Pastor Eric Chang | Kidung Agung 1:2 |

“Biarlah dia mencium aku dengan kecupan mulutnya!”

Itulah kalimat yang akan saya bagikan hari ini. “Biarlah dia mencium aku dengan kecupan mulutnya!” “Hmm,” anda berkata, “Saya kira orang ini pastor. Saya kira dia akan mengutip dari Alkitab. Dari mana dia mengutip ucapan ini? Shakespeare? Romeo and Juliet?” Nah, ijinkan saya memberi kejutan buat anda. Kutipan ini berasal dari Alkitab. Dan jika anda tidak tahu bahwa ini adalah kutipan dari Alkitab, saya akan beritahu anda bahwa kutipan ini berasal dari Kidung Agung (1:2) dalam Alkitab. Di mana letak kitab Kidung Agung? Nah, seperti yang tadi saya katakan, di dalam Alkitab. Di bagian mana? Kidung Agung adalah salah satu kitab dalam Alkitab, letaknya persis sebelum kitab nabi besar Yesaya. Dan kebanyakan orang Kristen tidak banyak tahu akan kitab Kidung Agung ini.

Bagaimana mungkin Kidung Agung – yang tampaknya hanya berupa kumpulan lagu cinta, yang diawali dengan kalimat, Biarlah dia mencium aku – bagaimana mungkin buku semacam ini masuk dalam Alkitab? Pertanyaan semacam itu muncul di benak kita karena kita tidak memahami cara berpikir Allah. Apakah kebutuhan paling mendalam dari manusia? Apakah kebutuhan terdalam anda? Sambil anda duduk di sini, pikirkanlah tentang kebutuhan terdalam anda, apakah itu? Saat anda membeli mobil, atau mungkin mobil yang kedua atau ketiga, saat anda membeli rumah, saat anda menyelesaikan kuliah, saat anda memperoleh pekerjaan, lalu anda berharap memperoleh kenaikan jabatan, apakah kebutuhan terdalam anda sudah terpenuhi? Untuk sementara, mungkin anda merasa puas. Namun apakah itu benar-benar memenuhi tempat yang paling dalam di hati anda dengan kepuasan? Lalu apakah kebutuhan yang terdalam dari manusia itu?


Keintiman: Kebutuhan Terdalam dari Manusia

Baru-baru ini di Montreal kami mengadakan Pendalaman Alkitab, dan saya meminta peserta yang hadir, untuk berbagi kepada semua hadirin, mengenai hal yang mereka pandang sebagai kebutuhan mereka yang terdalam. Saya rasa kelompok PA yang berada di Montreal termasuk kelompok PA dengan komposisi intelektual tertinggi di dunia. Ada yang sudah bergelar Doktor, ada yang malah sedang mengejar post-Doctoral, dan ada yang masih sedang dalam proses meraih gelar Doktor. Bagi kita yang hanya lulusan S1, kita akan merasa berada di posisi paling rendah dibandingkan para pakar fisika, kimia, para insinyur dan sebagainya, mereka semua tergolong kelompok tertinggi di bidang masing-masing. Dapat dikatakan bahwa mereka sudah meraih, atau sudah dekat dengan puncak pencapaiannya. Hal apa lagi yang tersisa bagi mereka untuk dicapai di dunia akademis? Tidak banyak lagi. Orang-orang seperti inilah yang saya minta untuk memberitahu saya, apakah kebutuhan terdalam anda? Apakah anda sudah puas dengan gelar Ph.D., atau gelar apapun yang sedang anda kejar? Saya rasa saat itu mereka sangat kesulitan untuk mengungkapkannya. Dan saya rasa, saat anda mendengarkan saya, anda juga menghadapi kesulitan untuk mengungkapkan hal yang sama. Dan tragisnya, ada orang yang berpikir keras namun tetap tidak tahu apa sebenarnya yang menjadi kebutuhan terdalam mereka. Seperti seorang yang sedang sakit, dia tahu bahwa dia sedang sakit, tetapi dia tidak tahu penyakit apa yang dia derita. Dia tidak tahu penyakit apa yang menyerangnya sampai ada orang yang dapat memberinya diagnosa tentang penyakitnya. Dan kadang kala, dokter yang mendiagnosa penyakit ternyata kurang memahami persoalan, dan memberi diagnosa yang salah. Saya akan mencoba merangkum jawabannya dalam satu kata. Jawabannya adalah: keintiman. Apakah kata ‘keintiman’ memberi kesan mendalam buat anda? Mungkin tidak. Dalam bahasa Mandarin, kita memiliki pepatah, ‘qin1 mi4 (親密) – you4 qin1 you4 mi4 (又親又密).’ Semakin anda memahami makna kata keintiman, semakin jelas bagi anda bahwa kebutuhan yang satu ini sangat sukar dipenuhi.

Di halaman belakang rumah kami, di Montreal, ada sebatang pohon willow yang besar. Hal yang menyenangkan dari pohon willow adalah banyaknya burung yang bersarang di sana. Dan bagi anda yang tahu tentang Kanada, anda akan tahu bahwa di Kanada terdapat jenis-jenis burung yang tidak terdapat di belahan dunia lainnya. Sebagai contoh, burung kardinal yang cantik, berwarna merah dan memiliki mahkota di kepalanya. Saya rasa, bahkan para wanita akan merasa iri dengan burung kardinal yang memiliki topi seindah ini. Mahkota ini berdiri tegak, penuh kemuliaan dengan warna merah yang bersinar cerah. Dan saya mendapat kesempatan untuk mengamati burung kardinal ini di halaman belakang rumah saya. Namun yang paling sering muncul di sana adalah burung jay biru yang mungil. Dan saya rasa, anda yang tidak begitu paham tentang Kanada juga tidak tahu banyak tentang burung jay biru ini. Burung jay biru, seperti yang dapat anda duga dari namanya, memiliki warna biru cerah yang lebih terang dari kemeja biru yang saya kenakan sekarang ini. Warna birunya sangat indah, dan di ujung sayapnya ada warna putih yang membentuk semacam garis. Burung ini berukuran seperti burung merpati. Burung ini juga memiliki mahkota yang mirip dengan mahkota burung kardinal. Burung yang sangat indah! Saya gemar berdiri dekat jendela dan mengamati burung jay biru ini. Burung yang sangat memikat!

love-birds-kissing-21Pada suatu hari, saya melihat burung ini sedang mengusir seekor tupai dari pohon. Benar, burung ini bahkan menukik dan menabrak tupai tersebut, sampai akhirnya sang tupai meninggalkan pohon tersebut. Burung ini tidak mengijinkan tupai tersebut untuk mengusik pohonnya. Namun ada satu hal menarik yang khusus mengenai burung jay biru ini. Burung ini memiliki pasangan, dan hubungan keduanya sangatlah intim. Sangatlah indah menyaksikan hubungan mereka satu sama lain. Setiap 20-30 menit, keduanya akan saling mendekat dan berciuman. Salah satu burung akan mengepakkan sayapnya penuh semangat saat burung pasangannya menciumi dia, atau saat keduanya saling berciuman. Saya tidak yakin apa yang sedang mereka lakukan. Saya tidak dapat membaca pikiran burung-burung tersebut. Namun sangatlah indah menyaksikan kedua burung jay biru itu menyatakan, hal yang menurut saya, kasihnya satu sama lain. Menurut saya, sangat sukar untuk membedakan pasangan burung jay biru ini, sukar untuk membedakan mana yang jantan dan mana yang betina; mereka terlihat sangat serupa. Saya tidak tahu apakah yang sedang mengepakkan sayapnya adalah yang jantan atau mana yang betina? Saya sendiri tidak tahu. Akan tetapi keduanya melambangkan indahnya keintiman. Dan sesudah beberapa saat menikmati keintiman tersebut, keduanya lalu terbang ke arah yang berlainan. Dan sekitar setengah jam kemudian, seolah sudah saling berjanji, mereka kembali ke dahan yang sama, atau di dahan yang lain, kemudian melanjutkan keintiman mereka – “Biarlah dia mencium aku dengan kecupan mulutnya!”  Sangatlah indah.


Kita Memandang Keintiman sebagai Hal yang Memalukan

Apakah orang Kristen merasa malu jika membicarakan kecupan? Jika anda merasa malu, maka anda belum terlalu mengenal isi Alkitab. Dan jika anda memiliki konkordansi – sebuah buku yang memberi anda referensi dari semua kata yang terdapat di dalam Alkitab – lalu anda cari keterangan untuk kata ‘cium/kecup’, maka anda akan terkejut melihat berapa kali kata ‘cium/kecup’ muncul dalam Alkitab. Kata ini mengungkapkan keintiman. Dan di masa awal Perjanjian Baru, jemaat memang saling mencium. Kita terlalu malu – orang Tionghua terlalu malu melakukan hal ini. bu1 hao3 yi4 si4 (不好意思). Lalu kita menjaga jarak dan sekedar bersalaman. Ju1 gong1 (鞠躬), ini lebih baik. Kita tidak perlu bersalaman; kita tidak perlu saling bersentuhan. Cukup dengan ju1 gong1 (鞠躬). Ungkapan keintiman seperti ini, saling berpelukan, wah! Yang ini saja sudah cukup sukar. Saling berciuman jelas tidak terbayangkan! Harus saya akui bahwa saya sendiri memiliki masalah yang sama. Suatu ketika, seorang saudara seiman mengungkapkan kasihnya dengan mencium pipi saya, saya rasa saat itu wajah saya menjadi merah seperti tomat! Saya sadari bahwa saya harus belajar banyak dalam perkara ini, untuk dapat mengejar kemajuan dalam pengajaran Alkitab. Saya masih tertinggal jauh di belakang di bidang ini. Jadi, jika anda pikir bahwa pembahasan tentang hal ciuman atau kecupan adalah hal yang tidak alkitabiah, dan omongan semacam ini tidak boleh dilakukan di gereja, berarti anda belum membaca Alkitab, atau Kidung Salomo, atau lebih tepatnya Kidung Agung. Persoalannya adalah kita memandang keintiman sebagai hal yang memalukan. Kita bahkan tak mau membahasnya, apalagi mengungkapkannya.

Anda tahu, baru-baru ini gereja kita di Montreal kedatangan seorang pengunjung, seorang yang belum saya kenal, dan dia datang setiap minggu, duduk diam di kursinya, tidak bercakap-cakap dengan siapapun. Dan sesudah kebaktian, saat menikmati hidangan, dan setiap orang saling bercakap-cakap satu sama lain, dia hanya duduk menyendiri, tidak berbicara dengan siapapun. Dan jika ada orang yang mencoba berbicara dengan dia, maka dia tidak begitu menanggapi. Ada apa dengan orang ini? Apa masalahnya? Tentunya dia memiliki masalah, tetapi apa masalahnya? Anehnya, setiap hari Minggu, sampai berbulan-bulan, dia selalu datang ke gereja, duduk menyendiri, tidak bercakap-cakap dengan orang lain, dan tidak begitu mempedulikan orang yang ingin berbicara dengan dia. Tak ada yang tahu apa yang harus dilakukan dengan orang ini. Sampai pada suatu hari, dia berkata kepada saya, “Saya ingin memiliki seorang sahabat pena di Hong Kong.” “Oh! Sahabat pena?” Jauh sekali. Dia tidak mau bercakap-cakap dengan jemaat di gereja, tetapi dia ingin memiliki sahabat pena di Hong Kong. Dia sendiri bukan orang Tionghua, dia orang Kanada. Mengapa dia ingin memiliki seorang sahabat pena di Hong Kong? Mengapa dia tidak memulai dengan menjalin keakraban dengan jemaat di gereja dulu? Mungkin lebih aman berkomunikasi dari jarak jauh? Belakangan mulai terungkap bahwa yang dia inginkan adalah seorang sahabat pena perempuan. Nah, urusannya jadi lebih menarik. Orang ini tidak mau bercakap-cakap dengan orang lain, tetapi dia ingin memiliki sahabat pena perempuan.

Ketika saya pelajari keadaannya, saya menjadi kasihan padanya. Dia orang yang sangat kesepian, terkunci di dalam penjara pikirannya sendiri, tetapi dia menginginkan keintiman. Dia ingin berbicara dengan orang lain. Tampaknya dia tidak tahu bagaimana berkomunikasi dengan orang lain melalui percakapan. Ini bukan berarti bahwa dia orang yang bodoh, tidak mampu berbicara, masalahnya ialah adanya suatu rintangan di dalam dirinya. Apakah anda mengalami masalah yang serupa? Mungkin tidak sampai ke tingkat itu. Dia termasuk kasus yang ekstrim. Apalah anda merasa lebih nyaman jika berhubungan lewat surat dengan orang lain ketimbang berbicara secara langsung, dalam arti anda akan dapat saling memahami lebih baik lewat cara ini? Dia merasa lebih nyaman jika berhubungan dengan orang lain dari jarak yang jauh, tetapi jika berhadapan secara langsung, dia tak mampu berbuat apa-apa. Dia terlalu pemalu. Jika anda maju selangkah, maka orang seperti dia akan mundur dua langkah. Jika anda maju dua langkah, maka dia akan mundur lima langkah. Jarak akan semakin menjauh. Anda berusaha mendekat, dia akan berusaha untuk terus menjauh. Mengapa? Agaknya orang seperti dia memiliki semacam ketakutan. Mereka merasa takut, tetapi mereka membutuhkan keintiman. Mereka seperti haus akan keintiman. Mereka ingin agar ada orang yang mengirimi surat buat mereka. Dan dia ini menginginkan kekasih. Dan saya berusaha mempelajari keadaannya, jika ada orang yang mau menjadi sahabat pena buat dia, lalu apa langkah selanjutnya? Apakah dia akan bertemu langsung dengan sahabat penanya? Apakah mereka hanya akan menjadi sahabat pena sampai selamanya? Renungkanlah hal ini.


Keintiman Lahiriah Harus Menjadi Ungkapan Keintiman di Hati

Ijinkan saya merangkum pokok ini. Saya tidak tahu apakah anda mulai menyadari kebutuhan terdalam anda: kebutuhan akan keintiman. Mengapa orang menjalani pernikahan? Mereka membutuhkan komunikasi yang lebih mendalam dengan seseorang, bukan sekedar komunikasi dengan ‘kawan biasa’, bukankah demikian? Jika anda menikah bukan karena membutuhkan keintiman, lalu untuk apa anda menikah? Apakah hanya untuk kepuasan seksual? Mungkin anda merasa pembicaraan tentang masalah seksual di gereja terasa memalukan. Kita baru membahas tentang hal ciuman, dan anda mungkin berkata, “Ini saja sudah keterlaluan. Dia bahkan membahas masalah seks!” Mungkin kita perlu memakai cadar, meminjam cadar pengantin perempuan dan menutupi wajah kita. Pembahasan ini menjadi sangat memalukan! Nah, jika anda membaca Alkitab, jika anda membaca kitab Kejadian, anda akan tahu bahwa seks bukanlah penemuan manusia. Allah yang menyediakannya. Hal ini mungkin memberi kejutan besar bagi sebagian orang. Kita tidak perlu menghindari pembahasan hal ini. Tak ada yang salah dengan perkara seksual karena Allah yang menciptakannya. Allah menciptakan kita seperti apa adanya, dan ini semua sangatlah ajaib. Dan banyak orang mengejar keintiman, mengejar keintiman di tingkat lahiriah. Dan anda akan mendapati bahwa keintiman di tingkat lahiriah tidak dapat memuaskan kebutuhan anda akan keintiman. Anda akan dapati bahwa manusia membutuhkan lebih dari itu. Itulah sebabnya mengapa banyak pernikahan yang berantakan. Dan itu sebabnya mengapa saya merasa perlu untuk membahasnya. Keintiman lahiriah memang perlu bagi suami dan istri. Ini adalah hal yang penting. Sangat penting sehingga Paulus menyatakan agar mereka tidak menolak hasrat pasangannya, kecuali untuk kepentingan berdoa. Janganlah menolak hasrat pasanganmu. Hal ini perlu disampaikan kepada jemaat. Para pendeta harus berani menyampaikan hal ini karena memang ini kebenarannya. Akan tetapi keintiman di tingkat lahiriah hanya menjadi penting jika, dan hanya jika, hal itu merupakan ungkapan dari keintiman yang lebih mendalam di tingkat hati, yaitu jika dilandasi oleh keintiman di tingkat hati. Jika keintiman hati sangat rendah, maka pernikahan akan mudah berantakan. Dan banyak dari anda yang sudah menikah di sini, akan sangat memahami hal yang sedang saya bicarakan.

Sebagai pastor, saya sudah sering menangani dan berusaha menyelamatkan hubungan pernikahan. Dan saya dapat melihat bahwa pernikahan yang bermasalah terjadi karena tidak adanya keintiman di dalam hati. Seberapa dekat anda dengan istri anda? Seberapa dekat istri anda dengan anda? Adakah xin1 xin1 xiang1 yin4 (心心相印), gema dari hati ke hati antara anda dengan istri anda? Saya beritahu anda, sangat sedikit pernikahan yang memiliki hal ini. Anda merasa terikat satu sama lain, seolah diborgol oleh ikatan resmi pernikahan. Dan anda berharap dapat terbebas dari belenggu ini suatu hari. Belenggu yang sangat mengekang. Mengapa? Karena tidak ada keintiman di tingkat hati. Dan ketika keintiman lahiriah tidak dilandasi oleh keintiman batin yang mendalam, indah dan kuat, maka keintiman lahiriah hanya akan meninggalkan lubang yang semakin besar di hati anda. Aneh. Itu sebabnya mengapa pernikahan begitu cepat ambruk jika anda tak dapat membangun saling pengertian.

Allah menciptakan laki-laki dan perempuan. Itulah hal yang disampaikan di dalam Kitab Kejadian. Mula-mula Dia menciptakan Adam, kemudian Dia berkata, “Tidak baik jika manusia ini sendirian.” Mengapa? Apa salahnya hidup sendirian? Sebagian dari anda yang sudah menikah berkata, “Sangat indah kalau bisa hidup sendiri! Seandainya aku bisa sendiri lagi. Sudah sangat bosan terikat dengan satu orang sampai 15 tahun, sangat lelah dan berat. Allah seharusnya tidak mencampuri urusan saya – tidak usah menciptakan perempuan! Hidupku tidak akan berantakan kalau semua urusan ini tidak ada!” Tidak begitu. Allah berkata, “Tidak baik jika manusia ini sendirian,” mengapa? Karena dia membutuhkan keintiman. Dan pernikahan akan ambruk tanpa adanya keintiman ini. Tidak ada kata terlambat untuk membangun keintiman. Tak pernah ada kata terlambat!

love-birds-kissing-33Saya sampaikan ini kepada Thomas dan Amy, kalian menginginkan api yang kudus. Itulah motto mereka: “Satu api yang kudus”. Saya beritahu anda bahwa api yang kudus ini hanya dapat menyala oleh keintiman yang kudus, adanya keyakinan bahwa antara satu dengan yang lain ada usaha untuk saling memahami. Pasangan anda mungkin saja tidak dapat langsung memahami anda. Keintiman membutuhkan waktu untuk dibangun. Tetapi anda harus membangun keintiman, keintiman yang kudus, jika anda ingin meyalakan api yang kudus – api keintiman yang kudus. Jadi, tambahkanlah kata keintiman di dalam motto anda – “Satu api keintiman yang kudus” di antara satu dengan yang lain, antara saudara-saudari seiman di gereja, tetapi di atas segalanya, keintiman dengan Allah! Pernikahan dirancang untuk mengajar kita, di tingkat duniawi, untuk memahami makna keintiman. Ini adalah suatu perumpamaan rohani, sama seperti ajaran Yesus yang disampaikan dalam perumpamaan. Kita tidak mengerti perkara rohani. Jika kita memahami keintiman di tingat manusia, kita akan memahami keintiman di tingkat rohani. Allah menciptakan manusia dalam gambar-Nya. Mengapa di dalam gambar-Nya? Bagaimana mungkin anda dapat menjadi intim dengan sesuatu yang tidak berada di dalam gambar anda? Anda mungkin saja bisa, tetapi tidak sampai ke tingkat seperti yang Allah inginkan untuk kita miliki, suatu hubungan keintiman rohani antara Allah dengan kita.


Anda Harus Berserah dan Menerima Kasih Allah yang Intim

Ijinkan saya menutup khotbah ini. Saya harap setelah anda meninggalkan upacara pernikahan hari ini, anda mampu menjadikan motto itu sebagai doa di hati anda. Dan pernikahan ini tidak sekedar menjadi berkat bagi Thomas dan Amy, melainkan menjadi berkat bagi kita semua, jika anda mampu berdoa kepada Tuhan, menjadikan motto ini doa, menjadikan motto ini hasrat anda, “Tuhan ciumlah saya!” Oh! Anda tak pernah membayangkan hal semacam ini! “Bagaimana mungkin saya berdoa seperti ini? Tuhan akan mencium saya?” tentu saja! Apakah arti ciuman selain dari ungkapan kasih, ungkapan keintiman? Saya beritahu anda, Dia akan melakukan hal yang lebih dari sekedar mencium anda. Dia sudah melakukan banyak hal yang lebih dari sekedar mencium anda dan saya. Allah sudah menyerahkan nyawa Anak-Nya, hal ini jauh melebihi ciuman. Dia memberikan hidup Anak-Nya kepada kita di kayu salib. Sedalam itulah keintiman dari pemberiannya kepada kita. Itulah model bagi keintiman dari setiap pernikahan, jika kita baca di dalam kitab Efesus, “Para suami, kasihilah istrimu seperti Kristus mengasihi jemaat dan menyerahkan dirnya…” Itulah tingkat keintimannya. Jadikanlah hal itu doa anda, hasrat anda, doa yang anda panjatkan setelah meninggalkan upacara pernikahan ini, “Tuhan, ciumlah saya. Tuhan, nyatakanlah kasih-Mu kepada saya. Bawalah saya ke dalam keintiman dengan diri-Mu.”

Jadi ada dua hal penting di sini. Saat kita berkata, “Biarlah dia mencium aku,” apakah makna kata ‘biarlah’ ini? Kita menyerahkan diri kita pada kasihnya. “Biarlah dia mencium aku.” Jika saya meminta seseorang untuk mencium saya, jika saya meminta istri saya mencium saya, berarti saya serahkan diri saya pada kasih itu. Namun pokok penting yang kedua adalah bahwa saya juga menerima kasih itu. Berserah dan menerima (Yield and Accept): Y and A = YA – “Ya”, baiklah dikatakan “Ya” kepada Allah. Terimalah kasih-Nya hari ini. Berusahalah untuk masuk dalam keintiman dengan Dia. Dan hidup anda akan berubah, dengan kualitas yang tak pernah anda bayangkan sebelumnya. Saya sudah menerima ungkapan kasih-Nya, dan saya mengalami kasih-Nya. Hidup saya mengalami perubahan yang tak terbayangkan.

Sudahkah anda mengalami keintiman yang semacam itu dengan Allah? Sangat sedikit orang Kristen yang sudah mengalaminya. Mereka bahkan tak dapat mengalami keintiman dengan sahabat, suami, dan istrinya. Bagaimana mungkin mereka bisa mengalami keintiman dengan Allah? Dan itulah sebabnya hidup anda tetap kosong, selalu kosong tak peduli apapun yang telah anda perbuat. Anda membeli mobil baru, bisnis baru, rumah baru, dan untuk sementara waktu anda dapat menikmatinya, namun kemudian anda kembali pada kehampaan. Tak ada yang dapat mengisi kehampaan tersebut kecuali keintiman dengan Allah. “Biarlah dia mencium aku dengan kecupan mulutnya!” Yesus berkata di Yohanes 7:37, “Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepadaku dan minum!” Apakah anda haus? Apakah anda lapar? Apakah kehampaan di hati anda terus mengusik anda, dan bertambah gangguannya seiring dengan waktu? Anda sudah mencoba sepanjang hidup, tak banyak lagi yang tersisa untuk dicoba. Namun anda belum mencoba keintiman dengan Allah! Cobalah! Maka keindahan, keharuman, sukacita dari keintiman itu akan membuat anda tercengang! Jangan mengandalkan ucapan saya. Coba dan alami sendiri. “Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepadaku dan minum!,” Yesus berkata, “Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.” Namun, langkah pertamanya adalah anda harus minum dulu. Mari kita berdoa.

 

Berikan Komentar Anda: