Pastor Eric Chang | Matius 5:27-30 |

Hari ini kita melanjutkan untuk belajar lagi tentang pengajaranYesus Kristus dalam Matius pasal 5. Saya telah mengatakan berulang kali bahwa kita tidak datang untuk mendengarkan khotbah manusia, untuk belajar pemikiran manusia, tetapi untuk mendengarkan firman yang diajarkan oleh Yesus sendiri. Mari kita baca dari Matius pasal 5:27 – 30

Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka.


Dosa Timbul dari Hati

Pengajaran Yesus pada bagian ini mengandungi kekayaan yang besar dan kita akan melihat apa yang Yesus telah ajarkan kepada kita dalam firman ini. Pertama mari kita melihat dengan jelas karena dalam mempelajari ajaran Yesus, kita harus melihat dengan tepat pada tiap-tiap perkataan, dan kemudian yang kedua, memahami prinsip rohani yang sedang dijelaskan atau diperintahkan kepada kita. Di sini Yesus berkata “Jika seseorang memandang seorang wanita sehingga timbul hawa-nafsu untuk memilikinya, orang itu sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.” Apakah berzinah itu? Apakah hanya perbuatan jasmaniah saja yang disebut perzinahan? Atau apakah perzinahan dimulai dalam hati? Semua orang tahu bahwa tidak akan ada dosa yang terjadi jika tidak timbul dari hati kita terlebih dulu. Seperti Yakobus berkata “Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.” (Yakobus 1:14). Jadi dosa selalu berawal dari hati.

Karena itu kita harus mengerti bahwa dosa adalah masalah yang bersangkutan dengan hati karena apakah kita berbuat dosa atau tidak adalah perihal kesempatan. Kita mungkin tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan dosa tetapi itu tidak berarti bahwa kita tidak akan melakukan dosa tersebut. Yesus berkata bahwa Allah melihat ke dalam hati. Kenyataan bahwa Anda tidak melakukan dosa mungkin hanya menunjukkan bahwa Anda tidak memiliki kesempatan, kesempatan untuk melakukan dosa itu. Namun jika diberi kesempatan, Anda akan melakukannya juga karena dosa itu sudah ada dalam hati Anda. Jadi kita harus, sebagaimana yang Yesus katakan, membuang setiap pemikiran yang dangkal bahwa hanya dosa yang dilakukan saja yang disebut dosa, dan dosa yang ada di dalam hati bukanlah dosa. Yesus berkata, “Tidak seperti itu! Allah melihat apa yang ada di dalam hati.”

Saya sering berpikir tentang orang-orang Jepang yang, ketika mereka datang ke Negeri Tiongkok, melakukan berbagai bentuk dosa. Apakah orang-orang Jepang lebih buruk dari yang lainnya? Tidak samasekali. Di negara mereka sendiri, mereka tidak berbuat lebih banyak dosa dari bangsa-bangsa yang lain. Angka kejahatan di Jepang tidak lebih buruk dari pada yang lainnya. Lalu mengapa, saat mereka datang ke Cina, kelakuan mereka seperti binatang? Apakah ini? Ini karena sekarang lingkungan telah mengekang mereka dari melakukan apa yang dapat mereka lakukan. Takut pada polisi, takut akan hukum, takut akan masyarakat, takut akan kritik orang lain, takut akan pendapat orang lain tentang anda – itu mengekang banyak perbuatan dosa dari berkembang. Tetapi buanglah kekangan dan tekanan dan lihat apa yang terjadi? Tiap orang menjadi liar seperti hewan. Hal ini benar untuk semua orang; tidak ada pengecualian tentang ini.

Saat saya pergi ke Inggris, saya melihat orang-orang Inggris berkelakuan dengan sopan dan tertib. Pada umumnya, mereka adalah masyarakat yang taat hukum. Mereka sopan dan ramah seperti orang lain. Tetapi tahukah Anda apa yang mereka lakukan saat mereka pergi ke Mesir? Tahukah Anda apa yang mereka lakukan pada tahun 1956? Nah, anda hampir tidak dapat membayangkan hal-hal yang mereka lakukan – kejahatan dan kriminalitas yang mereka lakukan. Mengapa? Karena sekarang mereka berada di negeri asing! Pembatasan hukum sudah diabaikan! Dan orang-orang ini yang biasanya akan berkelakuan normal dalam suatu lingkungan menjadi sangat berbeda dalam lingkungan lainnya.

Kita semua tahu tentang kelakuan tentara Amerika di Asia Tenggara. Itu terkenal sekali di seluruh Asia Tenggara. Tetapi apakah orang Amerika lebih buruk dari yang lainnya? Apakah mereka lebih buruk dari kita? Apakah orang Jepang lebih buruk? Apakah orang Inggris lebih buruk? Tentu tidak! Kita membohongi diri sendiri jika kita berkata demikian! Karena jika kita pada posisi yang sama, dibawah tekanan yang sama – saat norma-norma sosial, adat-istiadat sosial dan restriksi sosial dihilangkan, Anda tidak berani memikirkan apa yang sanggup Anda kerjakan. Jadi Yesus melihat dibalik peraturan lingkungan yang dangkal dan dia melihat ke dalam hati manusia, dan berkata, “Izinkan aku memberitahu kamu satu hal. Jangan berpikir bahwa Tuhan menunggu kamu melakukan perzinahan sebelum Dia akan menghakimimu . Saat pikiran tentang perzinahan itu timbul dalam hati Anda, Anda telah berdosa di hadapan Allah sama seperti orang yang melakukan percabulan itu sendiri, karena jika kamu diberi kesempatan untuk melakukannya kamu akan melakukannya. Jangan menipu diri sendiri.”


“Memandang” Terus Menerus dengan Suatu Keinginan

Namun sekarang, mari kita mengajukan satu pertanyaan. Apakah yang dimaksudkan oleh Yesus adalah setiap kali Anda memandang wanita dan suka kepadanya, Anda sudah berdosa? Wow! Kalau begitu sangat susah sekali berjalan di seluruh permukaan dunia ini. Anda akan berkata, “Aku harus keluar bukan saja dengan kaca mata hitam tetapi dengan tirai! Karena jika aku memandang seorang wanita dan aku berpikir, ‘Wow! Dia cantik!’ astaga, habis aku. Aku telah berbuat dosa di dalam hati!” Bagaimana kita dapat menjalankan kehidupan Kristen? Jika itu yang Yesus maksudkan, saya kuatir kita mempunyai masalah yang cukup besar. Karena jika seorang perempuan melihat seorang laki-laki dan berkata “Wow! Dia cakep sekali!”, dia sudah berdosa. Dia akan ke neraka! “Wow”, Anda akan berkata, “Ajaran seperti ini menakutkan. Mana pintu keluarnya? Mari kita pergi dari sini! Aku tidak tahan.” Jadi mungkin berkat terbesar adalah menjadi buta, supaya Anda tidak akan jatuh ke dalam pencobaan. Apakah ini yang dimaksudkan Yesus? Tentu saja tidak! Mari kita melihat dengan teliti. Yesus tidak bermaksud seperti itu. Jika Anda melihat seorang pria atau seorang wanita yang cakep, mau tidak mau Anda akan berkata “Mmmmm”, cakep!” Tetapi itu tidak berarti bahwa Anda telah bernafsu terhadap orang tersebut. Jadi apa yang dimaksudkan Yesus?

Saat Anda mempelajari Firman Allah, setiap bentuk kata kerja sangat penting. Bentuk katakerja apa yang terdapat di sini? Apa yang terdapat di dalam bahasa asli adalah bentuk katakerja ‘past participle’, yang berarti memandang secara terus-menerus, atau menatap seseorang. Jadi bukan hanya sekedar memandang sepintas lalu sambil berkata, “Oh, dia menarik sekali”, atau melihat seorang laki-laki dan berkata, “Ia cakep sekali – seorang yang tampan!” Tidak, ini adalah suatu tatapan yang terus menerus. Pernahkah Anda dipandang dan diamati seseorang sehingga Anda merasa tidak nyaman? Apakah ini? Ini adalah sebuah tatapan atau pandangan yang terus menerus, yang juga disertai dengan nafsu berahi.

Saya rasa kita sangat mengenal orang-orang yang suka melakukan hal-hal seperti ini. Seringkali Anda menemukan mereka di kafe-kafe, Anda melihat mereka di bus-bus – Anda melihat seorang lelaki menatap seorang wanita, terus memandangi wanita itu dengan penuh nafsu berahi yang terlihat dari wajahnya. Inilah yang Yesus maksudkan. Bukan hanya sekedar suatu pandangan sekilas, bahwa Anda tidak bisa melihat wanita, dan entah bagaimana setiap pandangan adalah dosa. Namun jika Anda memandang dan lalu selanjutnya, yang tidak begitu kentara dalam bahasa Inggris, adalah ungkapan niat itu – memandang terus-menerus dengan maksud, dengan tujuan untuk melampiaskan birahi dengan dia. Itulah yang Yesus maksudkan secara khusus – melihat terus menerus dengan sebuah maksud untuk membangkitkan nafsu berahi. Ini lebih daripada sekedar pandangan sekilas, lebih dari sekedar pikiran yang cepat berlalu. Kehendak orang itu terlibat dalam kegiatan seperti ini. Bukan sekedar suatu pikiran yang cepat berlalu, karena kalau tidak setiap kali suatu pikiran melewati pikiran anda, Anda telah berbuat dosa. Itu pasti sangat menakutkan. Kalau begitu kita harus mengejar setiap pikiran dan bertobat untuk setiap pikiran. Anda akan menghabiskan sepanjang hari bertobat. Mungkin itu adalah hal yang baik, tetapi itu bukan apa yang dimaksudkan Yesus di sini.

Jadi di sini Yesus tidak mengatakan bahwa jika seorang laki-laki melihat kepada seorang perempuan dan tertarik kepadanya, dia sudah berbuat dosa. Karena jika begitu, kita tidak akan dapat menikah samasekali karena, jelasnya, Anda tidak mungkin menikah dengan seseorang tanpa sebuah ketertarikan terlebih dahulu. Anda tidak akan menikah dengan seorang yang Anda tidak cintai, seorang yang tidak Anda sukai, yang mana dalam orang itu tidak Anda temui sesuatu yang menarik. Dan jika melihat seorang perempuan dan ingin memilikinya adalah sebuah dosa, itu berarti setiap orang yang menikah sudah berbuat dosa sebelum dia berbuat apa-apa. Yesus tidak berbicara tentang ini. Dia sedang berbicara tentang sikap dosa.


Panggilan Yang Tinggi – Tidak Menyembunyikan Dosa Sekalipun dalam Hati Kita

Demikian, setelah memahami hal ini dengan jelas dalam benak kita, kita tahu bahwa dosa ada di dalam hati. Dan jangan berpikir jika Anda menyembunyikan dosa di dalam hati, anda tidak akan dihakimi karenanya. Jangan pergi dengan pemikiran seperti itu. Dosa ada di dalam hati kita. Inilah prinsip yang diajarkan Yesus di sini, bahwa jika Anda menyembunyikan dan memelihara dosa itu di dalam hati Anda – bukan hanya sekedar pikiran yang melintas dalam benak Anda, saat Anda berkata “Tuhan, tolong hentikan ini. Saya tidak ingin hal ini.” – tetapi jika ini adalah pikiran yang Anda pelihara, sembunyikan, dan nikmati, Yesus berkata, “Berhati-hatilah dengan apa yang kau pikirkan karena Tuhan akan menuntut pertanggung-jawaban atas pikiranmu.”

Di sini kita melihat standar kesucian, standar kebenaran yang Yesus kehendaki dari murid-muridnya. Hati yang suci, ingatkah Anda? Yesus berkata, “Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.” [Matius 5:8] Sekarang Yesus menjelaskan kepada kita apa artinya kesucian dalam hati ini. Kesucian dalam hati berarti: Anda tidak menyembunyikan dosa dalam hati Anda. Jangan memelihara pikiran dosa itu! Jangan memelihara dosa di dalam hati anda! Betapa pentingnya hal ini? Betapa seriusnya hal ini? Yesus mengatakan ini, “jika ada dosa dalam hatimu, kamu harus bertindak begitu keras dan bengis terhadapnya, dan jika Anda perlu memotong tangan dan mencungkil mata, anda akan melakukannya. Itu lebih baik daripada seluruh tubuh anda masuk ke dalam neraka.”

Jadi, kita dipanggil kepada suatu panggilan yang tinggi akan kebenaran. Tuhan menyelidiki hati kita. Dia tahu apa yang anda pikirkan saat ini dan apa yang akan Anda pikirkan nanti sore – apa yang Anda pikirkan saat pagi hari tetapi khususnya malam hari saat Anda lelah, saat Anda berbaring di tempat tidur dan tidak mengatur pikiran Anda, dan ketika pikiran mulai mengembara – suatu pikiran tentang percabulan, atau sebuah pikiran tentang perzinahan mulai melintas dalam benak Anda – inilah saatnya untuk melakukan sesuatu. Jangan katakan, “tidak ada yang melihat” karena Tuhan melihat ke dalam hati.

Satu lagi hal lain yaitu: seperti apa yang manusia pikirkan dalam hatinya demikianlah manusia itu. Ini berarti jika Anda memelihara pikiran tersebut, maka suatu hari Anda akan mendapat kesempatan untuk melakukannya, dan Anda akan melakukannya. Anda akan sangat menyesal karena Anda akan membayar harga yang tinggi – karena kekudusan dan keadilan Allah. Jadi berhati-hatilah dengan apa yang anda pikirkan. Kita harus menyucikan hati kita.


Menolak Dosa – atau Kehilangan Keselamatan

Mari kita melanjutkan untuk mempelajari hal ini dengan lebih berhati-hati dan untuk menganalisa apa yang Yesus firmankan bagi kita. Pertama-tama mari kita mempelajari hubungan hati dengan anggota-anggota yang lainnya. Yesus selanjutnya berkata, “Jika engkau berdosa karena matamu, cungkillah matamu, karena lebih baik jika matamu dicungkil, jika engkau memandang seorang wanita dengan nafsu berahi, daripada engkau masuk ke dalam neraka.” Apa yang Yesus ajarkan? Apakah secara harfiah (leterlek) Dia menyuruh kita untuk mengambil pisau kemudian mencungkil mata kita? Apakah dia sedang berkata: “okay, tanganku ini telah aku pakai berbuat dosa, berbuat zinah, untuk mencuri. Lalu aku mengambil pisau dan memotong tangan kananku.” Bagaimana dengan tangan yang kiri? Tangan kiri dapat melakukan dosa juga. Jadi setelah memotong tangan kanan, tangan kiri yang akan berbuat dosa. Apa yang akan Anda lakukan dengan yang ini? Akankah dipotong juga? Jadi apakah yang dimaksudkan Yesus? Apakah ini berarti bahwa kita harus mengambil pisau yang besar untuk memenggalkan kedua tangan kita? Saya rasa kita akan habis jauh sebelum akhir hidup kita. Huh? Kita semua sebagai seorang Kristen, harus pincang, karena bagaimanapun, siapakah yang tidak pernah berdosa sekalipun dalam pikiran? Siapakah yang tidak pernah berbuat dosa dalam pikiran? Karena itu cepatlah ambil pisau! Dan saya pikir tentu saja orang-orang Kristen yang baik akan menjadi pincang pada akhirnya. Apakah ini yang Yesus ajarkan kepada kita? Tentu saja Yesus baru saja mengatakan bahwa dosa adalah perihal hati. Lalu apa gunanya memenggal tangan saya? Apa gunanya mencungkil mata saya?

Bukankan pelajarannya jelas bagi kita? Apapun kesakitan yang harus ditanggung, apapun harga yang harus dibayar, apapun yang Anda kerjakan, pastikan bahwa Anda tidak berbuat dosa, karena tidak ada suatupun yang lebih penting di dunia ini dibandingkan dengan keselamatan Anda. Mata kita sangat berharga bagi kita. Banyak orang berkata, “aku akan memberikan mata kananku untuk itu.” Apa artinya ini? Ini berarti bahwa mata mereka adalah sesuatu yang sangat berharga bagi mereka. Tidak ada yang lebih berharga dibandingkan dengan mata Anda. Saya yakin bahwa Anda sanggup menyerahkan mobil Anda, atau menyerahkan apa saja, “Ambil semua, asal saya masih memiliki mata saya.” Namun Yesus berkata lebih baik mencungkil mata daripada seutuhnya masuk ke dalam neraka!

Janganlah kita berpikiran terlalu harfiah (leterlek)! Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, bahwa mereka menapis nyamuk sementara unta mereka telan, dan Anda berkata: “Wow! Orang-orang Farisi mempunyai mulut yang besar – mereka dapat menelan unta. Orang seperti apakah mereka?” Baiklah, saya pikir kita tidak harus jatuh ke dalam kemustahilan seperti ini. Yesus tidak mengatakan bahwa kita harus membawa pisau dapur ke mana-mana setiap hari, pastikan selalu ada di ikat pinggang Anda dan setiap kali kita ingin berbuat dosa, maka kita tinggal mengeluarkan pisau dapur itu dan wham! Potong saja! Pastikan kita membeli pisau yang bagus dan tajam di Pecinan! Bukan, bukan ini maksudnya. Yesus sedang berkata: “Begitu penting hal ini, dan jika Anda harus melakukannya, lakukan saja! Meskipun sangat berat untuk dilakukan.” Ini berarti, tidak ada hal yang lebih penting, apapun penderitaannya. Dapatkah Anda bayangkan betapa sakitnya jika anda harus mencungkil mata anda? Pada zaman itu tidak ada anestetik (obat bius). Anda cungkil saja – mengerikan! Hampir saja membuat Anda merasa mual saat Anda memikirkan hal tersebut. Dan untuk memenggal tangan? Ouch!! Pikirkanlah. Namun Yesus berkata, “Apapun sakitnya, apapun harganya – dan harganya sangat tinggi! Karena, lihatlah, jika Anda memenggal tangan Anda, Anda tidak dapat bekerja lagi. Anda sudah habis. Bagaimanakah seorang suster dapat melayani di Rumah Sakit tanpa tangan? Bagaimana Anda akan bekerja tanpa tangan? Anda telah menjadi cacat, Anda buntung. Penghidupan Anda telah hilang. Jadi bukan hanya konsep penderitaan saja di sini, tetapi juga konsep kehilangan segala sesuatu termasuk di dalamnya, untuk menjadi cacat dan buntung. Tetapi Yesus berkata lebih baik menanggung kehilangan itu semua daripada kehilangan keselamatanmu.

Sekarang perhatikanlah hal ini. Saat saya melihat orang-orang Kristen, saya tidak melihat bahwa ada pemahaman seperti ini tentang keselamatan. Saya tidak melihat ada pemahaman seperti ini tentang keselamatan samasekali. Saya melihat bahwa ada orang-orang Kristen yang masih menaruh banyak hal – profesi mereka, pekerjaan mereka, dan segala sesuatu yang lain – lebih penting daripada keselamatan mereka. Jadi kita harus datang untuk memahami bahwa tidak ada yang lebih penting daripada Injil. Namun saya temukan banyak orang, di saat Anda berbicara kepada mereka tentang Injil, apa yang akan mereka katakan? Mereka berkata, “Aku tidak punya waktu. Aku akan datang jika ada waktu.” Konsep seperti apakah ini? Apakah Anda pikir ada yang lebih penting daripada keselamatan? Anda lihat, pemikiran yang salah ini adalah karena kita hanya memperhatikan apa yang sementara, dan kita gagal untuk melihat betapa pentingnya apa yang kekal. Mereka adalah orang-orang yang tidak dapat melihat nilai kerohanian. Tidak perlu untuk mencungkil mata mereka karena mereka memang tidak melihat nilai hal-hal yang kekal. Mereka tidak melihat. Mereka buta. Tidak ada gunanya mencungkil mata mereka. Kata-kata ini ditujukan kepada orang-orang Kristen.


Pengendalian Diri adalah Sangat Penting untuk Keselamatan

Namun sekarang saya ingin menyentuh satu lagi hal yang penting. Apakah maksud Yesus begitu bersifat kiasan sehingga tidak ada maksud lain dari memotong tangan, mencungkil mata, selain dari mengatakan bahwa kita harus memahami betapa pentingnya keselamatan? Tidak juga! Kita harus memahami bahwa untuk seorang Kristen, seluruh tubuhnya harus ditaklukkan. Banyak orang Kristen tidak mengerti penaklukan ini – yaitu pedisiplinan tubuh kita. Tahukah Anda keselamatan erat kaitannya dengan disiplin tubuh kita? Bahwa tubuh kita ini, perasaannya, nafsunya, keinginannya, harus dapat benar-benar dikendalikan. Salah satu dari buah Roh adalah penguasaan diri, seperti yang telah kita lihat sebelumnya. Mengapa? Karena penguasaan diri sangat penting untuk keselamatan! Tahukah anda tentang ini? Paulus berbicara tentang kebenaran, penguasaan diri dan penghakiman dalam Kisah Rasul 24:25. Mengherankan, bukan? Mengapa dia berbicara tentang penguasaan diri? Ini karena keselamatan berhubung rapat dengan penguasaan diri. Itulah sebabnya mengapa Rasul Paulus mengatakan dalam 1 Korintus 9:27:

“Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.”

“Aku membuat tubuhku menjadi hamba. Aku menundukkan tubuhku. Aku membabak-belurkan tubuhku. Bagaimana keadaan anda dibandingkan dengan Paulus? Mengapa Paulus melakukan itu? Apakah ia semata seorang yang suka memukuli dirinya? Apakah dia seorang pertapa yang suka menghukum dirinya sendiri? Tidak juga! Paulus bukanlah seorang pertapa.

Ada beberapa biarawan, misalnya, yang tidur atas kasur yang keras karena mereka berpikir bahwa ini akan menyenangkan Tuhan. Hal ini salah! Kita tidak menyenangkan Tuhan dengan cara itu. Tetapi keselamatan berkaitan dengan penguasaan diri, yaitu penaklukan setiap bagian tubuh. Saya berharap ada waktu yang cukup untuk mengembangkan aspek ini dari ajaran Yesus, tetapi kita akan memuaskan diri kita hari ini dengan hanya menyebutkan saja dan kembali membahasnya pada lain kesempatan.

Jika Anda ingin diselamatkan, jika Anda ingin benar-benar pasti bahwa Anda tidak akan ditolak pada akhirnya nanti, pahamilah bahwa Anda perlu menaklukkan, mengendalikan atau mendisiplinkan tubuh Anda. Dan salah satu cara yang sangat bagus untuk belajar mendisiplinkan tubuh adalah puasa. Tahukah Anda akan kebenaran ini? Puasa sangat jarang dipahami saat ini, tetapi hal ini adalah sesuatu yang sangat penting dalam ajaran Tuhan, dan juga suatu unsur yang penting dalam ajaran gereja. Puasa sering dipraktekkan di Gereja Purba, bukan untuk memperoleh keselamatan, namun untuk mendisiplinkan tubuh, untuk menaklukkan tubuh.


Perang Rohani – Menaklukkan Diri Sendiri

Jika kita tidak dapat menaklukkan diri kita, jika kita tidak dapat mengalami kemenangan atas diri kita, atas kerakusan kita, atas hawa-nafsu kita, bagaimana mungkin kita akan memenangkan peperangan rohani ini? Makanya, kemenangan dalam peperangan rohani, marilah kita mengerti dengan jelas, dimulai dari kemenangan atas diri sendiri, dan atas kedagingan kita. Itulah sebabnya mengapa Paulus dalam 1 Korintus 9:27 berkata: “Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” Dia mengatakan itu dalam banyak cara yang lain. Dia mengatakan hal yang sama dalam Galatia 5:24, 6:14, dan Roma 8:13. Dalam semua ayat tersebut, dia berbicara tentang mematikan perbuatan dan keinginan daging. Apakah artinya? Hal ini berarti kita membawa keinginan-keinginan dan perbuatan-perbuatan daging kepada kematian. Artinya ialah tidak mengijinkan mereka untuk menyatakan diri mereka samasekali. Sangat mengherankan mengapa ajaran seperti ini sangat asing bagi gereja masa kini. Yang sering ditekankan ialah tentang diselamatkan.

Diselamatkan mempunyai arti yang jauh lebih dalam dari sekedar dibaptis saja. Ada suatu peperangan rohani, suatu pertempuran rohani di mana kita terlibat di dalamnya. Dan langkah pertama adalah untuk memenangkan kemenangan atas diri kita sendiri. Itulah sebabnya mengapa dalam salah satu Amsal dikatakan, “dia yang berkemenangan atas dirinya sendiri, yang mengendalikan dirinya, adalah lebih besar daripada dia yang menakluk tujuh kota.” Hal ini sangat benar. Ada orang yang telah menaklukkan seluruh dunia tetapi tidak bisa menaklukkan dirinya sendiri. Mereka berakhir dalam kekalahan, kehancuran dan kebinasaan, sehingga mereka kehilangan segala yang telah mereka taklukkan. Kemenangan harus diraih terlebih dahulu terutamanya atas diri kita sendiri.

Namun di sini muncul suatu lagi pertanyaan saat kita merenungkan firman Yesus. Yesus menerangkan di sini bahwa begitu penting untuk kita mencapai kemenangan atas diri kita sendiri, mengapa? Supaya kita tidak masuk ke dalam neraka!! Jika Anda melakukan dosa perzinahan, apakah dalam hati atau bahkan benar melakukannya, hukuman Perjanjian Lama atas perzinahan adalah kematian. Ini adalah dosa yang mematikan – dosa yang dihukum mati. Karena untuk dosa seperti itu, tidak ada korban penghapusan dosa di bait Allah. Untuk dosa semacam itu, hukumannya adalah hukuman mati. Bagaimana seseorang mendapat pengampunan dari dosa seperti ini? Tidak ada pembicaraan tentang pengampunan di sini. Jadi mari kita menanyakan suatu pertanyaan: jika demikian halnya, lalu ketika anda masih bukan Kristen, apakah Anda pernah melakukan dosa itu? Mungkin Anda pernah terlibat dalam perzinahan, dan persetubuhan diluar nikah, jangankan di dalam hati. Tetapi jika itulah standar keadilan, maka Anda hanya perlu memikirkan saja di dalam hati, dan menurut standar firman Allah, anda telah dijatuhkan hukuman neraka. Anda telah terlibat dengan dosa yang mematikan – dosa yang hukumannya adalah kematian, yang mana tidak ada korban penebusan dosa di bait Allah.

Anda lihat dalam Perjanjian lama, dalam bait Allah, satu-satunya korban penghapusan dosa yang ada adalah korban penghapusan bagi dosa karena ketidaktahuan, dosa yang tak disengaja, bukan untuk dosa yang disengaja, yaitu dosa yang telah direncanakan sebelumnya, diperhitungkan, diperkirakan, sampai terjadi. Untuk dosa semacam ini tidak ada korban penghapusan dosa di bait Allah. Tidak ada korban persembahan di Bait Allah untuk itu. Jadi apa yang akan terjadi kepada kita jika kita melakukan dosa sebelum kita mengenal Tuhan, jangankan dosa yang kita lakukan setelah kita menjadi orang Kristen? Apa yang akan terjadi kepada kita? Bukankah kita semua telah dijatuhkan hukuman neraka? Tidakkah jelas bahwa tidak seorangpun yang dapat menghindari bencana neraka? Apakah ada orang yang berani berkata bahwa dia tidak pernah mempunyai pikiran yang berdosa? Pikirkanlah dosa yang sudah Anda lakukan di dalam tubuh, jangan disebut dosa-dosa yang telah Anda lakukan dalam pikiran. Lalu bagaimana, bagaimana seseorang dapat dibenarkan dibawah ajaran Yesus? Kita semua binasa! Bagaimana kita dapat diselamatkan?


Yesus Menekankan Pentingnya Keselamatan Melalui Dia

Pengajaran Yesus yang ini menimbulkan seluruh persoalan tentang keselamatan. Ia menetapkan satu standar sehingga tidak seorang manusia pun dapat dibenarkan di hadapan Allah. Lalu bagaimana kita dapat luput dari bencana neraka? Lihatkah Anda dalam terang ajaran Yesus ini, bahwa dia sedang mengatakan tepat seperti yang Rasul Paulus katakan di Roma 3:23? Paulus berkata tepat seperti yang Yesus katakan bahwa “…. semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah”. Tamatlah kita! Kita semua orang terhukum – dihukum mati! Jadi jika Anda bukan seorang Kristen, dengarkanlah firman Yesus ini dengan teliti. Yesus berkata dengan pasti kepada Anda, Anda hanya punya satu masa depan yang menunggu anda: masa depan itu adalah neraka. Bagaimana Anda akan diselamatkan?

Kita dapat melihat bahwa pengajaran Yesus mensyaratkan, dan menyatakan secara tidak langsung – perlunya penyelamatan. Ia menunjukkan perlunya pengampunan dosa, yang tidak akan pernah kita capai sendiri. Karena di sini dikatakan, “jangan lakukan itu!” tetapi tidak dikatakan apa yang harus kita perbuat jika kita telah melakukannya. Apa yang harus kita lakukan? Ya syukur kepada Allah, Yesus telah memberitahu kita di tempat lain apa yang harus kita lakukan. Kita harus bertobat! Ingat kita mulai dengan pengajaran Yesus di mana dia mengawali dengan berkata: “Bertobatlah karena Kerajaan Allah sudah dekat.” Itulah firman yang pertama dalam pengajaran Yesus. Berubahlah secara total! Ubahlah seluruh arah hidup Anda.

Dari semua ini, kita mulai melihat bahwa semua itu membuat kita untuk menyadari kengerian dosa, saat kita melihat bagaimana Allah memandang dosa. Dosa sangat menakutkan. Pahamilah hal ini jika Anda bukan seorang Kristen, dan pahamilah dengan sejelasnya bahwa Allah, dalam kekudusan-Nya, tidak akan melakukan hal lain kepada Anda selain membuang Anda ke dalam neraka jika Anda tetap dalam dosa. Allah bermaksud supaya alam semesta ini bebas dari dosa dan Dia akan membuang setiap noda dosa. Anda bisa meyakini hal itu. Beberapa orang menanyakan mengapa Allah tidak melakukan sesuatu untuk mengatasi masalah-masalah dunia ini. Mengapa Dia tidak melakukan sesuatu? Izinkan saya mengatakan sesuatu kepada Anda, dia sedang mengerjakan sesuatu setiap menit. Tidak ada artinya menanyakan pertanyaan tersebut. Dia akan membuang setiap titik dan setiap noda dosa yang ada di dunia ini. Jika Anda tetap berpegang pada dosa, Dia akan membuang Anda beserta dosa Anda. Tetapi syukur kepada Allah karena Dia telah memberi kita satu jalan keluar! Setelah membuat kita menyadari kengerian dosa, Yesus menunjukkan kepada kita mengapa dia datang ke dunia ini. Dia memulai pengajaran-nya, sebagaimana yang telah kita lihat dengan kata ‘bertobat’.

Namun Anda berkata tidak ada gunanya bertobat karena dosa ini tidak ada pengampunannya menurut hukum Perjanjian Lama. Perzinahan dihukum mati! Tidak ada korban penghapusan dosa untuk menutupinya. Jadi apa gunanya bertobat? Benar, PL tidak dapat menyelamatkan Anda. Tetapi syukur kepada Allah! Yesus berkata misalnya di Markus 10:45, “Karena Anak Manusia juga datang……. untuk memberikan nyawanya menjadi tebusan bagi banyak orang.” Dia datang khusus untuk menyelamatkan Anda. Itulah sebabnya mengapa dia datang. Dan saat kita mengikuti Perjamuan Kudus, setiap minggu kita mengikutinya – ia mengingatkan kita sekali lagi, bahwa jika bukan karena darahnya dan tubuhnya kita semua akan berakhir di neraka. Tak seorangpun dapat menghindari malapetaka neraka! Dan pikirkanlah hal ini saat mengikuti Perjamuan Kudus. Setiap kali Anda mengikuti Perjamuan Kudus, pikirkanlah: “jika bukan karena tubuh ini, Tuhan, jika bukan karena darah ini, saya pasti langsung masuk ke neraka dan menghabiskan kekekalan dalam kebinasaan.” Perhatikan sungguh-sungguh keajaiban ajaran Yesus ini.


Setelah Diselamatkan dari Dosa, Kita Tak Lagi Seenaknya Melakukan Dosa

Namun kemudian, akankah kita berkata, “karena tubuh dan darah Kristus telah menebus aku, ah, karena itu aku bebas terus melakukan dosa?” Pemikiran semacam ini sangat umum di kalangan orang Kristen dan saya telah membagikan hal ini sebelumnya dan saya tidak akan mengulanginya lagi saat ini. Namun ingat, jika firman ini tidak ditujukan untuk murid-muridnya, lalu kepada siapa lagi? Di sini Yesus sedang berbicara kepada murid-muridnya, dan dia berkata – dia mengingatkan mereka – “hati-hati dengan apa yang kamu pikirkan!” Ajaran yang sama ini diulang juga dalam Matius 18:8- 9. Diulangi juga dalam Markus 9:43-48 untuk menekankan betapa pentingnya Firman ini. Firman-firman penting yang disampaikan Yesus biasanya diulangi untuk menekankan kepentingannya. Kita lambat dalam belajar. Sering kita mendengar sesuatu sekali, kita tidak mengingatnya. Yesus mengulangi ajarannya supaya kita mengingatnya, agar ajarannya dapat dipahami oleh kita yang tumpul dalam pengertian ini.

Jika Firman ini tidak ditujukan kepada murid-muridnya, lalu kepada siapa lagi? Karena untuk berbicara kepada orang bukan Kristen tentang hal ini, bahwa mereka harus memenggal tangan, mencungkil mata, tidak ada kemungkinan samasekali dia akan memperhatikan. Itu sama seperti melemparkan mutiara anda kepada babi. Bukan begitu! Pikirkanlah dengan berhati-hati akan hal ini. Yesus sedang memperingatkan murid-muridnya: “Jangan berpikir karena aku telah menebusmu dengan darahku, jangan menyangka karena aku telah menyerahkan nyawaku sebagai tebusan bagimu, maka engkau dengan enaknya terus hidup dalam dosa! Jangan pernah pikirkan itu!” Rasul Paulus berkata: “Sekali-kali tidak! Jangan biarkan pikiran tersebut melintas dalam benak anda. Jangan membohongi diri anda sendiri. Allah tidak bisa dibohongi!” dan dia melanjutkan untuk berkata, “bahwa tidak ada orang cabul, tidak ada pendosa, tidak ada orang yang berzinah …” – semua itu, dan dia berkata “tak seorangpun seperti itu yang dapat masuk ke dalam kerajaan Allah, apapun yang mereka sebutkan tentang diri mereka.” [Galatia 5:19-21] Perhatikan dengan teliti Firman Allah ini. Pastikan Anda menjalankan kehidupan yang kudus. Keselamatan bukan satu alasan untuk berbuat dosa. Jangan membiarkan pendapat manusia, tradisi, atau doktrin apapun membutakan mata Anda terhadap bahaya di depan, bahkan orang-orang Kristen sekalipun. Ikutlah! Lihat pada pengajaran Kristus; jangan pada pengajaran manusia, dan lihat apa yang Dia katakan kepada Anda, bukan apa yang saya katakan kepada Anda.


Tidak Seorangpun Dapat Luput dari Penghakiman Allah di Hari Kebangkitan

Waktu kita berjalan begitu cepat dan saya harus menangani satu hal, atau dua hal. Pertama tentang tubuh Anda. Catatkan dengan baik firman Yesus, banyak kekayaan di dalamnya. Dia berkata, “cungkillah matamu atau penggallah tanganmu supaya jangan seluruh tubuhmu dicampakkan ke dalam neraka.” “Ha!” Anda pasti berkata, “bagaimana dengan mereka yang telah dikremasi? Bagaimana dengan mereka yang di Irlandia Utara yang terkena ledakan bom? Tidak ada tubuh yang dapat dicampakkan ke neraka. Karena tubuh mereka sudah menjadi debu. Ah! Kalau begitu tidak ada masalah lagi. Jalan terbaik (Anda tahu, ada orang yang berpikir seperti itu) untuk luput dari penghakiman adalah dengan dikremasikan setelah Anda meninggal karena tidak ada lagi tubuh yang dapat dibuang ke neraka. Jangan membohongi diri dan menjadi naif, karena, tentu saja jika Anda meneliti ajaran Yesus dengan teliti, pengajaran tentang kebangkitan tubuh juga telah dinyatakan secara tidak langsung. Dan tentu saja, Dia selanjutnya berbicara secara khusus tentang kebangkitan kemudiannya. Anda lihat bagaimana, dalam perikop yang sederhana ini, begitu banyak doktrin yang telah ditemukan – doktrin penebusan , doktrin kebangkitan, doktrin pengudusan, doktrin keselamatan – semuanya terangkum dalam firman yang sederhana ini. Bukankah ini terlihat sederhana? Sekarang Anda dapat melihat betapa dalam dan kayanya pengajaran Yesus itu. Bagi mata yang tak dapat melihat, tidak ada apa-apa untuk dilihat. Bagi mata yang dapat melihat, begitu banyak yang terlihat sehingga susah untuk mengetahui dari mana harus memulainya. Begitulah kayanya firman Tuhan.

Jadi telah dinyatakan dalam bagian Firman ini dokrin kebangkitan sebelum doktrin penghakiman dan juga doktrin tentang neraka. Itulah yang dikatakan Paulus dalam Kisah Para Rasul 24:15. Apa yang dikatakan disana? Paulus berkata bahwa kita semua akan dibangkitkan – “orang-orang yang benar maupun orang-orang yang tidak benar” – pada hari kebangkitan – dibangkitkan untuk dihakimi. Jangan sangka ada cara untuk melarikan diri dari penghakiman Allah! Apakah Anda melihat mengapa Allah dalam hikmat-Nya memberikan doktrin kebangkitan? Karena banyak orang jahat akan berkata dalam hatinya, “Ketika aku mati aku akan menyuruh tubuhku dibakar saja dan abunya dibuang ke laut agar aku bebas dari penghakiman Allah.” Tidak ada keuntungan seperti itu! Jangan berharap! Itulah sebabnya mengapa doktrin kebangkitan ada disitu. Tuhan telah mengingatkan kita: kita tidak akan dapat luput dari penghakiman Allah; kita tak akan dapat memperdayakan Allah. Dia akan mengumpulkan kembali debu dan abu tubuh Anda dan memastikan anda berdiri dihadapan-Nya untuk dihakimi.


Doktrin Neraka

Saya akan menyimpulkan khotbah ini dengan doktrin neraka. Yesus telah menyebutkan beberapa kali tentang neraka dan inilah saatnya untuk kita melihat betapa pentingnya doktrin ini. Tetapi sebelum kita membahas tentang doktrin neraka, saya ingin mengatakan secepatnya dalam waktu penutupan ini, bahwa tidak seorangpun harus berkhotbah tentang neraka yang belum pernah merasakan betapa sakitnya dan ngerinya neraka dalam hatinya. Siapapun yang berkhotbah tentang neraka seolah-olah sesuatu yang dinikmati – bahwa dia bisa memanggang orang-orang berdosa di sana, menggantung mereka diatas bara belerang, dan melihat mereka mendesis seperti sosis (sate) panggang – siapapun yang menyukai doktrin neraka, saya rasa orang seperti itu lebih baik menutup mulutnya dan tinggalkan gereja dengan tenang. Tak seorangpun yang layak berkhotbah tentang neraka tanpa merasakan betapa ngerinya, betapa menakutkan, betapa nyatanya neraka itu.

Ada seorang gadis di Shanghai yang bukan seorang Kristen. Ia belajar di salah sebuah perguruan tinggi di Shanghai, dan dia meninggal. Dia meninggal selama beberapa jam, tetapi mereka membiarkan tubuhnya di sana. Beberapa jam kemudian, saya lupa apakah 8 atau 9 jam kemudian, dia hidup lagi. Saat dia hidup kembali, dia basah dengan keringat dan gementar karena ketakutan. Orang disekeliling bertanya, “Apa yang terjadi dengan kamu? Tahukah kamu bahwa kamu sudah mati?” Dia berkata, “Aku tahu aku telah mati. Aku ingin menceritakan sesuatu kepada Anda sekalian. Aku mendapat sebuah pengalaman yang paling mengerikan dan menyeramkan dalam hidupku.” Mereka bertanya, “Apa yang telah terjadi dengan kamu?” Dia berkata, “Aku diberikan suatu penglihatan untuk melihat neraka. Aku dibawa ke bawah untuk melihat neraka.” Ingat bahwa dia bukan seorang Kristen. Dan dia berkata, “Saat aku melihat neraka, saat aku melihat tempat yang mengerikan dan menakutkan itu, Allah mengijinkan aku untuk kembali. Dia mengijinkan aku kembali untuk mengatakan kepada Anda bagaimanakah neraka itu, agar Anda, jika Anda tidak takut akan Allah, Anda mungkin takut akan neraka.”

Ada banyak orang-orang berdosa yang tidak takut apapun. Anda memberitahu mereka tentang kasih Allah – tidak ada tanggapan dari mereka. Satu-satunya bahasa yang mereka mengerti adalah bahasa ketakutan, dan Allah dalam hikmat-Nya memberikan keduanya – bahasa kasih dan bahasa ketakutan. Gadis ini – dan apa yang saya ceritakan kepada Anda adalah kisah benar – dia bukan seorang Kristen sebelumnya. Dia menjadi Kristen setelah pengalamannya tersebut. Dan hasilnya, seluruh kampus itu mengalami suatu kebangkitan, ratusan dari mereka datang kepada Tuhan karena kesaksian gadis tersebut karena mereka tahu bahwa dia mengatakan kebenaran karena mereka semua tahu bahwa sebelumnya dia bukan seorang Kristen. Kenyataan dari neraka adalah sesuatu yang menakutkan, andai saja kita dapat menangkapnya.


Tidak Mempercayai Adanya Neraka Tidak Akan Mengubah Kenyataan

Jangan katakan kepada diri anda sendiri, “Nah, aku tidak percaya hal ini.” Sudah saya tekankan sebelumnya, bahwa mempercayai sesuatu ataupun tidak mempercayai sesuatu tidak akan mengubah kenyataan samasekali. Ingatlah selalu dengan jelas dalam benak anda bahwa kepercayaan tidak merubah apapun dalam hidup anda, sejauh yang menyangkut fakta. Anda tidak percaya? Itu tidak membuat perbedaan! Jika Anda tidak percaya ada tempat yang namanya Australia, apakah ada perbedaannya? Akankah Australia hilang karena Anda tidak percaya? Jika Anda katakan kepada orang zaman dulu tentang pesawat terbang, mungkin mereka berkata, “Aku tidak percaya,” apakah itu akan membuat perbedaan? Kenyataan tidak berubah karena anda percaya atau tidak. Itu hanya akan mengubah anda! Iman mengubah anda; ia tidak mengubah kenyataan. Ingatlah dengan jelas. Jadi jangan menghiburkan diri anda dengan berkata, “Nah, jika aku tidak percaya, tidak akan ada neraka.” Saya katakan kepada Anda, Anda akan terkejut besar saat hal itu datang kepada Anda!

Jika rumah ini sedang terbakar, dan seseorang berkata, “Rumahnya terbakar!”, dan memang sedang terbakar, dan Anda berkata, “Aku tidak percaya”, apakah Anda berpikir api itu akan padam? Sangat tidak merepotkan. Saya berharap api bisa padam hanya dengan berkata, “Aku tak percaya” dan api segera padam. Itu pasti menyenangkan – satu solusi cepat untuk setiap masalah! Sayangnya, mempercayai sesuatu atau tidak mempercayai sesuatu tidak mengubah apa-apa yang menyangkut kenyataan samasekali. Kepercayaan hanya akan mengubah anda. Perhatikanlah kenyataan ini.

Jadi jika dokter mengatakan kepada Anda suatu hari bahwa Anda terkena kanker, dan Anda berkata, “Aku tidak percaya! Aku tidak merasa apapun! Aku tidak rasa sakit samasekali. Aku merasa normal saja.” Apakah Anda berpikir kanker dalam diri anda akan hilang? Itulah yang dokter katakan kepada ayah saya: “Anda menderita kanker leher.” Dia tidak merasakan apapun. Tidak sakit! Tidak terjadi sesuatu! Namun dua bulan kemudian dia meninggal. Dia tidak merasa sakit pada saat itu, tetapi dia meninggal. Jadi jangan berpikir bahwa mempercayai sesuatu atau tidak mempercayai sesuatu membuat suatu perbedaan. Saya mengatakan ini secara khusus karena banyak orang sengaja tidak mau berpikir tentang neraka. Mereka berkata, “Aku tak mau memikirkan neraka. Aku tidak mau berpikir tentang kematian, dan karena itu neraka tidak ada.” Sayang sekali, neraka ada. Neraka tidak akan lenyap karena anda tidak mempercayainya. Ingatlah hal itu selalu. Selalu ingat bahwa iman mempengaruhi Anda, dan tidak mempengaruhi kenyataan. Iman mempengaruhi sikap Anda terhadap kenyataan.


Pentingnya Neraka

Saya ingin membagikan beberapa poin lagi karena waktu kita begitu terbatas. Pertama, mengapa perlu ada neraka? Saya berpikir dan merenungkan hal ini dan akhirnya saya berkata, “Syukur kepada Allah bahwa ada neraka.” Anda berkata, “Apa kata kamu?” Saya berkata, “Syukur kepada Allah bahwa neraka ada.” Dan saya mengatakan ini dalam segala kerendahan, dengan takut dan gentar. Anda berkata, “Oh, bagaimana dapat Anda mengatakan hal seperti itu?” Baiklah, akan saya jelaskan mengapa! Jika tidak ada neraka, tidak akan ada keadilan di dunia ini. Saya memikirkan, misalnya, segala sesuatu yang terjadi di abad ini. Saya berpikir tentang kengerian Perang Dunia Kedua. Saya memikirkan orang-orang yang memasukkan 6 juta orang Yahudi dan bangsa-bangsa lainnya – Polandia, Belanda dan lainnya – ke dalam kamar gas. Orang-orang ini termasuk wanita dan anak-anak, yang tidak pernah tahu-menahu tentang maksud peperangan itu, dan mereka digas sampai mati tanpa belas kasihan. Saya memikirkan jenis kejahatan semacam apa yang sanggup mewujudkan hal seperti ini. Saya memikirkan kejahatan yang mengambil nikmat dalam menyiksa sesama manusia supaya mati perlahan-lahan. Saya pikir harus ada cara untuk membereskan ketidakadilan ini.

Saya memikirkan orang seperti Hitler yang menyebabkan kematian, bukan hanya 6 juta jiwa dalam kamar gas, tetapi juga 20 juta jiwa di Eropa saja yang mati – mati terkena bom, mati tertembak, mati terbakar – semua karena orang tersebut, seorang megalomania (penyakit gila yang mengkhayalkan dirinya seperti seorang yang agung dan mulia). Dan dia, saat kekalahan datang, setelah membawa dunia ke dalam kehancuran, hanya mengambil peluru lalu menembak kepalanya untuk menghindari penghakiman manusia. Saya mengatakan kepada diri saya sendiri, “haruskah orang semacam ini – orang yang telah membunuh 20 juta orang, baik para ayah, para ibu, anak-anak laki-laki, anak-anak perempuan, dan semua jenis manusia yang lain, dan menyebabkan kesengsaraan, dan penderitaan jutaan orang yang tak terhitung jumlahnya – haruskah dia dilepaskan dengan satu tembakan di kepala?” Saya rasa ini tidak adil. Apakah anda pikir ini adil? Saya akan mengatakan bahwa dia harus bertanggungjawab atas kematian orang banyak tersebut. Berarti, jika orang-orang ini harus menderita, maka penderitaannya harus paling tidak 20 juta kali dari apa yang mereka deritai. Kalau tidak, jujur saja saya tidak melihat adalanya keadilan. Bukan karena saya menderita; saya menderita sangat sedikit di tangan orang ini. Namun saya memikirkan mereka yang menderita karenanya, demi mereka, saya merasa harus ada keadilan. Menurut anda apakah adil untuk orang ini, setelah mengakibatkan kesengsaraan dan penderitaan kepada jutaan orang yang tak terhitung jumlahnya harus dilepaskan hanya dengan satu tembakan, tanpa rasa sakit, tanpa penderitaan, tanpa apapun? Akankah anda katakan bahwa ini adalah keadilan? Baiklah, Anda boleh berpegang kepada pendapat anda, tetapi syukur kepada Allah bahwa ada tempat untuk keadilan di dunia ini dimana Allah akan membuat perhitungan. Setiap orang akan mendapat bagiannya. Dan lalu saya akan memuji Allah karena keadilan-Nya, sejauh yang saya mengerti, sekalipun tidak mencukupi, akan digenapi.


Kejahatan dan Dosa Harus Dibasmi – Neraka adalah Tempatnya

Jadi kita dapat melihat bahwa Tuhan sungguh-sungguh berniat untuk menghapuskan kejahatan dan dosa di dalam dunia ini. Ingat itu! Ketika orang berkata kepada Anda , “Apa yang Allah kerjakan?” Anda bisa menjawab, “Tuhan sedang mengerjakan pekerjaan yang dahsyat! Dia akan memastikan setiap sisa dosa dan kebusukan, akan ditangani. Jika saya saja merasakan ketidakadilan dan kegeraman karena dosa, saya bertanya-tanya apa perasaan Allah terhadap dosa? Jika seorang yang berdosa semacam saya bisa marah karena dosa, bagaimana dengan Allah yang Maha Kudus, bagaimana perasaan-Nya?

Jadi kejahatan harus dibasmi dan neraka ada untuk membasmi kejahatan. Apa yang akan Allah lakukan dengan setiap dosa? Apa yang akan Allah lakukan dengan kejahatan? Apa yang akan Dia lakukan kepada Iblis? Kita berbicara tentang Hitler, tetapi bagaimana dengan Iblis? Apakah mereka akan ditinggalkan tergantung-gantung secara kekal? Apakah alam ini akan menolerir kejahatan semacam itu? Tidak juga! Itulah sebabnya mengapa Allah mempersiapkan suatu tempat untuk menghapuskan kejahatan – untuk membakar, untuk mengeluarkan kejahatan. Namun di sini kita harus membedakan beberapa hal. Ada orang mengira bahwa setiap orang akan dipanggang di neraka untuk selama-lamanya, bahwa neraka adalah semacam tempat panggangan agung. Tidak, tidak! Neraka ada sebagai tempat pembasmian, tempat penghapusan kejahatan. Ingat itu!


Pengertian yang Salah Tentang Neraka

Di sini saya ingin membetulkan beberapa pengertian yang salah tentang neraka. Pertama, ingat hal ini, bahwa tidak seorangpun yang begitu saja akan dikirim Allah ke neraka! Allah penuh belas kasihan dan pemurah. Allah tidak berkenan samasekali kepada kematian orang fasik. [Yeh. 33:11] Alkitab menyatakan bahwa Allah tidak berkenan kepada kematian orang-orang berdosa. Mari kita tinggalkan pemikiran sadis tersebut yang mana Allah seolah-olah menikmati melihat orang-orang berdosa dipanggang. Neraka hanya mempunyai satu fungsi praktis: pembasmian kejahatan. Neraka tidak dimaksudkan untuk menjadi tempat penyiksaan.

Kedua, mari kita mengingat bahwa apa yang kita telah baca dalam Alkitab tentang neraka menunjukkan bahwa neraka adalah tempat pembasmian kejahatan. Neraka bukanlah suatu tempat yang ada hanya untuk memanggang orang. Ketika Anda membaca ajaran Alkitab dengan teliti, Anda akan mendapati setiap kali Alkitab mengajarkan ini: bahwa neraka adalah suatu tempat untuk membinasakan kejahatan dan membinasakan mereka yang enggan bertobat dari kejahatan. Pikirkanlah hal ini dengan baik. Neraka bukanlah tempat di mana orang akan duduk disitu selama-lamanya. Alkitab mengatakan bahwa api neraka itu kekal. Namun Alkitab tidak mengatakan bahwa pembinasaan orang-orang berdosa itu juga kekal. Dua hal ini harus dibedakan dengan berhati-hati, dan adalah sangat penting bagi kita untuk membedakannya. Kenyataan bahwa api neraka itu kekal tidak berarti bahwa hukuman di dalamnya juga kekal. Saya ingin Anda membedakan ini dengan jelas dalam pikiran anda. Saya ulang: kenyataan bahwa api-neraka adalah kekal tidak berarti hukuman atas orang berdosa juga kekal.

Saya telah menyelidiki dengan sangat berhati-hati pengajaran Alkitab tentang neraka karena saya seorang pemberita Firman Allah dan saya ingin memberikan kepada Anda fakta-fakta yang tepat. Sebagai misal, lihat Yudas 7. Yudas 7 mengatakan sesuatu yang luarbiasa. Dikatakan bahwa Sodom dan Gomora dihancurkan dengan api kekal. Pikirkan baik-baik apa artinya? Api kekal! Sodom dan Gomora – apakah masih terbakar hari ini? Tidak, mereka tidak ada lagi! Lalu bagaimana api itu bisa kekal? Dalam menafsirkan Alkitab, kita harus mempunyai pengertian yang tepat. Sodom dan Gomora dihancurkan dengan api kekal – apakah artinya? Api kekal menunjuk kepada api Allah – api dari Allah pasti kekal; itulah sebabnya mengapa kita berbicara tentang api kekal. Ini tidak berarti bahwa Sodom dan Gomora tetap menyala hari ini. Tentu saja, Sodom dan Gomora tidak ada lagi! Mereka telah berakhir! Namun api itu tetap kekal. Anda mengerti? Dan karena itu, janganlah kita membuat kesalahan saat kita membaca Alkitab dimana ada dikatakan ‘api kekal’, ini berarti orang-orang berdosa dipanggang di situ selamanya. Sodom dan Gomora sudah berakhir! Mereka tidak ada lagi. Mereka hangus terbakar. Mereka tidak lagi eksis. Mereka telah dihancurkan oleh api.


Allah Telah Mengutus Anak-Nya untuk Menyelamatkan Kita dari Neraka

Allah tidak berkenan mencampakkan manusia berdosa ke neraka untuk dipanggang selama-lamanya. Tetapi Dia mempunyai satu kewajiban yang menyedihkan – kewajiban untuk menghapuskan orang-orang berdosa yang menolak untuk bertobat. Dia tidak berkenan melakukannya, tetapi Dia tak punya pilihan lain. Pikirkan sakitnya itu! Dia tak punya pilihan, saudara-saudara, selain dari menghancurkan orang-orang berdosa yang enggan bertobat. Pilihan apakah yang Dia miliki? Anda tidak mau bertobat. Dia telah melakukan segalanya untuk menyelamatkan Anda; apa lagi yang harus Dia perbuat? Katakan pada saya apa lagi yang harus Allah kerjakan untuk menyelamatkan anda. Anak-Nya Yang Tunggal tergantung di atas kayu salib untuk mati, untuk menumpahkan darah-Nya sampai tetes yang terakhir – hal apa lagi yang harus Dia lakukan untuk menyelamatkan Anda? Pada Hari Penghakiman, apa yang dapat Anda katakan terhadap Allah, saya bertanya kepada Anda, jika Anda diserahkan kepada penghancuran kekal. Apa yang Anda dapat katakan melawan Dia? Dia telah melakukan segalanya! Dan saya katakan kepada Anda, Dia telah melakukan segalanya demi keselamatan Anda. Anda tidak mau menerimanya. Anda berkata, “Aku tidak percaya!” Itu tidak merubah kenyataan apapun. Bagaimanapun, Dia telah melakukannya untuk Anda.

Saat Anda berhadapan dengan kenyataan neraka, saya rasa Allah akan berkata, “Maaf! Sahabat-Ku, Aku telah melakukan segalanya bagimu. Aku sendiri mengutus Anak-Ku yang Kukasihi, apa yang sangat berharga bagi-Ku, lebih dari tangan-Ku, lebih dari memenggal tangan-Ku, lebih dari mencungkil mata-Ku. Aku telah mengutuskan Anak-Ku untuk mati! Aku lebih rela mencungkil mata-Ku – itu tidak sesakit mengirimkan Anak-Ku untuk mati. Siapa saja yang pernah menjadi seorang bapa atau ibu pasti tahu akan hal ini. Namun kamu enggan datang kepada-Ku! Kamu tidak mau datang kepada-Ku! Pilihan apa yang kau berikan untuk-Ku, teman-Ku kecuali menghapuskanmu?

Itulah sebabnya mengapa Yesus mengatakan dalam Matius 10:28,

“Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.”

Catat kata ‘membunuh’ – “baik tubuh maupun jiwa di neraka.”
Ini sangat menakutkan; ini membuat anda merasa ngeri. Dia berkata, “Jangan takut dengan apapun di dunia ini. Tidak sesuatupun yang dapat dilakukan dunia ini terhadap engkau! Tapi takutlah akan Dia yang berkuasa membinasakan tubuh dan jiwa kau di neraka.” Apakah Dia senang akan hal ini? Saya katakan sekali lagi, tak ada sedikitpun perasaan senang. Hal ini akan sangat menyakitkan Dia. Anda adalah juga ciptaan-Nya, tetapi pilihan apa yang engkau berikan pada Dia, temanku?


Jangka-waktu Penderitaan di Luar Kegelapan

Tentu saja Alkitab mengajarkan bahwa terdapat satu jangka waktu penderitaan. Penderitaan itu datang sepanjang penantian eksekusi di tempat yang disebut kegelapan yang paling gelap. Tuhan berbicara tentang kegelapan yang paling gelap dan juga api, dua hal. Yang pertama datang dulu, dan yang kedua mengikutinya. Ketika Anda duduk dalam kegelapan yang paling gelap, di “dunia kekelaman” seperti yang disebut Yudas 1:13, Anda akan mempunyai banyak waktu untuk memikirkan kenyataan rohani yang tidak Anda pikirkan semasa hidup Anda. Anda akan mempunyai banyak waktu untuk memikirkan hal itu. Kadang-kadang orang datang ke gereja dan mereka berkata, “Aiyah! Mengapa khotbahnya begitu panjang?” Saya katakan kepada Anda, Anda begitu diberkati, karena pada hari itu sementara Anda menantikan penghakiman dari Allah, Anda akan berkata, “Huh, ini lama sekali. Berapa lama aku harus duduk di sini dan menunggu penghakiman? Bisa cepat sedikit!” Anda akan mempunyai semua waktu untuk memikirkan, untuk menyesal, “Selama aku di dunia, apa yang aku lakukan dengan hidupku? Betapa bodohnya aku ini! Ketika aku mendengarkan Injil, hanya masuk ke satu telinga dan keluar lewat telinga lain. Sekarang, aku berharap ia telah masuk ke dalam hatiku dan tinggal di situ. Manusia celaka aku ini!” Itulah periode penderitaan, api penyesalan akan membakar dalam hati Anda sebelum api yang memusnahkan itu.

Penderitaannya bukan main dahsyat – penderitaan karena penyesalan itu hampir tak ada bandingannya dalam penderitaan manusia. Seperti orang ibu yang sedang menjaga anaknya, menjaga bayinya. Dia berpaling untuk mengambil sesuatu dan bayinya terjatuh dari tembok. Dapatkah Anda membayangkan perasaan menyesal dari ibu itu dalam situasi seperti itu? Dapatkah Anda membayangkan bagaimana diri Anda dalam keadaan itu? Sementara dia berpaling satu saat, bayi itu terjatuh, jatuh dan mati. Hanya satu detik! Penyesalan, kepahitan – apa yang akan dia lakukan? Itu adalah penyesalan, temanku. Tak ada penderitaan yang lebih parah dari penderitaan seperti itu. Mungkin Anda pernah merasakan sedikit, jika Anda pernah gagal dalam ujian, atau sesuatu seperti itu. Anda mungkin pernah sedikit merasakannya. Anda berkata, “Ah, andai saja aku bekerja lebih keras, tetapi sekarang, apa gunanya?” Itu adalah penyesalan. Kepahitannya sulit untuk dibayangkan. Ini terasa seperti ada ulat di dalam yang mengunyah-gunyah jiwa kita. Ibu yang mengalami hal itu pasti siap untuk bunuh diri saja. Rasa sakitnya itu tak tertahankan karena anaknya jatuh tepat di saat sementara dia berpaling ke tempat lain. Bagaimana dia dapat terus menjalankan kehidupannya yang sisa dengan pikiran tersebut?


Neraka – Tempat Pembinasaan dengan Api yang Tak Terpadamkan

Jadi, neraka ada – dan saya ingin setiap orang jelas tentang hal ini – sebagai tempat pembinasaan. Saya mengatakan ini dengan jelas berdasarkan otoritas dari Firman Allah. Di Matius 3:12, Yohanes Pembaptis mengatakan ini, “Ia akan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan.” Kata yang digunakan oleh Yohanes Pembaptis di sini, “dibakar” atau “dihanguskan” dengan api yang tak terpadamkan, berarti dibakar seluruhnya, tidak ada yang tertinggal. Tak ada apapun yang tertinggal. Ini bertepatan dengan kata yang digunakan dalam Keluaran 3:2. Di sana Allah menampakkan diri kepada Musa di semak duri. Ingat apa yang terjadi? Semak duri itu menyala tapi tidak dimakan api! Itulah katanya – tidak dimakan api, tidak dibinasakan, tidak dihanguskan oleh nyala api. Api adalah sesuatu yang mengerikan, sesuatu yang sangat berkuasa! Api menghanguskan banyak benda; api membinasakan mereka dengan cepat. Dan di sini dikatakan debu jerami akan dimakan api, dibakar, tak ada sesuatu yang tertinggal! Kata bahasa Yunani itu selalu berarti kehancuran total. Hal yang sama terdapat di Lukas 3:17 saat Yohanes Pembaptis mengatakan hal yang sama.


Kesimpulan

Saya pikir sekarang, Anda mengerti dengan jelas betapa pentingnya Firman Allah. Saya telah meluangkan banyak waktu untuk menekankan hal ini. Ini merupakan suatu pengajaran yang sangat amat penting. Kita harus mengerti bahwa neraka itu ada. Kenyataan neraka sangat menakutkan dan penghancuran neraka adalah sangat nyata seperti semua hal lain yang nyata. Jangan pernah membohongi diri anda sendiri dengan berpikir bahwa Anda dapat luput dari hal tersebut karena Allah yang maha kudus dan adil akan memastikan bahwa dalam alam semesta-Nya, tak satupun noda kejahatan dan dosa akan disisakan. Semuanya akan diserahkan ke neraka untuk dihancurkan nanti.

Kita juga telah melihat bahwa orang-orang berdosa akan dibinasakan di neraka, pada akhirnya nanti, secepatnya. Kita juga melihat bahwa ada beberapa orang, seperti Hitler dan orang-orang sepertinya, akan berada di neraka untuk waktu yang sangat lama. Mereka tidak akan diizinkan untuk dilepaskan dengan begitu cepat. Mereka akan dibuat menderita seperti apa yang mereka telah kenakan terhadap orang lain. Saya berpendapat bahwa orang-orang semacam ini akan berada di neraka untuk waktu-waktu yang sangat lama, bukan karena Allah menyukainya, tetapi karena keadilan yang harus ditegakkan. Dan juga kita temukan dalam Wahyu 20:10 bahwa Iblis, binatang itu, dan nabi-nabi palsu akan berada di dalam api neraka untuk selamanya. Karena begitu besar kejahatan mereka sehingga mereka harus menanggung akibatnya secara kekal. Namun yang lain, seperti yang telah kita baca, akan dibinasakan di neraka. Jadi marilah mengerti dengan jelas pengajaran ini. Namun itu bukan semua pengajaran Yesus tentang neraka; kita akan melihat kembali nanti. Namun saat ini marilah kita mempertimbangkan semua ini dengan teliti untuk memahami dengan tepat pengajaran Yesus.

Jadi hari ini kita telah menangani satu aspek yang sangat penting dari pengajaran Yesus, dan tentu saja, kita harus memahami bahwa segala sesuatu yang Yesus ajarkan adalah penting. Dalam waktu yang kita lalui bersama, saya coba untuk membagikan sebanyak mungkin dari kekayaan yang terdapat dalam Firman Allah. Simpan ini di dalam hati anda karena kalau tidak, anda akan mempunyai menyesal untuk selama-lamanya. Kita memberitakan hal-hal yang kita tahu adalah benar, jadi berhati-hatilah bagaimana Anda mendengar Firman Allah. Sadarlah bahwa di dalam dunia ini, tidak ada hal yang lebih penting dari pada keselamatan, bahwa kita harus membereskan hubungan kita dengan Allah dan memasuki kehidupan yang Dia ingin berikan kepada kita. Itulah sebabnya Dia berkata, “Mintalah – kamu akan terima!” Dia rindu, Dia menunggu – untuk memberi kepada kita. Ia menunggu kita untuk meminta.

 

Berikan Komentar Anda: