Pastor Eric Chang | Matius 6:22-23 |
Mari kita lanjutkan eksposisi kita akan pengajaran Yesus di Matius 6, dan juga Lukas 11, sebagai ayat perbandingan. Matius 6:22-23 berbunyi seperti berikut:
“Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; tetapi jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu!”
Mari kita baca juga ayat perbandingannya. Sangatlah penting untuk memperbandingkan ayat-ayat Alkitab tatkala mempelajari firman Tuhan. Kita baca Lukas 11:33-36,
“Tidak seorangpun yang menyalakan pelita lalu meletakkannya di kolong rumah atau di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, supaya semua yang masuk dapat melihat cahayanya. Matamu adalah lampu bagi tubuhmu. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu. Tapi jika matamu jahat, gelaplah tubuhmu, karena itu perhatikanlah supaya terang yang ada padamu jangan menjadi kegelapan. Jika seluruh tubuhmu terang dan tidak ada bagian gelap, maka seluruhnya akan terang, sama seperti apabila pelita menerangi engkau dengan cahayanya”.
PERUMPAMAAN TENTANG PENGLIHATAN ROHANI
Ketika kita membaca pernyataan di atas, kita mungkin akan bertanya apa yang dimaksudkannya? Apa yang ingin disampaikan oleh Yesus kepada kita? Ia menyatakan bahwa “mata adalah pelita”, dan pelita itu adalah “pelita tubuhmu”. Jika matamu ‘tunggal’, (‘tunggal’ merupakan terjemahan yang harfiah, tetapi telah diterjemahkan sebagai ‘baik’ oleh LAI), maka seluruh tubuhmu akan menjadi terang. Tetapi jika matamu jahat atau sakit, maka seluruh tubuhmu akan penuh dengan kegelapan. Di sini Yesus berbicara dalam perumpamaan, seperti yang sering ia lakukan untuk mengajarkan hal-hal rohani kepada kita. Yesus ingin menyampaikan sesuatu yang penting kepada kita. Tidak ada hal yang tidak penting yang dikatakan oleh Yesus. Ia memberitahu kita sesuatu yang ada kaitannya dengan rahasia penglihatan rohani.
Sebelumnya mari kita memahami kata ‘mata’ ini secara literal karena itulah maksudnya sebuah perumpamaan. Kita mulai dari yang biasa, lalu bergeser dari yang kecil sampai yang lebih besar untuk memahami ajaran rohani yang Yesus ingin berikan kepada kita. Bukankah mata pelitanya tubuh? Jika kita memandang sekeliling sekarang, kita melihat cahaya di mana-mana. Segalanya terlihat baik-baik saja. Cahaya tersebut dibawa ke dalam tubuhmu. Yesus sekarang berbicara secara jasmani/fisik. Mata secara fisik, adalah pelita bagi tubuh, bukan pelita bagi akal (intelek) saya, bukan juga pelita bagi jiwa saya, tapi pelita bagi tubuh saya. Dan selama pelita itu bekerja dengan baik, kita mempunyai cahaya dalam tubuh kita. Coba tutup mata Anda dan lihat apa yang terjadi. Di saat Anda menutup mata Anda, segalanya menjadi gelap. Seketika itu juga Anda tiba-tiba berada dalam kegelapan. Lalu Anda buka mata Anda, dan semuanya menjadi terang kembali. Jadi di sini Yesus menggunakan suatu pengalaman umum untuk memberikan ajaran rohani yang penting kepada kita. Namun, sungguh mengherankan bagaimana pernyataan tersebut membuat susah banyak orang Kristen. Mereka tidak mampu mengartikan apa yang Yesus katakan. Namun Yesus mengatakan banyak hal yang penting kepada kita melalui pernyataan tersebut. Kita semua yang pernah bermain permainan anak-anak tahu dengan baik kalau Anda menutup mata dengan kain, semuanya menjadi gelap. Anda tidak dapat melihat tujuan Anda. Segera sesudah Anda berada dalam kegelapan, Anda menjadi tersesat, Anda tidak dapat melihat. Lalu, segera Anda merentangkan tangan Anda dan meraba-raba. Bukannya kegelapan yang mengelilingi Anda, tetapi Anda sendiri yang mengalami kegelapan tersebut. Cahaya masih bersinar di sekitar Anda, tapi Anda tidak dapat melihatnya, karena mata Anda tidak diperbolehkan untuk berfungsi. Begitu pula secara rohani, cahaya ada di sekeliling kita. Cahaya Tuhan bersinar atas kita. Tapi jika kita tidak melihatnya, alasannya bukan karena tidak ada cahaya. Alasannya karena ada yang kurang beres dengan mata rohani kita.
Kita harus senantiasa memeriksa eksposisi kita dan kita temukan bahwa kata yang diterjemahkan ‘baik’ oleh LAI berarti ‘tunggal’. Sangatlah penting untuk memahami hal ini, karena itulah kata kunci untuk seluruh nats ini. Kata tersebut berarti ‘tunggal’. Jika Anda menyimak kamus bahasa Yunani, Anda akan menemukan bahwa kata tersebut pada dasarnya tidak berarti ‘baik’, tetapi artinya ‘tunggal’, yaitu, Anda punya pandangan tunggal. Tahukah Anda kebalikan dari pandangan tunggal? Pandangan ganda atau pandangan kabur. Pandangan kabur tersebut dikarenakan mata yang tidak terfokus tajam. Anda tidak dapat melihat secara terfokus. Jika Anda dapat melihat dengan tajam, maka mata Anda sehat. Jika mata Anda tidak dapat melihat sesuatu dalam lintasan yang tajam dan jelas, maka mata tersebut kabur. Penglihatan Anda tidak lagi tajam. Makin memburuk keadaannya, makin kabur pula penglihatan Anda, hingga Anda tidak mampu melihat apapun. Mereka yang memakai kacamata, dapat membuktikannya dengan mudah. Lepaskan kacamata Anda dan penglihatan Anda tidak lagi tunggal. Apa gunanya lensa mata? Lensa mata membantu penglihatan Anda menjadi tunggal, sehingga menjadi tajam dan terfokus. Kalau Anda lepaskan kacamata, langsung penglihatan Anda tidak tunggal lagi. Garis pandang menjadi kabur, dan ada juga yang tidak dapat melihat apa-apa sama sekali. Segalanya kelihatan kabur. Jadi Yesus bukan berbicara tentang mata yang ‘baik’ dalam pengertian ‘sehat’ secara umum – tetapi apa yang penting bagi mata adalah penglihatan yang tajam, atau tunggal.
Yesus sengaja menggunakan kata “kegelapan” di sini karena kegelapan adalah lambang kebutaan dalam Alkitab. Anda dapat menemukan hal ini di Mazmur 69:23 atau Kisah Para Rasul 13:11. Dalam Kisah Para Rasul 13:11, seorang tukang sihir coba mencegah Paulus dari memberitakan Injil kepada Gubernur Siprus. Akan tetapi, Paulus menghadapinya dengan tegas dan kebutaan menimpa tukang sihir tersebut. Alkitab mengatakan bahwa “kegelapan” (perhatikan kata itu!) meliputinya. Orang itu harus merentangkan tangannya dan meraba-raba mencari seseorang untuk menuntunnya. Ia tidak dapat melihat lagi. Itu merupakan satu peringatan bagi orang-orang yang berusaha untuk mencegah penyebaran Injil dan melawan kekuatan Tuhan.
TIGA CARA MEMAHAMI MATA
Kita ingin memahami apa yang Yesus maksudkan ketika ia berbicara mengenai mata karena tentu saja Yesus tidak berbicara tentang hal ini secara jasmani belaka, tetapi ia ingin menyampaikan satu pelajaran rohani kepada kita. Setiap kata yang digunakan di sini dalam pengertian yang literal, herannya juga mengandungi pengertian yang rohani dalam Alkitab. Misalnya mata, mata mempunyai arti rohani yang penting dalam Alkitab. Mata sering digunakan dalam Alkitab bukan untuk menunjuk kepada mata jasmani, tetapi kepada mata rohani, yaitu kemampuan untuk melihat dan mengerti hal-hal rohani. Bahkan sekarang pun kita sudah terbiasa menggunakan kata ‘mata’ bukan untuk menunjuk pada mata jasmani, tetapi mata intelektual kita. Ketika saya berkata, “Apa Anda melihat maksud saya?” Bagaimana kita dapat melihat “maksud”? Tentu saja Anda tidak dapat melihat dengan mata jasmani Anda. Namun Anda dapat melihatnya dengan pengertian Anda, atau dengan intelek Anda. Intelek Anda bekerja layaknya mata. Oleh karena itu, apabila saya berkata, “Apa Anda dapat melihat maksud saya?”, saya bukannya menanyakan kalau mata Anda dapat melihat “maksud” saya, karena kata-kata bukanlah hal yang dapat dilihat oleh mata. Tetapi yang saya maksudkan ialah apakah akal Anda, atau mata pikiran Anda memahami apa yang saya katakan? Jadi pada umumnya ada tiga cara untuk memahami bagaimana kata ‘mata’ digunakan. Ada mata fisik, ada juga mata intelek, yang baru saya jelaskan. Anda melihat apa yang dikatakan orang dengan mata intelek. Anda mengerti apa yang dimaksudkan mereka. Dan yang terakhir, mata rohani yang memungkinkan Anda melihat kebenaran rohani. Dengan mata rohani, Anda melihat kemuliaan Allah.
Di dalam Alkitab berkali-kali dikatakan bahwa mata rohani kita telah dibuka dan sekarang kita dapat melihat. Paulus ketika ditugaskan untuk memberitakan Injil, ditugaskan untuk membuka mata orang-orang buta. Bukannya membuka mata jasmani mereka, (itu akan ia lakukan dari waktu ke waktu juga), tetapi untuk memampukan mereka mengerti Firman Allah. Ingatlah juga ketika mengutip perkataan Yesaya, Yesus mengumumkan bahwa pelayanannya adalah untuk membuka mata orang-orang buta. Yesus tidak menunjuk pada mata jasmani, tetapi menunjuk pada pengertian rohani. Begitu juga di Efesus 1:18, misalnya, kita membaca perkataan Paulus kepada jemaat di Efesus bahwa
“Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah terkandung dalam panggilan-Nya”.
Mata hati Anda telah dibuka. Inilah intinya. Banyak orang tidak memahami Injil, bukan karena mereka bodoh, tetapi karena mereka tidak mempunyai penglihatan rohani. Mereka buta secara rohani, maka mereka tidak mengerti perkara-perkara rohani. Itulah yang Yesus ingin katakan kepada kita, yaitu untuk mengerti mengapa beberapa orang dapat melihat, sedangkan beberapa orang tidak; mengapa seseorang dapat melihat keindahan dan kemuliaan Kristus, sedangkan seorang yang lain tidak dapat melihatnya. Orang tersebut tidak tahu apa yang begitu menggairahkan Anda, karena ia tidak dapat melihat apa-apa.
Saya kira kita mulai mengerti apa yang dimaksudkan Yesus. Mata yang bekerja dengan baik harus melihat dengan tajam. Tidak ada penglihatan yang terpecah. Tidak ada penglihatan yang kabur. Namun secara rohani, apakah artinya semua ini? Kita menemukan bahwa kata ‘tunggal’ itu digunakan dalam Perjanjian Lama untuk menunjuk kepada kesatuan hati. Ini sangatlah penting. Namun ada satu hal lagi saya ingin Anda mengerti, yaitu sebagaimana mata bagi tubuh, demikian jugalah roh manusia bagi jiwanya. Ini dapat ditemukan di Amsal 20:27, yang berbunyi
“Roh manusia adalah pelita TUHAN”.
Itulah kunci untuk memahami bagian dari ajaran Yesus ini. Sebagaimana mata bagi tubuh, demikian pula roh manusia bagi jiwanya. Sebagaimana mata berguna bagi tubuh, demikian pula akal (intelek) manusia berguna bagi kemampuannya dalam mengerti sesuatu. Adalah penting untuk memahami bahwa Yesus tidak berbicara mengenai pengertian intelektual. Ia berbicara tentang pengertian rohani. Keduanya sangatlah berbeda. Anda hanya dapat melihat hal-hal rohani dengan roh Anda, sama halnya dengan mata jasmani Anda hanya dapat melihat hal-hal jasmani. Akal (Intelek) Anda melihat hal-hal intelektual dan roh Anda melihat hal-hal rohani. Masing-masing punya fungsi tersendiri. Saya tidak dapat menggunakan mata saya untuk melihat hal-hal intelektual maupun kebenaran rohani dari Tuhan. Anda pun tidak dapat menggunakan mata intelek Anda jika Anda buta terhadap hal-hal jasmani. Akal Anda adalah mata untuk melihat kebenaran intelektual. Anda tidak dapat sembarangan menukarnya dan berkata, “mata saya tidak berfungsi dengan baik, saya rabun jauh, jadi saya akan menggunakan mata intelektual saya untuk melihat”. Gampang sekali jadinya jikalau Anda dapat melakukannya, jikalau Anda mampu menukar fungsi mata tersebut. Masing-masing mata punya fungsi sendiri-sendiri. Anda mungkin sudah punya penglihatan jasmani, dan juga penglihatan intelektual, tetapi mungkin Anda tidak punya penglihatan rohani, dan inilah yang Yesus bicarakan. Anda mungkin orang terpandai di dunia, tetapi secara rohani Anda bisa jadi sama butanya dengan kelelawar. Apakah Anda sadar akan hal itu? Anda mungkin punya penglihatan jasmani yang bagus, tetapi Anda terlalu bodoh sehingga tidak dapat mengerti kebenaran intelektual sama sekali karena pikiran Anda tidak mampu menangani kebenaran intelektual tersebut. Atau mungkin seorang yang lain parah rabun-jauhnya, namun ia mampu mengerti kebenaran intelektual, karena pikirannya tajam. Mata pikirannya sangat tajam. Semua ini haruslah Anda mengerti untuk menangkap ajaran Firman supaya Anda mengerti apa yang Yesus katakan kepada kita dengan jelas.
KEMAMPUAN UNTUK FOKUS PADA HAL-HAL ROHANI
Sekarang, kita dapat melihat mengapa ada hubungan perbandingan di antara ketiga hal tersebut. Anda dapat menggunakan salah satunya sebagai perbandingan atas yang lain karena ketiganya sejajar, maka dari itu ketiganya bisa digunakan sebagai perbandingan. Kita menyadari sekarang bahwa mata jasmani hanya dapat melihat dengan tajam dan jelas kalau pandangannya tunggal. Inilah kata yang sangat penting disini: ‘tunggal’. Demikian pula secara rohani, jika Anda ingin melihat sesuatu secara jelas, penglihatan rohani Anda haruslah juga tunggal. Kata ‘tunggal’ kalau diterapkan dalam pengertian rohani berarti pengabdian (devosi) yang tak terbagi-bagi, perhatian yang tak terbagi-bagi, dan kemampuan untuk berfokus tajam pada hal-hal rohani. Beberapa orang mempunyai penglihatan rohani, tetapi masih begitu kabur. Mereka mengerti sedikit namun belum sepenuhnya mengerti. Mereka sepertinya sedikit kebingungan. Mereka kelihatan mengerti, tetapi saat Anda menanyai mereka lebih jauh, mereka tidak mengerti. Mereka memakai pernyataan-pernyataan dan kutipan-kutipan yang diucapkan banyak orang Kristen dan karena mereka memakai kutipan tersebut, mereka pikir mereka sudah mengerti. Saat Anda menanyai mereka lagi secara saksama dan menginterogasi mereka, ternyata mereka tidak mampu menjawab. Mereka tidak terlalu mengerti bahkan ajaran-ajaran dasar yang seharusnya diketahui. Mereka tidak mengerti apa artinya Iman. Mereka tidak mengerti mengapa Yesus harus mati. Mereka tidak mengerti pertanyaan-pertanyaan penting ini. Mereka juga tidak mengerti mengapa sangat penting bagi orang Kristen untuk hidup dalam kuasa Roh. Mereka pikir semua ini sudah mereka pahami, tapi nyatanya tidak. Jika terang yang ada padamu itu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu! Pastikan kalau terang yang Anda miliki itu memang benar-benar terang; dan apa yang Anda pikir Anda lihat dengan jelas, Anda memang melihatnya dengan jelas. Tiada yang lebih buruk dari penipuan terhadap diri sendiri, atau berjalan di dalam kegelapan, namun berpikir kita berjalan dalam terang.
Jadi penglihatan tunggal tentunya adalah lawan dari penglihatan yang terbagi. Pandangan tunggal tidak menyilang atau juling. Mata menyilang adalah kalau kedua mata melihat ke tengah-tengah dan juling adalah kalau kedua mata melihat ke samping. Beberapa orang punya masalah ini dan kita janganlah mentertawakan atau mengolok-olok mereka. Mereka adalah orang-orang yang malang. Saya tahu bahwa kelainan ini dapat diatasi dan kita merasa senang karena kelainan tersebut dapat dibetulkan melalui operasi. Masalahnya kalau persoalan ini tidak dibetulkan, maka mata yang satu melihat ke arah ini, sedangkan yang satunya lagi ke arah sana. Kita tak tahu kalau mereka melihat ke arah kita atau tidak, bingung jadinya! Saya sering bertanya-tanya saat Tuhan melihat kita, apakah Ia tahu kita melihat ke arah-Nya atau tidak, karena mata kita yang satu melihat-Nya, sedangkan mata yang lain melihat ke arah dunia. Dalam situasi seperti ini, apa yang Anda alami? Anda mengalami penglihatan ganda rohani! Saya jamin tidak ada orang Kristen yang satu matanya melihat Tuhan, sedangkan mata yang satu lagi melihat dunia, dapat melihat hal-hal rohani secara jelas. Tidak mungkin Anda dapat melihat dengan jelas seperti ini. Hanya jika seluruh perhatian Anda terpusat pada Tuhan, maka pandangan Anda menjadi tunggal. Hanya jika saya tidak melihat hal-hal yang lain selain Tuhan, saya dapat melihat kebenaran rohani. Tanyailah diri Anda sekarang, seperti apakah penglihatan Anda sekarang? Apakah pandangan Anda terpusat pada Tuhan? Ataukah terpusat sedikit pada Tuhan dan sedikit di sana-sini, sehingga Anda tidak dapat melihat apa-apa? Penglihatan Anda kabur atau bingung dan itu merupakan suatu masalah bagi banyak orang Kristen. Jadi rahasia pertama tentang penglihatan rohani adalah bahwa Anda harus fokus seutuhnya pada Tuhan jika Anda ingin melihat dengan jelas dalam kehidupan rohani Anda. Jika Anda ingin melihat kemuliaan Kristus, maka janganlah mendua hati. Orang yang mendua hati tidak dapat melihat apapun dengan jelas.
Lebih ngeri dari itu: ketika Anda berdoa, Tuhan tidak akan menjawab. Saya mengatakan hal ini atas wewenang dari Alkitab, bukan wewenang saya sendiri. Ketika Anda berdoa dengan penglihatan yang terbagi-bagi, Tuhan tidak akan menjawab. Ini dapat kita baca dalam Yakobus 1:8 di mana Yakobus berkata, “orang yang mendua hati janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan“. Jika orang itu berdoa, takkan ada jawaban dari Tuhan, karena dia terombang-ambing dalam semua jalan hidupnya. Hanya orang yang berpikiran tetap, orang yang sepenuhnya taat akan Tuhanlah yang doanya dijawab. Tetapi orang yang mendua hati tidak akan menerima apa-apa. Tuhan tidak mau mendengarkan orang macam ini. Jika doa Anda tak terkabulkan, sebaiknya Anda menanyai diri Anda: Apakah Anda taat sepenuhnya pada Tuhan? Apakah pandangan Anda terfokus pada Dia? Ataukah Anda masih mencoba main-main, melayani dua Tuan, dimana satu kaki berada di Kerajaan Allah, sedangkan kaki yang satu lagi di dunia? Anda tak boleh berbuat semacam itu. Tuhan tidak menerima orang seperti itu. Saya sudah sering kali memperingatkan orang di dalam pertemuan, konferensi, dimanapun juga bahwa hanya ada satu jenis orang Kristen yang diterima oleh Tuhan, yaitu orang Kristen total – seorang yang berkomitmen total pada Allah. Orang yang terbagi hatinya tidak akan diterima oleh Allah. Jika dia berdoa, Tuhan tidak mendengarkan. Apa gunanya jadi orang Kristen jika Allah tidak berbicara dan mendengarkan kita?
KARAKTER YANG RUMIT MEMPENGARUHI PENGLIHATAN ROHANI
Hal kedua yang perlu kita ketahui tentang kata ‘tunggal’ sesuai dengan penggunaan aslinya adalah sebagai berikut: kata ini juga berarti “sederhana”. Apa yang tunggal biasanya juga sederhana. Sederhana berarti tidak rumit, tidak tercampur aduk, tidak palsu, tidak membingungkan dan tidak sulit untuk dimengerti. Apakah Anda tipe orang yang rumit? Apakah iman Anda terpusat hanya pada Tuhan? Jikalau Anda mempunyai penglihatan yang terbagi-bagi, segalanya menjadi sangat rumit. Anda harus memilih-milih hal yang baik dari yang jahat. Banyak orang Kristen yang terlihat bingung. Kebingungan itu disebabkan oleh kerumitan karakter. Mereka mendapati segala-galanya amat rumit. Mereka tidak dapat memutuskan mana yang baik dan mana yang salah. Segalanya menjadi sangat rumit bagi Anda. Kadang-kadang ada orang bertanya pada saya. Sepertinya pertanyaan yang diajukan itu gampang sekali, tetapi tampaknya bagi mereka sangat sulit. Alasannya bukan karena mereka bodoh, tetapi karena mata rohani mereka tidak terfokus. Mereka bikin bingung diri mereka sendiri. Mereka melihat satu hal, lalu mereka melihat hal yang lain. Mereka tidak tahu mana yang benar karena penglihatan mereka tidak tajam.
Ini ada kaitannya dengan karakter kita, yaitu tidak rumit. Orang Kristen yang taat bukanlah orang yang rumit. Ia adalah orang yang terus terang. Segala-galanya jelas bagi dia. Orang seperti ini, pendiriannya sangat jelas. Tetapi orang Kristen yang mendua hati sangat rumit. Anda tidak tahu apa pendiriannya. Orang tersebut terlalu campur aduk pikirannya. Saya mohon kepada setiap orang Kristen agar belajar untuk tidak menjadi orang yang rumit. Tahukah Anda bahwa hampir mustahil bagi dua orang yang rumit untuk menjalin persahabatan? Kadang-kadang susah sekali mengerti saudara-saudara kita terutama yang berasal dari Hong Kong. Mereka sangat rumit. Saya harap mereka bisa lebih sederhana seperti saya. Saya orangnya sederhana. Pikiran yang rumit tidak saya mengerti. Mereka mengucapkan sesuatu yang tidak mereka maksudkan. Anda pikir mereka memaksudkannya lalu Anda berpegang pada kata-kata mereka dan mereka jadi tersinggung. “Hei, apa salahku?” Mereka mengatakan sesuatu dan Anda berpegang pada kata-kata mereka dan ternyata mereka tidak memaksudkannya. Misalnya, jika Anda ingin lebih banyak nasi, janganlah berpura-pura dan berkata, “Tidak, tidak, aku tak mau lebih banyak nasi”. Namun demi kesopanan kita berkata, “Tidak, tidak, aku tidak mau lagi.” “Makanlah sedikit lagi” “Baiklah, baiklah, sedikit lagi.” Mengapa tidak katakan saja, “Tentu saja! Bagus! Bagus! Aku suka nasi ini!” Biar kami tahu apa pendirian Anda. Pada akhirnya, Anda tidak tahu apakah orang itu semata-mata ingin tampak sopan. Apakah ia memaksudkan kata-katanya? Saya tidak tahu berapa kali saya telah mencoba untuk mengetahui apakah perkataan yang diucapkan seseorang itu ikhlas atau tidak. Marilah kita menjadi orang yang lebih simpel.
Sebagai orang Kristen, kita harus jujur satu dengan sama lain. Kita tidak perlu bermain “catur” satu sama lain, bermain siasat, “Apa saya telah membuat langkah yang benar? Apa maksud dia? Apa yang dinyatakan secara tidak langsung dengan pernyataan tersebut?” Ah! Begitu rumit sekali. Beberapa orang tampaknya dibesarkan seperti itu. Mereka telah menjadi “ahli-ahli catur”. Saya yakin mereka dapat mengalahkan saya dalam permainan catur kapan pun. Ketika Anda mengucapkan sesuatu, mereka akan berkata, “Apa sih dibalik pernyataan itu?” walaupun saya tidak bermaksud apa-apa. Namun mereka yakin ada sesuatu di balik kalimat yang Anda ucapkan, “Tidak ada orang berbicara dengan begitu sederhana, pasti ada sesuatu di balik pernyataan itu.” Mereka tidak dapat bayangkan kalau Anda dapat mengatakan sesuatu yang tidak mengandungi maksud lain di baliknya. Inilah yang membuat persahabatan dengan orang seperti ini mustahil. Saya benar-benar tidak mengerti beberapa orang. Saya putus asa karena saya tidak dapat memahami mereka. Mereka mengatakan sesuatu tetapi ternyata mereka tidak memaksudkannya. Ya ampun! Di gereja kita harus belajar bahwa orang yang rohani adalah orang tidak rumit. Katakan saja apa yang Anda maksudkan, dan katakannya dengan kasih, agar kita semua tahu apa pendirian masing-masing. Begitulah sifatnya seorang yang rohani. Bukankah baik karena kita dapat datang kepada Tuhan tanpa perlu “bermain catur” dengannya? Bayangkan kalau kita perlu “bermain catur” dengan Tuhan, saya tidak tahu bagaimana saya bisa menang. Kita pasti akan selalu kalah dan ia pasti akan menang terus. Betapa senangnya kita, karena kita bisa datang kepada Tuhan dan kita tidak perlu menerka-nerka apa ia punya maksud lain kalau ia mengucapkan sesuatu. Hubungan Anda dengan dia bisa terus terang, jujur dan penuh kasih. Jadi mari kita waspada terhadap karakter yang rumit ini.
KEMURAHAN DENGAN KEKAYAAN
Yang ketiga, kata Yunani tersebut juga berarti ‘murah hati’, atau ‘baik hati’. Ini menarik sekali. Jika kita menerapkannya ke dalam dunia rohani, sangat mudah untuk dimengerti. Jika mata Anda hanya tertuju kepada Allah, dan bukan kepada Mamon, Anda pasti akan bermurah hati dalam menggunakan Mamon tersebut. (Mammon artinya kekayaan, uang atau harta milik.) Jika Allah lebih berarti bagi Anda daripada uang, maka jelaslah Anda tidak akan berpegang pada uang. Anda akan berpegang pada hal yang menurut Anda lebih berarti. Anda menjadi sangat murah hati dengan benda-benda duniawi, jika Allah sudah mengubah Anda dan mata Anda tertuju kepada-Nya. Mata yang tertuju kepada Allah adalah rahasia kemurahan hati. Saya perhatikan bahwa seorang manusia Allah memang selalu seperti itu. Karena mata mereka terpusat kepada Allah, mereka tidak tertarik dengan kekayaan dunia ini. Mereka tidak akan mengambil kekayaan tersebut karena mereka tidak tertarik. Saya merasa terkesan dengan Wesley, yang merupakan seorang manusia Allah yang besar. Ketika ia mulai berkhotbah untuk pertama kalinya di sebuah gereja kecil, ia hanya menerima 25 shilling sebulan pada masa itu. Apabila gereja tersebut bertumbuh lebih besar, gajinya meningkat, tetapi ia masih menggunakan gajinya terdahulu. Ia tidak perlu lebih, sehingga sisa gajinya ia kembalikan untuk dipergunakan dalam pekerjaan Tuhan. Ketika ia meninggal, seluruh harta miliknya hanya satu pound sekian, sedikit lebih besar dari gaji yang biasa diterima per bulannya. Ia tidak punya simpanan apapun, semuanya telah habis. Ia tidak mengumpulkan harta di dunia. Kita mengumpulkan harta di dunia karena mata kita satunya melihat pada dunia, yang satunya lagi pada Tuhan. Mata kita tidak sepenuhnya terpusat pada Tuhan. Kemuliaan Tuhan belum menguasai hati kita, dan karena itu kita masih berpegang pada dunia ini.
Anda akan mendapati orang-orang saleh pada umumnya sangat murah hatinya. Kadang-kadang begitu murah hati sehingga kita mengalami masalah. Setiap kali saya keluar dengan saudara saya, William atau Pendeta Yu, saya selalu merasa risih. Di setiap toko, kami seperti orang-orang gila karena kami selalu berebut-rebut untuk membayar. Hal ini terjadi bukannya karena adat sopan santun orang Tionghoa. Saya tidak mau ia membayar karena saya tahu ia hanya punya sedikit uang. Sebaliknya, ia menganggap keperluan saya lebih besar dari keperluannya, karena itu ia tidak mau saya membayar. Makanya kami tidak habis-habisnya berebut-rebut di sana. Kadang-kadang ia memakai tipu muslihat, supaya ia yang dapat bayar. Suatu hari ia pergi ke warung makan dengan saya. Saya berkata, “kamu tidak akan bayar, kan?” Secara mengejutkan dan dengan polosnya ia berkata, “Ok! Ok!” sambil memberikan dompetnya kepada saya. Saya pikir, “Ini lucu, aneh sekali!” Jadi saya masukkan dompetnya ke dalam saku celana saya. Saya pikir kali ini saya merasa sedikit lega. Tetapi sesampainya di kasir apa yang terjadi? Ternyata ia sudah bayar. Anda tahu apa yang dia lakukan? Ia mengambil uangnya dari dompet, menaruhnya ke dalam saku celananya, lalu memberikan dompet yang kosong itu kepada saya. Sungguh suatu usaha agar ia yang membayar. Dan saya perhatikan bahwa manusia Allah selalu seperti itu, bukan karena mereka mau pamer, tetapi karena mereka ingin merasakan sukacita dalam membantu orang lain. Anda menjadi murah hati, kalau mata Anda terpusat kepada Allah. Ini bukan berarti Anda perlu memberi kepada orang yang sudah kaya. Kita tidak usah bermurah hati kepada orang kaya, karena mereka sudah punya lebih dari cukup. Mengapa menyusahkan diri untuk memberi kepada mereka? Kepada orang miskinlah kita perlu bermurah hati. Kita tidak perlu mengesankan orang kaya dengan kemurahan kita. Mereka boleh saja menganggap kita pelit, tidak apa-apa. Mereka sudah punya lebih dari cukup, tapi orang yang perlu kita bantu adalah orang miskin. Jika Anda memberi sesuatu kepada orang yang berada, barangkali mereka akan berkata, “apa ini?” Tetapi jika Anda memberikan benda yang sama kepada orang miskin, wow, mereka menganggapnya begitu berharga. Jadi kenapa tidak berikan saja kepada orang miskin? Biarkan orang kaya membantu diri mereka sendiri. Itulah prinsip saya.
Dan karena mata kita tertuju kepada Allah, maka penglihatan kita menjadi jelas. Perhatikan ini: karakter Anda menjadi tulus, tidak rumit, mudah dimengerti, tidak saling memperdaya, tidak mempergunakan teknik psikologis untuk saling menguasai. Saya diberitahu bahwa kesenian diplomasi adalah mempengaruhi orang agar mau melakukan apa yang kita inginkan dan menyukainya. Mereka pikir mereka melakukan apa yang mereka ingin lakukan, tetapi pada kenyataannya, mereka melakukan apa yang kita ingin mereka lakukan. Saya diberitahu bahwa itulah puncaknya kesenian psikologi jika diterapkan secara praktis. Kita bisa saja berbuat seperti itu, kita susun tipu daya untuk membuat orang mau melakukan apa yang kita mau dan membuat mereka percaya bahwa itulah yang ingin mereka lakukan. Oh! Begitu cerdik, tetapi di mata Tuhan, itu suatu kebodohan! Kita harus belajar untuk memfokuskan mata kita kepada Tuhan, supaya karakter kita menjadi sederhana dan kemudian kita menjadi murah hati dengan benda-benda duniawi, karena kita sekarang sudah mengenal Allah. Ketika kita baca Mazmur 23, “TUHAN adalah gembalaku, tidak akan kekurangan aku“, apakah Anda mempercayainya atau tidak? Saya penasaran apa ada orang Kristen yang mengutip kalimat yang tidak mereka percayai? Itulah yang disebut orang Kristen yang rumit. Itulah penglihatan terbagi, yaitu menggunakan kata-kata tanpa memaksudkannya. Jika Anda percaya kalimat tadi, katakanlah, kalau tidak, ya tidak usah dikatakan. “Aku tidak akan kekurangan,” baik jasmani maupun rohani, kita dapat melihat betapa benarnya hal tersebut.
HIDUP DALAM PENYERAHAN PENUH KEPADA TUHAN
Yang keempat, kata ‘tunggal’ itu juga bermakna ‘keseluruhannya’ atau ‘sepenuhnya’. Jika mata kita yang satu melihat ke sini, yang lain ke sana, Anda tidak dapat melihat seluruhnya ke satu arah pada waktu yang sama. Pandangan Anda terbagi. Namun apa yang tunggal itu ‘menyeluruh’, yaitu sepenuhnya terfokus dalam satu arah. Ini sangat penting dan inilah artinya nas ini. Dalam kedua nas ini, Anda dapat menemukan kata ‘seluruh’ – “seluruhnya akan terang“. Di Lukas 11:36 kita baca,
“jika seluruh tubuhmu terang dan tidak ada bagian yang gelap, maka seluruhnya akan terang, sama seperti apabila pelita menerangi engkau dengan cahayanya”.
Jadi, orang yang berpenglihatan tunggal adalah orang yang seluruhnya dan sepenuhnya mengarah kepada Tuhan. Saya berdoa kepada Tuhan agar setiap orang Kristen di gereja ini menjadi orang Kristen yang total, orang Kristen yang matanya seutuhnya terfokus pada Tuhan, agar dalam tahun yang datang Anda tidak menderita penglihatan ganda, yang mana ketika Anda berdoa, Tuhan tidak mau mendengarkan; Anda hidup dalam kebingungan dan melarat. Keuntungan rohani apa yang Anda dapatkan? Saya menyarankan kepada Anda supaya sebaiknya Anda memutuskan apakah penglihatan Anda diarahkan seutuhnya kepada Tuhan, atau seutuhnya kepada dunia. Tidak ada hal yang lebih buruk daripada keberadaan yang tidak tentu – di sini tidak, di sana juga tidak. Apa gunanya hidup seperti itu? Setidaknya kalau Anda mau mati, nikmatilah dulu dunia ini sebelum mati. Makanya pusatkanlah mata Anda pada dunia seutuhnya! Jangan berkompromi! Putuskan apakah Tuhan seutuhnya atau dunia seutuhnya! Jika Anda mau menikmati dunia, silahkan! Anda masih mempunyai 15 atau 20 tahun. Akhirnya, Anda akan turun ke dunia orang mati juga. Anda akan turun ke neraka. Buatlah pilihan Anda: nikmatilah 15 tahun yang sisa itu dan tanggung akibatnya selama kekekalan. Setidaknya Anda menikmati dunia ini. Betapa sengsaranya orang yang satu matanya di sini, satu di sana! Hidupnya berakhir di tempat yang sama seperti orang yang pertama, yaitu di neraka. Ia bahkan tidak mendapat 15 tahun masa kesenangan duniawi. Saya pikir ini bukan penalaran yang baik. Saya tidak yakin orang seperti ini tahu bagaimana mengatur kehidupannya. Bagi saya, saya akan memilih salah satu: sepenuhnya mengabdi kepada Allah atau sepenuhnya mengabdi kepada dunia. Maka dari itu, tentukanlah pilihan Anda!
Namun saya tidak berniat untuk mengabdi kepada dunia. Anda juga tentukan pilihan Anda. Mengapa menjalani tahun-tahun ke depan dalam kebingungan rohani? Apa gunanya? Anda tidak tenang, dan tidak ada sukacita. Mengapa susah-susah menyebut diri Anda orang Kristen? Apa yang Anda capai? Apa yang Anda lakukan dalam doa? Tidak ada gunanya. Segala-galanya atau tidak sama sekali. “Jika seluruh tubuhmu terang dan tidak ada bagian yang gelap“, inilah yang disebut orang Kristen. Tidak ada bagian yang gelap karena terang dari Allah bersinar sepenuhnya atas kita. Kita seharusnya seperti itu! Itulah kehidupan yang harus kita jalani. Apabila kita dipenuhi dengan terang, kita akan menjadi terang. Yesus berkata: “Kamu adalah terang dunia“. Bagaimana kita menjadi terang? Kita menjadi terang saat kita dipenuhi dengan terang. Tidak ada bagian dari kita yang gelap. Mengapa ada banyak orang Kristen yang tidak dapat memberi kesaksian? Mereka pikir bersaksi berarti mencari orang lalu berbicara kepada mereka. Kita seharusnya bersaksi melalui kehidupan kita. Bagaimana kita bersaksi melalui kehidupan kita? Kita bersaksi melalui kehidupan apabila seluruh tubuh kita dipenuhi dengan terang Allah. Jadi perhatikan hal ini baik-baik. Apakah Anda dipenuhi dengan terang? Tanyalah diri Anda dengan jujur. Atau masih ada bagian yang dipenuhi oleh kegelapan? Adakah bagian yang masih dipenuhi dosa? Adakah bagian yang penuh dengan kebingungan rohani? Adakah bagian yang tidak dimiliki Tuhan? Biarkan saya mengatakannya sekali lagi: Tuhan tidak akan menerima Anda seperti ini. Allah hanya menerima orang yang total, yang sepenuhnya menyerahkan dirinya kepada-Nya.
Saya ingin mengatakan sekali lagi bahwa menyerahkan diri kita sepenuhnya kepada Allah, bukan berarti Anda harus bekerja full-time untuk melayani Allah. Kita akan berbicara tentang pelayanan full-time lain kali setelah Anda belajar dulu untuk mempersembahkan dirimu sepenuhnya kepada Allah baik itu di sekolah, di tempat kerja, di universitas, atau dimana saja. Menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah bukan bermaksud kita harus hidup terasing. Orang yang rohani tidaklah terpisah dari kehidupan sehari-hari dan dari kenyataan yang ada. Tidak! Saya mengikuti berita setiap hari. Saya mengamati segala yang terjadi di dunia karena orang yang rohani tidak berkhayal dalam dunia asing. Ia berada di dunia ini, bukan di dunia akan datang, untuk berfungsi sebagai terang bagi dunia ini. Ia berada di sini untuk melakukan suatu pekerjaan bagi Allah. Kita tidak dapat melakukan tugas tersebut kalau kita tidak tahu apa yang terjadi di dunia ini. Saya terkejut waktu mengetahui beberapa orang Kristen yang tidak mendengar berita, mereka tidak pernah membaca surat kabar, mereka sama sekali tidak tahu apa yang terjadi di dunia ini. Kita tidak boleh hidup seperti itu di dunia ini. Setiap orang Kristen hidup dalam dunia yang nyata. Kita harus berfungsi sebagai terang di sini dan pada masa kini. Itulah tugas kita. Bagaimana kita dapat berfungsi sebagai terang? Itu terjadi apabila kita dipenuhi dengan terang, yaitu saat terang Allah mengalir ke dalam hati kita karena kita memusatkan perhatian kepada-Nya. Inilah rahasia penglihatan rohani.
DOSA MENYEBABKAN KEBUTAAN ROHANI
Lukas 11:36 berbunyi seperti ini, “Jika kamu berpusat sepenuhnya pada Allah, maka tidak ada bagian yang gelap. Terang akan bersinar atas dirimu dan menjadikan kamu terang”. Namun sudahkah Anda memiliki penglihatan rohani itu? Banyak orang berkata, “Aku akan jadi orang Kristen yang hebat, kalau ada terang bersinar atasku. Lalu aku akan mendapat penglihatan rohani”. Itu urutannya salah saudara-saudara! Urutannya bukan seperti itu. Pertama, terang Allah memang sudah ada. Anda harus mengalihkan perhatian Anda seluruhnya kepada Dia. Kemudian terang-Nya bersinar atas kita dan menerangi kita. Habis itu baru kita mendapat penglihatan rohani. Penglihatan rohani tersebut sedang menunggu kita! Kita tidak perlu menunggu untuk mendapatkannya. Saat ini juga Allah siap mengalirkan terangnya kepada kita. Kita tidak perlu menunggunya untuk datang. Begitu pula bagi orang non-Kristen. Mata Anda gelap, Anda buta secara rohani. Mengapa? Karena dosa. Selama ada dosa dalam hidup Anda, Anda takkan dapat melihat dengan jelas. Bukannya karena Anda bodoh, tetapi karena ada dosa dalam hidup Anda, karena ada keegoisan dan kesombongan dalam hidup Anda, sehingga Anda tidak mampu melihat. Datanglah kepada Tuhan dan Ia akan membuka mata Anda, sehingga Anda dapat mengerti hal-hal rohani. Sudah banyak kali saya menyaksikan sukacita orang yang dulunya buta rohani, tapi mereka datang pada Tuhan. Mereka berlutut dihadapan-Nya dan berkata, “Tuhan aku buta sekali! Aku mengakui semua dosa-dosaku, bukalah mataku sehingga aku dapat melihat!” Dan Tuhan menjamah mereka, membuka mata mereka dan mereka dipenuhi dengan terang. Mereka berkata kepada saya, “Hal-hal yang aku tidak mengerti dulu, dapat aku mengerti sekarang. Apakah aku bertambah pintar?” Saya jawab, “Tidak! Anda tidak bertambah pintar.” Jangan mulai merasa bangga sekarang. Hal tersebut terjadi semata-mata karena Allah sudah membuka mata Anda sehingga Anda dapat mengerti banyak perkara rohani. Orang-orang tadi sangat senang karena mereka dapat mengerti hal-hal yang mereka tidak mengerti sebelumnya. Penglihatan rohani datang saat mata kita beralih kepada Allah dari dunia dan dari diri sendiri. Saya berdoa agar Tuhan menghapuskan dosa kita agar kita dapat berfokus secara total kepada-Nya.
Yesus juga memberikan satu peringatan yang terakhir, yang sudah saya sebutkan sebelumnya, yaitu,
“Jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu”.
Begitu pula Lukas berkata,
“Karena itu perhatikanlah supaya terang yang ada padamu jangan menjadi kegelapan.”
“Perhatikanlah!” berarti Anda harus melakukan sesuatu. Di Lukas 11:35 Yesus berkata, “Berhati-hatilah! Aku tidak menjamin kalau terangmu akan selalu tetap terang. Kamu harus berhati-hati!” Mengapa? Karena mata kita bisa saja berpaling lagi ke tempat lain. Hati kita mungkin mulai mendua lagi. Mungkin mata kita pernah suatu ketika berfokus pada Tuhan, seperti murid-murid Yesus, tapi dunia menyeret dan menggoda kita, sehingga perhatian kita berpaling dari Dia lagi. Saudara-saudara, saya mohon kepada Anda, jaga mata Anda agar tetap terfokus pada Tuhan. Hati-hatilah karena dunia suka mempesonakan Anda. Anda berkata, “Apa yang begitu berkilau itu tadi?” Lalu Anda berbalik dan melihatnya, maka dunia sudah mendapatkan Anda dan menguasai perhatian Anda. Dunia ini penuh dengan hal-hal yang mempesonakan dan benda-benda kilau-kemilau yang sangat menarik. Anak-anak, kita dapat mengalihkan pandangan mereka dengan mudah. Ambil saja satu benda kecil yang mempesonakan, dan matanya langsung menempel pada benda itu. Kalau Anda menggerakkan benda itu ke sini, matanya bergerak ke sini juga. Anda menggerakkannya ke sana, ia bergerak ke sana juga. Saya melihat banyak orang Kristen ditangkap dunia dengan cara yang sama. Dunia mempamerkan beberapa benda di hadapan mereka, langsung mereka jadi terlena. “Perhatikanlah supaya terang yang ada padamu jangan menjadi kegelapan“. Kalau tidak penglihatan sehat yang Allah berikan itu akan merosot lagi karena dosa. Jangan menganggap enteng hal ini!
JANGAN BIARKAN SIAPAPUN ALIHKAN PERHATIAN KITA DARI ALLAH
Saya katakan ini khususnya kepada anak muda. Tetap fokuskan mata kalian pada Tuhan. Biasanya anak muda punya masalah dengan pacar kan? Orang tua punya masalah mereka tersendiri. Saya sudah lihat banyak anak muda yang hatinya taat dan berpusat pada Tuhan, sampai mereka punya pacar. Pada waktu malam, Anda mimpi. Apa yang Anda lihat dalam mimpi? Wajah Yesus? Bukan, Anda melihat wajah pacar Anda itu. Lalu saat Anda bangun pagi, Anda melihat wajah pacar yang cantik itu lagi, begitu pula pas mau tidur. Sepanjang hari Anda membayangkan wajah pacar Anda. Saat makan, Anda melihat wajahnya. Saat membaca, Anda terlihat wajahnya. Wajahnya terlihat di mana-mana. Saya tidak tahu mengapa mereka perlu mengalungkan foto pacar mereka, kalau wajahnya terbayang di depan mata setiap waktu. Anda tidak dapat melupakannya. Hati-hati! Tidak ada yang boleh mengambil perhatian kita dari Tuhan. Tidak seorangpun boleh! Pacarpun tidak boleh. “Tuhan! Mataku akan selalu memandang pada-Mu!” Suatu hari nanti, penglihatan akan pacarmu itu akan lenyap, dan Anda akan ditinggalkan dalam kekosongan. Kosong! Penglihatan akan manusia akan lenyap. Namun penglihatan ilahi makin lama makin jelas dan jernih. Jangan biarkan siapapun mengalihkan pandanganmu dari Tuhan, saya mohon! Semenarik apapun orang itu, pandanganmu harus selalu ada pada Tuhan. Sepenuhnya! Seluruhnya! Anda berkata, “Nah, jika demikian halnya, aku tidak akan pernah berkawin sama sekali. Aku tidak akan pernah punya pacar karena aku tidak boleh ada imej yang lain dalam hatiku.” Tidak, tidak, tidak. Bukan itu maksud saya. Alkitabpun tidak pernah berkata seperti itu. Maksud saya meski pun kita perlu memperhatikan banyak hal di dunia ini, pastikan agar perhatikanmu selalu ada pada Tuhan, bukan pada orang lain.
Saya menceritakan kepada seseorang beberapa waktu yang lalu tentang seorang saudara yang hendak melayani Tuhan. Ia menikahi seorang gadis. Ia mengatakan kepada gadis itu bahwa ia mau melayani Tuhan dan ia menyetujuinya pada waktu itu. Sesudah saudara ini lulus dari pelatihan yang ia jalani dan sudah siap untuk melayani Tuhan, istrinya malah berubah pikiran. Saudara ini mengasihi istrinya, tetapi ia juga mengasihi Tuhan. Apa yang harus ia lakukan? Ia tidak tahu harus berbuat apa. Ia menjadi bingung dan terbagi dua. Penglihatannya terbagi dua. Ia memandang istrinya, tetapi ia juga memandang Tuhan. Ia mencintai istrinya, tapi ia mencintai Tuhan juga. Dia terperangkap di tengah-tengah. Apa yang harus ia lakukan? Saudara yang malang ini seperti kapal karam, hancur secara rohani. Nah, apa yang akan saya lakukan? Saya akan mengatakan dengan terus terang. Tidak kira seberapa saya sayang kepada seseorang, kalau ia menjadi penghalang antara saya dengan Tuhan, maka malang bagi dia. Jika seseorang membujuk saya untuk tidak mengikuti Tuhan, maka malang sekali bagi dia. Saya tidak mau persahabatan semacam itu. Jika ada orang yang berusaha mengalihkan perhatian saya dari Tuhan, seberapa menariknya orang tersebut, orang itu harus pergi. Tuhan adalah segalanya bagi saya. Ialah yang mati bagi saya. Tidak ada orang lain yang mengasihi saya seperti Tuhan. Saya tidak akan mau dibohongi dan membiarkan seseorang yang lain mengambil kasih saya dari Tuhan. Namun selama seseorang tidak menghalangi jalan saya dengan Tuhan, saya akan mengasihi orang itu sebagaimana Tuhan ingin saya mengasihi. Saya akan mengasihi orang itu dengan kasih yang tidak pernah diberi oleh orang lain di dunia ini. Namun Tuhan akan selalu menjadi penglihatan dan terang saya.
Kiranya Tuhan berbicara kepada hati kita masing-masing dan memberi kita penglihatan rohani, sehingga mata kita menjadi tunggal, supaya karakter kita menjadi tidak rumit, supaya kita menjadi murah hati terhadap orang-orang yang memerlukan dan kepada gereja secara keseluruhan dan supaya kita dapat sepenuhnya menyerahkan hidup kita kepada Tuhan. Mari kita berdoa!