Pastor Eric Chang | Matius 6:19-21 |

Kita melanjutkan pelajaran kita tentang Firman Allah, di dalam Matius 6:19-21.

“Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di surga; di surga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.”

Kita akan menelaah beberapa hal yang sangat penting yang disampaikan oleh Yesus kepada kita. Saatnya bertepatan dengan Natal, di mana terdapat segala macam tawaran barang belanjaan untuk hari Natal. Semuanya ada tersedia. Pusat-pusat perbelanjaan dan toko-toko menjerit ke arah kita dari segala sudut, menawarkan potongan harga yang menggiurkan. Segala macam barang belanjaan berusaha mendapatkan uang dari dompet kita. Setelah Natal uang kita terkuras habis, tidak banyak yang tersisa. Setidaknya bukan dalam bentuk uang. Mungkin dalam bentuk barang-barang yang sebenarnya tidak kita perlukan, yang masih akan ada sampai Natal tahun depan.


Yesus Menantang Iman kita

Yesus berkata kepada kita, “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi.” Kita perlu mempelajari dengan lebih teliti karena hal ini sangat penting bagi kehidupan kita. Yesus sedang menantang iman kita di sini.

Alasan mengapa kita mengumpulkan harta, uang dan kekayaan adalah demi rasa aman. Saya dapat langsung mengatakan satu hal kepada Anda: setiap orang yang ingin melayani Allah, namun menguatirkan masa depannya, tidak berguna sama sekali bagi Allah karena iman Anda tidak mampu menghadapi tantangan ini. Anda tidak berguna bagi Allah. Pekerjaan melayani Allah boleh Anda lupakan karena orang-orang seperti itu tidak berguna bagi pekerjaan Allah. Di dalam ayat ini, Yesus menghadirkan satu tantangan besar bagi iman kita. Anda akan dapat melihat apa yang dimaksudkan oleh Yesus nanti. Kita akan membagi pembahasan ini ke dalam beberapa pokok penting.


Harta Dunia Bersifat Sementara

Pokok yang pertama adalah ini: Yesus mengatakan suatu perkara yang seharusnya amat jelas bagi setiap orang yang mau memikirkannya. Ia berkata kepada kita, alasan bagi kita untuk tidak mengumpulkan harta di bumi adalah karena harta di bumi itu bersifat sementara. Harta dunia dapat rusak dan rawan pencurian. Harta dunia dapat rusak karena ngengat dan karat dapat merusak dan menghancurkannya. Lihatlah mobil Anda yang indah itu di luar sana. Betapa cemerlangnya. Namun dalam dua tahun, garam, karat dan air akan merampungkan pekerjaan mereka. Dan Anda akan melihat satu lubang besar berkarat di mobil Anda. Tidak peduli seberapa keras usaha dan perjuangan Anda, karat yang akan menang pada akhirnya. Hanya tinggal masalah waktu saja, jika bukan oleh karat, maka kerusakan itu diakibatkan oleh aus.

Ia juga rawan kehilangan karena maling atau pun perampok selalu menunggu kesempatan untuk menyambar seperti elang. Tahun lalu, saya membaca satu berita besar di koran tentang sekelompok perampok yang sangat ahli yang menyusup masuk ke dalam ruang penyimpanan barang berharga milik American Express di London. Ruang bawah tanah itu dilengkapi dengan berbagai peralatan keamanan elektronik. Sekarang ini banyak sekali penjahat yang ahli dalam bidang elektronik. Anda memanfaatkan penjaga elektronik untuk melindungi harta Anda, dan mereka punya pendobrak elektronik untuk mencuri barang Anda. Di dalam peperangan akal ini, seringkali pihak penjahat yang menang.

Para penjahat itu menyewa sebuah tempat tinggal yang bersebelahan dengan gedung American Express. Memang tidak ada hukum yang melarang mereka untuk tinggal bertetangga dengan American Express. Dari sana mereka bergerak ke bawah langsung menuju ke ruang penyimpanan milik American Express. Mereka melumpuhkan semua peralatan elektronik di sana. Sesudah beraksi, mereka segera pergi tanpa ada yang tahu nilai barang yang telah mereka curi. Hanya pemilik yang tahu apa yang disimpan di dalam kotak-kotak di ruang tersebut, pihak bank sekali pun tidak mengetahui apa isi simpanan nasabahnya. Yang kita ketahui hanya sebatas jumlah yang diperoleh para wartawan dari mereka yang bersedia menyebutkan barang-barangnya yang hilang. Kebanyakan tidak bersedia memberitahu karena mereka tidak ingin dikejar-kejar oleh petugas pajak. Seorang wanita menjelaskan bahwa ia telah kehilangan barang senilai seperempat juta poundsterling berupa intan, perhiasan, emas, dan barang lainnya. Seperempat juta pound! Semua simpanan dan kekayaannya ditaruh di tempat yang dianggapnya paling aman, jauh di bawah tanah. Sekali pun ada bom yang jatuh di sana, ruangan itu tetap aman. Namun pencuri mampu membukanya. Tepat seperti yang dikatakan oleh ayat yang kita bahas saat ini. Mereka menggali lubang dan masuk ke dalam, lalu melarikan semua yang berharga dari sana. Sampai saat ini, para penjahat itu masih belum tertangkap. Saat itu, si wartawan mengajukan satu pertanyaan yang bagus, “Apakah barang berharga Anda itu diasuransikan?” Tentu saja, dalam kebanyakan kasus, barang-barang itu tidak diasuransikan karena mereka pikir ruang penyimpanan tersebut sangat aman. Tidak ada maling yang dapat masuk ke sana. Namun pihak maling membuktikan yang sebaliknya.

Jadi ingatlah selalu bahwa segala kekayaan di dunia ini sangat rawan pencurian dan dapat rusak. Baik oleh karena kemalingan atau pun kerusakan, Anda akan kehilangan kekayaan Anda. Jika Anda tidak kehilangannya karena salah satu dari dua cara ini, maka ketika Anda mati Anda akan meninggalkan semua itu, sebagaimana yang tertulis di dalam Alkitab, “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya.” Tidak ada yang bisa dibawa.


Hatimu selalu Berada Bersama dengan Hartamu

Ada satu lagi peristiwa yang membuat saya tersenyum setiap kali mengingatnya. Kejadian ini diceritakan oleh ayah saya dan berlangsung pada masa perang di Negeri Tiongkok. Di masa perang, jika Anda tidak dirampok oleh penjahat, maka tentara musuh yang akan melakukannya. Pada saat itu ada seorang pria yang ingin menyembunyikan harta kekayaannya dengan cara yang sangat cerdik. Ia menukar kekayannya dengan batangan emas yang lebih mudah untuk dibawa-bawa. Sesudah itu, ia mendapatkan satu akal yang hebat. Setidaknya menurut dia merupakan akal yang hebat. Ia membeli sebatang tongkat bambu yang biasa dipakai oleh orang-orang tua sebagai tongkat untuk berjalan. Batang bambu memiliki lubang di tengahnya. Jadi batangan emas itu dapat disembunyikan dengan aman di sana, tentunya harus dimampatkan supaya tidak terdengar bunyi-bunyian jika tongkat itu digerakkan. Beres sudah, tentu tidak ada orang yang berminat untuk merampas sebatang tongkat bambu. Benda ini sekilas tampaknya tidak bernilai sama sekali, sangat tidak menarik perhatian orang lain. Dan menurut dia, ini adalah akal yang sangat cerdik. Jika Anda menaruh batangan emas itu di jaket, masih ada orang yang berminat untuk merampas jaket, namun jika ditempatkan di dalam tongkat bambu, agaknya ini merupakan pilihan yang jitu. Demikianlah, ia lalu menyimpan hartanya di dalam tongkat bambu itu. Sampai pada suatu hari ketika ia harus melewati sebuah pos penjagaan tentara Jepang dan diharuskan untuk masuk dalam antrian orang yang akan diperiksa. Saat berbaris menunggu giliran untuk diperiksa, beberapa orang tampak sulit dikendalikan. Seorang perwira Jepang datang dan memperhatikan antrian yang tidak tertib ini, lalu ia melihat-lihat di sekitar tempat itu, mencari sesuatu. Lalu matanya sampai ke tongkat bambu yang berisi emas itu. Segera ia merampas tongkat itu dan mulai memukuli orang-orang agar kembali antri dengan tertib. Anda dapat membayangkan, tentu saja, saat itu adalah saat terakhir kalinya kawan kita ini melihat tongkat bambu miliknya, berikut segala harta miliknya yang tersimpan di dalam tongkat itu. Begitulah nasib harta dunia. Tidak peduli seberapa keras upaya Anda untuk mengamankannya, ia tetap saja lenyap.

Pokok kedua yang dapat kita lihat adalah, Yesus berkata, “Di mana hartamu berada, di situ pula hatimu berada.” Jika harta Anda berada di dalam tongkat bambu, maka hati Anda pun ikut berada di dalam tongkat itu setiap saat. Anda akan tidur dan berjalan bersama tongkat itu; bermimpi tentang tongkat itu; sepanjang hari Anda harus berada di sisi tongkat itu. Ah, benar-benar tongkat yang menyusahkan pada akhirnya.

Begitu pula halnya jika Anda menaruh harta Anda di ruang bawah tanah, maka hati Anda ikut berada di bawah tanah. Mungkin lebih baik membuat ruang penyimpanan di atas gedung, setidaknya pikiran Anda mengarah ke atas dan bukannya ke bawah. Mungkin peletakan di atas atau di bawah memiliki pengaruh bagi Anda. Namun yang jelas, tampaknya lebih aman jika penyimpanan itu letaknya di bawah ketimbang di atas tanah.


Tidak dapat Melayani Dua Tuan

Pokok yang ketiga yang disampaikan oleh Yesus adalah bahwa Anda tidak dapat melayani dua tuan. Apa itu dua tuan? Di ayat 24 Yesus berkata, “kamu tidak dapat melayani dua tuan“. Di mana hati kita berada, di situ pulalah tuan kita berada. Ia akan menyita perhatian, tenaga, waktu dan pengabdian Anda. Coba Anda bayangkan seberapa terikatnya orang tadi terhadap tongkat bambunya. Dapatkah Anda bayangkan jika seluruh kekayaan Anda ditaruh di dalam sebatang tongkat? Anda akan terikat pada tongkat itu sepanjang waktu. Orang lain mungkin tidak mengerti apa nilai tongkat bambu itu, tetapi Anda sangat terikat padanya. Dengan cara yang sama, segala hal yang menyita perhatian, tenaga dan waktu Anda adalah tuan/majikan Anda. Dan di mana harta Anda berada, maka itulah yang menjadi tuan Anda.


Berikan Apa yang Tidak kita Butuhkan

Masih ada satu pertanyaan yang perlu diajukan, yaitu bagaimana caranya memiliki harta di surga? Bagaimana memperolehnya? Alkitab memberi penjelasan yang sangat gamblang. Kita tidak dibiarkan dalam keraguan akan hal ini. Di Lukas 18:22, Yesus berkata kepada orang kaya yang muda,

“juallah segala milikmu dan berikan kepada orang miskin, maka kamu akan beroleh harta di surga”

Sekarang kita tahu bagaimana caranya agar dapat menjadi kaya di surga. Cara untuk menjadi kaya di surga adalah dengan menjual milik kita dan memberi kepada mereka yang membutuhkan. Dengan melakukan itu, berarti Anda sedang memberi kepada Tuhan. Perjanjian Lama memberitahu kita, “siapa yang memberi kepada orang miskin, memberi kepada Tuhan”. Berilah kepada saudara seiman yang membutuhkan. Mengapa Anda menimbun apa yang tidak Anda butuhkan sedangkan orang lain sangat membutuhkannya? Anda memiliki terlalu banyak dan mereka terlalu sedikit. Anda menjawab, “Begitulah kenyataan hidup di dunia.” Namun Yesus berkata, “Bukan begitu cara hidup di tengah jemaat.” Gereja tidak boleh menjadi seperti dunia. Gereja harus menjadi tempat di mana tidak ada orang yang kekurangan. Kelebihan saya mencukupi kebutuhan saudara seiman yang kekurangan. Inilah prinsip yang harus diterapkan di dalam gereja.

Di sini kita mulai melihat tantangan iman. Iman melibatkan ketaatan kepada Allah dan perintahNya bagi kita adalah untuk saling mengasihi. Mudah untuk mengatakan, “Aku mengasihi saudara-saudara seiman.” Kita mengira bahwa mengasihi itu berarti memberi senyum dan berjabat tangan. Itu sudah berarti mengasihi. Akan tetapi Alkitab memberitahu kita bahwa itu bukanlah mengasihi. Seorang non-Kristen juga tersenyum dan menjabat tangan Anda. Mengasihi saudara berarti Anda memperhatikan kebutuhannya. Maka berkatalah Yesus di Lukas 18:22, katanya, “Jadi kamu ingin beroleh harta di surga? Aku beritahu kamu bagaimana cara mendapatkannya. Bawalah yang lebih dari milikmu dan bantulah mereka yang kekurangan di antara saudara-saudara seimanmu. Jika saudara-saudara seimanmu tidak berkekurangan, jika tidak ada lagi orang di gereja yang kekurangan, maka salurkanlah bantuanmu kepada orang non-Kristen di luar. Mereka juga banyak yang kekurangan. Mereka juga layak menerima bantuanmu.” Kita tidak sekadar mengasihi saudara seiman saja, kita mengasihi setiap orang yang kekurangan, termasuk musuh kita. Itulah yang diajarkan oleh Alkitab.

Itulah cara mendapatkan harta di surga. Dapatkah Anda melihat apa yang saya maksudkan sebagai ujian iman? Ketika Yesus menguji iman kita, ia berkata, “Kamu pikir sangat mudah mentaati pengajaranku? Kamu pikir perkara mendapatkan harta di surga itu gampang? Aku beritahu kamu sekarang, inilah yang aku tuntut dari kamu. Aku akan melihat apakah kamu benar-benar memiliki iman atau tidak, apakah kamu siap untuk mentaati firman atau tidak.” Jadi, Yesus menguji iman kita. Ia menempatkan iman kita dalam saringan. Anda pikir masuk ke surga itu mudah, mendapatkan hidup yang kekal itu perkara gampang, diselamatkan itu masalah kecil, menjadi murid Yesus itu gampang, semudah mengucapkan aku percaya kepada Yesus? Tidak begitu, Yesus tidak begitu dangkal. Banyak orang Kristen yang dangkal, para pengajar pun banyak yang begitu, tetapi Yesus tidak pernah dangkal. Kita boleh berterima kasih kepada Allah akan hal itu. Ia memandang ke arah kita dan berkata, “Kamu berkata bahwa kamu beriman kepadaku? Baik, pergilah, kasihilah sesamamu manusia.” Anda menyahut, “bagaimana melakukannya?” Jawab Yesus, “Kamu tahu bahwa saudaramu yang itu membutuhkan sepasang sepatu, belikan dia sepatu.” Anda menyahut, “Hei, itu urusannya sendiri, bukan urusan saya. Sejak kapan saya jadi pengasuhnya?” Masalahnya, pada saat kita berkata, “Saling mengasihi”, pengertian yang terkandung di situ memang menjadikan kita pengasuh bagi saudara seiman. Kebutuhannya menjadi urusan saya. Itulah arti saling mengasihi. Lalu Anda berkata, “Wah, jadi orang Kristen terlalu mahal. Saya harus membelikan sepasang sepatu buat orang lain. Lupakan saja.” Itulah ciri praktis ajaran Yesus. Tapi jika Anda menginginkan harta di surga, maka jangan katakan bahwa Yesus belum memberitahu Anda bagaimana cara mendapatkannya. Ia sudah memberitahukannya kepada Anda. Mungkin Anda tidak suka cara seperti itu, akan tetapi memang cara itulah yang ia berikan kepada Anda.


Apa Arti ‘Jangan Mengumpulkan’?

Pada titik ini, saya akan membahas dengan lebih mendalam beberapa pertanyaan yang sangat penting. Agar hidup kita tidak ditutupi oleh kepura-puraan, maka sangatlah penting bagi kita untuk memahami ajaran Yesus secara benar. Sudah benarkah pemahaman kita atas firman yang disampaikan oleh Yesus itu? Apakah Yesus memaksudkan apa yang dikatakannya? Pada saat Ia berkata, “Jangan mengumpulkan harta di bumi”, apakah Yesus memaksudkan apa yang diucapkannya itu atau tidak? Kapan Yesus pernah mengatakan sesuatu yang tidak dimaksudkannya? Saat Yesus berkata, “Jangan mengumpulkan harta”, adakah cara lain untuk memahami ucapannya ini? Dapatkah Anda memberitahu saya jika ada pengertian lain yang terkandung di dalamnya? Adakah makna yang lain? Saya akan sangat tertarik jika Anda dapat memberitahu saya bahwa ucapan “Jangan mengumpulkan harta di bumi” memiliki arti yang berbeda. Mungkinkah itu berarti bahwa mengumpulkan sedikit kelebihan masih dibolehkan? Anda lihat, kita tidak bersedia menerima penerapan penuh dari sabda Yesus. Membuat kita merasa tidak nyaman, bukankah demikian? Tanggungjawab seorang pengajar adalah menyampaikan kepada Anda apa yang Yesus katakan. Saya tidak melompati ayat ini sekali pun saya tahu bahwa ini akan membuat banyak orang merasa tidak senang. Barangkali ada yang berkata, “Inikan musim Natal, kita tidak ingin membuat orang merasa tidak nyaman. Mari kita bahas ayat yang berikutnya saja.” Kita harus mempelajari pengajaran Yesus dan menghadapinya secara jujur. Firman berbicara kepada saya dan Anda dalam pengertian yang sama. Selanjutnya kita akan menanyakan perkara yang ini: Apa saja yang termasuk dalam pengertian mengumpulkan? Jika Anda ingin menghadapkan saya dengan suatu tantangan rohani, saya senang menerima tantangan itu. Lalu apa artinya mengumpulkan?


‘Mengumpulkan’ Mencakup Kelebihan dari Milik Kita dan Keamanan Masa Depan

Mengumpulkan tentu saja berarti menaruh sesuatu di dalam tempat penyimpanan. Saya pikir ini bukanlah sesuatu yang sulit untuk dipahami. Akan tetapi hal apa saja yang terkait dengan perkara mengumpulkan? Kita mengumpulkan bagian dari penghasilan kita yang tidak kita butuhkan sekarang. Bagian dari harta milik kita yang tidak kita butuhkan. Anda dapat menimbun harta yang tidak Anda butuhkan. Anda tidak mungkin menimbun harta yang sedang Anda butuhkan. Apa yang Anda butuhkan pasti Anda gunakan. Yang Anda kumpulkan hanyalah bagian yang tidak dibutuhkan dari penghasilan Anda. Sebagai contoh, anggaplah Anda sekarang memiliki gaji 3000 dolar sebulan. Dan kebutuhan Anda di dalam satu bulan – tagihan listrik mau pun keperluan pokok lainnya – paling banyak 1000 dolar. Itu berarti Anda memiliki kelebihan sebesar 2000 dolar yang dapat Anda kumpulkan. Anda tidak membutuhkan sisa itu. Ia menjadi lemak yang tersimpan dalam kehidupan keuangan Anda, Anda tidak memakainya. Nah, di sini kita dapat melihat dengan mudah apa yang dimaksudkan oleh Yesus dengan ‘mengumpulkan’.

Namun Anda mungkin berkata, “Apa yang tidak saya butuhkan sekarang bisa saja saya butuhkan besok.” Maksudnya, “Baiklah, kebutuhan saya setiap bulan terpenuhi, tetapi bagaimana kalau nanti saya jatuh sakit?” Lalu Anda memperhitungkan, “Jika saya sakit, saya harus menghadapi tagihan dokter sebanyak 2000 sampai 5000 dolar. Dan saya harus punya uang untuk itu. Jadi lebih baik sedia payung sebelum hujan.” Anda lihat, dengan alasan itu sebenarnya kita sedang berusaha untuk menghindari pengajaran Tuhan. Apa pun alasannya, tindakan Anda berarti mengumpulkan, bukankah demikian? Yesus, entah Anda suka atau tidak, berkata, “Kamu perlu menggunakan apa yang kamu butuhkan saat ini. Namun jangan kamu mengumpulkan.” Karena mengumpulkan berarti menyiapkan untuk masa depan. Anda tidak membutuhkan 2000 dolar sekarang ini, tetapi Anda menyimpannya untuk masa depan. Jadi apa yang disebut sebagai ‘mengumpulkan’ itu selalu berhubungan dengan masa depan. Dan justru hal itulah yang dilarang oleh Yesus, bukankah demikian? Bukankah sangat jelas?

Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, inilah tantangan iman. Ia menusuk langsung ke dasar keyakinan kita, membuat kita kehilangan rasa aman. Apa yang kita kumpulkan adalah jaminan masa depan kita. Dan Allah menyingkirkan jaminan masa depan kita. Kita tidak lagi merasa aman. Bukankah hal ini akan membuat Anda merasa tidak enak? Anda tidak lagi memiliki jaminan keamanan. Bagaimana menurut Anda? Apakah ajaran Yesus ini tidak praktis? Apa pendapat Anda? Mungkin karena Yesus berbadan sehat, ia tidak pernah sakit, tidak pernah memerlukan dokter. Saya bisa sakit. Dan jika sakit, saya perlu dokter. Saya harus sediakan payung sebelum hujan. Anda sedang mencari alasan. Apa yang saya sampaikan adalah apa yang disabdakan oleh Yesus. Saya tidak menyampaikan pendapat pribadi saya. Pendapat pribadi saya tidak berarti sama sekali. Perhatikan sabda Yesus. Ia menghadapkan kita dengan masa depan dan bersamanya suatu tantangan iman yang menyingkirkan semua jaminan duniawi. Bukankah demikian? Bukankah hal ini sangat jelas, saudara-saudara?

Ia tidak mengijinkan kita untuk bersandar pada hal-hal duniawi sebagai penjamin keamanan kita. Ia meletakkan kita di dalam tantangan iman yang membuat kita bergantung sepenuhnya hanya kepada Allah. Jika Anda sakit, demikian kata Yesus, maka Anda akan bergantung sepenuhnya kepada Allah. Tidak ada simpanan untuk berjaga-jaga. Apakah iman Anda sanggup menerima tantangan itu? Bersediakah Anda menerimanya? Anda bilang Anda memiliki iman? Jika iya, maka Yesus ingin melihatnya. Bagaimana jika diuji? Sabda Yesus menguji Anda sampai ke titik yang sangat pedih, bukankah demikian? Anda berkata, mengapa saya hari ini datang ke gereja ini dan mendengar khotbah semacam ini? Saya sedang bersenang hati tadinya. Sekarang Anda menyingkirkan jaminan keamanan saya. Saudaraku, saya minta maaf tetapi yang menyatakan hal ini bukan saya. Anda boleh menguji sendiri apakah ini semua Firman dari Yesus.


Sikap kita terhadap Jaminan Keamanan Duniawi Mengungkapkan Siapa Diri kita

Jadi di sini Yesus menempatkan iman kita pada ujian yang tangguh. Kita ingin mengumpulkan demi jaminan keamanan kita. Yesus berkata, aku tidak mengijinkan kamu untuk memegang jaminan keamanan. Keamananmu adalah Allah. Allah-lah jaminan keamananmu.  Apakah Allah tidak cukup pantas? Jika kamu tidak mempercayai Allah di dalam hidup ini, bagaimana mungkin kamu akan percaya pada Allah dalam kekekalan? Kamu tidak percaya pada Allah bagi keperluan makan dan kesehatanmu? Bagaimana kamu akan tahu kalau Allah dapat diandalkan sepanjang masa kekekalan? Pernahkah Anda memikirkan hal ini? Bagaimana Anda yakin Anda akan memiliki hidup yang kekal? Bagaimana caranya? Anda tidak tahu. Karena Anda tidak mengenal siapa yang Anda percayai. Namun jika Anda mengenal siapa yang Anda percayai, jika Anda mempercayaiNya bagi masa kekekalan, mengapa Anda tidak mempercayai-Nya dalam kehidupan Anda selama beberapa tahun di bumi? Sekarang Anda dapat mengerti mengapa orang-orang non-Kristen berkata kepada Anda, “Munafik, kamu bilang kamu percaya kepada Allah? Saya bisa pastikan bahwa kamu tidak percaya kepada Allah.” Dan mereka benar. Anda tidak berani meletakkan kepercayaan kepadaNya untuk masa hidup Anda yang singkat, bagaimana Anda bisa bicara tentang mempercayaiNya untuk masa selama-lamanya? Sekarang Anda dapat memahami apa yang saya maksud sebagai tantangan iman. Ajaran ini seolah-olah sedang mengarahkan sinar-X rohani dan menatap ke dalam hidup Anda. Dan dari hasilnya akan terlihat apakah Anda percaya kepada Allah atau tidak.

Mari kita pertimbangkan apa yang sudah dikatakan oleh Yesus. Ia sedang menguji iman kita. Kami mau membangun jemaat yang orang-orangnya memiliki iman yang mampu menghadapi ujian. Dan bagi mereka yang tidak bersedia minggu demi minggu dibawa melewati sinar-X rohani ini, mereka akan segera beralih ke gereja lain. Mereka akan mencari gereja yang khotbahnya singkat, di mana Anda tidak perlu duduk di atas bangku kayu sampai satu setengah jam lebih, melewati saat-saat yang menyebalkan, ditambah lagi dengan tidak adanya orang-orang yang akan menyanyikan satu atau dua lagu yang manis sehabis khotbah yang melelahkan itu. Anda akan berkata, “Aduh, tidak. Saya merasa sangat….firman yang disampaikan Yesus membuat saya merasa sangat tidak nyaman. Saya mau cari gereja lain di mana saya dapat menikmati kisah-kisah yang indah. Khotbah yang singkat, dan dua puluh menit kemudian semua sudah selesai. Ada lagu-lagu yang manis dari paduan suara. Sedangkan kalian di sini bahkan tidak punya paduan suara.” Baiklah, tidak ada masalah bagi saya. Tujuan saya adalah untuk mengabarkan firman Allah. Jika tidak ada orang yang mau mendengar firman Allah, tak jadi soal buat saya. Saya akan terus mengabarkan firman Allah seperti yang diinginkan oleh Yesus agar saya lakukan. Dan pada akhirnya saya yakin bahwa gereja ini hanya akan dipenuhi oleh mereka yang tidak takut untuk diperiksa oleh sinar-X rohani, yang benar-benar memiliki hubungan dengan Allah. Dan dengan demikian kami akan memiliki gereja yang dibangun di atas dasar yang teguh.

Begitu kita mengerti bahwa Yesus sedang menantang iman kita. Yesus sedang menguji iman kita dan berkata, “Apakah kepercayaanmu itu pada Allah atau kepada jaminan dari dunia?” Bagaimana Anda menjawab pertanyaan itu? Saya tidak akan terkejut jika sebagian besar dari kita akan menjawab, “Ya, saya percaya kepada Allah dan juga kepada jaminan keamanan dari dunia. Saya ingin keduanya. Saya ingin memastikan bahwa masih ada jalan mundur yang tersedia. Jika Allah tidak menolong saya keluar dari kesulitan saya maka setidaknya saya dapat kembali kepada jaminan keamanan duniawi saya.” Dan itu Anda sebut sebagai iman. Itu adalah iman menurut definisi Anda. Tidak heran jika dunia memandang ke arah gereja dan berkata, “Keterlaluan. Orang-orang semacam ini berkata bahwa mereka percaya kepada Allah,” dalam hal apa Anda percaya kepada Allah?


Bergantung Sepenuhnya kepada Allah bukan berarti Kemalasan

Kita melihat bahwa Allah menempatkan iman kita melalui ujian ini. Ia ingin menguji apakah kita akan mempercayai-Nya untuk memenuhi kebutuhan kita. Atau apakah kita akan menaruh kepercayaan kita kepada jaminan dari dunia. Dan saya katakan kepada Anda bahwa pada saat saya sedang mengabarkan firman Allah ini, saya tidak ngomong kosong. Saya sudah menguji firman Allah ini, jika tidak maka saya tidak berhak untuk mengabarkannya. Saya mengenal Siapa yang saya percayai. Saya sudah mempertaruhkan seluruh hidup saya kepada-Nya selama bertahun-tahun. Saya mengalami pemeliharaan-Nya selama saya di Tiongkok untuk waktu 3 tahun. Seringkali saya bangun pagi tanpa mengetahui di mana saya akan mendapatkan makan siang saya, jangankan sarapan pagi. Pada masa itu saya tidak pernah sarapan pagi. Sampai hari ini, saya tidak pernah lagi sarapan pagi. Kebiasaan makan pagi sudah hilang.

Setiap hari saya memandang kepada Allah, dan berkata, “Tuhan, inilah anak-Mu. Saya tidak tahu harus pergi ke mana untuk mendapatkan makanan. Tetapi Engkau adalah Bapaku. Saya berserah kepada-Mu untuk memenuhi kebutuhan saya.” Dan Ia tidak pernah gagal memenuhi kebutuhan saya. Berapa tahun saya tinggal di Inggris? Pemerintah Inggris, karena saya warga negara Tiongkok, tidak pernah memberi saya ijin kerja. Akan tetapi Allah memenuhi segala kebutuhan saya. Anda pikir saya tidak mau bekerja? Sudah tentu saya ingin bekerja. Namun Allah tidak mengizinkan saya. Ia sedang mengajar saya, tahun demi tahun, sepanjang masa kuliah saya. Segalanya, Allah memenuhi kebutuhan saya. Saya hanya memandang kepada-Nya. Allah saya dapat dipercaya. Luar biasa hal yang sudah Ia lakukan. Pada waktu saya pergi ke Eropa dari Hong Kong. Waktu saya keluar dari Tiongkok, saya singgah sebentar di Hong Kong. Bagaimana saya bisa sampai ke Eropa? Saya tidak punya uang. Pemerintah Tiongkok mengijinkan saya untuk membawa 10 dolar RMB. Berapa lama saya bisa tinggal di Hong Kong dengan 10 dolar itu? Nilai 10 dolar RMB pada waktu itu mungkin sekitar 20 atau 30 dolar Hong Kong, saya tidak ingat persis. Bagaimana saya akan menjalani hidup di Hong Kong, apa lagi ke Eropa? Akan tetapi saat saya berdoa dan menanti jawaban-Nya, Allah telah menyatakan satu hal dengan sangat jelas kepada saya: “Aku akan membawamu ke Eropa. Aku ingin engkau pergi ke sana.”

Jadi saya upayakan berbagai cara, mencari pekerjaan, karena saya tahu bahwa orang Kristen tidak boleh duduk-duduk menunggu makanan diberikan. Burung-burung tidak bertengger di pohon dan menerima makanan. Burung terbang ke sana kemari mencari makan. Allah tidak pernah mengajarkan kita untuk menjadi pemalas. Kemalasan adalah kejahatan yang besar di dalam kehidupan Kristen. Saya pernah, sayang sekali, memecat salah satu rekan sekerja saya  di Inggris karena masalah kemalasan ini. Kami tidak mentolerir kemalasan. Allah ingin kita bekerja dan menjalankan bagian kita. Namun, Allah mempunyai cara untuk mengajar kita untuk percaya kepada-Nya. Jadi saya mulai mencari pekerjaan, dan namun tidak ada satu pun yang tepat, yang dapat memberi saya uang cukup untuk berangkat jauh meninggalkan Hong Kong. Sebuah sekolah milik lembaga Kristen menawarkan pekerjaan dengan gaji 160 dolar Hong Kong. Bayangkan, bagaimana Anda akan hidup di Hong Kong dengan uang sejumlah itu? Lalu saya mendapatkan sebuah pekerjaan lain yang sangat bagus, dengan tawaran beberapa ribu dolar Hong Kong per bulan. Namun Tuhan tidak mengizinkan saya untuk mengambilnya. Pekerjaan itu adalah sebuah pekerjaan tetap. Dan sebagai orang Kristen saya merasa bahwa saya harus jujur dan memberitahu mereka bahwa saya tidak akan tinggal lama di Hong Kong. Di Hong Kong sangat banyak pengangguran, jadi pekerjaan yang ideal tentunya adalah pekerjaan tetap. Dan saya hanya dapat bekerja untuk waktu satu tahun karena Allah ingin agar saya pergi ke Eropa. Jadi saya berkata sebagai orang Kristen, saya akan berkata yang sejujurnya, saya hanya dapat bekerja untuk jangka waktu satu tahun. Lalu mereka meminta saya untuk mempertimbangkan lagi, dan jika saya tidak bersedia mempertimbangkan untuk bekerja untuk jangka waktu yang panjang, maka saya akan kehilangan tawaran ini. Kemudian saya memutuskan untuk mendatangi kapten-kapten kapal dan berkata, “Dapatkah Anda memberi pekerjaan di kapal buat saya? Saya akan mengerjakan apa pun tugas yang tersedia bagi saya di kapal, saya bermaksud berangkat menuju Eropa.” Beberapa dari antara mereka dengan ramah berkata, “Jumlah anak buah di kapal kami sudah penuh, kami tidak bisa membawa Anda.


Kita Benar-benar Percaya saat Mengalami Pemeliharaan Allah

Namun Allah melakukan hal yang luar biasa. Melalui semua itu, Ia selalu memberi saya pelajaran. Anda tahu apa yang dilakukan oleh Allah? Jauh dari yang saya sangka, Ia berbicara kepada seorang wanita di Amerika. Saya rasa saya sudah pernah bersaksi tentang hal ini. Allah berbicara kepada wanita itu, “Aku ingin agar kamu pergi ke Hong Kong.” Wanita itu bertanya, “Untuk apa?”  Jawab Allah, “Pergilah ke sana dan Aku akan memberi tahu nanti.” Allah selalu memimpin selangkah demi selangkah. Jadi wanita ini berangkat ke Hong Kong, dan ia bertanya, “Apa yang Tuhan inginkan untuk saya lakukan di sini?” Wanita ini cukup kaya. Lalu akhirnya Tuhan menjelaskan semua ini kepadanya. Tugas wanita ini adalah untuk membiayai kepergian saya ke Eropa. Dia datang jauh-jauh dari Amerika, dari kota Portland di Oregon, Amerika, menuju Hong Kong untuk membereskan keperluan keberangkatan saya ke Eropa. Pada hari saya naik ke kapal, besoknya wanita itu terbang kembali ke Amerika, dan berkata, “Puji Allah! Sekarang saya tahu untuk apa Allah menyuruh saya ke sini.”

Saat itu saya berpikir, “Bukankah ini luar biasa? Apakah mungkin tidak ada satu orang pun di Hong Kong yang dapat mendengar suara Allah sehingga Allah mengirim seseorang dari Portland, Oregon, dari jauh, di belahan bumi yang lain, hanya untuk melakukan satu tugas?” Sejak saat itu, saya tidak pernah lagi mendapat bantuan dari wanita tersebut, tugasnya hanya untuk memastikan bahwa saya dapat berangkat ke Eropa. Bukankah ini luar biasa? Allah membawa saya keluar dari Shanghai menuju Hong Kong, lalu mengirim seseorang dari Amerika, terbang menuju Hong Kong untuk membiayai saya ke Eropa. Hanya jika Anda tahu Jalan Tuhan, maka Anda akan melihat yang lebih hebat lagi dari pada itu. Jika Anda mengenal Jalan Tuhan, Anda akan tahu bahwa Ia tak pernah gagal. Jika Ia menyuruh Anda untuk melakukan sesuatu, Ia ingin melihat Anda segera melakukannya agar Anda dapat berjalan bersama-Nya.

Allah dapat dipercaya. Namun jika Anda tidak pernah memulai, bagaimana Anda akan tahu bahwa Ia dapat dipercaya? Apa landasan iman Anda? Sekarang ini Yesus menantang Anda dengan berkata, “Percayakan pada Allah untuk segala kebutuhanmu.” Anda memiliki keluarga yang harus dicukupi kebutuhannya? Sudah tentu. Begitu pula para pengabar injil. Beberapa orang tampaknya lupa bahwa para pengabar injil juga memiliki keluarga. Dan Allah memenuhi kebutuhan mereka.


Sebuah Prinsip dalam Kehidupan Rohani

Apakah ini merupakan perintah dari Tuhan bahwa kita tidak boleh mengumpulkan harta di bumi? Hal ini bukanlah perintah mutlak. Yesus tidak berkata, “Aku melarang kamu, berdasarkan kaidah moral, untuk mengumpulkan harta di bumi.” Jika Anda mengumpulkan harta di bumi, hal ini bukan berarti Anda sudah berdosa secara teknis. Anda belum tentu berdosa karena sabda tersebut bukanlah suatu perintah yang mutlak. Sekarang mungkin Anda akan berkata, “kalau begitu baguslah. Jadi saya tidak harus mematuhinya. Bagus sekali, saya merasa jauh lebih enak sekarang.” Jangan terlalu cepat menyimpulkan. Sekali pun bukan perintah mutlak tetapi hal ini tidak kalah pentingnya karena kita sedang berurusan dengan prinsip kehidupan.

Anda dapat saja tidak melanggar hukum, tetapi Anda telah melanggar prinsip hidup. Dan jika Anda melanggar prinsip hidup, itu berarti Anda sedang mengancam keselamatan hidup Anda dengan akibat yang sama atau bahkan lebih parah dibandingkan dengan melanggar hukum. Melanggar hukum mungkin tidak membahayakan nyawa Anda. Melanggar aturan parkir mungkin hanya menimbulkan denda sejumlah uang. Ini tidak terlalu masalah. Akan tetapi melanggar prinsip hidup akan membahayakan nyawa dan kehidupan kekal Anda. Sebagai contoh, tidak ada hukum yang melarang Anda untuk merokok. Namun Anda tahu bahwa merokok dapat merusak paru-paru Anda, meningkatkan kemungkinan munculnya kanker dan serangan jantung. Jadi setiap kali Anda merokok, apa yang terjadi? Apakah polisi akan menangkap Anda? Tidak, karena tidak ada hukum yang Anda langgar. Akan tetapi apakah itu berarti bahwa Anda aman? Tidak sama sekali! Karena Anda sudah melanggar prinsip kehidupan jasmani. Anda sedang melakukan sesuatu yang membahayakan nyawa Anda. Hal yang sama berlaku juga dengan alkohol. Tidak ada pelanggaran hukum yang terjadi jika Anda minum minuman keras. Tidak ada polisi yang akan menangkap Anda hanya karena Anda telah membeli lima puluh botol minuman keras yang paling keras. Tidak ada hukum yang melarangnya. Namun jika Anda menghabiskannya, Anda sedang melanggar satu prinsip kehidupan jasmani. Anda sedang membahayakan nyawa Anda.

Jadi di sini Yesus sedang mengajarkan kita satu prinsip kehidupan. Bagaimana berjalan bersama Allah? Bagaimana kita bisa tahu bahwa ia adalah Allah yang hidup? Ia memberi Anda satu tantangan. Saya sudah menyebutkan sebelumnya, bahwa bukan Allah yang takut terhadap tantangan, kitalah yang mundur darinya. Ia berkata, “Ujilah Aku dan lihatlah. Aku tidak akan pernah gagal memenuhi kebutuhanmu jika engkau taat kepada-Ku. Lakukan apa yang Ku-perintahkan. Dan Aku akan mengerjakan bagian-Ku.” Bukankah ini sebuah ujian yang adil? Setiap orang berkata bahwa ia ingin membuktikan apakah firman Allah itu benar. Allah memberi Anda tantangan untuk membuktikannya. Lakukan saja. Allahku tidak pernah gagal. Saya tahu ini benar. Semoga Allah berbicara langsung ke dalam hati kita semua. Mari kita diam sejenak dan berdoa.

 

Berikan Komentar Anda: