SC Chuah |

Jika Yahweh adalah satu-satunya Allah yang benar, dan tidak ada yang lain selain Dia, siapakah Yesus? Tidak seorang manusia pun yang pernah hidup di dunia ini yang identitasnya begitu banyak dibahas dan diperdebatkan. Yesus tanpa diragukan merupakan tokoh yang paling terkenal dan paling kontroversial sepanjang sejarah manusia. Apakah dia juga Allah, yakni pribadi yang setara dan sehakikat dengan Yahweh, sebagaimana yang diimani sebagian besar umat Kristen dewasa ini? Ada juga yang bahkan mengatakan bahwa Yesus adalah Yahweh itu sendiri! Namun, apakah dia pernah memperkenalkan dirinya sebagai Allah, atau Yahweh?

Keyakinan bahwa Yesus adalah Allah merupakan keyakinan yang melebihi apa yang dinyatakan dalam Alkitab, yakni sesuatu yang extra biblical berdasarkan tafsir atas beberapa ayat yang sedikit jumlahnya. Apakah mungkin tafsir kita itu keliru? Mengingat tidak ada pernyataan langsung yang mengatakan “Yesus adalah Allah”, maka sangat tidak wajar kalau keyakinan ini harus dipaksakan kepada umat Allah. Dengan kata lain, doktrin ini tidak boleh dijadikan batu ujian untuk menentukan apakah seseorang itu Kristen atau tidak.  Keempat Injil yang ada ditulis bukan untuk membuktikan Yesus sebagai Allah, tetapi sebagai Mesias, Anak Allah yang dinanti-nantikan oleh bangsa Israel (Yoh 20:31). Kisah Para Rasul menyatakan dengan jelas apa yang diberitakan oleh para pengikut Yesus, yang sekaligus memberitahu kita siapa Yesus itu bagi para pengikutnya. Tidak satu ayat pun, dan tidak ada pertanda dan isyarat apa pun, dalam pemberitaan Injil di Kisah Para Rasul yang memberitakan Yesus sebagai Allah. Oleh karena itu, cukup jelas kepercayaan bahwa Yesus adalah Allah bukanlah syarat untuk keselamatan, dan bukan bagian dari pesan Injil yang asli. Kalau para rasul tidak memberitakan Yesus sebagai Allah, mengapa kita bersikeras berbuat demikian?

Kristologi yang dapat dipertanggungjawabkan oleh Alkitab adalah Kristologi “God–in–Christ”. Inilah Kristologi yang dinyatakan terang-terangan, berlawanan dengan Kristologi “God-is-Christ” atau “Christ-is-God” yang dianuti kaum ortodoks. Bedanya in dan is cuma satu huruf, tetapi itulah yang membedakan monoteisme dari politeisme. Teks-teks yang dipakai kaum ortodoks untuk membuktikan “Christ-is-God” sebenarnya hanya membuktikan bahwa God was in Christ, yaitu Allah sepenuhnya tinggal di dalam Kristus. Di sinilah letaknya kebesaran, kehebatan, dan keajaiban dari Yesus Kristus! Kristologi yang alkitabiah ini menegaskan bahwa Allah sepenuhnya berdiam di dalam Yesus, tetapi Yesus tidak lebih dari seorang manusia. Kristologi ini memungkinkan kita untuk mengagumi Yesus tanpa menuntut kita untuk memodifikasi ayat Shema, dan berspekulasi bahwa Perjanjian Baru telah membawa wahyu baru tentang pribadi Allah. Perjanjian Baru memang telah membawa sesuatu yang baru, tetapi apa pun itu, tidak ada hubungannya dengan wahyu baru tentang konstitusi Allah!

Berikut ayat-ayat yang secara langsung mendukung Kristologi God in Christ:

Yohanes 10:38,  supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam aku dan aku di dalam Bapa.
Yohanes 14:10,  Tidak percayakah engkau, bahwa aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam aku?
Yohanes 14:20,  Pada waktu itulah kamu akan tahu, bahwa aku di dalam Bapaku dan kamu di dalam aku dan aku di dalam kamu.
Yohanes 17:21,  Engkau, ya Bapa, di dalam aku dan aku di dalam Engkau
Yohanes 17:23,  Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam aku
2 Korintus 5:19,  yaitu Allah ada dalam Kristus mendamaikan dunia dengan diri-Nya sendiri,
Efesus 4:32,  sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
1Tesalonika 2:14,  meneladani jemaat-jemaat Allah dalam Yesus Kristus
Kolose 1:19,  Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia
Kolose 2:9,  Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan

Singkat kata, justru karena Allah ada di dalam Kristus, Kristus bukan Allah,  melainkan bait-Nya Allah. Kristus ialah tempat tinggal Allah. Pada masa Perjanjian Lama, Allah tinggal di bait Allah buatan tangan manusia, tetapi bait Allah bukan Allah. Umat Israel berdoa menghadap bait Allah (2 Tawarikh 6:20,26,29), dan juga berdoa di dalam bait Allah, tetapi mereka berdoa kepada Allah yang tinggal di bait Allah. Itulah pesan utama dari Injil Yohanes sejak dari awal, Yohanes 1:14, Firman yang adalah Allah “berkemah di antara kita” di dalam daging, dan Yohanes 2:21, “yang dimaksudkannya (Yesus) dengan Bait Allah ialah tubuhnya sendiri”. Pokok ini diperlihatkan di sepanjang Injil Yohanes melalui pernyataan Yesus yang diucapkannya berulang kali, “Bapa di dalam aku dan aku di dalam Bapa.”

Di atas itu, ada tiga teks yang tak terbantahkan yang menunjukkan bahwa

1) hanya Bapa adalah Allah, dan

2) Yesus Kristus dibedakan dari Bapa.

Yohanes 17:3,  Inilah hidup yang kekal, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.

1 Korintus 8:4-6,  …tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa…namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa… dan satu Tu(h)an saja, yaitu Yesus Kristus.

Efesus 4:5-6,  satu Tu(h)an… satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.

Dalam ketiga teks di atas, Bapa dan Anak disebut bersama-sama dalam satu nas, dan hanya Bapa yang dikenal sebagai Allah. Bagaimana mungkin Bapa disebut sebagai “satu-satunya Allah yang benar” jika Yesus Kristus juga adalah Allah? Ketiga ayat tersebut seharusnya telah menempatkan perkara di luar sengketa. 

 

Berikan Komentar Anda: