Pastor Eric Chang | Matius 5:14-16 |

Hari ini kita melanjutkan melihat ajaran Yesus dalam ucapannya di Matius Pasal 5. Minggu lalu kita melihat pada Mt. 5:14, ketika kita mempelajari apa yang diucapkan Yesus kepada kita dengan kata-kata, “Kamu adalah terang dunia.” Hari ini kita akan mempelajari bersama-sama Mt. 5:14b-16,

 Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga.”

Banyak sekali kekayaan di sini. Saat anda melihat ke dalam firman Tuhan apakah anda bisa melihat kekayaan itu? Jika tidak, maka ketika anda mempelajari Alkitab, berdoalah, agar Tuhan akan memberikan kemampuan untuk melihatnya. “Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.” Kalimat itu tampaknya cukup jelas. “Sebuah kota …..di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.”  Apa lagi yang bisa dikatakan tentang hal itu? Kenyataannya, amat sangat banyak yang bisa dikatakan tentang itu.


Apa Kota di atas gunung itu?

Yang pertama, Yesus sedang membandingkan gereja. Ia sedang berbicara kepada murid-muridnya – gerejanya – dan ia berkata kepada mereka, “Kamu seperti sebuah kota yang terletak di atas sebuah gunung” – atau kamu harus menjadi seperti itu – “dan kota semacam itu tidak bisa disembunyikan”. Untuk mengerti kata-kata indah ini, ajaran yang indah dari Yesus ini, anda harus memahami apa yang ada di balik itu semua. Anda harus mengingat bahwa Yesus sedang berbicara dengan orang-orang yang sejak mereka masih kecil sudah dididik dalam PL. Mereka sangat mengenal ayat-ayat Firman Allah. Saat kita melihat kata-kata ini: “Kamu seperti kota yang terletak di atas gunung.” Apa artinya itu?

Pertama, gereja dibandingkan dengan sebuah kota. Namun, apa hal yang lebih penting yang sedang disampaikan di sini? Tahukah anda kota yang mana terletak di atas gunung? Kota macam apa yang terletak di atas gunung? Apa yang akan segera diingati oleh para pendengar di situ? Aku mendengar salah satu dari anda berkata, “Yerusalem”. Tepat sekali! Yerusalem adalah sebuah kota yang terletak di atas gunung. Dari sini kita mulai melacak tebakan itu. Anda harus mengandaikan diri anda sendiri dalam posisi para pendengar yang dididik dalam PL. Ketika mereka masih setinggi lutut belalang, yakni ketika mereka masih sangat kecil, mereka sudah diajari PL. Mereka pergi ke sinagoga (rumah ibadat). Mereka mendengarkan Kitab Suci diajarkan kepada mereka dan ibu-ibu mereka yang akan mengajari mereka. Bahkan Timotius disebutkan sudah diajari Kitab Suci ketika masih dipangku ibunya. Mereka sangat mengenal ayat-ayat Firman Allah. “Kota yang terletak di atas gunung” – bagi pikiran orang Yahudi berarti: “Tentu saja, hanya ada satu kota yang terletak di atas gunung yang pantas diperbincangkan, dan kota tersebut adalah Yerusalem.”

Terdapat banyak butir yang penting dalam hal ini. Jika kita melihat Yes 2:2-3, kita akan melihat tentang kota yang terletak di atas gunung ini. Di sini kita melihat Yerusalem menjadi kota yang lebih tinggi dibandingkan semua kota yang lain. Yes 2:2-3 berbunyi:

Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: “Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman Tuhan dari Yerusalem.”

Pastilah gunung ini yang dimaksudkan oleh Yesus. Gunung yang dinubuatkan dalam Yes 2:2-3: “Kelak, gunung Tuhan akan lebih tinggi dari semua gunung, dan banyak orang akan datang ke gunung ini. Di situ firman Allah akan datang untuk mereka.” Jadi di sini kita melihat kekayaan yang luar biasa. Anda juga mengetahui Maz 121:1, yang mengatakan: “Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku?” Gunung-gunung yang mana? Sekali lagi, tentu saja, Yerusalem. Aku akan menengadahkan pandangan ke Yerusalem. Pemazmur tidak sembarang memandang ke semua gunung. Ia hanya melihat ke satu gunung khusus diantara gunung-gunung. Di situlah tempat Bait Allah. Sekarang kita tahu bahwa kita sedang membicarakan sebuah kota khusus, kota Allah. Barangkali sekarang, anda akan mengerti betapa dalamnya pemahaman Santo Agustinus ketika ia menulis karya besar yang berjudul Kota Allah (The City of God). Kota Allah adalah gereja. Keseluruhan buku itu tentu saja adalah mengenai gereja.


Kota Allah adalah Gereja

Sekarang kita mulai mengerti bahwa Yesus sedang berkata, “Kamu adalah kota yang terletak di atas gunung itu, yang disebut oleh Yesaya di bawah pimpinan Roh Allah, bahwa gunung itu akan lebih tinggi dari semua gunung, suatu tempat di mana semua bangsa akan datang untuk keselamatan mereka. Mereka akan tahu bahwa Allah ada di atas gunung di kota itu, kota Allah.” Sekarang kita mulai memahami mengapa di dalam Alkitab berulang-ulang dibicarakan tentang sebuah gunung dan sebuah kota. Kota itu adalah Yerusalem. Lebih khusus lagi, ia disebut Sion. Itulah mengapa di dalam PB gereja juga disebut Sion. Misalnya, Yesus mengucapkan kata-kata ini: “….di atas batu karang ini Aku akan membangun gerejaku”. (Mt. 16:18). Hal itu terdengar tidak begitu signifikan sehingga anda membandingkannya dengan PL dalam Ps. 102:16. Di situ dikatakan, “Bila Tuhan sudah membangun Sion….”, artinya, gerejaNya adalah Sion, kota Allah.

Jadi kita mendapati bahwa, ketika kita melihat ke dalam PL, kita melihat banyak hal. Sebagai misal, dalam Ibrani Pasal 12 penulis berujar, “Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion” (v22), berarti, ke gereja. Lalu kemudian, misalnya lagi, dalam Gal 6:16 Paulus berkata bahwa kita adalah Israelnya Allah, umat Allah yang sejati. Dan seterusnya. Banyak sekali referensi untuk itu, tetapi kita tidak punya waktu. Tetapi sudah cukup bagi kita sekarang untuk memperhatikan bahwa kota di atas gunung ini adalah kota yang dijanjikan, dan kitalah yang dijanjikan Allah akan melaksanakan fungsi kota ini.

Apa artinya semua ini? Sekali lagi Yes  60:1 menyebutkan, “Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu. Kita harus bangkit dan bersinar karena terang kita sudah datang. Dan tahukah anda kepada siapa kata-kata itu ditujukan? Benar! Kepada Sion! Kepada Yerusalem! Yerusalem akan bangkit dan bersinar sebab terangnya telah tiba. Bisakah anda melihat sekarang hubungannya? Itulah mengapa Yesus berfirman, “Kamu adalah terang dunia” dan dalam kalimat berikutnya, “Kota yang terletak di atas gunung”. Anda bertanya, “Apa hubungannya? Suatu saat anda bicara tentang terang, saat berikutnya anda membahas tentang sebuah kota.” Di sinilah tepatnya letak hubungan itu. Sion akan bangkit dan bersinar karena, seperti disebutkan dalam Yes 42:6, “Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi terang untuk bangsa-bangsa“, yaitu dunia. Bangsa-bangsa adalah orang-orang bukan Yahudi – yakni, seluruh dunia. “Aku memberikan engkau untuk menjadi terang bagi dunia.” Sekarang anda melihat semua hubungan itu. Apa artinya ini semua bagi kita? Artinya bagi kita adalah: Israel mendapat panggilan mulia untuk menjadi umat Allah supaya bersinar sebagai terang dunia. Israel tidak dipilih demi kepentingannya sendiri. Israel dipilih untuk melayani. Melayani dengan cara bagaimana? Melayani sebagai terang Allah kepada bangsa-bangsa sehingga seluruh dunia bisa mengetahui kebenaran Allah. Namun apakah Israel berhasil melaksanakan fungsi tersebut? Tidak! Mereka gagal! Mereka sangat tidak berhasil sehingga, seperti dikatakan Paul dalam Roma fasal 11, Tuhan memutuskan untuk, “mematahkan mereka dan kita dicangkokkan kedalam pohon zaitun.” (v17) Itu berarti kita telah mengambil alih tugas Israel di dunia saat ini.


Israel Gagal Menjadi Terang – Orang-orang Kristen Dipercayakan Misi itu!

Kita harus bertanya kepada diri kita sendiri apakah kita memahami misi besar yang telah dipercayakan kepada kita: bahwa anda dan saya sebagai sebuah gereja tidak dipanggil untuk menyelamatkan diri kita sendiri, melainkan untuk berfungsi sebagai terang Allah di dunia. Saya heran mengapa begitu sedikit kaum Kristen yang memahami hal ini. Mereka beranggapan, “Allah menyelamatkan saya demi kepentingan diri saya sendiri. Apa yang terjadi pada dunia bukan masalah saya.” Dan apabila anda berpikiran seperti itu, anda telah melakukan kesalahan yang sama seperti yang dilakukan orang-orang Israel, yang merasa, “Kami adalah umat Allah; kami tidak peduli dengan orang-orang lain. Seandainya mereka binasa, itu bukan urusan saya.” Jika anda berpikiran seperti ini, pikirkanlah kembali. Mengapa Israel dipatahkan? Karena mereka gagal mematuhi Tuhan dan berfungsi sebagai terang Allah di dunia! Perhatikan peringatan Paul dalam Roma fasal 9-11 ketika ia berkata “Janganlah kamu bermegah, sebab jika engkau gagal, Allah tidak akan ragu untuk mematahkan kamu juga, apabila kamu tidak memenuhi fungsimu”. [Rom. 11:18-20]. Itu adalah pesan yang sangat serius. Pertama, ada panggilan besar bahwa kita sudah ditunjuk untuk menjadi terang bagi dunia, dan seandainya kita gagal, konsekuensinya sangatlah berat.

Jadi kita sudah dipanggil dalam fungsi ini untuk menjadi umat Allah. Saya ingin anda memahami hal tersebut dengan sangat jelas. Kekristenan, atau menjadi seorang kristen, bukanlah semata untuk membentuk suatu kelompok orang-orang religius, namun untuk menjadi terang Allah di dunia, untuk terus bersinar bagi-Nya. Jadi bertanyalah pada diri sendiri, apakah anda bersinar bagi-Nya?


Gereja Bersinar hanya ketika Anggotanya Bersinar

Ini membawa kita ke poin yang kedua. Gereja tidak dapat bercahaya kecuali anggota-anggotanya bercahaya. Gereja bukanlah sebuah entitas yang terpisah dari anggota-anggotanya. Dengan kata lain, seandainya anda dan saya tidak bersinar, maka bagaimana gereja akan bersinar, kecuali kita semuanya bersinar? Karena anda dan sayalah yang membentuk gereja.

Gereja bukan hanya seorang pendeta; tak ada gunanya memiliki hanya seorang pendeta yang bersinar di gereja. Bukan berarti tidak ada gunanya sama sekali, tetapi itu jauh dari cukup. Jika sebuah gereja sama dengan seorang pendeta, maka itu tidak menjadi masalah, biarkan pendeta itu yang bersinar. Anggota lain tidak perlu khawatir. Namun sebuah gereja bukanlah sekedar seorang pendeta. Seorang pendeta hanyalah sebagian kecil dari gereja. Andalah yang membentuk gereja Kristus. Kalau anda tidak bersinar, gereja pun tidak bersinar. Jadi jangan mencoba mengelakkan tanggung jawab ke orang lain dengan berkata, “Dialah gereja. Biarkan ia yang bersinar. Saatku belum lagi tiba. Suatu hari nanti saya akan bersinar, tapi tidak sekarang.” Tidak seperti itu! Kita adalah terang sejak saat kita mengenal Tuhan. Kita telah dinyalakan oleh api ilahi-Nya. Kita adalah cahaya sejak saat itu. Kita mau tidak mau akan bersinar. Fungsi kitalah untuk bersinar, kecuali tentu saja, jika terang Allah tidak ada di dalam diri kita.

Alasan (mengapa tugas untuk menjadi terang diserahkan kepada kita) adalah karena Israel (dan kita harus sangat hati-hati dalam hal ini), seperti disebutkan para nabi PL, “Sebab oleh karena kamulah nama Allah dihujat di antara bangsa-bangsa lain.” Orang-orang Yahudi, sayangnya memiliki reputasi yang sangat buruk. Jika anda mengaku bahwa anda ‘Yahudi’, maka di banyak belahan bumi, pada umumnya anda akan dianggap kikir, pelit dan banyak hal semacamnya, seperti curang, licik dan yang serupa. Bagaimana kata “Yahudi” bisa sama dengan segala macam hal tersebut?

Saya bertanya-tanya apa arti “Kristen” di benak banyak orang. Saya tahu apa artinya itu di kepala banyak orang di Tiongkok. Kristen berarti imperialistis. Kristen berarti orang Tionghoa yang tidak ingin menjadi orang Tionghoa lagi melainkan ingin menjadi orang asing. Pokoknya kata “kristen” berarti hal-hal yang buruk dalam pikiran mereka. Bahkan nyaris berarti sama dengan pengkhianat. Apa yang telah dilakukan orang-orang Kristen sehingga reputasi mereka menjadi begitu buruk? Berapa kali anda bertemu orang non-kristen dan ketika anda berkata, “Apakah anda mau pergi ke gereja?” maka pada saat anda menyebutkan kata ‘gereja’, orang itu merasa tidak senang. Anda harus menemukan kata lain seperti pergi ke bioskop atau menonton film. Anda berkata, “Film kristen”, dan membuat kata ‘kristen’ terasa begitu kecil. Penekanannya pada kata ‘film’ sambil membuat kata ‘Kristen’ tidak berarti. “Film yang bagus”, ujar anda keras. “Itu film Kristen, tetapi sebuah film yang bagus.” Apa yang sudah terjadi pada gereja saat ini?

Tahukah anda bahwa dulu tidak begitu? Ketika anda melihat sejarah awal Gereja, sebutan ‘Kristen’ bahkan menyebabkan seorang kaisar yang ingkar agama, Yulius, seorang yang amat sangat aneh, pun mengagumi orang-orang Kristen. Meskipun ia membencinya, tetapi dia mau tidak mau mengagumi mereka. Orang-orang Kristen dikenal baik di semua komunitas sesuai dengan cara hidup mereka. Anda tahu ketika orang-orang Kristen sekarat karena wabah penyakit, orang-orang Kristen yang lain tidak akan meninggalkan mereka dan tetap tinggal bersama orang tersebut, hingga mereka sendiri tertular wabah dan meninggal. Bukan saja mereka mengunjungi sesama umat yang sakit, mereka juga mengunjungi orang-orang kafir yang sakit. Saat tak seorang pun menginginkan orang-orang sakit itu – bahkan keluarga mereka sendiri membuang mereka ke jalan-jalan supaya mereka mati di jalanan – orang-orang Kristen pergi mengunjungi mereka, sampai mereka sendiri menjadi sakit dan mati. Orang-orang non-kristen berkata, “Kasih sayang seperti itu tak pernah kami lihat! Kita tidak mengerti. Setiap orang ingin menyelamatkan dirinya sendiri, namun orang-orang ini menyerahkan hidup mereka untuk orang lain. Kita tidak memahami itu.”

Tahun-tahun berlalu, gereja menjadi makin kuat dan kaya serta lebih berkuasa, dan kian korup. Saat ini, kita tahu bahwa bahkan sampai dua abad yang lalu, para pemimpin gereja disebut ‘pangeran gereja’ (princes of the church). Bahkan sekarang pun, para kardinal Katolik berpakaian pangeran. Itulah mengapa mereka mengenakan pakaian semacam itu. Itu adalah model pakaian yang dulu biasa dipakai para pangeran. Mereka sudah lama melupakan ajaran Yesus. Mereka sudah benar-benar menyimpang dari jalur kebenaran! Orang-orang Protestan pun tidak selalu lebih baik, sebelum mereka menganggap diri mereka yang paling benar. Jadi kita harus memperhatikan kesaksian gereja. Dan kita harus ingat: gereja hanya bersinar apabila setiap anggotanya bersinar.


Terang yang Tersembunyi harus Dinyatakan

Marilah kita menengok satu pertanyaan lain. Di sini kita akan melihat bagian kedua [dari  perikop yang sedang kita pelajari], yang mengatakan,

“Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang.”

Apa artinya itu? Anda berkata, “Nah, jelas tidak ada orang yang menyalakan lampu dan meletakkannya dibawah gantang.” Jika Yesus membicarakan sesuatu yang jelas, maka itu hampir tidak perlu disebutkan. Tentu saja, orang bisa mengatakan, “Saya tidak pernah menyalakan lampu dan menaruhnya dibawah gantang!” Jadi, pernyataan semacam ini tidak perlu! Sebenarnya pernyataan itu sangat berarti, terutama jika anda seorang Yahudi dan memiliki sedikit pemahaman akan firman Tuhan.

Namun sebelum kita melihatnya, saya menginginkan anda untuk melihat Mk. 4:22 karena ada sesuatu yang sangat menarik disitu. Mk. 4:22 berbunyi:

“Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap.”

Sayang sekali di dalam Alkitab terjemahan, saya menyesal harus mengatakan ini sekali-sekali, tetapi di dalam Alkitab terjemahan, artinya telah dihilangkan oleh terjemahan yang kurang tepat. Terjemahan yang lebih baik adalah,

“Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi, melainkan untuk dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia, melainkan untuk disingkapkan.”

“Tak seorang pun”, Yesus mengatakan kepada orang banyak, “yang akan menyalakan pelita untuk meletakkannya di bawah gantang, atau di bawah tempayan, atau di bawah tempat tidur, tetapi akan meletakkannya di atas kaki dian.” Perhatikan pernyataan yang menunjukkan niat, pernyataan yang menunjukkan maksud: “Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi – melainkan untuk – dinyatakan”. Suatu pernyataan yang membingungkan, bukan? Kalimat itu mengatakan bahwa sesuatu itu tersembunyi agar supaya bisa dinyatakan. Mengerti? Namun Alkitab terjemahan telah meniadakan poin ini. Ia hanya berkata, “Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan”. Itu sekadar suatu pernyataan yang akan terjadi di masa depan. Ia telah kehilangan elemen “niat/maksud” di dalamnya, maksud yang diungkapkan disini. Alkitab Bahasa Inggris, tentu saja, akurat dalam hal ini: “Tidak ada yang tersembunyi kecuali – agar supaya – dinyatakan.” Niat/Maksudnya terungkap. Namun apa artinya pernyataan yang menunjukkan niat/maksud ini? Bahwa sesuatu tersembunyi agar supaya dinyatakan? Apakah artinya itu? Baiklah, kita berkata ada maksud untuk menyatakan sesuatu yang tersembunyi. Benda yang tersembunyi itu tentu saja adalah cahaya, karena dikatakan bahwa cahaya dinyalakan untuk memberikan terang. Anda tidak meletakkannya dibawah sebuah gantang; anda tidak menaruhnya di bawah tempat tidur, namun ia tersembunyi agar dinyatakan! Dari mana datangnya bagian ‘tersembunyi’ itu?

Firman Tuhan adalah sesuatu yang sangat indah. Anda harus merenungkannya, mengunyahnya, memikirkannya. Apa yang dikatakan di sini? Apa yang ingin disampaikan oleh Yesus? Pernyataan ini adalah satu pernyataan yang sangat penting. Sangat penting karena disebutkan beberapa kali dalam pengajaran Yesus. Sebagai contoh, terpisah dari Mt. 5:15 (yang sedang kita pelajari) dan Mk 4:21 & 22 (yang baru kita lihat), ada juga Lk. 8:16 dan Lk. 11:33. Berulangkali Yesus mengatakan bahwa apa yang tersembunyi akan dinyatakan. Dan dia berbicara tentang terang! Apa petunjuknya? Bagaimana kita bisa memahaminya? Baik, pikirkanlah. Kembalilah ke PL! Jika anda ingin memahami Yang Baru, anda harus kembali kepada Yang Lama. Anda tahu bahwa PL adalah milik kita sebagaimana Hukum Taurat adalah milik umat Israel karena kitalah Israel yang baru. Israel yang lama telah melewati masanya. Kita sekarang adalah Israel yang baru, dan Firman Allah yang menakjubkan dan hidup telah berbicara kepada kita. Terdapat banyak sekali kekayaan di dalam PL.

Pikirkan tentang cahaya yang disembunyikan untuk dinyatakan. Apakah anda sudah mengerti? Bagaimana kalau kuis Alkitab? Saya berharap ada yang memperoleh sesuatu disini. Terang yang tersembunyi untuk dinyatakan – apakah anda sudah mengerti? Pikirkan terang Gideon. Ingat Gideon tidak sendirian; ada tiga ratus orang lain yang menjadi tentara Allah untuk menjalankan tugas Allah di dunia, untuk menyelamatkan manusia. Apa yang dilakukan Allah? Ia menggunakan cahaya untuk melaksanakan pembebasan. Sekarang perhatikan, di sini kita melihat cahaya yang disembunyikan dengan maksud khusus untuk dinyatakan. Bukankah itu luar biasa? Dan Yesus berkata, “Demikian pula, “Kamu adalah terang” dan Tuhan tidak menyalakan pelita untuk disembunyikan namun agar supaya dinyatakan.


Diri yang Lama harus Dihancurkan untuk Memancarkan Cahaya

Banyak kekayaan disini namun waktu kita singkat, dan saya akan memberikan benih pemikiran untuk anda renungkan. Adalah Allah yang menyalakan cahaya itu. Kita melihat itu misalnya dalam Mzm. 18:28 –

Karena Engkaulah yang membuat pelitaku bercahaya; TUHAN, Allahku, menyinari kegelapanku.

Allah yang menyalakan pelita! Ia menyembunyikannya untuk menyatakannya. Alkitab mengatakan kepada kita dalam Amsal 20:27 bahwa “Roh manusia adalah pelita TUHAN.” Ia menyalakan kita! Namun bagaimana terang akan keluar dari diri kita? Pikirkanlah. Kita adalah obor; cahaya dinyalakan di dalam diri kita – di dalam hati saya,  di dalam seluruh diri saya. Tetapi bagaimana terang tersebut akan keluar dari diri saya? Nah, sama dengan suluh Gideon – buyung itu harus dipecahkan! Dan terang akan memancar keluar.

Tersembunyi agar supaya dinyatakan. Buyung tanah di luar itu, diri yang lama itu, sifat kita yang egoistis harus dihancurkan sebelum terang itu dapat memancar keluar. Sekarang anda bisa melihat hubungan yang kita temukan dalam dua khotbah yang terakhir. Kita tahu bahwa garam, supaya bisa menjalankan fungsinya, harus melarut, harus musnah supaya bisa menghasilkan rasa asin. Minggu yang lalu kita tahu bahwa cahaya pun, dengan cara yang sama, membakar hangus untuk  bisa menghasilkan terang. Kita tahu bagaimana sumbu lilin terbakar habis, saat menyinarkan terang. Kita telah melihat bahwa seorang Kristen hanya bisa bersinar dengan sepantasnya, ketika ia mati. Makin anda mati, makin terang cahaya anda. Yakni diri yang lama itu mati, cara hidup yang lama, sifat yang lama, cara pikir yang usang, diri yang egois, diri yang penuh dosa – itu semua harus mati jika cahaya ingin memancar keluar. Mengapa gereja tidak bersinar sekarang? Karena gereja penuh dengan orang-orang Kristen yang tidak mati! Mereka tidak mematikan pembawaan lama mereka.


Kita Hancur dengan Disalibkan bersama Kristus

Ada sesuatu yang sangat mengesankan mengenai aksi memecahkan buyung ini. Anda ingat mereka menaruh suluh di dalam buyung yang dibuat dari tanah liat. Saat mereka mendatangi musuh, mereka menghancurkan buyung-buyung lempung itu dan cahaya berpendar keluar. Mereka berseru, “pedang demi Tuhan dan pedang demi Gideon” dan mereka menang. Mungkin dalam sejarah itulah satu-satunya pertempuran yang dimenangkan dengan terang. Tak sebilah pedang pun dicabut! Tidak seorangpun bertempur! Terang bercahaya dan mereka memperoleh kejayaan begitu saja. Itulah mengapa hubungan peristiwa tersebut dengan bagian ajaran Yesus ini begitu dekat, karena, seperti saya katakan, keunikan dari kejadian itu di mana hanya seberkas cahaya menghasilkan kemenangan.

Keindahan ajaran Yesus juga ada pada kata ‘pecah’. Anda harus memecahkan buyung supaya terang dapat memancar keluar, seperti dalam kasus Gideon. Ingatkah anda apa yang dikatakan Yesus? “Inilah tubuhku,” apa? ‘yang dipecah-pecahkan’. Dipecah-pecahkan, bagaimana? Disalibkan, tentu saja. Bagaimana tubuhnya dipecah-pecahkan? Disalibkan. Sekarang anda mulai melihat kekayaan ajaran Yesus. Kita dipecah-pecahkan bukan karena kita ambil palu lalu menghantam kepala kita sendiri. Saya bisa memecahkan kepala saya sendiri – secara fisik – namun saya tidak bisa memecahkan ‘si aku’ itu. Manusia yang lama itu tidak akan ikut hancur. Bagaimana kita menjadi hancur? Dengan disalibkan bersama Kristus! Sekarang anda lihat. Seperti kata Paulus, “Aku telah disalibkan bersama Kristus.” Melalui salib, dengan memikul salib – itulah caranya kita menghancurkan manusia lama kita. O, alangkah luasnya kekayaan ajaran Yesus seandainya anda terus mengikutinya! Sekarang anda lihat mengapa salib begitu penting dalam kehidupan setiap orang Kristen. Salib bukan hanya untuk diyakini; tapi untuk diterapkan, diaplikasikan. Anda tidak akan diselamatkan hanya dengan mempercayai salib. Anda hanya akan diselamatkan ketika salib itu diaplikasikan kepada anda.


Bukti Iman – Menerapkan Salib ke dalam Hidup kita

Begitu banyak umat Kristen yang juga tidak memahami hal ini. Saya meminta anda untuk memahaminya. Misalnya, seandainya saya memiliki obat yang paling manjur di dunia, yang bisa menyembuhkan semua penyakitmu – obat mujarab bagi segala penyakit – dan saya berkata, “Percayakah kamu? Inilah obat paling mujarab di dunia.” Sesudah berpikir dan menganalisanya, menganalisa isinya, menelitinya di laboratorium, anda berkata, “Ini dia! Tampak sangat hebat dan saya kira ini benar. Inilah obat yang menyembuhkan segala penyakit. Jadi, setelah menganalisanya, anda menyimpannya di dalam sebuah kotak emas di kamar anda dan memberinya tanda: ‘Obat Mujarab untuk Segala Penyakit’. Saya meyakininya sepenuh hati.” Lalu? Lalu anda akan tetap mati juga! Mengapa? Karena obat itu tak akan membantu anda hingga anda menggunakannya! Meyakini obat itu dengan sepenuh hati tidak akan menyembuhkan anda. Itu tak akan menyelamatkan anda sedikit pun sampai anda menggunakannya dalam hidup anda, sampai anda meminum atau memakannya atau apapun yang anda harus lakukan dengan obat itu. Begitu gamblang bila dikatakan.

Namun saja banyak orang Kristen yang bahkan tidak memahami hal-hal yang dasar: bahwa anda tidak akan diselamatkan hanya dengan mempercayai salib. Iblis pun percaya pada salib. Yakobus berusaha memberitahu manusia setiap waktu dalam suratnya, “Anda percaya kepada Tuhan, itu bagus sekali. Tetapi biar kuberitahu: Iblis pun percaya. Ia bahkan mempercayainya lebih dari anda; ia bahkan gemetar saat mempercayai.” Anda bahkan tidak seperti itu. Dan anda kira anda akan diselamatkan? Jika Iblis yang sama percayanya dengan anda, gemetar, kelihatannya iblis punya kesempatan yang lebih baik dibanding anda.

Apa bedanya iblis dengan anda? Bahwa ia tahu inilah keselamatan dunia – inilah yang akan menyembuhkan segala penyakit – namun ia tak meminumnya! Apabila anda ingin diselamatkan, anda tidak akan mengatakan, “Saya percaya pada obat ini.” Anda akan meminumnya – itulah bukti bahwa anda “percaya”. Dan obat itu akan melakukan tugasnya. Jadi ingatlah: salib tidak akan menyelamatkan kecuali diterapkan. Sama saja, salib harus diterapkan kedalam kehidupan kita. Maka ia akan menghancurkan – menghancurkan si aku yang lama sehingga cahaya pun akan keluar. “Aku telah disalibkan bersama Kristus” – itulah yang diucapkan Paul. [Gal. 2:20]. Saya bertanya berapa banyak orang Kristen yang berani berkata seperti itu! Beranikah anda berkata bahwa anda benar-benar telah disalibkan bersama Kristus? Bahwa itu bukan karangan melainkan kenyataan yang sesungguhnya?


Penutup yang akan Diangkat

Hubungan ajaran Yesus yang indah ini dengan PL begitu menakjubkan dan luar biasa, sehingga terkadang saya tidak tahu bagaimana harus melanjutkan dari sini. Anda berkata, “Nah, apa hubungannya dengan kota itu?” Saya berniat untuk mendalami hal ini, tetapi waktu tidak banyak. Ada suatu ucapan dalam Yesaya 25:6-8 tentang sebuah kota, yang merupakan terang bagi dunia.

TUHAN semesta alam akan menyediakan di gunung Sion ini bagi segala bangsa-bangsa suatu perjamuan dengan masakan yang bergemuk, suatu perjamuan dengan anggur yang tua benar, masakan yang bergemuk dan bersumsum, anggur yang tua yang disaring endapannya. Dan di atas gunung ini TUHAN akan mengoyakkan kain perkabungan yang diselubungkan kepada segala suku bangsa dan tudung yang ditudungkan kepada segala bangsa-bangsa. Ia akan meniadakan maut untuk seterusnya; dan Tuhan ALLAH akan menghapuskan air mata dari pada segala muka; dan aib umat-Nya akan dijauhkan-Nya dari seluruh bumi, sebab TUHAN telah mengatakannya.

Di situ dibicarakan tentang kain perkabungan yang diselubungkan yang akan diangkat. Sangat mengagumkan! Selubung akan dibuang dan maut akan ditiadakan. Kehidupan kekal akan datang, tentu saja, itulah artinya. Sangatlah luar biasa merenungkan hal ini, menghilangkan selubung, bahkan dalam hubungannya dengan kota. Sekarang anda melihat semua hubungan ini.

Namun kita harus terus melanjutkan ke dalam kekayaan yang berikut. Dan itu adalah: apabila anda melihat ke dalam ajaran Yesus, anda akan mendapati, bahwa jika anda membandingkan ayat demi ayat, [anda akan memperhatikan sesuatu]. Itulah mengapa sangat baik untuk memiliki satu Alkitab di mana anda bisa membandingkan ucapan-ucapan paralel Yesus yang beragam dalam Injil. Banyak orang menanyakan kepada saya, “Mengapa kita memiliki empat Injil?” O, saya bersyukur kepada Allah kita memiliki empat Injil. Dengan melihat sesuatu yang sama dari empat sudut berbeda, mereka memberikan kita pandangan empat dimensional. Itu sangat luar biasa. Sekarang kita memiliki 3-D, yakni pandangan tiga dimensional; Di dalam Alkitab kita memiliki pandangan empat dimensional. Ada tambahan satu dimensi spiritual. Tiga yang pertama adalah dimensi fisik; yang keempat adalah dimensi spiritual. Sekarang kita memiliki pandangan yang sempurna.


Empat Hal yang Tidak Boleh Menutupi Cahaya

Mari kita bandingkan semua ucapan Yesus mengenai penutup. Apa yang dikatakan Markus? Di Mk. 4:21 & 22, Yesus berkata, “Orang menyalakan pelita bukan…..” Anda perhatikan kata-kata tersebut? Pikirkan! Tak ada kata-kata Yesus yang tidak bermakna dan tidak perlu. Semua yang dikatakan Yesus penuh makna dan kaya. Perhatikan apa yang dikatakannya. Anda tidak menyalakan pelita dan meletakkannya dimana? “…… dibawah gantang, atau dibawah tempat tidur”! Ketika anda membandingkan ucapan Yesus anda akan mendapati bahwa ia menyebutkan empat hal tempat pelita itu bisa diletakkan. Keempatnya adalah:

anda tidak meletakkannya dibawah gantang [Mt. 5:15; Mk. 4:21 & Lk. 11:33];

anda tidak meletakkannya dibawah tempayan [Lk 8:16];

anda tidak meletakkannya dibawah tempat tidur [Mk. 21 & Lk. 8:16]; dan

anda tidak meletakkannya di kolong rumah [Lk. 11:33]

Mengapa Yesus menyebutkan empat hal tersebut? Apakah dengan sembrono? Apakah dia menyebutkan empat hal tersebut tanpa dipikirkan dahulu? Tidak! Tak ada yang diucapkan Yesus dengan sembrono atau tanpa dipikirkan lebih dulu. Saat kita mulai memikirkannya, kita bisa melihat sesuatu yang sangat luar biasa. Mari kita memperjelasnya. Ketika buyung tanah pecah, cahaya menyinar keluar, seperti yang terjadi pada masa Gideon. Cahaya bersinar, dan Israel diselamatkan – diselamatkan dari tangan musuh. Apakah itu pengakhiran atau permulaan? Itu barulah permulaan

Keselamatan semata-mata satu permulaan. Banyak orang berpikir ketika mereka diselamatkan, itulah semua yang ada dalam kehidupan Kristen. Namun jalan masih sangat panjang. Terdapat banyak hal lain dalam kehidupan Kristen daripada hanya sekedar diselamatkan. Bahaya besar adalah ketika anda berpikir bahwa anda sudah diselamatkan, dan anda merasa itu sudah cukup, sehingga anda lupa untuk melaksanakan fungsi anda. Yang akan terjadi adalah: Meskipun terang anda telah bersinar, ada kemungkinan anda akan menutupinya lagi. Anda akan menutupinya lagi.

Ada empat hal yang bisa menutupinya. Apa artinya? Saya telah melihat banyak orang yang menutupi cahayanya, yang telah kehilangan terang mereka, yang telah memadamkan Roh dengan banyak cara. Semua itu akan termasuk salah satu dari empat hal tersebut. Saya misalnya telah bertemu dengan banyak orang yang ingin melayani Tuhan, cahaya mereka benar-benar memancar, mereka orang-orang Kristen yang baik namun cahaya mereka makin lama makin pudar sampai kemudian mati. Ingatlah, bahwa jika anda seorang Kristen dan sedang bercahaya bagi Tuhan saat ini, berhentilah membanggakan diri anda sendiri! Anda hanya telah melaksanakan apa yang seharusnya anda lakukan. Tetapi hati-hatilah dengan hal-hal yang akan menutupi cahaya itu. Yesus berkata Aku tidak menyalakan pelita itu untuk menaruhnya di bawah tempat tidur, di dalam kolong rumah, dibawah gantang, atau dibawah tempayan – empat hal. Sebagai kesimpulan, marilah kita melihat empat hal itu.


Legalisme tidak Boleh Dipakai untuk Menutup Cahaya

Anda tidak menyalakan cahaya untuk meletakkannya di bawah gantang. Apakah gantang itu? Gantang adalah keranjang – keranjang tempat anda menaruh biji-bijian. Dan Yesus berkata bahwa anda tidak menyalakan pelita supaya ditaruh dibawah keranjang. Namun itulah yang dilakukan pada masa itu. Mungkin anda tidak mengetahuinya, namun itulah yang  dilakukan. Menurut hukum Yahudi, ada waktu-waktu tertentu cahaya perlu ditutupi. Misalnya ketika ada yang meninggal di sebuah rumah tangga. Karena kematian membawa kenajisan, maka menurut hukum Yahudi segala sesuatu yang mudah dinajiskan harus ditutupi. Cahaya termasuk salah satunya. Jadi ketika seseorang meninggal di rumah, mereka akan menutupi cahaya. Cahaya yang tertutup melambangkan kematian.

Pada kesempatan lain pun cahaya akan ditutupi, misalnya lampu Hanukah pada hari Hanukah. Ini adalah pestanya kaum Yahudi yang diadakan kira-kira pada waktu yang sama dengan kita di Barat merayakan ‘Natal’. Orang-orang Yahudi memiliki perayaan Hanukah – Pesta Cahaya. Lampu Hanukah akan menyala di rumah anda selama delapan hari. Ia harus menyala penuh selama delapan hari tanpa dimatikan. Namun hukum mengatur bahwa tidak boleh ada pekerjaan yang boleh dilakukan di dalam terang lampu itu. Hal itu menimbulkan masalah. Lampu Hanukah dinyalakan, namun tidak boleh ada yang bekerja. Misalnya, bagaimana anda akan memasak? Jika anda memasak, anda tidak boleh memasak dalam terang lampu itu. Jadi, dimana anda harus meletakkan lampu itu? Jadi jika anda ingin memasak sementara lampu itu menyala, apa yang akan anda lakukan? Menurut hukum Yahudi, anda harus meletakkan sekat antara lampu dengan anda.

Anda lihat betapa rumitnya hukum Yahudi. Ketika kita melanjutkan melihat ajaran Yesus, anda berangsur-angsur akan menyadari betapa rumitnya hukum orang Yahudi. Jika anda ingin mengetahui lebih mendalam, anda bisa membaca buku berjudul Mishna. Sebuah buku tebal dan besar yang berisi detail hukum Yahudi. Menurut mereka, ahli-ahli Taurat adalah para ahli hukum Yahudi. Bukan ahli hukum menurut pengertian modern, tetapi ahli hukum PL. Mereka juga harus mengetahui Hukum orang Farisi yang amat sangat rumit. Salah satu hukum itu mengatur bahwa pekerjaan tidak boleh dilakukan dalam jangkauan cahaya dari lampu Hanukah. Jadi anda boleh menutup cahaya itu – dan berharap lampu tak mati – atau anda bisa meletakkan sekat antara lampu dengan anda. Dengan cara demikian, anda bisa bekerja. Jadi anda lihat, menutupi lampu adalah sesuatu yang sangat dikenal oleh orang-orang Yahudi yang mendengarkan Yesus.

Namun Yesus menolak semua itu. Bagaimana cahaya bisa menjadi najis? Katanya, “Ajaran Farisimu tidak mengerti pokok permasalahannya! Terang mengalahkan kegelapan dan kenajisan. Kamu tidak bisa membuat cahaya menjadi najis, meskipun anda menemukan seseorang meninggal di ruangan.” Yesus menolak banyak ajaran kaum Farisi. Dan hal ini pun juga ditolaknya. Hal yang harus anda pahami adalah: bahwa cahaya itu ditutupi, oleh orang Farisi, berdasarkan alasan keagamaan. Tahukah anda apa artinya? Sulitkah untuk diikuti? Dengan kata lain, peringatan itu adalah: begitu cahaya anda dinyalakan, berhati-hatilah dengan pemikiran-pemikiran religius, karena pemikiran-pemikiran sederhana mungkin tidak lagi menarik bagi seorang Kristen, namun pemikiran religius akan menarik anda, sehingga anda boleh mematikan cahaya dengan kemunafikan (hipokrisi) religius dan kesalahan religius.


Menomorsatukan Nafkah Penghidupan akan Mematikan Cahaya

Perhatikan empat hal ini: gantang – gantang adalah untuk biji-bijian. Biji-bijian mewakili apa? Makanan! Nafkah penghidupan, tentu! Kedua, dikatakan bahwa anda tidak boleh menutupinya dengan ‘tempayan’. Apakah tempayan itu? Tempayan dibuat dari tanah liat untuk menyimpan cairan. Gantang untuk bijian kering; tempayan untuk cairan. Tempayan itu mewakili apa? Sekali lagi, makanan dan minuman! Namun tempayan khusus dipergunakan untuk bisnis. Itulah barang yang paling pokok. Jadi makanan dan minuman berlaku untuk nafkah kehidupan kita sehari-hari, dan khususnya bisnis. Bisnis yang kita lihat dan kita lakukan.

Yang ketiga, tempat tidur, apa artinya? Kalau kita mencari makna tempat tidur dalam PL, di masa Alkitab, kita melihat bahwa itu menunjuk kepada pernikahan – “janganlah kamu mencemarkan tempat tidur”. [Ibrani 13:4]. Tidak boleh ada dosa dalam pernikahan. Berarti, jangan biarkan orang yang telah menikah terus berbuat dosa – berzinah atau berbuat cabul. Hidup seorang Kristen harus suci.

Dan keempat, adalah kolong rumah. Apa yang dilakukan orang terhadap kolong rumah? Anda menyimpan barang-barang, atau barang berharga di situ. Sama dengan rekening bank kita pada masa kini. Jadi perhatikan dengan cermat, disini ada empat hal yang bisa menutupi cahaya dan memadamkannya. Kita melihat bahwa Yesus meliputi setiap aspek kehidupan manusia; tak ada yang tertinggal. Perhatikan itu!

Saya telah melihat betapa banyak orang yang ingin melayani Tuhan. Mereka berniat baik, namun kekuatiran mereka akan makanan dan minuman, kekuatiran tentang memajukan bisnis, menghasilkan uang – telah memadamkan mereka. Membuat mereka tidak berguna. Begitu banyak orang Kristen saat ini tidak bercahaya karena mereka berkonsentrasi untuk memajukan profesi mereka. Profesi menjadi nafsu  yang menghabiskan segalanya, atau menghabiskan delapan puluh persen dari nafsu mereka, sehingga mereka hanya punya sisa untuk Allah. Mereka memusatkan perhatian pada semua itu karena mereka lebih mementingkan gantang, tempayan – makanan, pakaian, standar hidup yang mereka ingin pertahankan. Berapa banyak orang berkata bahwa mereka tidak ingin sepenuhnya melayani Tuhan, bukan karena mereka tidak terpanggil, tetapi karena mereka tidak ingin mempersembahkan diri mereka sendiri. Mereka kuatir tentang standar hidup yang jauh lebih rendah daripada yang mereka nikmati saat ini. Marilah kita jujur : apakah itu tidak benar? Berapa banyak yang ingin memotong standar hidup mereka? Berapa banyak diantara anda yang ingin gajinya dikurangi sampai seperempat untuk melayani Tuhan? Itu tidak menarik. Jadi saya bisa melayani Tuhan sementara saya melakukan urusan saya dan menyerahkan sisa waktu saya kepada Tuhan. Sebenarnya itu tidak menjadi masalah, tak ada yang salah dalam hal itu, asal saja anda tidak memakainya sebagai alasan untuk tidak melayani Tuhan secara penuh dan total, ketika anda tahu bahwa Dia sedang mendorong anda untuk melayani-Nya dengan cara demikian.

Di poin ketiga kita melihat tempat tidur/ranjang [yang menutupi cahaya] – perkawinan, keluarga, anak-anak. Berapa banyak orang berhenti melayani Tuhan atau menolak untuk melayani Tuhan karena mereka telah menikah, punya anak-anak, dan mereka berpikir tanggung jawab mereka tidak lagi kepada dunia, tidak kepada Tuhan, tetapi yang paling utama kepada keluarga. Berapa banyak yang dibuat berhenti karenanya? Menurut pengalaman saya sendiri, saya melihat banyak orang yang ingin melayani Tuhan, namun setelah mereka menikah mereka langsung entah pergi ke mana. Pergi selamanya dari pengabdian kepada Tuhan! Mereka tidak berhenti sebagai orang Kristen – mereka tidak berhenti pergi ke gereja – tetapi cahaya mereka telah ditutup.

Terakhir, perhatikan yang keempat: kolong rumah – harta milik. Mereka tidak ingin memisahkan diri dengan harta milik mereka. Harta menjadi rintangan besar bagi banyak orang. Ingat pada orang muda yang kaya? Ketika Yesus berkata, “Juallah semua milikmu dan ikutlah aku”, kolong rumahnya penuh. “O, tidak, tidak,” jawabnya, “Aku tak bisa melakukannya. Bayangkan apa yang kumiliki di dalam gudangku.” Dan Yesus berkata, “Baik, berikan kepada orang-orang miskin.” “Apa?! Memberikan semua barang yang kusimpan di gudang kepada orang miskin?! Menyia-nyiakan pekerjaanku bertahun-tahun?! Tidak, jangan aku!”

Inilah empat hal yang memadamkan cahaya. Jadi, ketika cahaya tertutup, secara efektif ia tidak lagi berfungsi sebagai cahaya. Sama saja seperti tidak ada cahaya. Ingatlah, apabila anda menutupi pelita dengan sebuah gantang, besar kemungkinan pelita itu akan padam. Jika anda menutupinya dengan meletakkannya dibawah ranjang, saya tidak tahu apa yang akan terjadi dengan ranjang itu. Sekarang kita tahu bahwa kita harus menyelidiki hati kita untuk mengetahui apa yang menghalang cahaya kita dari memancar keluar. Suatu saat sesuatu dari keempat hal itu mungkin akan menimpa anda. Dan anda tergolong dalam salah satu kategori itu jika cahaya anda saat ini tertutup.

Waktu kita sudah habis dan masih banyak sekali kekayaan yang belum sempat disampaikan. Tetapi biarkan firman Tuhan menyelidiki hati kita untuk mengetahui apakah cahaya kita bersinar. Ringkasnya, kita sudah diberi satu misi yang mulia – misi untuk menjadi terang dunia, mengambil alih tempat yang pernah dimiliki Israel. Dan Israel gagal! Sekarang kita melihat peringatan Tuhan. Mengapa Israel gagal? Karena alasan yang sudah kita ketahui! Yang kedua, setelah kita diselamatkan, kita perhatikan bahwa manusia lama itu harus dihancurkan! Apakah manusia lama itu sudah dihancurkan di dalam diri anda? Apakah salib sudah diterapkan ke dalam hidup anda? Jika demikian, akan tampak dalam tingkah laku anda. Ketiga, seperti kita lihat, meski mungkin sudah bersinar saat ini, ada bahaya, dengan berlalunya waktu, karena hati anda masih bersama dunia, maka cahaya yang seharusnya makin terang menjadi tertutup, seperti yang dialami banyak orang Kristen.


Perbuatan yang Baik – Dilakukan dalam Waktu Allah dan Di Jalan Allah

Sebagai kesimpulan, poin terakhir yang tidak akan saya kembangkan adalah: seperti yang diucapkan Yesus dalam Mt. 5:16:

“Biarkan terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga”.

Apakah perbuatan yang baik? Perbuatan yang baik adalah perbuatan yang baik di mata Tuhan. Tidak hanya memberikan beberapa keping uang untuk kaum miskin, mengirim sedikit uang untuk membantu pekerjaan amal; melainkan sejenis perbuatan yang diinginkan Tuhan untuk anda kerjakan. Perbuatan yang baik adalah perbuatan yang dilakukan dalam ketaatan terhadap Allah yang hidup. Itulah yang harus dilakukan dan tidak hanya perbuatan yang kita anggap baik – itu tidak akan menguntungkan kita.

Menyembuhkan orang, apakah itu baik? Ya! Mendoakan yang sakit, apakah itu baik? Ya! Namun semua itu belumlah mencukupi. Kita selalu mengingat kata-kata dalam Mt. 7:22 -23, di akhir Khotbah Atas Bukit, “Pada hari itu, banyak orang akan berseru kepada Tu[h]an, ‘Apakah kami tidak melakukan ini dan itu dalam namamu?’ Dia menjawab, ‘Aku tidak pernah mengenalmu. Enyahlah dari padaku, kamu sekalian pembuat kejahatan.'” Pembuat kejahatan – berarti, mereka tidak berbuat apa-apa yang baik! Namun anda berkata, “Menyembuhkan orang adalah baik, bukan?” Tentu, itu baik. “Melakukan mujizat besar dalam nama Tuhan, apakah itu baik?” Tentu saja. “Lalu mengapa saya seorang pembuat kejahatan?”

Anda lihat, kita harus melakukan segala sesuatu menurut jalan Allah, menurut waktu Allah, dan melakukan hal-hal yang Dia ingin anda lakukan. Tidaklah mencukupi hanya melakukan beberapa mujizat besar; karena yang lebih penting hidup kita bercahaya untuk Dia; dan seluruh tindakan kita selaras dengan-Nya. Orang-orang yang disebut di Matius 7, adalah orang-orang yang tidak menerapkan salib dalam kehidupan mereka. Hidup mereka masih egois dan penuh dengan materialisme. Catatlah tantangan luar biasa yang diberikan Tuhan kepada kita, agar kita melangkah maju dan bersinar sebagai terang dunia.

 

Berikan Komentar Anda: