SC Chuah | TAHUN BARU 2021 |

Kita mulai dengan doa Musa, abdi Allah, di Mazmur 90:12,

Oleh karena itu, ajari kami menghitung hari-hari kami, supaya hati kami datang kepada hikmat.

Permintaan “ajari kami” menunjukkan bahwa “menghitung hari-hari” bukanlah kebiasaan alamiah kita. Kita harus diajari dan kita harus bersusah payah mempelajarinya. Pelajaran inilah yang akan membawa hati kita kepada hikmat. Oleh karena sulitnya pelajaran ini, kita perhatikan bahwa banyak orang berperilaku bodoh dan konyol sampai ke hari tua. Usia tidak menjadikan mereka makin indah dalam karakter, tetapi semakin sulit, semakin rumit, menjadi grouchy old man (orang tua pemarah). 

Oleh karena itu, pada akhir tahun ini, marilah kita belajar menghitung hari-hari kita dengan menghitung tahun-tahun kita. Menurut data The World Bank untuk tahun 2018, angka harapan hidup (life expectancy) seorang pria di Indonesia adalah 69 tahun. Tahun ini saya berusia 52 tahun. Ini berarti menurut perkiraan rata-rata, jika tidak terjadi sesuatu di luar dugaan, masih tersisa hanya 17 hari Natal untuk dirayakan! Mengingat betapa cepatnya hari demi hari dan tahun demi tahun berlalu, 17 tahun bukanlah waktu yang lama. Hal ini mengingatkan kita kepada firman Tuhan di Yakobus, “Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu seperti uap yang muncul sebentar, dan kemudian lenyap.” Mengingat singkatnya hidup ini, orang bijak akan melakukan hanya apa yang “Tuhan kehendaki”. Marilah kita, sebagai pengikut Kristus, mengisi hari-hari kita bukan dengan hal-hal yang membawa penyesalan, tetapi dengan hal-hal yang menyenangkan hati Bapa.


ALLAH MENGABAIKAN MASA-MASA KEBODOHAN

Hari-hari dan tahun-tahun yang sudah berlalu tidak akan kembali lagi. Kalau pun ada dosa, kesalahan dan penyesalan yang terjadi, kita tidak perlu berkutat lama-lama di situ. Penyesalan yang berlebihan itu benar-benar sia-sia, suatu ciri khas orang bodoh. Kita belajar dari kesalahan, meminta pengampunan dan move on. Hanya pada hari ini, kita dapat berbuat sesuatu. Di Kisah Para Rasul, ada ayat indah yang mengatakan bahwa Allah “mengabaikan masa-masa kebodohan” kita (17:30). Jika Allah telah mengabaikan, kita juga tidak perlu mengacuhkannya, asal kita tidak mengulangi kebodohan kita. Bersama Tuhan, kita mengamankan apa yang tersisa.  


YESUS MENJANJIKAN KESUKARAN DAN DAMAI SEJAHTERA 

Kita memasuki tahun 2021 yang sangat tidak menentu secara global. WHO baru kemarin mengatakan bahwa “pandemi ini memang berat”, tetapi pandemi ini bukanlah the big one. Menurut WHO, pandemi ini hanyalah panggilan untuk bangun dan mempersiapkan diri. Dunia harus mempersiapkan diri untuk menghadapi the big one. Para ilmuwan sekarang mengkhawatirkan kemunculan suatu virus yang memiliki tingkat penularan seperti Covid-19, disertai tingkat kematian seperti Ebola. Tingkat kematian virus Ebola bisa mencapai 90%. Menurut para ilmuwan, mengingat konflik antara manusia dan margasatwa yang semakin meluas, kemungkinan timbulnya virus semacam itu hanya tinggal waktu saja. Covid-21?

Namun, Yesus berkata kepada murid-muridnya,

Semuanya itu kukatakan kepadamu supaya kamu menerima damai sejahtera dalam aku. Di dunia ini kamu menderita, tetapi kuatkanlah hatimu. Aku telah mengalahkan dunia ini. VMD

Di dalam dunia, kita akan mengalami kesusahan, penderitaan, kesukaran atau penganiayaan. Ini merupakan janji Yesus yang jarang dibicarakan, apalagi yang diklaim. Orang Kristen yang terkejut dengan kesukaran hidup sebenarnya tidak dapat disebut sebagai pengikut Kristus. Mereka tidak mengerti apa artinya mengikuti Kristus. Yesus tidak hanya menjanjikan damai sejahtera, tetapi damai sejahtera di tengah kesukaran.

“Di dalam aku, kamu beroleh damai sejahtera.” Ilustrasi yang cocok untuk menggambarkan konsep “di dalam aku” ialah kapal selam, atau pesawat luar angkasa. Dasar laut atau luar angkasa merupakan lingkungan yang tidak bersahabat bagi manusia. Tidak ada manusia yang dapat hidup di dasar laut atau luar angkasa. Namun, di dalam kapal selam atau pesawat luar angkasa, terkandung atmosfer dari bumi. Selama kita berada di dalam kapal selam atau pesawat luar angkasa, kita menikmati atmosfer bumi. Demikian pula, “di dalam Kristus” kita menikmati atmosfer surgawi selama kita hidup di dunia. Paulus memakai istilah “di dalam Kristus” (dan variasinya seperti “di dalam dia”) sebanyak 93 kali. Salah satu yang terkenal, “Terpujilah Allah …, yang telah memberkati kita dalam Kristus dengan setiap berkat rohani di tempat surgawi.” “Di dalam Kristus” adalah ranah di mana Allah mengerjakan tujuan dan maksud-Nya di dunia ini. Apakah saudara hidup dalam suasana surgawi dan membawa suasana surgawi di mana pun saudara berada? Adakah damai dalam hati saudara? Atau, saudara terbawa dengan suasana hiruk pikuk di dunia ini?


KEHIDUPAN YANG TAK TERGOYAHKAN DI TENGAH GUNCANGAN

Untuk menghadapi masa dan dunia yang tidak menentu ini, kita harus hidup berdasarkan pada janji Allah, kita harus berpijak pada dasar yang kokoh.

26  Dulu, suara-Nya mengguncang bumi, tetapi sekarang Ia berjanji, “Namun, sekali lagi Aku tidak hanya akan mengguncangkan bumi, tetapi juga surga.”
27  Ungkapan “sekali lagi” menunjukkan tentang pemusnahan hal-hal yang dapat digoyahkan, yaitu semua yang sudah diciptakan, supaya hal-hal yang tidak digoyahkan dapat tinggal tetap.
28  Karena itu, setelah kita menerima kerajaan yang tidak tergoyahkan, marilah kita menunjukkan rasa syukur dengan mempersembahkan ibadah yang layak kepada Allah, yang disertai rasa hormat dan penuh kekaguman,
29  sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan. 

Dulu, suara Allah pernah mengguncang bumi. Allah menjanjikan “sekali lagi” guncangan yang jauh lebih dahsyat lagi. Guncangan kali ini tidak hanya akan mengguncangkan bumi, tetapi juga surga. Kita tidak dapat membayangkan kedahsyatan guncangan ini kecuali melalui beberapa referensi di kitab Wahyu. Tujuan dari guncangan terakhir ini dinyatakan dengan jelas, yaitu untuk menyingkirkan hal-hal yang dapat digoyahkan, supaya hal-hal yang tidak digoyahkan dapat tinggal tetap.

Semua guncangan akan membedakan apa yang tergoyahkan dari yang tak tergoyahkan. Banyak yang akan tergoyahkan, tetapi tidak roboh. Kekuatan guncangan pula akan menentukan berapa banyak yang tersisa. Siapkah saudara menghadapi guncangan yang “sekali lagi” itu?

Bagi orang percaya sejati, guncangan-guncangan kecil yang kita alami sekarang yang membuat kita goyah, merupakan panggilan untuk bangun, peringatan supaya  kita berpijak lebih teguh lagi dalam Kerajaan Allah. Hal yang paling penting bagi kita sekarang ialah belajar menjalani hidup yang tak tergoyahkan di tengah-tengah guncangan yang sedang terjadi.

Apakah saudara yakin untuk 365 hari ke depan, saudara dapat menjalaninya tanpa sehari pun tergoyahkan? Apakah itu mungkin? Apakah untuk 365 hari ke depan, saudara dapat menjalani hidup tanpa sehari pun merasa khawatir? Tidak sehari pun merasa cemas? Tidak gelisah? Saya percaya itu merupakan hal yang mungkin! Yesus di Matius 6 berkata, “Jangan khawatir” sebanyak 5 kali dalam 10 ayat. Jika saudara tidak percaya, terserah! Silakan menjalani hidup yang penuh kekhawatiran itu! Dua kali di Kisah Para Rasul, firman Tuhan di sebut the word of His grace (“firman anugerah-Nya”, 14:3, 20:32). Itu berarti, setiap firman atau perintah-Nya disertai kekuatan untuk kita melakukannya.

Untuk tahun 2021, saya berencana membeli sebuah Buku Harian dan mencatat setiap hari saya merasa khawatir, tentang apa saya khawatirkan, dan apa hasil akhirnya. Setiap hari saya merasa gelisah, cemas, marah, berbuat dosa, berpikiran jahat, negatif, menghakimi orang, dll… semuanya akan saya catat. Ini akan menjadi buku pengakuan yang akan saya catat sejujur-jujurnya. Namun, saya membelinya dengan harapan saya telah membuang-buang duit. Saya harap, oleh anugerah Allah, halaman-halamannya akan kosong, atau paling hanya beberapa halaman saja yang terisi (maklum, masih manusia lemah). Mungkin pada akhir tahun depan, kita bisa membandingkan catatan!


TIDAK TAKUT PADA KABAR BURUK

6  Sebab, ia takkan pernah tergoyahkan, ia akan diingat selama-lamanya.
7  Ia tidak takut pada kabar buruk, hatinya teguh, percaya di dalam YAHWEH. (Mzm 112)

Kemarin hari Natal, kita berbicara tentang Kabar Baik dari Allah. Apakah saudara sudah menerima Kabar Baik itu sehingga saudara tidak takut pada kabar buruk? Kabar Baik dari Allah, jika disatukan (dicampurkan, diadukkan atau diblend) dengan iman dari manusia, akan menghasilkan kehidupan yang takkan pernah tergoyahkan dan teguh. Kuncinya ialah kata “percaya”. Bukan berarti dia tidak pernah mendengar atau mengalami kabar buruk, tetapi hatinya teguh menghadapinya. Ia tidak menghadapinya sendirian, karena Allah telah menjadi Allahnya, Bapa telah menjadi Bapanya.

Melalui ikatan Perjanjian Baru, “Allah dan Bapa Yesus Kristus” menjadi “Allahku dan Bapaku” dan itulah yang mengubah segala-galanya. “Allah” menjadi “Allahku”, dan “Bapa” menjadi “Bapaku”.

Pada awal tahun ini, ketika saya melihat tes cancer marker saya bernilai 4-5 kali di atas batas normal, saya agak shocked. Namun, saya tahu Bapaku tidak terkejut. Dia sudah tahu segalanya dari awal. Bukankah Dia yang mengilhami kitab Wahyu? Jika demikian, apa pun yang akan terjadi pada kita pada tahun 2021, Dia sudah tahu sebelumnya. Kita mungkin mudah dikagetkan, mudah panik, tetapi Dia tidak akan pernah dikagetkan. Dia tidak akan pernah berteriak, “Ya AKU, kanker apa ini? Virus apaan ini?!!” Itulah iman, Bapa sudah tahu dan Dia tahu apa yang terbaik buat kita semua. Kita dapat menghadapi semua “kabar buruk” dengan hati yang teguh.


BAPA AKAN MELATIH KITA MENJADI KUAT

Semua “kabar buruk” yang akan kita dengarkan, yang disebut Alkitab sebagai “ujian, tekanan dan cobaan”, tujuannya supaya kita menjadi kuat. Ujian, tekanan dan cobaan merupakan bagian yang penting dari kehidupan rohani karena Allah menginginkan anak-anak yang kuat, bukan gendut.

Jika saudara makan, makan dan makan saja, saudara tidak akan menjadi orang yang kuat. Saudara hanya akan menjadi gendut. Untuk menjadi kuat, otot-otot saudara harus mengalami tekanan dan beban. Itu sebabnya orang ke gim mengangkat beban. Mereka mengangkat beban sampai otot mereka gemetar. Membaca firman Tuhan, mendengarkan firman Tuhan, mengikuti seminar rohani, membaca buku rohani adalah umpama makan. Semua ini TIDAK AKAN PERNAH menjadikan kita kuat. Orang yang banyak mendengarkan firman Tuhan, tetapi tidak melakukannya, itu umpama orang gendut yang lemah, banyak penyakit rohaninya.

Secara rohani, kita hanya akan menjadi kuat dengan melakukan firman Tuhan, dan menghadapi tantangan hidup dengan iman. Kadang-kadang otot iman kita diregangkan sampai maksimal, sampai gemetaran. Untuk menjalani hidup yang tak tergoyahkan, kita harus memiliki keyakinan ini, bahwa Bapa menginginkan anak-anak yang kuat, bukan gendut. Kita dapat menjatuhkan orang gendut dengan gampang, tetapi tidak mudah kita menjatuhkan orang kuat.

Bagi orang-orang yang tidak mendengarkan firman Tuhan, yang bahkan tidak berminat untuk makan, itu tidak ada yang perlu dibicarakan. Mereka akan selalu lemah dan tidak berdaya. Mereka bahkan tidak memiliki apa-apa untuk diubahkan menjadi kekuatan. 


TIDAK MELAMPAUI KEKUATAN KITA

Berikutnya, untuk menjalani hidup yang tak tergoyahkan, kita harus yakin bahwa tidak ada pencobaan yang akan kita hadapi melampaui kekuatan kita. Paulus berkata di 1 Korintus 10:13,

Tidak ada pencobaan yang pernah menimpamu kecuali pencobaan yang biasa bagi manusia. Dan, Allah adalah setia, Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melebihi kemampuanmu. Akan tetapi, bersama dengan pencobaan itu, Ia juga akan menyediakan jalan keluar supaya kamu dapat menanggungnya.

Semua pencobaan yang kita hadapi merupakan pencobaan biasa-biasa saja. Iblis ingin kita percaya pencobaan yang kita alami itu luar biasa. Iblis ingin pikir kita punya kelainan. Banyak yang menjadi minder, malu dan menutup-nutupi kelemahan mereka justru karena terjebak dengan penipuan Iblis ini. Akan tetapi, justru karena tidak terekspos dan tidak diakui, mereka terikat terus. Dosa merupakan sesuatu yang berkembang dalam kegelapan. Dosa dan pencobaan hanya akan melepaskan cengkeramannya ketika diekspos dan dibawa ke dalam terang.

Allah adalah setia, Ia tidak akan membiarkan kita dicobai melebihi kemampuan kita. Bukankah ini pesan yang sangat menghiburkan? Jika saudara anak-Nya, kita dapat yakin bahwa tidak ada ujian dan pencobaan yang akan melampaui kekuatan kita. Tidak ada ayah di dunia ini yang akan membuat anaknya yang berusia dua tahun mengangkat beban 5 kilo. Anak SD akan diberi ujian SD, anak SMP ujian SMP…  dunia saja tahu, apatah lagi Bapa surgawi kita.


PADA TITIK PALING RENDAH PUN, ALLAH TETAP MENGASIHI KITA

Yang terakhir, marilah kita mengingat bahwa sekalipun kita gagal, sekalipun kita telah mencapai titik paling bawah, sekalipun kita goyah dan jatuh, Allah tetap mengasihi kita. Allah mungkin tidak berkenan, tetapi Ia tetap mengasihi. Kita tahu dari pengalaman hidup bahwa adalah mungkin untuk tetap mengasihi seseorang, sekalipun orang itu tidak menyenangkan kita. Kebanyakan orangtua memahami hal ini. Tentu saja, ini juga merupakan hal yang paling menyakitkan.

Keyakinan inilah yang menyebabkan anak yang hilang, anak yang telah mendurhaka dengan cara yang paling menyakitkan itu, untuk kembali kepada Bapa. Dia tahu dia akan diterima kembali jika dia pulang.

Berkaitan dengan itu, marilah kita menarik pelajaran dari kegagalan Petrus.

31  “Simon, Simon, Iblis telah meminta dengan sangat supaya engkau diserahkan kepadanya untuk ditampinya seperti gandum.
32  Tetapi aku telah berdoa untukmu, memohon supaya imanmu tidak akan gugur sama sekali. Karena itu, bila engkau sudah bertobat dan kembali kepadaku, teguhkan iman saudara-saudaramu.” (Lukas 22, FAYH)

Ditampi Iblis seperti gandum, berarti diguncang habis-habisan dengan cara yang paling kejam. Namun, Iblis tidak akan melakukannya dengan kekerasan, cukup dengan sebuah pernyataan dari seorang pelayan perempuan. Apa sebenarnya sih yang dilakukan Iblis untuk menampi Petrus? Tahukah saudara bahwa seluruh dunia merupakan pion-pion yang dapat dipakai Iblis untuk menjatuhkan kita?

Jangan juga berpikir bahwa Iblis tidak pernah berdoa! “Iblis telah meminta dengan sangat…”. Ia “berdoa” dengan bersungguh-sungguh, lebih bersungguh-sungguh daripada kebanyakan orang Kristen. Iblis tidak mendua hati ketika berdoa, dan anehnya, Allah mengabulkan doanya!

Perhatikan bahwa Yesus tidak berdoa supaya Petrus tidak dicobai. Yesus tidak berdoa agar Petrus tidak jatuh. Yesus tidak berdoa supaya Petrus dilindungi dari guncangan Iblis. Bapa di surga sudah memberikan izin. Yesus berdoa supaya imannya tidak akan gugur. Yesus masih ingin memakai Petrus untuk menguatkan saudara-saudaranya, sekalipun dia tahu Petrus akan jatuh ke titik paling bawah. Mungkin itulah caranya Petrus harus belajar rendah hati. Petrus orangnya terlalu percaya diri. Dia berkata kepada Yesus, “Biarpun mereka semua terguncang imannya karena engkau, aku sekali-kali tidak.”


ALLAH MEMBERIKAN ANUGERAHNYA KEPADA ORANG YANG RENDAH HATI

Ada pepatah mengatakan bahwa mudah untuk Allah memberkati seseorang, yang sulit memastikan orang itu rendah hati. Sering kali Allah harus melakukannya melalui tindakan drastis. Dalam kasus Petrus, Allah mengizinkannya ditampi Iblis seperti gandum. Allah membiarkannya mengalami kegagalan. Demikian pula dengan Paulus, untuk memastikan Paulus tidak meninggikan diri, Tuhan memberinya duri dalam daging dari utusan Iblis! Hal ini menunjukkan bahwa kerendahan hati bukanlah sesuatu yang dapat dicapai dengan mudah, khususnya bagi seseorang yang diberkati Allah.

Tanpa campurtangan dari Allah, melalui tindakan-tindakan drastis yang merendahkan kita, kita semua sudah pasti akan menjadi sombong dan angkuh. Bahaya meninggikan diri merupakan bahaya paling mematikan yang mengancam semua orang yang diberkati Allah. Allah, dalam kasih-Nya bagi kita, sering kali tidak mempunyai jalan lain selain merendahkan kita.

Kitab Suci berkata, “Allah menentang orang yang sombong, tetapi memberikan anugerah kepada orang yang rendah hati.” Allah menentang… apa pun yang terjadi, kita tidak ingin dilawan Allah. Lebih baik ditentang Iblis daripada ditentang Allah. Kalau ada yang sampai ditentang Allah, tamatlah riwayat kita. Orang yang ditentang Allah tidak dapat mengalami kemajuan dalam kehidupan rohani. Dia akan mengalami kekuatan gaib di depan mendorongnya ke belakang sekalipun dia berusaha untuk maju. Hatinya selalu gelisah dan batinnya senantiasa kering. Allah dalam kasih-Nya, tidak akan membiarkannya menjadi makin sombong. Sebaliknya, orang yang rendah hati akan menerima anugerah. Dia akan mengalami kekuatan gaib di belakang mendorongnya maju ke depan.  

Apakah saudara orang yang rendah hati? Apakah saudara cepat mengakui kesalahan saudara? Para suami, apakah saudara pernah meminta maaf pada istri saudara? Para istri, apakah saudara pernah meminta maaf kepada suami saudara? Jika tidak pernah, saya dapat mengatakan dengan yakin sekali bahwa saudara tidak akan pernah mengalami anugerah Allah. Jika ada suami yang tidak pernah meminta maaf kepada istrinya, menurut saya hanya ada dua kemungkinan itu bisa terjadi. Pertama, dia suami sempurna, terlalu perfek, tidak pernah berbuat kesalahan; atau kedua, terlalu sombong untuk meminta maaf. Demikian juga, bagi seorang istri.


MENJADI PENDENGAR DAN PELAKU PERKATAAN YESUS

Sebagai penutup, mari kita baca Matius 7:

24  “Karena itu, semua orang yang mendengar perkataan-perkataanku ini dan melakukannya akan menjadi seperti orang bijaksana yang membangun rumahnya di atas batu.
25  Lalu, turunlah hujan dan datanglah banjir, dan angin bertiup menerpa rumah itu, dan rumah itu tidak roboh karena didirikan di atas batu.
26  Dan, setiap orang yang mendengar perkataanku ini dan tidak melakukannya akan menjadi seperti orang bodoh yang membangun rumahnya di atas pasir.
27  Lalu, turunlah hujan dan datanglah banjir, dan angin bertiup menerpa rumah itu, dan rumah itu roboh, dan sangat besar kerusakannya.”

Turunlah hujan dan datanglah banjir, dan angin bertiup menerpa… Dalam Alkitab bahasa Inggris, kata yang dipakai ialah slam against. Diterpa, dilanda, dipukul,dihantam, tetapi tidak roboh. Kehidupan yang tak tergoyahkan harus dibangun atas dasar yang tak tergoyahkan. Ingat bahwa firman Tuhan bukanlah dasar kehidupan, tetapi melakukan firman Tuhanlah yang menjadi dasar kehidupan. Di Lukas 10:42, Yesus berkata tentang Maria,

Hanya satu hal yang penting. Maria sudah memilih bagian yang lebih baik, dan bagiannya itu takkan pernah diambil darinya.

Hanya satu hal yang penting, yang takkan pernah diambil dari kita. Tentu saja, satu hal itu ada kaitannya dengan mendengarkan Yesus. Marilah kita untuk tahun 2021 ini, bertekad untuk mendengarkan dan melakukan setiap perkataan Yesus dengan serius. Dengan demikian, kita tidak akan tergoyahkan apa pun yang terjadi.

 

Berikan Komentar Anda: