Pastor Eric Chang | Matius 5:21-26 |

Hari ini kita membaca dari Matius 5, dan kita melanjutkan untuk melihat ke dalam ajaran Yesus yang luar biasa ini. Dalam Matius 5:21-26, kita membaca:

“Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum.’ Tetapi aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! (atau, ‘Raca!’ dalam bahasa Ibrani) harus dihadapkan kepada Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! (atau, ‘Bebal!’) harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahan diatas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.”


Melampaui Kebenaran Orang Farisi dengan Memenuhi Tuntutan Yesus

Apa yang dikatakan Yesus di sini? Dia berkata bahwa jika anda melakukan pembunuhan, itu sudah cukup untuk menghancurkan hubungan anda dengan Allah dan anda kehilangan hidup yang kekal. “Tetapi”, kata Yesus, “Aku akan memberitahukan kepadamu lebih dari itu.” Karena, dari sekian banyak orang, berapa banyak orang yang pernah membunuh? Hanya sedikit orang! Dan dengan segera kita akan mempunyai perasaan, “Ya, kita cukup benar.” Ingat apa yang telah kita pelajari minggu lalu? “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga” [Matius 5:20] — anda tentu tidak akan masuk kerajaan Sorga. Oleh karena itu, jika kita berkata, “Baik, kebenaran saya [harus] melebihi kebenaran orang Farisi. Orang Farisi tidak membunuh. Oleh karena itu jika kita tidak membunuh, berarti saya sama dengan orang Farisi. Bagaimana saya dapat melebihi kebenaran orang Farisi?”

Jadi Yesus memberitahukan kepada kita bahwa persyaratannya, standard kebenaran-nya jauh melebihi orang Farisi, dan jauh melebihi rata-rata orang Kristen saat ini. Itulah sebabnya kita membicarakan hal ini. Begitu banyak orang Kristen yang memiliki pengertian yang kurang memadai tentang kekudusan dan ini adalah waktunya bagi kita untuk bangkit pada ajaran Allah.

Hal pertama yang kita lihat, sebagaimana telah kita lihat sebelumnya, adalah jika kita tidak dapat melihat kemuliaan Allah di dalam diri Yesus Kristus, dimanakah lagi kita melihat kemuliaan Allah di dunia ini? Anda tidak akan pernah dapat melihat kemuliaan Allah kecuali anda pergi ke surga, dan tanpa Yesus anda tidak akan pernah dapat sampai ke surga. Hanya ada satu tempat dan satu-satunya pribadi yang membuat kita dapat, pada masa ini, melihat kemuliaan Allah, dan itu adalah di dalam diri Yesus Kristus. Jika anda tidak melihatnya di dalam Yesus, maka anda pun tidak akan melihatnya di tempat lain. Inilah yang sebenarnya dinyatakan Rasul Paulus di 2 Korintus 3:18, “Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung, di mana? Pada wajah Yesus! Di situlah kita melihat kemuliaan Allah. Jika anda tidak dapat melihat kemuliaan Allah hari ini, berdoalah kiranya Allah membukakan mata anda. Sebab, anda tahu, yang kita butuhkan di gereja saat ini ialah orang-orang yang dipenuhi dengan api ilahi. Dari manakah datangnya api ilahi itu? Dari suatu penglihatan—dengan mata rohani—akan kemuliaan Yesus.


Halangan untuk Melihat Kemuliaan Yesus—Kurangnya Kekudusan

Apakah yang menghalangi kita untuk melihat kemuliaan itu? Yaitu kurangnya kekudusan. Ketidak-kudusan! Itulah sebabnya Yesus tidak meninggikan standard moralitas, standard kebenaran, hanya untuk menyulitkan hidup kita. Apakah anda memahami hal ini? Dia tidak berkata, “Aku akan membuat hidup semakin sulit bagimu. Sebelumnya, yang harus kau lakukan untuk masuk surga adalah tidak membunuh siapapun, dan sekarang Aku berkata kepadamu jika kamu membenci saudaramu, kamu sama jahatnya dengan seorang pembunuh; kamu layak untuk masuk neraka.” Anda berkata, “Malangnya diriku, cukup sulit untuk menjalankan kehidupan Kristen apa adanya! Dan sekarang, engkau telah menetapkan standard yang terlalu tinggi sehingga aku tidak dapat memenuhinya. Seandainya aku tidak dapat melompat setinggi 1 meter dan engkau meningkatkannya menjadi 2 meter, lebih baik aku menyerah. Maksudku, aku tidak dapat melakukannya.” Apakah Yesus hendak membuat hidup sulit untuk kita? Sama sekali tidak! Dia hendak menunjukkan kepada kita jalan untuk dapat melihat kemuliaan Tuhan—jalan menuju kekuatan rohani, jalan untuk menjadi murid yang sejati. Apakah gunanya menjadi seorang Kristen yang di sana tidak dan di sini juga tidak? Tetapkan pikiran anda. Apakah anda ingin menjadi seorang Kristen seutuhnya atau apakah anda hanya ingin menjadi seorang Kristen nominal yang plin-plan? Jika anda ingin menjadi yang nominal, lebih baik undurkan diri saja. Batalkan itu! Tidak pantas hidup seperti itu. Anda hanya akan menipu diri sendiri.

Tetapi Yesus menunjukkan kepada kita jalan kekudusan, yaitu jalan kemuliaan. Dalam Ibrani pasal 12, penulis menuliskan bahwa kecuali engkau kudus, engkau tidak akan dapat melihat kemuliaan Allah: “tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan.” [ayat 14] Dan ayat ini akan saya tanamkan dalam pikiran anda dan didalam hati anda hari ini. Firman ini sangatlah penting, khususnya bagi gereja pada masa ini, bahwa inilah saatnya bagi setiap orang Kristen menyadari hal ini. Ibrani 12:14 menuliskan:

“Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan.”

Saya telah mengatakan kepada anda berulangkali sebelumnya, hati-hati dengan pengertian anda tentang iman—keselamatan karena percaya. Iman di dalam Alkitab harus dipahami sebagai sesuatu yang memampukan anda untuk menjadi kudus. Anda tidak akan dapat selamat, sebagaimana yang dikatakan oleh penulis Ibrani, hanya dengan menyatakan iman, sebagaimana yang dilakukan oleh banyak orang Kristen. Hanya dengan iman yang membawa anda kepada kekudusan, hanya iman itu yang menjadikan anda milik Tuhan, untuk melihat Tuhan. “Tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan.”

Apakah anda kudus? Jika anda tidak kudus, jika anda tidak mendapatkan kekudusan ini, maka apapun bentuk Kekristenan yang anda jalankan, lihatlah ke dalam firman Tuhan, anda pasti tidak akan dapat melihat Tuhan; anda pasti tidak akan masuk ke dalam keselamatan-Nya. Ini bukan kata-kata saya. Ini adalah firman Tuhan. Iman yang sungguh-sungguh menyelamatkan adalah iman dimana kekudusan Tuhan menjadi milik kita. Syarat kekudusan adalah bagi setiap murid. “Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.” [1 Petrus 1:16] Itulah ajaran yang alkitabiah didalam Perjanjian Baru. Yesus menyampaikan hal ini pada akhir Matius pasal 5 saat dia berkata, “haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” [ayat 48] Dan apakah maksud dari ayat tersebut kita akan melihatnya pada bagian berikutnya.


Yesus Menghendaki Murid yang Kudus, Bukan Hanya Orang yang Beralih Agama

Sekarang pikirkan tentang posisi anda yang lama. Jika anda bukan seorang Kristen, saya menginginkan anda mengerti: menjadi seorang Kristen bukan sesuatu yang harus dilakukan dengan terburu-buru. Sama sekali tidak! Anda berkata, “Aneh! Kebanyakan orang mencoba untuk menyeret orang lain ke dalam kerajaan Allah, mencoba untuk mendaftarkan pertobatan yang cepat, sedangkan orang ini malah menghentikan mereka pada saat mereka ingin memasuki pintu.” Kami menghentikan anda hanya untuk alasan: agar anda tahu dengan pasti apa yang anda lakukan. Yesus tidak tertarik membuat orang yang beralih agama; Dia ingin menjadikan murid. “Pergilah, jadikanlah semua bangsa muridku“, tidak hanya membuat orang beralih agama menjadi Kristen. Kami ingin mengubah setiap orang Kristen menjadi sebuah sumber pembangkit kekuatan, pembangkit kekuatan rohani. Gereja sudah cukup memiliki orang Kristen yang biasa-biasa saja atau Kristen hanya pada nama. Adalah tujuan saya, sebagaimana yang Paulus katakan, untuk membangunkan setiap orang Kristen didalam gereja ini, “sampai kita semua telah mencapai tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus“. [Efesus 4:13] Itulah standard Paulus—sampai setiap orang Kristen mencapai tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus. Paulus memiliki tujuan yang sangat tinggi. Dan ini seharusnya menjadi tujuan gereja saat ini.

 Kita harus memiliki kekudusan. Tetapi apakah ‘kekudusan’ itu? Apakah yang dimaksud dengan ‘kekudusan’? Apakah kita menjadi kudus apabila kita melihat semacam lingkaran cahaya diatas kepala kita? Tentu saja tidak! Kita tidak sedang membicarakan hal itu. Kekudusan adalah totalitas—suatu komitmen yang total kepada Allah! Tidak ada kekudusan tanpa pentahbisan total kepada Allah. Langkah awal kekudusan adalah, dan langkah yang paling dasar, adalah hati anda tidak terbagi, setia dan berkomitmen kepada Kristus. Apakah anda kudus? Lalu tanyakan kepada diri anda pertanyaan ini: Apakah hatiku, pada saat ini, berkomitmen secara total kepada Kristus? Ataukah terbagi? Apakah sebagian milik Yesus? Tidak ada yang sebagian kudus. Anda kudus atau tidak kudus—tidak ada separuh-separuh. Tidak mungkin kita berpihak pada Yesus dan melawan Yesus pada waktu yang sama. “Siapa tidak bersama aku, ia melawan aku.” [Matius 12:30] Firman dari Yesus selalu sangat jelas dan tajam. Tidak ada posisi netral atau berada diantaranya.

Makanya, langkah yang pertama adalah, di dalam kekudusan anda 100% dimiliki Kristus. Ketika Yesus membeli kita “dengan harga yang sangat mahal”, seperti yang dikatakan Paulus dalam Korintus [1Korintus 6:20 & 7:23], apakah dia hanya membeli satu tangan saya? Apakah Yesus membeli dua tangan? Apakah dia membeli sebagian dari saya? Alkitab mengatakan dia membeli saya—diri saya sepenuhnya. Saya miliknya. Anda sedang menipu diri sendiri dan mencoba menipu Tuhan jika anda menyembunyikan sesuatu dalam hidup anda dari Tuhan. Ingat apa yang terjadi pada Ananias dan Safira dalam Kisah Para Rasul pasal 5, ketika mereka menyatakan telah memberikan semuanya kepada Tuhan, tetapi ternyata menyembunyikan sebagian untuk mereka sendiri? Itu adalah dosa yang menyedihkan! Tuhan tidak merebut dan menyeret anda masuk ke dalam kerajaan-Nya. Pilihannya ada pada anda, anda pilih diantara tidak memberikan hidup anda kepada Tuhan samasekali, atau jika anda menyerahkan hidup anda, serahkanlah secara total, tanpa syarat kepada-Nya.


Hanya Murid yang Berkomitmen Total yang dipenuhi dengan Roh Kudus

Saat ini begitu banyak orang yang bertanya: Apakah yang dimaksud dengan dipenuhi Roh Kudus? Kedengarannya misterius. Tidak ada sesuatu yang misterius tentang dipenuhi dengan Roh Kudus. Alasan mengapa begitu banyak orang tidak dipenuhi Roh Kudus adalah karena Roh Kudus tidak dapat memenuhi [mereka]. Apakah maksud dari ‘memenuhi’? ‘Memenuhi’ maksudnya adalah menjadi penuh. Jika sebuah cangkir hanya diisi air setengah, apakah bisa dikatakan penuh? Jika cangkir diisi dengan cairan sebanyak ¾, apakah itu penuh? Jika diisi 90%, apakah penuh? Tentu saja tidak, penuh berarti penuh, artinya dipenuhi. Anda tidak dapat dipenuhi oleh Roh Kudus kecuali jika anda adalah 100% Kristen. Anda membuang-buang waktu dengan berkata, “Tuhan, penuhi aku dengan Roh Kudus” sedangkan faktanya, di dalam hati anda, anda tidak ingin menjadi miliki-Nya 100%. Tidak ada yang misterius tentang dipenuhi Roh Kudus. Setiap orang yang 100% berkomitmen kepada Yesus dipenuhi Roh Kudus karena mereka 100% milik Tuhan. Jadi sama sekali tidak ada yang misterius tentang hal ini. Ketika Paulus berkata untuk selalu “penuh dengan Roh Kudus” [Efesus 5:18], yang dimaksudkannya adalah orang Kristen harus selalu 100%, jangan pernah menyimpan apapun untuk diri sendiri lagi.

Apabila anda telah melakukan hal ini, apabila anda sepenuhnya telah menyerahkan hidup anda kepada Allah tanpa syarat—jujurlah tentang hal ini, tanpa syarat—anda adalah orang yang akan dipenuhi dengan Roh Kudus. Anda berkata, “Mengapa anda berkata ‘akan’?” Karena ada satu hal lagi: anda harus meminta Tuhan untuk memenuhimu. Banyak orang Kristen tidak dipenuhi karena mereka tidak pernah meminta. “…kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.” [Yakobus 4:2] Seperti yang akan kita lihat sambil terus melanjutkan pengajaran Yesus yang berkata, “…apalagi Bapamu yang di surga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya“. [Lukas 11:13] Apabila anda merasa telah sepenuhnya memberikan diri anda kepada Tuhan 100%, mintalah kepada-Nya. Jika anda melihat bahwa anda tidak memiliki kuasa Tuhan di dalam hidup anda, mintalah kepada-Nya untuk memenuhi anda. Ini sangatlah sederhana. Dan Dia pasti akan melakukan! Tidak ada masalah sama sekali mengenai hal ini—jika anda bersungguh-sungguh dengan apa yang anda maksudkan.

Saat ini kita melihat beberapa hal yang sangat penting. Kita melihat bahwa Yesus menempatkan standar yang tinggi untuk memperlihatkan kepada kita bahwa tidak ada jalan lain untuk menjadi murid yang sejati kecuali jika kita dipenuhi dengan Roh Kudus. Tidak ada jalan lain untuk memenuhi tuntutan Tuhan kecuali jika kita dipenuhi dengan Roh Kudus. Alkitab mengenal hanya satu macam orang Kristen, dan itu adalah Kristen yang dipenuhi Roh Kudus. Dipenuhi Roh Kudus adalah suatu kehidupan orang Kristen yang normal. Tidak ada suatu yang misterius mengenai hal ini. Jika anda dipenuhi Roh Kudus, anda akan mengetahui seperti apa kehidupan Kekristenan itu. Jika anda adalah Kristen 100%, anda akan menyadari hadirnya kuasa karena menjadi Kristen. Saya tidak selalu mengatakan ‘sukacita yang diluar’ karena anda melihat hal yang lebih dalam dari itu, lebih jelas dari apa yang dapat dilihat oleh orang lain. Anda memiliki ketajaman dan pengertian rohani yang tidak dimiliki oleh orang lain. Ini juga berarti dosa akan membuat anda berdukacita lebih dalam dibandingkan orang lain.


Ketajaman dan Pengertian Hadir bersama dengan Kepenuhan Roh Kudus

Banyak orang tidak dapat melihat hal-hal tentang Allah karena mereka buta. Mengapa mereka buta? Karena mereka tidak memiliki terang Allah di dalam hati mereka. Begitu banyak orang berintelektual yang membaca Alkitab tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan. Sama sekali tidak berarti bagi mereka. Mereka tidak mengerti. Apakah ini karena mereka bodoh? Tidak! Mereka adalah orang yang pintar, tetapi mereka tidak dapat mengerti Firman Allah. Mengapa? Karena segala sesuatu tentang Allah harus dimengerti di dalam terang Allah! Kecuali jika anda memiliki terang Allah di dalam hati anda, anda tidak akan dapat mengerti. Tetapi bacalah Alkitab seperti ini: bersujud di hadapan Allah, mintalah Dia untuk membersihkan seluruh dosa anda dengan darah Yesus yang kudus, karena hanya itu yang dapat menyucikan dosa; yang lain tidak. Katakan, “Inilah hidupku—100% milik-Mu. Penuhi aku dengan Roh Kudus-Mu.” Buka Alkitab anda dan lihat. Anda akan menemukan setiap arti firman itu melompat keluar begitu saja dan menghantam tepat pada mata anda. Anda akan berkata, “Hei! Semuanya menjadi hidup bagi saya sekarang!” Saya yakin itu pasti. Pasti ada beberapa hal teknis yang anda tidak mengerti karena kurangnya pengetahuan tentang sejarah atau latar belakang, tetapi makna rohani dari segala sesuatu akan hadir bagi anda secara jelas dan tajam.

Ketika saya masih menjadi seorang Kristen yang sangat muda, saya membaca kitab yang sangat sulit—Kitab Tawarikh. Pernahkah Anda mencoba membacanya. Saya membuat begitu banyak catatan pada Kitab Tawarikh. Pada saat itu saya menjadi Kristen tidak lebih dari satu atau dua tahun. Saat ini ketika saya melihat kembali catatan saya pada Tawarikh, saya sangat kagum. Saya berkata pada diri saya sendiri, “Dapatkah saya melihat semua kekayaan rohani seperti itu pada saat saya seorang Kristen muda? Dari manakah saya mendapatkan pengertian rohani seperti itu? Bahkan kitab seperti Tawarikh pun, di mana begitu banyak orang membaca dan tidak dapat melihat nilai rohani di dalamnya, hadir kepada saya dengan kekayaannya sebagai seorang Kristen yang muda. Anda tahu mengapa? Saya bersyukur kepada Tuhan karena sejak awal, Tiongkok, orang-orang Kristen mengajarkan kepada saya bahwa seorang Kristen bukanlah Kristen kecuali jika dia adalah Kristen 100%. Ketika anda adalah Kristen 100%, anda adalah Kristen yang dipenuhi dengan Roh Kudus. Ketika anda Kristen yang dipenuhi dengan Roh Kudus, anda memiliki pengertian yang menakjubkan. Ketika saya melihat kembali pada catatan tersebut—semua catatan saya tentang Tawarikh—yang anehnya, ditulis di dalam buku latihan sekolah Komunis dengan seorang laki-laki yang membawa martil dan sabit di depan, dan membaca sekarang, saya hanya bersyukur kepada Allah. Dia menunjukkan kepada saya. Apakah saya belajar teologi pada saat itu? Tidak, saya tidak tahu tentang teologi pada saat itu. Pernahkah saya sekolah di sekolah Alkitab? Tidak, saya tidak pernah sekolah di sekolah Alkitab. Lalu darimana saya mendapatkan pengertian rohani seperti ini sehingga ketika saya membacanya lagi, hati saya terus terbakar. Karena, anda tahu, mengenal dan melayani Tuhan bukanlah sekedar sekolah Alkitab atau sekolah teologia. Ini tentang pengertian rohani. Dan ketika saya melihat catatan pada Tawarikh, saya bertanya-tanya jika saya dapat memperbaikinya saat ini—setelah semua sekolah Alkitab dan sekolah teologia dan yang lainnya. Saya tidak tahu apakah saya dapat memperbaiki catatan itu.


Kekudusan—Rahasia Melihat Yesus dan Memiliki Kuasa Rohani

Ini adalah rahasia dari pengertian rohani, dari kekuatan rohani. Ini adalah rahasia kekudusan yang diajarkan Yesus kepada kita saat ini. Mengapa dia bersikeras pada kekudusan? Karena tidak ada jalan lain untuk menjadi Kristen—Kristen yang sejati. Saya memohon pada anda, jika ada di antara anda berpikir untuk menjadi Kristen tetapi tidak berniat untuk menjadi Kristen 100%, saya memohon kepada anda, lupakan saja. Lupakan! Kembali kepada Tuhan jika anda berniat untuk menjadi 100% milik-Nya. Jangan bermain-main dengan Tuhan! Kurang dari 100% adalah bermain-main dengan Tuhan. Dia tidak menerima apa yang kurang. Baca ajaran di Alkitab. Perhatikan apa standarnya.

Tuhan menghendaki kekudusan supaya kita dapat melihat kemuliaan-Nya. Karena itu Yesus—mari kita pahami secara mendalam—tidak memunculkan standar untuk membuat hidup sulit bagi kita, tetapi untuk menunjukkan kepada kita bahwa hanya dalam kekudusan, kita dapat melihat kemuliaan Allah. Umat Allah di PL, selain dari para nabi, tidak dapat melihatnya. Jadi Yesus menunjukkan bagaimana hal ini dapat dilakukan.


Kemarahan—Suatu Cara untuk Mengetahui Apakah Kita Berada Di Bawah Kendali Roh Kudus

Mari kita melihat pada apa yang dikatakan Yesus di dalam ajarannya. Dia mengatakan: “Jika engkau marah di dalam hatimu kepada saudaramu, engkau layak diajukan ke pengadilan. Ayat 22 berkata:

“Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum”. Dan dilanjutkan: “Siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! (atau, Raca!) harus dihadapkan ke Mahkamah Agama”.

Kata yang diterjemahkan sebagai ‘penghukuman’ juga berarti ‘pengadilan’. Secara teknis kata itu berarti juga pengadilan lokal bagi bangsa Israel. Pernyataan berikut mengatakan jika engkau berkata kepada saudaramu, “Raca”, engkau “harus dihadapkan ke Mahkamah Agama“. Apakah arti dari ‘Raca’? Kata tersebut berasal dari kata Ibrani yang berarti ‘kosong’; yang berarti, dungu. Jadi jika anda berkata kepada saudara anda, “Kau dungu! Kau orang tolol! Kau idiot!”, anda berada dalam banyak masalah. Anda layak dihadapkan pada pengadilan. Pengadilan itu adalah Sanhedrin. Menurut bahasa aslinya kata itu menunjuk pada Sanhedrin. Dan Yesus berkata, “Jika kamu berkata kepada saudaramu “Kamu bebal“…”. Kata ‘bebal’ disini merupakan kata yang lebih keras dari kata ‘Raca’ yang diterjemahkan sebagai ‘kafir’. ‘Raca’ berarti kamu tidak berguna. Berarti, “Kamu orang tidak berguna. Kamu idiot. Kamu ‘tidak pintar’.” Tetapi kata ‘bebal’ dalam Alkitab selalu memiliki konotasi spiritual. “Orang bebal berkata dalam hatinya: ‘Tidak ada Allah’.” [Mazmur 14:1] Orang bebal yang berkata hal yang demikian, yaitu, orang yang rendah secara spiritual, dan rendah secara moral. Jadi jika anda berkata kepada seseorang, “Kamu bebal!”, dengan menyertakan pengertian moral itu, “Kamu tolol! Kamu orang yang tak ber-Tuhan”, berarti anda layak untuk diserahkan ke dalam neraka karena anda telah demikian menghakimi seorang saudara.

Sekarang perhatikan kata-kata ini. Pertama kita melihat, berbicara secara teknis, dalam konteks eksposisi, kita melihat suatu peningkatan dari yang kurang serius ke yang lebih serius: dari pengadilan, ke Mahkamah Agama, ke api neraka. Pengadilan [terdiri dari] 23 hakim, Mahkamah Agama terdiri dari 71 hakim, dan api neraka, penghakiman Allah. Dari kemarahan yang sederhana, kemarahan yang selanjutnya membawa kepada pernyataan, “Kamu idiot!” yang dikatakan dengan kebencian, dengan dendam, dan kemudian kepada  suatu tuduhan yang lebih serius, “Kamu orang yang tidak ber-Tuhan”. Itu merupakan suatu tuduhan yang sangat serius, yang mengatakan bahwa dia tidak mengenal Tuhan sama sekali, menghapuskan dia sama sekali dari kerajaan Allah, seolah-oleh menjatuhkan hukuman mati keatas dirinya. Jadi dengan ukuran yang anda gunakan untuk menghakimi, dengan ukuran itu pula anda akan dihakimi.

Apakah yang dikatakan kepada kita tentang hal ini? Ada banyak hal penting yang disampaikan kepada kita. Pertama, orang yang dipenuhi dengan Roh Kudus adalah orang yang emosinya berada dibawah kontrol Allah—dibawah kontrol Roh Kudus. Anda lihat, anda tidak dipenuhi 100% jika emosi anda tidak dikontrol Allah, bukan? Banyak orang Kristen yang mengalami penurunan secara spiritual karena mereka tidak pernah menyerahkan emosi mereka kepada Allah. Mereka tidak pernah dikontrol oleh Roh Kudus. Pernahkah anda menyadari hal pertama yang akan bereaksi adalah selalu emosi anda?

Setiap anda yang menyetir mobil akan tahu dengan pasti apa yang saya maksudkan. Anda sedang menyetir dan seseorang memotong jalan tepat di depan anda. Seketika kemarahan anda meningkat. Yang pertama untuk bereaksi adalah kemarahan anda. Emosi anda harus berada dibawah kontrol. Kita harus dikuasai Allah bahkan dalam hal emosi juga. Bahkan reaksi emosional kita juga harus dikuasai Allah. Banyak orang Kristen belum mempelajari ini. Hasilnya adalah orang Kristen yang emosinya liar. Apakah anda termasuk salah satunya? Orang Kristen yang semacam ini sangat mengkhawatirkan saya. Hari ini mereka naik dan hari berikutnya turun. Anda tahu jenis orang Kristen seperti ini: hari ini senang, besok menangis. Mereka merasa baik hari ini; mereka merasa buruk keesokannya. Perasaan mereka seperti barometer yang melompat ke atas dan ke bawah seperti cuaca. Jika anda adalah orang Kristen jenis ini, berarti anda bukan orang Kristen yang dipenuhi Roh Kudus. Ada sesuatu yang salah dengan anda. Sudah waktunya anda segera menanganinya. Karena orang Kristen semacam ini, emosinya akan naik dan turun dan lebih cenderung untuk lebih turun setiap kali. Dan segera akan berada pada posisi yang begitu turun sehingga anda tidak dapat keluar lagi. Seperti perekonomian Inggris, yang terus menurun. Anda tidak menemukan satu titik yang tinggi. Naik beberapa sen untuk kemudian turun 5 sen. Kemudian naik 2 sen dan turun 7 sen. Dalam 3 bulan saya berada di situ, poundsterling kehilangan 30 sen terhadap dolar. Dan begitu banyak orang Kristen yang hidup seperti ini.


Letakkan Emosi kita di bawah Kontrol Tuhan

Apakah emosi anda berada dibawah kontrol Allah? Tanyakan pada diri anda sendiri. Apakah anda orang Kristen, yang setelah ke gereja, anda merasa baikan sekarang; anda telah melakukannya. Anda berkata, “Itu sangat baik!” Dan besok pagi, anda bangun tidur dan berkata, “Ahh, saya tidak merasa baikan pagi ini. Tuhan sepertinya sangat jauh dari saya.” Anda hidup dalam emosi anda dan emosi anda tidak terkontrol. Orang Kristen semacam ini tidak memiliki kesaksian yang konsisten. Mereka adalah orang Kristen yang tidak punya kuasa. Allah tidak dapat memakai orang semacam ini. Secara mutlak penting untuk membawa emosi anda kepada Allah agar emosi akan berada dibawah kontrol Allah. Apakah emosi anda berada dalam kontrol Allah? Apakah anda memiliki kuasa Allah di dalam hidup anda? Ini, suatu pelajaran yang sangat penting: letakkan emosi anda dibawah kontrol Allah.

Di sini kita melihat bahwa Yesus menunjukkan kepada kita suatu pelajaran yang sangat penting. Tetapi hal selanjutnya yang harus kita perhatikan adalah: itu akan menguasai hubungan kita dengan sesama. Jika anda marah terhadap saudara anda, itu adalah suatu pelanggaran yang serius. Apa yang Yesus sebutkan di Matius 5:22 ada hubungannya dengan seorang saudara. Anda mungkin marah dengan orang-orang fasik yang tertentu dengan cara tertentu, ya. Tidak semua kemarahan adalah dosa. Anda harus yakin tentang ini. Kemarahan di sini adalah kemarahan yang dikeluarkan dalam konteks kemarahan yang menimbulkan atau menghasilkan pembunuhan. Yang disebut disini adalah kemarahan, perhatikan dalam konteks eksposisi, yang berhubungan dengan pembunuhan. Tidak ada pembunuhan yang tidak diawali dengan kemarahan. Emosi pertama dalam pembunuhan adalah dari kemarahan. Kemarahan bisa tenang dan diperhitungkan, atau secara instan meledak. Tetapi selalu emosi kita yang memulai permasalahan.


Kekudusan Berhubungan dengan Hubungan kita dengan Saudara-saudari kita

Jadi perhatikan ini. Kekudusan berhubungan dengan hubungan kita dengan sesama. Selidiki hubungan anda dengan saudara-saudari anda. Selidiki hubungan anda dengan orang lain. Perhatikan bagaimana kita begitu emosional. Sebagaimana telah saya katakan kepada seseorang beberapa saat yang lalu, ketika kita melihat seseorang, kita menghakimi mereka berdasarkan apa yang kita rasakan. Anda melihat seseorang dan berkata, “Saya suka orang ini.” Atau, “Saya tidak suka orang ini.” Bagaimana anda menentukannya? Yah, hanya berdasarkan perasaan anda saja. Anda berkata, “Saya melihat seseorang dan saya tidak suka penampilannya. Jadi, saya tidak suka dia.” Bagaimana anda tahu? Mungkin dia seorang yang sangat baik? Hanya karena anda tidak suka penampilannya, [anda tidak suka dia]. Itu membuktikan apa? Itu membuktikan bahwa anda menilai menurut perasaan. Atau anda melihat orang, anda berkata, “Oh, saya suka dia”. Mungkin dia adalah laki-laki yang buruk perangainya, tetapi hanya karena anda suka wajahnya, anda suka dia. Bagaimana anda menyukainya? Apakah anda tahu apa yang ada di hatinya? Anda tidak tahu apa yang ada di hatinya. Tetapi anda menilai menurut perasaan. Manusia menilai segala sesuatu berdasarkan perasaan.

Bagaimana anak laki-laki menyukai anak perempuan? Apakah dia melakukan hal yang rasional? Apakah dia duduk dan memperhitungkan kebaikan dari anak perempuan ini, apakah dia seorang gadis yang rohani, gadis yang cakap, atau gadis yang cerdas? Bagaimana seorang anak perempuan menilai laki-laki? Yah, terlalu sering hanya: “Saya suka dia.” Atau, “Saya tidak suka dia”. Hanya semudah itu. Tidak ada yang logis dari semua itu. Seringkali akal-budi menjadi budak kepada perasaan kita. Maksud saya, setelah menyukai seseorang, kita harus memikirkan semua alasan mengapa kita menyukai dia, bukan? Sering, alasan-alasannya sangatlah tidak masuk akal. Mereka sama sekali tidak tahan uji. Tetapi terlalu sering akal-budi kita menjadi budak kepada perasaan kita. Kita membenarkan perasaan kita dengan pikiran kita.

Seringkali kita membawa ini ke dalam gereja; lalu kita mempunyai masalah. Sering saya menemukan seorang saudara dan saudari atau orang di dalam gereja, tidak saling menyukai satu dengan yang lain, tanpa suatu alasan yang nyata, [seperti mengatakan]: “Hanya saja saya tidak menyukai gayanya. Saya tidak suka perilakunya. Saya tidak suka caranya. Jadi, saya tidak menyukainya.” Ini harus dikeluarkan. Semuanya ini harus dikeluarkan dari gereja. Jangan menilai orang hanya karena dia berambut panjang atau pendek, punya kumis atau tidak berkumis, berkacamata atau tidak berkacamata. Tidak ada hubungannnya dengan itu semua. Tuhan Yesus tidak menghendaki kita untuk menilai hubungan kita menurut ukuran manusia.

Ada suatu pernyataan Paulus di suratnya kepada jemaat di Korintus, saat dia berkata, “Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang jugapun menurut ukuran manusia.” [1 Korintus 5:16] Dan semua orang Kristen bingung, “Apa maksudnya? Bagaimana kamu menilai orang tidak menurut ukuran manusia?” Artinya sangat sederhana: hubungan kita tidak berdasarkan perasaan kita. Saya mengasihimu karena anda adalah milik Tuhan, karena anda adalah saudara dan saudari saya didalam Kristus. Anda berharga bagi saya. Saya mengatakan itu apakah anda berpakaian seperti yang saya sukai atau tidak. Saya tidak peduli apakah saya suka gaya rambut anda atau tidak. Saya mengasihi anda karena anda saudara dan saudari saya. Dan saya berharap di gereja ini, seiring dengan perjalanan kita dari minggu ke minggu, kita akan membangun sebuah hubungan dimana kita mengenal seseorang bukan berdasarkan ukuran manusia, sebagaimana yang dikatakan Paulus, hanya berdasarkan hubungan rohani yang kita miliki didalam Kristus. “Kasihilah satu dengan yang lain.” Jangan katakan, “Saya suka wajahnya.” Atau, “Saya tidak suka wajahnya.” Tidak masalah. “Dia tidak bisa berbicara bahasa Canton dengan baik; Saya tidak suka dia.” Atau, “Saya hanya menyukai orang dengan dialek tertentu, dan dia tidak bisa berbicara dengan dialek ini.” Sebuah gereja yang rohani adalah sebuah tempat di mana ada kasih yang sejati satu dengan yang lain.

Ada sesuatu juga yang harus kita kerjakan di dalam gereja kita. Anda pergi ke berbagai gereja dan anda menemukan kebekuan. Anda datang, anda adalah orang baru, tetapi tidak ada seorangpun yang mau berbicara dengan anda. Tidak ada yang mau mengenal anda. Saya berharap tidak ada orang yang baru di gereja ini yang merasa tidak terlihat, dilalaikan dan tidak diinginkan. Di gereja ini, kita akan membangun sebuah gereja rohani tempat setiap orang yang datang akan merasa menjadi bagian dari keluarga. Saya ingin anda mengetahui bahwa anda dikasihi. Jika anda seorang Kristen, saya ingin anda keluar dan tunjukkan kasih anda kepada seorang pendatang baru. Lagipula, kita pernah menjadi pendatang baru, bukan? Kita pernah pergi ke gereja-gereja dimana tidak ada orang yang mengenali kita. Apakah anda suka orang tidak melihat kepada anda? Apakah anda suka jika dilalaikan di sana? Jadi jangan lalaikan yang datang. Tunjukkan bahwa mereka dikasihi. Lalu bagaimana dengan yang non-Kristen? Kasihi mereka dengan kasih Kristus. Kristus juga mati untuk mereka. Jangan katakan, “Dia bukan Kristen. Saya tidak mau berbicara dengan dia.” Kristus juga mengasihi mereka—Dia mati untuk mereka! Jangan menilai berdasarkan perasaan anda! Kristen tidak boleh suka berkelompok-kelompok. Mereka harus mengasihi dimanapun kasih dibutuhkan.


Bertobat dengan Secepatnya!

Ada begitu banyak kekayaan di sini. Kita sampai pada poin terakhir, ke suatu prinsip rohani yang lain. Saya ingin mengatakan kepada anda, ketika anda belajar firman Tuhan, carilah prinsip rohaninya. Itulah cara untuk memahami Alkitab. Banyak orang membaca Alkitab tidak dapat melihatnya karena mereka tidak melihat prinsip rohani yang terlibat. Satu lagi prinsip yang terlibat yang dibicarakan Yesus di sini adalah ini: Dia berkata, “Jika ada yang tidak beres dengan kehidupan rohanimu, bereskan dengan segera. Jangan pernah membuang waktu.”

Dia berkata ketika anda berada dalam perjalanan, “Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan.” [Matius 5:25] Tentu saja, Yesus tidak sedang berbicara tentang pengadilan manusia. ‘Pengadilan’ disini menjelaskan tentang pengadilan rohani. Bereskan segala sesuatu secepatnya, sebelum anda sampai kepada penghakiman. Karena pada saat anda sampai pada penghakiman, pastilah sudah terlambat. Bereskan hubungan anda dengan Tuhan secepatnya! Berbaikan dengan Dia! Jangan pernah membuang waktu! Manusia rohani tidak pernah membuang-buang waktu. Dia bertindak cepat. Tidak ada waktu yang terbuang. Semakin lama anda membiarkan dosa diam dalam dirimu, semakin kuat dosa itu dan semakin sulit dosa itu untuk dibereskan, dan semakin pasti anda akan berakhir di penghakiman. Jangan pernah buang-buang waktu! Cepat cari akar permasalahannya, dan perbaiki segera. Ini adalah rahasia penting untuk dipelajari. Sikap berlengah-lengah telah menyebabkan banyak orang kehilangan kekuatan rohani mereka, sukacita mereka, dan dalam kenyataan, bahkan kehidupan rohani mereka.

Saya ingat seorang penatua di gereja kami di Shanghai yang pada suatu saat berbicara dengan seorang pemuda, sedang membujuk dia untuk bertobat secepatnya karena dosanya. Pemuda ini menunda-nunda. Dia berkata, “Saya masih muda. Saya punya banyak waktu. Saya harus memikirkan hal ini terlebih dahulu, dan melihat bagaimana membereskannya lain kali.” Penatua gereja kami merayu kepadanya, “Lihat! Jangan berpikir kamu masih muda dan karenanya kamu punya banyak waktu. Di dalam waktu Tuhan tidak ada yang tahu kapan waktu mereka akan berakhir. Bertindaklah segera!” Penatua ini mensharingkan hal ini kepada saya, dan dia berkata, “Anda tahu apa yang terjadi? Orang ini menunda untuk bertobat dan saat itu juga, ketika ia pergi berjalan menuju blok berikutnya, dia terbunuh di blok itu, tidak lebih dari 3 menit setelah percakapan itu. Dia berpikir dia memiliki banyak waktu—dia memang muda. Dia tidak tahu waktunya berakhir dalam 3 menit. Dia masih punya 3 menit—andai saja dia mengetahuinya.” Hal-hal rohani  berhubungan dengan hidup dan mati. Jangan berlengah-lengah! Jika saat ini hubungan anda dengan Tuhan tidak beres, cepat bereskan dengan segera. Jangan katakan anda masih muda, dan anda punya banyak waktu. Mungkin saja, anda seperti pemuda itu, yang hanya memiliki 3 menit dari hidupnya yang tertinggal. Dia berjalan dengan penuh percaya diri, karena dia sehat, namun terbunuh 3 menit berikutnya. Prinsip rohaninya adalah bertindaklah segera!


Hubungan kita dengan Tuhan Berkaitan Satu dengan yang Lain.

Kita harus menutup pada catatan terakhir yaitu: Yesus berkata bahwa hubungan kita dengan Tuhan secara langsung berhubungan dengan hubungan kita satu dengan yang lain. Apakah anda pernah mengetahuinya? Jangan berpikir anda adalah orang Kristen yang baik hanya karena anda mengamalkan saat teduh, berdoa dan seterusnya. Itu tidak cukup untuk membuat anda menjadi orang Kristen yang baik. Itu tergantung pada hubungan anda dengan sesama. Yesus mengatakannya dalam ayat yang ke 23 dan 24:

“Sebab itu jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu.”

Mengapa? Karena Allah tidak akan menerimanya. Tidak ada gunanya memberikan persembahan; Allah tidak akan menerima persembahan anda. Tinggalkan persembahan anda dan berbaikanlah dengan saudara anda. Berdamailah dengannya. Lalu kembali dan persembahkanlah persembahan anda.

Hubungan kita dengan Allah dipengaruhi langsung oleh hubungan kita satu dengan yang lain. Apabila hubungan anda dengan saudara-saudaramu tidak beres, anda sedang membuang-buang waktu anda mencoba terus untuk berhubungan dengan Allah. Jika ketika anda berdoa anda tidak bisa berhubungan dengan Allah, tanyakan pertanyaan ini, seperti kita simpulkan: “Apakah saya Kristen 100%? Apakah ada saudara-saudari saya yang sedang bermasalah dengan saya?” Perhatikan bahwa Yesus tidak berkata, “Jika engkau teringat sesuatu yang ada dalam hatimu terhadap saudaramu…” karena orang Kristen seharusnya tidak bermasalah dengan saudara-saudaranya. Dia berkata, “Engkau harus mengampuni mereka, apapun juga yang harus diampuni.” Tetapi jika anda memperlakukan seorang saudara sehingga dia mempunyai sesuatu terhadap anda—anda telah bersalah pada dia, dan ini adalah sesuatu yang harus anda perbaiki—berbaikan dengannya. Kalau tidak, persembahan anda tidak akan diterima.


Kekudusan adalah Kunci kepada Seluruh Kehidupan Rohani—Rahasia kepada Kuasa!

Jadi untuk meringkaskan, kita melihat bahwa kita telah mempelajari beberapa pelajaran rohani yang sangat penting. Kita tahu sekarang jika kita ingin melihat kemuliaan Allah, jika kita ingin memiliki persekutuan yang manis dengan Allah, kita harus memiliki kekudusan. Tanpa kekudusan, tidak akan ada persekutuan dengan Allah. Banyak orang telah bertanya kepada saya, “Bagaimana bisa ketika saya berdoa, sepertinya saya tidak mendapatkan jawaban apapun? Sepertinya Allah tidak mendengar saya.” Jawabannya sangat sederhana, temanku. Ini disebabkan, karena anda bukan Kristen 100%, anda tidak dipenuhi dengan Roh Kudus, atau anda sedang bermasalah dengan saudara-saudari anda atau ada dosa di dalam hidupmu yang menghalangi. Anda harus membereskan setiap aspek. Kekudusan adalah jalan menuju kuasa rohani, dan sukacita serta pengertian rohani. Dengan kata lain, kekudusan, sebagaimana Yesus mengajarkan kepada kita, adalah kunci kepada seluruh kehidupan rohani. Tanpa itu, anda tidak akan menuju kemana-mana. Kiranya Allah memampukan anda untuk melihat apakah anda kudus atau tidak, apakah anda 100% milik-Nya atau tidak, apakah anda beres atau tidak dengan saudara-saudari anda!

Jika anda orang yang menikah, [selidiki] apakah anda dalam kondisi yang beres dengan isteri dan anak-anak anda. Anda tahu, kehidupan pernikahan sering menjadi perangkap bagi begitu banyak orang Kristen—itu akan menghancurkan mereka dengan mudah. Dan rasul Petrus mengatakan kepada kita: anda harus beres dengan Tuhan, dan anda harus beres dengan isteri anda dan keluarga anda. Di 1 Petrus 3:7 dia mengatakan ini (dan setiap orang yang menikah harus mencatat kata-kata ini): bersikaplah atau “hiduplah bijaksana dengan isterimu“, perlakukan mereka dengan hormat sebagai kaum yang lebih lemah. Untuk apa? “Supaya “doamu jangan terhalang.” Apabila hubungan kita dengan isteri kita atau hubungan isteri kita dengan kita bermasalah, hubungan kita dengan Allah akan terhalang.

Mari saat ini kita mengambil kesimpulan dengan menyadari hal-hal penting yang telah kita lihat. Saya telah berbagi dengan anda rahasia dari kekuatan rohani. Rahasia dari kekuatan rohani tidak lain adalah kekudusan, sebagaimana ketika Petrus dan Yohanes menyembuhkan orang lumpuh di bait Allah, anda ingat dalam Kisah Para Rasul 3? Orang banyak datang berkerumun, dan heran akan mereka, dan kagum akan mereka. Apa yang dikatakan Petrus kepada mereka? Dia berkata, “Mengapa kamu menatap kami?—seolah-olah karena kuasa atau kekudusan kami sendiri kami melakukan pekerjaan besar ini.” [ayat 12] Pikirkan hal ini. Kuasa adalah kekudusan. Kekudusan adalah kuasa.

Apabila anda tidak memiliki kuasa dalam hidup Kekristenan anda, jika anda lemah, berarti itu dikarenakan anda tidak kudus. Anda tidak kudus karena anda tidak dipenuhi dengan Roh Kudus. Anda tidak dipenuhi Roh Kudus karena anda tidak menjadi milik Allah secara total dan anda belum dibersihkan dari dosa. Apabila anda mengerti akan hal ini, anda telah memahami suatu yang sangat penting.

Ketika saya berada di Peking tahun 1965, saya mendengarkan Wang Ming Dao mengkhotbahkan khotbah terakhirnya sebelum dia ditangkap. Saya belajar darinya tentang rahasia kekuatan rohaninya, ketika saya mendengar khotbahnya. Anda tahu apa yang dikhotbahkannya? Dia berkhotbah disana sebagai orang yang segera akan meninggal, sebagai orang yang telah mengetahui bahwa akhir hidupnya telah tiba. Dia berbicara kepada seluruh jemaat yang besar di Peking, kepada siapa saja termasuk kepada tentara komunis yang datang dengan menyamar sebagai orang sipil untuk mendengar khotbahnya. Dia berkata, “Kamu harus menjadi orang yang benar, karena itulah rahasia kuasa.” Sementara dia mengatakan ini, dia melompat di atas panggung. Dia memberikan tekanan pada kata-katanya. Dia adalah orang yang kudus, orang yang benar. Mengapa Allah mau memakai Wang Ming Dao? Karena hidupnya penuh dengan kekudusan. Musuhnya tidak dapat menemukan sesuatu untuk melawannya. Mereka harus merancang [membuat-buat] sesuatu untuk menjatuhkan tuduhan kepadanya. Mereka tidak dapat memikirkan sesuatu hal yang dapat digunakan untuk menjatuhkannya. Seluruh kehidupannya tidak bercela dan tidak bernoda. Oleh karena itu, berusahalah untuk hidup kudus, walaupun itu penuh pengorbanan, bahkan walaupun itu harus dibayar dengan uang—apapun itu. Senantiasa menjadi kudus!

Apakah rahasia kekuatan John Sung? Hal yang sama. Apabila anda membaca catatan biografinya, anda akan melihatnya. Dalam semua pengajarannya, John Sung selalu menekankan ‘kekudusan’. Mengapa? Karena hanya dengan kekudusan anda memiliki kuasa! Dan orang Kristen tanpa kuasa adalah bukan orang Kristen yang dikenal oleh Alkitab.

 

Berikan Komentar Anda: