Ev. Xin Lan | Kejadian 2-4 |
Tokoh yang kita mau pelajari hari ini adalah: Hawa. Sebelumnya, kita sudah mempelajari tentang Adam. Sebenarnya sangat sulit untuk mengkaji kedua tokoh ini secara terpisah karena mereka adalah suami dan istri. Semua kejadian di Eden berhubungan dengan mereka berdua. Jadi, melalui pengkajian tentang Hawa, kita berharap untuk memahami Adam dan Hawa secara lebih lengkap.
Peristiwa tentang Hawa tercatat di kitab Kejadian pasal 2-4. Setelah Allah Yahweh menciptakan Adam, Dia mengatakan bahwa tidak baik kalau Adam hidup seorang diri, maka Allah menciptakan bagi Adam seorang pasangan untuk menolongnya. Lalu, pada suatu hari, Allah membuat Adam tidur nyenyak, dan mengambil salah satu rusuknya untuk menciptakan seorang perempuan. Ketika Adam bangun, dia berkata: Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku! Adam memberinya nama, yaitu Hawa. Arti dari nama ‘Hawa’ adalah – kehidupan, orang yang memberi kehidupan. Hawa adalah ibu kepada semua manusia.
Adam dan Hawa tinggal bersama-sama siang dan malam serta mengurus Eden bersama-sama. Namun hari-hari yang menyenangkan tidak bertahan lama. Hawa tidak menuruti perintah Allah sampai pada akhirnya. Dia memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat meskipun Allah telah perintahkan kepada mereka agar tidak memakannya. Hawalah yang pertama melakukan dosa. Sesudah itu, suaminya mengikuti teladannya, maka mereka berdua jatuh dalam dosa. Akibatnya mereka diusir dari Eden.
Kita perlu bertanya mengapa Hawa berbuat dosa? Hawa adalah manusia pertama yang telah berbuat dosa. Jadi dengan memahami alasan mengapa Hawa berbuat dosa, kita juga dapat memahami kenapa kita sendiri melakukan dosa. Hal ini juga akan membawa kita untuk mengetahui bagaimana untuk menghindari dosa secara efektif.
Mari kita buka Kejadian 3:1-6. Ini satu-satunya bagian Alkitab yang menuliskan seluruh proses bagaimana Hawa jatuh ke dalam dosa.
Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?” 2 Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: “Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, 3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.” 4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak akan mati, 5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.” 6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya. (Kejadian 3:1-6)
Dari ayat-ayat ini, kita dapat melihat bahwa di Eden, ada satu musuh Allah – yang juga merupakan musuh Adam dan Hawa. Pada masa kini, tokoh ini juga adalah musuh kita, yaitu ular itu. Ular adalah Iblis, kita dapat melihat pokok ini di Wahyu 12:9 :
Wahyu 12:99 Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia,…
Sejak nenek moyang kita yang pertama sampai sekarang, bahkan sampai hari yang digambarkan di dalam kitab Wahyu sebagai zaman akhir, Iblis sedang melakukan pekerjaannya tanpa berhenti-henti untuk mengelirukan manusia dan membuat mereka jatuh dalam dosa. Nenek moyang pertama, yaitu Hawa telah melakukan dosa karena dia telah dikelirukan oleh Iblis. Itu berarti si ular adalah yang pelaku di balik semunya. Bagaimana Iblis berhasil menyesatkan Hawa?
Iblis juga ingin Berbicara dengan Manusia
Pertama-tama, kita melihat bahwa ia telah mengambil inisiatif untuk berbicara kepada Hawa. Kita harus sadar bahwa Allah mau berbicara kepada kita, demikian juga Iblis. Itulah sebabnya pada zaman Israel, nabi-nabi palsu sering berbicara dengan penuh keyakinan: Allah telah mengatakan ini dan itu kepadaku… mereka mengutip Allah padahal mereka sedang menyesatkan bangsa Israel.
Sebagai umat Kristen, kita sering berdoa dan berkomunikasi dengan Allah, Allah juga ingin berbicara kepada kita. Tetapi berwaspadalah, kita harus membedakan apakah komunikasi itu berasal dari Allah atau dari Iblis. Dalam kenyataannya, Iblis sangat senang berbicara kepada banyak orang-orang Kristen, terutama kepada pengkhotbah-pengkhotbah yang tidak kudus itu. Mereka berpikir bahwa Allahlah yang berbicara kepada mereka padahal bukan. Saya secara pribadi pernah menyaksikan hal seperti ini. Terdapat seorang Kristen KTP, dia telah melakukan dosa yang sangat serius. Meskipun begitu, dia bukan hanya tidak mau bertobat, bahkan dia terus-menerus berkata bahwa Allah telah mengatakan ini dan itu kepadanya. Hal ini membuatnya betul-betul menyakini bahwa dia baik baik saja dan tidak sedang hidup dalam dosa. Orang-orang di sekitarnya disesatkan oleh kata-katanya: karena mereka berpikir jika Allah berbicara kepadanya, maka keadaan rohaninya pasti tidak bermasalah dan bahkan lebih baik dari yang lain. Jika kita tahu jelas bahwa Iblis juga berbicara kepada kita, bahkan ia mengambil peran yang lebih aktif dan berinisiatif, maka kita tidak akan dikelirukan dengan kata-kata seperti itu.
Mari kita kembali kepada kasus Hawa, bagaimana si ular mulai berbicara kepada Hawa? Ia mengambil inisiatif untuk mendekati Hawa dan bertanya kepadanya:
“Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?”
Iblis langsung mengarahkan topik pada perintah yang diberikan Allah kepada mereka untuk tidak memakan buah itu. Ia tidak berbicara tentang hal lain tetapi langsung menuju topik tentang perintah Allah. Kita akan dapati, sebenarnya Iblis sangat mengerti kehendak Allah. Ketika kita melihat seluruh percakapan antara Iblis dan Hawa kita dapat dengan jelas melihat hal ini. Iblis sangat mengerti kehendak Allah. Setidaknya Iblis mengetahui apa kehendak Allah bagi manusia. Misalnya, di Eden, ia tahu apa yang diperintahkan Allah kepada Adam dan Hawa. Saya rasa Iblis lebih mengetahui kehendak Allah ketimbang Adam dan Hawa. Itu sebabnya Iblis dapat memberi Hawa informasi mengenai pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat – kita akan mempelajari pokok ini dengan lebih detail nanti. Sebenarnya Iblis tahu bahwa Allah memiliki rencana yang baik bagi manusia. Itu sebabnya ia ingin melakukan segala sesuatu untuk memasang perangkap agar manusia tidak akan menikmati apa yang telah Allah siapkan bagi manusia dengan membuat mereka jatuh ke dalam dosa. Karena Iblis tidak ingin melihat rencana Allah untuk manusia terlaksana.
Metode Iblis – Menabur bibit Keraguan di dalam hati Manusia terhadap Allah
Saya rasa Adam dan Hawa tidak menyadari hal ini. Sama seperti kita pada zaman ini, kita tidak tahu apa-apa tentang rencana Allah yang indah bagi kita. Tetapi Iblis tahu. Itu sebabnya ketika Allah mulai bekerja, Iblis juga akan mulai bekerja. Di Kejadian, ketika Allah baru saja menciptakan Adam dan Hawa, Iblis langsung datang menggoda Hawa. Sebenarnya, kita dapat melihat gambaran ini di mana-mana di seluruh Alkitab. Sampai ke hari ini, hal yang sama juga tetap terjadi. Yaitu, setiap kali Allah memulai pekerjaanNya, Iblis juga segera datang merusaknya. Jika Anda seorang Kristen yang berpengalaman, maka Anda akan menyadari hal ini.
Mari kita kembali ke Kejadian. Jadi, Iblis sebenarnya tahu apa yang telah diperintahkan Allah. Lalu, ia mulai menggunakan perintah Allah sebagai pokok perbicaraan dengan Hawa. Ia bertanya kepada Hawa: “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?” Lalu, Hawa menjawab berdasarkan pertanyaannya dengan menjelaskan:
“Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, 3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman, ‘Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.'”
Setelah percakapan sudah mulai, bagaimana pula Iblis melanjutkan pembicaraannya dengan Hawa? Ia berkata:
“Sekali-kali kamu tidak akan mati, 5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.”
Jahat sekali kalimat itu! Allah telah memberi kepada Adam dan Hawa dua pesan: Yang pertama, tidak boleh makan; Yang kedua, maut pasti datang ketika makan. Tetapi Iblis memberi Hawa tiga pesan: Yang pertama, boleh makan; Yang kedua, tidak akan mati; Yang ketiga, setelah makan, kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat. Hal yang sangat mengerikan! Pesan pertama dan kedua sama sekali menyangkal kedua pesan Allah. Bukan hanya itu, Iblis bahkan memberi pesan ketiga dan membuat orang berpikir bahwa: Allah sengaja menyembunyikan pesan ini dan tidak ingin kamu tahu. Mari saya (si ular) beritahu kamu, sesungguhnya, Allah itu sangat egois. Dia takut bahwa ketika kamu makan buah ini, kamu akan menjadi seperti diri-Nya. Itulah alasan kenapa Dia tidak ingin kamu makan; Untuk menghentikan kamu dari memakannya, Dia memakai maut untuk mengancam kamu dan menyamarkan diri-Nya sebagai orang yang baik terhadap kamu.
Metode yang mengerikan untuk menimbulkan jarak di antara dua orang! Apakah Anda tahu cara yang terbaik untuk merusak hubungan orang? Caranya adalah dengan menaburkan benih keraguan dan membuat kamu ragu terhadap orang tersebut. Cukup untuk menghilangkan kepercayaan kamu terhadap orang itu. Karena, di tahap selanjutnya, hubungan antara kedua orang itu akan menjadi hancur.
Pada zaman tiga Kerajaan di dalam sejarah Tiongkok kuno, ada seorang yang sangat terkenal yang bernama Cao Cao (曹操) (ucapan Mandarin digunakan di sini). Dalam sejarah, Cao Cao dipanggil sebagai ‘pahlawan licik’. Dari nama ini, kita tahu bahwa dia seorang yang cukup licik. Dalam suatu kejadian, dia memimpin tentaranya untuk berperang. Jendral lawannya seorang prajurit yang muda, cakap dan mahir. Namanya Ma Chao (马超). Namun kelemahannya adalah mudah membabi-buta namun dia mempunyai paman yang mahir dalam mengatur strategi. Maka bekerjasamalah kedua orang ini, yang satu ahli strategi yang mahir dan yang satu lagi cakap dalam berperang, untuk melawan Cao Cao. Akibatnya Cao Cao tidak mampu memenangkan peperangan setelah suatu jangka waktu. Apa yang harus dilakukan? Cao Cao memikirkan suatu perencanaan yang cukup keji – pantas semua orang memanggilnya ‘pahlawan licik’. Dalam pesan yang lalu, ketika mengkaji tentang tokoh Adam, kita juga menyebut sebuah cerita tentang Cao Cao. Dia memakai nama ibunya XuShu (徐庶) untuk menulis surat kepada XuShu. Akibatnya XuShu tertipu dan meninggalkan Liu Bei (刘备). Dalam cerita yang kita bicarakan sekarang ini, Cao Cao juga menulis surat. Surat itu ditujukan kepada pamannya Ma Chao. Tetapi di surat ini, dia sengaja menggunakan tinta untuk melakukan banyak perubahan sehingga banyak kata-kata kelihatan seperti dicoret secara sengaja. Ketika pamannya Ma Chao membaca surat itu, Ma Chao datang, lalu bertanya, “Paman, benarkah Cao Cao telah menulis surat kepadamu?”
Pamannya berkata, “Ya!”
“Bolehkah saya lihat?”
“Boleh, tetapi saya tidak mengerti apa yang ingin Cao Cao sampaikan.”
Ketika Ma Chao membacanya, “Oh! Kenapa begitu banyak kata-kata yang sudah dicoret? Apakah paman takut aku membacanya? Apakah ada transaksi pribadi antara kalian?”
Ma Chao dari awal seorang yang membabi-buta. Dia segera jatuh ke dalam perangkapnya Cao Cao. Akibatnya, dia mulai tidak percaya kepada pamannya. Kemudian mereka tidak lagi bisa berperang bersama-sama. Pada akhirnya, pamannya disudutkan oleh Ma Chao secara paksa. Lalu, Ma Chao terpaksa menyerah kepada Cao Cao. Akhirnya, Cao Cao meraih kemenangan.
Metode Cao Cao, yang menimbulkan keraguan di antara mereka sangat mengerikan. Dia menanamkan benih ketidak-percayaan dan membuat Ma Chao ragu dan hilang kepercayaan terhadap pamannya. Pada akhirnya, hubungan antara paman dan keponakan menjadi rusak, itu sebab mereka saling mengkhianati.
Iblis sudah terbiasa dengan memakai cara ini. Ia menaburkan benih keraguan dan membuat Hawa ragu terhadap Allah dan tidak percaya Allah. Dan pada akhirnya Hawa mengkhianati Allah. Namun Cao Cao hanya menulis surat dengan kata-kata yang samar yang telah dihapus dan dicoret. Tindakan itu hanya untuk menimbulkan suatu keraguan yang sebetulnya bukan apa-apa, tetapi sudah cukup untuk membuat Ma Chao terjerat oleh perangkapnya. Secara perbandingan, strategi Iblis jauh lebih hebat lagi. Mari kita baca dengan teliti pesan yang disampaikan Iblis kepada Hawa.
Metode Menyembunyikan Kepalsuan di tengah-tengah Kebenaran
Iblis memberitahu Hawa: Setelah memakan buah ini, kamu tidak akan mati. Lebih dari itu, kamu akan menjadi seperti Allah. Kamu akan mengetahui tentang yang baik dan yang jahat. Yang dikatakan di sini benar atau salah? Jujur kata, sebagian benar, karena setelah makan, mereka tidak mati secara langsung. Bahkan Adam hidup sampai usia 930 tahun, hampir seribu tahun! Setelah makan, mata mereka benar-benar terbuka. Dan mereka menjadi seperti Allah, mengetahui tentang yang baik dan yang jahat.
Mari kita baca Kejadian 3:7,
“Maka terbukalah mata mereka berdua” (Kejadian 3:7)
“Berfirmanlah TUHAN Allah: “Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat…” (Kejadian 3:22)
Jadi, kita dapat melihat bahwa sebagian dari apa yang diucapkan Iblis itu benar. Artinya, ada beberapa hal yang benar di dalamnya. Namun apakah semua itu benar? Tidak, karena akibat dari Adam dan Hawa memakan buah itu adalah mereka harus menghadapi maut. Sebelumnya, kita telah belajar bahwa manusia terdiri dari dua bagian yakni daging dan roh. Akibat dari kejatuhan Adam dan Hawa ke dalam dosa adalah mereka harus menghadapi kematian secara rohani. Bagian tentang ‘menjadi seperti Allah’ tidaklah seperti yang dibayangkan oleh Hawa.
Jadi, kita bisa melihat di sini bahwa kata-kata Iblis separuh betul and benar. Hal inilah yang menjadikannya begitu bahaya dan mengerikan. Ada pepatah yang mengatakan: Kebenaran setengah-setengah adalah kekeliruan. Pepatah itu benar. Jika semuanya adalah kebohongan, maka kita tidak akan terperangkap. Hal yang paling buruk adalah ketika terdapat kebenaran dalam suatu kebohongan. Dalam situasi seperti ini, sangatlah sulit untuk membedakan. Iblis sangat cakap dalam hal itu. Jadi, ketika ia coba menipu manusia, ia menjadikan sesuatu separuh benar dan separuh palsu. Ia membuat kita berpikir bahwa semuanya benar, bahwa itulah yang disampaikah oleh Allah. Tetapi sebenarnya, Iblis sedang menanamkan buah pikiran yang keliru yang berlawanan total dengan jalan Allah. Ketika Anda tidak tahu bagaimana membedakannya, Anda akan jatuh ke dalam perangkap. Itulah yang terjadi dengan Hawa, dia tidak berusaha membedakan kata-kata Iblis. Malah, dia percaya tanpa ragu, dan karena itu dia memakan buah yang tidak seharusnya dia makan.
Banyak yang sudah percaya pada Kepalsuan yang ditabur Iblis di tengah Umat Percaya
Sebenarnya, pada zaman ini kita tidaklah lebih pintar dari Hawa dalam cara apapun. Kita masih sering dikelirukan oleh Iblis dan mudah menerima kata-katanya. Misalnya, di dalam gereja, selalu ada orang-orang Kristen yang melakukan dosa tetapi mereka tidak peduli akan hal ini dan tidak mau bertobat. Meskipun ada beberapa yang bertobat secara lisan, tetapi dari kelakuan mereka, menunjukkan bahwa mereka belum berubah. Teori mereka adalah: Itu tidak penting. Manusia itu memang lemah tetapi Allah mengasihi kita sampai akhirnya, Dia tidak akan meninggalkan saya karena dosa saya. Sejak saya menjadi Kristen, saya menjadi anak-Nya, Dia akan mengasihi saya sampai akhirnya. Namun apakah ini firman Allah di dalam Alkitab? Tidak, saya harus katakan: Kata-kata ini berasal dari Iblis. Tidakkah kamu rindu mengejar hal-hal yang rohani? Tidakkah kamu ingin mengejar kehidupan yang kekal? Jika ya, saya (Iblis) juga ingin membicarakan hal ini denganmu: Kamu sudah memilikinya. Karena kamu sudah membuat perjanjian dengan Allah, dan karena kamu sudah mengalami Allah, maka Anda sudah memiliki keselamatan kekal. Tidak peduli apa yang kamu lakukan di masa depan, kamu tetap anak-anak Allah. Dia tidak akan meninggalkan kamu dan membiarkan kamu terlantar. Apapun cara kamu menjalani hidupmu, apapun jenis dosa kamu lakukan di kemudian hari, Dia tetap mengasihimu sampai akhirnya.
Memang benar Allah mengasihi kita sampai akhirnya. Tetapi ada satu hal yang akan membuat Allah mengeluarkan kita dari rumah-Nya. Yaitu jika kita melakukan dosa. Ini terjadi dengan Adam dan Hawa. Bukankah mereka anak-anak Allah? Sudah tentu ya. Allah sendiri yang menciptakan mereka. Lukas 3:38 mengatakan bahwa: Adam adalah anak Allah. Mereka memiliki hubungan yang lebih intim dengan Allah daripada kita. Mereka dapat berbicara dengan Allah berhadapan muka. Mereka dapat jalan-jalan bersama Allah. Namun pada akhirnya, mereka tetap diusir dari Eden oleh Allah karena melakukan dosa.
Mari kita lihat pada bangsa Israel, Alkitab juga mengatakan bahwa Israel adalah anak Allah. Allah secara pribadi mengerjakan mukjizat-mukjizat untuk menyelamatkan mereka dan membebaskan mereka dari Mesir – negeri yang paling kuat di dunia pada saat itu, sama seperti Amerika Serikat di zaman ini. Dan pada saat itu, Israel bahkan bukan sebuah negara. Mereka tidak memiliki pasukan tentara, mereka hanyalah sekelompok pengungsi. Sangatlah sulit untuk kita bayangkan bagaimana sekelompok pengungsi ini dapat mengatasi pasukan yang kuat seperti Amerika Serikat. Namun pada saat itu, Israel benar-benar berkemenangan dalam melawan pasukan Mesir yang kuat. Kenapa? Karena Allah Yahweh berperang bagi mereka dan menyelamatkan mereka dari Mesir. Lalu, Allah membawa mereka ke suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madu, yaitu negeri Kanaan. Allah memberikan negeri ini menjadi hak milik mereka. Allah juga membuat perjanjian dengan mereka, itulah yang disebut Perjanjian Lama(Old Covenant) dalam Alkitab. Israel juga pernah menjadi negeri yang kuat di dunia pada saat itu. Namun pada akhirnya, Israel dibuang oleh Allah dan negeri itu lenyap selama dua ribu tahun. Alkitab mengatakan bahwa itu adalah karena umat pilihan telah melakukan dosa dan tidak mau bertobat. Sampai ke saat ini, Israel tidak lagi dapat melakukan korban persembahan kepada Allah sesuai dengan Perjanjian Lama, karena Bait Suci sudah tidak ada di situ lagi.
Mari kita baca bagian Alkitab di Yeremia 18:7-10.
Ada kalanya Aku berkata tentang suatu bangsa dan tentang suatu kerajaan bahwa Aku akan mencabut, merobohkan dan membinasakannya. 8 Tetapi apabila bangsa yang terhadap siapa Aku berkata demikian telah bertobat dari kejahatannya, maka menyesallah Aku, bahwa Aku hendak menjatuhkan malapetaka yang Kurancangkan itu terhadap mereka. 9 Ada kalanya Aku berkata tentang suatu bangsa dan tentang suatu kerajaan bahwa Aku akan membangun dan menanam mereka. 10 Tetapi apabila mereka melakukan apa yang jahat di depan mata-Ku dan tidak mendengarkan suara-Ku, maka menyesallah Aku, bahwa Aku hendak mendatangkan keberuntungan yang Kujanjikan itu kepada mereka.
Jadi, janganlah kita salah mengerti Alkitab. Allah sendiri berfirman kepada Israel melalui nabi tentang hal ini. Bahwa sekalipun Allah telah menyatakan janji berkat kepada kita, namun ketika kita melakukan dosa, Dia akan menarik kembali janji itu. Dan Dia akan membuang dan menghukum kita. Sebaliknya, sekalipun Allah telah menyatakan hukuman terhadap kita, namun ketika kita bertobat, Dia akan menarik kembali pernyataan hukuman itu. Dia akan mengampuni dan menerima kita. Inilah kebaikan-Nya. Akan tetapi, janganlah kita meremehkan kasih karunia-Nya. Jadi, jangan dikelirukan oleh buah pikiran setengah benar dan setengah palsu yang ditanamkan oleh Iblis.
Sampai di sini kita kurang lebih sedikit mengerti kenapa Hawa jatuh dalam dosa. Karena dia sedang berhadapan dengan musuh yang sangat licik dan berpengalaman.
Kesimpulan
Hari ini tokoh yang dibicarakan adalah Hawa. Peristiwa tentang Hawa tertulis di dalam pasal 2-4 di kitab Kejadian. Dia adalah istri kepada Adam, ibu kepada seluruh umat manusia. Jadi, namanya memiliki arti – Hidup, orang yang memberi hidup. Dia adalah orang yang pertama di dalam sejarah umat manusia yang melakukan dosa. Hari ini kita telah mengkaji satu persoalan: Kenapa Hawa bisa melakukan dosa? Melalui ini, kita juga ingin mengerti kenapa kita bisa melakukan dosa.
Kita melihat bahwa di Eden, terdapat satu musuh Allah – yang juga adalah musuh Adam dan Hawa. Ia juga musuh kita di zaman ini. Ia adalah si ular. Ia adalah Iblis. Iblislah telah menggunakan rencana liciknya untuk menipu dan mengelirukan Hawa. Ia membuat Hawa percaya sehingga Hawa memakan buah yang telah dengan sangat jelas Allah perintahkan untuk tidak makan. Dan hal itu membuat Hawa jatuh ke dalam dosa.
Jadi, rencana seperti apa yang digunakan Iblis untuk menipu dan mengelirukan Hawa? Ia menimbulkan kecurigaan di hati Hawa. Iblis menabur benih keraguan di dalam hati Hawa terhadap Allah. Iblis mengambil inisiatif untuk mendekati Hawa dan berbicara kepadanya. Ia memberitahukan kepada Hawa alasan kenapa Allah tidak mengizinkan dia untuk memakan buah. Iblis membuat Hawa curiga dan sangsi dengan berkata bahwa Allah tidak ingin Hawa menjadi seperti-Nya; Allah sangat egois. Jadi, Hawa mulai meragukan Allah dan tidak percaya kepada Allah. Sikap keraguan ini menyebabkan kehancuran dalam hubungan antara Allah dengan Hawa. Kemudian hal ini berakhir dengan pemberontakan.
Pada saat yang bersamaan, kita dapat melihat bahwa apa yang Iblis katakan tidaklah semuanya kebohongan. Ada yang benar dan ada yang palsu. Hal inilah yang paling berbahaya. Ia membuat Hawa sulit untuk membedakan sehingga dia mempercayai semuanya sebagai kebenaran.
Ini yang dapat kita pelajari dari Hawa pada hari ini. Namun sampai di tahap ini, kita masih punya satu persoalan: Kita tahu bahwa Hawa benar-benar ditipu oleh si ular yang mahir dalam hal menipu. Hawa memakan buah terlarang karena ditipu Iblis. Namun pihak yang tertuduh seharusnya si ular itu, harusnya si ularlah yang harus dihukum. Kenapa Allah memperhitungkan hal ini sebagai kesalahan Hawa dan menghukumnya? Bukankah itu tidak adil?
Kita simpan pertanyaan ini buat bahan renungan Anda dan kita akan melanjutkan pengkajian ini di lain waktu.