Pastor Eric Chang | Matius 5:17-20 |

Kita sekarang membaca Matius 5:17-20:

“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Surga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Surga. Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.”

Di ayat 20, bahasa Yunani memiliki maksud negatif ganda – “Kamu tidak akan pernah, tidak akan pernah dapat masuk ke dalam Kerajaan Surga.” Memasuki Kerajaan Surga berarti, dalam Alkitab, memiliki kehidupan yang kekal. Jadi, jangan katakan dalam hatimu, “Untuk melebihi kebenaran orang-orang Farisi, itu mudah. Mereka hanyalah sekelompok orang-orang munafik. Aku tidak munafik, oleh karena itu kebenaranku sudah melebihi kebenaran orang-orang Farisi.” Ketidaktahuan yang ada di antara orang-orang Kristen masa kini mengenai orang-orang Farisi sungguh sangat menakjubkan. Saya akan menunjukkan bahwa ide masuk Kerajaan Surga itu mudah, tidak dapat ditemukan di dalam Alkitab.


Yesus Tidak Datang untuk Meniadakan Hukum

Kalau kita memperhatikan kata-kata Yesus, kita menemukan pesan yang sangat penting. Yesus berkata, “Janganlah kamu menyangka bahwa aku datang untuk menghapus hukum Taurat.” Pernyataan ini sangat penting untuk masa kini karena seringkali Injil yang diberitakan sekarang seolah-olah hukum Taurat tidak lagi ada gunanya. Kalau tidak ada gunanya lagi hukum Taurat, mengapa kita masih membaca Perjanjian Lama. Seharusnya kita buang saja seluruh Perjanjian Lama, karena hubungannya dengan hukum Taurat dan kitab para nabi. Yesus berkata, “Tidak, aku bagaimanapun juga tidak datang untuk menghapus hukum Taurat.” Semuanya itu berhubungan dengan hukum Taurat dan nabi-nabi. Sangatlah penting untuk mengerti hal ini, jadi saya ingin menekankan hal ini pada hari ini. Kata-kata Yesus adalah sangat tegas: “Aku tidak datang untuk menghapus hukum Taurat.”

Anda tidak perlu menjadi ahli dalam penafsiran untuk mengerti kata-kata yang sederhana dan berterus-terang seperti demikian.


Antinomisme Menyebabkan Kemunduran yang Tajam dalam Kebenaran

Gagasan tentang penghapusan hukum Taurat selalu muncul dan muncul lagi di dalam sejarah gereja. Di dalam Teologia, gagasan ini disebut Antinomisme. Penganut Antinomisme adalah orang yang anti-hukum, yang menunjuk kepada orang yang ingin membuang hukum Taurat itu. Telah terjadi pada abad kedua dalam sejarah gereja, ada yang berkata, “Kami tidak membutuhkan Perjanjian Lama. Kami adalah orang-orang Kristen! Kami hanya perlu Perjanjian Baru. PL sudah tidak berlaku; kami tidak membutuhkan hukum Taurat dan kitab para nabi.” Tahukah anda apa hasilnya dari pengajaran yang seperti ini? Hal itu menyebabkan kemunduran tajam dalam standar kebenaran. Apa yang terjadi adalah gereja menolerir setiap jenis dosa masuk karena tidak ada lagi hukum yang menentang dosa-dosa itu.

Pahamilah apa yang dikatakan Yesus. Yesus berkata, “Jangan pernah menyangka bahwa aku datang untuk mengurangi, untuk merendahkan standar kebenaran – standar kebenaran yang dikehendaki dari seorang Kristen. Jangan membayangkan sedikitpun bahwa aku datang dan berkata, “Baiklah, sekarang kita akan mempunyai waktu untuk bersenang-senang. Kita tidak butuh hukum Taurat. Kita semua dapat pergi melakukan dosa dan pada akhirnya, kita semua tetap akan masuk dalam Kerajaan Allah.” Yesus adalah sahabat dari pemungut-pemungut cukai dan orang-orang berdosa, tetapi ia tidak merendahkan standar kebenaran-Nya kepada standar mereka. Yesus datang untuk menyelamatkan mereka; dia datang untuk mengangkat mereka kepada suatu standar kebenaran yang jauh lebih tinggi daripada standar orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat.

Kesalahan dari ajaran Antinomisme seperti ini seringkali sangat nyata di gereja-gereja Tionghoa. Standar kebenaran dalam gereja-gereja Tionghoa sangatlah rendah. Sudah waktunya untuk memberhentikan hal ini. Standar perilaku dalam gereja-gereja Tionghoa seringkali memalukan. Tahukah anda bahwa orang-orang Tionghoa memiliki standar kebenaran yang sangat tinggi yang diajarkan oleh Kong Hu Chu? Orang-orang Tionghoa telah terbiasa untuk mengharapkan standar kebenaran yang tinggi – dan apakah mereka dapat menemukannya di antara orang-orang Kristen? Bukan saja mereka merasa kecewa tetapi sebaliknya seringkali merasa jijik karena orang-orang Kristen Tionghoa seringkali tidak dapat mencapai standar kebenaran bahkan sederajat dengan orang-orang Kong Hu Cu. Saya dapat melihat apa yang ingin dikatakan oleh Yesus. Dia berkata: “Jangan mengira aku datang untuk merendahkan standar kebenaran. Aku datang untuk menggenapkan semuanya.” Izinkan saya mengatakan kepada anda hal ini: apabila anda tidak menggenapinya, anda tidak akan dapat bahkan hanya untuk melihat ke dalam Kerajaan Surga.”

Apakah ini menyangkut suatu keselamatan oleh perbuatan? Baiklah, kita akan mempertimbangkan hal ini sekejap lagi, karena itu tergantung pada apa artinya “perbuatan”. Tetapi kita harus mengerti bahwa  Yesus telah datang untuk menyelamatkan kita dari dosa dan tidak meninggalkan kita dalam dosa. Apakah Yesus mati di atas kayu salib untuk menebus kita dari dosa hanya untuk membiarkan kita terus hidup dalam dosa? Ingatkah anda apa yang menjadi reaksi Paulus tentang hal ini? “Haruskah kita terus hidup dalam dosa…? Sekali-kali tidak!” (Roma 6:1-2). Tidak seorangpun yang pernah menganjurkan seperti itu. Yesus melarang kalau kita menganjurkan seorang Kristen yang telah ditebus oleh darah Yesus boleh terus hidup dalam dosa. Akan tetapi, lihatlah apa yang dilakukan orang-orang Kristen!

Ada banyak hal yang terjadi dalam gereja, seperti yang Paulus katakan, yang sangat memalukan bahkan untuk disebutkan di antara orang-orang bukan Kristen. Paulus melaksanakan disiplin yang sangat keras terhadap orang-orang yang melakukan dosa di dalam gereja, seperti yang dapat anda ketahui dari 1 Korintus fasal 5. Terhadap orang yang bersalah itu karena melakukan perzinahan dengan istri ayahnya, dia menyerahkan kepada Iblis untuk dibinasakan tubuhnya. Dia memutuskan untuk mempertahankan standar kebenaran di dalam gereja. Ia benar-benar menjadi satu dengan Yesus dalam pengajarannya.


Hukum Taurat Berarti Mengasihi Allah dengan Segala Keberadaan Kita

Kita ingin melihat hal ini: bahwa Yesus berkata, “Aku tidak datang untuk menghapuskan hukum Taurat.” Untuk menerangkan hal ini, kita harus lebih dahulu mengerti : Apa yang dimaksudkan oleh Yesus tentang ‘Hukum Taurat’? Apa yang sebenarnya dia maksudkan dengan hal ini? Pertama, mari kita melihat di Markus 12:29 dan kita dapat melihat di sini apa yang dimaksudkan oleh Yesus dengan ‘Hukum Taurat’. Pada waktu saya menyelidiki Kitab Suci, saya selalu menemukan bahwa Yesus selalu mengertikan ‘Hukum Taurat’ dengan hal ini. Kita akan membaca di Markus 12:28-31. Di ayat 28, salah satu dari pengajar-pengajar hukum Taurat, datang dan mendengar mereka berdebat, dan menanyakan satu pertanyaan. Yesus, ketika ditanya hukum mana yang terutama, melanjutkan dengan berkata, “Hukum yang terutama ialah ini:

“Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa; dan kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.”

Dan yang kedua juga seperti itu.

Kemudian Yesus melanjutkan dengan berkata bahwa seluruh perintah Allah tercakup dalam kata-kata ini. Di manapun saya melihat pengajaran Yesus tentang hukum Taurat, saya menemukan Yesus selalu menegaskan bahwa hukum Taurat adalah ini (yaitu, hukum Taurat dirangkum dalam kata-kata ini): kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan akal budimu dan jiwamu dan kekuatanmu dan sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Anda dapat melihatnya lagi dalam Matius 19:18-19, Matius 22:37-40 dan lagi dalam Lukas 10:27. Yesus berkata bahwa hukum Taurat dirangkum dalam dua perintah ini – bahwa seluruh hukum Taurat harus dimengerti dari segi intinya. Itu berarti, harus mengasihi Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, jiwamu dan kekuatanmu dan sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Anda lihat, apabila anda mengerti hukum Taurat sama seperti yang Yesus mengerti, anda akan berkata, “Benar, hukum ini tidak dapat dihapuskan! Jauh dari ditiadakan, itu sebenarnya inti terpenting untuk menjadi orang Kristen.”

Justru itulah yang coba dilakukan orang-orang Farisi. Perhatikan kata-kata ini: justru itulah yang coba digenapi oleh orang-orang Farisi! Apakah anda berpikir bahwa kebenaranmu dapat menandingi standar tersebut? Izinkan saya bertanya kepada anda: siapa di antara anda disini yang berani berkata bahwa anda mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hatimu, segenap jiwamu, akal budimu dan kekuatanmu? Dan inilah yang dituntut dari hukum Taurat. Inilah tuntutan hukum Taurat. Yesus berkata bahwa hal itu tidak pernah dihapuskan. Yesus, pada kenyataannya, membuat hal itu menjadi yang paling sentral dalam pengajarannya. Itu sebabnya Yesus berkata, “Aku tidak pernah datang untuk menghapuskan hukum Taurat.” Apa itu Hukum Taurat? Hukum Taurat berarti anda harus mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hatimu, jiwamu, akal budimu, kekuatanmu, dengan seluruhnya yang anda miliki.

Sudah berulang kali saya katakan bahwa dengan menjadi orang Kristen, anda harus menjadi Kristen yang sungguh-sungguh atau tidak sama sekali. Tidak ada pengajaran dalam Alkitab yang mengizinkan anda dapat menjadi orang Kristen yang hanya sebagian, menjadi Kristen yang 20%, 50%, 80% atau 90%, atau bahkan 98%. Tuhan menuntut semuanya atau tidak sama sekali. Kelihatannya pengajaran yang sangat radikal tetapi itulah yang diajarkan Alkitab.

Ingatkah anda, Pendeta Fred Zhang pada hari Jumat yang lalu menerangkan kepada kita sebagian dari Kitab Samuel? Beliau menjelaskan bahwa masalah dengan orang-orang Kristen adalah mereka adalah orang Kristen yang hanya setengah-setengah. Gereja penuh dengan orang-orang Kristen setengah-setengah, dan pernyataan itu sangatlah benar. Anda tidak dapat menjadi orang Kristen yang setengah-setengah. Lebih baik anda memilih sungguh-sungguh atau tidak sama sekali. Saul taat sebagian saja dari perintah Tuhan, seperti yang kita lihat pada hari itu. Dan apa yang terjadi dengannya? Apakah Tuhan memuji dia, “Baiklah, kamu sudah taat 80%, 90% dari apa yang Aku perintahkan. Kita akan membiarkan yang 10% berlalu”? Sama sekali tidak! Oleh karena dia tidak melakukan yang 10% itu, Tuhan Allah mencopoti haknya sebagai raja, menyingkirkan dia dari keluarga kerajaan dan membuangnya keluar. Saul dibinasakan untuk selama-lamanya. Mengapa hukuman ini sangat keras sekali? Ini adalah karena menjadi seorang Kristen haruslah seluruhnya; ini tuntutan yang mutlak. Alasan dari masalah-masalah dalam gereja adalah justru karena gereja penuh dengan orang-orang Kristen yang hanya 80% atau 90% komitmen. Saya tidak tahu bagaimana mengukur mereka. Tuhanpun tidak mau mengukur mereka. Dia hanya akan berkata, “Seluruhnya atau tidak sama sekali!” Itulah caranya Tuhan.

Anda dapat melihat betapa pentingnya hal ini. Standar kebenaran yang seperti inilah yang ditegaskan berulang-ulang kali oleh Yesus, “Aku katakan kepadamu hal ini, Aku menuntut dari kamu paling sedikit apa yang dituntut hukum Taurat.” Dan hukum Taurat sudah menuntut segalanya. Yesus selalu menjawab pertanyaan seperti ini dengan cara yang sama. Ketika seseorang bertanya kepadaNya – ingatkah anda apakah yang diperintahkan kepada pemuda yang kaya dalam Matius pasal 19 ketika dia bertanya kepada Yesus? Pernahkah anda memperhatikan jawaban-Nya? Pemuda yang kaya itu bertanya kepada Yesus, “Bagaimana aku dapat memperoleh kehidupan yang kekal?” Tahukah anda apa yang Yesus katakan kepadanya? Bacalah itu kalau ada waktu. Dia berkata, “Kamu mengetahui seluruh perintah Allah, kamu tahu hukum Taurat. Lakukanlah hal itu dan kamu akan hidup.” Hal yang menyedihkan adalah pemuda yang kaya itu berpikir bahwa dia telah melakukannya. Dia berkata, “Semuanya itu sudah kuturuti sejak kecil.” “Kamu telah menurutinya?” Yesus berkata, “Izinkan saya mengatakan kepada kamu apa yang dimaksudkan. Artinya, “Ikutlah Aku! Tinggalkanlah semuanya dan ikutlah Aku.” Kamu harus mengasihi Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan jiwamu dan akal budimu dan kekuatanmu – semuanya!”

Bagaimana anda dapat menghapuskan hukum Taurat? Itulah yang hukum Taurat ajarkan, Yesus berkata, “Tidak tahukah kamu apa yang hukum Taurat katakan? Aku tidak datang untuk menghapuskannya; Aku datang untuk menggenapkannya!” Saya tidak ingin seorangpun dalam gereja kehilangan pelajaran ini. Kita akan berulang-ulang kembali pada pelajaran ini karena hal ini diajarkan berulang-ulang kali oleh Yesus.  Tanyakan pada diri anda secara pribadi kalau anda sedang duduk dengan perasaan puas dan nyaman sambil berpikir, “Saya adalah orang Kristen Injili yang baik.” Lupakan saja bagian tentang Injili dan tanyakan diri anda dahulu, “Apakah saya mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati, akal budi, jiwa dan kekuatan saya?”

Paulus tidak mengajarkan sesuatu yang berbeda. Dia tidak mengatakan yang berbeda dari apa yang dikatakan Yesus. Dia mengatakan di 2 Korintus 5:15, “Izinkah saya katakan kepada anda, Yesus telah mati untuk semua orang.” Tahukah anda mengapa? Supaya mereka dapat mengucapkan selamat kepada diri mereka sendiri karena telah menjadi orang-orang Kristen Injili yang baik yang telah percaya kepada salib Yesus dan darah Yesus?! Sama sekali tidak!

“Dia telah mati untuk semua orang supaya kita yang hidup, mulai saat ini tidak lagi hidup untuk diri kita sendiri, tetapi untuk Dia yang telah mati untuk kita.”

Paulus berkata, “Itulah sebabnya Yesus mati.” Tidakkah anda mengerti hal ini? Dia berkata kepada jemaat di Korintus – orang-orang Korintus yang rohani, sombong – yang berpikir bahwa mereka penuh dengan karunia-karunia roh, memegahkan diri mereka sendiri dalam karunia-karunia bahasa roh dan karunia-karunia lain yang mereka miliki. Paulus berkata, “Tahukah anda, Yesus tidak datang hanya untuk memberi kamu karunia-karunia untuk membuat kamu merasa enak. Dia mati untuk tujuan yang khusus – supaya mereka yang hidup harus hidup untuk dia.”


Menjadi Orang Kristen Berarti Hidup Berpusat pada Tuhan

Ada dua pandangan tentang dunia ini dan kehidupan kekristenan secara ringkas dapat disamakan dengan ini:  menjadi seorang Kristen berarti mengalami perubahan total dari dalam pusat kehidupan seseorang yaitu, kita berubah dari apa yang disebut pandangan Ptolemaic kepada pandangan Copernican. Anda tahu bahwa pandangan dunia yang lama – pandangan Ptolemaic – menyatakan bahwa segala sesuatu bergerak mengelilingi dunia ini. Bintang-bintang, matahari, segala sesuatu bergerak mengelilingi bumi. Pemahaman yang lama tentang dunia  adalah dunia adalah pusatnya, bumi adalah pusat dari alam semesta, dan segala sesuatu berputar mengelilingi dunia ini, berputar mengelilingi manusia. Pikiran orang Yunani adalah manusia merupakan ukuran segala sesuatu. Manusia adalah pusatnya. Betapa manusia direndahkan apabila ditemukan bahwa dunia ini bukan pusat dari alam semesta, tetapi segala sesuatu berputar mengelilingi matahari dalam sistem perbintangan, bukan mengelilingi dunia ini! Tiba-tiba manusia menjadi sadar akan tempatnya yang sebenarnya di dalam alam semesta ini – bahwa manusia bukanlah pusat dari segala sesuatu.

Namun, tahukah anda, manusia yang belum lahir baru berpikir sehubungan dengan pandangan Ptolemaic, yaitu, dia berpikir bahwa segala sesuatu berputar mengelilingi dirinya sendiri; bahkan Tuhan juga berputar mengelilinginya. Ada banyak orang Kristen yang berpikir bahwa Tuhan berputar mengelilingi dirinya sendiri. Tuhan ada untuk memberkati saya dan melakukan banyak hal untuk saya, menolong saya melewati ujian-ujian saya. Tuhan ada untuk melihat bahwa saya pergi dari satu tempat ke tempat yang lain dengan selamat. Ketika saya duduk dalam pesawat terbang, pesawat itu tidak seharusnya bertabrakan. Ketika saya duduk dalam kereta api, tidak akan terjadi kecelakaan. Ketika saya duduk dalam mobil, saya seharusnya sampai pada tujuan saya dengan selamat. Tuhan ada untuk melakukan banyak hal untuk saya setiap waktu. Seluruh hidup saya, Tuhan adalah pembantu ‘si aku’ yang mulia ini. Secara kasar, itulah caranya pemikiran banyak orang Kristen. Dan kalau anda bertanya kepada mereka, “Apa yang pernah anda persembahkan kepada Tuhan?” “Ya, saya mempersembahkan persembahan saya. Saya membayar upah untuk-Nya. Dia melakukan tugas-Nya – saya memberikan persembahan saya. Demikianlah situasinya! Maksud saya, apabila Dia tidak melakukan dengan baik, saya mungkin akan mengurangi persembahan saya minggu depan.” Inilah cara banyak orang Kristen memandang Tuhan. Mereka memiliki pemikiran bahwa segala sesuatu – seluruh surga – berputar mengelilingi mereka. Sebenarnya, telah terjadi suatu perubahan atau revolusi yang sangat mendasar di dalam hidup seorang Kristen yang benar.

Pengajaran yang paling menantang dan membawa perubahan dalam dunia ini adalah pengajaran Kristen. Kekristenan yang sejati mencakup perubahan yang total dan transformasi yang seutuhnya dalam seseorang yang membuat cara pandang dan cara berpikirnya berubah total. Dia tidak lagi melihat dirinya sebagai pusat dari segalanya, tetapi Tuhanlah yang menjadi pusat dari segala sesuatu. Tuhan menjadi seperti matahari, yang dikelilingi alam semesta, dikelilingi semua sistem. Apa yang ada dalam pikiran anda saat ini? Apakah pikiran anda agak mirip seperti itu? Atau anda di dalam pemikiran anda, segala sesuatu berputar mengelilingi anda? Kalau anda berpikir seperti ini, anda belum menjadi orang Kristen menurut pengertian Alkitab. Jika anda menjadi seorang Kristen, anda akan mulai menyadari bahwa Tuhanlah yang menjadi pusat dan kita yang berputar mengelilingi Dia – hidup saya seluruhnya berputar mengelilingi Dia.

Ini bukanlah suatu persoalan tentang kalau saya ingin pergi berlibur, ia tidak boleh hujan. Suatu hari, putri saya berdoa, “Tuhan, pastikan bahwa tidak akan hujan, karena saya ingin keluar bermain.” Demikianlah Tetapi banyak orang Kristen yang berpikir bahwa Tuhan ada di sana untuk melihat bahwa semuanya baik-baik bagi ‘saya’. Mungkin petani menginginkan hujan. “Itu bukan urusan saya, saya ingin bermain.” Kita semua bertumbuh dengan mental yang seperti ini – bahwa Tuhan ada untuk melakukan yang baik untuk saya. Tidak pernah terpikir oleh kita bahwa kita yang harus melakukan sesuatu untuk Dia. Perubahan kita harus begitu sempurna sampai kita pada akhirnya berhenti berpikir tentang diri kita sendiri. Kita harus bertanya, apakah yang menjadi tujuan-Nya? Apakah kehendak-Nya? Apa yang baik untuk-Nya? Rasul Paulus mencapai hal ini di tingkat yang paling tinggi. Seluruh hidupnya secara total dipusatkan pada Kristus, sehingga dia ingin mengikuti jejak kaki Yesus sampai pada langkah yang terakhir, yaitu menuju ke Yerusalem dan sampai pada menyerahkan nyawanya seperti yang dilakukan Yesus.

Apakah hidup kita berkisar pada Tuhan? Sudahkah kita mulai bertanya, “Apa yang dapat saya lakukan untuk Tuhan?” Sangatlah menakjubkan bagaimana sedikit sekali orang Kristen pernah berpikir seperti ini, “Apa yang dapat saya lakukan untuk Tuhan?” Apakah anda bangun pagi dan berkata, “Tuhan, apakah yang dapat saya lakukan untuk-Mu pada hari ini? Apa yang Engkau inginkan saya lakukan untuk-Mu?” Atau anda bangun dan pikiran yang pertama adalah, “Tuhan, inilah saya, apa yang akan Engkau lakukan untuk saya? Saya harus menemui seseorang ini, saya harus menghadapi masalah itu – tolonglah saya dengan hal ini dan tolonglah saya dengan hal itu.” Kristen macam apakah anda? Lihatlah firman Tuhan dan ukurlah diri anda sendiri: “Selidikilah saya, O Tuhan. Orang macam apakah saya ini?” Kalau anda masih seorang Kristen yang seperti ini (yang menjadikan diri anda sendiri sebagai pusat), anda adalah seorang Kristen dalam tanda kutip. Anda masih seorang Kristen yang Ptolemaic; anda belum mencapai tingkat Copernican, di mana kita mulai menyadari bahwa Tuhanlah yang menjadi pusat. Apabila anda bangun dan berkata, “Tuhan, Engkaulah pusat itu. Apakah yang Engkau ingin saya lakukan?” Inilah yang perlu anda lakukan.


Tidak Satu ‘Yod’ pun Dari Hukum Taurat akan Berlalu

Sekarang kita sampai pada apa yang dikatakan oleh Yesus di ayat 18,

“Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat.”

‘Iota’ tentu saja dari bahasa Yunani dan bukan terjemahan yang baik dari bahasa Ibrani. Dalam bahasa Ibrani, kata ‘yod’ itu menunjuk pada satu titik. Yaitu, sesuatu yang sangat kecil, yang mewakili atau yang sering diterjemahkan sebagai satu ‘y’ atau ‘i’ dalam bahasa Inggris. Itu adalah huruf yang terkecil dalam huruf-huruf Ibrani dan ia hanyalah suatu sudut kecil. Dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan kata satu titik. Tulisan bahasa Ibrani sangat artistik atau berseni. Tanduk kecil diatasnya seringkali digunakan sebagai hiasan. Jadi Yesus sedang berkata, “Bukan sebuah tanduk yang kecil…” yang artinya adalah: “Tidak ada satu unsur yang sekecil apapun dalam hukum Taurat akan ditiadakan sebelum langit dan bumi berlalu.” Demikianlah bagaimana Yesus menekankan pentingnya hukum Taurat. Dan Yesus mengatakan hal yang sama juga di Lukas (Lukas 16:17). Jadi kita harus mengerti bahwa Yesus tidak mengatakan secara kiasan atau simbolis. Dia bermaksud tepat seperti yang dia katakan, bahwa hukum Taurat tetap tinggal. Luar biasa sekali, Paulus mengatakan hal yang sama juga.

Apa yang Paulus katakan tentang hukum Taurat? Paulus mengatakan 3 hal tentang hukum Taurat. Dia mengatakan bahwa: Hukum Taurat itu suci (Rom 7:12), hukum Taurat itu rohani (Rom 7:14), dan hukum Taurat itu baik (Rom 7:16). Jadi, hukum Taurat itu suci; ia rohani dan ia baik. Apakah anda akan menghapuskan apa yang suci dan rohani dan baik? Paulus tidak akan pernah berpikir seperti itu. Apabila Paulus mengatakan bahwa kita tidak lagi berada dibawah hukum Taurat, yang dia maksudkan adalah dispensasi (pengaturan) hukum Taurat. Kita tidak lagi berada dibawah Perjanjian Lama. Itulah yang disebut hukum Taurat, atau dispensasi (pengaturan) hukum Taurat. Kita berada dibawah kasih karunia; kita berada dibawah dispensasi (pengaturan) kasih karunia, yaitu, Perjanjian Baru. Namun itu tidak berarti kita tidak membutuhkan hukum Taurat; tidak berarti kita dapat membuangkannya keluar jendela. Dan adalah mengherankan bahwa lebih dari satu kali, Paulus berbicara tentang penggenapan hukum Taurat. Anda akan melihat hal itu di Roma, bahwa berulang-ulang, dia mengatakan bahwa kasih adalah kegenapan hukum Taurat.

Jadi mengapa dia harus berbicara tentang penggenapan hukum Taurat kalau hukum Taurat itu sudah tidak berlaku? Anda tidak perlu cemas dengan kegenapan hukum Taurat. Paulus berbicara tentang kasih sebagai kegenpan hukum Taurat. Dia berkata, “Kamu harus mengasihi, karena kasih itu adalah kegenapan dari hukum Taurat.” Saya berpikir anda akan berkata, “Tidak ada lagi hukum Taurat.” Paulus tidak pernah mengatakan demikian. Yang Paulus katakan adalah kita tidak dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat. Dan hal ini merupakan hal yang berbeda. Meskipun kita tidak dibenarkan dengan melakukan hukum Taurat, bukan berarti kita tidak membutuhkan hukum Taurat. Dan sebentar lagi kita ingin melihat apakah yang dimaksud dengan hal ini. Namun saya ingin secara cepat sampai pada topik utama dari pembicaraan kita pada hari ini.


Dimotivasi Oleh Kasih Allah, Tekun Menuju Kebesaran

Sebelum kita sampai di sana, kita melihat ayat 19, yang berkata, “Barangsiapa meniadakan hukum Taurat,” yaitu, barangsiapa melakukan hukum Taurat dengan tidak sungguh-sungguh, dengan berkata, “Saya mengasihi Tuhan dengan segenap hati dan mengasihi sesama seperti diri saya sendiri, tetapi saya akan kerjakan dengan santai.” Ya, anda mungkin mengasihi Tuhan dengan murni dan dengan segenap hati anda, tetapi harus ada unsur kesungguhan di dalamnya. Ayat 19 berkata, “Kamu akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Surga jika kamu melakukan itu.” Berarti ada tingkatan yang berbeda-beda di dalam kerajaan Allah. Hal ini sangat penting untuk kita mengerti. Sangat sedikit orang Kristen yang mengerti hal ini, dan kita akan sampai pada hal ini sebentar nanti dengan lebih mendetil.

Jangan berpikir bahwa setiap orang dalam Kerajaan Allah akan sama semua, bahwa setiap orang yang sudah diselamatkan adalah sama. Dalam Kerajaan Allah, ada perbedaan pangkat yang sangat besar, perbedaan dalam kebesaran dan kekecilan. Dan Paulus mengarahkan tujuannya pada kebesaran, bukan yang kecil. Tahukah anda hal itu? Sangat mengherankan betapa banyak orang Kristen hanya puas jika diselamatkan, dengan perkiraan bahwa mereka akan menerima keselamatan. Tahukah anda, jikalau anda bertujuan hanya untuk melewati nilai lulusnya saja, mungkin anda tidak akan mencapai nilai lulus itu. Apabila anda bertujuan untuk mencapai 90%, anda mungkin  hanya mencapai nilai lulusnya. Namun, banyak sekali orang Kristen yang menargetkan hanya untuk mencapai tingkat yang paling rendah. Mereka berkata, “Saya akan diselamatkan, itu sudah cukup!” Pikirkan hal ini. Di dalam Kerajaan Allah ada perbedaan pangkat yang sangat besar, dalam hal kebesaran. Dalam kerajaan Allah ada beberapa yang kebesarannya sangat besar; mereka akan bercahaya seperti bintang-bintang untuk selama-lamanya, seperti yang dikatakan Daniel. Ada yang lain yang akan menjadi sangat, sangat kecil. Bagi mereka, “Siapa peduli besar atau kecil? Asal saya bisa berada di sana.”

Tahukah anda apa yang memotivasi orang-orang mencapai kebesaran atau kekecilan dalam kerajaan Allah? Kasih mereka kepada Tuhanlah yang membuat perbedaan itu. Anda pikir hal itu tidak membuat perbedaan? Hal itu membuat perbedaan yang dahsyat. “Saya bertujuan untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati saya. Saya bertujuan untuk menjadi persis seperti yang Dia inginkan untuk menyenangkan hati-Nya.” Dengan kata lain, faktor motivasi itu sangat penting. Saya bertanya-tanya apakah anda seorang Kristen yang memiliki motivasi. Gereja hari ini tidak punya motivasi. Hal ini sangat mengherankan. Anda tertarik dengan promosi dari perusahaan anda, bukan? Anda tertarik untuk memperoleh hasil nilai yang bagus. Tidakkah anda merasa malu untuk berkata, “Baiklah, saya cukup berbahagia hanya untuk lulus. Saya orang yang sangat sederhana. Saya tidak mencari kehormatan yang tertinggi. Saya puas mendapatkan hanya nilai lulus saja.” Anda berharap orang akan berkata, “Oh, orang ini sangat rendah hati.” Apakah anda berpikir demikian? Anda akan mendapat reaksi, “Orang macam apakah orang ini?” Tentu saja, kalau anda mengikuti suatu ujian, anda mau mendapatkan ranking yang pertama. Anda mungkin akan mendapatkan ranking yang kedua. Namun, apakah anda akan berkata bahwa seseorang adalah sangat rendah hati kalau dia puas dengan dirinya sendiri hanya dengan memperoleh nilai lulus saja? Kalau demikian, bukankah akan lebih rendah hati untuk berkata, “Baiklah, saya bahkan tidak peduli apakah saya lulus atau tidak!”? Sebenarnya, secara logika, anda harus berakhir dengan, “Saya tidak peduli apa saya lulus atau tidak. Saya siap untuk gagal! Saya seorang yang sangat sederhana. Saya sedang mencari kegagalan kali ini, karena kalau saya berkata saya sedang mencari ranking yang pertama, saya terlalu sombong.” Apa yang membuat anda berpikir adalah suatu kesombongan untuk memperoleh pangkat kehormatan di dalam kerajaan Allah? 

Paulus berkata di 1 Kor 9:24-27 (Pernahkah anda membaca kata-kata itu?), “Banyak orang yang turut berlari dalam satu pertandingan” – sangat cocok dengan pertandingan Olimpiade yang sedang diadakan sekarang – “tetapi hanya satu saja yang mendapatkan mahkota.” Kemudian ia melanjutkan, “Jadi berlarilah sehingga kamu dapat memperolehnya.” Seperti semua atlit ini, apakah rendah hati kalau mengatakan, “Baiklah, saya puas menjadi yang terakhir.” Biarkan orang lain yang mendapatkan mahkota. Saya ini sangat rendah hati.”? Kerendahan hati macam apakah ini? Anda berlari sehingga anda memperolehnya! Kita berlari untuk menyenangkan Yesus. Apabila kebesaran datang bersamanya, itu baik. Kita akan terus berlari untuk mencapai standar yang terbesar dan tertinggi mungkin. Saya berdoa supaya Tuhan akan bekerja dalam gereja-gereja masa kini agar kita akan memiliki orang-orang yang berkata, “Saya akan bertekun untuk mencapai yang tertinggi.” Kita berterima kasih kepada Tuhan untuk orang-orang seperti Oswald Chambers yang menulis My Utmost For His Highest (Pengabdianku Untuk Kemuliaan-Nya). Dia berlari dengan tujuan untuk mencapai kemuliaan yang tertinggi, tidak mau yang kurang daripada yang terbesar, yang terbaik.

 

John Sung – Bertujuan Mencapai yang Tertinggi

Pada suatu kali ada seseorang bertanya kepada John Sung, “Kamu adalah seorang Ph.D (Profesor) dalam bidang kimia. Mengapa kamu memberitakan Injil?”

Dia menjawab, “Izinkan saya menanyakan satu pertanyaan. Apa yang kamu sedang kerjakan di universitas ini?” Dia sedang berkhotbah di dalam sebuah universitas.

Yang satu ini menjawab, “Saya sedang mengerjakan sarjana saya dalam bidang kimia.”

John Sung bertanya, “Untuk apa kamu belajar kimia?”

“Nah,” dia berkata, “Saya ingin mencari nafkah hidup.”

“Apa yang akan kamu kerjakan setelah kamu lulus ujian, setelah kamu mencapai gelarmu?”

“Baik, saya akan mencari suatu pekerjaan.”

“Apa yang kamu lakukan setelah mendapatkan pekerjaan?”

“Baik, saya mengira saya akan menikah.”

“Apa yang terjadi setelah kamu menikah?”

“Nah, mungkin saya akan mempunyai anak-anak.”

“Apa yang terjadi setelah itu?”

“Setelah itu, saya mungkin pada suatu hari akan meninggal.”

“Apa yang terjadi setelah itu?”

“Setelah itu, tidak ada apa-apa! Saya tidak tahu apa yang akan terjadi.”

John Sung berkata, “Sahabatku, kamu bertanya kepada saya mengapa saya menyerahkan gelar kimia saya untuk memberitakan Injil. Ketika saya melihat kamu, saya berpikir bahwa kamu itu adalah seorang yang cukup pandai. Kamu belajar karena kamu memikirkan masa depan – bagaimana mendapatkan gelar yang baik, pekerjaan yang baik, keluarga yang baik, kehidupan yang baik – sampai semuanya itu berakhir di kuburan. Dan setelah itu, kamu tidak pernah memikirkannya? Jadi saya katakan kepadamu mengapa. Saya sedang mengejar yang tertinggi. Saya memberitakan Injil karena saya sedang membuat persiapan melampaui apa yang kamu pikirkan. Apabila hidupmu sudah berakhir di kuburan, rencanamu selesai. Rencana saya akan berlanjutan sampai masuk kekekalan. Saya tahu bagi diri saya, saya tidak akan berakhir dengan cara yang sama seperti kamu.”

“Saya juga belajar kimia,” lanjut John Sung. “Saya juga memiliki pemikiran-pemikiran yang besar ini, yaitu memperoleh beberapa tempat yang bagus dalam dunia ini, sampai ketika saya berpikir semuanya itu berakhir dalam lubang 6 kaki dibawah tanah. Saya berpikir, “Bagaimana saya akan merencanakan sedikit lebih kedepan?” Dan oleh karena itu, saya berkata pada diri saya sendiri, “Tidak! Saya akan mengejar kehormatan, sejenis kehormatan yang tidak akan berakhir dalam kuburan, yang berlangsung sampai selama-lamanya.” Jadi, seperti yang kamu lihat, perbedaan antara kamu dan saya adalah kejauhan pandangan kita – seberapa jauh kita memandang.”


Apakah anda Bertujuan Mencapai Kebesaran?

Sangat mengherankan, bahwa di dalam gereja, kita menemukan orang-orang yang hanya mempunyai tujuan hidup sampai di kuburan, yang tidak berpikir tentang kebesaran yang berlangsung sampai ke hidup yang kekal? Anda hanya tertarik untuk memperoleh sarjana kelas yang pertama. Baiklah, dalam gelar anda, bahkan mungkin anda tidak mempunyai ambisi itu. Anda berkata, “Bagaimanapun juga saya tidak akan pernah memperoleh kelas yang pertama. Saya akan memuaskan diri saya dengan yang kedua.” Dan kemudian anda akan mencarikan pekerjaan untuk diri sendiri. Saya melihat semua orang berpikir seperti ini: “Saya mendapatkan pekerjaan yang baik, kemudian saya akan mendapatkan masa depan yang baik. Saya mendapatkan masa depan yang baik, kemudian saya mendapatkan satu keluarga yang baik. Saya mendapatkan satu keluarga yang baik, kemudian …” Dan kemudian? Tepat sekali! Dan kemudian apa? Dalam kerajaan Allah, ada banyak perbedaan besar dalam ranking – suatu perbedaan dalam kebesaran. Pandangan anda sangat pendek – anda tidak dapat melihat jauh ke depan – jikalau anda tidak dapat melihat jauh melebihi itu.

Saya ingin, oleh anugerah Allah, bertujuan mencapai yang terbesar. Saya tidak berpikir kalau ini suatu kesombongan. Saya memiliki ketetapan hati untuk itu. Saya berdoa, oleh anugerah Allah, bahwa saya dapat memperoleh mahkota itu – seperti yang dikatakan Paulus – mahkota yang tidak akan binasa. Dia berkata, “Kamu semua berlari-lari untuk memperoleh mahkota yang akan binasa.” Pada waktu anda wisuda dan memakai toga wisuda, bagaimana perasaan anda? Ketika anda masuk ke ruangan dengan toga wisuda dan topi, wah! Anda merasa besar! Saya menyewa toga wisuda dari toko yang setelah sekian tahun pasti sudah dibuang ke tong sampah sekarang. Lenyap dan hilang! “Anda mengejar mahkota yang dapat lenyap itu dan yang akan binasa.” Namun Paulus berkata, “Aku lari untuk memperoleh mahkota yang tidak dapat lenyap dan binasa.”

Jadi kebesaran di dalam kerajaan Allah seluruhnya bergantung pada apakah kita sudah atau belum menyenangkan hati Allah. Itu bukanlah sesuatu yang diusahakan; itu adalah sesuatu yang diberikan kepada kita, apakah kita telah menyenangkan hati Allah atau belum.


Standar dari Orang-orang Farisi – Kebaktian yang Total Pada Hukum Allah

Yesus berkata, “Aku katakan kepadamu, jikalau kebenaranmu tidak melampaui orang-orang Farisi, kamu tidak akan pernah, tidak pernah masuk kerajaan Allah.” Standarnya di sini adalah orang-orang Farisi. Seperti loncatan tinggi, kalau anda tidak dapat melampauinya, anda tidak akan dapat mencapai kemenangan. Anda tidak akan mencapainya. Banyak orang berpikir, “Oh, itu mudah. Orang-orang Farisi – mereka adalah munafik. Saya tidak munafik.” Tunggu dulu! Yakinkah bahwa anda bukan orang munafik? Tahukah anda, orang-orang Farisi tidak berpikir bahwa mereka munafik juga. Jangan berpikir bahwa orang-orang Farisi adalah orang-orang yang dengan sengaja pergi berkeliling sebagai orang munafik. Tragedi yang terbesar dalam kehidupan rohani adalah menjadi seorang munafik tanpa menyadarinya. Jangan berpikir bahwa orang-orang Farisi secara sadar mengetahui bahwa mereka adalah orang-orang munafik. Tidak sama sekali! Hal itu akan menjadi kesalahfahaman yang besar tentang orang-orang Farisi. 

Orang-orang Farisi adalah sekelompok orang – anda dapat menyebutnya sebuah sekte, sebuah organisasi. Kata ‘Farisi’ itu berarti orang yang dipisahkan – dipisahkan dari orang ramai. Dipisahkan dengan cara bagaimana? Mereka dipisahkan oleh pengabdian mereka yang total dan utuh terhadap hukum Allah. Satu-satunya tujuan utama satu dari orang Farisi, adalah melakukan hukum Allah sampai hal-hal yang paling kecil. Mereka menyerahkan seluruh hidup mereka untuk menaati hukum Allah. Orang-orang Farisi akan bangkit ketika hukum Taurat ditentang, ketika orang-orang mau membuang hukum Taurat, ketika kebudayaan orang-orang Yunani sedang menyerbu Palestina, menyerbu Israel. Orang-orang Farisi bangkit untuk mempertahankan hukum itu, seperti yang dilakukan oleh orang-orang Maccabees sebelumnya. Orang-orang Farisi adalah orang-orang yang memiliki kesalehan dan penyerahan yang sangat besar. Kita harus sekali dan selamanya menghapuskan pengertian bahwa orang-orang Farisi adalah sekelompok orang-orang munafik yang bodoh, yang tidak layak bahkan untuk disebut. Orang-orang Farisi sangat dihormati, mereka sekelompok orang yang dihormati setinggi-tingginya, mereka dihormati oleh semua orang Israel karena standar kebenaran mereka yang sangat tinggi.

Orang-orang Farisi seringkali mempertaruhkan hidup mereka untuk mempertahankan hukum Taurat. Mereka sama sekali tidak takut dalam hal membela hukum Taurat. Mereka melakukan hukum dari besar sampai ke yang terkecil. Mereka berpuasa, walaupun tidak dituntut oleh hukum Taurat, tetapi mereka melampauinya. Dalam pengabdian mereka kepada Tuhan, mereka berpuasa dua kali seminggu. Siapa di antara anda yang berpuasa sekali seminggu? Sekali dalam sebulan? Sekali dalam setahun? Adakah di antara anda yang berani mengangkat tangan dan berkata bahwa anda berpuasa sekali dalam sebulan? Orang-orang Farisi berpuasa dua kali seminggu. Anda berkata, “Ya, itu hanyalah perbuatannya!” Tunggu dulu! Apa salahnya dengan perbuatan – perbuatan hasil dari penyerahan? Paulus berkata, “Kamu telah diciptakan untuk pekerjaan baik” (Efesus 2:10). Tuhan telah menyelamatkan kita dan mengurapi kita untuk pekerjaan baik. Apa yang begitu memalukan tentang pekerjaan baik? Orang-orang Farisi berpuasa dua kali seminggu, pada setiap Senin dan setiap Kamis. Mereka berpuasa sehari penuh.

Mereka memberikan persepuluhan dari segala sesuatu, yaitu, sepersepuluh dari segala sesuatu yang mereka miliki. Apakah anda memberi sepersepuluh dari segala sesuatu yang anda punyai? Apakah anda sungguh-sungguh? Apakah anda mau menunjukkan tabungan anda untuk pemeriksaan? Sepersepuluh dari segala sesuatu, sungguh-sungguh mereka berikan, dan seringkali mereka memberi lebih. Dan hal itu belum berlalu, bukan? Jumlah minimum bagi orang Kristen adalah benar-benar sepersepuluh. Kalau kita memberikan sepersepuluh, kita mengembalikan apa yang menjadi milik-Nya. Itu yang dituntut oleh hukum Taurat. Orang-orang Farisi memberi sepersepuluh dan sekali lagi mereka melampaui hukum Taurat. Mereka bahkan memberikan sepersepuluh dari apa yang tidak dituntut oleh hukum Taurat. Saya katakan bahwa berpuasa tidak dituntut oleh hukum Taurat, kecuali pada satu hari dalam setahun – Hari Raya Pendamaian. Namun orang Farisi berpuasa dua kali seminggu, dengan sukarela. Orang-orang Farisi memberikan sepersepuluh dari segala sesuatu yang mereka miliki dan bahkan dari apa yang tidak dituntut oleh hukum Taurat. 

Di Matius 23:23 Yesus berkata, “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan.” – Lihatlah – “inilah yang harus kamu lakukan, tanpa mengabaikan yang lain.” “… harus kamu” berarti, “Ya, kamu benar dalam memberikan persepuluhan. Kamu benar dalam berpuasa. Kamu sepatutnya melakukan hal ini. Namun, tidak seharusnya kamu mengabaikan yang lain.” Perhatikan bahwa Yesus tidak berkata bahwa tidak perlu melakukan semua itu, tidak berkata bahwa mereka seharusnya hanya memperhatikan keadilan dan belas kasihan dan kasih kepada Tuhan. Tidak demikian! Dia berkata, “Kamu sudah benar dalam melakukan hal-hal ini”, tetapi itu tidak cukup.


Pemikiran Orang Kristen tentang Orang Farisi adalah Suatu Karikatur

Sekarang saya ingin anda mengerti, supaya pemikiran anda dibersihkan dari konsep yang lama tentang orang-orang Farisi sebagai sekelompok orang-orang munafik yang dangkal. Mereka sama sekali bukan seperti itu. Kenyataannya, banyak sarjana yang telah memprotes dengan tepat bahwa pemikiran orang Kristen tentang orang-orang Farisi ini adalah benar-benar suatu karikatur.

Apakah anda mengetahui siapa adalah orang Farisi? Paulus sendiri adalah orang Farisi. Apakah anda akan menuduh dia sebagai orang yang munafik? Paulus tiga kali mengatakan tentang dirinya sendiri sebagai orang Farisi, dan dia menyatakannya dengan penuh kebanggaan. Pada kenyataannya, dalam Kisah Para Rasul 23, dia tidak berkata, “Aku dulu seorang Farisi”, tetapi ketika dia mempertahankan dirinya di depan dewan dia berkata, “Aku seorang Farisi”. Setelah menyelidiki katakerjanya dalam kata asli, saya yakin bahwa pernyataan itu benar-benar dari katakerja masa kini. Jadi Paulus berkata, sebagai contoh, dalam Kisah 23:6, “Hai saudara-saudaraku, aku adalah orang Farisi, keturunan orang Farisi; aku dihadapkan ke Mahkamah ini, karena aku mengharap akan kebangkitan orang mati.” Dia berkata, “Aku seorang Farisi.” Jadi sebelum anda mulai mudah menuduh dan berkata, “Oh! Kebenaran orang Farisi itu mudah dicapai”, saya menantang anda untuk mencapai kebenaran Paulus bahkan kebenarannya sebelum dia bertobat. Dalam Filipi 3:5, dia mengatakannya lagi, “Aku orang Farisi.” Kemudian dia mengatakan dalam ayat 6, “tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat, aku tidak bercacat.”

Tahukah anda siapa lagi adalah orang Farisi? Dia adalah Nikodemus. Nikodemus adalah orang Farisi. Dan dia adalah seorang yang membawa ratusan pon mur dan gaharu ke kuburan Yesus. Dia tidak takut berdiri dan diperhitungkan bersama-sama murid-murid di depan Pilatus. Anda berkata bahwa orang-orang  seperti ini adalah semuanya munafik? Tahukah anda siapa lagi yang lain yang adalah seorang Farisi? Ada seorang Farisi yang bernama Gamaliel di Kisah 5 yang membela rasul-rasul ketika mereka disidang di depan para Sanhedrin. Mari kita buang pikiran yang keliru yang mengatakan bahwa semua orang Farisi adalah sekelompok orang munafik yang bebal. Mereka adalah orang-orang yang sangat dihormati di antara orang Israel karena standar kesalehan mereka kepada Tuhan yang sangat tinggi. Mereka membayar harga yang tinggi untuk menjalani kehidupan yang benar. Dan mereka tidak takut untuk mati bagi hukum Taurat, meskipun itu kadang-kadang tidak dituntun dengan cara yang benar. Sebagai contoh, dibawah pemerintahan Romawi, jumlah orang-orang Farisi yang mati oleh pedang orang Romawi karena membela hukum Israel, sangat mengesankan. Jadi, sebelum anda mulai berkata, “Oh, orang Farisi – mudah sekali memenuhi standarnya!” Tidak demikian sama sekali! Kemudian anda berkata, jika standar itu begitu tinggi untuk dicapai, mengapa Yesus menyebut mereka orang-orang munafik?” Tepat sekali! Mengapa Yesus menyebut mereka munafik? Karena sama seperti kebanyakan orang-orang beragama, mereka mengutamakan perbuatan-perbuatan yang kelihatan dari luar.


Apa yang Yesus Maksudkan dengan Munafik?

Apakah artinya kemunafikan? Kalau anda mengerti apa yang Yesus maksudkan dengan kemunafikan, anda tidak akan begitu cepat menganggap bahwa anda bebas dari kemunafikan. Yesus tidak berkata bahwa mereka tidak saleh. Yesus tidak berkata bahwa mereka tidak sungguh-sungguh. Yesus tidak berkata bahwa mereka tidak benar. Apa yang Yesus katakan? Dia berkata bahwa mereka itu bermuka dua. Apa artinya bermuka dua? Artinya mengutamakan penampilan luar dan mengabaikan bagian dalamnya, melalaikan apa yang berhubungan dengan hati. Dengan kata lain, kita dapat terlalu disibukkan dengan melakukan banyak hal sehingga kita melupakan apa yang kita seharusnya menjadi. Sekarang anda tahu, hal ini sangat berlaku juga untuk orang-orang Kristen.

Ada banyak kemunafikan di dalam gereja – munafik dalam segala aspek. Anda berkata bahwa anda mengasihi Tuhan – saya akan menantang anda dalam semua aspek. Anda berkata anda mengasihi Yesus, bahwa Yesus telah mati bagi anda dan anda mengasihinya? Munafik! Mari kita melihat bukti dari kasih anda kepadanya. “Tunjukkan kepada saya bukti dari kasih anda. Tunjukkanlah dan biarkan kita melihatnya.” Itulah yang dikatakan Yakobus. “Kamu berkata kamu punya iman? Tunjukkanlah dan biarkan aku melihatnya. Di manakah imanmu?” Gereja penuh dengan orang-orang munafik. Orang-orang munafik! Anda mengasihi Tuhan dengan segenap hati anda dan jiwa dan kekuatan, tetapi masalah kecil datang pada anda dan anda menyalahkan Tuhan karena masalah itu. Anda mengasihi Tuhan, benarkah? “Yesus mati bagi kita supaya kita harus hidup baginya.” [2 Korintus 5:15]. Kapan anda sudah hidup bagi Yesus, saudara-saudara? Kapan anda sudah hidup untuk Tuhan sepanjang minggu ini? Jangan hanya bicara tentang teori! Sepanjang minggu ini – Senin, apa yang sudah anda lakukan untuk Tuhan? Selasa? Rabu? Kamis? Jumat? Sabtu? Sebutkan. Tunjukkanlah dengan fakta-fakta yang nyata dan berhenti menipu diri anda sendiri.

Sekiranya Yesus ada di sini dan bertanya, “Apakah kamu mengasihi Aku?” Manakah bukti dari kasih itu? Apakah anda akan berkata anda bukan orang munafik? Kamu mengasihi Aku? Berapa jumlah yang sudah anda persembahkan kepada Tuhan?” Dan anda berkata, “Tetapi saya punya banyak pengeluaran!” Benarkah? Kita semua punya pengeluaran. Dan karena itu kita tidak perlu berikan apa-apa, karena kita semua punya pengeluaran. Siapa di antara kita yang kaya? Kita memberi karena kasih kita kepada Tuhan, bukan karena kita memiliki uang. Dan anda berkata anda mengasihi Tuhan? Kapan terakhir anda berpuasa pada waktu anda berdoa – kapan anda berdoa untuk Tiongkok, atau berdoa untuk Kanada, atau berdoa untuk gereja atau berdoa untuk hamba-hamba Tuhan? Ketika anda dalam kesungguhan anda, apakah anda berdoa sehingga membuat anda ingin berpuasa? Oh tidak, ketika anda ditengah-tengah berdoa, tiba-tiba anda berkata, “Perut saya sedang lapar. Maafkan saya, Tuhan, tunggu ya sampai saya selesai makan siang dan saya akan menemuiMu lagi setelah itu.” Kemudian, tentu saja, anda menjadi sangat sibuk – teman anda datang mengunjungi, anda harus melakukan ini dan itu, dan setelah malam, anda berkata, “Maaf, Tuhan, saya sedikit sibuk hari ini!” Munafik! Dan anda berkata bahwa kebenaran anda melampaui kebenaran orang-orang Farisi?

Izinkan saya mengatakan kepada anda sesuatu yang lebih lagi: orang-orang Farisi berdoa tiga kali dalam sehari. Berapa kali anda berdoa setiap hari? Atau, anda tidak peduli apakah anda tidak berdoa sama sekali, karena anda telah diselamatkan oleh anugerah? Orang-orang Farisi berdoa pada pukul 9:00 pagi; mereka berdoa pukul 12:00 siang; dan kemudian mereka berdoa pukul 3:00 sore. Seperti apakah kehidupan doa anda? Lebih baikkah daripada orang-orang Farisi? 5 menit di pagi hari? 2 menit? 2 menit di malam hari? Munafik! Dan anda berkata anda mengasihi Tuhan di dalam hati anda? Anda berkata, “Orang-orang Farisi hanya melakukannya sebagai penampilan luar, kamu tahu. Saya mengasihi Tuhan dalam hati saya, jadi saya tidak perlu berdoa sama sekali karena penampilan luar itu tidak penting.” Logika yang sempurna yang cocok dengan seorang munafik! Dan anda berkata, “Saya begitu mengasihi Tuhan, dan kamu tahu, persepuluhan dan persembahan-persembahan, semuanya ini adalah hukum Taurat. Saya sangat mengasihi Tuhan sehingga saya tidak perlu memberi-Nya satu senpun.” Alasan yang sempurna bagi seorang munafik! Dan kita berkata, “Kita bukan orang-orang munafik. Kita adalah orang-orang benar! Kebenaran kita telah melampaui kebenaran orang-orang Farisi. Kita bukan orang munafik.” Gereja penuh dengan orang-orang munafik. Itu sudah cukup untuk membuat anda menangis melihat kemunafikan yang berlangsung terus.

Anda berkata anda mengasihi Tuhan dan anda ingin melayani Dia. Namun, semua yang anda pikirkan adalah ujian anda, masa depan anda – bagaimana anda dapat lulus ujian, bagaimana anda mendapatkan pekerjaan yang baik. Pekerjaan Tuhan tidak terlintas dalam pikiran anda, kecuali pada waktu istirahat atau waktu luang anda. Semua sisa-sisa anda adalah untuk Tuhan. Apabila anda mempunyai 5 menit luang, mungkin Tuhan dapat memperolehnya, kalau tidak TV yang mendapatkannya. Dan kebenaran anda melampaui orang-orang Farisi? Jangan merasa begitu puas sendiri! Satu hal yang menjengkelkan Tuhan adalah sifat puas diri, ini justry yang terjadi pada orang Farisi! Kemunafikan mereka terletak dalam kebenaran mereka sendiri, kepuasan dengan diri mereka sendiri – “Saya bersyukur kepada Tuhan saya tidak seperti orang ini!” Perbuatan seperti ini sangat umum di dalam gereja-gereja.

Saya bersyukur kepada Tuhan saya tidak seperti orang yang bukan Kristen itu. Saya bersyukur kepada Tuhan bahwa saya termasuk orang-orang pilihan Allah.” Hal itulah yang dipikirkan oleh orang-orang Farisi. Dan anda berpikir persis seperti cara mereka berpikir: “Saya bersyukur kepada Tuhan saya tidak seperti orang kotor itu yang merokok batang-batang yang kotor itu. Saya bersyukur kepada Tuhan bahwa saya tidak menjamah setetes anggurpun. Anggur tidak menjamah bibir saya. Saya sangat benar sendiri.”

Satu kali saya pergi ke bar, dan seseorang melihat saya di sana. Dia kaget dan berkata, “Ada apa kamu berada di pub ini?” Saya tidak tahu apakah anda tahu apa itu pub. Di sini mereka menyebutnya bar atau brasserie. Di Inggris, kita menyebutnya pub – sebuah tempat untuk minum-minum. Dia bertanya, “Apakah yang sedang kamu lakukan di bar ini?” Apa salahnya berada di pub? Pemilik-pemilik pub dan orang-orang berdosa, pemungut-pemungut cukai – Yesus berkumpul bersama mereka! Dan kamu masuk ke sebuah pub. Jikalau kamu minum anggur (yang secara kebetulan saya tidak meminumnya – saya hanya minum minuman ringan di pub itu), kamu sudah selesai, temanku. Kamu sedang menuju ke neraka. Kamu sudah tewas!

Oh, anda membaca majalah hari Minggu? Temanku, anda akan turun lebih bawah lagi masuk ke neraka! Anda memakai rok mini? Anda habis! Anda memakai lipstick? Di beberapa negara, orang-orang Kristen di sana akan berkata bahwa kalau anda minum kopi atau teh, anda juga pantas untuk ke neraka. Hal-hal semacam itu tidak boleh diminum oleh orang-orang Kristen. Dan anda tidak punya hukum-hukumnya? Tidakkah anda mengikuti penampilan luar? Di beberapa tempat tertentu, orang-orang Kristen tidak boleh memakai baju-baju yang bagus, mengkilap, pakaian yang bagus, dasi-dasi yang fantastik. Tidak, tidak! Anda harus memakai pakaian yang berwarna hitam. Itulah sebabnya apabila anda pergi ke Jerman, anda akan menemui pakaian standar untuk orang-orang Kristen yang sempurna adalah memakai rok hitam, jaket hitam, hem putih, dasi hitam. Itulah seragam bagi seorang Kristen yang baik. Kalau anda memakai yang lainnya, anda pantas masuk ke neraka.


Tidak Boleh Mengabaikan Keadilan, Belas Kasihan dan Iman!

Sekarang, anda lihat bahwa kita juga sangat munafik. Kita sangat munafik. “Selidikilah aku ya Tuhan, dan ujilah hatiku dan ketahuilah pikiran-pikiranku, karena apa yang terlibat adalah hidup yang kekal.” Yesus berkata, “Kecuali kebenaranmu melampaui …” Melampaui apa? “Melampaui kemunafikan orang-orang Farisi” yaitu, kecuali kekristenan anda dan iman anda didalam Tuhan tidak sedangkal mereka!

Dia berkata, “Apa yang kamu abaikan? Kamu mengabaikan keadilan” – Dia berkata kepada orang-orang Farisi di Matius 22 – “Kamu mengabaikan belas kasihan, kamu mengabaikan iman – kasih kepada Allah”. Apakah anda mengabaikan hal-hal ini? Jika anda berkata, “Saya tidak mengabaikan belas kasihan. Saya tidak mengabaikan sedikitpun dari hal-hal ini”, lihatlah pada hubungan di antara orang-orang Kristen di dalam gereja. Berapa banyak gereja yang berpecah-pecah? Berapa banyak saudara-saudara laki-laki dan saudara-saudara perempuan saling membuang muka dan tidak lagi saling berbicara? Munafik! Tidakkah anda mengabaikan belas kasihan? Apakah anda mengasihi sesamamu seperti diri anda sendiri?

Baiklah saudara-saudara, saya memohon ketulusan anda, biar Tuhan menyelidiki hati kita dan menyelamatkan kita dari kekristenan yang dangkal yang mana orang-orang Farisi sudah bersalah. Agama yang dangkal! Agama penampilan luar saja! Seorang Kristen yang baik berarti tidak minum minuman keras, tidak melakukan hal ini, tidak melakukan hal itu, tidak pergi ke pesta dansa, tidak menonton bioskop. Dan apakah yang seharusnya seorang Kristen lakukan? Saya mempunyai seorang teman yang menjadi Kristen dan dahulunya  seorang playboy. Dia sangat cakap; dia membuat semua wanita tergila-gila. Kemudian dia menjadi seorang Kristen. Dia berhenti pergi ke pesta dansa; dia berhenti merokok; dia berhenti minum-minum. Suatu hari kami sedang makan bersama-sama dan salah seorang temannya datang, membuka sebotol anggur dan berkata, “Ayolah, minum satu gelas.” Dia berkata, “Tidak, terima kasih!” Dia berkata, “Oh kasihan! Maksud kamu menjadi orang Kristen itu berarti tidak merokok, tidak minum-minum, tidak berdansa? Apa yang bisa kamu lakukan?” Pertanyaan yang baik! Pertanyaan yang baik! Apa yang dilakukan orang Kristen? Anda tahu apa yang tidak dia lakukan. Mungkin anda ingin tahu apa yang dia lakukan. Apa yang akan anda katakan sebagai jawaban dari pertanyaan itu? Ya, sangat sering kita puas  menjadi orang Kristen yang tidak melakukan apa-apa. Kita tidak melakukan apa-apa dan inilah yang menjadi masalah. Menjadi seorang Kristen adalah melakukan sesuatu! Yaitu menjadi benar melampaui standar itu.

Sudah waktunya bagi kita untuk mengakhirinya. Namun, kita harus mengerti bahwa kita harus mencapai standar kebenaran seperti yang Yesus inginkan. Kita harus pergi ke dalam dunia ini – seperti yang sudah kita lihat sebelumnya – sebagai terang dunia, sebagai garam dunia. Namun, orang-orang Kristen masa kini sangat jarang yang dapat disebut sebagai garam atau terang dunia. Kita harus mencapai standar yang Yesus sudah tentukan untuk kita – “Aku mengutus kamu keluar sebagai terang ke dalam dunia ini, sebagai garam bagi bumi ini” – berbeda dengan kebanyakan orang. Dengan apa? Dengan terangmu! Apa itu terang? Kebenaran! Apa itu kebenaran? Yesus mengatakannya Sendiri – kebenaran adalah pekerjaan baik yang dihasilkan oleh kuasa Allah. Kita tidak memiliki alasan untuk gagal. Izinkan Tuhan menyelidiki hati kita dan pergilah dan hiduplah sesuai dengan panggilan-Nya.

Pokok yang terakhir adalah: Bagaimana saya dapat mencapai standar seperti ini? Bagaimana saya dapat menghidupi panggilan yang mulia ini? Bagaimana saya dapat menjadi terang bagi dunia ini? “Saya tidak dapat mencapainya, Tuhan.” Anda akan menyerah dalam keputusasaan dan berkata, “Tuhan, saya tidak dapat mencapainya.” Sebelum saya selesai, izinkan saya menceritakan kepada anda tentang pengalaman saya.


Pembelajaran tentang “Melampaui Kebenaran Orang-orang Farisi”

Saya sudah menjadi seorang Kristen selama tiga tahun atau lebih, dan ketika saya keluar dari Tiongkok, saya mengalami penderitaan dalam banyak hal; saya belajar banyak hal. Namun, saya merasa bahwa standar dari hidup kekristenan saya masih sangat rendah. Saya merasa seringkali saya mengecewakan Tuhan dalam tingkah laku saya dan pikiran saya. Tahukah anda apa yang kebanyakan orang Kristen lakukan? Mereka kembali kepada Tuhan dan berkata, “Tuhan, ampunilah dosa saya. Sucikan saya dengan darah Kristus yang sangat berharga dan tolonglah saya supaya tidak melakukannya lagi.” Dan hari berikutnya mereka lakukan lagi. Malam berikutnya mereka berkata, “Tuhan, ampunilah saya” dan mereka mulai melakukan semuanya itu lagi.

Saya sangat frustrasi dengan melakukan hal-hal seperti ini. Satu hari, saya ingat pada waktu itu saya ada di Hongkong, dan saya baru pulang dari gereja, saya tidak ingat satu katapun mengenai apa yang telah dikhotbahkan dalam gereja. Saya sedang dalam perjalanan dan saya merasakan depresi yang tidak terucapkan, dan saya berkata, “Tuhan, kehidupan kekristenan saya sangat buruk.” Saya kira orang lain berpikir bahwa saya adalah seorang Kristen yang luar biasa, tetapi saya mengetahui tentang diri saya sendiri. Saya meminta kepada Tuhan untuk menyelidiki hati saya dan kemudian apa yang Dia tunjukkan kepada saya adalah saya sudah mengecewakan Dia dalam segala hal. Meskipun orang lain berpikir bahwa saya adalah seorang Kristen yang hebat, saya yang lebih tahu diri saya sendiri. Saya tahu saya tidak demikian. Dan saya sudah bosan dengan kemunafikan ini. Itu tidak berarti saya sengaja ingin menjadi munafik, tetapi sebenarnya saya tidak dapat mencapai standar yang Tuhan inginkan dari saya.

Saya ingat hari itu saya baru pulang ke asrama saya di Jalan Granville. Saya berlutut di hadapan Tuhan, dan berkata, “Tuhan, tidak ada gunanya lagi! Saya tidak dapat menjalani kehidupan Kristen. Saya menyerah. Saya tidak bermaksud untuk memalukan nama-Mu lagi. Saya mengasihi-Mu, Tuhan, dan saya tidak ingin untuk mengaibkan nama-Mu. Mulai saat ini, saya tidak ingin menyebut diri saya sebagai seorang Kristen lagi. Saya tidak ingin mengecewakan orang-orang lain yang berpikir bahwa saya adalah seorang Kristen yang begitu baik. Saya hanya berdoa supaya Engkau mau mengampuni saya. Saya akan selalu mengasihi-Mu, tetapi saya tidak ingin memanggil nama-Mu dengan sia-sia.”

Tuhan berbicara kepada saya. Itu merupakan kali pertama dari beberapa kali Tuhan berbicara kepada saya. Dia berbicara kepada orang-orang yang datang kepada-Nya dengan kesungguhan dan kejujuran. Dia berkata, “Aku tidak pernah meminta kamu untuk menjalankan kehidupan Kristen dengan kekuatanmu sendiri. Aku tidak pernah menyuruh kamu demikian.” Saya berkata, “Jadi kalau begitu bagaimana caranya saya dapat menghidupinya?” Dia menjawab, “Dengan Roh yang sudah Aku berikan.” Dia berkata, “Itulah sebabnya Aku sudah memberikan kamu Roh Kudus-Ku! Kamu sudah mencoba menghidupinya dengan kekuatanmu sendiri. Itulah sebabnya mengapa kamu gagal.”

Hal itu merupakan persis dimana orang-orang Farisi gagal. Mereka memiliki standar yang sangat tinggi dan mereka mencobanya dengan seluruh kekuatan mereka untuk menghidupi sampai ke standar yang tinggi itu, dan mereka gagal. Dan secara penampilan luar, mereka berhasil. Secara penampilan luar saya juga berhasil. Semua orang mengira saya adalah seorang Kristen yang baik – saya salah satu dari pemimpin-pemimpin kaum muda di gereja tempat saya bergabung di Shanghai, dan di Hongkong, oleh karena itu, saya sudah terkenal melalui berita-berita yang telah sampai sebelum saya ke sana. Namun, saya tahu siapa diri saya yang sebenarnya. Saya mengetahui bahwa di dalam hati saya terdapat banyak kemunafikan. Tuhan berkata, “Aku tidak pernah menyuruh kamu untuk hidup dengan kekuatanmu sendiri. Hiduplah oleh Roh-Ku!” Saya berkata, “Bagaimana? Bagaimana saya hidup oleh kuasa Roh Kudus-Mu?” Dia berkata, “Berhenti bergumul dan izinkan Roh Kudus yang mengambil-alih. Serahkan dirimu kepada penguasaan Roh Kudus. Seperti sebuah mobil, serahkan kemudinya kepada Dia; Dia yang akan mengambil alih. Kamu telah bekerja keras mencoba menghidupi kekristenanmu sehingga kamu tidak memberikan Tuhan kesempatan untuk menunjukkan kuasa-Nya dalam hidupmu. Kamu telah melakukan semua perjuangan dan pergumulan dengan kekuatan sendiri. Dimana Tuhan dapat masuk? Jadi, sekarang berhentilah dan biarkan Tuhan yang mengambil alih hidupmu.”

Itu merupakan pengalaman yang baru dalam hidup saya. Saya berlutut di hadapan Tuhan lagi, dan saya berkata, “Tuhan, inilah seluruh hidupku. Ambil alihlah seluruhnya. Engkau mengambil alih dan tuntunlah hidupku seperti yang Engkau inginkan. Engkau yang melanjutkan dan aku hanya mengerjakan apa saja yang Engkau inginkan aku lakukan. Engkau tunjukkan aku apa yang harus aku pikirkan, apa yang harus aku rasakan, apa yang harus aku lakukan, apa yang harus aku katakan. Aku tidak seharusnya pergi ke sana dan berkata, “Apa kabarmu hari ini?” dan mencoba untuk menjadi seseorang yang baik, memberi salam pada orang dan menjadi orang Kristen yang sungguh-sungguh gembira dan ceria. Pada hakekatnya, Dia berkata, “Hentikan hal-hal itu! Izinkan saja Tuhan hidup dalam hidupmu! Hmm. Hentikan semua acting ini dan marilah kita jadi tulus! Izinkan Tuhan menghidupkan kehidupan-Nya melalui aku dalam kuasa-Nya!” Anda tahu, hal itu merupakan satu pengalaman yang sangat radikal untuk saya. Saya heran mengapa tidak seorangpun yang pernah mengatakan tentang hal itu kepada saya sebelumnya. Saya sudah mencoba dengan sekuat tenaga saya untuk menjalankan kehidupan Kristen. Saya tidak berhasil – dan Tuhan yang mengambil alih.


Melampaui Kebenaran Orang Farisi – Dengan Roh Kudus!

Itulah sebabnya kita membutuhkan Roh Kudus. Bagaimana kita dapat melampaui kebenaran orang Farisi? Hanya dengan dua cara: pertama, tentu saja, kita harus menyerahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan, yaitu, ketika kita lahir kembali. Namun, kita harus melampauinya – bukan hanya suatu pengakuan tentang percaya dalam Yesus seperti yang biasa terjadi – dan mengizinkan Yesus memenuhi hidup kita dengan Roh Kudus-Nya. Penuhlah dengan Roh Kudus! Karena pelajaran ini tidak dimengerti secara utuh , ada banyak sekali kebingungan di dalam gereja, sehingga sebagai akibatnya, orang-orang Pentakosta berkata anda harus dipenuhi Roh Kudus dan berbicara dalam bahasa roh. Ada manusia-manusia Allah yang dipenuhi Roh tetapi mereka tidak pernah berbicara dalam bahasa roh. Pada kenyataannya, Yesus sendiri yang memiliki Roh yang tak terukur, tidak pernah diberitakan bahwa dia telah berbicara dalam bahasa-bahasa lain. Namun, adalah sangat penting dipenuhi dengan Roh. Anda tahu, untuk saya, hal itu merupakan pengalaman yang mengubahkan – suatu pengalaman Pentakosta. Segalanya kelihatan sangat mudah sekali sehingga ketika saya bangun dari berlutut, saya telah menyerahkan penguasaan atas hidup saya kepada Tuhan, saya menjadi seorang manusia yang baru. Hidup kekristenan berhenti  bergumul dan bertempur. Sejak saat itu, Tuhan yang memimpin.

Saya tidak tahu apakah anda dapat mengikuti apa yang saya maksudkan, tetapi apabila anda mengikuti langkah-langkah itu, anda akan masuk kedalam fasa hidup kekristenan yang baru. Setiap orang Kristen harus dipenuhi dengan Roh Kudus; kalau tidak dia tidak akan pernah berhasil. Dipenuhi dengan Roh Kudus adalah hidup kekristenan yang normal. Bukan sesuatu yang baru, atau pengalaman yang tidak umum. Seharusnya hal itu merupakan sesuatu yang normal dalam hidup kekristenan dan kemudian Tuhan yang ambil alih hidup anda. Banyak orang Kristen tidak pernah mengambil langkah itu, dengan akibat bahwa mereka hidup dalam kekristenan mereka dalam sistem meminta-minta. Jika anda hidup tanpa penguasaan Tuhan, izinkan saya mengatakan ini, anda tidak pernah dapat terhindar dari kemunafikan. Akibatnya anda akan selalu menjadi seperti orang Farisi. Itulah sebabnya banyak kemunafikan dalam gereja oleh karena hanya ada sedikit sekali orang Kristen yang penuh dengan Roh Kudus. “Ujilah aku, Tuhan. Cobalah hatiku!” Jadi hal apa yang pertama harus dilakukan? Yaitu minta: “Tuhan, kuasailah seluruh hidupku. Aku telah bergumul; Aku telah bertempur; Aku tak mampu!” Siapakah yang menyuruh anda untuk bertempur dan bergumul? Kuasa-Nya ada. Dia mengambil alih dan hal-hal yang ajaib terjadi. Anda menjadi saluran dari kuasa-Nya, begitu limpah sehingga Tuhan mulai melakukan sesuatu melalui anda, dan kemana Dia akan membawa anda dari situ, adalah tidak terbatas.

Anda akan menemukan satu hari, anda menumpangkan tangan atas orang sakit dan orang itu sembuh, seperti yang telah saya temui berulang-ulang kali. Anda akan menemukan bahwa ketika anda berdoa untuk seseorang dan orang itu berubah. Anda berkata, “Sungguh mengherankan! Apa yang sedang terjadi?” Anda menemukan bahwa kehidupan doa tidak lagi merupakan suatu pergumulan untuk berpikir apa yang harus didoakan. Anda hanya santai di hadapan Tuhan dan biarkan Dia menguasai sepenuhnya dan Dia memimpin anda untuk mendoakan apa yang harus didoakan. Pernahkah anda mengalami waktu doa yang sangat menyenangkan saat anda hanya tenang di hadapan Allah dan Dia berkata, “Aku ingin kamu berdoa untuk orang ini”, dan anda mendoakan orang itu. Anda bertanya, “Jadi aku harus berdoa apa buat dia?” Dia memberitahu anda untuk mendoakan apa dan anda berdoa buat orang itu. “Kemudian siapa lagi, Tuhan?” Tuhan akan memimpin anda kepada orang yang lain. Anda mendoakan orang itu atau anda hanya meluangkan waktu untuk menyembah dan memuji Tuhan. Tahukah anda apa yang dimaksudkan dengan dipenuhi dengan Roh? Jika tidak, inilah waktunya anda menemukannya, karena tanpa dipenuhi dengan Roh, anda tidak pernah akan melampaui kebenaran dari orang Farisi.


Menerima Roh Kudus – Jadilah Diri Anda Sendiri dalam Kesempurnaannya!

Namun, banyak orang Kristen yang takut untuk menerima Roh Kudus dengan satu alasan: mereka takut bahwa mereka akan kehilangan sifat-sifat mereka, kepribadian mereka. Mereka takut bahwa mereka akan menjadi boneka, tontonan-tontonan, otomat-otomat, yang dijalankan oleh Tuhan. Mereka berpikir, “Kita berhenti menjadi diri kita sendiri. Kita berhenti untuk memiliki sifat-sifat kita.” Jangan kuatir! Tidak ada bahaya seperti itu yang akan terjadi. Apabila Roh Kudus menguasai kehidupan anda, anda tidak berhenti menjadi seorang manusia; anda tidak kehilangan jati diri anda sendiri. Hal yang menakjubkan adalah anda akan menjadi lebih dari diri anda sendiri, menjadi anda sendiri yang lebih asli! Tahukah anda apakah salah satu buah dari Roh? Pernahkah anda memikirkannya? Penguasaan diri! Roh Kudus memberi anda kuasa untuk menjalankan hidup anda dan mengontrol diri anda. Dia tidak menyingkirkan kepribadian anda. Jangan pernah berpikir demikian!

Ketika rasul Petrus menerima Roh Kudus, dia tidak kehilangan Petrus yang sebelumnya. Tidak, dia adalah benar-benar Petrus seutuhnya. Jangan pernah berpikir bahwa Roh Kudus menyingkirkan kepribadian anda dan memaksa anda menjadi semacam robot. Tuhan tidak ingin melakukan hal itu. Dia menciptakan kita untuk menjadi seperti yang Dia inginkan, dalam kepenuhan dan kemuliaan yang seharusnya kita miliki di dalam Kristus. Saya mengatakan hal ini karena banyak orang Kristen yang takut dan kemudian berkata, “Oh, tidak! Kalau Roh Kudus menguasai seluruh hidup saya, akan menjadi apa saya?” Jangan kuatir! Anda akan menjadi seperti apa yang tidak pernah anda menjadi sebelumnya, dalam kesempurnaan dan keindahan. Anda tidak akan menjadi robot. Dengan buah Roh penguasaan diri, Roh Kudus memberi anda kuasa untuk menjadi apa yang seharusnya anda menjadi di dalam seluruh keindahan Kristus, tetapi Dia tidak menyingkirkan sifat-sifat anda. Anda tidak perlu kuatir tentang hal itu!

Marilah kita sekarang memasuki kedalam keindahan, ke dalam kepenuhan hidup sesuai dengan panggilan-Nya. Ke dalam kegembiraan, saya juga harus katakan. Sungguh benar! Betapa kehidupan yang sangat mengagumkan! Saya tidak mengerti mengapa orang-orang Kristen ingin hidup didalam kesedihan, kekalahan, kemunafikan padahal Tuhan sudah menyiapkan suatu kehidupan yang mengagumkan di dalam Roh.

 

Berikan Komentar Anda: