Pastor Eric Chang | Matius 5:14 |

Kita baca bersama dari Injil Matius 5:14-16 sebagai lanjutan renungan  kita akan firman Tuhan.

“Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagi pula orang tidak akan menyalakan pelita lalu meletakannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan semua orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu  yang di Surga”.


Fungsi Gereja adalah Menjadi Terang bagi Dunia

Apa pesan firman yang disampaikan kepada kita? Apa yang ingin dikatakan Yesus kepada kita? Ketika anda mendengarkan sabda Tuhan, dapatkah anda melihat kekayaan rohani yang ada di dalamnya? Betapa dalam dan banyaknya kekayaan yang terkandung di dalam firman Tuhan, sehingga dengan kasat mata kita tidak akan pernah melihatnya. Dan kepada mereka yang buta secara rohani, mereka tidak pernah melihatnya, bahkan secercah pun tidak. Hari ini kita berbicara tentang menjadi terang dunia. Yesus berkata bahwa kita sebagai orang Kristen mempunyai fungsi yang sangat luar biasa, yaitu menjadi terang kepada dunia ini. Saya bertanya-tanya, apa artinya kalimat ini bagi anda? Pandanglah gereja saat ini dan tanyalah pada diri anda sendiri, “Apakah gereja menyerupai terang dunia?” Apa telah terjadi dengan gereja? Salah apakah dengan gereja?

Yesus berkata, “Kamu! Kamu! Yakni, kamu semua yang disebut murid-murid Kristus, kamu semua yang disebut orang-orang Kristen, kamulah terang! Dan bukan hanya bagi gereja, tetapi terang bagi dunia! Aku telah memberikan kamu sebuah tugas untuk dikerjakan. Aku sudah memberikan anda sebuah misi yang hebat untuk diselesaikan. Biarlah terang Allah bersinar ke dalam dunia!” Betapa luhurnya misi ini! Betapa besarnya tanggung jawab yang telah dipercayakan kepada kita! Yesus tidak pernah berkata bahwa ada banyak terang di dunia ini. Dia berkata, “Kamulah terang”. Bentuk tunggal – satu-satunya terang. Jika satu-satunya terang yang ada tidak bersinar, dari manakah dunia memperoleh terangnya? Jika terang itu tidak datang dari padamu, atau dari kita sebagai sebuah gereja, maka dari manakah terang itu berasal ? Bagaimanakah orang lain dapat mengenal Tuhan?


Allah akan menuntut pertanggungan-jawab dari kita

Dulu di Inggris kami banyak mengalami putus listrik. Hal ini sudah menjadi satu reputasi di daerah kami ini. Bayangkan, anda asyik melakukan kegiatan seharian dan tiba-tiba semua lampu padam! Anda berada dalam kegelapan sambil meraba-raba mencari lilin. Di sekitar Montreal, nampaknya sewaktu-waktu juga terjadi putus listrik, jadi tidak hanya terbatas pada Inggeris. Pikirkan sejenak: Bagaimana anda mendapat terang? Kita mendapat terang bila ada kuasa – tenaga listrik adalah kuasa. Menurut saya, secara rohani gereja telah mengalami putus listrik yang luar biasa. Terang gereja tidak bersinar dan dunia berada dalam kegelapan. Saudara-saudara sekalian, saya berkata kepadamu bahwa Allah akan menuntut pertanggungan-jawab dari gereja. Pada Hari itu Dia akan berkata, “Aku mengutus kamu sebagai terang kepada dunia, namun dunia berada dalam kegelapan.” Saya berpikir bahwa penghakiman akan lebih mengerikan bagi gereja daripada bagi orang yang tidak percaya karena sebelumnya mereka belum pernah melihat terang. Mereka masih ada alasan. Alasan apakah yang dapat ditawarkan oleh gereja? Jika anda berada dalam gereja Tuhan dan anda tidak memancarkan terang, maka lebih baik anda jangan muncul di hari penghakiman. Namun saya tidak tahu bagaimana caranya anda dapat menghindar dari penghakiman itu. Karena Allah akan menuntut pertanggungan-jawab daripada anda! Dan Allah berkata kepada Yehezkiel, “Jika kamu tidak mengingatkan umat ini dan jika mereka binasa, maka Aku akan menuntut pertanggungan-jawab daripada kamu. Jika kamu mengingatkan mereka dan mereka binasa, maka tanggung jawab kamu sudah selesai.” Namun gereja selama ini berada dalam kegelapan daripada dalam terang. Dan telah tibalah saatnya untuk kita menangis supaya Tuhan menjadikan kita  terang. “Kepada siapa yang banyak diberikan, banyak yang akan dituntut.” Dan banyak telah diberikan kepada gereja.


Terang Menerangi Kegelapan

Yang diperlukan gereja saat ini bukanlah kata-kata yang menghiburkan. Yang diperlukan adalah sabda mengenai penghakiman. Gereja menjadi lemah, korup, penuh dosa dan buruk di berbagai tempat. Dan orang-orang yang berada di dalam gereja berkata, “Berikanlah kami sabda yang menyejukkan!”  Saya bukanlah nabi yang membawa berita damai. Sebagaimana dalam Perjanjian Lama, dikatakan bahwa para nabi palsu datang dan berkata, ” ‘Damai sejahtera, damai sejahtera!’, tetapi tidak ada damai sejahtera.” (Yeremia 6:14 & 8:11). Namun para nabi yang benar dalam Perjanjian Lama memarahi Israel siang dan malam, hingga orang-orang membenci mereka. Umat Israel berkata kepada para nabi yang benar, “Mengapa pesan kamu begitu keras?” Mereka menyeret Yeremia dan melemparkannya ke dalam sebuah perigi dan berharap agar ia mati di sana karena mereka tidak menyukai pesannya; dimana dia memarahi mereka siang dan malam. Akan tetapi sabdanya itu adalah kebenaran. Mereka bertanya kepadanya, “Mengapa kau tidak mewartakan kepada kami sabda yang menghiburkan?” Bereskanlah dulu hubungan dengan Allah dan penghiburan akan menjadi milik anda!

Jika saya tidak mengingatkan anda, apabila anda berdiri dihadapan Allah pada Hari Penghakiman nanti, saya tidak mau muncul di situ, ketika kemarahan Allah akan ditujukan kepada orang-orang yang menamakan dirinya sebagai orang Kristen. Ia akan berkata, “Kamu berani memakai nama Aku? Kamu berani menyebut dirimu orang Kristen? Dengan sembarangan kamu memakai nama Aku?”  Oh, saudara-saudaraku, hal ini menakutkan sekali.


Terang adalah Mutlak/Total

Ketika Kitab Wahyu menyatakan bahwa orang-orang akan memanggil gunung-gunung dan batu-batu karang untuk runtuh dan menyembunyikan mereka, kebanyakan penafsir Alkitab mengatakan bahwa orang-orang tersebut merujuk kepada orang-orang tak percaya. Oh, ya? Tentu saja mungkin terdapat orang-orang tak percaya. Namun aku berkata kepadamu, mereka yang memanggil gunung-gunung untuk menyembunyikan mereka pada hari itu, sebagian besar terdiri dari orang-orang Kristen – mereka yang disebut orang-orang Kristen. Itulah sebabnya mengapa dari hari ke hari, dari minggu ke minggu, saya berkhotbah tentang bagaimana menjadi seorang Kristen yang total. Tahukah anda bahwa mereka belum pernah mendengarkan ajaran seperti ini? Saya mengajarkan di satu konferensi apa artinya menjadi seorang Kristen yang total. Dan mereka sangat heran. Mereka menjadi takjub. Dan mereka bertanya, “Apa yang dimaksudkan dengan orang Kristen yang total?” seolah-olah mereka belum pernah mendengarkannya. Dan saya memberitahu mereka bahwa hanya ada satu jenis orang Kristen, yakni orang Kristen yang total. Alkitab tidak mengenal adanya jenis atau tipe orang Kristen yang lain.

Catatkan bahwa, terang adalah sesuatu yang total/sempurna! Pandanglah terang itu. Apakah ada secercah kegelapan yang ada di sana? Terang itu adalah benar-benar terang, atau tidak ada terang sama sekali, yaitu kegelapan! Tidak ada yang setengah terang. Dan apakah anda dapat memotong cahaya lilin menjadi separuh-separuh, atau seperempat saja dari cahaya lilin itu? Atau sebuah bola lampu yang sedang menyala, dapatkah anda memotong sebagian dari cahaya bola lampu itu? Potonglah bola lampu itu menjadi dua bagian dan perhatikan apakah berhasil atau tidak. Terang bercahaya atau tidak bercahaya; tidak ada yang bercahaya di sini sedikit, di sana sedikit. Kita harus mengerti hal ini dengan jelas. Jika Allah bukan Tuhan dari segala sesuatu, maka Dia bukanlah Tuhan sama sekali. Tuhan tidak mengerjakan sesuatu dengan setengah-setengah. Segala sesuatu atau tidak sama sekali. Itulah jalannya. Bukalah dan bacalah Alkitab anda, dan coba tunjukkan pada saya, apakah ada sesuatu yang saya bicarakan yang tidak benar.


Terang itu harus Dinyatakan dalam Hidup kita

Marilah kita baca Efesus pasal 5. Apa yang kita baca di sana? Paulus berkata kepada jemaat di Efesus dalam suratnya di pasal 5 ayat 8 yang berbunyi:

“Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan.” 

Dahulu kamu adalah kegelapan”,  katanya kepada orang-orang Kristen di Efesus, “tetapi sekarang kamu adalah terang.”  Paulus tidak berkata, “Kamu sekarang telah menjadi lebih terang daripada sebelumnya. Kamu sudah agak lebih etis, lebih bermoral; dan lebih menyenangkan; dan kamu sudah menjadi semakin sopan.” Paulus tidak menyinggung tentang aspek luar (lahiriah) dari tingkah laku mereka; tetapi ia berbicara mengenai aspek dalam (batiniah) dari seseorang. Secara batiniah, dahulu kamu adalah kegelapan! Seluruh karakter kamu adalah kegelapan, “namun sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan”

Baiklah, mari kita membaca seluruh isi teks tersebut untuk menemukan hubungannya. Efesus  5:1 berbunyi: “Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah.”  Ayat ini sangat relevan dengan ayat yang  telah kita dengar tadi, karena Allah adalah terang, dan kita dipanggil untuk menjadi terang. Dan I Yohanes 1:5 mengatakan: “Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.”  Dan Yesus juga berkata: “….kamu adalah terang”  Ketika kita menjadi ciptaan baru, yakni ketika kita dilahirkan kembali, kita menjadi serupa dengan Dia. Dengan demikian, kita menjadi penurut-penurut Allah.

“Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan dirinya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.” (Efesus 5 : 1 – 2).

Namun ingat bahwa:

“percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan – cinta akan uang – disebut saja pun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang kudus.” (ayat 3).

Namun, saya mendengar bahwa semua hal itu disebut dan terjadi di antara orang Kristen. Paulus mengatakan bahwa hal-hal tersebut disebut saja pun jangan di antara kamu. Dan dalam ayat yang ke-4 dikatakan:

“Demikian pula perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono, karena hal-hal ini tidak pantas, tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur.” 

Dan pada ayat yang ke-5 pun dimulai dengan perkataan: “Karena itu,  ingatlah ini baik-baik.”

Saya ingin menekankan perkataan-perkataan Paulus ini. Jika anda mengatakan bahwa keselamatan itu bukanlah berlandaskan perbuatan, baiklah, namun pastikanlah bahwa perbuatan-perbuatanmu adalah perbuatan terang, karena perbuatan-perbuatan itu akan menentukan siapa anda sebenarnya. Janganlah beranggapan bahwa karena keselamatan itu bukan berdasarkan perbuatan, maka bukanlah suatu masalah jika anda berdosa. Jika anda berbuat cabul atau berzinah, jika anda mencuri atau merampok, jika anda menipu atau bersaksi dusta, janganlah beranggapan bahwa anda tetap akan diselamatkan karena anda percaya kepada Yesus. Sekali-kali jangan anda beranggapan demikian! Anda berbuat dosa dan anda sudah selesai, kecuali anda segera bertobat atas perbuatan anda itu dan berjanji bahwa hal tersebut tidak akan terulang lagi. Dan juga bersiap-siaplah untuk menghadapi hukuman dan penghajaran dari Tuhan atas diri anda. Percayalah, bahwa Allah akan mengampuni, namun Dia juga akan menghajar anda. Janganlah berani berbuat dosa, meskipun dosa yang ringan di dalam gereja! Gereja seharusnya menjadi terang di dalam dunia.

Jadi kita membaca hal ini dalam Efesius 5:5:

“Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam kerajaan Kristus dan Allah.” 

Dan ayat ke-6 berbunyi:

“Janganlah kamu disesatkan orang dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka.” 

Jangan biarkan seorangpun menyesatkan anda dengan berkata, “Sebagai orang Kristen, tidak apa-apa jika anda berdosa, karena keselamatan bukanlah suatu usaha. Kita diselamatkan karena kasih karunia oleh iman. Jadi bukanlah persoalan jika kita berzinah atau berbuat cabul, atau mencuri atau merampok atau apa saja. Tidak apa-apa karena kita diselamatkan karena kasih karunia.” Paulus berkata, “Jangan biarkan seorangpun menipu dan mengatakan kata-kata hampa dan palsu kepadamu.” Kita berurusan dengan Allah yang hidup dan Dialah api yang menghanguskan. Penulis surat kepada umat Ibrani mengingatkan kita supaya tidak bersenda-gurau dengan Allah yang hidup. Jika kita ingin bersenda-gurau, maka sebaiknya bersenda-guraulah di tempat yang lain, dan bukan dengan Allah, karena Dia adalah api yang menghanguskan (Ibrani 12 : 29). Anda tidak akan diselamatkan oleh iman karena kasih karunia, jika anda ingin menjadi orang yang tak bermoral. Paulus menyatakan bahwa orang-orang seperti ini tidak ada tempat dalam kerajaan Allah.

Efesus 5:7 mengatakan,

“Sebab itu janganlah kamu berkawan dengan mereka.”

Orang-orang yang demikan adalah orang-orang yang tak bermoral dan tidak murni – dan jika mereka menyebut diri mereka sebagai orang Kristen – janganlah bergaul dengan mereka. Kita sedang berjuang untuk menyatakan terang di tengah-tengah dunia, memasyhurkan nama baik Kristus, dan memelihara nama baik Injil. Jadi janganlah bergaul dengan orang-orang demikian.

Sekarang , marilah kita menikmati kekayaan yang ada dalam firman Tuhan. Di sini saya mempunyai begitu banyak halaman catatan, dan menjadi suatu masalah untuk mengetahui bagaimana menyampaikan semua ini, tetapi saya hanya mau menyeringkan beberapa poin utama. Kita sudah melihat bahwa terang itu mencolok  dari kegelapan. Kita ketahui juga bahwa terang itu menelanjangi kegelapan, sebagaimana para nabi menelanjangkan dosa umat Israel, sehingga para nabi tersebut sangat dibenci. Orang Kristen sejati adalah orang-orang yang tidak terlalu disukai oleh orang-orang yang dosanya ditelanjangkan. Dulu saya telah mengatakan kepada anda bahwa di dunia ini ada beberapa orang yang dengan senang hati akan meracuni saya, menembak saya, bahkan membunuh saya dengan cara apapun, karena dosa mereka saya ungkapkan. Namun selama ini, oleh anugerah Allah, saya tidak pernah berusaha untuk menyenangkan manusia. Dan saya tidak pernah berusaha untuk memikat hati orang. Saya berada di sini bukan untuk menyenangkan manusia, tetapi menyenangkan Tuhan. Akibatnya, orang-orang yang lebih mencintai dosa mereka daripada mencintai Allah seringkali amat membenci saya. Saya juga tidak mendambakan persahabatan dan juga kasih sayang dari mereka. Saya cuma mendambakan keselamatan mereka.


Terang Mengatasi Kegelapan

Yang ketiga, ada suatu hal lain yang perlu kita ketahui. Yaitu: terang mengatasi kegelapan. Kegelapan tidak dapat menang! Anda menyalakan lampu dan kegelapan akan hilang begitu saja. Kegelapan tidak dapat menahan dan mengalahkan terang. Entah kegelapan menyukai terang atau tidak, terang tetap menembusi kegelapan. Dengan demikian, terang dan kesaksian orang Kristen harus mampu menembusi dan mengatasi kegelapan.

Orang Kristen harus mencolok seperti terang, sehingga kegelapan benar-benar mengambil perhatian. Hari ini saya ulangi lagi apa yang sudah saya katakan minggu yang lalu,  bahwa dunia tidak perlu  memperhatikan gereja. Tidak ada suatupun untuk diperhatikan.  Terang gereja begitu lemah. Gereja memiliki begitu sedikit terang – jika  ada sama sekali – sehingga dunia tidak perlu mempedulikan gereja…., apalagi mengatasi dunia. Kita harus menonjol di dalam generasi ini sebagai suatu umat yang berbeda. Orang-orang yang tinggal bersama anda, apakah mereka memperhatikan sesuatu yang berbeda dengan kehidupan anda? Jika tidak, maka ada sesuatu yang tidak beres mengenai kehidupan anda. Mereka seharusnya memperhatikan bahwa anda menonjol berbeda dari orang yang lain.

Anda tidak perlu menonjol hanya karena anda mengatakan kepada seseorang, “Dengarlah, apakah anda percaya kepada Yesus?” dan berkhotbah kepadanya. Setiap orang dapat berbicara. Apabila dikatakan bahwa, “Kamu adalah terang dunia”, Yesus tidak berbicara tentang bicara. Setiap orang tahu bagaimana untuk berbicara, termasuk  gembala palsu, nabi palsu, guru palsu dan pekerja Kristen palsu. Mereka semua tahu bagaimana untuk berbicara. Itulah caranya mereka mendapatkan posisi mereka, yakni dengan berbicara. Kehidupanlah yang berarti. Kita adalah terang! Yesus seterusnya berkata, “supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik”, yakni mutu kehidupan anda. Paulus berulang kali menunjuk kepada kualitas hidupnya sebagai bukti bahwa dia seorang rasul yang tulen. Dia berkata, “Kamu tahu bagaimana aku hidup di antara kamu. Apakah aku menipu uang kamu? Apakah aku mengambil sesuatu darimu? Berdirilah dan katakan di depan orang.”

Ketika Samuel menantang orang Israel menjelang akhir tugas pelayanannya, dia berkata, “Jika aku berbuat salah kepada seseorang, biarlah ia berdiri dan katakan sekarang di depan semua jemaat Israel.” Apa yang dikatakan umat Israel?  Mereka berkata, “Tidak, engkau terbukti berbuat benar dan engkau adalah hamba Tuhan.” Kehidupan kita harus menonjol sebagai terang, bukan kata-kata kita. Banyak orang berpikir bahwa mereka telah membuktikan diri sebagai orang Kristen yang sejati hanya karena mereka telah berbicara. Mereka telah pergi ke suatu tempat, membawa Alkitab dan berkata, “Apakah kamu percaya kepada Yesus Kristus ?” Hal itu merupakan sesuatu yang sangat bagus, namun janganlah bersaksi sehingga kehidupan anda sepadan dengan kata-kata anda. Kalau tidak, lain kali mereka melihat anda berbuat sesuatu, mereka akan berkata, “Orang itulah yang membuka Alkitab dan berkata-kata. Mulutnya besar, namun saya tidak tahu ukuran hatinya.” Kita harus menonjol! Dan apabila kita mengatakan bahwa hidup kita tahan menghadapi pemeriksaan, kita tidak menyombongkan diri karena kita tahu kita tidak dapat hidup seperti itu selain daripada kuasa yang baru saja kita bicarakan tadi. Terang tidak dapat bercahaya dari kuasanya sendiri. Ia tidak dapat menyombongkan diri, “Lihat, betapa baiknya aku. Akulah terang!” Kita hanya perlu memutuskan  kuasa dan hilanglah terang itu. Kita memiliki terang ini karena kuasa Allah bekerja di dalam diri kita. Itulah sebabnya mengapa kita harus menonjol dari yang lain. Apabila kuasa Allah ada padamu, dan entah anda menyukainya atau tidak, anda akan tampak berbeda.


Kesaksian akan Terang yang Menembusi Kegelapan

Banyak tahun yang lalu, saya berada di atas sebuah kapal, ketika saya pergi ke Eropa dari Hong Kong. Kapal yang saya tumpangi itu adalah kapal barang, sehingga penumpangnya cuma sedikit saja. Salah satu dari penumpang tersebut adalah salah seorang yang paling jahat yang pernah saya kenal dalam hidup saya. Dialah perwujudan dari semua yang telah kita bicarakan tadi, seorang pencabul, pezinah, penipu dan suka bersumpah serapah. Ia tidak dapat mengucapkan satu kalimat tanpa mengutuk dan bersumpah serapah. Dia adalah seorang yang jahat, ganas dan bangga atas perbuatan-perbuatan jahatnya. Dia sering membangga-banggakan dosa-dosanya pada saya. Saya hanya menatapnya matanya. Saya tidak berkhotbah kepadanya; tidak juga menasehatinya; bahkan sama sekali saya tidak mengatakan sesuatu kepadanya kecuali ketika ia menyebut nama Yesus dan bersumpah atas nama Tuhan. Saya berkata kepadanya, “Teman, minta maaf. Cara kamu berbicara menyinggung perasaanku.”  Biasanya kami duduk di satu meja ketika makan.

Teman yang saya bicarakan ini adalah seorang dokter, seorang yang sangat besar ukurannya, seorang pelahap dan ketagihan minum anggur. Maksud saya, garis tengah perutnya bisa menampung enam orang. Panjang kelilingnya besar sekali. Bahasa yang dipakai antara dia dan istrinya cukup kasar untuk bisa memecahkan gendang telinga anda di situ juga. Saat itu istrinya berkata kepadanya, “Apabila kita tiba di Vienna nanti, kamu akan belikan aku sebuah mobil balap, bukan?” Istrinya cukup umur untuk menjadi cucunya. Istrinya berusia kira-kira 19-20 tahun. Sedangkan lelaki ini usianya kira-kira sudah 60-an tahun.  (Yang ini istrinya yang  terakhir; dan entahlah ini istri yang ke berapa). Tentu saja wanita itu kawin dengannya karena laki-laki itu banyak uang. Dia memang mempunyai banyak uang; itulah sebabnya istrinya berbicara seperti itu.

 Sewaktu duduk bersama di meja, istrinya sering berkata kepadanya, “Lihatlah wajahmu yang jelek itu.” Saya tidak dapat mengatakan bahwa gambaran wajahnya gagah, namun yang saya maksudkan adalah tidak pantas bagi seorang istri untuk mengatai suaminya demikian, apalagi disaksikan oleh orang lain. Dengan begitu saja suaminya itu menoleh dan berkata kepadanya dengan kata-kata kutukan di antaranya, “Nah, dulukan kamu kawin denganku bukan karena wajahku. Kamu kawin dengan aku karena uangku, bukan?” Percakapan seperti ini berlangsung selama jam makan. Apa yang dibicarakan selama itu benar-benar menjijikkan.

Namun ada sesuatu yang terjadi. Sebagaimana sudah saya katakan tadi bahwa terang itu mengalahkan kegelapan dan entah bagaimana saya membuat dia merasa kurang enak, hanya karena saya berada di meja yang sama. Saya tidak bisa menahan siapa diri saya, karena oleh anugerah Allah, saya telah dinyalakan. Roh Kudus telah datang ke dalam hidupku membuat saya bersinar. Saya tidak dapat menahannya! Hal ini bukan merupakan suatu kemuliaan bagi saya; namun terjadi karena kuasa-Nya. Jadi orang ini adalah kegelapan; dan dia tidak suka terang. Terang melukainya; namun begitu, ia tetap mengagumi terang itu. Sampai pada taraf tertentu, ia sangat mengagumi terang.

Saya masih ingat, suatu hari saya berdiri di dek (geladak) kapal sambil mengamati kapal menempuh lautan. Dek di mana saya berdiri itu adalah dek yang paling tinggi. Teman saya tadi mendekati saya dan berbicara dengan saya. Dia mengajukan banyak pertanyaan mengenai Allah. Dan kemudian setelah itu, dia berkata padaku, “Eric, aku tidak tahu ada apa denganmu, namun ada sesuatu tentang kamu yang kukagumi.”

Saya berkata, ” Sungguh?”

Dia berkata, “Yah! Benar-benar saya kagum.”

Saya berkata, “Nah, sebenarnya bukan aku; tetapi Allah yang bekerja dalam diriku. Jika kamu mau menemukan jawabannya, kamu lebih baik pergi kepada Allah.” Saat itu dia mulai tertarik pada terang. Terang itu mulai mengatasi kegelapan. Suatu ketika ia datang ke dalam kamar saya di kapal dan mengatakan bahwa ia ingin berbicara dengan saya lagi. Saya memberikan kepadanya senaskah Injil Yohanes. Dengan gembira ia menerima Injil itu dan berkata, “Saya pasti akan membacanya. Pasti! Pasti, saya tentu akan membacanya.”


Mengikuti Allah sebagai Terang

Inilah caranya bagaimana kita harus menonjol di dunia ini, bukan karena kita baik, melainkan karena kuasa Allah yang bekerja bilamana kita menjadi orang Kristen yang sejati. Janganlah ada kerendahan hati yang palsu! Hentikan kerendahan hati yang palsu itu! Paulus menunjuk kepada kehidupannya dan berkata, “Pandanglah aku. Turutilah aku karena aku menuruti Kristus.” Di zaman ini, di manakah orang Kristen yang berani berbicara seperti itu? “Pandang siapa?” Menurut anda, mengapa Paulus berani berbicara demikian? “Karena kuasa tersebut”, menurut Paulus, “bukan karena aku, melainkan karena Dia! Jika kamu melihat terang padaku, kamu ikutlah aku, sebagaimana aku mengikuti Kristus.” Kita tidak membutuhkan kerendahan hati yang palsu di zaman ini. Apa yang kita inginkan adalah membiarkan terang itu bercahaya, [seolah-olah kita berkata], “Ada terang! Lihatlah terang itu! Lihatlah padaku! Inilah pekerjaan Allah di dalam hidupku. Inilah juga yang akan Allah kerjakan dalam hidupmu.” Kitalah terang di dunia yang menantang dan mengatasi kegelapan. Itulah caranya bagaimana orang lain bisa datang kepada Kristus.

Izinkan  saya mengatakan sesuatu kepada anda. Jika anda adalah tipe orang Kristen yang plin-plan, maka apa saja yang anda hasilkan adalah sama seperti dirimu sendiri. Orang Kristen yang total akan menghasilkan orang Kristen yang total juga. Itulah yang kita perlukan hari ini. Mengapa gereja penuh dengan orang Kristen yang plin-plan? Karena mereka dibawa masuk oleh orang Kristen plin-plan yang lain! Mereka semua sama. Jika gereja penuh dengan orang-orang Kristen yang total, maka orang lain yang datang bergabung juga akan menjadi orang Kristen yang total. Api menyalakan api.  Inilah yang kita perlukan di zaman ini: api menyalakan api.


Terang – Menyerahkan Dirinya melalui Pengorbanan

[Marilah kita menanyakan satu pertanyaan yang lain. Bagaimana terang berfungsi? Sebelum kita menjawabnya, masih ingatkah anda  apa yang saya khotbahkan minggu yang lalu?] Mengenai garam. Pertanyaannya bukan: Apa yang dilakukan oleh garam? Memang itu merupakan sebagian dari pertanyaan itu, namun itu bukan bagian yang paling penting. Bagaimana garam berfungsi? Itulah pertanyaan yang tidak pernah dipikirkan oleh seorangpun, dan ini sangat mengherankan. Kita sudah melihat bahwa garam berfungsi melalui pengorbanannya, dengan melarutkan diri dan menyerahkan dirinya secara total. Kita sudah melihat juga bahwa garam tidak dapat melakukan apa-apa tanpa memberikan dirinya secara total dan tanpa mengorbankan dirinya. Dan sekarang, bagaimana terang berfungsi? Coba pikirkan.  Bagaimana terang berfungsi? Persis dengan cara yang sama! Inilah prinsip pemberian-diri dalam firman Tuhan. Jadi terang berfungsi persis dengan cara yang sama dengan garam.

Pikirkan tentang terang. Pada zaman itu, mereka menggunakan pelita untuk mendapatkan terang. Ada sumbu di situ. Minyak yang dipakai biasanya minyak zaitun. Dalam Alkitab, minyak zaitun melambangkan Roh Kudus. Sumbu itu direndam di dalam minyak zaitun. Apabila terang itu menyala, apakah yang terbakar? Api itu membakar sumbu, dan ia membakar minyak. Yesus tidak berkata, “Kamu adalah pelita dunia,” bukan? Sebuah pelita mungkin tidak memberikan terang karena belum dinyalakan. Anda memiliki sebuah pelita, dan pelita itu tidak berbuat apa-apa – sehingga dinyalakan. Yesus berkata, “Kamu adalah terang dunia.”  Terang berarti api – api yang membakar sumbu dan menghabiskan minyak. Perhatikanlah pelajaran rohani di sini. Yesus mengutus kita untuk menjadi terang dunia. Kuasa itu berasal dari Allah. Minyak itu berasal dari Dia. Roh Kudus itu datang dari Dia. Namun ada satu elemen yang rendah yang diperlukan dalam terang. Elemen yang rendah itu adalah sumbu. Sumbu! Apakah yang terjadi dengan sumbu agar pelita dapat memancarkan terang? Tahukah anda apa yang terjadi padanya? Sumbu itu hangus dibakar, dan dibakar sampai habis. Perlahan-lahan sumbu itu dibakar sampai habis. Sumbu itu bisa dikatakan mati untuk memancarkan terang. Tahukah anda, mengapa pada saat ini terdapat begitu sedikit terang di dalam gereja? Karena terdapat begitu sedikit penyerahan diri dan pengorbanan diri di antara orang Kristen! Jika sumbu itu tidak mati, maka di sana tidak ada terang.

Lihatlah bola lampu. Bola lampu pun sama. Bola lampu itu tidak akan menyala bila tidak ada tenaga. Jadi, gantikanlah minyak lampu pelita dengan tenaga listrik. Gantikanlah sumbu dengan elemen di dalam bola lampu. Tahukah anda bahwa elemen yang ada dalam bola lampu itu sedang terbakar? Elemen tersebut sedang mati sementara ia memancarkan cahaya. Elemen itu sedang mati. Satu hari akan tiba di mana ia habis terbakar. Satu hari anda memandang elemen itu telah menjadi hitam; telah habis terbakar; telah putus. Semua bola lampu ini dirancang untuk menyala kira-kira selama 500 jam, atau bisa juga selama 1000 jam. Ada juga beberapa bola lampu yang dapat anda beli saat ini yang dapat bertahan jauh lebih lama. Walau bagaimanapun, pada akhirnya mereka juga akan padam. Elemen-elemen yang ada di dalamnya itu habis terbakar, baik itu elemen maupun apa saja yang ada di dalamnya.


Kehidupan orang Kristen yang Terbakar Habis demi Allah

Jadi dengan cara yang sama bagi orang Kristen, melainkan dia siap untuk mengorbankan hidupnya untuk dibakar hangus demi Allah, maka ia tidak akan menjadi terang. Tidak,  ia tidak dapat menjadi terang. Ini merupakan satu pokok yang penting. Mengapa hidup anda tidak memancarkan terang? Karena anda tidak bersedia untuk berkorban dan hangus terbakar untuk Tuhan. Anda tidak ingin terbakar. Anda menolak pola kehidupan seperti itu. Dan jika anda tidak siap untuk dibakar sampai hangus, berarti anda tidak siap untuk mati, makanya tidak ada terang yang terpancar dari hidupmu.

Apakah anda sudah mengerti prinsip ini, saudara-saudara sekalian? Ini adalah prinsip yang amat penting. Betapa tak ternilainya ajaran Yesus. Kita hanya bisa hidup melalui kematian. Sebagaimana benih yang mati, ia akan mendatangkan kehidupan. Begitu juga sebagaimana kita kehilangan nyawa, kita akan memancarkan terang. Itulah artinya ‘menjadi terang’.  Seseorang menyebut John Sung sebagai “obor Allah”. Benar sekali! Dikatakan dengan baik! Dia terbakar sampai habis! Kita semua tahu bahwa dia terbakar sampai hangus demi Kristus. Sumbu ini, tubuh ini, sedang terbakar dari hari ke hari. Saya berpikir bahwa saya juga sedang hangus dibakar menilai dari kondisi saya sekarang ini. Jika anda pernah melayani Tuhan dari hari ke hari selama beberapa hari, lelahnya bukan main luarbiasa. Anda  tahu bahwa saya pernah mengajar di sekolah. Saya sudah pernah menjadi guru dan saya dapat mengajar beberapa jam sehari dan itu tidak mempengaruhi saya. Namun memberitakan Injil tidak seperti mengajar. Ketika anda mengajar, anda tidak terbakar. Namun ketika anda memberitakan Injil, anda hangus terbakar. Tenaga yang terkuras dari saya sangatlah menakjubkan. Anda merasa dirimu terbakar, secara fisik anda merasa lelah, letih dan akhirnya kehabisan tenaga . Apakah anda sudi membayar harga menjadi terang? Habis terbakar dalam soal keuangan? Habis terbakar dalam soal waktu? Habis terbakar dari segi kesehatan? Habis terbakar dalam hal apa saja yang ada padamu? Jika ‘ya’ anda akan menjadi terang! Yesus mengutus kita ke dalam dunia untuk dibakar oleh api, untuk menjadi terang dunia. Tanpa api, maka tidak ada terang!


Terang Tidak Dinyalakan untuk Ditutupi

Pada ayat berikut, yakni ayat 15, Yesus berkata bahwa tak seorangpun yang menyalakan pelita dan meletakkannya di bawah gantang, melainkan meletakannya di atas meja atau di atas kaki dian agar menerangi semua orang. Jika Allah yang anda percayai itu adalah seperti seorang kakek surgawi – kakek surgawi yang ada di surga – yang memberikan kepadamu berkat-berkat material, maka model Allah seperti itu tidak saya temukan dalam Alkitab. Allah memberkati kita dengan segala berkat rohani, ya dan memang benar, namun berkat itu bukan  untuk anda nikmati sendiri, bukan untuk kepentingan anda sendiri, tetapi untuk mengutus anda menjadi terang dunia. Itulah tugas kita. Pergilah dan bersinarlah!

Satu hal lagi dan kita akan tutup. Yesus berkata bahwa tak seorang pun menyalakan pelita lalu menutupinya. Siapa yang pernah mendengar seseorang menyalakan lampu lalu menutupinya? Jika terang itu ditutup, apakah Tuhan yang menutupi terang itu? Tuhan tidak akan menutup terang apapun. Kitalah yang menutup terang itu. Mengapa anda menutup terang? Kapan anda pernah menutup terang? Apa yang akan terjadi jika anda menutup terang? Tahukah anda, apa yang terjadi padanya? Anda menyalakan sebuah pelita, namun kemudian anda menutupnya dengan mangkuk. Apa yang terjadi dengan lampu minyak itu? Nah, anda tidak perlu menjadi seorang jenius untuk mengetahuinya. Anda tidak perlu belajar Ilmu Fisika lanjutan untuk mengetahuinya. Apabila oksigen habis terbakar di bawah mangkuk, apa yang terjadi dengan lampu itu? Api itu mati. Terang itu akan dipadamkan. Itulah sebabnya mengapa Paulus mengingatkan orang Kristen, “Janganlah padamkan Roh” (I Tesalonika 5:9).  Dan janganlah mengucapkan selamat pada dirimu, bahwa untuk sementara ini hidup anda bercahaya, sehingga anda berseru, “Hureee….! Aku baik! Terangku bercahaya!” Ya, namun tetaplah bercahaya. Jangan biarkan dosa, atau ketidaktaatan, atau kejahatan, atau pencobaan, atau apapun, yang menutupi terang itu. Anda menutupi terang itu, dan pada waktunya, terang itu akan mati, dan anda akan berada dalam kegelapan. Hati-hatilah saudara-saudara!


Amatilah Hati kita, Apakah kita Berfungsi sebagai Terang

Namun waktu kita sudah berlalu. Saya berdoa semoga Allah membolehkan anda untuk memahami kekayaan Firman-Nya dan pesan-pesan yang terkandung di dalamnya. Izinkanlah Firman-Nya menantang hati anda, sehingga anda menanyakan diri anda sendiri, “Apakah saya ini seorang Kristen?” Anda katakan, “Kamu selalu membuat kami merasa tidak enak. Aku tidak tahu kenapa aku kembali. Setiap kali aku mendengar kamu berkhotbah, aku menjadi ragu apakah aku ini seorang Kristen atau tidak.” Saya tidak berniat untuk mempersulitkan hidup anda. Tugas saya semata-mata memberitakan apa yang dikatakan oleh firman Tuhan, apa yang diajarkan oleh Yesus. Pertama-tama anda harus memutuskan berdasarkan ajarannya, apakah segala yang telah saya beritakan ini, adalah Firman Allah. Anda harus menilainya sendiri. Anda tidak perlu mempercayai perkataan-perkataan saya begitu saja. Anda harus membandingkan dengan firman Tuhan. Selidikilah firman Tuhan. Kemudian putuskan, “Apa yang ia katakan itu, apakah firman Tuhan atau tidak?” Itulah langkah pertama. Langkah yang kedua, setelah anda memutuskan bahwa apa yang dikabarkan adalah firman Tuhan, haruslah anda katakan, “Apa yang harus kulakukan? Apakah kehidupanku sesuai dengan ajaran ini? Apakah aku benar-benar orang Kristen?”

Bukan apa yang anda lakukan; tetapi siapa diri anda yang sedang kami bicarakan. Jadi jangan coba melarikan diri dari persoalan itu dengan mengatakan, “Baiklah, sekarang aku mau pergi mewartakan Injil.” Itu bukan apa yang kita maksudkan. Ada banyak orang yang memberitakan Injil dengan motif-motif yang salah. Mereka bukan orang Kristen yang total. Bukan apa yang anda lakukan yang berarti, tetapi siapa diri anda yang sedang kita bicarakan. Pertama-tama anda harus menjadi orang Kristen yang total, kemudian Tuhan akan menunjukkan kepada anda apa yang Ia ingin anda lakukan. Itulah hal yang kita bicarakan. Semoga firman Tuhan menyentuh hati anda!

 

Berikan Komentar Anda: