Ev. Xiao Shan | Filipi 1:27 |

Apakah Anda turut merasakan hal yang sama: Bahwa menjadi semakin sukar mengabarkan Injil di abad ke-21. Di kantor, kolega hanya berminat tentang hal mencari uang, bagaimana memperoleh sebanyak uang yang mungkin dalam waktu yang singkat, dan mereka sama sekali tidak berminat dengan Injil. Di sekolah, semuanya lagi fokus mempelajari bahasa asing, berusaha ke luar negeri dan tidak punya waktu untuk merenungkan hal-hal spiritual.  Di dalam keluarga dengan orang tua yang lanjut usia dan berpikiran konservatif tidak mau menerima hal-hal baru. Begitu juga dengan pasangan yang belum percaya, mereka mengeraskan hati dan tidak berminat dengan Injil. Apakah itu yang menjadi pergumulan kita? Mengapakah semakin sulit untuk membagikan Injil? Apakah karena orang-orang tidak mau mendengar, dan semuanya ini salah mereka?

Hari ini, kita akan melanjutkan untuk mempelajari buku Filipi di Pasal 1. Mari kita membaca dari Filipi1.27.

“Hanya hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil,”


“PERINTAH” PAULUS KEPADA GEREJA

Di sini, Paulus memberikan jemaat di Filipi satu perintah yang sangat penting, “hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus”.  Perintah Paulus ini tidak hanya muncul di kitab Filipi, tapi juga di kitab-kitab yang lain. Mari kita buka di Efesus 4:1,

“Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu.”

dan di Kolose 1:10

“sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah,”

Tidak kira apakah kepada Jemaat Filipi, Efesus atau Kolose, yang menjadi keprihatinan utama Paulus adalah apakah jemaat hidup berpadanan dengan Injil dan panggilan Kristus, apakah mereka hidup layak di hadapan Tuhan. Sebenarnya, ini bukan saja merupakan keprihatinan Paulus tapi juga Yesus. Seperti yang telah saya sampaikan, Paulus sepenuhnya memahami ajaran Yesus, dan dia menggunakan kata-katanya sendiri untuk mengungkapkan hal yang sama. Ajaran Paulus sebenarnya tidak berbeda dengan ajaran Yesus. Bagi Paulus, persyaratan yang paling utama dalam memberitakan Injil bukanlah tentang keterampilan berkhotbah, bukan tentang ijazah teologia, tapi kehidupan yang berpadanan dengan Injil Kristus.


ORANG KRISTEN ADALAH WARGA KERAJAAN SURGAWI

Di Filipi 1.27, Paulus memberitahu Gereja, “hiduplah berpadanan dengan Injil Kristus”, apakah artinya ini? Apakah ini berarti bahwa dia menginginkan mereka untuk lebih banyak belajar Alkitab, lebih banyak berdoa, menghadiri lebih banyak pertemuan atau lebih banyak melayani? Memang benar bahwa jika seorang Kristen tidak pernah membaca Alkitab, berdoa, menghadiri pertemuan dan melayani, memang hidupnya tidak layak bagi injil Kristus; karena dari hidup sehariannya, ucapannya dan juga perbuatannya, tidak ada yang tahu bahwa dia adalah seorang pengikut Kristus. Jadi apakah itu berarti bahwa seorang Kristen adalah layak bagi Injil Kristus jika dia berkelakuan baik, membaca Alkitab pada saatnya membaca Alkitab dan menghadiri ibadah hari Minggu pada hari Minggu?

Paulus berkata, “Hendaklah hidup itu berpadanan dengan injil Kristus”. Dalam bahasa aslinya, kata yang diterjemahkan sebagai “hidup/live” adalah kata Yunani yang unik, yang berarti “sebagai warga sebuah negara, hendaklah Anda hidup sesuai dengan seorang warga negara”, jadi kata “hidup” di sini berhubungan dengan kewarganegaraaan. 

Banyak wisatawan dari mancanegara yang mengunjungi atraksi wisata yang terkenal seperti Tembok Besar China. Sekalipun tidak 100% tepat, tapi dengan melihat pada pakaian, penampilan dan bahasa, kita dapat menebak dari mana asal mereka. Sekalipun mereka berbahasa Inggris, namun loghat Inggris, Amerika dan Australia itu berbeda, dan perbedaan itu bisa saja sangat besar.  Jika Anda terbiasa bertemu dengan orang asing dari tempat-tempat yang berbeda, Anda akan menemukan bahwa setiap kelompok etnis, memiliki keunikan yang membedakan mereka. Dengan cara yang sama, sebagai warga negara Surgawi, kita juga berbeda. Mari kita membaca di Filipi 3.20:

“Karena kewarganegaraan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat.”

Kata “kewarganegaraan” di sini memiliki kata akar yang sama dengan kata “hidup” di Filipi 1:27. Dikatakan di sini sebagai warga negara surgawi, apakah anda memiliki ciri-ciri unik sebagai warga negara dari surga. Dapatkah orang mengenal Anda sebagai berbeda dari yang lain, berbeda dari orang-orang dunia?


WARGA NEGARA MEMPUNYAI HAK DAN PERLINDUNGAN

Paulus menyebut tentang kewarganegaraan surgawi dan hal ini sangatlah penting. Semua orang tahu pentingnya kewarganegaraan, dan menjadi warga negara sebuah negera itu merupakan hal yang sangat penting. Jika Anda menjadi warga negara sebuah negara, Anda mempunyai hak dan jaminan yang tidak dimiliki oleh orang yang tidak mempunyai kewarganegaraan. Contohnya dapat dilihat di Kisah Rasul 22:24-29,

“Karena itu kepala pasukan memberi perintah untuk membawa Paulus ke markas dan menyuruh memeriksa dan menyesah dia, supaya dapat diketahui apa sebabnya orang banyak itu berteriak-teriak sedemikian terhadap dia. Tetapi ketika Paulus ditelentangkan untuk disesah, berkatalah ia kepada perwira yang bertugas: “Bolehkah kamu menyesah seorang warga negara Rum, apalagi tanpa diadili?” Mendengar perkataan itu perwira itu melaporkannya kepada kepala pasukan, katanya: “Apakah yang hendak engkau perbuat? Orang ini warga negara Rum.” Maka datanglah kepala pasukan itu kepada Paulus dan berkata: “Katakanlah, benarkah engkau warga negara Rum?” Jawab Paulus: “Benar.” Lalu kata kepala pasukan itu: “Kewarganegaraan itu kubeli dengan harga yang mahal.” Jawab Paulus: “Tetapi aku mempunyai hak itu karena kelahiranku.” Maka mereka yang harus menyesah dia, segera mundur; dan kepala pasukan itu juga takut, setelah ia tahu, bahwa Paulus, yang ia suruh ikat itu, adalah orang Rum.”

Orang-orang di Yerusalem tidak menerima kata-kata Paulus, mereka berteriak kemarahan dan mau menyingkirkan Paulus. Untuk menyelidiki apa yang terjadi, kepala pasukan itu memerintahkan seseorang untuk memeriksa Paulus dengan menyesahnya. Namun Paulus bertanya pada mereka, “Bolehkah mereka menyesah seorang warganegara Rum yang belum diadili?” Ini adalah karena warga negara Rum berada di bawah perlindungan hukum Romawi, dan sebelum warga Rum diadili tidaklah diizinkan untuk hukuman dijalankan. Ini adalah karena warga Romawi menikmati hak dan perlindungan yang khusus, dan karena itu, kepala pasukan harus membayar harga yang mahal untuk mendapatkan kewarganegaraan Romawi itu.

Dengan cara yang sama, banyak orang yang ingin menjadi warga negara surgawi, karena hidup di dunia hanya beberapa puluh tahun, segala sesuatu itu bersifat sementara dan tidak ada yang kekal. Sekalipun Anda sekarang mempunyai karir yang bagus, penghasilan yang tinggi, dan bahkan banyak properti tapi semua ini tidak dapat Anda bawa bersama saat Anda meninggalkan dunia ini. Apa yang akan terjadi setelah kita meninggal? Apakah semuanya berakhir begitu saja? Kita yang belum pernah mengalami maut, tidak akan pernah dapat membayangkan seperti apa keadaan setelah kematian. Bagaimana jika memang adalah Allah di dunia ini, bukankah kita harus dengan baik membuat perencanaan bagi diri kita. Lagi pula, orang-orang yang di dalam Kerajaan Allah semuanya penuh kehangatan dan ramah, menyenangkan, penuh kasih, menyanyikan himne-himne yang indah yang dapat mengusir semua keresahan di hati. Yang lebih penting lagi, kita diberitahu bahwa setelah Anda percaya pada Yesus Anda akan pergi ke surga, tidak akan ke neraka. Allah bahkan berjanji untuk melindungi anak-anak-Nya dari serangan Iblis. Jadi, orang-orang Kristen bukan hanya mempunyai perlindungan kekal setelah mati, tapi bahkan saat hidup di dunia ini juga mendapatkan berkat dan perlindungan Allah. Jadi kita harus cepat-cepat percaya pada Yesus, mendapatkan warga negara surgawi, dengan demikian tidak akan ada kekhawatiran entah saat kita hidup atau mati.


ORANG MENGINGINKAN KEWARGANEGARAAN, TETAPI TIDAK MENJALANI HIDUP SEBAGAI WARGA NEGARA

Saya memperhatikan satu fenomena yang aneh. Terdapat banyak orang Tionghoa di setiap penjuru dunia, apakah kota besar, atau kota kecil, terdapat banyak imigran dari China. Terdapat dua kelompok imigran. Satu adalah warganegara sesungguhnya, yang bergaul dengan masyarakat lokal, anak cucu mereka dapat dengan fasih berbicara dalam bahasa lokal, dan gaya hidup mereka juga tidak berbeda dengan orang-orang lokal; terdapat satu kelompok imigran lagi yang hanya memiliki warga negara pada nama saja. Secara fisik mereka berada di luar negeri tapi hati mereka masih di China.  Kebiasaan dan cara berpikir mereka masih belum berubah. Saat ke negeri baru, hal pertama yang mereka lakukan adalah mencari pecinan, membeli bahan-bahan untuk memasak makanan dari kota asal. Bukan saja cita rasa belum berubah, bahkan pemikiran juga tetap sama. Warga-warga yang telah imigrasi ke kerajaan surga juga mengalami hal yang sama. Setelah percaya pada Yesus, meraka dibaptis, sekarang mereka sudah menjadi Kristen, tapi hanya pada nama, hati mereka masih tidak melekat pada hal-hal surgawi. Untuk mendapatkan kewarganegaraan surgawi mereka tidak punya pilihan melainkan menghadiri pertemuan setiap minggu, duduk di bangku gereja selama satu dua jam, namun aspek-aspek kehidupan mereka tetap sama saja.


HIDUP ANDA HARUS BERPADANAN DENGAN INJIL

Dinyatakan di Filipi 1.27, “hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus”. Paulus berkata, “sebagai warga negara surgawi, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus.” Bagaimana kita tahu bahwa kita sedang hidup berpadanan dengan Injil Kristus? Kata berpadanan atau layak itu mengingatkan kita dengan timbangan dacing. Anda meletakkan barang yang hendak dibeli di satu sisi dan takaran dengan berat tertentu di sisi yang lain, jika kedua sisi seimbang, maka Anda mengetahui berapa beratnya barang yang ditimbang itu. Dengan demikian, kata berpadanan atau layak itu berhubungan dengan “berat atau nilai”. Jika  yang menjual berkata bahwa barang itu setengh kilo, maka barang itu mempunyai berat yang sama dengan setengah kilo. Jika penjual memberikan kurang dari itu, maka timbangan dacing itu tidak akan mencapai keseimbangan. Ada pedagang yang sering tidak jujur dalam hal timbangan. Jadi, di tempat tertentu orang membawa timbangan mereka sendiri saat berbelanja ke pasar supaya tidak tertipu. Kita sangat bijaksana dalam hal-hal duniawi, tapi bagaimana dengan hal-hal spiritual? Bagaimana kita tahu bahwa kita sedang hidup berpadanan dengan Injil atau layak untuk injil Kristus? Kita memang membaca Alkitab di rumah; kita memang menghadiri pertemuan; tapi apakah itu berarti kita sudah hidup berpadanan dengan Injil? Mari kita buka di Matius 10.37-38,

“Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-ku, ia tidak layak bagiku; dan barangsiapa mengasihi anak laki-lakinya atau perempuan lebih dari padaku, ia tidak layak bagiku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut aku, ia tidak layak bagiku.”

Di dalam dua ayat singkat ini, kata “tidak layak” muncul sebanyak 3 kali. Kata “layak” di Filipi 1.27 (yang diterjemahkan sebagai berpadanan) memiliki akar kata yang sama dengan kata “tidak layak” di sini. Bagaimana kita mengetahui apakah hidup kita berpadanan dengan injil Kristus?

Kata Yesus, “Barangsiapa yang mengasihi bapa atau ibunya lebih dari aku, tidak layak bagiku; dan barangsiapa yang mengasihi anak laki-lakinya atau perempuannya lebih dari aku tidak layak bagiku; mengasihi dirinya lebih dariku adalah orang yang tidak memikul salibnya, dan orang demikian tidak layak untuk menjadi muridku.”

Setelah mendengarkan apa yang Yesus katakan, apakah Anda kebingungan? Mengapa Yesus menekankan bahwa kita harus menyangkal orang-orang terdekat kita, harus mengasihi Yesus lebih dari orang tua, anak-anak dan bahkan nyawa kita sendiri? Yesus mengatakan semua itu bukan karena dia kejam, dan lebih-lebih lagi bukan karena dia keterlaluan, tapi karena hidup kita harus layak, harus layak bagi panggilannya.

Anda mungkin masih tidak memahami, mengapa mengasihi orang tua dan anak-anak lebih dari Yesus dianggap tidak layak? Mari saya memberikan satu contoh. Anda bertemu dengan seorang gadis cantik, dan mulai berpacaran dan bahkan melamarnya. Gadis itu tidak langsung menerima lamaran itu, tapi dia balik bertanya pada Anda, apakah Anda akan menempatkan dia di posisi paling utama di dalam hidup Anda? Apakah di dalam hati Anda, dia lebih penting dari pekerjaan dan dari komputer Anda? Jika diperlukan, apakah Anda akan berhenti dari pekerjaan Anda dan mengikutinya ke kota lain? Apakah Anda punya waktu untuk keluar berjalan-jalan di malam hari dan tidak menghadap komputer Anda semalaman? Anda menjawab dengan berkata, “Pekerjaan dan komputer merupakan “nyawa” Anda, Anda tidak mungkin akan berkompromi dalam kedua hal itu.” Lalu, menurut Anda, apakah gadis itu akan menerima lamaran Anda? Jawabannya sangat jelas.

Melalui contoh ini, saya harap anda dapat memahami apa yang dimaksudkan oleh Yesus. Yesus sedang berkata, “Jika Anda tidak menempatkan aku sebagai prioritas utama, jika Anda lebih mengasihi yang lain, itu berarti Anda tidak melihat nilai aku. Jika demikian, bagaimana Anda dapat menjadi muridku? Saat Anda berhadapan dengan ujian dan tekanan, Anda pasti tidak akan bertahan, Anda pasti akan memilih jalan yang mudah dan meninggalkan aku.

Apakah Anda merasa bahwa Anda sedang menjalani hidup yang layak bagi injil Kristus? Memang ada orang yang hidupnya berpadanan dengan Injil Kristus, mereka menempatkan Yesus sebagai yang terutama di dalam hidup mereka, tapi tidak banyak yang begitu. Paulus adalah orang yang demikian. Tidak kira apa tekanannya, tidak kira apakah reaksi orang, dan apa yang dihadapinya dia tetap bersandar pada Yesus dan teguh berdiri. Bukan saja dia dapat teguh berdiri, tapi dia bahkan dapat menulis surat untuk menghibur jemaat di Filipi, meminta mereka untuk terus dengan sehati sejiwa menyebarkan Injil.

Dengan memandang ke sekitar kita, kita dapat melihat bahwa banyak orang Kristen yang hidup mereka lebih layak bagi pekerjaan mereka. Bos berkata tidak boleh datang terlambat, tidak boleh pulang dan mereka tidak pernah terlambat dan tidak pernah pulang awal; bos berkata tidak boleh berbuat salah jika tidak gaji akan dipotong, dan mereka sangat berhati-hati dalam pekerjaan. Bos berkata harus sopan saat berurusan dengan klien, harus senyum dan mereka tidak berani ngambek atau marah-marah. Tapi saat di gereja, mereka tiba-tiba menjadi orang yang berbeda. Mereka akan datang terlambat untuk setiap pertemuan, kadang terlambat sampai setengah jam, sekalipun mereka ada tugas di gereja. Jika diserahkan suatu pekerjaan, seringkali tidak diselesaikan dan sekalipun diselesaikan hasilnya tidak maksimal, penuh dengan kesalahan; saat berbuat salah akan merasa tidak senang dan bahkan akan depresi dan menyalahkan saudara lain di gereja.


HANYA HIDUP YANG LAYAK BAGI INJIL DAPAT MENYEBARKAN INJIL

Saya mengenal seorang saudari yang telah lama mengenal Tuhan tapi dia tidak berani membagikan Injil dengan orang tuanya. Suatu hari saya sempat berbicara dengannya dan baru saya tahu alasan di balik kesulitannya untuk membagi Injil dengan ayahnya. Ternyata dia mempunyai beberapa kerabat yang Kristen dan bahkan ada seorang yang melayani Tuhan. Tapi pelayan Tuhan ini mempunyai kesaksian yang sangat jelek yang menyebabkan ayah saudari ini sangat tidak menyukainya. Hal ini membuatnya sulit untuk mengabarkan Injil kepada ayahnya. Membagi Injil adalah pekerjaan yang sangat unik, pekerjaan ini sangat berbeda dengan pekerjaan yang lain.

Contohnya, jika Anda seorang dokter, Anda tahu dengan sangat jelas struktur tubuh manusia, tentang perawatan tubuh dan seterusnya. Saat pasien datang untuk berkonsultasi, dan memberikan gejala-gejalanya, Anda langsung tahu bahwa dia mempunyai penyakit tensi darah yang tinggi. Anda akan menasihatinya untuk mengurangi makanan yang berlemak dan yang asin, dan menganjurkan untuknya berolahraga. Sekalipun Anda memberikan nasihat yang sangat bagus tapi gaya hidup Anda sebagai dokter bisa saja tidak lebih sehat dari pasien itu. Karena sebagai seorang dokter yang sibuk Anda juga berada di bawah banyak tekanan, dan jarang punya waktu untuk berolahraga dan seringkali makan di luar dan mengkonsumsi makanan yang tidak sehat.

Atau mungkin Anda seorang guru, dan mengajarkan pada para siswa untuk berbesar hati dan tidak menilai orang berdasarkan penampilan, dan tidak boleh pilih kasih dalam berteman. Tapi Anda sendiri menunjukkan favoritisme karena ada murid yang lebih lucu, lebih pintar dan lebih pintar mengambil hati Anda.

Anda tetap dokter dan guru yang baik sekalipun Anda tidak mempraktikkan apa yang Anda ajarkan. Tapi membagikan Injil sangat unik yang membuatnya berbeda dari yang lain. Melainkan kita melakukan apa yang kita ajarkan, melainkan kita hidup sesuai dengan ajaran Alkitab, maka kita akan terus berhadapan dengan masalah. Kesaksian yang buruk akan memberi kesempatan kepada Iblis untuk menyerang kita.

Terdapat beberapa saudara yang mau belajar membagi Injil dan mereka ke tempat yang baru untuk melihat apakah mereka dapat melayani Tuhan. Dalam perjalanan misi yang singkat itu, mereka bertemu dengan seorang yang kerasukan setan. Sudah tentu mereka kaget. Tapi yang lebih mengagetkan adalah orang yang kerasukan setan ini sangat mengenal kondisi spiritual dari setiap saudara itu. Saat mereka berdiri di depannya, mereka seperti sedang dirontgen secara rohnai, kondisi spiritual mereka tak tersembunyikan. Saat mereka berusaha mengusir setan atas nama Yesus, mereka tidak berhasil, karena roh-roh jahat itu sama sekali tidak terpengaruh, dan ada kalanya, roh jahat itu malah berkata, ” saya tidak takut dengan kamu, karena hidup kamu begini dan begitu.”

Singkat cerita, saudara-saudara itu akhirnya sadar bahwa hidup mereka itu tidak layak, kekurangan kuasa dan karena itu setan tidak takut. Mereka dengan segera bertobat dan menyucikan diri di hadapan Allah, memohon ampun dan meluruskan hal-hal yang perlu dibereskan dan membuat restitusi yang diperlukan. Setelah itu dengan bergandengan tangan dan satu hati mereka mengusir setan bersama-sama di dalam nama Yesus. Akhirnya, mereka berhasil dan nama Allah ditinggikan.

Mengapa kita harus hidup layak? Alasannya sangat sederhana, karena tanpa hidup yang layak bagi Injil Kristus, hidup kita tidak akan punya kuasa, dengan tidak adanya kuasa orang lain tidak akan diselamatkan dari genggaman si jahat. Efesus 6.12 adalah ayat yang sangat penting:

“karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.”

Jika kita menyembunyikan dosa-dosa, atau berdosa terhadap orang lain, akan ada celah di dalam kehidupan kita, dan kita sendiri menjadi target si jahat, lalu bagaimana kita dapat melawan si jahat tanpa gentar dan takut?

Kedua, akan ada akibat yang berat jika kita hidup secara tidak layak; kita akan menyebabkan orang lain merasa sebal terhadap orang Kristen atau Kekristenan. Banyak orang Kristen yang berpikir, “tidaklah penting apakah hidup saya tidak dijalani dengan baik, selagi orang lain itu baik, selagi para hamba Tuhan itu baik-baik, itulah yang penting.” Apakah memang demikian? Jika Anda diutus ke negara tertentu sebagai duta besar, untuk memperbaiki hubungan di antara kedua negara, namun Anda malah berbuat ulah dengan mabuk-mabukan, apakah itu hanya masalah pribadi? Identitas Anda bukanlah sebagai turis, untuk berwisata di tempat itu tapi sebagai duta besar, Anda bertanggungjwab untuk membangun hubungan baik di antara kedua negara.Tindakan Anda tidak hanya mewakili diri Anda sendiri tapi juga negara Anda. Jika Anda sopan, bersikap baik, orang akan mempunyai kesan yang baik tentang negara Anda; jika Anda berkelakuan jelek, orang akan mempunyai kesan yang buruk tentang negara Anda.

Hari ini kita telah melihat pada Filipi 1.27, dan judulnya adalah “Hendaklah Hidup Anda berpadanan dengan Injil Kristus”.

  1. Orang Kristen adalah warga negara surgawi, dengan demikian, kita harus hidup layak bagi Injil Kristus.
  2. Kita akan menjalani hidup yang layak saat kita melihat nilai dan betapa berharganya Yesus.

Kita tidak akan mempunyai kuasa jika hidup kita tidak layak; dan tanpa kuasa kita tidak akan dapat menyebarkan Injil, dan kita akan menjadi sasaran empuk bagi serangan Iblis yang akan membawa aib pada nama Allah.

 

Berikan Komentar Anda: