi, kalau kamu mencabut lalangnya, semua gandum di sekelilingnya juga akan tercabut.” Lalang mungkin akan melemahkan gandum dengan merampas sari makanannya, akan tetapi masih lebih baik jika gandum yang dikelilingi lalang itu berbuah sedikit daripada tercabut binasa.”

Seringkali, kita mengamati orang-orang Krsiten dan berkata, “Oh, kalau saja mereka mendapatkan ajaran yang benar, sungguh besar potensi yang mereka miliki! Sungguh besar perkara-perkara yang bisa mereka kerjakan bagi Allah.” Tetapi Anda tidak bisa banyak membantu mereka. Mereka tidak berbuah banyak karena mereka dipengaruhi oleh akar lalang. Dan memang inilah tepatnya hal yang diajarkan oleh Yesus di Markus 9:34-40: bersabarlah terhadap mereka yang berpihak kepada Kristus. Anda bisa saja berpihak kepada Kristus dan tetap menjadi lalang. Sekarang, kita mulai menyadari betapa besar bahayanya.


Seseorang bisa saja memihak pada Kristus sambil menentang Kristus

Kita telah lihat dari Filipi pasal 1 bahwa Paulus menyebutkan tentang beberapa orang yang memberitakan Kristus karena dengki. Apakah ini berarti bahwa orang-orang yang memihak Kristus juga pada saat yang bersamaan menentang Kristus dalam pengertian tertentu? Tentu saja, mereka juga menentang Kristus berdasarkan pemahaman lain karena mereka tidak memberitakan Injil sebagaimana seharusnya, yaitu berdasarkan kasih. Mereka ini memberitakan Kristus atau mengerjakannya atas dasar niat yang tidak suci. Mereka bukanlah murid yang sejati karena hanya mereka yang suci hatinya yang akan melihat Allah.

Jadi, orang-orang ini seperti orang Israel yang menyembah Allah dengan bibir mereka tetapi hati mereka jauh dari-Nya. Demikianlah, kita mendapati situasi yang saling bertolak belakang pada orang-orang yang memihak pada Kristus, yang dalam pengertian tertentu ternyata mereka menentang Kristus. Akan tetapi mereka tidak secara sadar menentang Kristus. Dapat kita katakan bahwa mereka memihak Kristus dengan pikiran mereka, tetapi menentang Kristus lewat cara hidup mereka. Saya menekankan semua ini untuk menunjukkan kepada Anda tentang perbedaan yang besar antara memihak pada kita (with us) dengan bersama Aku (Kristus). Kita lihat bahwa mereka yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan jelaslah tidak bersama Kristus; mereka memihak Kristus di dalam pengertian yang sudah kita bahas tadi, akan tetapi mereka tidak bersama Kristus.


Makna dari kata “bersama Aku”

Namun jika kita masuk ke Matius 12:30, kita akan melihat bahwa persoalannya bukan dalam hal memihak pada Kristus; Kata bersama Aku digunakan dua kali di ayat ini.


Bersama Kristus di dalam hati dan roh

Di Markus 3:14, saat Yesus memilih 12 orang murid, disebutkan,

“Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia.”

Dikatakan untuk menyertai Kristus, hal ini tidak sekadar berarti bahwa ia memilih mereka agar mereka ikut kemanapun dia pergi. Dia memilih kita untuk menyertai dia bukan dalam pengertian jasmaniah. Di dalam pengertian tersebut, tak seorang pun dari kita yang bisa menyertai dia; kita tidak bisa bersama dia secara jasmani. Dengan pengertian jasmani, maka Matius 12:30 tidak akan pernah bisa diterapkan dalam diri setiap kita karena tak seorang pun dari kita yang bisa bersama dia secara jasmani, dia telah bangkit dan naik ke tempat yang tinggi. Kata bersama aku yang Yesus bicarakan di sini berarti bersama dia di dalam hati dan bersama dia di dalam roh.

Hal ini sebenarnya menjadi bagian dari isi doanya di Yoh 17:23, “Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu“, menjadi satu dengan Yesus dan menjadi satu dengan Allah Bapa. Dengan demikian, bersama Kristus berarti: Saya mengidentifikasikan diri dengan Yesus di dalam pikiran, jiwa dan kekuatan saya. Ini sebenarnya suatu pernyataan yang serupa dalam kata-kata yang berbeda: mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa, pikiran dan kekuatan Anda. Kasih adalah pendorong yang membuat kita ingin bersama dengan seseorang. Sama seperti apa yang dikatakan rasul Paulus dengan indah di 1 Korintus 6:17 : Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.


Bersatu dengan Kristus

Bersama dengan Yesus berarti, seperti yang kita lihat di Matius 11:29, mengenakan kuknya. Saat kita mengenakan kuknya adalah saat di mana kita benar-benar bersama dia dan kita tahu bahwa mengenakan kuknya berarti memikul salib Anda. Dan semua ini secara ringkasnya bermakna bahwa setiap orang yang tidak memikul salibnya tidak akan bisa bersama dengan Kristus. Salib itulah yang menyatukan kita dan membuat kita bersama Kristus. Sudahkah Anda memikul salib sebagai murid Kristus? Apakah Anda mengenakan kuk Kristus? Jika Anda mengenakan kuk Kristus, jika Anda menjadi satu dengan Kristus, berarti Anda benar-benar bersama dia, berarti Anda menjadi satu dengan dia di dalam hati, pikiran, jiwa dan kekuatan Anda. Anda ikut pergi kemana pun dia pergi. Segenap hasrat Anda adalah untuk menyenangkan hatinya, mengasihi dan memuliakan dia. Selanjutnya, sikap hati Anda akan sangat berbeda. Anda tidak akan pernah memberitakan Injil atas dorongan perselisihan untuk menghancurkan orang lain, untuk menyedihkan hati orang lain, agar bisa berkata, “Lihat! Aku berkhotbah lebih bagus daripada kamu.” Anda tidak akan pernah bermimpi untuk melakukan hal itu.


Serahkan kehendak Anda sepenuhnya kepada Kristus

Poin ketiga yang ingin saya bahas secara singkat, sebelum kita tutup, adalah bahwa Anda harus menyadari kalau bersama Yesus dan menjadi satu dengan dia adalah masalah kehendak.  Perkara memihak atau menentang adalah masalah keputusan. Di dalam peperangan rohani, Anda tidak bisa berada di dalam posisi netral. Anda dipaksa untuk membuat keputusan untuk memihak atau menentang. Dan dengan tidak membuat keputusan, sebenarnya Anda sudah memutuskan untuk tidak membuat keputusan. Dan ini adalah hal yang sangat penting untuk Anda pahami. Jika Anda bukan seorang Kristen, dan Anda tidak memutuskan untuk mengikut Kristus, berarti Anda sudah memutuskan untuk tidak mengikut Kristus. Anda sudah membuat keputusan dengan tidak membuat keputusan. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam hidup ini adalah tidak mungkin untuk bersikap netral. Adalah mustahil untuk tidak membuat keputusan.

Jika kita berbicara tentang hal membuat keputusan, dengan segera kita akan melibatkan kehendak kita. Dan Anda tahu, manusia sering kali tidak suka membuat keputusan karena setiap kali Anda membuat keputusan, Anda langsung merasakan beban tanggung jawab menekan pundak Anda. Dan manusia cenderung mengelak dari mengambil keputusan. Saat pertama kali Anda menjadi dewasa, saat pertama kali Anda harus membuat keputusan bagi diri Anda sendiri, ingatkah Anda betapa beratnya membuat suatu keputusan? Anda berkata, “Oh! Kalau aku membuat keputusan seperti ini, apa yang akan terjadi? Kalau aku membuat keputusan seperti itu, apa yang akan terjadi?” Anda tiba-tiba saja merasa bahwa segenap beban umat manusia bergantung di pundak Anda.

Saya sering terkenang, ketika saya berusia 16 tahun, pada ulang tahun saya yang ke-16, ayah saya duduk di hadapan saya dan saya menikmati semangkuk besar mie di saat saya sedang berusaha menelan mie itu, ia berkata kepada saya, “Sekarang kamu adalah laki-laki dewasa”. “Di usia 16 tahun ini, kamu telah menjadi laki-laki dewasa. Mulai saat ini, kamulah yang membuat keputusan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupanmu. Mulai saat ini, aku hanya akan menjadi penasihatmu. Aku tidak akan memerintahkanmu lagi.” Saya berpikir, “Oh! Ulang tahun ke-16 ini adalah hari yang sangat berat. Besar sekali tekanannya.” Sebelumnya semua terasa gampang karena ayah saya yang menyuruh saya mengerjakan segala sesuatu dan saya tinggal mengerjakannya. Hal yang mudah. Saya tidak perlu berpikir terlalu keras. Sekalipun kadang kala, saat ayah saya menyuruh saya mengerjakan hal yang tidak suka saya lakukan. Saya membantah dan menggerutu, akan tetapi sebelum usia 16 tahun itu, saya tidak memikul tanggung jawab apa-apa. Saya boleh mengeluh. Namun di saat saya harus membuat keputusan, nah, beratnya sangat terasa.

Sebagai contoh, jika Anda adalah mahasiswa kedokteran, dan saat harus membuat keputusan penting, Anda tidak perlu kuatir, dokter yang berwenanglah yang akan mengambil keputusan tersebut. Jika pembedahan harus dilakukan, Anda tidak perlu kuatir akan keputusan yang mau diambil. Ahli bedah yang akan menentukan serta menyuruh Anda mengerjakan sesuatu, Anda tinggal mengerjakannya. Tetapi, jika tiba saatnya, Anda yang menjadi dokter, atasan Anda berkata, “Baiklah, sekarang semuanya tergantung padamu. Kamu yang membuat keputusan.” Selanjutnya, dahi Anda akan banjir keringat. Jika Anda melakukan kesalahan, maka Anda harus menanggung akibatnya. Demikianlah, salah satu saudara kita yang bekerja sebagai dokter berkata kepada saya bahwa beberapa hari yang lalu dia harus memimpin operasi, dan itu adalah suatu pengalaman yang luar biasa.

Sama juga, di dalam peperangan, jika Anda adalah seorang prajurit, Anda tidak perlu pusing; perwira akan memberi perintah, “Tembak!” dan Anda tinggal menembak. Cukup mudah. Jika tiba saatnya giliran Anda untuk memberi perintah menembak, Anda akan mengeluarkan sapu tangan Anda dan menyeka dahi Anda, dan Anda mulai bertanya-tanya apakah harus menembak sekarang atau nanti.

Namun tak ada keputusan yang lebih penting ketimbang keputusan apakah Anda akan bersama Kristus atau menentang Kristus. Renungkanlah hal itu baik-baik. Tidak ada keputusan yang lebih penting dari keputusan Anda untuk bersama atau menentang Kristus di dalam hidup ini. Dan jika sampai dengan sekarang ini Anda masih suka mengalihkan beban pengambilan keputusan kepada orang lain maka keputusan yang satu ini harus Anda tetapkan sendiri, orang lain tidak bisa menetapkannya buat Anda.

Apakah Anda akan bersama dengan Kristus atau tidak bersama dengannya? Janganlah membuat kompromi yang tragis dengan mengatakan, “Aku akan memihak Kristus, tapi tidak bersama dia, tetapi sebisa mungkin aku akan memihak dia.” Sebaiknya Anda tidak perlu mempertimbangkan keputusan semacam itu, karena pada dasarnya, keputusan itu berarti tidak bersama Kristus dan keputusan itu tidak akan membawa Anda menuju gerbang Kerajaan.

Dan saya akan beritahu Anda mengapa, karena begitu banyak orang tidak memiliki tekad yang teguh untuk bersama dengan Kristus, untuk berkata, “Aku memutuskan untuk bersama Kristus dengan kasih karunia dan kuasanya.” Akibatnya, mereka mengambil pilihan kedua: Aku hanya akan memihak Kristus. Dan pilihan kedua yaitu memihak Kristus ini hanyalah suatu upaya untuk menentramkan hati nuraninya saja. Mereka merasa bahwa setidaknya mereka sudah melangkah sedikit ke arah yang benar. Namun hal itu tidak cukup. Tetapi banyak orang yang memutuskan untuk memihak Kristus dengan pengertian bahwa hal itu sudah cukup dan tidak harus bersama Kristus. Namun hal itu tidak akan berlaku. Banyak orang sekarang ini, saat mereka berkata, “Aku ingin dibaptis,” apa yang mereka sebut sebagai ‘langkah iman’ itu sebenarnya tak lebih dari langkah untuk memihak Kristus. Mereka tidak bersama Kristus. Saya harap perbedaan di antara keduanya benar-benar tertanam di dalam benak Anda.


Bersedia untuk berdiri di sisi Yesus dalam pertempuran dan siap untuk terluka

Jika Anda melihat ada dua kelompok orang sedang berkelahi di jalanan, dan Anda melihat ada beberapa teman Anda di salah satu kelompok, lalu Anda berdiri di pinggiran sambil bersorak, “Ayo sobat! Hajar mereka! Ayo! Biar mereka tahu rasa!” Itu berarti Anda memihak pada teman Anda, dan memang jelas itu adalah tindakan memihak pada mereka. Namun masalahnya adalah pemihakan Anda itu tidak menolong mereka untuk mengalahkan musuh-musuhnya. Kawan-kawan Anda yang sedang berkelahi itu akan berseru, “Berhenti bersorak! Ayo masuk dan bantu kami!!”? Namun kita berpikir bahwa kita cukup berdiri di pinggiran dan bersorak buat mereka, sambil berkata, “Ayo! Kalian sudah unggul. Hajar mereka,” namun kita tidak pernah ikut terlibat. Di situlah letak perbedaan antara memihak dengan ikut bersama. Demikianlah, saat kita melihat peperangan rohani sedang berlangsung, kita lalu berdiri di pinggiran, bersorak buat Gereja dan berkata, “Ayo! Maju! Yesus! Horee! Haleluyah! Maju terus!” Hal ini sama sekali tidak membantu Gereja karena Anda sama sekali tidak ingin terkena pukulan. Mencari aman dengan berdiri di kejauhan. Bersama Kristus berarti masuk ke dalam pertempuran dan berdiri di sampingnya, dan itu berarti ada peluang untuk terluka. Saat hidup terasa berat bagi orang-orang Kristen, maka, Anda akan bisa melihat apakah mereka itu bersama Kristus atau sekadar memihak Kristus.

Ketika saya masih di Tiongkok dahulu, saya melihat banyak orang Kristen yang pergi ke gereja. Ada banyak bangunan gereja yang bagus dan indah. Oh! Mereka memihak Kristus setiap saat. Banyak paduan suara yang bagus-bagus dengan seragam paduan suara mereka – ungu, emas, merah, putih. Indah sekali! Oh! Orang-orang Kristen selalu memihak Kristus setiap saat! Mereka bersorak-sorak dari pinggir arena setiap hari. Dan kemudian, kaum Komunis datang dan para juru sorak itu menghilang. Ketika orang-orang Komunis menaruh meja mereka di depan gereja kami, dan setiap orang yang ingin masuk ke gereja harus menuliskan namanya di buku mereka. Oh! Semua pimpinan gereja menghilang karena sekarang perangnya sudah dimulai. Bukan lagi saat untuk para juru sorak. Dan saat perang sudah dimulai, orang-orang yang tetap bertahan adalah mereka yang bersama Kristus. Dan sekarang, saya harap Anda mulai menyadari bahwa hal bersama Kristus itu adalah keputusan yang utama karena akan mempengaruhi segenap hidup Anda. Apakah Anda siap untuk terlibat bersama Kristus atau Anda sekadar bersiap untuk berdiri di pinggiran dan memberi dia sorak-sorai?

Di dalam kehidupan gereja, kita juga bisa melihat hal ini. Ada banyak orang yang berseru, “Oh! Gereja ayo! Maju! Maju!” Namun ketika gereja menghadapi masalah keuangan, Anda akan bisa melihat siapa yang sekedar memihak dan siapa yang ikut bersama. Apakah Anda akan berkata, “Aku ikut bersama gereja, persoalan gereja adalah persoalanku juga”? Tetapi, jika Anda mendengar ada persoalan di gereja dan Anda berkata, “Oh! Orang-orang yang malang! Mereka pasti sangat kesulitan. Aku akan menghibur mereka, dan aku akan menyemangati mereka, tetapi aku akan berdiri di pinggiran saja tanpa berbuat apa-apa”, maka itu berarti Anda hanya sekadar memihak Kristus. Jika Anda menghadapi persoalan keuangan, teman seperti apakah yang Anda inginkan? Orang yang menghibur Anda, menepuk pundak Anda, meminjamkan sapu tangan untuk menyeka wajah Anda, itukah teman yang Anda inginkan? Dan ketika Anda selesai menyeka air mata Anda, dia berkata, “Jangan lupa mengembalikan sapu tangan saya.” Atau, tidakkah Anda lebih menginginkan teman yang berkata, “Kalau kamu dalam kesulitan, kamu bisa mengandalkan aku, aku akan selalu bersamamu.” Dan ketika Anda membutuhkan pertolongan, dia akan menguras isi kantongnya dan memberikan Anda sampai dengan sen yang terakhir. Itulah artinya bersama Anda, bukan sekadar memihak Anda. Dan untuk bisa seperti itu, maka dia harus membuat keputusan untuk bersama dengan Anda. Hal ini akan membutnya mengorbankan uangnya. Karena itu, tentu saja, dia harus membuat satu keputusan. Dan persoalan membuat keputusan inilah yang sering kali gagal dilakukan oleh orang-orang Kristen.


Allah berkarya melalui orang-orang yang memiliki tekad yang teguh

Rahasia pertumbuhan di dalam kehidupan Kristen bergantung pada satu hal: komitmen total di tingkat kehendak Anda. Pertumbuhan di dalam kehidupan rohani adalah suatu rangkaian keputusan yang tiada akhir, yang dilandasi komitmen utuh pada pertumbuhan itu. Allah akan bekerja melalui Anda jika Anda memiliki tekad untuk ikut bersama Dia. Di sepanjang masa pelayanan saya, saya hanya melihat satu jenis orang Kristen yang bisa melangkah maju dalam kehidupan Kristennya, bertumbuh kuat di dalam Tuhan: yaitu orang Kristen yang bertekad kuat. Bukannya jenis orang Kristen yang hanya suka membuat janji-janji indah: “Oh! Aku mau melakukan ini! Aku mau melakukan itu, tapi semuanya hanya di bibir saja, tidak ada tindakan nyata!” Orang-orang Kristen macam ini tidak akan mengalami kemajuan.

Jika Anda amati rasul Paulus, Anda akan segera mendapati bahwa dia adalah orang yang sangat kokoh tekadnya. Anda cuma perlu melihat berapa kali dia memakai kata ‘will (kehendak)’ dan kata ‘determine (tekad)’ di dalam Firman Allah: Sebab aku telah memutuskan (determine = bertekad) untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu dia yang disalibkan. Dia tidak berkata, “Kupikir itu adalah ide yang bagus.” Dia bertekad. Atlet mana yang pernah memenangkan perlombaan lari tanpa memiliki tekad untuk terus berjuang sampai garis akhir? Dia tak akan bisa memenangkan perlombaan dengan bermodalkan hasrat yang tidak jelas arahnya. Dia harus memiliki tekad untuk berkorban, untuk mendisiplin dirinya siang dan malam. Orang-orang seperti itulah yang bisa mencapai kemajuan di dalam kehidupan Kristen.

Saya sendiri tidak punya kekuatan apa-apa di dalam diri saya. Saya adalah orang yang sangat lemah, akan tetapi ada satu hal yang saya miliki di dalam diri saya, saya bisa memiliki tekad yang kuat, yaitu komitmen yang utuh dalam kehendak saya. Itulah hal yang bisa saya lakukan; dan itulah hal yang harus saya lakukan jika ingin agar Allah memakai saya. Saya tidak bisa mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain. Saya mampu berkata, “Tuhan! Aku lemah, aku tidak berguna, aku tidak punya kekuatan apa-apa, tetapi dengan kasih karuniaMu, aku bertekad untuk mengikut Engkau sampai pada akhirnya. Aku bertekad untuk mengandalkan kasih karunia yang Kau sediakan itu. Aku bertekad untuk tidak menyimpang ke kiri atau pun ke kanan, tetapi aku akan mengikut Engkau di jalan menuju kehidupan. Aku bertekad untuk berperang. Jika aku menjadi cacat, jika aku menjadi lumpuh, jika aku mati di medan perang, cukup berikan aku kasih karunia untuk menempuh semua itu.” Itulah sikap hati Paulus. “Aku bertekad untuk memberitakan Injil ke tempat di mana orang lain belum memberitakannya.”


Apakah Anda memihak Kristus atau bersama Kristus?

Dia tidak berkata, seperti kebanyakan orang Kristen, “Yeah! Kelihatannya ladang pelayanan sedang memerlukan banyak tenaga, eh? Kelihatannya betul jika Tuhan berkata bahwa kamu harus memberitakan Injil. Yeah, itu memang ada benarnya. Aku akan menyatakan dukunganku kepada orang-orang yang akan berangkat ini, ‘Ayo! Maju! Berangkatlah!'” Yang semacam itu adalah orang Kristen yang sekadar memihak, bukan yang ikut bersama. Dan akibatnya, Gereja menderita banyak sekali akibat hal ini: mayoritas tidak mau ikut terlibat. “Biarlah para penginjil berangkat, biarlah para pendeta berangkat. Kami akan mendukung Anda. Kami berpihak pada Anda semua, bahkan kami rela menaruh beberapa dolar di dalam kotak persembahan. Selama aku tidak ikut terlibat, itu tidak masalah.”

Kiranya Allah menunjukkan kepada Anda di mana Anda berada, dan memberi Anda kasih karunia untuk bisa bertekad mengikut teladan Yesus, untuk bisa berkata, “Tuhan, aku bukan siapa-siapa, aku ini lemah, tetapi melalui-Mu aku bisa mengerjakan segalanya.” Demikianlah, sekarang ini, di dalam banyak gereja, ada banyak orang yang sekadar berpihak kepada Kristus, akan tetapi sangat sedikit yang bersama Kristus. Di mana kedudukan Anda?

 

Berikan Komentar Anda: