SC Chuah | Yohanes 14:2 |

Di rumah Bapa-Ku ada banyak tempat tinggal; jika tidak demikian, Aku tentu sudah mengatakannya kepadamu karena Aku pergi untuk menyediakan sebuah tempat bagimu. Dan, jika Aku pergi dan menyediakan sebuah tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawamu kepada-Ku supaya di mana Aku berada, kamu pun berada. (Yohanes 14:2-3)

Ayat ini sering dibacakan pada acara pemakaman sehingga kekayaan dari firman ini telah dibatasi oleh cara kita memakai dan memahaminya.

Kebanyakan orang Kristen begitu saja berasumsi bahwa “rumah Bapa-Ku” mengacu pada surga. Menurut paham ini, janji Yesus di ayat 3 bahwa Dia “akan datang kembali dan membawamu kepada-Ku” mengacu pada Parousia, yaitu kedatangan-Nya yang kedua, yang belum terjadi sampai sekarang. Akan tetapi, dapatkah jaminan reuni surgawi pada masa depan ini membawa penghiburan kepada murid-murid Yesus pada malam kepergiannya? Bagaimana pula pemahaman seperti ini dapat dirukunkan dengan konteksnya (Yoh 13 dan 14)?

Kesalahan ini timbul dari kecenderungan kita untuk mengartikan bahasa kiasan secara harfiah. Kita tidak mengalami masalah untuk mengartikan perkataan Yesus di Yoh 15, “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya” sebagai kiasan. Injil Yohanes sarat dengan bahasa kiasan seperti itu (Yoh 16:25). Bukankah lebih baik frasa “Di rumah Bapa-Ku ada banyak tempat tinggal” dipahami sebagai sebuah kiasan?


RUMAH BAPA BUKAN SURGA

Artikel ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa istilah “rumah Bapa-Ku” mengacu pada tempat kediaman Allah “di bumi”, bukan di surga. Alkitab tidak pernah memakai istilah “rumah Bapa” untuk mengacu pada tempat kediaman Allah di surga, tetapi kepada Bait-Nya di bumi.

Artikel ini juga bertujuan menunjukkan bahwa dalam Injil Yohanes, sudah terjadi sebuah peristiwa yang radikal sehingga hadirat Allah di bumi telah berpindah dari Bait di Yerusalem ke tubuh Kristus selama pelayanannya di bumi. Berikutnya, setelah pengangkatan Yesus kepada Bapa di surga, yang diikuti pencurahan Roh Kudus sang Penghibur, orang-orang percaya disatukan menjadi “tubuh Kristus” dan “Bait Allah” secara rohani, yaitu tempat kediaman Allah yang baru di bumi. Melalui pencurahan Sang Penghibur, orang-orang percaya yang “banyak” mentransformasi pelayanan Kristus yang terbatas tempat dan waktu menjadi pelayanan yang mendunia.

Menurut pengertian ini, apa yang dijanjikan Yesus kepada murid-muridnya telah digenapi pada masa hidup mereka. Yesus pergi untuk menyediakan sebuah tempat bagi murid-muridnya di rumah Bapa, bukan untuk mereka tinggal, melainkan untuk ditinggali oleh Bapa. Pengertian ini juga lebih senada dengan seluruh pasal 14 yang menggambarkan orang percaya sebagai tempat tinggal Bapa.


RUMAH BAPA

Istilah “Rumah Bapa” yang sama pertama kali muncul di Yohanes 2 di mana istilah itu mengacu kepada Bait Allah di Yerusalem.  

16  Kepada para pedagang merpati, Yesus berkata, “Bawa keluar semua ini dari sini! Jangan menjadikan rumah Bapa-Ku tempat untuk berjual beli!” 17  Murid-murid-Nya teringat bahwa ada tertulis: “Cinta akan rumah-Mu, menghanguskan Aku.” (Yohanes 2:16-17)

Berikutnya, kita mengamati bahwa sebuah perpindahan yang radikal telah terjadi di akhir pasal, di mana Bait Allah dipahami sebagai tubuh Kristus.

19  Yesus menjawab mereka, “Hancurkan Bait Allah ini dan dalam tiga hari Aku akan membangunnya kembali.” 20  Mereka menjawab, “Perlu 46 tahun untuk membangun Bait Allah ini, dan Engkau akan membangunnya dalam waktu tiga hari?” 21  Namun, yang Yesus maksudkan Bait Allah adalah tubuh-Nya sendiri. (Yohanes 2:19-21)

“Rumah Bapa” di Yohanes 14 harus dipahami dalam terang ini. Bait Allah merupakan tempat di mana surga dan bumi bertumpang tindih, tempat di mana Allah pilih sebagai tempat kediaman-Nya di bumi. 

Perpindahan inilah yang menjelaskan mengapa Yesus sering memakai frasa luar biasa “Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa” (10:38, 14:10-12, 17:21) untuk menggambarkan hubungannya dengan Bapa. Dengan kata lain, “tubuh Kristus” telah menjadi tempat kediaman Allah yang baru. Para teolog yang menyelidiki Injil Yohanes telah menyimpulkan bahwa teologi Yohanes adalah “teologi Bait Allah yang baru”.


BANYAK TEMPAT TINGGAL

Apakah yang dimaksudkan dengan “banyak tempat tinggal” (mone)? Pasal 14 dan 15 memakai kata bentukan dari kata tinggal (meno) dan tempat tinggal (mone) untuk menggambarkan hubungan antara Bapa, Yesus, Penghibur dan orang percaya. Membatasi daftar kita pada Yohanes 14,  

14:10, Bapa yang tinggal di dalam Akulah yang melakukan pekerjaan-Nya.

14:17, Ia (Roh Kebenaran) tinggal bersamamu dan akan ada di dalammu.

14:23, Kami (Bapa dan Yesus) akan datang kepadanya dan tinggal bersamanya.

Pengamatan sekilas menunjukkan bahwa subjek dari kata kerja “tinggal” di sepanjang Yohanes 14 bukanlah orang percaya, tetapi Allah. Jadi tindakan yang dimaksud bukanlah orang percaya naik untuk tinggal di tempat tinggal Allah di surga, tetapi sebaliknya Bapa, sang Penghibur dan Yesus turun untuk tinggal bersama orang percaya. Gerakan yang terjadi merupakan gerakan dari atas ke bawah, dari surga ke bumi, dari alam ilahi ke alam manusia. 

Jika kita mengambil Yohanes 14:1-3 sebagai kata-kata pembukaan bagi Amanat Perpisahan (Farewell Discourse), makna frasa “Di rumah Bapa-Ku ada banyak tempat tinggal” sebaiknya dipahami dari konteks pasal 14. Melalui kepergian Yesus yang mencurahkan Sang Penghibur, tubuh orang-orang percaya terbentuk, yaitu Bait Allah yang baru. Dengan demikian, pelayanan Yesus yang terbatas pada suatu lokasi tertentu berubah menjadi pelayanan yang mendunia.


BUKTI PERJANJIAN LAMA

Untuk memastikan tafsir kita berada di jalur yang benar, kita menyelidiki konteks yang lebih luas. Istilah “Rumah Bapa” tentu saja merujuk kepada “Rumah YAHWEH”, istilah yang muncul kira-kira 250 kali dalam Alkitab. Istilah “Rumah YAHWEH” tidak pernah dipakai untuk mengacu pada tempat kediaman Allah di surga, tetapi Bait Allah di Yerusalem.  Berikut beberapa contoh.

Kel 23:19, Bawalah hasil panen pertamamu yang terbaik ke rumah YAHWEH, Allahmu.

1Sam 1:7, tahun demi tahun Hana pergi ke rumah YAHWEH

Mzm 5:7, aku akan masuk ke dalam rumah-Mu, sujud menyembah ke arah bait-Mu yang kudus dengan takut akan Engkau.

Mzm 27:4, Satu hal sudah aku minta kepada YAHWEH, bahwa yang paling aku inginkan: adalah tinggal di rumah YAHWEH di semua hari hidupku; untuk memandang keindahan YAHWEH, dan mencari-Nya di dalam bait-Nya.

Sebenarnya dalam Perjanjian Lama, istilah “rumah bapa” ketika dipakai untuk mengacu pada manusia, dapat juga diterjemahkan sebagai “keluarga bapa” (father’s household). Istilah ini muncul kira-kira 80 kali, dan tidak satu pun yang mengacu pada bangunan rumah, tetapi pada sekelompok orang yang membentuk sebuah rumah tangga. Berikut dua contoh:

Kej 46:31, Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya dan [rumah bapa]nya, “Aku akan pergi menemui Firaun dan berkata, ‘Saudara-saudaraku dan [rumah bapa]ku yang tinggal di Kanaan telah datang kepadaku.

Yosua 2:12  Dan sekarang, bersumpahlah kepadaku demi YAHWEH, karena aku telah berbuat baik kepadamu, engkau pun akan berbuat baik kepada [rumah bapa]ku. Oleh karena itu, berikan aku tanda yang dapat kupercaya. 13  Dan, bahwa kamu akan menyelamatkan hidup ayahku dan ibuku, dan saudara-saudaraku laki-laki dan perempuan, dan semua orang kepunyaan mereka. Dan, bahwa kamu akan menyelamatkan kami dari kematian.”

Dalam kedua kasus di atas, “rumah bapa” bermaksud “anggota-anggota keluarga bapa”, bukan bangunan rumah. Dengan kata lain, “rumah bapa” mengacu pada sekelompok manusia dari keluarga yang sama.


KESIMPULAN

Di Yohanes 2, “Rumah Bapa” berpindah kepada satu pribadi, Yesus. Di Yohanes 14, perpindahan ini dilanjutkan dan diperluas melampaui satu orang menjadi satu kelompok orang dari keluarga atau rumah tangga yang sama, yaitu keluarga Bapa.

Yesus di Yohanes 14 sedang mempersiapkan murid-muridnya untuk kepergiannya. Ia berusaha memberi jaminan kepada mereka bahwa ia tidak akan melupakan mereka dan ia tidak akan meninggalkan mereka. Yoh 14:2-3 bukanlah janji tentang reuni di surga pada masa depan yang belum digenapi sampai sekarang. Reuni ini telah terjadi pada masa hidup murid-muridnya sebagaimana dijabarkan oleh ayat-ayat berikutnya di Yohanes 14. Gambaran orang-orang percaya yang bersatu sebagai “Tubuh Kristus” (Ef 4:12) dan “Bait Allah” (1Kor 3:16) merupakan gambaran yang amat luar biasa. Orang-orang percaya merupakan tempat tinggal Allah di bumi sekarang ini, tempat hadirat Allah dinyatakan. 

 

Berikan Komentar Anda: